Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN MIGAS

o Pengertian Cashflow
Cashflow adalah aliran uang yang keluar-masuk (Cash-in dan Cash-out) proyek. Net
cash flow adalah jumlah uang yang masuk dikurangi uang keluar, net cash flow yang negatif
artinya defisit (cash-out lebih besar dari cash-in).

KOMPONEN CASH FLOW


1. Pendapatan Kotor (Gross Revenue)
Gross revenue merupakan jumlah uang yang diperoleh dari hasil penjualan minyak
yang diproduksikan. Bila P menyatakan harga minyak per barrel dan G adalah jumlah minyak
yang diproduksikan, maka Gross Revenue (GR):
GR = G x P
2. Operating Cost
Operating cost dapat didefinisikan sebagai biaya operasi harian dan biaya perawatan
yang dikeluarkan untuk memproduksi dan menjaga kelangsungan operasinya.
Operating cost untuk tiap satuan volume hidrokarbon yang dihasilkan merupakan hasil
pembagian dari biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi, terhadap jumlah
hidrokarbon yang dihasilkan.
3. Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai suatu pemanfaatan sumber daya. Investasi merupakan
suatu pengeluaran yang akan meningkatkan aktiva bagi perusahaan. Dengan kata lain dalam
setiap investasi diharapkan akan memberikan suatu pengembalian tertentu.
Investasi ini biasanya dibedakan menjadi investasi kapital dan investasi non kapital.
Capital cost adalah nilai uang (biaya) dari suatu modal yang berwujud (tangible),
meliputi bangunan-bangunan, peralatan pemboran produksi, mesin-mesin, fasilitas produksi,
konstruksi dan alat transportasi yang mengalami depresiasi nilai karena waktu pemakaian.
Non capital cost merupakan biaya yang terjadi pada operasi selama tahun berjalan yang
terdiri dari biaya operasi tahun berjalan, termasuk didalamnya adalah biaya untuk
memperoleh hak pengelolaan operasi perminyakan, biaya pekerja, material, survey seismic
dan intangible cost (biaya tak berwujud).
Pembedaan capital cost dan non capital cost sangat penting, karena capital cost tidak
dibebankan segera oleh kontraktor tapi melalui depresiasi, sedangkan non capital cost dapat
langsung dibebankan pada hasil produksi minyak pada tahun dimana biaya dikeluarkan.
4. Pajak/Tax
Pajak adalah biaya yang dikeluarkan kepada instansi pemerintah. Pajak (Tax) hanya
dipungut pemerintah apabila recovery dari biaya melebihi revenue. Besarnya ditentukan
pemerintah.
5. Abandont Cost
Abandont cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengembalikan keadaan
lingkungan seperti semula jika umur suatu lapangan telah habis atau suatu lapangan sudah
tidak berproduksi lagi. Bentuk dari pengeluaran ini misalnya untuk keperluan reklamasi
setelah suatu lapangan habis masa produksinya.
6. Sunk Cost
Sunk cost adalah biaya yang sudah tertanam atau dikeluarkan yang menyangkut proyek,
sebelum keputusan untuk menjalankan proyek itu diambil. Misalnya, dalam membuat proyek
baru atas suatu proyek yang sudah lama terbengkalai, maka biaya-biaya yang pernah
dikeluarkan untuk proyek lama itu dinamakan sunk cost.

Indikator Ekonomi atau Syarat kelayakan proyek migas sbb :


1. NPV (Net Present Value) besar dari nol atau positif yaitu jumlah keuntungan bersih
yang dinilai pada waktu sekarang yang dihitung berdasarkan suku bunga (interest rate)
tertentu. NPV positif untung, negatif rugi, sementara nol disebut keadaan pulang pokok.
Atau keuntungan bersih suatu proyek yang diukur pada waktu sekarang.
2. IRR (Internal rate of return) didefinisikan sebagai harga bunga yang menyebabkan
harga semua cash inflow sama dengan cash outflow bila cash flow didiskon untuk suatu
waktu tertentu. Dengan kata lain ROR juga didefinisikan tingkat suku bunga yang
menyebabkan nilai NPV = 0. Proyek dikatakan layak bila ROR lebih besar dari
MARR (Minimum Atractive Rate of Return) atau bunga bank yang ditetapkan oleh
investor.
3. POT (Pay Out Time) yaitu waktu yang diperlukan agar kumulatif pendapatan sama
dengan kumulatif biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain POT merupakan besaran
yang menunjukkan seberapa cepat suatu dana investasi kembali. Artinya semakin kecil
POT semakin layak proyek tersebut.
4. B/C (Benefit to Cost) yaitu manfaat tiap dollar yang ditanamkan. Harus besar dari 1
o MARR merupakan singkatan dari “Minimum Attractive Rate Rerturn” yaitu tingkat
pengembalian minimum yang diinginkan. MARR tergantung pada lingkungan, jenis
kegiatan, tujuan dan kebijaksanaan organisasi, dan tingkat resiko dari masing-masing
proyek. MARR biasanya ditentukan oleh kebijakan manajemen

o Depresiasi : depresiasi yaitu pengurangan nilai dari barang kapital atau tangible sebagai
akibat adanya faktor kerusakan atau penurunan nilai guna, seiring dengan waktu
pemakaian. Beberapa metode depresiasi yang biasa digunakan adalah :
1. Straight line
𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
Depresiasi = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖

2. Declining Balance
1
Depresiasi = 𝑇 (𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 − 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 i-1)

i = waktu perhitungan
T = Lama waktu depresiasi
3. Double Declining Balance
2
Depresiasi = 𝑇 (𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 − 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 i-1)

o FTP (First Trench Petroleum) adalah sebahagian dari minyak yang diproduksi, yang
dibagi antar pemerintah dan kontraktor sebelum dikurangi cost recovery.

o DMO (Domestic Market Obligation) merupakan kewajiban kontraktor untuk


menyerahkan sebagian minyak yang telah dihasilkan kepada pemerintah untuk
memenuhi BBM dalam negeri. Jumlahnya biasanya maksimal 25% dari minyak yang
dihasilkan kontraktor pada tahun tersebut. Sedangkan perolehan kontraktor atas minyak
yang dijual kpd pemerintah sesuai harga domestik disebut fee DMO (imbalan).

o Equity to be Split
Merupakan sisa keuntungan yang akan dibagi setelah dipotong biaya dan FTP (First
Trenche Petroleum) kepada kontraktor dan Pertamina sesuai dengan split yang telah
ditentukan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Equity = ( Gross Rev – FTP) – Total Rec


Jumlah yang akan dibagi tergantung dari jumlah produksi dan cost recovery-nya.
o Recoverable Cost
Recoverable cost merupakan jumlah dari cost recovery (CR) dengan investment credit
(IC). Besarnya recoverable ini langsung diambil dari gross revenue sebelum displit.
RC = CR + IC

o Cost Recovery
Cost recovery adalah jumlah dari non-capital (NC), depresiaisi capital (D), operating
cost (OC) dan unrecovery cost (UC) tahun sebelumnya.
CR = NC + D + OC+ UC
Cost recovery adalah pengeluaran kontraktor yang dikembalikan kepada kontraktor
apabila wilayah kerja telah dinyatakan komersial. Apabila tidak komersial cost recovery
ini menjadi tanggungan dan resiko kontraktor.

A. Government Share
Government Share merupakan bagian dari equity to be split yang menjadi milik
pemerintah atau bagian untuk pemerintah setelah dikurangi pendapatan dikurangi investment
credit, FTP dan cost recovery.
GS = Equity to be Split – Contractor Share
B. Contractor Share
Contractor Share merupakan bagian untuk kontraktor setelah dikurangi investment
credit, FTP dan Cost Recovery atau merupakan bagian dari equity to be split yang menjadi
milik kontraktor.
CS = Gas Split x Equity to be split
C. Government Take
Government take adalah bagian yang diterima oleh pemerintah setelah dikurangi bagian
kontraktor ditambah dengan hasil penarikan pajak atas pendapatan kontraktor.
GR =GxP
Keterangan :
GR = Gross Revenue, US$
G = Jumlah yang Diproduksikan, bbl
P = Harga, US$ /bbl
D. Contractor Take
Pertamina take merupakan bagian yang dimiliki kontraktor setelah dipotong pajak
untuk pemerintah.

Kontrak Konsesi
 Hak pengelolaan migas ada ditangan pemegang konsesi.
 Pemegang konsesi mempunyai kewajiban membayar royalty, pajak pendapatan
dan pajak lainnya.
 Pemerintah tidak ikut campur tangan dalam pengelolaan bahan tambang.
 Audit pemerintah dilakukan sesudah pekerjaan dilaksanakan (post audit)

Kontrak Jasa
Pada kontrak jasa, operator mendapatkan balas jasa (investasi yang dkeluarkan) berupa
persentase dari investasi yang telah dikeluarkannya.

KontrakProduction Sharing (PSC)


 Hak pengelolaan migas ada ditangan pemerintah, walaupun pengusahaannya ada
ditangan kontraktor.
 Dalam mengelola lapangannya kontraktor harus membuat dan mengajukan POD
(Plan of Development) untuk persetujuan mengeluarkan dana kepada pemerintah
(SKK MIGAS).
 Audit pemerintah dilakukan sebelum, pada saat dan sesudah pekerjaan
dilaksanakan (pre, current and post audit).
 Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract) di Indonesia
 Pelaksanaan Kontrak Production Sharing antara Pemerintah dengan Kontraktor
adalah sebagai tindak lanjut dari Pasal 12 UU No. 8 Tahun1971.

Jenis-jenis Kontrak Bagi Hasil di Indonesia Terbagi 3 :


A. Produstion Sharing Contract (PSC)
Pelaksanaan PSC antara Pemerintah dengan Kontraktor adalah sebagai tidak lanjut dari
Pasal 12 Undang-Undang No. 8 tahun 1971.
Kontraktor PSC mengadakan negosiasi mengenai suatu Wilayah Kuasa Pertambangan
yang ditawarkan pemerintah, setelah negosiasi menjadi kesepakatan, maka Rancangan
Kontrak disampaikan pemerintah, kemudian ditandangani oleh Menteri Pertambangan
dan Energi selaku wakil Pemerintah.
B. Technical Assintance Contract (TAC)
TAC (Technical Assintance Contract) adalah sistem perhitungan bagi hasil yang
dilakukan antara pemerintah dengan kontraktor di lapangan yang sebelumnya dikelola
Pertamina. Di sini dipisahkan antara non shareable oil yaitu produksi (kesepakatan)
apabila tidak terdapat investasi dan shareable oil (yang dibagi) yaitu produksi akibat
investasi kontraktor.
C. Joint Operating Body (JOB)
JOB adalah bentuk PSC yang diberlakukan pada daerah yang telah dieksplorasi dimana
pemerintah memegang maksimum 50% participating interest. Pada participating
interest dari kontraktor diberlakukan PSC. Kontraktor menanggung biaya dan
dikembalikan dengan 50% uplift oleh Pertamina.

Anda mungkin juga menyukai