Untuk setiap kombinasi bisnis, salah satu dari entitas yang bergabung
diidentifikasikan sebagai pihak pengakuisisi, diantaranya ;
a. Entitas yang mengalihkan kas atau aset atau menimbulkan liabilitas.
b. Menerbitkan ekuitas, “Reverse acqusition” penerbit = diakuisisi.
c. Ukuran relatifnya signifikan lebih besar.
d. Berinisiatif telah ada sebelum kombinasi.
faktor – faktor lain yang menentukan suatu aktivitas merupakan bisnis atau
tidak yaitu :
2. Penggabungan Vertikal
Penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda secara
berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi, misalnya penggabungan
usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi.
3. Konglomerasi
Penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang
tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan
minyak dengan perusahaan komputer.
1. Akuisisi (acquisition)
Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu entitas
usaha lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi miliknya.
Contoh kasus Akuisisi : Semen Padang yang diakuisisi oleh Semen Gresik.
Di dalam hal ini, pihak Semen Gresik melakukan pembelian terhadap sebagian
besar Saham Semen Padang sehingga, Semen Gresik memiliki kekuasaan terhadap
manajemen perusahaan Semen Padang. Tetapi operasi kedua perusahaan masih
bediri sendiri-sendiri.
2. Merger
Penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang
kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau
dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi
dan yang mempunyai status hukum adalah perusahaan yang membelinya. Sifat dari
merger adalah penggabungan antara dua perusahaan yang mana yang satu
mempunyai ukuran yang relatif lebih kecil daripada yang lainya
Contoh kasus Merger : Merger yang dilakukan Oleh Bank Lippo & Bank Niaga.
Perusahaan yang melakukan Merger adalah antara Bank Lippo dengan Bank Niaga
pada tahun 2008. Antara Bank Lippo dan Bank Niaga keduanya bergabung untuk
memperkuat posisinya di kancah persaingan global. Mereka menyetujui untuk
menggabungkan perusahaan dengan kriteria merger. Dari merger kali ini
Perusahaan yang relative lebih kecil ukuranya adalah Bank Lippo sehingga bank
Lippo merelakan untuk diganti saham yang beredar dengan saham Bank Niaga.
Dengan demikian dengan harga tertentu yang telah disepakati kedua Bnak. Tiap
saham Bank Lippo dihargai dengan harga tertentu sehingga mendapatkan nilai yang
cocok untuk dibeli oleh Bank Niaga.. Sehingga saham Bank Lippo berganti nama
dengan Saham Bank Niaga. Setelah kesepakatan keduanya. Kedua Bank ini
menyetujui untuk mengubah nama mereka after merger menjadi Bank CIMB Niaga.
Nah inilah hasil yang diharapkan dari Merger kali ini yaitu Leverage (Pengungkit)
kekuatan kedua Bank untuk menjadi satu dengan kekuatan yang baru serta more
creating value bagi CIMB Niaga.
3. Konsolidasi
Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih
aset-aset dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan akhirnya
entitas yang terpisah tersebut dibubarkan.
Contoh kasus Konsolidasi : yang dilakukan oleh Bank Bumi Daya, Bank Exim,
Bank Dagang Negara, dan Bapindo.
Keempat Bank melakukan konsolidasi dan berubah menjadi Bank Mandiri. Keempat
Bank tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan permasalahan
perusahaanya saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Untuk menghentikan
usahanya yang selama ini mereka bangun pun merupakan hal yang sayang untuk
dilakukan.. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat
melakukan protect terhadap kemungkinan yang terjadi akibat krisis adalah bersatu
padu dengan bank yang lain dengan melakukan kerjama dalam bentuk konsolidasi.
Kerjasama dalam bentuk konsolidasi ini bisa terjadi ketika sekelompok perusahaan
yang mempunyai motif yang sama dalam meraih kehidupan baru bersama di masa
akan datang. Konsolidasi keempat perusahaan ini terbukti berhasil dengan
membuahkan Bank Mandiri yang menjadi salah satu Bank besar di Indonesia yaitu
Bank Mandiri.
4. Afiliasi
Penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh
saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest).
Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih
beroperasi sebagaimana perusahaan lainnya.