MANAJEMEN Kontruksi
MANAJEMEN Kontruksi
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan
dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi.
Pokok yang kedua adalah berkaitan dengan aspek melalui orang lain. Sebagai sebuah
aktivitas, manajemen selalu menyangkut orang-orang lain, yakni bawahan-bawahan;
dan pada usaha untuk mengarahkan atau mengkoordinasi kerja dari orang-orang
tersebut. Meskipun setiap manajer memang memiliki tugas-tugas khusus yang hanya
bisa dilakukan olehnya, peran seorang manajer lebih didasarkan pada kenyataan
bagaimana dia mengkoordinasi dan mengarahkan aktivitas-aktivitas bawahannya.
Dalam arti ini, seorang manajer seharusnya lebih mementingkan pencapaian hasil dari
para bawahannya daripada prestasinya sendiri. Sebab pencapaian hasil bersama itulah
yang menentukan keberhasilan dari organisasi secara keseluruhan.
2. Manajemen sebagai sebuah profesi
c. Bersifat universal. Manajer-manajer yang sudah terlatih baik bisa dengan mudah
dipindahkan dari industri yang satu ke industri yang lain. Meskipun untuk ini ada
catatan, yakni: Untuk jenis pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan teknis tertentu
yang semula tidak dimiliki oleh seorang manajer, sebuah proses transfer belum bisa
dijamin berhasil sebelum ketrampilan teknis tersebut bisa dipelajari lebih
dahulu. Misalnya, seorang bekas jendral angkatan darat sudah pensiun dan diserahi
posisi sebagai presiden direktur sebuah pabrik. Sebelum dia mengambil posisi
tersebut dia berkeliling selama setahun ke fasilitas-fasilitas pabrik itu dan belajar
tentang proses-proses teknis bisnis pabrik tersebut. Setelah itu barulah pengalaman
dan ketrampilan manajerial yang dimilikinya di angkatan darat bisa lebih efektiv.
Manajemen harus berusaha untuk menyediakan pekerjaan yang tetap dengan upah
yang memadai; menjaga kondisi dan keselamatan kerja yang baik; dan rasa aman
secara ekonomis setelah masa pensiun. Kepada pelanggan manajemen harus
menyediakan produk berkualitas dengan harga yang bersaing dan menyediakan
pelayanan perbaikan atau perawatan yang memadai. Kepada masyarakat umum,
manajemen bertanggung jawab untuk selalu menjadi anggota masyarakat yang baik.
Ini berarti ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, menjaga lingkungan
dari pencemaran, dsb.
4. Fungsi – fungsi Manajemen:
a. Perencanaan (Planning)
Ada dua jenis perencanaan: jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan jangka
panjang tentu saja harus bertitik tolak dari tujuan jangka panjang dari perusahaan
yang bersangkutan dan langkah-langkah yang harus diambil. Misalnya, untuk
mendapatkan posisi di pasar tertentu barangkali perlu memperkenalkan satu produk
tertentu tahun ini, dan produk yang lain tahun depan, dan membangun pabrik baru di
tahun ketiga, dst. Dalam perencanaan jangka pendek, manajer itu harus
menterjemahkan secara tepat langkah-langkah yang perlu diambil untuk
mengembangkan dan memperkenalkan produk baru tersebut. Untuk perencaaan
jangka lebih pendek lagi, dia harus mulai memesan material tertentu dan
mempersiapkan pekerja. Semakin pendek jangka perencanaan, semakin harus spesifik
perencanaan tersebut.
b. Mengorganisasi (Organizing)
Fungsi ini berkaitan dengan usaha untuk menetapkan jenis-jenis kegiatan yang
dituntut untuk mencapai suatu tujuan tertentu, mengelompokkan kegiatan-kegiatan
tersebut berdasarkan jenisnya supaya lebih mudah ditangani oleh bawahan. Fungsi ini
mengandaikan bahwa seorang manajer bisa mendelegasikan otoritasnya kepada
bawahannya dan bawahannya bisa memahami tanggung jawabnya masing-masing.
Struktur organisasi bisa bermacam-macam dan tidak boleh dilihat sebagai tujuan pada
dirinya sendiri. Struktur organisasi barulah efektiv kalau bisa mempermudah
perusahaan mencapai tujuan utamanya, bukan hanya karena terlihat “teratur” dan
“manis”.
d. Mengarahkan (Directing)
Fungsi ini biasa juga disebut supervisi. Ini menyangkut pembinaan motivasi dan
pemberian bimbingan kepada bawahan untuk mencapai tujuan utama. Secara umum
bisa dikatakan bahwa pekerja-pekerja akan berprestasi lebih baik pada pekerjaan di
mana mereka persis tahu apa yang diharapkan dari mereka. Lebih jauh lagi, para
pekerja tersebut akan lebih menghargai pekerjaannya kalau mereka bisa melihat
bagaimana kaitan perkerjaan mereka dengan gambar keseluruhan dari organisasi.
Mengerjakan sesuatu hanya karena atasan menyuruh demikian biasanya tidak bisa
menghasilkan secara maksimal.
Salah satu aspek penting dari fungsi ini adalah fungsi koordinasi, yang berarti
penciptaan suatu harmoni dari individu-individu yang berkerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama. Kemampuan komunikasi menjadi kunci keberhasilan
fungsi ini.
e. Mengontrol (Controlling)
Fungsi ini dijalankan untuk menjamin bahwa perencaan bisa diwujudkan secara
pasti. Ada banyak alat-alat analisa untuk suatu proses kontrol yang efektiv. Proses
kontrol pada dasarnya selalu memuat unsur: perencanaan yang diterapkan, analisa
atas deviasi atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, dan menentukan
langkah-langkah yang perlu untuk mengoreksi.
B. MANAJEMEN KONSTRUKSI
Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan
tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga
pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam
bentunk bangunan atau infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup
pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga
tidak jarang melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, teknik mesin, elektro dan
sebagainya.
Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi
kendala terbatasnya waktupelaksanaan
Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan dengan
opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baikuntuk menganalisis
performa dilapangan
Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan,
namun dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek
tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap - tahap proyek sebagai
berikut
Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek
selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap disain.
Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik
dan berfungsi sebagai koordinator "penghubung" (interface) antara perancangan dan
pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai
dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total
serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan
beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.
Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor.
Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik-
kepentingan" karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh
konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada
sistim ini Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi
berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.
Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil
pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi
bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat
Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi
kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).
Semua proyek konsruksi biasanya dimulai dari gagasan atau rencana dan dibangun
berdasarkan kebutuhan (need). Pihak yang terlibat adalah pemilik.
Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi :
a. Menentukan tujuan.
Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan yang akan dilakukan.
b. Menentukan sasaran.
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan yang lelah ditetapkan
sebelumnya.
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian terhadap posisi dan situasi awal
terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
d. Memilih alternatif.
Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran. Karenanya
memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu kegiatan yang hendak dilakukan memerlukan kejelian dan
pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak merugikan kelak.
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah memperhatikan
berbagai batasan.
Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang dilakukan sesuai urutannya. Dari proses
tersebut perencanaan disusun dan selanjutnya dilakukan penjadwalan.
Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi
yang diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan :
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan
sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik.
Kegiatan yang dilaksanakan :
a. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih mendetail sesuai
dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat Gambar rencana, spesifikasi,
rencana anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan, dan sebagainya. Kegiatan yang
dilaksanakan :
d. Mempersiapkan:
v Rancangan terinci, Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal, serta daftar kuantitas
Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan rekayasa
nilai dan atau konsultan quantitiy surveyor.
Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan
proyek konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya Kegiatan yang
dilaksanakan :
a. Prakulaifikasi
b. Dokumen Kontrak
Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor), konsultan
MK.
v Organisasi lapangan
v Tenaga kerja
b. Kegiatan Koordinasi
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK, kontraktor,
Sub Kontraktor, suplier dan instansi terkait.
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai
dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.
Kegiatan yang dilakukan adalah :