Anda di halaman 1dari 2

Saat ini kota-kota di dunia telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan yang sangat

pesat. Dalam proses perkembangan tersebut, bangunan, kawasan maupun objek budaya yang perlu
dilestarikan menjadi rawan untuk hilang dan hancur, dan dengan sendirinya akan digantikan
dengan bangunan, kawasan ataupun objek lainnya yang lebih bersifat ekonomis-komersial. Gejala
penurunan kualitas fisik tersebut, dengan dapat mudah diamati pada kawasan kota bersejarah,
karena sebagian dari perjalanan sejarah kawasan kota tersebut pada umumnya berada dalam
tekanan pembangunan. Maka dari itu pemerintah perlu melakukan konservasi terhadap bangunan
maupun kawasan bersejarah tersebut untuk menjaga kelestarian alam dan budayanya.

Di dalam menangani masalah konservasi bangunan maupun kawasan,masih banyak yang belum
memperhatikan beberapa faktor yang saling terkait dengan masalah konservasi. Di antaranya
adalah,teori konservasi, peraturan pemerintah daerah, peraturan perundang-undangan tentang
cagar budaya, dan pembelajaran dari beberapa kasus yang terdapat di negara lain.Hal itu perlu
dipahami oleh semua pihak sebagai dasar dalam pelaksanaan konservasi.Terutama digunakan
untuk melihat kondisi bangunan dan kawasan bersejarah pada saati ni. Dengan demikian, tujuan
konservasitidak semata untuk meningkatkan mutu kawasan kota secara fisik saja, tetapi juga untuk
menjaga stabilitas perkembangan kawasan atau bangunan itu sendiri.

Menurut Adishakti (2007) Definisi dari konservasi secara umum diartikan pelestarian namun
demikian dalam khasanah para pakar konservasi ternyata memiliki serangkaian pengertian yang
berbeda-beda implikasinya. Istilah konservasi yang biasa digunakan para arsitek mengacu pada
Piagam dari International Council of Monuments and Site (ICOMOS) tahun 1981 yang dikenal
dengan Burra Charter, dimana Burra Charter menyebutkan “konservasi adalah konsep proses
pengelolaan suatu tempat atau ruang atau obyek agar makna kultural yang terkandung didalamnya
terpelihara dengan baik.” Pengertian ini sebenarnya perlu diperluas lebih spesifik yaitu
pemeliharaan morfologi (bentuk fisik) dan fungsinya. Kegiatan konservasi meliputi seluruh
kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan
untuk pemanfaatan lebih lanjut. Bila dikaitkan dengan kawasan maka konservasi kawasan atau sub
bagian kota mencakup suatu upaya pencegahan adanya aktivitas perubahan sosial atau
pemanfaatan yang tidak sesuai dan bukan secara fisik saja.

Pembangunan Ekonomi yang menitik beratkan pada pertumbuhan sering bertentangan dengan
prinsip pelestarian lingkungan,sehingga sering dikatakan antara pembangunan ekonomi dan
lingkungan terkesan kontradiktif. Namun sebenarnya tidaklah demikian, karena dua kepentingan
ini bisa saling diintegrasikan dalam pembangunan berwawasan lingkungan (sustainable
development), sehingga kepentingan ekonomi dan lingkungan dapat tercapai.

Sumberdaya alam sendiri terdiri dari sumberdaya alam yang terbaharui (renewable resources) dan
sumberdaya alam yang tak terbaharui(unrenewable resources). Kedua karakteristik sumberdaya
alam ini memiliki sifat dan system pengelolaan yang berbeda pula.Oleh sebab itu berbagai upaya
harus dilakukan semua pihak yang terkait dan berkepentingan dengan pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan hidup, agar seluruh potensi SDA ini dapat dimanfaatkan secara optimal.

Bagi ekonomi pembangunan berkelanjutan berarti memasukkan lingkungan kedalam system


system ekonomi. Dalam hal ini lingkungan dipandang sebagai aset utama yang menyediakan
kebutuhan umat manusia. Lingkungan menyediakan system pendukung kehidupan untuk
mempertahankan keberadaan umat manusia. Usaha untuk mengatasi proses penurunan kualitas
dari asset lingkungan bukan hanya kepentingan konservasi dan pelestarian lingkungan tetapi untuk
kepentingan aktivitas ekonomi jangka panjang guna memenuhi kebutuhan umat manusia baik
generasi sekarang maupun yang akan datang (inter generation).

Atas dasar permasahan – permasalahan diatas maka perlu difahaminya konsep – konsep konservasi
perkotaan dan aspek ekonomi dalam konservasi lingkungan agar tidak terjadinya kesalahan dalam
melakukan konservasi perkotaan dan dampaknya terhadap ekonomi maupun lingkungan.

Daftar Pustaka
Akhmad Fauzi,2004. Ekonomi Sumber daya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi, Penerbit
Grmaedia Pustaka Utama, Jakarta

Adishakti. 2007. Piagam International Council of Monuments And Site. France: ICOMOS.

Antariksa,2005. Permasalahan Konservasi Dalam Arsitektur dan Perkotaan. Jurnal Sains dan
Teknologi EMAS, 15, 64 – 478.

Anda mungkin juga menyukai