Anda di halaman 1dari 10

PEMANFAATAN MODEL BLENDED LEARNING PADA MATA

KULIAH DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER (DPBK)

Ulfia Rahmi

ulfia24@gmail.com

Abstract

The learning process that takes place during this time have not met as
mentioned in PP No. 32 tahun 2013, included in the Desain Pembelajaran
Berbasis Komputer (DPBK). To fulfill these demands can be done by the
utilization of blended learning models. The objective is satisfying student
learning outcomes. The method used is descriptive quantitative, which
the sample are students who were active in section 25669 in subjects
DPBK. The results show that the model of blended learning is effective in
helping students to understand the material and help them to achieve the
desired competencies.
Kata kunci: blended learning, model pembelajaran

PENDAHULUAN
Proses pembelajaran yang mahasiswa lain serta mahasiswa
berlangsung selama ini belum dengan lingkungan sekitar.
memenuhi seperti yang disebutkan Selama ini kegiatan
pada PP nomor 32 tahun 2013. pembelajaran DPBK dilakukan di
Termasuk pada mata kuliah Desain laboratorium Program Studi
Pembelajaran Berbasis Komputer Teknologi Pendidikan dengan jumlah
(DPBK). DPBK merupakan mata mahasiswa yang relatif banyak
kuliah yang membina kemampuan sehingga sulit untuk dikontrol.
kognitif dan daya kreativitas/seni Fasilitas yang tersedia di
mahasiswa dalam merancang suatu laboratorium tidak sebanding dengan
materi ajar berdasarkan langkah- jumlah mahasiswa yang aktif pada
langkah dalam merancang satu paket seksi mata kuliah DPBK. Keadaan
pembelajaran berbasiskan komputer. seperti itu menjadi hambatan dan
DPBK terdiri dari beberapa keterbatasan bagi dosen pembina
kumpulan dari pengetahuan dan untuk menyampaikan materi DPBK
keterampilan dalam mendesain yang syarat dengan konten kepada
model-model pembelajaran berbasis mahasiswa. Dengan keadaan seperti
komputer. Jika merujuk kepada PP itu, dosen pembina memanfaatkan
nomor 32 tahun 2013, proses fasiltas kampus seperti internet
pembelajaran pada pelaksanaannya dengan menghadirkan blog pribadi
kurang interaktif karena dalam dalam kegiatan pembelajaran untuk
proses pembelajaran tidak terjadi menuntaskan materi yang akan
situasi yang diharapkan seperti disampaikan. Pada blog tersebut,
interaksi. Baik interaksi antara dosen dosen pembina menyampaikan
dengan mahasiswa, dosen dengan materi-materi yang dirasa penting,
media yang digunakan, mahasiswa perlu pengulangan, dan tidak sempat
dengan media dan mahasiswa dengan disampaikan kepada mahasiswa di
ruang kelas. Pelaksanaan kegiatan telah mengambil mata kuliah DPBK.
pembelajaran DPBK diselenggarakan Rata-rata mahasiswa berpendapat
dengan memvariasikan penggunaan bahwa mata kuliah DPBK masih
blog pribadi dosen pembina dalam sulit dipahami karena pemahaman
setiap kegiatan pembelajaran. terhadap model desain pembelajaran
Meskipun sudah dilakukan berbasis komputer dan terhadap
upaya untuk meningkatkan umpan simbol yang digunakan untuk
balik dari mahasiswa, dalam proses merancang sebuah pembelajaran
pembelajaran DPBK selama ini berbasis komputer.
umpan balik dari mahasiswa masih Untuk saat ini hal yang
sangat kurang, terlihat dalam relevan dengan kehidupan
kegiatan diskusi yang tidak baik mahasiswa adalah penggunaan
yang mengakibatkan kekurang internet yang hampir digunakan
aktifan dari mahasiswa itu sendiri. setiap hari oleh mahasiswa, baik
Padahal dengan adanya keaktifan untuk jejaring sosial, mencari
dari mahasiwa, kegiatan informasi, mengelola informasi dan
pembelajaran menjadi lebih interaktif menyimpan informasi. Dosen
dengan menjadikan kegiatan tersebut pembina sudah mencoba
menjadi kegiatan yang inspiratif dan melakukannya, namun masih belum
menyenangkan serta memotivasi menunjukkan hasil yang berarti yaitu
mahasiswa untuk berpartisipasi aktif, dengan penggunaan blog pribadi
sehingga dapat berprakarsa dengan dalam kegiatan pembelajaran.
kreatifitas dan kemandirian sesuai Dengan upaya yang dosen lakukan
dengan bakat dan perkembangan yaitu dengan memanfaatkan internet,
mahasiswa. artinya dosen telah melakukan online
Menurut Permendiknas learning. Pada dasarnya
No. 41 Tahun 2007 tentang Standar pembelajaran yang berbasis online
Proses mengisyaratkan bahwa dalam belum dapat dilakukan sepenuhnya
proses pembelajaran, seorang dengan kondisi mahasiswa saat ini.
pendidik harus dapat memperhatikan Oleh sebab itu, sangat diperlukan
karakteristik peserta didiknya. pertemuan tatap muka untuk menjaga
Karakteristiktik mahasiswa motivasi mahasiswa dan untuk
sesungguhnya memiliki cakupan melakukan kontrol terhadap mereka.
yang luas, yaitu gaya belajar, Smaldino (2008: 181)
motivasi, pengetahuan awal dan mengungkapkan bahwa online
kulturalnya yang akan learning dapat juga disebut dengan
mempengaruhi terhadap efektivitas electronic learning yang merupakan
belajar dan pembelajaran. Banyak pembelajaran yang dilakukan dengan
didapati dalam proses pembelajaran berbantuan media berbasis komputer.
karakterisitik mahasiswa tidak Bahan pelajaran dapat diakses
terdeteksi satu persatu, sehingga melalui jaringan, termasuk website,
barangkali hal inilah yang internet, intranet, CD dan DVD. Juga
menimbulkan kejenuhan pada diri dijelaskan dalam kutipan di atas
mahasiswa untuk mengikuti bahwa dengan elektronik learning
perkuliahan DPBK yang berakibat atau dengan online learning tidak
pada nilai yang kurang memuaskan. saja memungkinkan untuk
Ini terbukti dari hasil wawancara mengakses informasi, namun juga
dengan beberapa mahasiswa yang pembelajaran memperoleh hasil yang
memuaskan. Dan juga dapat Sesuai dengan makna kata, yaitu
dimanfaatkan sebagai alat pemantau mencampurkan. Kemudian, Harding,
kinerja dan kemajuan pebelajar. Kaczynski dan Wood (2005),
Online learning Blended learning merupakan
merupakan bagian dari electonic pendekatan pembelajaran yang
learning. Pembelajaran electronic mengintegrasikan pembelajaran
merupakan pembelajaran yang tradisonal tatap muka dan
memanfaatkan alat-alat eletronik pembelajaran jarak jauh yang
berupa televisi, radio, telepon dan menggunakan sumber belajar online
komputer. Sedangkan dalam online dan beragam pilihan komunikasi
learning jaringan merupakan kata yang dapat digunakan oleh guru dan
kunci dalam kegiatan siswa. Pelaksanaan pembelajaran ini
pembelajarannya. Baik itu jaringan memungkinkan penggunaan sumber
Local Area Network (LAN), Wide belajar online, terutama yang
Area netrwork (WAN), wireless berbasis web, dengan tanpa
network, internet dan intranet. meninggalkan kegiatan tatap muka.
Berhubungan dengan hal itu, Munir Dengan pelaksanaan blended
(2009:95) juga menyebutkan bahwa learning, pembelajaran berlangsung
online learning memerlukan lebih bermakna karena keragaman
pembelajaran dan pengajar sumber belajar yang mungkin
berkomunikasi secara interaktif diperoleh. Selain itu, Bersin (2004)
dengan memanfaatkan teknologi menjelaskan bahwa blended learning
informasi dan komunikasi seperti merupakan kombinasi berbagai
media komputer dan internetnya. media pembelajaran yang berbeda
Berdasarkan pendapat Smaldino agar agar tercipta program
(2008) dan Munir (2009) dapat pembelajaran yang optimum. Seperti
disimpulkan bahwa online learning teknologi, aktifitas dan berbagai jenis
merupakan pembelajaran yang peristiwa. Berdasarkan pendapat
terkoneksi antara satu komputer tersebut dapat disimpukan bahwa
dengan komputer lainnya dengan blended itu sendiri berarti melakukan
memanfaatkan jaringan komputer pembelajaran tatap muka didukung
untuk berinteraksi antara pembelajar dengan format elektronik. Kemudian
dengan pendidik. Pemanfaatan blended learning dapat diterapkan
jaringan diupayakan agar tercipta untuk mencapai tujuan yang
situasi yang membelajarkan diinginkan. Blended learning juga
pebelajar yang efektif, efisien dan dapat diartikan sebagai proses
bermakna. pembelajaran yang memanfaatkan
Sedangkan pembelajaran berbagai macam pendekatan, media,
yang mempertahankan pertemuan metode dan teknik. Secara sederhana
tatap muka dan dilengkapi dengan dapat dikatakan bahwa blended
online learning lebih dikenal dengan learning adalah pembelajaran yang
istilah blended learning. Dalam hal mengkombinasikan dan mencampur
ini, Smaldino (2007:44) baik itu antara tatap muka, belajar
mengemukakan bahwa “blended mandiri serta belajar mandiri secara
intructional sometimes called hybrid online, atau mencampurkan metode,
instruction, is mixing and macthing media untuk mencapai tujuan
various instructional settings to meet pembelajaran.
the learning needs of your student”.
Blended learning penyajian materi pembelajaran.
dibutuhkan pada saat: a) proses Komunikasi antara pembelajar
belajar mengajar tidak hanya tatap dan pebelajar terjadi di kelas
muka, namun menambah waktu secara bersama-sama, dalam
pembelajaran dengan memanfaatkan waktu dan tempat yang sama.
teknologi dunia maya. b) Pembelajaran ini dimasukkan
mempermudah dan mempercepat sebagai online learning karena
proses komunikasi non-stop antara walaupun pembelajaran lebih
pengajar dan siswa. c) mahasiswa didominasi oleh kegiatan tatap
dan dosen dapat diposisikan sebagai muka, namun sudah
pihak yang belajar. Dan d) menggunakan media elektronik
membantu proses percepatan sebagai kegiatan penyampaian
pengajaran. Karena perkembangan isi pembelajaran, misalnya
teknologi informasi yang sangat melalui slide PowerPoint, klip
pesat dewasa ini, khususnya video, dan multimedia untuk
perkembangan teknologi internet memberikan penjelasan dan
maka konsep pembelajaran jarak contoh-contoh isi pembelajaran.
jauh ini juga berkembang pesat. Ciri b. Pembelajaran Mandiri
teknologi internet yang selalu dapat Pembelajaran dilakukan tanpa
diakses kapan saja, dimana saja, presentasi dan kehadiran
multiuser serta menawarkan segala pengajar dan tanpa komunikasi
kemudahannya telah menjadikan elektronik, artinya pebelajar
internet suatu media yang sangat belajar sendiri. Pendekatan ini
tepat bagi perkembangan pendidikan disebut sebagai belajar mandiri
jarak jauh selanjutnya. Saat ini (self-learning). Pebelajar
sistem pembelajaran secara blended menerima isi/materi
learning masih sangat baik pembelajaran melalui belajar
diterapkan di Indonesia agar lebih sendiri. Tidak ada orang yang
dapat terkontrol. membantu dalam format belajar
Ranganathan, Negash, dan mandiri, juga tidak ada
Wilcox (2007:pagesite) komunikasi elektronik antara
mengemukakan bahwa ada enam pebelajar dan
klasifikasi pembelajaran eletronik pengajar/instruktur. Dalam
yang menjadi konsep dasar format ini e-Learning pelajar
terbentuknya blended learning. biasanya menerima konten pra-
a. Pertama pembelajaran tatap rekaman atau mengakses arsip
muka rekaman konten. Komunikasi
Pembelajaran dilakukan antara pebelajar dan pengajar
dengan adanya kehadiran fisik tidak dilakukan. Contoh
pengajar yang melakukan pembelajaran tipe ini, isi
presentasi materi secara fisik disampaikan pada pebelajar
tetapi tidak melakukan menggunakan media rekaman
komunikasi elektronik. Ini seperti CD ROM atau DVD.
merupakan tipe kelas tatap muka c. Pembelajaran Tidak Sinkron
di kelas secara tradisional. Pembelajaran dilakukan
Pengajar atau instruktur dan tanpa kehadiran pembelajar
orang yang belajar secara fisik namun dilakukan degan
hadir di kelas setiap saat komunikasi elektronik yang
tidak sinkron (asynchronous). Ini adalah format e-Learning
Yang dimaksud dengan tidak blended atau hybrid dengan
sinkron adalah komunikasi kehadiran pembelajar sesekali.
elektronik antara pembelajar dan Dalam format ini komunikasi
pebelajar tidak dilakukan pada elektronik digunakan dalam
waktu dan tempat yang sama. format asinkron dan sinkron.
Dalam format ini, pembelajar Kehadiran pembelajar yang
dan pebelajar tidak secara kadang-kadang, di mana
bersama-sama bertemu dalam beberapa pertemuan dilakukan
suatu ruang yang sama. Namun, dengan kehadiran fisik (yaitu
pembelajar dan pebelajar tatap kelas-muka) dan pada
melakukan komunikasi yang pertemuan yang dilakukan tanpa
dapat dilakukan melalui email kehadiran pengajar
dan pebelajar tidak perlu hadir (asynchronous). Kehadiran fisik
secara fisik di kelas. Contoh pembelajar mirip dengan kelas
jenis ini adalah pembelajaran e- tatap muka tradisional, di mana
Learning dengan menggunakan baik pembelajar maupun
ruang kelas tradisional di mana pebelajar secara fisik hadir di
pembelajar dan pebelajar pada kelas. Contoh tipe ini, isi
saat yang sama menggunakan pembelajaran disampaikan
email. kadang-kadang melalui
d. Pembelajaran Sinkron pertemuan tatap muka dan
Pembelajaran dilakukan secara melalui teknologi e-Learning
maya dan komunikasi elektronik yang dilakukan secara tidak
yang sinkron (synchronous). sinkron
Format ini disebut sinkron, Berdasarkan hal itu,
karena pembelajar dan pebelajar pembelajaran Blended dapat
selalu hadir secara real-time, dilakukan dengan dua puluh lima
walau tidak ada kehadiran fisi. persen melalui kehadiran pengajar
Teknologi yang digunakan untuk dan tujuh puluh lima persen tanpa
komunikasi sinkron mencakup kehadiran. Ada juga yang melakukan
semua teknologi yang digunakan pembelajaran dengan lima puluh
dalam e-Learning asynchronous persen tatap muka dan lima puluh
selain dilakukan real-time e- persen melalui e-learning. Demikian
Learning, juga penggunaan pula, ada yang melakukan seratus
instant messaging, chat, live persen kehadiran tatap muka dengan
audio, dan video langsung. kombinasi kehadiran fisik dan maya.
Contoh tipe ini adalah sebuah Meskipun tidak ada standar proporsi
kelas virtual dengan video audio, kehadiran tatap muka dan
pembelajar dan pebelajar ketidakhadiran secara fisik, namun
bertatap muka melalui video, yang pasti dalam pembelajaran
disertai dengan chatting. berbasis blended learning selalui
e. Blended Learning Tidak Sinkron mengkombinasi kegiatan tatap muka
Pembelajaran dilakukan dengan dan online learning sebagai upaya
kehadiran pengajar sesekali dan untuk memfasilitasi terjadinya
komunikasi elektronik yang belajar
dikombinasi atau capuran
METODE
(Blended/Hybrid-asynchronous).
Penelitian tentang Keterangan :
pemanfaatan blended learning pada P : Persentase
mata kuliah Desain Pembelajaran f : Frekuensi
Berbasis Komputer menggunakan N : Jumlah responde
metode penelitian Deskriptif 100% : Bilangan tetap
Kuantitatif. Penelitian Deskriptif
merupakan dasar bagi semua Penghitungan deskriptif
penelitian. Penelitian Deskriptif persentase ini mempunyai langkah-
dapat dilakukan secara kuantitatif langkah sebagai berikut: a)
agar dapat dilakukan analisis Mengkoreksi jawaban kuesioner dari
statistik. Sedangkan populasi dalam responden, b) Menghitung frekuensi
penelitian ini adalah seluruh jawaban responden, c) Jumlah
mahasiswa yang mengambil seksi responden keseluruhan adalah 53
mata kuliah Desain Pembelajaran orang dan d) Masukkan ke dalam
Berbasis Komputer dengan sampel rumus.
seksi 25669. Selanjutnya, metode
analisis yang digunakan dalam
HASIL
penelitian ini adalah Analisis Hasil belajar mahasiswa
Deskriptif Persentase. Deskriptif pada mata kuliah Desain
persentase ini diolah dengan cara Pembelajaran berbasis komputer
frekuensi dibagi dengan jumlah yang melakukan kuliah
responden dikali 100 persen adalah menggunakan model blended
sebagai: learning. Berikut data hasil belajar
mahasiswa disajikan menggunakan
grafik.
P = f/ N x 100 %

Gambar 1. Grafik Data Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Desain
Pembelajaran Berbasis Komputer menggunakan Model Blended Learning
Berdasarkan patokan pada pembelajaran blended learning
tingkat capaian 0-39, tidak efektif; cukup efektif membantu mahasiswa
tingkat capaian 40-55, kurang untuk memahami materi mata kuliah
efektif; tingkat capaian 56-70, cukup dan membantu mencapai kompetensi
efektif; tingkat capaian 71-85, efektif yang diinginkan, jika hasil penilaian
dan tingkat capaian 85-100, sangat mencapai 71-85 maka model
efektif; maka diperoleh data bahwa pembelajaran blended learning
13 orang (65%) mahasiswa yang efektif membantu mahasiswa untuk
mencapai nilai antara 85-100 yang memahami materi mata kuliah dan
berarti sangat efektif. Kemudian membantu mencapai kompetensi
tujuh orang (35%) mahasiswa berada yang diinginkan dan jika capaian 85-
pada tingkat capaian berkisar antara 100 maka model pembelajaran
71-85 yang berarti efektif. Namun blended learning sangat efektif
jika dilihat dari rata-rata kelas yaitu membantu mahasiswa untuk
89,65 dapat disimpulkan bahwa memahami materi mata kuliah dan
model blended learning sangat membantu mencapai kompetensi
efektif karena berada pada capaian yang diinginkan. Hal ini juga
85-100. berdasarkan pendapat Akker (1999)
bahwa keefektifan mengacu pada
PEMBAHASAN
tingkatan pengalaman dan hasil
Efektifitas merupakan
intervensi tujuan yang dimaksud. Ini
tingkat keberhasilan kegiatan
berarti bahwa keefektifan suatu
pembelajaran blended learning untuk
model pembelajaran dilihat dari
menjawab pertanyaan apakah
kualitas hasil belajar. Berdasarkan
kegiatan pembelajaran yang telah
hasil belajar mahasiswa tersebut
dilakukan itu mencapai tujuan yang
ternyata model blended learning
ditetapkan atau belum. Dalam
efektif dalam mencapai tujuan
penelitian ini, dilihat bagaimana
pembelajaran yang telah ditetapkan
pemanfaatan blended learning dan
sebelumnya.
sejauh mana efektifitas model
Berdasarkan hasil
pembelajaran blended learning
penelitian bagaimana pemanfaatan
tersebut mampu membantu
dan keefektifan model blended
mahasiswa untuk memahami materi
learning dalam membantu
mata kuliah dan membantu mencapai
mahasiswa untuk memahami materi
kompetensi yang diinginkan. Jika
mata kuliah dan membantu mencapai
ketercapaian tujuan pembelajaran
kompetensi yang diinginkan karena
berkisar antara 0-39 maka model
pemanfaatan blended learning sesuai
pembelajaran blended learning tidak
dengan situasi yang menudukung
efektif dalam membantu mahasiswa
untuk dilakukan kombinasi. Blended
untuk memahami materi mata kuliah
learning dibutuhkan pada saat situasi
dan membantu mencapai kompetensi
yang ada menuntut diadakannya
yang diinginkan, jika berkisar antara
kombinasi atau mencampurkan, yaitu
40-55 maka model pembelajaran
tersedianya berbagai metode media,
blended learning kurang efektif
dan teknik untuk mencapai tujuan
membantu mahasiswa untuk
pembelajaran. Misalnya ketika
memahami materi mata kuliah dan
pembelajaran jarak jauh tidak begitu
membantu mencapai kompetensi
dibutuhkan maka dibutuhkan
yang diinginkan, jika berkisar antara
pembelajaran tatap muka, dan
capaian 56-70 maka model
sebaliknya ketika dibutuhkan online learning maka mahasiswa semakin
learning maka dilakukan mudah dalam mengakses materi
pembelajaran menggunakan jaringan. pembelajaran.
Proses pembelajaran blended Berdasarkan kajian teori
learning ini dibutuhkan pada dan kajian-kajian penelitian, blended
mahasiswa yang membutuhkan learning merupakan suatu cara
penambahan dan pengkombinasian belajar yang berasal dari
dalam pembelajaran. pertimbangan-pertimbangan dalam
Kemudian, keefektifan menyempurnakan sistem belajar
blended learning juga berdasarkan online learning. Dari penelitian yang
pada tujuan dari blended learning itu ada, kendala terbesar online learning
sendiri, yaitu a) membantu adalah proses interaksi langsung
mahasiswa untuk berkembang lebih antara mahasiswa dan dosen.
baik di dalam proses belajar, sesuai Bagaimanapun belajar merupakan
dengan gaya belajar dan preferensi proses dua arah. Mahasiswa
dalam belajar. b) menyediakan memerlukan feedback dari dosen dan
peluang yang praktis realistis bagi sebaliknya dosen juga memerlukan
dosen dan mahasiswa untuk feedback dari mahasiswanya. Dengan
pembelajaran secara mandiri, cara ini akan didapat hasil belajar
bermanfaat, dan terus berkembang. yang lebih efektif dan tepat sasaran.
c) peningkatan penjadwalan Hal ini menjawab
fleksibilitas bagi mahasiswa, dengan mengapa program e-learning tidak
menggabungkan aspek terbaik dari selalu mendapat hasil memuaskan.
tatap muka dan online learning. Seringkali materi sudah banyak dan
Kelas tatap muka dapat digunakan tersedia dengan lengkap. Orang juga
untuk melibatkan para mahasiswa bisa belajar kapan saja dan di mana
dalam pengalaman interaktif. saja, asal terkoneksi lewat jaringan
Sedangkan porsi online memberikan nirkabel. Namun tetap saja tingkat
mahasiswa dengan konten penggunaan materi-materi e-learning
multimedia yang kaya akan tersebut tergolong rendah. secara
pengetahuan pada setiap saat, dan di sederhana dapat dikatakan seseorang
mana saja selama pemelajar memiliki butuh teman dan butuh feedback
akses internet. langsung. Sama seperti yang kita
Selanjutnya, keefektifan rasakan dalam pembelajaran
model blended learning dalam konvensional di ruang kelas.
membantu mahasiswa untuk Selain itu online learning
memahami materi mata kuliah dan menciptakan kesan kesendirian
membantu mencapai kompetensi sehingga seseorang tidak bisa
yang diinginkan juga didukung oleh bertahan lama dalam belajar. Dalam
kelebihan dilakukannya blended setengah jam, seseorang sudah malas
learning itu sendiri. Misalnya dan tidak terlalu termotivasi untuk
pembelajaran terjadi secara mandiri melanjutkan pembelajarannya.
dan konvensional, yang keduanya Bukan karena materinya tidak bagus
memiliki kelebihan yang dapat saling atau sistem online dari materi yang
melengkapi, pembelajaran lebih disajikan kurang interaktif,
efektif dan efisien dan blended melainkan orang merasa sedang
learning dapat meningkatkan sendiri dan merasa butuh dengan
aksesbiltas. Dengan adanya blended orang lain. Belajar secara mandiri
dibutuhkan motivasi dan kesadaran dari lingkungan. Mahasiswa terus-
tinggi dari pembelajarnya. menerus menguji hipotesis ini
Berdasarkan pertimbangan melalui negosiasi sosial. Setiap orang
permasalah tersebut, pembelajaran memiliki interpretasi dan proses
yang lebih efektif digunakan adalah konstruksi pengetahuan yang
blended learning, dimana mahasiswa berbeda. Kontruktivisme
dapat belajar secara mandiri dan menganggap bahwa semua
secara konvensional, keduanya pengetahuan dibangun dari
menawarkan kelebihan-kelebihan pengetahuan mahasiswa sebelumnya.
yang dapat saling melengkapi.
Keefektifan model blended KESIMPULAN
learning juga didukung oleh Berdasarkan hasil
komunikasi antara dosen dan penelitian dan pembahasan penelitian
mahasiswa terjadi di kelas secara ini maka dapat diambil kesimpulan
bersama-sama, dalam waktu dan bahwa pemanfaatan model blended
tempat yang sama serta komunikasi learning dalam membantu
melalui online learning. mahasiswa untuk memahami materi
Pembelajaran ini dimasukkan mata kuliah dan membantu mencapai
sebagai online learning karena kompetensi yang diinginkan
walaupun pembelajaran lebih didukung oleh situasi yang
didominasi oleh kegiatan tatap muka, menudukung untuk dilakukan
namun sudah menggunakan media kombinasi. Blended learning
elektronik sebagai kegiatan dibutuhkan pada saat situasi yang
penyampaian isi pembelajaran, ada menuntut diadakannya
misalnya melalui slide PowerPoint, kombinasi atau mencampurkan, yaitu
klip video, dan multimedia untuk tersedianya berbagai metode media,
memberikan penjelasan dan contoh- dan teknik untuk mencapai tujuan
contoh isi pembelajaran. pembelajaran serta kebutuhan
Dengan begitu, peraturan mahasiswa itu sendiri. Ketika
Pemerintah nomor 32 tahun 2013 pembelajaran online tidak begitu
tentang standar proses yang dibutuhkan maka dibutuhkan
menekankan proses pembelajaran pembelajaran tatap muka, dan
dilakukan secara interaktif, inspiratif, sebaliknya ketika dibutuhkan online
menyenangkan, menantang, learning maka dilakukan
memotivasi peserta didik untuk pembelajaran menggunakan jaringan.
berpartisipasi aktid serta memberikan Selanjutnya, berdasarkan hasil
ruang cukup bagi prakarsa, penelitian model blended learning
kreativitas dan kemandian sesuai efektif dalam membantu mahasiswa
dengan bakat, mengutamakan untuk memahami materi mata kuliah
berfikir ilmiah, keterampilan proses dan membantu mencapai
dengan pendekatan sains dan kompetensi.
menggunakan teori konstruktivisme
dapat terwujud. Kontruktivisme IMPLIKASI
menyatakan bahwa belajar adalah Berdasarkan kesimpulan
aktif dalam konteks proses dan pembahasan di atas, maka
penyusunan pengetahuan. rekomenasi yang peneliti ajukan
Pengetahuan disusun berdasarkan beranjak dari kekurangan model
pengalaman pribadi dan hipotesis blended learning itu sendiri. a)
Dalam pembelajaran blended, media Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun
yang dibutuhkan sangat beragam, 2013 tentang standar proses
sehingga sulit diterima. Smaldino, Sharon E, dkk. 2007.
apkan apabila sarana dan Instructional Technology And
prasarana tidak mendukung. Oleh Media For Learning Ninth
sebab itu, ketika ingin menerapkan edition. New Jersey Columbus,
model blended learning, perlu Ohio: PEARSON Merrill
dipersiapkan media-media yang Prentice Hall
relevan untuk mencapai tujuan Ranganathan, Negash, dan Wilcox
pembelajaran. b) Selanjutnya, tidak (2007:pagesite)
meratanya fasilitas yang dimiliki http://www.sciepub.com
mahasiswa seperti komputer dan /reference/38310
akses internet. Padahal dalam
blended learning diperlukan akses
internet yang memadai, apabila
jaringan kurang memadai akan
menyulitkan mahasiswa dalam
mengikuti pembelajaran mandiri via
online. Oleh sebab itu, perlu analisis
kelayakan sebelum dilakukan
blended learning. dan c) kurangnya
pengetahuan masyarakat terhadap
penggunaan teknologi perlu
ditingkatkan ketika ingin
menerapkan blended learning.

DAFTAR BACAAN
Akker, Jan Van Den. 1999. Design
Approaches and Tools in
Education and Training.
Dordrecht:Kluwer Academic
Publisher
Bersin, Josh. 2004. The Blended
Learning Book; Best
Practices, Proven
Methodologies and Lessons
Learned. United Stated: John
Wiley & Sona, Inc.
Harding, Kaczynski dan Wood (2005)
science.uniserve.edu.au/pubs/
.../2005Harding.pdf
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh
Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi. Bandung:
ALFABETA
Permendiknas No. 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses

Anda mungkin juga menyukai