Anda di halaman 1dari 14

1

FATWA SEBAGAI ALTERNATIF SOLUSI PERMASALAHAN UMAT


DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Oleh:
Jefry Tarantang, S.Sy., SH, MH1
Rahmad Kurniawan, SE.Sy., ME2
Email: hukumtarantang@gmail.com
IAIN Palangka Raya

Abstract
Tulisan ini menguraikan fatwa Majelis Ulama Indonesia yang merupakan hasil
pengkajian dan ijtihad terhadap permasalahan umat Islam di Indonesia merupakan
jawaban atau sebuah alternatif solusi terhadap permasalahan hukum yang berkembang
secara dinamis di masyarakat Indonesia. Permasalahan tersebut meliputi perkawinan,
ekonomi, politik, pidana, kesehatan dan berbagai aspek kehidupan masyarakat yang
majemuk dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) kedudukan fatwa Majelis Ulama
Indonesia dalam konstruksi hukum Islam mempunyai kedudukan yang tinggi. Fatwa
dipandang dari aspek filosofis merupakan salah satu alternatif yang bisa memecahkan
kebekuan dalam perkembangan hukum yang tidak terakomodasi dengan nash-nash.
Nash-nash keagamaan telah terhenti secara kuantitasnya, akan tetapi secara diametral
permasalahan dan kasus semakin berkembang pesat dengan perkembangan zaman.
Kondisi seperti ini menuntut fatwa menjadi salah satu alternatif dalam mengurai
permasalahan yang berorientasi kemaslahatan. Dilihat dari aspek yuridis, fatwa
diakomodir oleh tata hukum nasional perspektif self regulation ketika mufti
dilembagakan dalam bentuk Majelis Ulama Indonesia, sehingga fatwa bersifat kuat dan
mengikat. Dilihat dari aspek sosiologis, fatwa sebagai alat membina dan membimbing
umat untuk meningkatkan keimanan dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam. (2)
eksistensi fatwa Majelis Ulama Indonesia sebagai alternatif solusi permasalahan umat
diserap dan ditransformasikan dalam merumuskan prinsip-prinsip syariah dalam
perkawinan, ekonomi, politik, pidana, dan berbagai aspek kehidupan menjadi materi
muatan Peraturan Perundang-undangan yang memiliki kekuatan hukum dan mengikat
umum yang memiliki tujuan: pertama, menjamin kepastian hukum dan sekaligus
memberi keyakinan kepada masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
Kedua, menjamin kepatuhan terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai hukum Islam yang
dijamin oleh Negara melalui konstitusi.
Kata Kunci : Fatwa,Majelis Ulama Indonesia, Alternatif Solusi

A. Latar Belakang Masalah


Fatwa merupakan sesuatu yang telah ada sejak masa penyebaran Islam yang
didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan umat Islam pada masa itu. Jawaban yang
diberikan terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berupa jawaban yang langsung
diberikan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril yang tercantum dalam Al-Qur’an,
1
Alumni Fakultas Syariah IAIN Palangka Raya, Dosen IAIN Palangka Raya dan Dosen
Universitas Muhammadiyyah Palangka Raya.
2
Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya, Dosen IAIN Palangka Raya.
2

maupun jawaban yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW melalui hadis. Fatwa yang
diberikan kepada mustafti harus berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mufti yang
memberikan fatwa harus menguasai dan memahami hukum Islam secara mendalam.
Mufti tidak boleh menetapkan fatwa tanpa didasarkan pada suatu dalil hukum Islam,
atau tahakkum (membuat-buat hukum).
Fatwa berasal dari bahasa Arab yaitu al-fatwa, dengan bentuk jamak fatawa, yang
berarti petuah, nasihat, jawaban pertanyaan hukum, 3 pendapat dalam bidang hukum atau
legal opinion.4 Fatwa secara literatur berasal dari kata al fataa (‫ )الفففتى‬yang berarti
pemuda5, baru, penjelasan, atau penerangan.6 Pada Ensiklopedi Islam, fatwa diartikan
sebagai pendapat mengenai suatu hukum dalam Islam yang merupakan tanggapan
terhadap pertanyaan yang diajukan oleh seseorang yang meminta fatwa dan tidak
bersifat mengikat.7 Dalam ilmu ushul fikih8, fatwa dimaknai sebagai pendapat yang
dikemukakan seorang mujtahid atau fakih sebagai jawaban yang diajukan terhadap
suatu kasus yang tidak mempunyai daya ikat.9
Yusuf Qardhawi mengartikan fatwa sebagai upaya menerangkan hukum syara’
tentang suatu persoalan sebagai jawaban dari sebuah pertanyaan dari perseorangan
maupun kolektif yang identitasnya jelas maupun tidak. 10Menurut Al Jurjani, fatwa
berasal dari kata al fatwa atau al futya yang berarti jawaban terhadap suatu
permasalahan (musykil) dalam bidang hukum.11 Fatwa sebagai sebuah pendapat hukum
3
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam (ed.), Ensiklopedi Islam, jilid 2, Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1993, h. 6.
4
Yeni Salma Barlinti, Kedudukan Fatwa Dewan Syariah Nasional Dalam Sistem Hukum
Nasional Di Indonesia, Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia,
2010, h. 64.
5
Yusuf Qardhawi, Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan, Diterjemahkan oleh As’ad
Yasin dari buku asli yang berjudul “Al-Fatwa Bainal Indhibat wat-Tasayyub”, Jakarta: Gema Insani Press,
1997, h. 5.
6
Yeni Salma Barlinti, Kedudukan Fatwa, h. 64.
7
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam(ed.), Ensiklopedi, h. 6.
8
Menurut Muhammad Al-Khudhari Biek, ushul fikih adalah “kaidah-kaidah yang
digunakan sebagai alat untuk merumuskan hukum-hukum syara’ dari dalil-dalilnya”. Lihat: Muhammad
Al-Khudhari Biek, Ushul Fikih, diterjemahkan oleh Faiz el Muttaqien, Jakarta: Pustaka Amani, 2007, h.
18. Al-Utsaimin memberikan pengertian ushul fikih secara singkat, yakni “Ilmu yang membahasa dalil-
dalil fikih secara global (ijmal), cara menyimpulkan hukum dari dalil-dalil tersebut, dan keadaan orang
yang menyimpulkan hukum tersebut”. Lihat: Muhammad bin Shalil Al-Utsaimin, Ushul Fiqih, terjemah
oleh Ahmad S Marzuqi, Yogyakarta: Media Hidayah, 2008, h. 15.
9
Abdul Azis Dahlan (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 1, Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2000, h. 326.
10
Yusuf Qardhawi, Fatwa Antara, h. 5.
11
Fatwa dalam pengertian ini juga diartikan sebagai upaya memberikan penjelasan (al
ibanah).Dikatakan aftahu fi al amr mempunyai arti memberikan penjelasan kepadanya. Lihat: Ma’ruf
Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam, Jakarta: eLSAS, 2008, h. 19, dalam Yeni Salma Barlinti,
3

yang berkenaan dengan hukum Islam atas suatu permasalahan baik diajukan oleh
individu maupun kelompok yang tidak memiliki kekuatan mengikat.
Begitu pula perkembangan umat Islam di Indonesia yang mengalami berbagai
masalah hukum kontemporer di berbagai aspek seperti bidang perkawinan, ekonomi,
politik, pidana, dan berbagai aspek kehidupan masyarakat yang majemuk. Untuk itu
perlu solusi yang sesuai dengan rambu-rambu hukum Islam dan tujuan syariat Islam
(maqashid syariah) dalam bentuk fatwa ulama. Di Indonesia keberadaan ulama secara
struktural dan terorganisir terdapat dalam Majelis Ulama Indonesia, sehingga
keberadaan fatwa sebagai produk ijtihad oleh Majelis Ulama Indonesia menarik
perhatian penulis dengan menganalisis fatwa Majelis Ulama Indonesia sebagai alternatif
solusi permasalahan umat, dengan menggunakan metode penelitian normatif yang
dimulai dengan penggunaan pendekatan sejarah, pendekatan yuridis, pendekatan
antropologi hukum dan pendekatan konseptual untuk mengangkat dan
mengaktualisasikan pembaharuan hukum Islam dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat yang mengakomodasi nilai-nilai syariat Islam sebagai alternatif solusi bagi
umat Islam dalam hidup berbangsa dan bernegara.
B. Kedudukan Fatwa Sebagai Alternatif Solusi Permasalahan Umat
Kedudukan fatwa dalam konstruksi hukum Islam dapat dikaji dari pengertian
fatwa itu sendiri. Sehingga bila berbicara mengenai fatwa itu sendiri, maka tidak akan
lepas dari aspek siapa atau organisasi apa yang membuat fatwa tersebut. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa berbicara tentang fatwa, maka tidak terlepas pembicaraan
tersebut terhadap konsep ijtihad. Fatwa dikeluarkan oleh para ulama atau ahli fikih
Islam yang mampu mengangkat permasalahan akibat kebutuhan siapa yang butuh
dasar jawaban sebagai landasan hukum suatu perbuatan atau kegiatan yang sifatnya
bisa keagamaan atau non-keagamaan. Adanya korelasi yang erat antara fatwa dan
ijtihad menunjukkan bahwa secara otomatis memperkokoh posisi ijtihad. Fatwa itu
sendiri merupakan hasil ijtihad para ahli atau pakar yang mampu menggali syariat
Islam, kemudian dari hasil ijtihad tersebut dituangkan dalam bentuk keagamaan, baik
yang bersifat lisan ataupun tidak. Dengan adanya fatwa dan ijtihad maka secara konkret
ajaran-ajaran Islamakan berkembang dengan pesat ke seluruh penjuru dunia, sekaligus
Islam akan kokoh dan memasyarakat di alam ini.

Kedudukan Fatwa, h. 65.


4

Oleh karena itu sangat tepat apabila dikatakan bahwa maju mundurnya
masyarakat Islam, dalam menggali ajarannya tergantung dari fatwa dan ijtihad. Tanpa
adanya fatwa dan ijtihad, ajaran-ajaran Islam kurang berkembarig bahkan nyaris statis,
sebab kita mengetahui bahwa inspirasi yang murni dalam menggali ajaran-ajaran Islam
itu idealnya melalui proses ijtihad yang kemudian dituangkan dalam bentuk fatwa
keagamaan yang mantap dan dapat dipertanggungjawabkan. Fatwa dan ijtihad terjadi
hubungan saling interdepensi, sebab hasil ijtihad para ahli itu akan lahir dalam bentuk
fatwa-fatwa yang berharga untuk kepentingan masyarakat Islam. Dapat dibuktikan
bahwa hasil fatwa atau ijtihad hukum Islam dapat hidup dan berkembang sesuai
dengan ruang dan waktu dimana saja penganutnya hidup. Hakikatnya hukum-hukum
yang dikembangkan itu selaras dengan masyarakat itu sendiri yang senantiasa
disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Dalam arti ijtihad dan fatwa akan selalu
mengikuti perkembangan pemikiran masyarakat pada umumnya.
Proses istinbath pengambilan hukum diatur dalam suatu kajian keilmuan
tersendiri. Dalam ilmu hukum Islam disebut ilmu Ushul Fiqh. Secara umum
pengertiannya adalah pengertian tentang kaidah-kaidah yang dijadikan sarana (alat)
untuk menggali hukum-hukum fiqh, atau dengan kata lain adalah kaidah-kaidah yang
menjelaskan tentang cara (metode) pengambilan (penggalian) hukum-hukum yang
berkaitan dengan perbuatan manusia dari dalil-dalil syar’i.12 Namun, tidak semua umat
Islam mampu memahami sumber hukum Islam yang utama yaitu Al Qur’an dan Hadis
secara langsung. Terlebih dengan banyaknya nash-nash yang bersifat umum, seperti
ayat-ayat mutasyabihat maupun ayat-ayat zhanny yang memerlukan penjabaran lebih
detil. Di sisi lain, umat Islam terikat dengan kewajiban untuk tunduk dan patuh terhadap
hukum Islam. Permasalahan ini apabila dibiarkan akan mengakibatkan terjadinya
kebingungan yang bahkan dapat menimbulkan kekosongan hukum. Ketika umat Islam
tidak mampu menangkap maksud hukum yang terkandung di dalam nash, disinilah
fatwa, sebagaimana hasil ijtihad para mujtahid, mengambil peran sebagai “penjelas” dan
“jawaban pertanyaan hukum”. Permasalahan-permasalahan hukum terus berkembang
seiring perkembangan zaman. Sedangkan nash Al Qur’an dan Hadis sudah terhenti
secara kuantitas. Dalam kondisi seperti ini, berdasarkan kepada teori maqashid asy

12
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999, h. 3.
5

syari’ah, fatwa dapat menjadi salah satu alternatif solusi dalam menguraikan
permasalahan yang berorientasi kepada kemaslahatan.
Kedudukan fatwa Majelis Ulama Indonesia sebagai alternatif solusi permasalahan
umat dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu:
1. Fatwa secara filosofis merupakan jawaban permasalahan hukum yang menjelaskan
intisari nash-nash dalam menghadapi kebuntuan umat Islam menghadapi
permasalahan-permasalahan hukum Islam kontemporer. Sebab, ,hukum Islam dapat
diklasifikasikan menjadi dua bentuk dasar, yakni syariah munazzalah (ketentuan
yang diturunkan) dan syari’ah muawwalah (ketentuan yang ditafsirkan). Syariat yang
diturunkan ialah Al Qur’an dan Hadis, sedangkan syari’at yang ditafsirkan, salah
satunya, adalah melalui fatwa ulama. Oleh sebab itu, fatwa sebagai alternatif
menghadapi kebuntuan jawaban permasalahan hukum Islam, bersifat dinamis
sebagaimana dinamisnya problematika hukum Islam.
2. Fatwa secara yuridis sebagai suatu dalil atau pendapat hukum yang berfungsi
menjelaskan suatu hukum/peraturan perundang-undangan dari yang paling tinggi
seperti Pancasila dan UUD 1945 sampai peraturan yang paing bawah, maka apakah
sifat dari fatwa tersebut mempunyai kekuatan mengikat bagi pihak peminta fatwa,
pemberi fatwa maupun masyarakat luas. Secara teori, fatwa dalam definisi klasik
bersifat opsional “ikhtiyariah” atau pilihan yang tidak mengikat secara legal,
meskipun mengikat secara moral bagi mustafti, sedangkan bagi selain mustafti
bersifat informatif yang lebih dari sekedar wacana.
3. Fatwa secara sosiologis sebagai alat membina dan membimbing umat untuk
meningkatkan keimanan dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam, dalam usaha
untuk mewujudkan masyarakat yang aman, adil dan makmur rohaniah dan jasmaniah
sesuai dengan Pancasila, UUD 1945 dan Garis-Garis Besar Haluan Negara.
Sedangkan Majelis Ulama Indonesia sebagai lembaga ulama berperan untuk
mengeluarkan fatwa dan nasihat kepada pemerintah dan umat Islam dalam masalah
yang berhubungan dengan masalah keagamaan dan kemaslahatan bangsa, menjaga
kesatuan umat, institusi representasi umat Islam dan sebagai perantara yang
mengharmonisasikan hubungan antara umat beragama.
C. Eksistensi Fatwa Sebagai Alternatif Solusi Permasalahan Umat dalam
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
6

Menurut hukum Islam, Fatwa diartikan sebagai pendapat ahli, sedangkan dalam
hukum positif, fatwa diartikan sebagai doktrin yang dapat dipakai sebagai pertimbangan
hakim dalam memutus perkara perdata, namun tidak semua produk fatwa maupun
doktrin dipakai oleh hakim, akan tetapi sebagian kecil saja dari fatwa ulama maupun
doktrin (pendapat ahli hukum positif). Selain itu, fatwa juga mempunyai beberapa
perbedaan mendasar dengan doktrin. Perbedaan antara fatwa dan doktrin yakni
pertama, dilihat dari objek yang menjadi fokus pembahasan, pada fatwa yang menjadi
fokus pembahasan adalah berkenaan dengan persoalan agama, khususnya permasalahan
hukum Islam. Sedangkan doktrin yang menjadi fokus pembahasan adalah permasalahan
dalam hukum positif. Kedua, dari segi waktunya fatwa berlaku saat ini juga, sejak fatwa
tersebut dikeluarkan oleh lembaga yang bersangkutan, sedangkan doktrin berlaku
kemudian setelah doktrin tersebut dikeluarkan oleh para pakar dan kadangkala juga
harus diuji terlebih dahulu untuk dapat dipakai dan diberlakukan. Ketiga, fatwa dapat
disampaikan secara individual dan secara kolektif, akan tetapi untuk saat ini seringkali
disampaikan secara secara kolektif, sedangkan doktrin biasanya dikeluarkan oleh
seorang ahli atau seorang pakar hukum.
Apabila dilihat dari segi substansi sosiologis dan antropologi hukum, fatwa tidak
sama dengan doktrin. Fatwa sebagai sebuah penjabaran dari sumber hukum Islam, yakni
Al Qur’an dan Hadis, memiliki otoritas hukum yang mutlak diikuti serta mengikat umat
Islam. Hal ini diperkuat oleh teori penerimaan otoritas hukum Islam, dimana setiap
orang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, serta mengakui bahwa dirinya
telah memeluk agama Islam, secara mutlak terikat pada ketentuan-ketentuan hukum
Islam. Disinilah fungsi fatwa sebagai “penjelas” dan “jawaban pertanyaan hukum” yang
merupakan jabaran teknis nash-nash yang sifatnya umum. Sehingga menunjukkan
adanya kekuatan mengikat suatu fatwa bagi umat Islam yang berkewajiban tunduk
kepada hukum Islam.
Fatwa dilihat dari kacamata objektivitas, dapat menjadi dua hal yang saling
bertolak belakang.Di satu sisi, secara substansi sosiologis, fatwa mengikat bagi setiap
orang yang mengaku beragama Islam. Namun ditinjau dari sisi formal legal, fatwa tidak
memiliki kekuatan mengikat.Hal ini menjadikan fatwa memiliki dua sisi yang berbeda.
Namun, eksistensi fatwa kembali diperdebatkan ketika mufti sebagai orang yang
7

mengeluarkan fatwa dilembagakan oleh negara. Eksistensi fatwa Majelis Ulama dapat
dilihat dari:
1. Eksistensi fatwa dalam perspektif otoritas hukum Islam. Ketika mengkaji eksistensi
fatwa dalam perspektif otoritas hukum Islam, maka yang didapatkan adalah fatwa
sebagai “penjelas” dan “penjabaran” dari nash-nash di dalam hukum Islam. Oleh
sebab itu, fatwa mengikat bagi umat Islam yang telah diwajibkan tunduk dan patuh
terhadap ketentuan hukum Islam. Bagi seseorang yang mengaku beragama Islam,
berdasarkan teori penerimaan otoritas hukum Islam, wajib baginya untuk tunduk dan
patuh terhadap ketentuan hukum Islam.Hanya saja, ketentuan hukum Islam yang
bersumber langsung kepada Al Qur’an dan Hadis seringkali tidak dapat dipahami
secara langsung oleh sebagian umat Islam.Seperti adanya ayat-ayat yang
mutasyabihat, maupun adanya ayat-ayat yang bersifat umum dan memerlukan
penjelasan dari para ahli hukum Islam. Fatwa sebagai drop down dari nash yang
lebih tinggi merupakan “sumber” alternatif bagi umat Islam dalam mengambil
tindakan yang berakibat hukum. Oleh sebab itu, ditinjau dari aspek substantif
sosiologis, fatwa bersifat mengikat kepada umat Islam.
2. Eksistensi fatwa dalam perspektif Hierarki Peraturan Perundang-Undangan. Apabila
ditinjau dari penjenjangan norma hukum di Indonesia, yang ditegaskan oleh Undang-
Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
fatwa tidak memiliki kedudukan apapun di dalam hierarki peraturan perundang-
undangan. Secara formal legal, fatwa sama dengan doktrin para pakar hukum (legal
opinion) yang sifatnya hanya menilai dan memberikan rekomendasi hukum. Hanya
saja, dengan dilembagakannya mufti di Indonesia melalui Majelis Ulama Indonesia
yang berwenang mengeluarkan fatwa tentang hukum Islam, telah terjadi transformasi
fatwa tidak hanya bagi subjek produk fatwa itu sendiri, namun juga bagi
kedudukannya.
Keharusan tiadanya materi konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang
bertentangan dengan nilai-nilai ke-Tuhanan Yang Maha Esa tersebut adalah konsekuensi
diterapkannya Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai salah prinsip dasar
penyelenggaraan negara, oleh karenanya kehadiran kedua undang-undang ekonomi
syariah tersebut, tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan tidak
8

mengganggu keutuhan NKRI.13 Merujuk beberapa negara saat ini, fungsi fatwa dalam
sebuah negara dapat dibedakan melalui tiga fungsi utama. Pertama, negara yang
menjadikan syariah Islam sebagai dasar dan undang-undang negara yang dilaksanakan
secara menyeluruh dan sempurna, maka fatwa memainkan peranan sangat penting. Hal
ini sebagaimana yang diterapkan oleh Brunei Darussalam dan Arab Saudi. Kedua,
negara yang mengaplikasikan hukum sekuler, maka fatwa tidak mempunyai peranan
dan tidak berfungsi dalam negara. Ketiga, negara yang menggabungkan penerapan
hukum sekuler dan hukum Islam, maka fungsi fatwa lebih bertumpu dalam ruang
lingkup hukum Islam saja. Indonesia adalah negara yang mengaplikasikan pola
pemerintahan ketiga, sehingga menjadikan kajian fatwa di Indonesia begitu menarik.14
Lebih lanjut mengenai eksistensi fatwa Majelis Ulama Indonesia secara yuridis
konstitusional dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 dengan tegas
menyatakan bahwa Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, pada dasarnya
mengandung tiga makna, yaitu:
1. Negara tidak boleh membuat peraturan perundang-undangan atau
melakukan kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan dasar keimanan
kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Negara berkewajiban membuat peraturan perundang-undangan atau melakukan
kebijakan-kebijakan bagi pelaksanaan wujud rasa keimanan kepada Tuhan
Yang Maha Esa dari segolongan pemeluk agama yang memerlukannya;
3. Negara berkewajiban membuat peraturan perundang-undangan yang melarang
siapa pun melakukan pelecehan terhadap ajaran agama (paham ateisme).15

Menurut Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 disebutkan bahwa negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Kata “menjamin” sebagaimana
termaktub dalam ayat (2) Pasal 29 UUD 1945 tersebut bersifat “imperatif”, artinya
negara berkewajiban secara aktif melakukan upaya-upaya agar tiap-tiap penduduk dapat
memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Sebenarnya,
melalui ketentuan Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 menjamin untuk terwujudnya
pelaksanaan untuk pemenuhan seluruh syariat Islam bagi umat Islam, baik meliputi
perkawinan, ekonomi, politik, pidana, kesehatan dan berbagai aspek kehidupan umat
13
Akhyar Ari Gayo, dkk, Kedudukan Fatwa MUI dalam Upaya Mendorong Pelaksanaan
Ekonomi Syariah, Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI, 2013,
h. 81.
14
M. Cholil Nafis, M. Cholil Nafis, Teori Hukum Ekonomi Syariah, Jakarta: UI Press, 2011, h. 3.
15
Akhyar Ari Gayo, dkk, Kedudukan Fatwa MUI, h. 79-80.
9

Islam yang pada dasarnya dapat dijalankan secara sah dan formal oleh kaum muslimin,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan jalan diadopsi dalam hukum positif
nasional.16 Dengan begitu fatwa Majelis Ulama Indonesia sebagai alternatif solusi
permasalahan umat dijamin oleh negara dan eksis dalam menjawab permasalahan umat Islam
di Indonesia.
D. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) Kedudukan fatwa dalam konstruksi
hukum Islam mempunyai kedudukan yang tinggi. Fatwa dipandang sebagai salah satu
alternatif yang bisa memecahkan kebekuan dalam perkembangan hukum yang tidak
terakomodasi dengan nash-nash. Nash-nash keagamaan telah terhenti secara
kuantitasnya, akan tetapi secara diametral permasalahan dan kasus semakin berkembang
pesat dengan perkembangan zaman. Dalam kondisi seperti ini fatwa menjadi salah satu
alternatif dalam mengurai permasalahan yang berorientasi kepada kemaslahatan.
Sehingga, secara substantif sosiologis, fatwa memiliki kedudukan yang kuat dan
mengikat dalam hukum Islam. (2) Eksistensi fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam
menjawab permasalahan umat dapat dilihat melalui dua aspek. Aspek yang pertama,
fatwa dalam perspektif otoritas hukum Islam bersifat mengikat secara substansi
sosiologis. Sebab, fatwa merupakan “penjelas” dan “penjabaran” dari nash-nash hukum
Islam yang lebih tinggi, dimana setiap orang yang mengaku beragama Islam wajib
tunduk dan patuh terhadap ketentuan hukum Islam. Aspek yang kedua, fatwa dalam
perspektif hierarki peraturan perundang-undangan, secara legal formal, tidak memiliki
kedudukan apapun dalam penjenjangan norma hukum. Namun, secara konstitusional
dijamin melalui Pasal 29 UUD 1945 menjamin untuk terwujudnya pelaksanaan untuk
pemenuhan seluruh syariat Islam bagi umat Islam, baik meliputi perkawinan, ekonomi,
politik, pidana, kesehatan dan berbagai aspek kehidupan umat Islam yang dapat
dijelaskan dan dijabarkan melalui fatwa yang aktual dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat yang mengakomodasi nilai-nilai syariat Islam sebagai alternatif solusi bagi
umat Islam dalam hidup berbangsa dan bernegara.

E. Daftar Rujukan

16
Ibid., h. 80.
10

Abdul Azis Dahlan (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 1, Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2000.
Abu Malik Kamal, Pengantar Ilmu Fikih, terjemah oleh Muhammad Ashim, Jakarta:
Darus Sunnah Press, 2009.
Ahmad Sukardja dan Mujar Ibnu Syarif, Tiga Kategori Hukum: Syari’at, Fikih, dan
Kanun, Jakarta: Sinar Grafika, 2012.
Gayo, Akhyar Ari, dkk, Kedudukan Fatwa MUI dalam Upaya Mendorong Pelaksanaan
Ekonomi Syariah, Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian
Hukum dan HAM RI, 2013.
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, jilid 2, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. ke-
V, 2009.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam (ed.), Ensiklopedi Islam, jilid 2, Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1993.
Eddi Rudiana Arief, dkk, Hukum Islam di Indonesia, Remadja Rosdakarya, 1994.
Khairul Uman, Ushul Fiqh II, cet. II, Bandung: Pustaka Setia, 2001.
M. Cholil Nafis, Teori Hukum Ekonomi Syariah, Jakarta: UI Press, 2011.
Ma’ruf Amin, Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam, Jakarta: eLSAS, 2008.
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999.
Muhammad bin Shalil Al-Utsaimin, Ushul Fiqih, terjemah oleh Ahmad S Marzuqi,
Yogyakarta: Media Hidayah, 2008.
Yeni Salma Barlinti, Kedudukan Fatwa Dewan Syariah Nasional Dalam Sistem Hukum
Nasional Di Indonesia, Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama
Republik Indonesia, 2010.
Yusuf Qardhawi, Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan, Diterjemahkan oleh As’ad
Yasin dari buku asli yang berjudul “Al-Fatwa Bainal Indhibat wat-Tasayyub”,
Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
11

BIODATA PENULIS 1

Nama : JEFRY TARANTANG, S.Sy., S.H., M.H.


Tempat, Tanggal Lahir : Tumbang Manggu, 25 Oktober 1989
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Alamat Rumah : Jl. Lais I No 41, Kelurahan Bukit Tunggal
Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya
Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia
Email/Telepon : hukumtarantang@gmail.com / 082250005248

Pekerjaan :
1. Dosen IAIN Palangka Raya (2017 s/d sekarang)
2. Dosen Universitas Muhammadiyyah Palangka Raya (2017 s/d sekarang)
3. Staff Dekanat Fakultas Syariah IAIN Palangka Raya (2015 s/d sekarang)
4. Sekretaris Pusat Kajian dan Bantuan Hukum Fakultas Syariah IAIN
Palangka Raya (2017-2022)
5. Editor Jurnal el-Maslahah IAIN Palangka Raya (2015 s/d sekarang)
6. Lingkar Studi Hukum dan Ekonomi Kalimantan Tengah (2014 s/d
sekarang)
7. Legal Officer PT. BANK BRISYARIAH Cab. Palangka Raya (2013-
2014)
8. Surveyor Lingkaran Survey Indonesia (2010-2016)

Pendidikan Terakhir :
1. Magister Hukum Keluarga (M.H.) Pascasarjana IAIN Palangka Raya, Palangka Raya
(2017) Indeks Prestasi Komulatif (IPK) = 3,98 Yudisium Cum Laude (Dengan
Pujian)
2. Sarjana Hukum/Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Bisnis (S.H.) Sekolah Tinggi Ilmu
Hukum Tambun Bungai Palangka Raya, Palangka Raya (2016) Indeks Prestasi
Komulatif (IPK) = 3,74 Yudisium Cum Laude (Dengan Pujian)
3. Sarjana Syariah/Hukum Islam (S.Sy.) Fakultas Syariah IAIN Palangka Raya,
Palangka Raya (2013) IndeksPrestasi Komulatif (IPK) = 3,81 Yudisium Cum Laude
(Dengan Pujian)

Prestasi & Penghargaan :


1. Wisudawan Terbaik dengan IPK tertinggi 3,98 dan tercepat 1 tahun 8 bulan 20 hari
Magister Hukum Keluarga Wisuda Sarjana dan Magister IAIN Palangka Raya tahun
2017
2. Mahasiwa Terbaik dengan IPK tertinggi 3,98 pada Yudisium Pascasarjana IAIN
tahun Palangka Raya 2017
3. Wisudawan Terbaik dan Tercepat Fakultas Syariah IAIN Palangka Raya dengan
predikat kelulusan Cum Laude (2013) Sarjana Syariah/Hukum Islam (S.Sy)
4. Juara Harapan I Cerdas Cermat Keluarga Sadar Hukum Se-Kalimantan Tengah
(2015)
5. Kejurnas dan Pra PON Anggar di Samarinda Kalimantan Timur (2007)
6. Medali Emas Sepak Bola PORSENI Se-Kalimantan Tengah (2004)
12

Karya Ilmiah :
1. Rekonstruksi Pengaturan Kelembagaan Keuangan Islam di Indonesia, Jurnal el-
maslahah, Nomor 1, vol. 5 ISSN: 2089-1970 (2017)
2. Konstruksi Hukum Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Berdasarkan Azas
Penundukan Hukum, Proceeding International Islamic Research Forum ISBN : 978-
602-61758-7-8 (2017)
3. Implikasi Jenis dan Hierarki Peraturan Perundang-undangan Terhadap Penelitian
Hukum, Sriwijaya Law Conference (SLCON) 2017 Universitas Sriwijaya Palembang
Sumatera Selatan (2017)
4. Kedudukan Fatwa Ulama Majelis Ulama Indonesia sebagai Legalitas Tegaknya
Shariah Compliance, International Islamic Conference on Majelis Ulama Indonesia
Studies (2017)
5. Manajemen Pengawasan Terintegrasi Makanan Halal-Thayyib Terhadap Jajanan di
Indonesia, International Islamic Conference on Majelis Ulama Indonesia Studies
(2017)
6. A New Vision of Shariah Enterprise Management, The Proceeding of British Islamic
Economic Society (BIES) Conference Durham University United Kingdom-Inggris
(2017)
7. Etika Advokat dalam Penyelesaian Sengketa Hukum Keluarga Islam, Tesis
Pascasarjana IAIN Palangka Raya (2017)
8. Penyelesaian Sengketa Bisnis Melalui Lembaga Arbitrase,Skripsi Sekolah Tinggi
Ilmu Hukum Tambun Bungai Palangka Raya (2016)
9. The Interconnection of The Values of HumaBetang In Dayak Community of
CentralKalimantan with Philosophy of Pancasila, The 16th Annual International
Conference on Islamic Studies (AICIS) (2016)
10. Menggali Etika Advokat dalam Alquran (Upaya Pembentukan Kepribadian
Advokat), Aswaja Pressindo, Yogyakarta ISBN: 978-602-6791-01-6 (2015)
11. Urgensi Itsbat Nikah bagi Masyarakat Muslim di Kota Palangka Raya, Penelitian
Kolaboratif Dosen IAIN Palangka Raya (2015)
12. Menggali Etika Pengacara dalam Alquran, Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, Vol.
9, Nomor. 2, Desember ISSN: 1829-8257 E-ISSN: 2540-8232 (2015)
13. Menggali Etika Advokat dalam Alquran, Jurnal el-maslahah, Nomor 3, vol. 2 ISSN:
2089-1970 (2013)
14. Menggali Etika Advokat dalam Alquran,Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Palangka Raya (2013)
13

BIODATA PENULIS 2

Nama : RAHMAD KURNIAWAN, SE.Sy., ME


Tempat, Tanggal Lahir : Kandangan, 12 September 1988
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat Rumah : Jl. Sapan XI No 52, Kelurahan Bukit Tunggal
Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya
Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia
Email/Telepon : febiiainpky@gmail.com / 085654159455

Pekerjaan :
1. Dosen IAIN Palangka Raya (2017 s/d sekarang)
2. Staff Laboran Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya
(2015 s/d sekarang)
3. Editor Jurnal al-Qardh IAIN Palangka Raya (2015 s/d sekarang)
4. Lingkar Studi Hukum dan Ekonomi Kalimantan Tengah (2014 s/d
sekarang)
5. Sales Officer PT. BANK BRISYARIAH Cab. Palangka Raya (2013-
2014)
6. Surveyor Lingkaran Survey Indonesia (2010-2016)

Pendidikan Terakhir :
1. Magister Ekonomi Syariah (M.E.) Pascasarjana IAIN Palangka Raya, Palangka Raya
(2017) Indeks Prestasi Komulatif (IPK) = 3,87 Yudisium Cum Laude (Dengan
Pujian)
2. Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Palangka Raya, Palangka Raya (2013) IndeksPrestasi Komulatif (IPK) = 3,59
Yudisium Cum Laude (Dengan Pujian)

Prestasi & Penghargaan :


1. Wisudawan dengan IPK 3,87 1 tahun 8 bulan 20 hari Magister Ekonomi Syariah
Wisuda Sarjana dan Magister IAIN Palangka Raya tahun 2017
2. Mahasiwa dengan IPK 3,87 pada Yudisium Pascasarjana IAIN tahun Palangka Raya
2017

Karya Ilmiah :
1. Visi dan Aksi Ekonomi Islam (Kajian Spirit Ethico Legal atas Prinsip Taradhin
dalam Praktik Bank Islam Moden), Penerbit Intimedia, Malang 2014
2. Prinsip Taradhin pada akad jual beli dalam Q.S An-Nisa ayat 29, Jurnal Al Qard,
STAIN Palangka Raya 2013
3. Ambiguitas penerapan Ekonomi ”Separo Syariah” dalam Operasionalisasi
Perbankan Syariah di Indonesia, Penelitian Kelompok Dosen IAIN Palangka Raya,
2015
4. A new vision of shariah enterprise management, ADRI Bali 2017
5. Integrated control management on halal-thayyib of food towards street food in
indonesia, BIES Conferency, Durham University England, 2017
14

6. Integrasi Dakwah dan Ekonomi Islam, Jurnal Al Qard, IAIN Palangka Raya 2017

Anda mungkin juga menyukai

  • Jadikan Dirimu Bagai Samudra
    Jadikan Dirimu Bagai Samudra
    Dokumen17 halaman
    Jadikan Dirimu Bagai Samudra
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Pma 08 15
    Pma 08 15
    Dokumen16 halaman
    Pma 08 15
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Silabus KKNI Fiqh Muamalah 2018-2019
    Silabus KKNI Fiqh Muamalah 2018-2019
    Dokumen12 halaman
    Silabus KKNI Fiqh Muamalah 2018-2019
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • RPS Makro New
    RPS Makro New
    Dokumen11 halaman
    RPS Makro New
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • UTS Peradilan Indonesia
    UTS Peradilan Indonesia
    Dokumen1 halaman
    UTS Peradilan Indonesia
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Tentang Sekretaris
    Tentang Sekretaris
    Dokumen1 halaman
    Tentang Sekretaris
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Otoritas Jasa Keuangan Full
    Otoritas Jasa Keuangan Full
    Dokumen5 halaman
    Otoritas Jasa Keuangan Full
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • KODE ETIK OJK
    KODE ETIK OJK
    Dokumen18 halaman
    KODE ETIK OJK
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Tentang Sekretaris
    Tentang Sekretaris
    Dokumen1 halaman
    Tentang Sekretaris
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Contoh Surat Kuasa Dan Cara Membuat Surat Kuasa
    Contoh Surat Kuasa Dan Cara Membuat Surat Kuasa
    Dokumen2 halaman
    Contoh Surat Kuasa Dan Cara Membuat Surat Kuasa
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen1 halaman
    Untitled
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen1 halaman
    Untitled
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Jil
    Jil
    Dokumen2 halaman
    Jil
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Belem Feat Anaz
    Belem Feat Anaz
    Dokumen14 halaman
    Belem Feat Anaz
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Aspek Manajemen Bank Syari
    Aspek Manajemen Bank Syari
    Dokumen1 halaman
    Aspek Manajemen Bank Syari
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Slip Gajih Rini
    Slip Gajih Rini
    Dokumen1 halaman
    Slip Gajih Rini
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Sertifikat BBPH
    Sertifikat BBPH
    Dokumen2 halaman
    Sertifikat BBPH
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Tafsir Haji
    MAKALAH Tafsir Haji
    Dokumen9 halaman
    MAKALAH Tafsir Haji
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Akhlak Tasawuf Pun Iwan
    Pengertian Akhlak Tasawuf Pun Iwan
    Dokumen8 halaman
    Pengertian Akhlak Tasawuf Pun Iwan
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat
  • Jual Beli Salam
    Jual Beli Salam
    Dokumen1 halaman
    Jual Beli Salam
    IoNe كورنياوان Coolz
    Belum ada peringkat