PENDAHULUAN
1
Oleh karena itu produsen pun berlomba menawarkan aneka produknya dengan tampilan yang
menarik dan warna-warni. Jenis pewarna yang sering ditemukan dalam beberapa produk
pangan diantaranya adalah Tartrazine. Tartrazine secara komersial digunakan sebagai zat
aditif makanan, dalam pengobatan dan kosmetika yang sangat menguntungkan karena dapat
dengan mudah dicampurkan untuk mendapatkan warna yang ideal dan juga biaya yang rendah
dibandingkan dengan pewarna alami. Pewarna ini memiliki panjang gelombang maksimum
pada 485 nm. Dalam fase solid, absorbansi pewarna ini adalah 487 nm. Oleh karena itu, maka
akan dijelaskan dalam makalah ini mengenai zat aditif yang digunakan sebagai pewarna
tartrazin dalam produk minuman pada jajanan di kaki lima.
2
BAB II
PENDAHULUAN
3
cukup kecil bila dibandingkan dengan angka prevalensi penderita alergi terhadap udang, yaitu
sebesar 0,6-2,8% (1 dari 50 orang). Gejala alergi tartrazine dapat timbul apabila senyawa ini
terhirup (inhalasi) atau ditelan (ingesti). Reaksi alergi yang timbul berupa sesak napas, pusing,
migrain, depresi, pandangan kabur, dan sulit tidur.
Menurut The American Academic of Pediastrics Committee on Drugs, tartrazin dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, diantaranya adalah tumor pada kelenjar tiroid,
Lymphocytic lymphomas, serta kerusakan kromosom. Penggunaan tartrazin sendiri telah
dihentikan di beberapa negara, yakni Austria, Norwegia, serta Jerman.
4
menambahkan 5 mL Asam asetat 10 %. Selanjutnya masukan dan rendam benang wool ke
dalam sampel, panaskan dan diamkan sampai mendidih (± 10 menit). benang wool diambil,
dicuci dengan air kemudian dibilas dengan aquades. 25 mL amoniak 10 % ke dalam benang
wool yang telah dibilas tersebut. Panaskan benang wool sampai warna pada benang wool
luntur. Benang wool dibuang, larutan diuapkan di atas water bath sampai kering. Residu
ditambah beberapa tetes metanol, untuk ditotolkan pada kertas kromatografi yang siap pakai.
Kemudian, dieluasi dalam bejana. Eluen yang digunakan berupa etilmetilketon : aseton : air
dengan perbandingan 70: 30: 30 sebesar 15 ml. Kertas kromatografi diangkat dan dibiarkan
mengering. Warna yang terjadi diamati.
Tabel 1. Hasil analisis kualitatif zat warna tartrazin dengan kromatografi kertas
5
sampai warna yang tertarik pada benang wool luntur. Warna yang telah ditarik dari benang
wool dan masih larut dalam amoniak kemudian di analisa dengan spektrofotometer UV-
Visibel.
Menunjukan serapan maksimum dari standar zat warna Tartrazin pada kosentrasi 10,
30, 50, 70 dan 90 mg/L didapatkan persamaan regresi Y = 0,03717 X + 0,19443 dengan
panjang gelombang (λ) 427 nm. Hasil analisis kuantitatif dengan menggunakan
spektrofotometer UV/Vis .
6
Gambar 3. Sampel Minuman Ringan Tak Berlabel
Analisis zat warna Tartrazin pada jajanan minuman ringan tak berlabel
menggunakan metoda Spektrofotometri UV/Vis dengan λ427 nm ini bertujuan untuk
menentukan kadar (kosentrasi) zat warna Tartrazin pada sampel jajanan minuman tak
berlabel. Dari tabel 2 terlihat bahwa penggunaan zat warna Tartrazin pada sampel jajanan
minuman ringan tak berlabel ini melebihi batas maksimum yang diserap oleh tubuh yaitu
sekitar 7,5 mg/Kg/day berdasarkan ADI (Acceptable Daily Intake). Hal ini berarti, jika
sampel dikonsumsi secara terus menerus menyebabkan keracunan bagi tubuh, kerusakan
saraf, kelainan sel dan kulit serta kanker usus.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jajanan minuman ringan tak berlabel yang diambil dari beberapa pedagang kaki lima di
daerah banda aceh positif mengandung zat warna Tartrazin dengan kadar yang melebihi batas
yang telah ditetapkan ADI (Acceptable Daily Intake) yaitu sekitar 7,5 mg/Kg/day. Kadar zat
warna Tartrazin pada sampel A, B,C, D dan E berturut – turut antara lain 1,06457 ; 28,1832 ;
40,6126 ; 15,7269 dan 28,936 mg/L. Tartrazine dapat menyebabkan hiperaktivitas anak pada
sekitar 1- 10 dari sepuluh ribu orang, selain itu juga menimbulkan efek samping langsung
seperti urtikaria (ruam kulit), mual, muntah, rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam)
dan anafilaksis sistemik (shock) dan kanker usus.
3.2 Saran
Untuk terhindar dari bahaya tartrazine sebaiknya kita tidak mengkonsumsinya sama sekali.
Dan tartrazine juga dapat diganti dengan pewarna makanan alami, yaitu beta karoten yang
sama-sama dapat memberikan warna kuning. Selain itu, kita sebagai konsumen harus bijak
dengan melihat bahan apakah yang terkandung dalam produk makanan atau minuman yang
kita konsumsi.
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Bhayu Gita Bhernama. 2016. Analisis zat warna tartrazin pada jajanan minuman ringan
tak berlabel yang dijual pedagang kaki lima di Banda Aceh. Prodi Kimia Fakultas Sains
dan Teknologi Uin Ar-raniry Banda Aceh.