BAB I PENDAHULUAN
Sri Mulyani mencatat kini, dari 32 juta wajib pajak yang terdaftar, ada 20 juta yang seharusnya
menyampaikan surat pemberitahuan tahunan (SPT). Kenyataannya, hanya 12 juta wajib pajak yang
benar-benar patuh memenuhi kewajibannya. Akibatnya, tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia
hanya 62,3 persen. "Bayangkan kalau tingkat kepatuhan kita mencapai 80 persen saja, maka
penerimaan pajak pasti akan meningkat," kata Sri. Sri juga mengeluhkan tingkat rasio pajak di
Indonesia, yang baru mencapai 11 persen. Posisi ini tertinggal jauh dari negara lain di ASEAN, seperti
Malaysia dan Thailand. Rasio pajak di Malaysia sudah mencapai 15 persen dan Thailand 16 persen.
Program Tax Amnesty atau pengampunan pajak resmi berakhir pada tanggal 30 Maret lalu, tepat
pukul 00.00 WIB. Tercatat, total aset yang dideklarasikan dari dalam negeri dan juga dalam negeri
mencapai Rp4.855 triliun. Jumlah itu sendiri dianggap telah melampaui target sebesar Rp4.000 triliun
atau mencapai persentase 121,37%. Meskipun nilainya cukup besar, nyatanya perolehan negara tidak
berhasil mencapai target tebusan pajak.
Dari data Dirjen Pajak, uang tebusan yang telah terkumpul hanya sekitar 81,8% dari target atau
sebesar Rp135 triliun, masih lebih rendah Rp30 triliun atau sekitar 18,2% dari target yang sebesar
Rp165 triliun. Sebelumnya, pemerintah dan Dirjen Pajak menargetkan bisa mendapat dana tebusan
pajak hingga Rp165 triliun. Untuk informasi, dari deklarasi yang lebih dari Rp4.000 triliun itu, sebagian
besarnya berasal dari Indonesia yaitu Rp3.676 triliun, sementara dari luar negeri hanya Rp1.031 triliun
dari potensi yang bisa didapat sekitar Rp4.000 triliun.
Atas dasar itulah, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) akan mulai menjalankan fasilitas
Sistem Pertukaran Informasi Otomatis atau Automatic Exchange System of Information (AEoI)
antarnegara guna melacak potensi pajak di luar negeri.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku, sudah saatnya tingkat kepatuhan perpajakan
serta tindakan penggelapan pajak di Indonesia untuk segera ditindak. Jokowi menyebutkan, dengan
modernisasi teknologi informasi perpajakan ini diharapkan bisa membangun sebuah sistem data
informasi perpajakan yang lebih handal, terintegrasi, dan lebih sederhana. "Saya yakin langkah
reformasi dan modernisasi sistem teknologi informasi perpajakan ini akan sangat bermanfaat bagi
upaya peningkatan tax rasio, kemudian mendorong kepatuhan pajak secara sukarela, serta mencegah
penghindaran dan penggelapan pajak," kata Jokowi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
TAX EVASION DALAM PERSEPSI ETIS DAN DEMOGRAFI WAJIB PAJAK I Nyoman Kusuma Adnyana Maha
Putra1, Ni Putu Nita Anggraini2, Ni Wayan Rustiarini3, I Made Sudiartana4 1,2,3,4,5Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar, Bali, Indonesia
(mahasaraswati.nita@gmail.com 2017
https://tirto.id/pemerintah-akan-serius-pidanakan-pengemplang-pajak-chpl