Anda di halaman 1dari 3

CuO/ZnO/Al2O3 adalah katalis oksida logam kompleks yang dipakai pada reaksi hidrogenasi CO2

menjadi metanol. Pembuatan, karakterisasi, uji aktivitas dan selektivitas katalis telah dilakukan oleh
banyak peneliti. Metode preparasi yang menghasilkan katalis CuO/ZnO/Al2O3 dengan karakter yang baik
adalah metode kopresipitasi. Untuk katalis multi komponen, metode ini dapat menghasilkan campuran
yang sempurna dan ukuran partikel katalis yang lebih kecil sehingga mampu memberikan dispersi inti
aktif yang tinggi guna menunjang aktivitas katalis. Metode yang telah dipergunakan untuk karakterisasi
katalis CuO/ZnO/Al2O3 adalah: BET (Brunauer Emmet Teller), FTIR (Fourier Transform Infra Red),
SEM (Scanning Electron Microscopy), dan penentuan dispersi inti aktif. Keempat uji tersebut, baru bisa
menjelaskan pengaruh penambahan aditif terhadap luas permukaan katalis, dispersi inti aktif, dan
perubahan struktur katalis, tetapi belum dapat menjelaskan mengapa katalis CuO/ZnO/Al 2O3 yang diberi
aditif dan kadar tertentu menjadi lebih aktif dan selektif pada reaksi hidrogenasi CO2 menjadi metanol.
Karakteristik katalis yang berhubungan langsung dengan aktivitasnya adalah desorptivitas dan
adsorptivitas (kemampuan adsorpsi dan desorpsi) katalis terhadap zat-zat yang berpengaruh dalam reaksi.
Untuk mengetahui karakter tersebut, dapat dilakukan dengan karaktersisasi Temperature Programmed
Desorption (TPD). Penelitian ini menggunakan gas H2 dan CO sebagai adsorbat, Argon sebagai gas
carrier dan H2 sebagai gas reduktor. Dari penelitian akan didapat spektra TPD yang merupakan puncak
(peak) desorpsi yang bisa digunakan untuk menghitung kekuatan adsorpsi/desorpsi katalis. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan hubungan dan peran aditif/promotor terhadapaktivitas katalis.

Tabel 1.2 Sifat fisika dan aktivitas katalis CuO/ZnO/Al2O3

Katalis 1 Katalis 2 Katalis 3 Katalis 4 Katalis 5 Katalis 6 Katalis 7


Luas Area 26,45 114,66 73,61 23,70 21,85 20,36 94,72
(m2/g)
Jari-jari pori 7,09 7,64 8,0 7,41 7,13 7,65
(Å)
Volume Pori 1,3.10-2 2,8.10-2 9,5.10-2 8,1.10-2 3,6.10-2 7,3.10-2
(cc/gr)
Dispersi (%) 5,66 12,04
T = 275°C
12,03
Konv.CO2 (%) 19,94 14,27 11,27 13,15 7,41

Selektivitas
CH3OH 95,72 100 99,89 99,90 99,94 99,75

Yield CH3OH 9,12 14,99 11,26 12,02 13,14 17,37


𝜌𝐶𝐻3𝑂𝐻
𝐾𝑝 = 𝜌𝐶𝑂×𝜌2 𝐻2 ................................................. 2.1

Kenaikan Kp terhadap tekanan sebagaimana mengikuti ketidakidealan. Selanjutnya


konversi tinggi pada metanol diberi katalis aktif secukupnya, yang akan diperoleh pada tekanan
tinggi dan suhu rendah.

Gambar 1.1 Termodinamika Sintesis Metanol. Variasi dari Konstanta Kesetimbangn Kp dengan
Temperature dan Tekanan

Penggunaan tekanan tinggi, terutama digunakan pada industri modern yang sangat besar dengan
berkapasitas lebih dari 1000 ton/hari dikarenakan mahalnya biaya kompresi gas. Oleh karena itu,
penggunaan katalis yang sangat aktif merupakan langkah paling ekonomis untuk penggunaan
tekanan rendah untuk mendapatkan konversi yang maksimal sama seperti kondisi operasi
tekanan tinggi. Gambar 1.1 menunjukkan nilai kesetimbangan (Kp) pada beberapa suhu dan
tekanan. Pada kondisi tekanan 50 bar dan suhu 260 °C di dapat nilai konstanta kesetimbangan
(Kp) sebesar 0,005594 yang menunjukan bahwa nilai Kp menurun terhadap temperatur dan
meningkat terhadap tekanan.
Gambar 1.2 Pengaruh Suhu terhadap Konsentrasi Kesetimbangan Metanol pada Perbedaan
Tekanan. (Komposisi gas masuk 8% CO. 8% CO2, 57% H2, 27% inerts).

Gambar 1.2 menunjukkan konversi kesetimbangan termodinamika CO dan H2 menjadi


metanol pada beberapa suhu dan tekanan. Gambar ini juga menampilkan teori katalis yang hanya
aktif pada 350oC atau diatas dari kebutuhan tekanan operasi pada 300 bar untuk menghasilkan
tambahan konversi metanol 3%. Katalis yang aktif pada suhu di bawah 250oC menghasilkan
konversi yang sama dengan tekanan pada 50 bar.

Anda mungkin juga menyukai