Anda di halaman 1dari 20

HAK ASASI MANUSIA INDONESIA

(Dosen Pengampu Mata Kuliah: Dr. I Wayan Kertih, M.Pd)

OLEH:
KELOMPOK 4
SEMESTER II

I Ketut Dedi Agung Susanto Putra (1729041017)


Ketut Eli Mariadeni (1792041020)
Indi Syifa Maulidati (1792041021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena


berkatrahmatNya makalah “Hak Asasi Manusia Indonesia” ini dapat diselesaikan
sesuai dengan rencana.

Tujuan dibuat makalah ini, untuk meningkatkan pengetahuan tentang


layanan bimbingan di sekolah. Karena dengan makalah ini dapat mengetahui apa
saja definisi dan isi yang ada di makalah ini.

Disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Singaraja, 8 April 2018

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 3
1.4 Manfaat .................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian HAM ..................................................................................... 5
2.2 Kedudukan dan Permasalahan Bimbingan Di Sekolah Dasar ................. 6
2.3 Metode Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah Dasar .... 7
2.4 Model Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah Dasar ...... 10
2.5 Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah Dasar....... 12
2.6 Implementasi Pembelajaran Hak Asasi Manusia Indonesia Di Sekolah Dasar
................................................................................................................... 13

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan .................................................................................................. 16
3.2 Saran ......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hak Asasi Manusia (HAM) mempunyai arti penting bagi kehidupan
manusia, terutama dalam hubungan antara negara (penguasa) dan warganegara
(rakyat), dan dalam hubungan antara sesama warganegara. HAM yang berisi hak-
hak dasar manusia memuat standar normatif untuk mengatur hubungan penguasa
dengan rakyatnya dan hubungan rakyat dengan sesama rakyat. Oleh karena itu,
penegakkan HAM mempunyai makna penting untuk memberikan perlindungan
terhadap hak-hak rakyat dari kesewenang-wenangan penguasa. Ada dua makna
yang terkandung dalam HAM; pertama, HAM merupakan hak alamiah yang
melekat dalam diri setiap manusia sejak ia dilahirkan ke dunia. Kedua, HAM
merupakan instrumen untuk menjaga harkat dan martabat manusia sesuai dengan
kodrat kemanusiaannya yang luhur, Chamim dkk 2006 (dalam widyastuti 2013).
Secara sederhana, hak asasi manusia dapat diartikan sebagai hak dasar (asasi)
yang dimiliki dan melekat pada manusia karena kedudukannya sebagai manusia,
tanpa adanya hak tersebut manusia akan kehilangan harkat dan martabatnya
sebagai manusia. Hak asasi adalah hak dasar atau pokok manusia yang dibawa
sejak lahir sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa, bukan pemberian manusia
atau penguasa. Hak ini sifatnya sangat mendasar bagi hidup dan kehidupan
manusia, serta bersifat kodrati, yakni tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan
manusia sebagai penyandang dari hak tersebut. UUD 1945 sebagai konstitusi
negara Indonesia setidaknya memuat lima pasal yang secara langsung menyatakan
perlunya perlindungan bagi HAM, yakni:
1. Hak kesamaan kedudukan di depan hukum dan pemerintahan.
2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
3. Hak mengeluarkan pendapat, berkumpul, dan berserikat.
4. Hak untuk memeluk agama.
5. Hak untuk mendapatkan pendidikan (Chamim dkk, 2006:177-178).
HAM mengalami perubahan yang signifikan pada amandemen kedua
UUD 1945. Terutama pada pasal 28. Pasal 28 yang semula hanya mengatur
1
tentang kemerdekaan berpendapat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran baik
dengan lisan maupun tulisan, diubah dan dirinci menjadi pasal 28A sampai
dengan pasal 28J. Secara lebih rinci mengenai pengakuan dan jaminan HAM
dalam UUD 1945 tersebut dielaborasi dalam Undang-undang No. 39 Tahun 1999
tentang HAM. Sebagai upaya untuk menegakkan HAM dalam UU No. 39 Tahun
1999 tersebut, kemudian dikeluarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM. Undang-undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
secara tegas menyatakan sebagai undang-undang yang mendasari adanya
pengadilan HAM di Indonesia yang berwenang untuk mengadili para pelaku
pelanggaran HAM berat. Undang-undang ini juga mengatur tentang adanya
pengadilan HAM ad hoc yang berwenang mengadili pelanggaran HAM berat
yang terjadi di masa lalu. Pengakuan terhadap hak asasi yang dimiliki setiap orang
sangat penting. Pengakuan bahwa adanya hak asasi pada seseorang berarti
mengakui adanya kewajiban yang harus dilakukan terhadap orang lain atau semua
orang. Pengakuan bahwa HAM merupakan hak semua orang berarti mengakui
adanya kewajiban asasi semua orang untuk menghormati hak asasi yang dimiliki
oleh orang lain. Ini sejalan dengan Nurma (dalam widyastuti 2013 ) yang
menyatakan bahwa hak asasi setiap individu dibatasi oleh hak asasi individu yang
lain dan setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang,
kelompok atau suatu instansi akan diadili dalam peradilan HAM. Melalui
pendidikan HAM, setiap warganegara dapat mengetahui hak apa saja yang ia
miliki begitu pula dengan kewajiban yang harus ia jalankan.
Untuk itu sudah seharusnya pemerintah mencanangkan sistem pendidikan
berbasis HAM untuk semua jenjang pendidikan. Melalui pendidikan HAM
diharapkan agar HAM menjadi bagian yang terintegrasi dari kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia. Pendidikan berbasis HAM sudah seharusnya dimasukkan
ke dalam kurikulum pelajaran untuk dapat diintegrasikan pada setiap mata
pelajaran yang relevan. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai
peran yang sangat penting. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
diharapkan akan mampu membentuk siswa yang ideal memiliki mental yang kuat,
sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan dihadapi serta dapat menjadi
warganegara yang baik. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan
2
muatan materi yang terkandung dalam kurikulumnya diharapkan mampu
memberikan Pendidikan Kewarganegaraan memuat aspek-aspek yang dapat
memberikan pedoman terhadap siswa, supaya memiliki rasa taat dan patuh
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan diharapkan mampu memberikan penanaman akan pentingnya
penegakkan HAM. Untuk itu pada makalah ini akan dibahas mengenai “Hak
Asasi Manusia Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian HAM?
2) Bagaimana sejarah HAM di Indonesia?
3) Apa saja metode pembelajaran yang diusulkan dalam proses pembelajaran
di Sekolah Dasar?
4) Model pembelajaran apa yang diusulkan dalam proses pembelajaran di
Sekolah Dasar?
5) Media pembelajaran apa saja yang diusulkan dalam proses pembelajaran
di Sekolah Dasar?
6) Bagaimana implementasi pembelajaran Hak Asasi Manusia Indonesia di
Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian HAM.
2) Untuk mengetahui sejarah HAM di Indonesia.
3) Untuk mengetahui metode pembelajaran yang diusulkan dalam proses
pembelajaran di Sekolah Dasar.
4) Untuk mengetahui model pembelajaran yang diusulkan dalam proses
pembelajaran di Sekolah Dasar.
5) Untuk mengetahui media pembelajaran yang diusulkan dalam proses
pembelajaran di Sekolah Dasar.
6) Untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran Hak Asasi
Manusia Indonesia di Sekolah Dasar.

3
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat dipetik dari makalah ini, yaitu:
1) Bagi dunia pendidikan, nantinya makalah ini dapat menjadi salah satu
literatur yang dapat memperkaya pengetahuan tentang Pengertian, Sejarah,
dan Implementasi HAM Indonesia Di Sekolah Dasar.
2) Bagi masyarakat luas dapat memberikan gambaran tentang Pengertian,
Sejarah, dan Implementasi HAM Indonesia Di Sekolah Dasar yang
dibahas pada makalah ini. Sehingga tidak hanya pendidik dan peserta didik
yang memiliki pengetahuan tentang Pengertian, Sejarah, dan Implementasi
HAM Indonesia Di Sekolah Dasar, namun juga semua kalangan yang
membaca makalah ini sedikitnya mengerti tentang materi yang dibahas.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian HAM


Berikut ini dipaparkan berbagai pendapat tentang HAM. Dari beberapa
pendapat ini walaupun ada perbedaan namun pada dasarnya mempunyai prinsip-
prinsip yang sama (dalam Rahayu).
1. Mariam Budiardjo
HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia yang telah diperoleh dan
dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan kehadirannya dalam hidup
masyarakat. Hak ini ada pada manusia tanpa membedakan bangsa, ras,
agama, golongan, jenis kelamin, karena itu bersifat asasi dan universal.
Dasar dari semua hak asasi adalah bahwa semua orang harus memperoleh
kesempatan berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya. (Mariam
Budiardjo, 1982, 120).
2. Thomas Jefferson
HAM pada dasarnya adalah kebebasan manusia yang tidak diberikan oleh
Negara. Kebebasan ini berasal dari Tuhan yang melekat pada eksistensi
manusia individu. Pemerintah diciptakan untuk melindungi pelaksanaaan
hak asasi manusia. (Majalah What is Democracy, 8).
3. Universal Declaration of Human Right
Dalam pembukuan dari deklarasi ini dinyatakan bahwa HAM adalah hak
kodrati yang diperoleh oleh setiap manusia berkat pemberian Tuhan Seru
Sekalian Alam, sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari hakekat manusia.
Oleh karena itu setiap manusia berhak memperoleh kehidupan yang layak,
kebebasan, keselamatan dan kebahagiaan pribadi. (Majalah What is
Democracy, 20).
4. Filsuf-filsuf jaman Auflarung abad 17 – 18
HAM adalah hak-hak alamiah karunia Tuhan yang dimiliki oleh semua
manusia dan tidak dapat dicabut baik oleh masyarakat maupun oleh
pemerintah.

5
5. Ketetapan MPR-RI Nomor XVII/MPR/1998
Hak asasi adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya
kodrati, universal dan abadi sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan,
perkembangan manusia dan masyarakat yang tidak boleh diganggu gugat
dan diabaikan oleh siapapun.
Dapat disimpulkan HAM adalah hak dasar yang melekat dan dimiliki
setiap manusia sebagi anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kesadaran akan hak asasi
manusia didasaarkan pada pengakuan bahwa semua manusia sebagai makhluk
tuhan memilki drajat dan martabat yang sama,maka setiap manusia memiliki hak
dasar yang disebut hak asai manusia.jadi kesadaran akan adanya hak asai manusia
tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa mereka adalah sama dan sederajat.

2.2 Sejarah HAM di Indonesia


Dari Indonesia tidak ada tokoh-tokoh yang diakui secara internasional sebagai
pelopor HAM. Namun bukan berarti di Indonesia tidak ada perjuangan untuk
menegakkan HAM. Perjuaangan menegakkan HAM dimulai sejak adanya penjajahan
di Indonesia. Perjuangan ini tidak semata-mata hanya perlawanan mengusir penjajah,
namun lebih jauh dari itu pada dasarnya juga merupakan perjuangan untuk
menegakkan HAM.
Indonesia mengalami penjajahan berabad-abad. Pada masa itu banyak sekali
pelanggaran HAM seperti penculikan, kerja paksa, pembantaian, penyiksaan,
pemindasan, kesewang-wenangan yang merupakan fenomena umum yang terjadi.
Tidak ada kebebasan, keadilan, perasaan, rasa aman, yang terjadi adalah ekploitasi
besar-besaran terhadap manusia dan kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan
penjajah.
Pada masa penjajahan Belanda masyarakat Indonesia dibedakan menjadi
tiga strata sosial. Pembedaan kela-kelas dalam masyarakat ini mempunyai
implikasi yang luas. Ada diskriminasi di segala bidang kehidupan ekonomi,
politik, soaial, pendidikan dan hukum. Ketiga strata sosial itu adalah: masyarakat
Eropa sebagai kelas pertama, masyarakat Timut Asing (China, India Arab)
sebagai kelas dua dan masyarakat Irlander sebagai masyyarakat kelas tiga.
Perlakuan manusia yang didasarkan pada diskriminasi inilah yang bertentangan
6
dengan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan yang sederajat.
Kondisi semacam ini mendorong tokoh-tokoh pejuang untuk mengangkat senjata.
Tonggak-tonggak sejarah perjuangan HAM adalah sebagai berikut (dalam
Rahayu) :
1. Kebangkitan Nasional (20 Mei 1908)
2. Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928)
3. Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945); merupakan puncak
perjuangan untuk menghapuskan penjajahan dengan penetapan Undang-
undang Dasar 1945 yang didalamnya terkandung pengakuan HAM.
4. UUD RIS dan UUDS 1950 secara implicit mencantumkan konsep HAM.
5. Siding Umum MPRS tahun 1966 menetapkan Ketetapan MPRS Nomor
XIV/MPRS/1966 tentang Pembentukan Panitia Ad Hock untuk
menyiapkan dokumen rancangan Piagam HAM dan Hak serta Kewajiban
Warga Negara. Namun setelah meletusnya G30S/PKI masalah ini
tertunda.
6. Tahun 1993 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993
dibentuk Komisi Hak Asasi Manusia.
7. Perumusan HAM mencapai kemajuan dengan dimasukkan masalah ini
dalam GBHN Tahun 1998.
8. Siding Istimewa MPR 1998 telah berhasil merumuskan Piagam HAM
secara ekplisit lewat Ketetapan MPR-RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang
Pandangan dan Sikap Bangsa Indonesia Terhadap HAM.
9. Ketetapan MPR Nomor XVII ini dijabarkan dalam Undang-undang RI
Nomor 39 Tahun 2000 sebagai Hukum Positif bagi pelaksanaan HAM di
Indonesia

2.3 Metode Pembelajaran Yang Dapat Digunakan Dalam Pembelajaran di


Sekolah Dasar.
Menurut Fulthoni dkk 2010 meyatakan Metode Pembelajaran yang
dapat digunakan agar tecapainya tujuan pembelajaran pada tema “HAM
Indonesia” sebagai berikut:

7
1. Metode ceramah adalah salah satu metode paling populer dan paling
banyak digunakan dalam proses pembelajaran. Pada kondisi tertentu,
metode ceramah memang perlu digunakan, tetapi pengajar perlu
mengetahuidan secara sadar menggunakan metode itu untuk tujuan
tertentu.Dalam metode ceramah, pengajar adalah satu-satunya orang yang
paling bertanggung jawab terhadap penyampaian materi, sehingga
penyampaian materi cenderung satu arah yaitu dari pengajar ke peserta
didik.
2. Metode diskusi merupakan salah satu metoda yang perlu dan penting
untuk dikuasai oleh para pengajar. Diskusi dapat dilakukan baik dalam
kelas yang besar maupun kecil, meskipun kelas yang lebih kecil akan lebih
efektif dalam melakukan diskusi dibandingkan dengan kelas besar. Ada
beberapa keunggulan dari metode diskusi, diantaranya adalah metode ini
sangat tepat digunakan untuk membantu mahasiswa belajar berfi kir dari
sudut pandang subjek bahasan denganmemberikan kesempatan kepada
mereka untuk mempraktikannya.
3. Diskusi kelompok adalah suatu metode yang membagi beberapa orang
dalam kelompok-kelompok dengan jumlah tertentu. Mereka akan
membahas masalah atau topik tertentu secara mendalam dengan metode
partisipatif. Metode ini sangat efektif digunakan untuk meningkatkan
kesadaran peserta didik terhadap masalah, membantu mengidentifi kasi
masalah, menganalisa, dan menemukan pemecahannya
4. Curah pendapat merupakan kegiatan penggalian ide atau gagasan dari
peserta didik tentang suatu topik yang sedang dipelajari. Metode ini
memberikan kesempatan kepada mereka menyumbangkan pikiran dan
komentar terhadap suatu masalah. Curah pendapat hakekatnya adalah
metode berfi kir kreatif dan refl ektif. Peserta didik dituntut mengeluarkan
ide, gagasan, konsep, dan keyakinan yang ada dalam pikirannya. Metode
ini menuntut semua peserta menyampaikan pendapat sebanyak mungkin,
tanpamempertimbangkan salah atau benarnya pendapat itu.
5. Bermain peran adalah salah satu metode pembelajaran yang menempatkan
peserta didik sebagai aktor-aktor tertentu. Bermain peran bertujuan untuk
8
memberikan penghayatan terhadap situasi sosial, sikap, dan pengalaman
dari kehidupan nyata melalui drama yang menyenangkan. Metode ini
sangat bermanfaat bagi peserta didik, untuk mengenal karakter orang, dan
menghayati melalui perasaan. Peserta didik menggunakan pengalaman
mereka untuk berperan sebagai tokoh tertentu lazimnya terjadi dalam
kenyataan.
6. Penggunaan alat bantu audiovisual adalah alat yang digunakan dalam
proses pembelajaran, untuk membantu tulisan atau katakata yang
disampaikan kepada peserta didik. Ada banyak jenis alat bantu yang dapat
digunakan, diantaranya adalah gambar, kartun, foto, poster, video, fi lm,
televisi, radio, buku, majalah, koran, peta, kertas plano, wayang, boneka,
dan lain-lain. Alat bantu audiovisual sangat bermanfaat bagi proses
pembelajaran. Alat bantu merupakan sarana untuk melengkapi dan
memperjelas berbagai informasi dan literatur yang sudah ada.
7. Game merupakan metode yang menyenangkan bagi banyak orang dalam
proses pembelajaran, karena setiap orang, baik anak-anak maupun dewasa
menyukai permainan ini. Manfaat utama dari metode ini adalah, peserta
didik akan menikmati proses pembelajaran, dan menyerap pesan-pesan
dalam permainan itu. Beramain dapat mengurangi stres dalam proses
pembelajaran, dan dapat meningkatkan rasa humornya

Peta pikiran adalah suatu metode pembelajaran yang didasarkan pada cara
kerja otak dalam menyimpan informasi.Peta pikiran adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari
otak, yang merupakan cara mencatat kreatif dan efektif. Peta pikiran merupakan
alat yang membantu otak berpikir secara teratur. Semua peta pikiran memiliki
kesamaan, semuanya menggunakan warna. Semuanya memiliki struktur alami,
menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan gambar sesuai dengan satu
rangkaian yang sederhana, mendasar alami, dan sesuai dengan cara kerja otak.
Secara harfi ah, peta pikiran dimaksudkan ntuk memetakan pikiran-pikiran. Peta
pikiran memberi banyak manfaat, karena dapat memberi pandangan menyeluruh

9
pokok masalah atau area yang luas, memungkinkan kita merencanakan rute-rute
atau pilihan-pilihan, dan mengetahui kemana kita akan pergi dan berada dimana.

2.4 Model Pembelajaran Yang Dapat Diaplikasikan Dalam Pembelajaran di


Sekolah Dasar
Model Pembelajaran yang dapat digunakan agar tecapainya tujuan
pembelajaran pada tema “HAM Indonesia”
1. Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique)
Model pembelajaran VCT adalah model pembelajaran yang membantu
peserta didik untuk menanamkan dan mengklarifikasi tentang suatu nilai serta
menganalisis nilai yang sudah tertanam dalam diri siswa yang dianggap baik
dalam menghadapi suatu persoalan di kehidupan sehari-hari. Hal ini sependapat
dengan Sanjaya (2007:283) teknik mengklarifikasi nilai (Value Clarification
Technique) atau sering disebut VCT merupakan,“Teknik pengajaran untuk
membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik
dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah
ada dan tertanam dalam diri siswa”. Sedangkan Djahiri (dalam Putra, 2014)
menyatakan bahwa VCT merupakan sebuah cara bagaimana menanamkan dan
menggali/mengungkapkan nilai-nilai tertentu dari diri peserta didik. Tujuan
model pembelajaran VCT adalah menanamkan nilai-nilai pada siswa melalui
analisis yang dilakukan agar siswa terlatih mengambil suatu keputusan dalam
penentuan nilai dan mampu menuntun siswa mempunyai moral yang tinggi.
Dalam Adisusilo (2012:147), langkah-langkah model pembelajaran VCT
meliputi 7 tahapan sebagai berikut.
1. Plontaran Media/Stimulus
Siswa diberikan sebuah stimulus berupa media video yang memuat materi
2. Memilih dari Berbagai Alternatif (Choosing)
Siswa membentuk kelompok dan mendiskusikan serta menganalisis
permasalahan serta menentukan nila-nilai dari permasalahan yang diberikan
guru melalui tiga cara, yaitu: 1) memilih secara bebas cara penentuan nilai
yang dianut siswa, 2) memilih dari berbagai alternatif dengan cara menemukan
sumber-sumber informasi dalam penentuan nilai yang dianutnya, dan 3)

10
memilih setelah melakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan
timbul sebagai akibat atas pilihannya tersebut
3. Menghargai dengan Pilihan yang dibuat (Prizing)
Siswa dikondisikan oleh guru agar merasakan atau meyakini atas rasa bahagia
atau gembira dengan nilai yang dianutnya dari masalah yang didiskusikan
4. Bertindak (Acting)
Siswa menyajikan nilai pilihannya didepan kelas. Pilihan nilai (kesimpulan atas
masalah) bisa dilakukan pengulangan dengan bertingkah laku yang baik dalam
kehidupan
5. Penekanan Nilai
Dalam konteks ini guru bertindak sebagai fasilitator dan mediator yang kreatif
menyediakan informasi/data dan memberikan penekanan nilai terhadap nilai
pilihan siswa dalam proses diskusi
6. Refleksi
Siswa membuat refleksi diri terhadap pilihan nilainya, pengalaman yang
dirasakan, apakah siswa nyaman dengan pilihannya.
7. Kesimpulan
Siswa menyimpulkan pembelajaran.
Dalam setiap model yang sudah tentu memiliki kelebihan dan kekurangan,
begitu juga dengan model VCT. Adapun kelebihan model VCT menurut Hall
(dalam Adisusilo, 2012) adalah sebagai berikut. “(1) memberikan penekanan pada
usaha membantu seseorang/peserta didik dalam mengkaji perasaan dan
perbuatannya sendiri; (2) meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai
sendiri dan mendorongnya untuk membentuk sistem nilai mereka sendiri; dan (3)
memperaktikkannya dalam kehidupan sehari-hari”. Selain kelebihan model VCT
juga memiliki kelemahan model VCT yaitu dalam Sanjaya (2007:183) adalah
“Proses pembelajaran dilakukan secara langsung oleh guru”. Artinya guru
menanamkan nila-nilai yang dianggapnya baik tanpa memperhatikan nilai yang
sudah tertanam dalam diri siswa.

11
2.5 Media Pembelajaran Yang Dapat Digunakan Dalam Materi HAM
Indonesia Bagi Kepada Siswa Di Sekolah Dasar.
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium” yang berarti
perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha,
seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas
dalam bidang teknik. Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau
pendidikan sehingga istilahnya menjadi medai pendidikan atau media
pembelajaran. Rossi dan Breidle (dalam sanjaya, 2007:163) menyatakan bahwa
media pembelajaran adalah “seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan
sebagainya”. Alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan diprogram
untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran. Gagne dan Briggs
(dalam Arsyad, 2007:4) menyatakan bahwa media pembelajaran “meliputi secara
fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari
antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film slide
(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.” Senada dengan
pendapat tersebut, Trianto (2009: 234) menyatakan bahwa media pembelajaran
adalah “sebagai penyampaian pesan (the carriers of message) dari beberapa
sumber saluran ke penerima pesan (the receiver of the messages).” Berdasarkan
ketiga pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Media pembelajaran
adalahseluruh alat dan bahan yang sebagai penyampaian pesan dalam materi
pengajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berikut ini merupakan berbagai macam media yang digunakan dalam
pembelajaran Pkn sebagai berikut ini
1. Media video
Penggunaan Media video pada pembelajaran Pkn dapat menarik
perhatian siswa; selain itu dengan alat perekam pita video sejumlah besar siswa
dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis; dan pada saat demonstrasi
yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu
mengajar guru memusatkan perhatian pada peyajiannya; menghemat waktu dan
rekaman dapat diputar berulang-ulang; keras lemah suara yang ada bisa diatur dan
disesuaikan bila akan disisipi komentar yang didengar; gambar proyeksi biasa di-
12
“beku”-kan untuk diamati dengan seksama; danruangan tak perlu digelapkan
waktu menyajikannya
2. MediaVisual /Gambar
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran PKN menjadikan
pembelajaran menjadi maksimal karena gambar dapat lebih realistis yang
menunjukkan pokok masalah di bandingkan dengan perbal semata, media
gambar mampu mengatasi batasan lokasi dan tak selalu sanggup anak-anak
dibawa ke objek atau peristiwa tersebut, Media gambar mampu mengatasi
keterbatasan pengamatan kita, Media Gambar bisa memperjelas sebuah masalah,
dalam sektor apa saja dan untuk tingkat umur tertentu, maka dengan hal itu
dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman, selain itu media gambar
harganya murah dan mudah di dapat pula dimanfaatkan tidak dengan
memerlukan peralatan khusus.

2.6 Implementasi Pembelajaran HAM Indonesia Di Sekolah Dasar.


A. Contoh hak di rumah:
1. dikasihi dan disayangi oleh ayah dan ibunya
2. diberi makan dan minum
3. mendapat pakaian

13
4. mendapat tempat tinggal
5. mendapat pendidikan dari orang tua
6. dapat bermain dengan gembira
7. mendapat perawatan jika sakit
8. dapat bersekolah
9. mendapat perlindungan
10. mendapat perhatian dari orang tua

B. Contoh hak di sekolah:


1. belajar dengan tenang
2. mendapat bimbingan dari guru
3. dapat belajar ilmu agama dan keterampilan
4. menggunakan fasilitas di sekolah
5. meminjam buku perpustakaan
6. mendapat nilai bagus
7. perlakuan adil dari guru
8. mendapat pendidikan dari guru
9. mendapat pengajaran
10. mempunyai banyak teman

C. Hak Asasi Manusia (HAM) dibagi atas berbagai jenis. Berikut ini pembagian
jenis Hak Asasi Manusia dunia, diantaranya:
1. Hak asasi pribadi / Personal Right
2. Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat
3. Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat,
4. Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan,
5. Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan yang diyakini masing-masing.
6. Hak asasi politik / Political Right
7. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan,
8. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan,
9. Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik
lainnya,
14
10. Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.

D. Hak azasi hukum / Legal Equality Right


1. Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan,
2. Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS),
3. Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.
4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths
5. Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
6. Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
7. Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll
8. Hak kebebasan untuk memiliki susuatu
9. Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak
10. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
11. Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
12. Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan
dan penyelidikan di mata hukum.
13. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
14. Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
15. Hak mendapatkan pengajaran

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
HAM adalah hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia sebagi
anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kesadaran akan hak asasi manusia didasaarkan
pada pengakuan bahwa semua manusia sebagai makhluk tuhan memilki drajat dan
martabat yang sama,maka setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut hak
asai manusia.jadi kesadaran akan adanya hak asai manusia tumbuh dari
pengakuan manusia sendiri bahwa mereka adalah sama dan sederajat. Perjuaangan
menegakkan HAM dimulai sejak adanya penjajahan di Indonesia. Perjuangan ini
tidak semata-mata hanya perlawanan mengusir penjajah, namun lebih jauh dari itu
pada dasarnya juga merupakan perjuangan untuk menegakkan HAM. Metode
Pembelajaran yang dapat digunakan agar tecapainya tujuan pembelajaran
seperti ceramah, diskusi, game dan sebagainya. Model Pembelajaran yang dapat
digunakan agar tecapainya tujuan pembelajaran yaitu VCT (mengklarifikasi
tentang suatu nilai serta menganalisis nilai). Adapun media yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu menggunakan media video dan gambar
yang terkait dalam materi pembelajaran. Implementasi HAM di sekolah dasar
yaitu siswa berhak mendapat bimbingan dari guru, belajar dengan tenang, dapat
meminjam buku di perpustakaan, bergaul dengan banyak teman.

3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat memberikan konsep teori tentang HAM
Indonesia, sejarah HAM Indonesia dan implementasinya di sekolah dasar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Widyastuti, EE.2013. Analisi Muatan Materi dan Pelaksanaan Pendidikan HAM


dalam Buku Pendidikan Kewarganegaraan. Tersedia pada:
http://eprints.ums.ac.id/22815/2/2._BAB_I.pdf. diakses 7 April 2018

Anda mungkin juga menyukai