Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Business Ethic And Good Governance”
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Oleh:
Dari beberapa definisi yang ada, dapat diambil berapa kesimpulan menyangkut point
penting dari Corporate Governance yaitu:
Sebuah hubungan antara stakeholder yang digunakan untuk menentukan dan
mengendalikan kebijakan strategis (strategic direction) dan kinerja organisasi dalam
mencapai tujuannya
Berhubungan dengan identifikasi bagaimana memastikan kalau keputusan strategis
dibuat dengan efektif.
Wewenang dalam mengatur dan melaporkan resiko bisnis
Transparency
Framework corporate governance harus mampu memastikan kalau pelaporan secara
berkala dan akurat dibuat untuk semua hal signifikan yang berhubungan dengan
perusahaan termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan dan tatakelola
perusahaan.
Responsibility
Framework corporate governance harus memahami hak dari stakeholder seperti
ditatapkan dalam peraturan dan mendorong kerjasama aktif antara perusahaan dan
stakeholder dalam menciptakan kesejahteraan, pekerjaan dan daya tahan keuangan
perusahaan. Prinsip ini mengakui kalau perusahaan harus diatur oleh perudangan dan
regulasi di Negara dimana mereka beroperasi.
Fairness
Konsep fairness dapat dibedakan ke dalam dua jenis yang berbeda, yaitu:
Framework corporate governance harus melindungi hak pemilik saham
Framework corporate governance harus memastikan perlakuan yang sesuai
terhadap semua shareholder, termasuk shareholder minoritas dan asing.
Semua shareholder harus memiliki peluang untuk memperoleh ganti rugi
yang sesuai terhadap pelanggaran hak mereka.
Sistem governance yang berbeda menyatakan kalau tujuan perusahaan dalam jalan
berbeda, tergantung pada yang mana perhatian utama yang diambil sebagai fokus
utama:
1. Harapan social/Stakeholder
Berapa negara fokus pada kebutuhan untuk memenuhi harapan sosial, umumnya
kebutuhan karyawan dan stakeholder lainnya (termasuk diantaranya supplier, kreditor,
pajak dan komunitas dimana perusahaan beroperasi). Pendekatan ini seringkali
disebut dengan perspektif stakeholder, dimana perusahaan didirikan dan
dioperasionalkan untuk tujuan memaksimumkan kesejahteraan pihak lainnya
(stakeholder) yang berhubungan dengan perusahaan. Pandangan ini menonjol di
Eropa (seperti Jerman, Francis dan Belanda) dan beberapa Negara di Asia.
Apapun sudut pandang objective corporate yang diambil, pengelolaan yang efektif
memastikan kalau board dan manager bertanggung jawab untuk mencapainya.
Aturan corporate governance dalam meyakinkan board dan manajemen bertanggung
jawab sangat penting bagi masyarakat untuk sejumlah alasan. Pada intinya, corporate
governance yang efektif:
Mengedepankan penggunaan resource yang efisien dalam perusahaan dan ekonomi
yang lebih besar. Hutang dan kekayaan harus mengalir ke perusahaan yang mampu
untuk menginvestasikannya secara efisien untuk menghasilkan barang dan jasa yang
paling laku, dan dengan tingkat keuntungan tertinggi. Sehubungan dengan hal ini, tata
kelola yang efektif harus membantu melindungi dan meningkatkan resource yang
langka, serta tetap membantu untuk memastikan kalau kebutuhan sosial dipenuhi.
Membantu dalam memberi keyakinan kalau perusahaan patuh (compliance) dengan
hukum, regulasi dan harapan masyarakat. Governance yang efektif melibatkan dewan
direksi (board of director) memastikan kesesuaian dengan hukum dan membuat
keputusan tentang aktifitas yang meskipun sesuai dengan aturan di Negara dimana
perusahaan beroperasi, mungkin dapat menimbulkan perhatian politik, sosial atau
hubungan publik.
Berhubungan dengan usaha untuk mengurangi korupsi dalam perjanjian bisnis.
Meskipun corporate governance tidak mencegah korupsi, setidaknya corporate
governance yang efektif dapat membuat praktek korupsi lebih susah dilakukan dan
memungkinkan praktek korupsi dapat ditemukan lebih awal
BUMN Bersih
Sejalan dengan program BUMN Bersih yang dicanangkan oleh Kementerian BUMN
melalui keputusan Menteri BUMN Nomor SK-439/MBU/2013 tanggal 14 Agustus
2013, Kementerian BUMN telah meluncurkan roadmapBUMN Bersih yang wajib
diikuti oleh seluruh BUMN.
Berkenaan dengan hal tersebut, Len menyambut positif dan berkomitmen untuk
mengimplementasikannya sebagai upaya untuk mendukung anti korupsi sejalan
dengan nilainilai Len yang bersih dan anti korupsi. Len telah mengimplementasikan
kegiatan assessment BUMN Bersih tahap satu yang dilakukan pihak independen
dengan hasil predikat yang dicapai “Berkomitmen”. Adapun hasil penilaian BUMN
Bersih adalah dari aspek Upaya Internal / Dokumen Aplikasi mencapai skor 8,51 dan
aspek Persepsi / Kuesioner mencapai skor 7,32.
Dengan pencapaian tersebut, Len berkomitmen untuk terus konsisten menerapkan
tata kelola perusahaan yang bersih dari gratifikasi dan Korupsi Kolusi serta Nepotisme
(KKN). Selanjutnya Len siap untuk dilakukan pengukuran kembali sesuai dengan
tahapan yang ditetapkan secara berkala.
Daft Pustaka;
https://www.len.co.id/tata-kelola-perusahaan/implementasi-gcg/ (13 Des Jam 17:04)
https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_kelola_perusahaan( 13 Des Jam 17:16)
https://blimadeari.wordpress.com/2007/12/23/corporate-governance-apa-
sebenarnya/ (13 Des Jam 17:16)
Hapzi Ali, BE-GG, Business Ethics and Good Corporate Governance Modul.
Universitas Mercu Buana