Anda di halaman 1dari 14

DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN KELANCARAN

PROSEDURAL MATERI PTLSV DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA


PONDOK PESANTREN

Badaruddin, Agung Hartoyo, Dede Suratman


Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNTAN Pontianak
Email : badaruddin333@yahoo.co.id

Abstract
This study aims to explain conceptual understanding and procedural fluency in terms of student
learning style on linear inequality material one variable. The method that was use in this research
is descriptive method with case study form. There were 34 students participated in class VII SMP
Darut Tauhid Kubu Raya as the subject in this research. The instrument of data collecting are
written test to reveal the conceptual understanding and procedural fluency, questionnaire to
categorize the students based on their learning style and interview as the followup activity. The
results of the data analysis show that conceptual understanding in students who have visual learning
style and kinesthetic learning style included in medium category, whereas in auditory learning style
include in low category. Procedural fluency in all of students who have visual learning style, auditory
learning style and kinesthetic learning style included in very low categories.
Keyword : Conceptual Understanding, Procedural Fluency, Learning Style

PENDAHULUAN konseptual merupakan pengetahuan dasar untuk


Dalam buku National Research Council memunculkan kelancaran prosedural.
(NRC) disebutkan bahwa pemahaman Berdasarkan hasil pengamatan yang
konseptual (conceptual understanding) dan dilakukan di kelas VII SMP Darut Tauhid Kubu
kelancaran prosedural (procedural fluency) Raya, diketahui bahwa masih banyak siswa
merupakan dua di antara 5 komponen penting yang mengalami kesulitan dalam
dari kecakapan matematis (NRC, 2001: 116). menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan
Pemahaman konseptual adalah kemampuan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel (PtLSV).
siswa dalam mengaplikasi definisi konsep, Kesulitan itu disebabkan karena siswa kurang
relasi, dan berbagai representasi (NAEP, 2002: memahami konsep PtLSV sehingga siswa tidak
38). Adapun kelancaran prosedural mengacu bisa menyelesaikan soal pertidaksamaan
pada pengetahuan mengenai prosedur, tersebut. Selain itu ada beberapa siswa dalam
pengetahuan mengenai waktu dan cara menyelesaikan soal Pertidaksamaan Linear
penggunaannya secara tepat, dan keterampilan Satu Variabel menggunakan konsep Persamaan
dalam melakukannya secara fleksibel, akurat, Linier Satu Variabel. Menurut National
dan efisien (NRC, 2001: 121). Karena itu, Assessment of Educational Progress (NAEP)
pemahaman konseptual dan kelancaran (2002:38), siswa dikatakan menunjukkan
prosedural merupakan kecakapan matematis pemahaman konseptual matematis ketika
yang saling terkait penggunaannya untuk mereka dapat mengenal, mengintegrasikan dan
menyelesaikan masalah matematika. Di dalam menerapkan berbagai tanda, simbol dan
tujuan pembelajaran matematika yang pernyataan menggunakan kajian konsep.
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Di dalam tujuan pembelajaran matematika
Pendidikan (BSNP) dinyatakan bahwa yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional
kelancaran prosedural itu dapat dilakukan Pendidikan (BSNP) dinyatakan bahwa
setelah memahami konsep, menjelaskan kelancaran prosedural itu dapat dilakukan
keterkaitan konsep, dan mengaplikasikannya setelah memahami konsep, menjelaskan
(BSNP, 2006). Itu berarti pemahaman keterkaitan konsep, dan mengaplikasikannya
(BSNP, 2006). Artinya pemahaman konseptual
merupakan pengetahuan dasar untuk 12 siswa yang lebih tertarik dengan
memunculkan kelancaran prosedural. Karena pembelajaran yang menampilkan gambar-
itu, pemahaman konseptual dan kelancaran gambar, ada 9 siswa yang lebih tertarik dengan
prosedural merupakan kecakapan matematis kegiatan pembelajaran yang melibatkan
yang saling terkait penggunaannya untuk praktek. Ketika dalam pembelajaran dibentuk
menyelesaikan masalah matematika. Lemahnya kelompok kecil yang terdiri dari beberapa
kelancaran prosedural siswa pondok pesantren siswa, terlihat respon yang berbeda dari setiap
Darut Tauhid terlihat pada jawaban siswa ketika individu. Ada 5 siswa yang sangat antusias
menyelesaikan soal PtLSV terlebih dahulu ketika diskusi. DePorter & Mike (2015 : 113)
diubah ke PLSV sehingga hasilnya kurang menyatakan bahwa terdapat tiga jenis gaya
tepat. belajar, yakni gaya belajar visual (belajar
Di dalam mengikuti proses belajar dengan cara melihat), gaya belajar auditorial
mengajar, setiap siswa memiliki gaya belajar (belajar dengan cara mendengar), dan gaya
yang berbeda-beda antara siswa yang satu belajar kinestetik (belajar dengan cara
dengan siswa yang lainnya. Guru dalam bergerak, bekerja, dan menyentuh).
mengajar harus memperhatikan gaya belajar Para siswa memiliki cara yang berbeda
(learning style) siswa. Karena dalam setiap dalam menyerap dan mengelola informasi yang
mengajar efektifitasnya akan sangat bergantung diterimanya dalam pembelajaran. Hal ini
pada cara atau gaya belajar siswa. Menurut didukung dengan pendapat Rose dan Nicholl
DePorter & Mike (2015 : 110), Gaya belajar (2002: 131) yang menyatakan bahwa setiap
adalah cara-cara dalam belajar yang individu menunjukan kelebihsukaan dan
merupakan kunci untuk mengembangkan kecendrungan pada suatu gaya belajar tertentu.
kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan Keberagaman cara belajar yang dimiliki
dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya siswa di kelas semestinya dapat menjadi
belajar seseorang adalah kombinasi dari refrensi bagi seorang pendidik dalam
bagaiman ia menyerap, dan kemudian mengembangkan kemampuan berpikir siswa
mengatur serta mengolah informasi (DePorter sehingga pembelajaran yang diberikan dapat
& Mike, 2015 : 110). Gaya belajar merupakan sesuai dengan kondisi siswa. Seperti yang
gaya yang dipilih oleh individu untuk dinyatakan oleh Martinez-pons (2001:7) di
mendapatkan informasi atau pengetahuan dalam psikologi belajar mengajar bahwa dalam
dalam suatu proses pembelajaran. Setiap pembelajaran penting bagi seorang pendidik
individu memiliki gaya belajar masing-masing untuk melaksanakan fase awal pembelajaran,
yang berbeda . Mengenal gaya belajar yang yaitu tahap dimana seorang pendidik
paling cocok untuk diri sendiri sangat penting mengetahui dan memahami bekal awal yang
karena dengan begitu setiap siswa akan lebih dimiliki siswanya. Bekal awal yang termasuk ke
mudah untuk menyerap suatu informasi. dalam tahap tersebut yaitu mengetahui
Dengan mengenali gaya belajar yang lebih bagaimana cara siswa belajar atau gaya belajar
dominan maka setiap individu akan lebih cerdas siswa.Oleh karena itu peneliti tertarik
dalam menentukan cara belajar yang lebih melakukan penelitian dengan judul “deskripsi
efektif dan ampuh bagi siswa itu sendiri. pemahaman konseptual dan kelancaran
Dengan demikian, setiap individu dapat prosedural materi pertidaksamaan linier satu
memanfaatkan kemampuan belajar dengan variabel ditinjau dari gaya belajar siswa pondok
maksimal sehingga hasil belajar yang diperoleh pesantren darut tauhid”. Tujuan penelitian ini
juga menjadi optimal. adalah untuk mendeskripsikan pemahaman
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap konseptual dan kelancaran procedural ditinjau
siswa kelas VII dan wawancara dengan ibu dari gaya belajar siswa.
Rosita, S.Pd selaku guru SMP Pondok
Pesantren Darut Tauhid Kubu Raya pada METODE PENELITIAN
tanggal 21 November 2016 bahwa siswa Metode yang digunakan dalam
memiliki cara yang berbeda dalam belajar. Ada penelitian ini yaitu metode deskriptif yang
melibatkan pemahaman konseptual, sesingkat-singkatnya berdasarkan setiap cara
kelancaran prosedural dan gaya belajar penyelesaian dengan benar. (3) Akurat, artinya
siswa. Bentuk penelitian ini adalah siswa mampu menyelesaikan soal matematika
penelitian studi kasusu. Subjek penelitian menggunakan perhitungan yang benar dan
adalah siswa kelas VII SMP Darut-Tauhid penggunaan simbol matematika yang tepat.
Kubu Raya sebanyak 34 orang dengan
Kisi-kisi instrumen gaya belajar dalam
pertimbangan waktu penelitian dan saran angket ini diambil dari teori yang dikemukakan
dari guru mata pelajaran matematika. oleh Colin Rose & Malcolm J. Nicholl dan
Teknik pengumpulan data dalam kesimpulan peneliti tentang indikator gaya
penelitian ini adalah teknik pengukuran berupa belajar berdasarkan kajian teori, selanjutnya
tes pemahaman konseptual dan kelancaran pernyataanpernyataan yang ada dimodifikasi
procedural materi pertidaksamaan linier satu dari pernyataan angket yang terdapat dalam
variabel dan angket gaya belajar secara tertulis skripsi Dina Tirta Pratiwi (2012), pertanyaan
serta teknik komunikasi langsung berupa angket hasil modifikasi disesuaikan
wawancara kepada 6 orang siswa berdasarkan berdasarkan tiga kategori yaitu gaya belajar
kategori gaya belajar. Instrumen penelitian visual, gaya belajar auditori dan gaya belajar
yaitu soal tes dan angket sebelum diujicobakan kinestetik serta dikonsultasikan dengan dosen
divalidasi terlebih dahulu oleh satu orang dosen validator sehingga diperoleh angket gaya
belajar siswa yang terdiri dari 26 pernyataan.
Pendidikan Matematika Universitas
Angket gaya belajar bertujuan untuk
Tanjungpura guru matematiak Mts Al-furqon
mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok
Kubu Raya dan guru matematika SMP Darut- gaya belajar yaitu visual, auditori dan
tauhid. kinestetik.
Tes pemahaman konseptual dan Wawancara di sini bertujuan untuk
kelancaran procedural siswa bertujuan untuk menggali informasi lebih lanjut tentang
mengetahui pemahaman konseptual dan pemahaman konseptual dan kelancaran
kelancaran procedural siswa pada materi procedural siswa pada materi pertidaksamaan
pertidaksamaan linier satu variabel. Tes linier satu variabel, memperkuat jawaban siswa
pemahaman konseptual berjumlah 5 soal dan dan menghindari kesalahan pada penelitian ini,
tes kelancaran procedural berjumlah 2 soal. Tes serta untuk mengetahui hal-hal dari siswa
pemahaman konseptual mempunyai 5 indikator sebagai responden secara lebih mendalam
yaitu : (1) Mengidentifikasi fakta-fakta yang berdasarkan pedoman. Prosedur dalam
penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1)
berkaitan dengan PtLSV; (2) Mengenali contoh
Tahap persiapan, 2) Tahap pelaksanaan
dan bukan contoh PtLSV;(3) Menafsirkan penelitian, 3) Tahap penyusunan laporan akhir
tanda-tanda, symbol dan istilah yang digunakan (skripsi).
untuk mewakili konsep PtLSV;(4)
Memanipulasi ide-ide tentang pemahaman Tahap Persiapan
konsep PtLSV dengan menggunakan berbagai Langkah-langkah yang dilakukan pada
macam representasi konsep;(5) tahap persiapan antara lain: (1) Melakukan pra-
Menyempurnakan hubungan konsep dan riset di SMP Darut-Tauhid kubu raya, (2)
prinsip yang berkaitan dengan PtLSV. Dan tes Menyiapkan instrumen penelitian berupa kisi-
kelancaran procedural mempunyai 3 indikator kisi soal, tes tertulis mengenai pemahaman
yaitu : (1) Fleksibel, artinya siswa mampu konseptual dan kelancaran prosedural beserta
menyelesaikan soal matematika lebih dari satu alternatif jawaban, rubrik penskoran, kisi-kisi
angket gaya belajar, angket gaya belajar dan
cara penyelesaian dengan benar. (2) Efisien,
pedoman wawancara, (3) Melakukan validasi
artinya siswa mampu menyelesaikan soal
terhadap instrumen penelitian kepada para ahli,
matematika menggunakan langkah yang (4) Melakukan revisi instrumen penelitian
berdasarkan hasil validasi, (5) Melakukan uji Raya, (2) Melakukan wawancara kepada 6
coba instrumen penelitian pada siswa kelas VII orang siswa yang telah dipilih masing-masing
Mts Al-Furqon Kubu raya, (6) Menganalisis mewakili tiap kategori gaya belajar visual,
data hasil uji coba, (7) Melakukan revisi auditori dan kinestetik, (3) Membuat laporan
instrumen penelitian berdasarkan hasil uji coba. penelitian dengan mendeskripsikan hasil dari
penelitian dan menarik kesimpulan sebagai
Tahap Pelaksanaan jawaban dari permasalahan penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan pada
tahap pelaksanaanantara lain: (1) Memberikan HASIL PENELITIAN DAN
angket gaya belajar yang terdiri dari 26 PEMBAHASAN
pernyataan. Angket yang digunakan adalah
jenis angket tertutup yaitu, suatu angket yang Hasil Penelitian
pertanyaan/pernyataan dan alternatif Hasil perolehan angket Gaya Belajar
jawabannya telah ditentukan sehingga siswa, siswa dengan gaya belajar visual
responden tinggal memilih jawaban dalam berjumlah 18 orang atau 52,94% dari total
bentuk checklist pada pernyataan yang dipilih, keseluruhan siswa kelas VII, siswa dengan gaya
(2) Memberikan tes tertulis berbentuk essay. belajar auditori berjumlah 6 orang atau 17,65%
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari total keseluruhan siswa kelas VII, siswa
tes pemahaman konseptual dan kelancaran dengan gaya belajar kinestetik berjumlah 10
prosedural atau 29,24% dari total keseluruhan siswa kelas
VII. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa
Tahap Akhir dengan gaya belajar visual lebih banyak
Langkah-langkah yang dilakukan pada dibandingkan dengan gaya belajar auditori dan
tahap akhir antara lain: (1) Mengolah data hasil kinestetik.
penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
pemahaman konseptual dan kelancaran Pemahaman Konseptual
prosedural berdasarkan gaya belajar siswa Hasil penskoran tes pemahaman
dalam materi pertidaksamaan linier satu konseptual siswa ditinjau dari gaya belajar
variabel di kelas VII SMP Darut-Tauhid Kubu visual dapat dilihat pada Grafik 1 berikut.
PADA SETIAP SOAL
JUMLAH SKOR

52 57
49 49
29

NO 1 NO 2 NO 3 NO 4 NO 5

Grafik 1. Hasil Perolehan Soal Tes Pemahaman Konseptual Ditinjau Dari Gaya
Belajar Visual

Berdasarkan Grafik 1 jumlah skor yang yang diperoleh siswa pada soal nomor 4 adalah
diperoleh siswa pada soal nomor 1 adalah 52. 49. Jumlah skor yang diperoleh siswa pada soal
Jumlah skor yang diperoleh siswa pada soal nomor 5 adalah 29. Padahal jumlah skor
nomor 2 adalah 49. Jumlah skor yang diperoleh maksimal yang seharusnya diperoleh siswa
siswa pada soal nomor 3 adalah 57. Jumlah skor pada setiap soal yaitu 72.
20

15

10
16 15 16
13 12
5

0
no 1 no 2 no 3 no 4 no 5

Grafik 2. Hasil Perolehan Soal Tes Pemahaman Konseptual Ditinjau Dari Gaya
Belajar Auditori

Pada Grafik 2 jumlah skor yang diperoleh siswa pada soal nomor 4 adalah 16. Jumlah skor
siswa pada soal nomor 1 adalah 16. Jumlah skor yang diperoleh siswa pada soal nomor 5 adalah
yang diperoleh siswa pada soal nomor 2 adalah 12. Padahal jumlah skor maksimal yang
13. Jumlah skor yang diperoleh siswa pada soal seharusnya diperoleh siswa pada setiap soal
nomor 3 adalah 15. Jumlah skor yang diperoleh yaitu 24.
35
30
25
20
15 30 33
29
24
10 20
5
0
no 1 no 2 no 3 no 4 no 5

Grafik 3. Hasil Perolehan Soal Tes Pemahaman Konseptual Ditinjau Dari Gaya
Belajar Kinestetik

Grafik 3 menunjukan jumlah skor yang maksimal yang seharusnya diperoleh siswa
diperoleh siswa pada soal nomor 1 adalah 30. pada setiap soal yaitu 40
Jumlah skor yang diperoleh siswa pada soal
nomor 2 adalah 24. Jumlah skor yang diperoleh Kelancaran Prosedural
siswa pada soal nomor 3 adalah 29. Jumlah skor Hasil penskoran tes kelancaran prosedural
yang diperoleh siswa pada soal nomor 4 adalah siswa ditinjau dari gaya belajar visual dapat
33. Jumlah skor yang diperoleh siswa pada soal dilihat pada grafik 4 berikut.
nomor 5 adalah 20. Padahal jumlah skor
50
Jumlah skor pada setiap

40

30
soal

47
20
33 32
10

0
Fleksibel Efisien Akurat

Grafik 4. Hasil Perolehan Soal Tes Kelancaran Prosedural Ditinjau Dari Gaya Belajar Visual
Seperti yang terlihat pada Grafik 4 jumlah Jumlah skor yang diperoleh siswa pada aspek
skor yang diperoleh siswa pada aspek akurat adalah 32. Padahal jumlah skor
fleksibelitas adalah 33.Jumlah skor yang maksimal yang seharusnya diperoleh siswa
diperoleh siswa pada aspek efisien adalah 47. pada setiap aspek yaitu 72.
13

Jumlah skor pada


12

setiap soal
11
12 12
10
10
9
Fleksibel Efisien Akurat

Grafik 5. Hasil Perolehan Soal Tes Kelancaran Prosedural Ditinjau Dari Gaya
Belajar Auditori

Berdasarkan Grafik 5 jumlah skor yang diperoleh siswa pada aspek akurat adalah 10.
diperoleh siswa pada aspek fleksibelitas adalah Padahal jumlah skor maksimal yang seharusnya
12.Jumlah skor yang diperoleh siswa pada diperoleh siswa pada setiap aspek yaitu 24.
aspek efisien adalah 12. Jumlah skor yang
30
Jumlah skor pada setiap

25
20
soal

15
25
10 18 17
5
0
Fleksibel Efisien Akurat

Grafik 6. Hasil Perolehan Soal Tes Kelancaran Prosedural Ditinjau Dari Gaya
Belajar Kinestetik

Grafik 6 menunjukan jumlah skor yang dan kinestetik termasuk pada katagori sedang
diperoleh siswa pada aspek fleksibelitas adalah dengan persentase masing-masing 65% dan
18.Jumlah skor yang diperoleh siswa pada 68%, sedangkan pada gaya belajar auditori
aspek efisien adalah 25. Jumlah skor yang termasuk pada katagori rendah yaitu 60% dan
diperoleh siswa pada aspek akurat adalah 17. kelancaran prosedural pada siswa yang
Padahal jumlah skor maksimal yang seharusnya mempunyai gaya belajar visual, auditori dan
diperoleh siswa pada setiap aspek yaitu 40. kinestetik semuanya termasuk pada kategori
sangat rendah, dengan persentase masing-
Pembahasan masing 52%, 47% dan 50%. Namun jika dikaji
Secara keseluruhan hasil penelitian ini berdasarkan pemahaman konseptual dan
menunjukkan bahwa pemahaman konseptual kelancaran prosedural siswa, dapat dibahas hal-
pada siswa yang mempunyai gaya belajar visual hal berikut.
Ketercapaian (%)
90 83
79
80 72 75 73
68 68 67 67
70 62 60
60 54
50 50
50
40
40
30
20
10
0
Gaya Belajar Visual Gaya Belajar Auditori Gaya Belajar Kinestetik

No Soal 1 No Soal 2 No Soal 3 No Soal 4 No Soal 5

Grafik 7. Ketercapaian Siswa Dalam Setiap Indikator Pemahaman Konseptual Pada Masing-
Masing Gaya Belajar

Mengidentifikasi Fakta-fakta Yang di dalam menyelesaikan soal yang telah


Berkaitan Dengan PtLSV diberikan. Tetapi, setelah dikonfirmasi ulang
Berdasarkan Grafik 7 tampak bahwa pada melalui wawancara, sebenarnya mereka mampu
indikator 1, ketercapaian siswa dalam mengungkapkan argumentasinya dengan benar,
menyelesaikan soal pemahaman konseptual walaupun masih ada yang mengalami
pada siswa yang mempunyai gaya belajar kebingungan dalam memahami soal.
visual, auditori dan kinestetik masing-masing Kenyataan ini terjadi diduga guru sangat
sebesar 72%, 67% dan 75%. Hal ini jarang sekali bahkan tidak pernah
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengkonfirmasi ulang jawaban siswa secara
mengidentifikasi fakta-fakta yang berkaitan komunikasi lisan. Karena terkadang bahasa
denganp PtLSV termasuk dalam kategori tulisan tidak sepenuhnya mewakili semua hasil
sedang. pemikiran siswa, karena ada siswa yang malas
Berdasarkan hasil penelitian ini, sebagian atau bingung untuk mengungkapkan hasil
besar siswa sudah mampu dalam pemikirannya dalam bentuk tulisan, padahal ia
menyelesaikankan soal yang memuat indicator mampu untuk mengungkapkan hasil
mengidentifikasi fakta-fakta yang berkaitan pemikirannya dengan benar melalui
dengan PtLSV. Walaupun dilihat dari komunikasi lisan.
jawabannya secara tertulis ada beberapa siswa
yang menjawab salah serta masih kurang Menunjukkan Contoh Dan Bukan Contoh
lengkap dalam memaparkan alasan Dari Suatu Konsep
jawabannya. Diperkirakan kesalahan yang Berdasarkan Grafik 7 tampak bahwa pada
mereka alami adalah tidak mengoperasikan soal indikator 2, ketercapaian siswa dalam
yang diberikan, hanya membaca sekilas saja menyelesaikan soal pemahaman konseptual
menghubungkan semua keterkaitan pernyataan pada siswa yang mempunyai gaya belajar
yang telah diberikan. visual, auditori dan kinestetik masing-masing
Hal ini didukung oleh hasil wawancara, sebesar 68%, 54% dan 60%. Hal ini
yang menyatakan bahwa mereka hanya menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
membaca soal saja tanpa menghitungnya. Hal memberikan contoh dan bukan contoh dari
ini menyebabkan mereka mengalami kesalahan suatu konsep PtLSV pada siswa yan
mempunyai gaya belajar visual termasuk dalam mereka yang mampu untuk menjelaskan
kategori sedang dan siswa yang mempunyai argumennya dengan baik.
gaya belajar auditori termasuk dalam katagori Kenyataan ini menyiratkan bahwa mereka
sangat rendah sedangkan siswa yang sebenarnya mampu untuk mengungkapkan
mempunyai gaya belajar kinestetik termasuk hasil pemikirannya, hanya saja mengalami
dalam katagori rendah. Kelemahan mereka di kebingungan untuk memaparkan hasil
dalam memberikan contoh diperkirakan terletak pemikirannya dalam bentuk tulisan.
pada kekurang telitian di dalam membaca
perintah soal dan kurang lengkap dalam Memanipulasi Ide-ide Tentang Pemahaman
memaparkan alasan jawabannya. Padahal, Konsep PtLSV Dengan Menggunakan
setelah diwawancarai mereka mampu dalam Berbagai Macam Representasi Konsep
menjawab soal dengan benar serta Berdasarkan Grafik 7 tampak bahwa pada
mengungkapkan alasan jawabannya. indikator 4, ketercapaian siswa dalam
Kenyataan ini menyiratkan bahwa mereka menyelesaikan soal pemahaman konseptual
memiliki potensi komunikasi matematis secara pada siswa yang mempunyai gaya belajar
lisan. Kemungkinan, selama ini guru hanya visual, auditori dan kinestetik masing-masing
melihat dan mengukur kemampuan siswa hanya sebesar 68%, 67% dan 83%. Hal ini
melalui komunikasi tertulis saja. Akibatnya menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
kemampuan komunikasi lisannya kurang Memanipulasi ide-ide tentang pemahaman
tereksplorasi, padahal mereka memiliki potensi konsep PtLSV dengan menggunakan berbagai
tersebut. macam representasi konsep pada siswa yang
mempunyai gaya belajar visual dan auditori
Menafsirkan Tanda-tanda, Simbol Dan termasuk dalam kategori sedang sedangkan
Istilah Yang Digunakan Untuk Mewakili siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik
Konsep PtLSV termasuk dalam katagori tinggi.
Berdasarkan Grafik 7 tampak bahwa pada Berdasarkan hasil penelitian ini, sebagian
indikator 3, ketercapaian siswa dalam besar siswa bisa Memanipulasi ide-ide tentang
menyelesaikan soal pemahaman konseptual pemahaman konsep PtLSV dengan
pada siswa yang mempunyai gaya belajar menggunakan berbagai macam representasi
visual, auditori dan kinestetik masing-masing konsep (disini menggunakan garis ilangan).
sebesar 79%, 62% dan 73%. Hal ini Walaupun dilihat dari jawabannya secara
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam tertulis ada beberapa siswa yang menjawab
Menafsirkan tanda-tanda, simbol dan istilah salah serta masih kurang lengkap dalam
yang digunakan untuk mewakili konsep PtLSV memaparkan alasan jawabannya. Padahal
pada siswa yang mempunyai gaya belajar visual berdasarkan hasil wawancara, ada dari mereka
dan kinestetik termasuk dalam kategori sedang yang mampu untuk menjelaskan argumennya
sedangkan siswa yang mempunyai gaya belajar dengan baik. Hal ini tampak dari cuplikan
auditori termasuk dalam katagori rendah. wawancara dengan siswa berkode MA seperti
Berdasarkan hasil penelitian ini,sebagian berikut ini.
besar siswa sudah mampu dalam Kenyataan ini menyiratkan bahwa mereka
menyelesaikankan soal yang memuat indikator sebenarnya mampu untuk mengungkapkan
Menafsirkan tanda-tanda, simbol dan istilah hasil pemikirannya, hanya saja mengalami
yang digunakan untuk mewakili konsep PtLSV. kebingungan untuk memaparkan hasil
Diperkirakan kelemahan yang mereka alami pemikirannya dalam bentuk tulisan.
adalah kebingungan di dalam memaparkan
argumen-argumennya secara tertulis. Hal ini Menyempurnakan Hubungan Konsep Dan
tampak dari jawaban mereka secara tertulis, ada Prinsip Yang Berkaitan Dengan PtLSV
yang menuliskan alasan yang kurang lengkap. Berdasarkan Grafik 7 tampak bahwa pada
Padahal berdasarkan hasil wawancara, ada dari indikator 5, ketercapaian siswa dalam
menyelesaikan soal pemahaman konseptual
pada siswa yang mempunyai gaya belajar Berdasarkan data-data di atas diketahui
visual, auditori dan kinestetik masing-masing bahwa pemahaman konseptual siswa (baik
sebesar 40%, 50% dan 50%. Hal ini siswa yang mempunyai gaya belajar visual,
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam auditori maupun kinestetik), masih rendah.
Menyempurnakan hubungan konsep dan Rata-rata memiliki persentase di bawah 64%,
prinsip yang berkaitan dengan PtLSV masih hal tersebut sejalan dengan Maria Magdalena
sangat rendah. (2013:11) dalam penelitiannya menyimpulkan
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat bahwa pemahaman konsep siswa yang memiliki
beberapa siswa yang mengalami kesalahan gaya belajar visual tidak berbeda secara
konsep dan kebingungan dalam menyelesaikan signifikan dengan siswa yang memiliki gaya
soal dengan indicator Menyempurnakan belajar auditori maupun siswa yang memiliki
hubungan konsep dan prinsip yang berkaitan gaya belajar kinestetik. Hasil penelitian Dede
dengan PtLSV, yaitu mereka mengungkapkan Suratman (2010:13) menyebutkan bahwa
ketika suatu pertidaksamaan dibagi dengan pemahaman konseptual siswa Mts Ushuluddin
bilangan negative tandanya tetap tidak beruah. Singkawang masih sangat rendah, rata-rata
Hal ini menunjukkan bahwa siswa belajar tanpa memiliki persentase dibawah 55%. Hal ini
pemahaman, melainkan dengan cara menghafal menunjukkan konsep-konsep yang diajarkan
berdasarkan sajian buku teks atau ajaran guru. untuk menyelesaikan soal-soal yang berkaitan
Dan hal tersebut juga didukung oleh hasil dengan PtLSV sulit dipahami siswa. Kesulitan
wawancara dengan siswa berkode AM seperti ini dapat disebabkan dari siswa itu sendiri
berikut ini. ataupun dari guru. Diduga masih terdapat siswa
Kenyataan ini menyiratkan bahwa mereka yang belum memiliki kesiapan untuk
menggunakan teknik menghafal tanda di dalam menerima, mempelajari konsep-konsep tersebut
menyelesaikan soal PtLSV. Teknik menghafal dan kurang berminat serta kurang tekun
tanda tidak salah digunakan dalam mempelajari setiap materi matematika yang
menyelesaikan soal, jika disertai dengan diajarkan. Ini terlihat dari ketidakmampuan
pemahaman. Hal yang dikhawatirkan ketika siswa memberikan alasan yang berkaitan
menggunakan teknik menghafal tanpa dengan konsep PtLSV. Bahkan masih ada siswa
pemahaman adalah pada saat menyelesaikan yang tidak bisa membedakan mana yang
soal yang menuntut prosedur penyelesaian soal. merupakan variabel, mana yang merupakan
Contohnya dapat dilihat pada tes kelancaran suku, dan mana yang merupakan lambang
prosedural siswa pada aspek akurat. Pada aspek operasi hitung.
akurat banyak terjadi kesalahan dalam
penggunaan tanda dalam menyelesaiakan soal Kelancaran Prosedural
PtLSV. Oleh karena itu, belajar tanpa Hasil tes kelancaran prosedural tiap aspek
memahami dasar matematika akibatnya siswa dapat disajikan melalui grafik 8 berikut.
sering mendapatkan hasil yang salah (Martin,
dalam NCTM, 2014).
Ketercapaian (%)
70 62
60 54
50 49
50 45 45 45
41 42
40
30
20
10
0
Gaya Belajar Visual Gaya Belajar Auditori Gaya Belajar Kinestetik

Fleksibel Efisien Akurat

Grafik 8. Ketercapaian Siswa Dalam Setiap Aspek Kelancaran Prosedural

Fleksibel belajar visual dan auditori termasuk pada


Berdasarkan Grafik 8 tampak bahwa pada kategori sangat rendah, sedangkan pada siswa
aspek fleksibel, ketercapaian siswa yang yang mempunyai gaya belajar kinestetik
mempunyai gaya belajar visual, auditori dan termasuk pada katagori rendah.
kinestetik dalam menyelesaikan soal kelancaran Berdasarkan hasil penelitian ini, sedikit
procedural masing-masing sebesar 45%, 50% sekali siswa yang mampu mengerjakan soal
dan 45%. Hal ini menunjukkan bahwa secara efisien. Adapun kelemahan yang mereka
penyelesaian soal yang dilakukan siswa pada hadapi diperkirakan mereka menggunakan cara
aspek fleksibel termasuk pada kategori sangat penyelesaian yang agak panjang, padahal cara
rendah. Berdasarkan hasil penelitian ini, penyelesaian tersebut bisa lebih dipersingkat
diperkirakan kelemahan yang mereka hadapi di agar lebih hemat dalam perhitungan. Kenyataan
dalam menyelesaikan soal secara fleksibel ini menyiratkan bahwa mereka belum terbiasa
karena mereka hanya terpaku dengan cara yang menggunakan cara yang lebih efisien dan
rutin di dalam buku teks atau yang diajarkan mengefisienkan setiap cara penyelesaian soal.
oleh guru saja. Hal ini tampak dari hasil Diduga aspek efisien kurang diperhatikan oleh
jawaban mereka secara tertulis yang guru di dalam proses pembelajaran.
kebanyakan menggunakan satu cara
penyelesaian. Setelah diwawancarai, ternyata Akurat
kebanyakan dari mereka hanya mengetahui satu Berdasarkan Grafik 8 tampak bahwa pada
cara penyelesaian saja. Kemungkinan hal ini aspek Akurat, ketercapaian siswa yang
terjadi disebabkan oleh guru yang mengajarkan mempunyai gaya belajar visual, auditori dan
siswa hanya terfokus pada satu cara kinestetik dalam menyelesaikan soal kelancaran
penyelesaian berdasarkan sajian buku teks saja procedural masing-masing sebesar 45%, 41%
dan 42%. Hal ini menunjukkan bahwa
Efisien penyelesaian soal yang dilakukan siswa pada
Berdasarkan Grafik 8 tampak bahwa pada aspek akurat termasuk pada kategori sangat
aspek efisien, ketercapaian siswa yang rendah.
mempunyai gaya belajar visual, auditori dan Berdasarkan hasil penelitian ini, sedikit
kinestetik dalam menyelesaikan soal kelancaran sekali siswa yang mampu melakukan
procedural masing-masing sebesar 54%, 49% perhitungan dengan benar dan menggunakan
dan 62%. Hal ini menunjukkan bahwa simbol matematika dengan tepat, kebanyakan
penyelesaian soal yang dilakukan siswa pada dari mereka salah dalam mengoperasikan soal
aspek efisien pada siswa yang mempunyai gaya matematika dalam hal ini adalah penjumlahan
dan pengurangan. Dede suratman (2010:13) membantu siswa mengkoneksikan prosedur,
dalam penelitiannya menyatakan bahwa operasi, dan pemahaman mengenai nilai
kurangnya pengetahuan prosedural siswa pada tempat.
materi PtLSV diduga disebabkan oleh kurang
terbiasanya siswa mengembangkan cara SIMPULAN DAN SARAN
berpikirnya untuk melihat berbagai Simpulan
kemungkinan dalam memecahkan suatu Berdasarkan hasil penelitian dan
permasalahan matematika, yang dilakukan pembahasan, secara umum dapat disimpulkan
siswa adalah meniru pola yang diajarkan guru bahwa pemahaman konseptual pada siswa yang
tanpa memahami mengapa menggunakan mempunyai gaya belajar visual dan kinestetik
langkah-langkah yang demikian. Akibatnya, termasuk pada katagori sedang dengan
jika dihadapkan pada permasalahan yang agak persentase masing-masing 65% dan 68%,
berbeda siswa tidak mampu menyelesaikan dan sedangkan pada gaya belajar auditori termasuk
tidak punya kemauan untuk mencoba atau pada katagori rendah yaitu 60% dan kelancaran
berinisiatif menggunakan alternative-alternatif prosedural pada siswa yang mempunyai gaya
lain. belajar visual, auditori dan kinestetik semuanya
Adapun contoh kesalahan yang mereka alami termasuk pada kategori sangat rendah, dengan
seperti cuplikan jawaban siswa berikut ini. persentase masing-masing 52%, 47% dan 50%.

Saran
Beberapa saran yang diajukan peneliti
berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian
ini yaitu: (1) Bagi guru, penelitian ini dapat
menjadi rujukan untuk membantu guru dalam
merancang sistem pembelajaran untuk
meningkatkan pemahaman konseptual dan
kelancaran prosedural bedasarkan gaya belajar
Cuplikan Jawaban Siswa MI
siswa . (2) Bagi siswa diharapkan dapat
Dari cuplikan jawaban siswa di atas, siswa memanfaatkan potensi pemahaman konseptual
mengalami kesalahan dalam mengopersaikan dan kelancaran proseduralnya secara maksimal
dalam menyelesaikan masalah matematika. (3)
3𝑥 − 𝑥, pada jawaban siswa terlihat hasil dari
Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan
3𝑥 − 𝑥 adalah 𝑥 padahal jawaban sebenarnya
penelitian ini disarankan untuk dapat
adalah 2𝑥 sehingga mengakibatkan jawaban
memberikan perlakuan untuk meningkatkan
akhir siswa salah.
pemahaman konseptual dan kelancaran
Kesalahan seperti ini terjadi diduga guru
prosedural siswa.
lebih sering melihat hasil akhir jawaban siswa,
bukan prosedur untuk mendapatkan DAFTAR RUJUKAN
jawabannya. Hal ini dapat dilihat dari proses
pengukuran kemampuan siswa yang dilakukan BSNP.(2006).Standar Isi Untuk Satuan
oleh guru pada saat ulangan harian, ulangan Pendidikan Dasar dan Menengah.
tengah semester, dan ulangan umum, guru Jakarta: BSNP
hanya memberikan soal yang berbentuk pilihan Dede Suratman. (2010). Pemahaman
ganda (wawancara dengan guru matematika). Konseptual dan Pengetahuan
Hal ini mengakibatkan kemampuan yang Prosedural Materi Pertidaksamaan
dimiliki oleh setiap siswa belum sepenuhnya Linier Satu Variabel Siswa Kelas VII
terlihat, karena proses pengukurannya tidak SMP. Artikel. Pontianak: Universitas
melihat prosedur untuk memperoleh Tanjungpura
jawabannya, melainkan hanya melihat hasil Deporter, Bobbi & Mike Hernacki. (2015).
akhir jawaban siswa saja. Padahal menurut Quantum Learning: Membiasakan
Russel (2000) tugas seorang pengajar adalah
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Educational Progress. Washington,
Bandung: Kaifa DC: National Assessment of Educational
Dina Tirta Pratiwi. (2012). Gaya Belajar Siswa Progress.
Ditinjau Dari Preferensi Sensori National Research Council. (2001). Adding it
Dalam Materi Dimensi Tiga Di Kelas up: Helping Children learn
X MAN 2 Pontianak. Skripsi. mathematics. Kilpatrick, J., Swafford,
Pontianak: Universitas Tanjungpura J., & Findell,B (Eds), Mathematics
Maria Magdalena Emy Rahmawati. Pengaruh Learning Study commite Center For
Mind Mapping dan Gaya Belajar Education, Division of Behavioral and
Terhadap Pemahaman Konsep Siswa social Science and Education
Pada Pembelajaran IPA SMP Kelas Washington, D.C: National Academy
VII. Skripsi. Yogyakarta: UNY Press
Martinez-pons, M. (2001). The Psycology of Russel, S. (2000). Developing Computational
Teaching and Learning. London : Fluency With Whole Numbers In The
British Library Cataloguing Elementary Grades. Cambridge:
NAEP.(2002). Mathematics Framework for Education Research collaborative.
the 2003 National Assesment of
DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN KELANCARAN
PROSEDURAL MATERI PTLSV DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA
PONDOK PESANTREN

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh:
BADARUDDIN
NIM F04112031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018

Anda mungkin juga menyukai