Anda di halaman 1dari 5

Resume Kuliah-1

STRATEGIC MANAGEMENT
Principles of Personal Ethics dan Principles of
Professional Ethics

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Strategic Management”


Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Oleh:

Arfin Jaya Saputra: 55117120094

Program Studi Magister Manajemen


Universitas Mercu Buana
Jakarta
2018
The Meaning of Ethics .

Tiga aspek pokok dari bisnis

Sudut Pandang Ekonomis


Dalam sudut pandang ekonomis, bisnis adalah kegiatan ekonomis, dimana terjadi
proses tukar menukar, jual-beli, memproduksi-memasarkan, bekerja-
memperkerjakan dan interaksi manusia lainnya, dengan tujuannya memperoleh
keuntungan. Dalam pandangan ini, bisnis yang baik adalah bisnis yang membawa
banyak keuntungan. Hal ini biasa terjemahkan ke dalam beberapa fungsi manajemen.
Dalam fungsi manajemen produksi, bisnis yang baik adalah bisnis yang dapat
mempertahankan produktivitas perusahaan. Dimana jika produktivitas menurun,
biaya produksi akan bertambah, sehingga harga produk perlu dinaikkan, dan hal ini
berdampak pada harga produk bisa menjadi terlalu tinggi dibandingkan dengan harga
yang ditetapkan pesaing. Pada fungsi pemasaran, diartikan sebagai menjual
sebanyak mungkin produk, dimana hal ini akan membawa keuntunganmaksimal bagi
perusahaan

Sudut Pandang Moral


Dalam sudut pandang moral, bisnis yang baik adalah bisnis yang baik secara moral.
Perilaku yang baik dalam konteks moral adalah perilaku yang sesuai dengan norma
norma moral, sedangkan perilaku yang buruk adalah perilaku yang bertentangan
dengan atau menyimpang dari norma moral. Perilaku dalam konteksi ini adalah
tindakan dan kegiatan yang dilakukan dalam bisnis, baik itu keputusan bisnis,
kebijakan yang diambil dan interaksi bisnis dengan lingkungannya. Dalam kasus di
atas, bisnis boleh saja memiiliki tujuan mencapai keuntungan, asalkan pencapainya
tidak merugikan pihak yang lain serta dilakukan dengan menghormati kepentingan
dan hak orang lain yang terlibat baik langsung dan tidak langsung dalam aktivitas
bisnis itu sendiri.

Sudut Pandang Hukum


Bisnis tidak terlepas dari hukum “ hukum dagang” atau “ hukum bisnis”. Dalam sudut
pandang normative, hukum menetapkan apa yang harus dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan pada aktivitas bisnis. Disini, hukum lebih jelas dan pasti, karena
tertulis dan ada sangsi tertentu bila terjadi pelanggaran. Dari sudut pandang hukum,
bisnis yang baik adalah bisnis yang patuh pada hukum.

Untuk menentukan baik tidaknya bisnis dari sudut pandang moral, perlu adanya tolak
ukur dalam menentukan baik buruknya suatu perbuatan dan tingkah laku di setiap
aktivitasbisnis, diantaranya: hati nurani, kaidah emas dan penilaian masyarakat
umum.
Penjelasannya sebagai berikut:

1) Hati nurani
Suatu perbuatan dan tingkah laku yang baik, jika dilakukan sesuai dengan hati
nurani, begitu juga sebaliknya. Hati nurani memiliki arti, kita harus melakukan apa
yang diperintahkan hati nurani dan tidak boleh melakukan apa yang berlawanan
dengan suara hati nurani. Setiap manusia memiliki hati nurani dimana bagi yang
memiliki agama suara hati nurani adalah bisikan tuhan. Hati nurani sifatnya subyektif,
karena hanya bisa dijawab oleh orang yang bersangkutan, dan hati nurani bisa
dipakai sebagai pegangan kalau terbentuk dengan baik.

2) Kaidah Emas
Menurut kaidah emas, perilaku yang baik adalah memperlakukan orang lain
sebagaimana kita sendiri ingin diperlakukan. Maksudnya, jika kita ingin diperlakukan
baik oleh orang lain, maka terlebih dahulu perlakukanlah orang tersebut dengan baik
( konsep take and give). Kaidah emas bersifat objektif

3) Penilaian Umum
Untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku, cara ketiga adalah
dengan menyerahkan kepada masyarakat umum untuk menilainya. Disebut dengan “
audit social”. Namun, penilaian ini harus bersifat objektif ( tidak ada kepentingan di
dalamnya) dan terbuka bagi khalayak ramai dengan menerapkan penilaian moral di
dalamnya.
Dari hasil catatan di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis dikatakan baik (good
business)
jika tidak bertentangan dengan sudut pandang etika dan hukum

Peranan Etika dalam Bisnis

Etika berfungsi menggugah kesadaran moral pelaku bisnis untuk berbisnis secara
baik dan etis didasari nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi konsumen, masyarakat
dan demi
menjaga nama baik bisnis sendiri dalam jangka panjang

Alasan bisnis berlaku etis ada tiga dasar yang mendasarinya yaitu ajaran agama
(tuhan
yang maha kuasa), kepentingan sosial dan perilaku pebisnis yang bernilai utama.
1) Ajaran Agama (tuhan yang maha kuasa)
Agama mengatakan bahwa sesudah kehidupan jasmani ini manusia akan hidup
terus dalam dunia baka, di mana Tuhan sebagai Hakim Maha Agung akan
menghukum kejahatan yang pernah dilakukan dan mengganjar kebaikannya.
Pandangan ini didasarkan pada imam kepercayaan, yang tentunya diharapkan
setiap pebisnis akan dibimbing oleh iman kepercayaannya yang menjadi tugas
agama mengajak pemeluknya untuk tetap berpegang pada motivasi moral.
2) Kontrak Sosial
Segala sesuatu yang dilakukan oleh seorang pebisnis akan selalu berhubungan
dengan tingkat kesejahteraan masyarakat, maka pebisnis dalam interaksi bisnisnya
memiliki kontrak sosial dengan masyarakat tempat dimana ia berbisnis untuk selalu
menciptakan kesejahteraan dalam kegiatan bisnisnya. Pandangan ini melihat perilaku
manusia dalam perspektif sosial. Setiap kegiatan dilakukan bersama-sama
dalam masyarakat, menuntut adanya norma-norma dan nilai-nilai moral. Dengan
demikian kehidupan kemasyarakatan senantiasa menjadi lebih sejahtera.
3) Keutamaan
Pebisnis sebagai manusia memiliki nilai mulia dan utama bila melaksanakan
bisnisnya secara bermoral. Keutamaan sebagai ukuran untuk melakukan bisnis
terbaik, merupakan penyempurnaan tertinggi kodrat manusia. Manusia yang berlaku
etis adalah baik, baik secara menyeluruh materil dan spirituil.
Pebisnis harus melakukan sesuatu kebaikan, karena hal itu baik. Pebisnis harus
berintegritas. Dalam bekerja, pebisnis boleh mencari keuntungan. Perusahaan
merupakan organisasi sebagai alat untuk memperoleh keuntungan. Namun pebisnis
atau perusahaan dikatakan tidak berintegritas, jika kegiatan mereka mengumpulkan
kekayaan tanpa pertimbangan moral.

Code of Ethics

Kode etik perusahaan


Sebelum kita mengupas dan membahas mengenai kode etik perusahaan, terlebih
dahulu kita memahami istilah umum yaitu ethics statements diantaranya:

1) Pertama, value statements atau pernyataan nilai.


Banyak pernyataan nilai menegaskan bahwa perusahaan ingin beroperasi secara
etis serta fair dan menggaris bawwahi pentingnya integritas, teamwork, kredibilitas,
dan keterbukaan dalam komunikasi. Jadi nilai yang dikemukakan ini sering lebih luas
daripada nilai-nilai etis.

2) Kedua, Corporate Credo atau kredo perusahaan


Biasanya merumuskan tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder,
khususnya konsumen, karyawan, pemilik saham, masyarakat umum dan lingkungan
hidup

3) Kode etik
Kode etik ini menyangkut kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan kesulitas
yang bisa timbul (dan mungkin dimasa lampau pernah timbul), seperti konflik
kepentingan, hubungan dengan pesaing dan pemasok, menerima hadiah,
sumbangan kepada partai politik dan sebagainya.

Prinsip-prinsip Etika Bisnis


Menurut Sonny Keraf (1998), prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut:

1) Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan tuntunan hati nuraninya, kesadarannya sendiri mengenai
sesuatu kebaikan untuk diberian kepada orang lain.

2) Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran dalam setiap tindakan atau perikatan bisnis merupakan keutamaan.
Kejujuran diperlukan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Dalam
perikatan perjanjian dan kontrak tertentu, semua pihak saling percaya satu sama
lain, bahwa masing-masing pihak tulus dan jujur membuat perjanjian dan kontrak,
serius, tulus dan jujur melaksanakan perjanjian. Kejujuran sangat penting artinya
bagi kepentingan masing-masing pihak, kejujuran sangat menentukan keberlanjutan
relasi dan kelangsungan bisnis selanjutnya.

3) Prinsip Keadilan
Tindakan memberikan keadilan terhadap keterlibatan semua pihak dalam bisnis
merupakan praktek keutamaan. Prinsip keadilan perlu dilakukan agar setiap orang
dalam kegiataan bisnis secara internal maupun eksternal perusahaan diperlakukan
sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing.

4) Prinsip Saling Menguntungkan


Kegiatan bisnis perlu memberikan keadaan saling menguntungkan kepada
keterlibatan setiap pihak dalam bisnis, hal tersebut merupakan cerminan prinsip
keutamaan. Saling menguntungkan merupakan cermin integritas moral internal
pelaku bisnis atau perusahaan agar nama baik pribadi atau nama baik perusahaan
untuk berbisnis tetap terjaga, dipercaya dan kompetitif.

Daft Pustaka:

Ali, Hapzi.2018.Business Ethics and Good Governance Principles of Personal Ethics


dan Principles of Professional Ethics.Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai