Anda di halaman 1dari 6

Resume Kuliah-14

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE


Corporate Governance

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Business Ethic And Good Governance”
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Oleh:

Arfin Jaya Saputra: 55117120094

Program Studi Magister Manajemen


Universitas Mercu Buana
Jakarta
2018
Corporate Governance

Tata Kelola Perusahaan (bahasa Inggris: corporate governance) adalah rangkaian


proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan,
pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola
perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan
(stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama
dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan
direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan,
bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.

Corporate governancepada dasarnya adalah:


“Sekumpulan kriteria dan tool yang diperlukan untuk memastikan value creation
(penciptaan nilai tambah) yang konsisten secara berkelanjutan serta menjamin
efektivitas strategi dan efisiensi operasional pada organisasi dengan selalu sesuai
(compliance) dengan aturan yang berlaku.

Konsep Corporate Governance diatas berkembang dan mengandung asumsi


sebagai berikut:
 Tujuan dari tiap-tiap grup/perusahaan adalah steady value creation yang
berkelanjutan.
 Manfaat dari adanya kepemimpinan adalah untuk membuat misi tersebut koheren
dan konvergen dengan harapan semua stakeholder.
Corporate Governance pada dasarnya menyangkut kerangka kerja (framework) dan
proses bagaimana perusahaan dikelaola. Corporate Governance adalah cara
bagaimana keputusan dibuat dan hasil yang diperoleh dimonitor.

Dari beberapa definisi yang ada, dapat diambil berapa kesimpulan menyangkut point
penting dari Corporate Governance yaitu:
 Sebuah hubungan antara stakeholder yang digunakan untuk menentukan dan
mengendalikan kebijakan strategis (strategic direction) dan kinerja organisasi dalam
mencapai tujuannya
 Berhubungan dengan identifikasi bagaimana memastikan kalau keputusan strategis
dibuat dengan efektif.
 Wewenang dalam mengatur dan melaporkan resiko bisnis

Dengan mempertimbangkan semua hal diatas maka kita dapat menyimpulkan


elemen utama sebagai persyaratan dan penentuan Corporate Governance:
 Corporate Governance menitikberatkan pada metode (struktur) dari mana penentuan
tujuan perusahaan dilakukan dan metode untuk mencapai tujuan tersebut diawasi
secara periodik.
 Corporate Governance mengarah pada penentuan peran, tanggung jawab dan
pemisahaan kekuasaan dalam sistem yang kompleks.
Prinsip dasar Corporate Governance
Pada tahun 1999, pada saat gelombang krisis di Asia, Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD) menetapkan sekumpulan prinsif, standard an
panduan pengembangan Corporate Governance pada tingkat internasional. Prinsif
tersebut di perbaharui pada tahun 2004 dan digunakan sebagai framework dasar
Corporate Governance. Prinsip dasar corporate governance dari OECD didasarkan
pada empat standar utama yang mencakup fairness, transparency, accountability dan
responsibility.
 Accountability
Framework corporate governance harus memberi kepastian dalam panduan strategis
perusahaan, pengawasan manajemen secara efektif oleh direksi, dan tanggung jawab
dewan pada perusahaan serta pemegang saham.

 Transparency
Framework corporate governance harus mampu memastikan kalau pelaporan secara
berkala dan akurat dibuat untuk semua hal signifikan yang berhubungan dengan
perusahaan termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan dan tatakelola
perusahaan.

 Responsibility
Framework corporate governance harus memahami hak dari stakeholder seperti
ditatapkan dalam peraturan dan mendorong kerjasama aktif antara perusahaan dan
stakeholder dalam menciptakan kesejahteraan, pekerjaan dan daya tahan keuangan
perusahaan. Prinsip ini mengakui kalau perusahaan harus diatur oleh perudangan dan
regulasi di Negara dimana mereka beroperasi.

 Fairness
Konsep fairness dapat dibedakan ke dalam dua jenis yang berbeda, yaitu:
 Framework corporate governance harus melindungi hak pemilik saham
 Framework corporate governance harus memastikan perlakuan yang sesuai
terhadap semua shareholder, termasuk shareholder minoritas dan asing.
Semua shareholder harus memiliki peluang untuk memperoleh ganti rugi
yang sesuai terhadap pelanggaran hak mereka.

Teori Governance: Kebutuhan berbeda –system yang berbeda

Sistem governance yang berbeda menyatakan kalau tujuan perusahaan dalam jalan
berbeda, tergantung pada yang mana perhatian utama yang diambil sebagai fokus
utama:
1. Harapan social/Stakeholder
Berapa negara fokus pada kebutuhan untuk memenuhi harapan sosial, umumnya
kebutuhan karyawan dan stakeholder lainnya (termasuk diantaranya supplier, kreditor,
pajak dan komunitas dimana perusahaan beroperasi). Pendekatan ini seringkali
disebut dengan perspektif stakeholder, dimana perusahaan didirikan dan
dioperasionalkan untuk tujuan memaksimumkan kesejahteraan pihak lainnya
(stakeholder) yang berhubungan dengan perusahaan. Pandangan ini menonjol di
Eropa (seperti Jerman, Francis dan Belanda) dan beberapa Negara di Asia.

2. Hak pemilik perusahaan/Shareholder


Negara lainnya menekankan pada hak pemilik perusahaan dan fokus pada tujuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan untuk pemilik saham dalam jangka yang
panjang. Pendekatan ini seringkali disebut dengan perspektif shareholder dimana
perusahaan didirikan dan dioperasionalkan untuk tujuan memaksimumkan
kesejahteraan pemegang saham sebagai akibat dari investasi yang dilakukannya

Corporate Governance: Isu Penting Lainnya

Apapun sudut pandang objective corporate yang diambil, pengelolaan yang efektif
memastikan kalau board dan manager bertanggung jawab untuk mencapainya.
Aturan corporate governance dalam meyakinkan board dan manajemen bertanggung
jawab sangat penting bagi masyarakat untuk sejumlah alasan. Pada intinya, corporate
governance yang efektif:
 Mengedepankan penggunaan resource yang efisien dalam perusahaan dan ekonomi
yang lebih besar. Hutang dan kekayaan harus mengalir ke perusahaan yang mampu
untuk menginvestasikannya secara efisien untuk menghasilkan barang dan jasa yang
paling laku, dan dengan tingkat keuntungan tertinggi. Sehubungan dengan hal ini, tata
kelola yang efektif harus membantu melindungi dan meningkatkan resource yang
langka, serta tetap membantu untuk memastikan kalau kebutuhan sosial dipenuhi.
 Membantu dalam memberi keyakinan kalau perusahaan patuh (compliance) dengan
hukum, regulasi dan harapan masyarakat. Governance yang efektif melibatkan dewan
direksi (board of director) memastikan kesesuaian dengan hukum dan membuat
keputusan tentang aktifitas yang meskipun sesuai dengan aturan di Negara dimana
perusahaan beroperasi, mungkin dapat menimbulkan perhatian politik, sosial atau
hubungan publik.
 Berhubungan dengan usaha untuk mengurangi korupsi dalam perjanjian bisnis.
Meskipun corporate governance tidak mencegah korupsi, setidaknya corporate
governance yang efektif dapat membuat praktek korupsi lebih susah dilakukan dan
memungkinkan praktek korupsi dapat ditemukan lebih awal

Implementasi Pelaksanaan GCG (PT LEN)

Perseroan memastikan mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG dalam setiap


aspek bisnis dan operasional dengan mengacu pada pemenuhan 5 prinsip dasar
GCG yakni meliputi keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
responsibilitas (responsibility), independensi (independency) serta kewajaran dan
kesetaraan (fairness). Len menyakini bahwa pelaksanaan GCG secara konsisten
akan memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha,
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mengelola sumber daya perusahaan,
memaksimalkan nilai perusahaan dalam jangka panjang serta meningkatkan
kepercayaan para stakeholders.
Perseroan memiliki komitmen untuk selalu menerapkan standar tata kelola yang baik
dan berupaya keras menerapkan GCG secara berkesinambungan lebih dari sekedar
kepatuhan terhadap standar dan peraturan perundangan, dimana dalam
implementasi GCG Len mengadopsi standar ketentuan Kementerian Negara BUMN.

Assessment & Improvement GCG


Len telah melaksanakan penilaian (Assessment) terhadap implementasi Good
Corporate Governance (GCG)untuk periode tahun 2013 yang dilakukan sejak tanggal
9 September sampai dengan 1 November 2013. Assessment dilakukan bertujuan
untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi penerapan GCG yang dikaitkan
dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku dan praktik-praktik terbaik (best
practices) penerapan GCG, sehingga area-area yang memerlukan
perbaikan/penyempurnaan dapat diidentifikasi.
Asessment terhadap penerapan GCG pada Len dilaksanakan berdasarkan standar
alat uji Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6
Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN, yang mencakup 6 (enam) aspek
pokok pengukuran meliputi (a) Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola secara
Berkelanjutan, (b) Pemegang Saham dan RUPS, (c) Dewan Komisaris, (d) Direksi,
(e) Pengungkapan Informasi dan Transparansi dan (f) Aspek Lainnya. Aspek-aspek
yang dinilai terangkum dalam 43 indikator dan 153 parameter.
Hasil assessment GCG pada tahun 2013 menjadi landasan perusahaan untuk
memperbaiki dan meningkatkan implementasi GCG secara bertahap dan
berkelanjutan di masa mendatang. Hasil rekomendasi assessmentGCG yang menjadi
area of improvement yang sebagian sudah dilakukan dan masih dalam proses
penyelesaian.

Beberapa yang sudah dilaksanakan di tahun 2013-2014 antara lain :


 Penyusunan dan pengesahan Kebijakan Whistleblowing System oleh Direksi dan
Dewan Komisaris
 Penyusunan dan pengesahan Kebijakan Pengendalian Gratifikasi oleh Direksi dan
Dewan Komisaris
 Pengesahan Board Manual oleh Direksi dan Dewan Komisaris
 Pengesahan Code of Conduct oleh Direksi dan Dewan Komisaris
 Pengesahan Code of Corporate Governance (CoCG) oleh Direksi dan Dewan
Komisaris
 Pernyataan komitmen atas implementasi GCG oleh Direksi dan Dewan Komisaris
 Pengisian Daftar Khusus oleh Direksi dan Dewan Komisaris
 Penandatangan Pernyataan Benturan Kepentingan oleh Direksi dan Dewan
Komisaris
 Menetapkan kebijakan mengenai informasi publik dan informasi rahasia dan
prosedur pengungkapan informasi kepada stakeholder
 Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan dan pemutakhiran website
 Mengikuti sosialisasi pedoman pengukuran GCG dan sharing on excellence
penerapan GCG yang diadakan oleh Kementerian BUMN yang bekerjasama dengan
BPKP
 Sosialisasi atas Code of Corporate Governance (CoCG), Code of Conduct,
Whistleblowing System dan Pengendalian Gratifikasi.

BUMN Bersih
Sejalan dengan program BUMN Bersih yang dicanangkan oleh Kementerian BUMN
melalui keputusan Menteri BUMN Nomor SK-439/MBU/2013 tanggal 14 Agustus
2013, Kementerian BUMN telah meluncurkan roadmapBUMN Bersih yang wajib
diikuti oleh seluruh BUMN.
Berkenaan dengan hal tersebut, Len menyambut positif dan berkomitmen untuk
mengimplementasikannya sebagai upaya untuk mendukung anti korupsi sejalan
dengan nilainilai Len yang bersih dan anti korupsi. Len telah mengimplementasikan
kegiatan assessment BUMN Bersih tahap satu yang dilakukan pihak independen
dengan hasil predikat yang dicapai “Berkomitmen”. Adapun hasil penilaian BUMN
Bersih adalah dari aspek Upaya Internal / Dokumen Aplikasi mencapai skor 8,51 dan
aspek Persepsi / Kuesioner mencapai skor 7,32.
Dengan pencapaian tersebut, Len berkomitmen untuk terus konsisten menerapkan
tata kelola perusahaan yang bersih dari gratifikasi dan Korupsi Kolusi serta Nepotisme
(KKN). Selanjutnya Len siap untuk dilakukan pengukuran kembali sesuai dengan
tahapan yang ditetapkan secara berkala.

Daft Pustaka;
https://www.len.co.id/tata-kelola-perusahaan/implementasi-gcg/ (13 Des Jam 17:04)
https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_kelola_perusahaan( 13 Des Jam 17:16)
https://blimadeari.wordpress.com/2007/12/23/corporate-governance-apa-
sebenarnya/ (13 Des Jam 17:16)
Hapzi Ali, BE-GG, Business Ethics and Good Corporate Governance Modul.
Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai