Anda di halaman 1dari 27

PRITTS/P OT,{KO LO GI B E DAH

E. CARMACK HOLMES, M.D. o BARRY D. MANN, M.D.

I6
colaou (Pap), teknk penyaring efektif untuk karsino-
PRINSIP BEDAH KANKER ma cervix; pemeriksaan tinja untuk darah samar,
bagian sederhana dan penting pemeriksaan fisik leng-
Peranan ahli bedah dalam penatalaksanaan total kap apa pun serta sigmoidoskopl, kadang-kadang
pasien kanker dapat ditampilkan dalam kategori ber- direkomendasikan sebagai tes penyaring untuk kankei
ikut: (1) pencegahan, (2) diagnosis, (3) terapi, (a) pa- colon dalam pasien di atas 50 tahun.
liasi, (5) rekonstruksi dan (6) pengawasan.
Diagnosis
Pencegahan Diagnosis pada pasien yang tampil dengan penya-
Perkembangan kanker sering dapat dicegah oleh kitkeganasan melibatkan keterampilan diagnostik
pengenalan dan terapi profilaksis keadaan yang me- umum, yang di luar ruang lingkup pembicaraan kami.
nyertai tingginya insidens penyakit keganasan. Kolitis Tetapi beberapa hal berhubungan yang spesifik untuk
ulserativa dan poliposis familial (sebagai contoh), di- diagnosis onkolo_gi, memb enark an penyebutannya.
sertai dengan perkembangan karsinoma colon nanti Pasien kank-er mula-mula dapat tampil dengan me-
nya. Kolektomi total profilaksis sering diindikasikan tastasis ke kelompok kelenjar limfe atau organ lain.
untuk pasien berisiko tinggi ini. Esophagus Barrett Penatalaksanaan cerdas memerlukan pemahaman diag-
(esophagus berlapis epitel toraks) biasanya akibat eso- nosis banding. Kelenjar limfe abnormal dalam regio
fagitis refluks yang lama, disertai dengan insidens l0 cen)icalis misalnya, memerlukan pencarian tumor
persen adenokarsinoma esophagus. Walaupun bedah primer dalam oropharynx, nasopharynx, hypopharynx
profilaksis biasanya tidak diindikasikan, pasien ini atau larynx. Karsinoma thyroidea dan limfoma juga
harus diawasi dengan ketat. Karsinoma testis berkem- bisa bermetastasis ke nodi lymphatici cervicales. Ade_
bang dengan frekuensi lebih besar pada pasien testis nopati supraclavicularis sering terlihat dari kasinoma
undesensus dibandingkan pada pasien lain. Koreksi paru atau esophagus atau kanker payudara metastatik.
kriptokidisme dapat menghilangkan risiko ini. Metastasissupraclavicularis juga bisa menampilkan
Ahli bedah harus memahami patologi dan riwayat tumor primer ganas bawah diaphragma, seperti
alamiah lesi praganas. Terapi tepat dan pengawasan tumor primer ganas di bawah diaphragma, seperti
cermat pasien dengan keadaan seperti leukoplakia, karsinoma lambung, pancreas, colon atau cervix.
displasia cervix dan nevi atipik dapat mencegah timbul- Nodi lymphatici axillares abnormal dalam wanita seha-
nya keganasan. rusnya memulai pemeriksaan payudara cermat dan
Keganasan tak selalu dapat diantisipasi. Tetapi mamogram, jika pemeriksaan tidak menunjukkannya.
sering ia dapat dikenal dini dan pengenalan dini disertai Adenopati inguinalis lazim terlihat dengan tumor
dengan prognosis terbaik. Peralatan untuk deteksi area anus atau genitalia Melanoma dan limfoma
dapat
kanker subklinik asimtomatik meningkat. Contoh bermetastasis ke kelompok nodi lymphatici tersebut.
metode deteksi mencakup mamografi, bermanfaat Organ sasaran terlazim untuk penyakit metas-
untuk penyaring kanker payudara pada wanita di atas tasis adalah paru, hati, tulang dan otak. Keadaan klinik
50 maupun wanita di atas 35 berisiko tinggi karena dan bukti beberapa lesi umumnya membedaka n anta;a
riwayat keluarga atau I pribadi sebelumnya; tes Papani, tumor primer yang muncul dalam organ dan metasta_
338
PRINSIP-PRINSIP ONKOLOGI BEDAH 339

sis. Fengetahuan pola metastatik berbagai jenis tumor Terapi


nrerupakan kunci pemeriksaan cepat dan pemberian
Tujuan akhir pembedahan melakukan pembedah-
terapi yang tepat.
Sering ahli bedah diingatkan untuk melakukan an dengan aman serta pencegahan kekambuhan lokal.
biopsi diagnostik. Pertimbangan biopsi harus memper- Tumor harus direseksi seluruhnya dengan tepi ja-
hitungkan rencana untuk bedah definitif. Biopsi eksisi ringan normal yang adekuat; garis reseksi tidak boleh
menunjukkan eksisi lengkap massa tumor dengan se- mengandung tumor yang dapat terlihat atau teraba.
dikit atau tanpa batas jaringan normal. Tumor sendiri Dalam mendapatkan tepi bedah yang "adekuat",
tidak diganggu. Biopsi eksisi tepat untuk kebanyakan merupakan konsep penting tetapi agak tak tetap.
tumor. Tetapi dalam keadaan tertentu, biopsi insisi Tepi yang dapat diterima bisa bewariasi menurut
jenis histologi, lokasi anatomi dan rencana untuk tera-
lebih oisukai. Misalnya terapi sarkoma jaringan lunak
memerlukirn batas lebar sekeliling tempat primer. pi lebih lanjut. Misalnya sebelumnya umumnya di-
Biopsi insisi rnemudahkan pengenalan bidang bedah terima bahwa tepi 5 cm. yang mencakup fasia otot
bersih dengan meninggalkan tumor di tempatnya sam- disyaratkan untuk reseksi yang adekuat bagi melanoma
pai dilakukan operasi definitif.s primer. Tetapi dalam dasawarsa yang lalu, stratifikasi
tingkat Clark (lihat" Meianoma Maligna" kemudian
Karena tumor mempunyai kecenderung menyebar dalam bab ini) telah rnembuktikan bahwa angka ke-
dan mengkontaminasi insisi, maka insisi biopsi harus kambuhan yang rendah dapat diterima dapat diperoleh
ditempatkan, sehingga ia dapat dicakup dalam reseksi dengan batas bedah yang lebih sempit untuk melanoma
bedah definitif berikutnya. Tempat biopsi yang dipin- dangkal. Modifikasi juga dibuat untuk lokasi anatomi.
dahkan jauh dari insisi bedah potensial dapat mem- Batas kulit yang lebar dapat mudah diperoleh pada
bahayakan rencana terapi definitif. Sikap baru terha- badan, tetapi batas pada wajah memerlukan modifikasi
dap biopsi payudara melukiskan hal ini. Dulu, insisi agar dapat diterima secara kosmetik.
sirkumareola popular untuk biopsi payudara karena Besar reseksi bedah dapat dimodifikasi untuk
ia menghindari parut tak diperlukan, jika lesi terbukti terapi jenis tumer tertentu dengan menggunakan cara
jinak. Tetapi karena ditemukan tiridakan mengawet terapi tambahan. Reseksi payudara segmental (misalnya)
payudara, maka insisi sirkumareola tidak lagi tepat se- bisa dikombinasi dengan terapi radiasi yang dianggap
cara universal. Jika kanker dibiopsi sekeliling areola, sama efektif seperti mastektomi radikal untuk pen-
maka areola harus dikorbankan dalam reseksi ber- cegahan kekambuhan lokal. Juga bila terapi radiasi
ikutnya, sehingga meniadakan keuntungan kosmetik tambahan dan. kemoterapi ditambahkan ke pembedah-
tindakan melindungi p ayudara. an untuk sarkoma jaringan lunak, maka dapat dipero-
Diagnosis kanker sering dapat ditentukan dengan leh angka kekambuhan lokal sangat rendah dengan
biopsi jarum. Biopsi jarum halus suatu teknik aspirasi eksisi kurang radikal.8
sel. Ia relatif sederhana dan medghasilkan sel tunggal
Kekuatiran tentang kemungkinan penyebaran sel
atau kelompok, yang dari ini dapat ditegakkan diagno-
tumor tak sengaja selama pembedahan telah menye-
sis tepat oleh ahli patologi yang berpengalaman. Te-
babkan pengembangan jenis praktek bedah. Misalnya
tapi aspirasi jarum negatif tidak menyingkirkan kega-
untuk pembedahan colon, sejumlah ahli bedah mem-
nasan karena kemungkinan kesalahan mengambil con-
perfusi lumen usus dengan larutan tumorisidal dan
toh.
Jarum biopsi berlubang sedikit lebih besar daripa-
tumor tidak ditangani ("teknik tidak menyentuh")
sampai penyediaan vena usus telah diligasi. Walaupun
da jarum lain dan dirancang untuk mengekstraksi inti
jaringan dengan arsitektur yang dapat dikenal. Jarum teknik ini telah mendapatkan penerimaan karena man-
faat teoritisnya, namun sokongannya yang sebenarnya
Tru-Cut suatu contohnya.ts Walaupun ada kekuatir-
an teoritis tentang penyebaran sel kanker dengan me-
bagi pencegahan kekambuhan lokal bersifat kontro-
versial. l I
masukkan jarum ke dalam tumor, namun hal ini bukan
masalah. Karena keberatan umum, maka biopsi hanya Bila suatu tumor tak dapat dibuang seiuruhnya,
boleh dilakukan oleh ahli bedah yang telah paham haruskah ia dibuang seluruhnya? Hipotesis populer
benar dengan diagnosis banding dan pilihan untuk bahwa pembedahan "pengecilan" atau "sitoreduktifl'
terapi bedah definitif. Akhirnya sewaktu menangani bisa memberi manfaat bagi pasien kanker dengan rne-
jaringan apa pun, penting kordinasi khusus dengan ngurangi massa tumor, sehingga menciptakan kcadaan
ahli patologi untuk memastikan bahwa bahan contoh lebih menguntunglan untuk radiasi atau kemotcrapi.
telah ditangani dengan tepat. Penanganan tidak tepat Pengecilan massa telah terbukti efektif untuk penata-
bis: menghalangi pemeriksaan jaringan yang penting laksanaan kanker ovarium, fakta yang bisa nrenghu-
seperti mikroskopi elektron. bungkan pola penyebaran permukaan yang unik bagi
340 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

keganasan ini. Tetapi pada umumnya pengecilan tumor TABEL l. Pengawasan Kanker
menyebabkan peningkatan perdarahan, meningkatkan
risiko penyebaran sel tumor ke area baru dan mening- Tempat Kanker Tempat Lazim ke- Te4
Primer kambuhan
katkan risiko keseluruhan pasien.
Tumor yang bermetastasis ke kelenjar limfe regio- Kanker kepala Lokal, nodi cervica- Foto thorax setiap 6
nal terbaik ditangani dengan reseksi keseluruhan tumor dan leher. les sarnpai 12 bulan.
dan jaringan yang mengandung area drainase nodus
primer. Ia terutama berlaku bagi lesi visera lambung Payudara Axillaris dan supra- Foto thorax setiap 6
clavicularis bulan
dan colon, yang kelenjar limfe regionalnya dalam
hubungan anatomi yang erat. Bila area drainase kelen- Dinding thorax, ha- Mamograni setiap I
jar limfe jauh dari tempat primer (seperti dalam mela- ti, tulang. sampai 2 tahun.
noma), maka ahli bedah harus mernutuskan apakah Skaa tulang seliap 2ta-
potensi metastasis dan manfaat terapi membenarkan hun jika dibenarkan*

pembuangan kelenjar regional.5 Paru Paru,hati,tulang, Foto thorax setiap 6


Eksisi bedah mempunyai peranan penting dalam otak bulan

terapi penyakit metastatik. Ada indikasi untuk pem- Colon Hati, paru, perito- Enema barium setiap 1
buangan metastasis paru, hati dan
cerebrum Soliter neum. sampai 2 tahun.
dengan pembedahan. Perkemb angan baru dalam,perfusi Kolonoskopi atau sig-
dan kemoterapi infus telah memberikan pembedahan moidoskopi setiap ta-
hun.
suatu peranan baru dalam terapi metastasis hati dan Tes digital dan guaiak
metastasis ekstremitas yang sedang pindah. Terapi setiap 3 bulan.
bedah penyakit metastatik dicakup dalam uraian lebih
besar sesudah ini. *Dimodiflikasi dnri Rubin,P: Clinical Oncology
for Medical
Studens and Physicians, 6th ed. Philadelphia, American Cancer
Society,1983.
tSemua kunjungan pengawasan seharusnya mencakup peme-
Paliasi (Peringanan)
riksaan fisik cermat.
Bahkan jika ada penyakit metastatik diseminata,
sering pembedahan dapat memberikan keringanan dari
nyeri dan gejala lain. Misalnya pintas gastrointestinalis Pengawasan
dapat memulihkan saluran pencernaan yang tersumbat Tanggung jawab bedah untuk pasien kanker tidak
dengan tumor yang tak dapat direseksi. Reseksi colon berakhir sewaktu insisi telah sembuh. Pengawasan kli-
paliatif bisa dibenarkan, bahkan sewaktu penyakit nik yang cermat atas pasien kanker mutlak dilakukan.
diserninata telah ada, untuk mencegah timbulnya Pemeriksaan fisik, maupun penentuan radiologi, endos-
obstruksi dan perdarahan. Reseksi abdominoperineum kopi dan serologi (bila diindikasikan) harus dilakukan
untuk kanker rectum harus dilakukan bahkan dalam pada interval yang tepat. Pada umumnya, pengenalan
menghadapi metastasis hati, jika ia dapat mudah dilaku- dini kekambuhan kanker disertai dengan hasil lebih
kan. Pembuangan rectum" mencegah perdarahan dan memuaskan. Juga harus diingat bahwa pasien dengan
nyeri yang bisa timbul, jika rectum dibiarkan di tem- jenis keganasan tertentu mempunyai insidens lebih
patnya. tinggi bagi tumor primer kedua. Sebagai contoh peng-
awasan tepat untuk sejumlah keganasan yang lazim di-
perlihatkan dalam Tabel l.
Rekonstruksi
Teknik bedah rekonstruktif membantu dalam re-
habilitasi pasien kanker setelah terapi bedah definitif. ETIOLOGI KANKER
Selanra bertahun-tahun, rekonstruksi telah memainkan Sulit mengenal agen penyebab tunggal untuk ke-
sebagian peranan penting dalam rehabilitasi pasien banyakan tumor manusia. Walaupun ada banyak karsi-
yang telah menjalani reseksi bedah kepala dan leher. nogen lingkungan yang terkenal yang menyertai
Perkernbangan kontinu dalam bidang ini telah mem- perkembangan kanker, namun faktorrlain seperti pre-
buat terapi radikal lebih dapat diterima secara fungsi- disposisi genetika, ketak-stabilan'genetika yang menja-
onal dan kosn.retika. Juga rekonstruksi payudara telah di sifatnya,'usia, jenis kelamin, respon kekebalan serta
meningkatkan secara bermakna kualitas hidup untuk virus onkogenik telah dihubungkan ke perkembangan
wanita l ang telalr rnenjalani mastektomi. neoplasma manusia.
PRTNSIP -PRINS IP ON KO L OG I B E DAH 341

Sedini tahun 1175. Sir Percivall Pott mengusul- Mekanisme onkogenesis virus berhubungan dengan
kan bahwa karsinoma scrotum suatu risiko kerja pem- kemampuan virus menyisipkan materi genetika DNA
bersih cerobong asap Inggris abad ke 18' Kemudian (onkogen) ke dalam alat genetika sel terinfeksi. DNA
di Jerman, karsinoma vesica urinaria sering ditemukan virus ini atau onkogen kemudian menyandi untuk pro-
pada pekerja dalam industrizatwarna anilin. Tingginya liferasi tak terbatas yang diperlukan untuk pembentuk-
insidens karsinoma paru di penambang Jerman telah an kanker.
terlihat pada akhir abad ke 19 dan kemudian ditemu- Keadaan defisiensi kekebalan juga mempredisposisi
kan disebabkan oleh pemaparan ke materi radioaktif bagi perkembangan penyakit keganasan. Telah tegke-
yang diinhalasi oleh penambang. I*bih belakangan ini na1 bahwa penenma transplan yang telah diterapi
penambang uranium di Amerika Serikat Barat telah dengan agen imunosupresi seperti steroid, mempunyai
terlihat mempunyai risiko tinggi menderita kanker insidens kanker yang tinggi, terutama yang dari sistem
paru akibat pemaparan ke uranium radioaktif. Agen limfe dan sarkoma Kaposi. Penghentian imunosupresan
lain yang berhubungan dengan perkembangan kanker sering menyebabkan regresi tumor. Anak yang lahir
adalah benzpiren, asbes, asap tembakau dan vinil dengan cacat kongenital dalam respon kekebalannya,
klorida. Bahkan agen yang digunakan untuk meng- seperti agammaglobulinemia, telangiektasia ataksia dan
obati kanker seperti radiasi ionisasi dan beberapa agen sindroma Wiscott-Aldrich, mempunyai derajat penya-
kemoterapi, dikenal bersifat karsinogenik. kit keganasan fatal selama 5 sampai 10 tahun pertama
Virus menyebabkan kanker dalam sejumlah model kehidupan. Jelas.kebanyakan pasien kanker menderita
hewan. Dalam awal tahun l900-an, Rous memperli- cacat imunologi, seperti gangguan reaksi hipersensitivi-
hatkan bahwa kanker dapat diinduksi dalam ayam oleh tas kulit tertunda. Sehingga perubahan dalam respon
suatu virus. Kemudian banyak virus terbukti mengin' kekebalan dapat dihubungkan ke perkembangan neo-
duksi berbagai kanker berbeda dalam spektrum hewan plasia.
yang luas. Walaupun virus DNA dan RNA telah dili- Terdapat banyak kanker herediter. Retinoblasto-
batkan, niunun virus RNA telah menerima paling ba- ma satu contohnya. Walaupun kasus nonherediter reti-
nyak perhatian. Virus ini mengandung enzim transkrip' noblastoma timbul, telah diperhitungkan bahwa 40
tase terbalik, yafig memungkinkan virus RNA mere- sampai 50 persen diturunkan. Sindroma Gardner
plikasi materi genetika DNA. Karena alasan ini, virus contoh lain karsinoma familial yang anggota keluarga-
ini dinamai sebagai retrovirus. nya sering menderita polip colon multipel yang menja-
di ganas. Beber4pa keadaan lain disertai dengan insi
Satu virus DNA yang berhubungan erat dengan
dens keluarga yang tinggi abnormal bagi leukemia
kanker manusia adalah virus EB (Epstein-Barr)' Per-
atau karsinoma.
tama diisolasi dalam orang Afrika dengan limfoma Bur-
kitt, ia juga disertai dengan karsinoma nasopharynx' Dalam tahun belakangan ini, gui telah dikenal se'
Virus ini dikenal agen penyebab mononukleosis infek- bagai faktor penting dalam perkembangan berbagai pe-
siosa dan hubungan eratnya dengan tumor yang telah nyakit, yang mencakup kanker. Penelitian hewan
disebutkan sebelumnya membuat ia mungkin calon telah memperlihatkan bahwa mencit yang dipertahan-
agen etiologi dalam penyakit keganasan manusia. kan dengan diet rendah lemak telah mempunyai pe-
l,ebih belakangan ini virus leukemia sel T manusia nurunan insidens kanker payudara. Penelitian epide-
(HTLV ='human T ce1l leukemia viruses') telah disebut- miblogi telah memperlihatkan bahwa populasi yang
kan. Famili virus ini mampu menekan limfosit sel T hidup atas diet rendah lemak mempunyai insidens
dan mentransformasi limfosit ini menjadi leukemia tinker payudara dan colorectum yang lebih rendah.
sel T ganas. Bukti bahwa virus ini agen penyebab dalam Sementara karsinoma payudara tak lazim di Jepang,
leukemia se1 T manusia cukup meyakinkan. Di samping ia relatif lazim pada wanita Jepang yang pindah ke
itu, famili virus yang sama bisa menyebabkan sindroma Amerika Serikat dan mengambil kebiasaan diet tinggi
defisiensi imun akuisita (AIDS). Dalam sindroma ini lemak belakangan ini yang dikonsumsi dalam negara ini.
didalilkan bahwa virus mengubah regulasi sel T untuk Diet bisa juga mempredisposisi ke kanker colorectum.
menimbulkan defisiensi imunologi parah. Dalam keada- Dihipotesikan bahwa diet tinggi lemak memudahkan
an defisiensi kekebalan ini, pasien rentan terhadap absorpsi karsinogen dan memperlambat waktu trans-
berbagai infeksi fatal. Bentuk virulen kanker, sarkoma por melalui usus; sehingga diet tinggi bahan kasar ren-
Kaposi, sering dihubungkan dengan keadaan defisiensi dah lemak bisa melindungi terhadap kanker colon.
imun ini. Interferon dengan efek antivirus dan imuno- Dalam ringkasan, karsinogenesis bisa memerlukan
regulasinya, telah efektif dalam mengobati tumor ini' pemaparan ke karsinogen lingkungan yang menunggangi
Sehingga bukti cepat tersusun bahwa virus mema' atas predisposisi genetika, adanya virus onkogenik
inkan peranan penting dalam induksi kanker manusia' laten atau segi khusus masukan diet.
342 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

Klasifikasi TNM bisa suatu klasifikasi klinik atau klasi-


PENENTUAN STADIUM PATOLOGI DALAM fikasi patologi pascabedah. Sebagai klasifikasi klinik.
ONKOLOGI TNM ditentukan oleh penilaian klinik sebelum in-
tervensi bedah. Sebagai klasifikasi pascabedah, klasifi-
Segi tertentu tumor penting sebagai indikator kasi TNM didasarkan atas pemeriksaan bahan contoh
prognostik. Jaringan asli dan derajat diferensiasi histo- yang dikeluarkan pada waktu pembedahan. Sehingga
logi merupakan pertimbangan penting dalam hal ini. dengan klasifikasi TNM serta pengetahuan tempat
"Stadium" tumor suatu parameter histologi. Tumor asal dan derajat diferensiasi, maka dengan ketepatan
sering ditentukan stadiumnya menurut derajat dife- lebih besar dapat meramalkan perjalanan klinik.
rensiasinya dan jumlah gambaran mitosis per lapangan Berbagai teknik telah dikembangkan untuk lebih
pandang besar di bawah mikroskop. Tumor biasanya tepat menentukan stadium tumor padat. Karena sering
ditentukan stadiumnya sebagai Stadium I, II, III atau tumor tergantung atas stadium penyakit, maka pada se-
IV, dengan Stadium I yang berdiferensiasi paling tinggi jumlah kasus, bedah besar melulu dilakukan untuk men-
dan Stadium IV yang berdiferensiasi paling buruk. dapatkan informasi penentuan stadium yang lebih te.
Di samping pertimbangan histologi ini, "stadium" pat. Misalnya dalam kanker paru, ada atau tak adanya
tumor menggambarkan distribusi anatomi tumor ini.
keterlibatan nodi lymphatici mediastinalis merupakan
Komite Gabungan Amerika bagi Penentuan Stadium penentu penting penatalaksanaan klinik. Mediastinunt
Kanker dan Pelaporan Hasil Akhir telah mengembang-
dalam dievaluasi melalui insisi cervix yang kecil clatr
kan sistem penentuan stadium yang dinamai Sistem
kelenjar limfe dalam area paratrachea dapat diambil
TNM (Tabel 2),yangmenandai luas anatomi keganasan
contoh untuk tujuan penentuan stadium. Di sanrping
pada waktu diagnosis. Mempunyai sistem penentu-
itu area hilum kanan dan kiri dapat dieksplorasi me-
an stadium yang sama akan membantr"i dalam ramalan lalui insisi parasternum terbatas untuk menilai kelen-
lebih tepat tentang prognosis dan memberikan per- jar dalam area ini. Tindakan penentuan stad.ium bedah
bandingan hasil lebih berarti bagi hasil yang dilaporkan
sangat bermanfaat dalam pasien penyakit Hodgkin.
dari lembaga berbeda. Huruf "T" menunjukkan tumor
Adanya tumor dalam limpa, hati atau nodi lumphatici
primer dengan angka tepat yang menggambarkan ukur-
retroperitoneum secara bermakna mengubah penata_
an tumor dan gangguan fungsional yang disebabkan
laksanaan medis pasien ini, sehingga laparotomi pe-
oleh perluasan langsung tumor ini. Huruf "N" menun- nentuan stadium sering diindikasikan. Di samping itu
jukkan keterlibatan kelenjar limfe regional atau adanya pengupasan nodi lymphatici axillares diindikasikan
keterlibatan kelenjar limfe dalam lokasi anatomi ber- pada pasien kanker payudara untuk menentukan apa-
beda. Huruf "M" menunjukkan metastasis jauh dan tak kah pasien memerlukan kemoterapi tambahan pasca-
adanya metastasis dinamai "MO" (lihat Tabel 2). bedah.
Faktor lain yang penting dalam menentukan ke-
langsungan hidup dan respon terhadap pembedahan
TABEL 2.Sistem Penentuan Stadium TNM
adalah usia dan jenis kelamin. Sering pasien lebih mu-
Tumor da menderita tumor yang lebih cepat progresif dan
TX Tumor tak dapat dinilai pasien lebih tua bisa menderita tumor yang lebih indo-
TO Tanpa bukti tumor primer len. Pada sejumlah kasus, jenis kelamin penting dalam
TIS Karsinoma ln sifir menentukan prognosis. Wanita dengan melanoma
T1,,T2,T3,T4 Peningkatan progresif ukuran tumor dan
mempunyai prognosis lebih baik daripada pria. penge_
keterlibatan regional
tahuan jaringan asal bermanfaat. Diagnosis karsinoma
Nodus kecil paru menunjukkan penyakit diseminata tanpa
NX Nodi lymphatici regionai tak dapat diniiai memandang stadium klinik. Di pihak lain, pasien karsi-
secara klinik noma sel basal dan sel skuamosa kulit hampir tak
NO. Nodi lymphatici regional tidak tampak ab-
pernah menderita penyakit metastatik. Interval kekam-
normal.
Nl, N2, N3, N4 Peningkatan derajat keterlibatan nodi lym- buhan juga bervariasi yang tergantung atas jaringan
phatici regional. asli. Karsinoma skuamosa paru serta kepala dan leher
hampir selalu kambuh dalam 3 tahun terapi bedah;
Metastasis
karsinoma papiler thyroidea dapat kambuh setelah
MX Tidak dinilai
MO Tidak diketahui
interval 20 tahun. Tetapi banyak tumor sama sekali
MI Ada metastasis jauh tak dapat diramalkan. Melanoma maligna, sebagai
contoh, bisa menyebar dan merusak hospes dengan
Singkatan: T = tumor primer; N = nodi lymphatici regional; sangat cepat atau bisa tetap dorman selama 10 tahun
M = metastasis jauh.
atau lebih sebelum kambuh.
P RINSIP-PRINS IP ONKO LO G I B E DAH 343

Sangat penting secara sadar berusaha menentukan 4. Sumber sinar gamma-kobalt 60 radioaktif
stadium pasien berdasarkan klasifikasi TNM, penentu- menghasilkan sinar gamma yang menghasilkan sinar
en stadium tumor dan tempat asal, sehingga terapi garnma mempunyai tenaga rata-rata dalam rentang 1,25
dapat dirancang dengan tepat. megavoltase (1,17 sampai 1,33 meV).
Perbedaan penting antara berbagai radiasi ini
bahwa dengan meningkatnya tenaga, maka penetrasi
PRINSIP BIOLOGI DAN TERAPI RADIASI sinar-x ke dalam jaringan meningkat (Tabel 3). Se-
hingga radiasi superfisialis hanya tepat untuk tumor
hinsip dan Metode Pemberian superfisialis. Radiasi megavoltase menggantikan radiasi
ortovoltase dalam tetapi tumor profunda. Dibanding-
Radioterapi melibatkan terapi penyakit keganas'
kan dengan ortovoltase, megavoltase "melindungi ku-
an dengan radiasi ionisasi. Ia dapat digunakan tung-
gal dengan maksud kuratif atau dalam kombinasi lit". Dosis maksimum tak dicapai daiam kulit, tetapi
timbul pada sejumlah kedalaman di bawah permukaan
dengan pembedahan dan/atau kemoterapi. Ia juga alat
dan 50 persen dosis maksimum dapat mencapai pene-
paliatif penting. Mekanisme kerja dasar semua bentuk
terapi radiasi merupakan produksi ionisasi dalam trasi besar. Di sampingitu pemberian lebih homogen
jaringan, yang menyebabkan pembentukan gugusan be- dan pemusat lebih baik yang dimungkinkan . peralat-
an megavoltase saat ini akan meminimumkan cedera
bas dan menyebabkan perubahan kimia mematikan
pada organ berdekatan, yang memungkinkan pengu-
dalam sel.
rangan jumlah radiasi yang diberikan ke jaringan
Radiasi ionisasi dapat bersifat elektromagnetik
atau partikel. Sinar-x dan sinar gamma merupakan normal dan ditoleransi lebih baik oleh pasien.
radiasi elektromagnetik tanpa massa atau muatan. Dua jenis umum teknik pemberian digunakan
Sedangkan mekanisme kerja keduanya serupa, sinar-x dalam terapi radiasi: teleterapi, yang menggunakan
dihasilkan oleh interaksi elektron yang bergerak dengan sorotan luar dan brakiterapi, yang sumber radioaktif
zat, sedangkan sinar gamma merupakan produk pancar- ditanamkan dalam pasien. Tujuan ahli terapi untuk
an isotop radioaktif (mis. iridium 192 dan kobalt 60). memaksimumkan dosis yang diserap tumor dan me-
Sinar-X dan sinar gamma menciptakan ion bermuatan minimumkan absorpsi jaringan normal. Dalam telete-
dengan menyebabkan elektron "sekunder" yang di- rapi, ukuran lapangan terapi, jumlah sorotan terapi
pancarkan dari atom di dalamjaringan sasaran. dan arah sorotan dapat dimodifikasi untuk mencapai
Contoh radiasi partikel adalah elektron, proton, distribusi tenaga yang diserap secara memuaskan
partikel alfa, neutron, meson pi negatif dan ion berat. (Gambar 1).
Saat ini sorotan elektron dan sinar beta (elektron di- Brakiterapi atau terapi radiasi jarak singkat mem-
hasilkan selama peluruhan inti) paling bermanfaat punyai .keuntungan prinsip bahwa penurunan cepat
secara klinik. Bentuk lain radiasi partikel sedang aktif dalam absorpsi tenaga timbul dengan peningkatan
diselidiki.
Interaksi radiasi dengan zat diukur sebagai jumlah
TABEL 3.Perlindungan Kulit dan Kedalaman pada 50% Dosis
tenaga yang diserap per satuan massa. Ia dikenal se- bagi Sorotan Terapi Sinar-X Eksterna yang Lazim Digunakan
bagai dosrs yang dinbsorpsi Satuan yang lazim di
gunakan adalah rad, yang menunjukkan 100 erg te- Tenaga Sorotan Maksimum Kedalaman saat Dosis Kedalaman
naga yang diabsorpsi per gram jaringan. Seratus rad diberikan Maksi- saat Diberikan
mum (cm.) 50% Dosis (crn.)
setara dengan 1 gray (Gy) dan menunjukkan absorpsi
I joule per kilogram. 250 keV (unit sinar-X) Permukaan 7
Tenaga berbagai bentuk radiasi diukur dalam volt 1,25 meV (kobalt 60) 05 11
elektron. Sorotan sinar-x 1000 elektron volt dinamai
I keV. Semua foton atau sorotan sinar-x atas I juta Aselator Linear
4 meV 1,0 L4
(1.000.000) elektron volt (1 meV) dikenal sebagai
6 meV 1,s l6
sorotan megavoltase. Rentang radiasi elektromagnetik 10 meV 2,0 18
yang digunakan dalam praktek klinik sebagai berikut: 15 meV 3,0 20
l: Rodiosi superfisial-sinar-x dari l0 sampai 125
Betatrons
keV. 25 meV 4,0 23
2. Radiasi ortovoltase-snar-x dari 125 sampai 35 meV 5,0 26
400 keV.
3. Radiasi megwoltase-umumnya beberapa juta * After Coia, L. R., and Moylan, D. J.: Therapeutic Radio-
volt. logy for the House Officer. Baltimore, Williams & Wilkins, 1984.
344 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

Gsmbar L Rencorra terupi yang rnenggtnakan tiga so-


rotan ekstenw 12 x 6 crn.,Sumbu sentral pada suihtt
120 derajat sotu sama l.ain. Susurun sorotan menwksi-
mumkan dosis pado pusat sasarvn.

filrl

jarak dari sumber radiasi. Isotop radioaktif ditanam Sejak penggunaan radiasi ionisasi terdini, ditemu-
langsung ke dalam tempat sasaran untuk memberikan kan secara empiris bahwa fraksionasi dosis menginduk-
radiasi berintensitas tinggi atas area yang sangat ter- si efek antitumor lebih besar dan meminimumkan re-
batas. Brakiterapi tersering digunakan dalam tumor aksi jaringan'yang normal. Fakta empiris ini bisa ber-
ginekologi serta kepala dan leher, biasanya dalam hubungan dengan perbedaan dalam kemampuan per-
kombinasi dengan radiasi sorotan luar. baikan jaringan normal dan ganas. Dengan tiap dosis
radiasi, sejumlah sel rusak, tetapi tidak dibunuh. Sel
dapat memperbaiki kerusakan subletal dalam 2 sampai
Radiobiologi
Radiasi menyebabkan pemindahan segera tenaga 5.O
ke jaringan. Ionisasi hasilnya menyebabkan kehilang-
an kemampuan reproduksi sel dan kemudian kematian
sel. Persentase sel yang mati dan waktu kematian sel
tergantung atas kinetik sel. Jenis jaringan berbeda ber- z 1.0
variasi dalam kerentanannya.e I
Kurva kelangsungan hidup jaringan normal dan F
ganas serupa (Gambar 2). "Bahu" kurva merupakan t
I,IJ
a
bukti bahwa sel dapat mengumpulkan kerusakan radia' o
si sebelum timbul kematian. Bila dosis mematikan telah z
terkumpul, maka kurva menjadi lereng tetap, yang me- o.1
U'
nunjukkan hubungan dosis-respon logaritma langsung. v
Beberapa faktor menentukan radio sensitivitas tr
IL
sel. Pada umumnya sel normal dan ganas paling sensitif
selama mitosis. Sehingga sel yang cepat membelah
seperti jaringan limfoid, sumsum tulang, .'vili usus,
testis dan ovarium paling sensitif. Sebaliknya, otot, tu- o1
lang, kartilago dan neuron matang relatif radiosensitif. o 200 400 600
Radio ensitivitas sel ganasjuga berhubungan dengan de- Dosis (Rads)
rajat oksigenasi jaringan. Sel dioksigenasi penuh kurang Gambu 2. Kurva kelangsungan hidup khas bagi iaingan nor-
lebilr dua setengah kali lebih radiosensitif dibandingkan mal dan ganas. "Bahu" menuniukkan rentang dosis wbletal;
yang bila dilebihi, maka hubungan meniadi logaitrna.
sel tumor hipoksia.
PRINSIP -PRINS IP ONKO L O G I B E DAH 345

6 jam radiasi. Mekanisme'perbaikan jaringan normal tiap minggu. Dosis dan fraksonasi dimodifikasi lebih
tampak lebih efisien daripada jaringan ganas. Sehingga lanjut menurut jenis tumor, stadium penyakit dan apa-
dosis difraksionasi tetap dalam rentang subletal untuk kah maksud radiasi kuratif atau paliatif.
populasi sel normal yang lebih besar, sehingga melin- Penentu utama radiosensitivitas klinik adalah pe-
dungi jaringan normal. Fraksi dosis lebih kecil memer- ngerutan tumor. Radiosensitivitas ditentukan oleh ba-
lukan dosis total lebih besar untuk mencapai derajat nyak faktor, yang mencakup jenis histologi, jaringan
pembunuhan yang sama dan fraksi lebih besar memer- asal, kecepatan mitosis, kematian sel, absorpsi, oksige-
lukan dosis total lebih kecil. nasi jaringan, vaskularitas tumor dan lokasi anatomi.
Dianggap bahwa fraksionasi dosis radiasi bisa mem' Walaupun radioselsitivitas ditentukan oleh saling pe-
perbaiki kemanjuran terapi keseluruhan. Secara teori- ngaruh faktor yang rurnit, namun ia dapat diramalkdn
tis, tiap pemaparan radiasi lebih suka membunuh sel dengan sejumlah ketepatan atas dasarjenis histologi sa-
teroksigenasi baik. Hal ini memungkinkan sel hipoksik ja. Jenis tumor telah ditentukan kategorinya dalam
"direoksigenasi" dengan mendapatkan jalan lebih berikut ini:
besar bagi kapiler. Di samping itu, sel yang dalam fase
siklus sel relatif resisten selama satu fraksi bisa "me- l. Jeris wngat sensitif meliputi tumor sel benih
redistribusi" ke fase yang lebih berbahaya. Sehingga (seminoma, disgerminoma); tumor limfoproliferatif
dalam teori, fraksionasi memperkecil toksisitas pada (penyakit Hodgkin, limfoma, leukemia); mieloma;
jaringan normal dan meningkatkan jumlah total sel dan tumor embrional (neuroblastoma, tumor Wilm
tumor yang dapat dibunuh dengan memungkinkan dan retinoblastoma).
"reoksigenasi" dan "redistribusi".
2. Jenis sensitif sedang meliputi karsionoma sel
skuamosa (yang berasal dari kulit, saluran pencernaan
Respon Jaringan terhadnp Terapi Radinsi dan saluran pernapasan) serta adenokarsinoma yang
Jaringan yang cepat membelah mudah dicederai berasal dari berbagai sistem organ.
oleh radiasi, tetapi memperbaharui dirinya dengan 3. Jenis relatif radioresisten merupakan mela-
relatif cepat. Bila pertukaran cepat, maka cedera klinik noma, tumor mesenkim (sarkoma) dan tumor berasal
bisa jelas dalam beberapa hari, tetapi penyembuhan dari saraf (glioma, astrositoma).
cepat terjadi, jika dosis tqtal yang diberikan tidak ber-
lebihan.
Radiosensitivitas dan radioresistensi secara tak
Stroma dan mikrovaskularisasi dalam semua ja-
langsung tidak berarti kurabilitas dan inkurabilitas.
ringan yang mencakup jaringan dengan populasi statis
Radiokurabilitas tergantung atas lokasi anatomi tu-
seperti saraf atau jaringan otot dipengaruhi oleh radia-
mor, riwayat alamiahnya serta toleransi jaringan nor-
si. Kerusakan akut ditandai gleh dilatasi vaskular,
mal berdekatan. Misalnya walaupun limfoma maligna
edema lokal dan peradangan. Bisa timbul endarteritis
sangat radiosensitif, namun mereka disembuhkan
yang menyumbat lumen kapiler. Enteritis dan pneu-
dengan radiasi saja hanya dalam stadium terdininya,
monitis radiasi merupakan manifestasi klinik proses
karena kecenderungannya menyebar. Karsinoma sel
ini. kemudian timbul atrofi, ulserasi dan fibrosis. Di skuamosa dan adenokarsinoma (di pihak lain) jenis his-
samping itu efek lanjut radiasi atas populasi statis
tologi yang hanya "radiosensitif sedang", namun kon-
menjadi jelas. Akibat demikiair untungnya jarang trol lokal dan kesembuhan sering telah dicapai dengan
terjadi, meliputi nekrosis otak fokal, mielitis radiasi, terapi radiasi. Stadium dini karsinoma sel skuamosa
transeksi medulla spinalis dan osteoradionekosis. rongga, mulut, larynx, oropharynx, nasopharynx,
kulit dan bibir dapat berhasil diterapi dengan terapi
radiasi. Terapi radiasi dapat kuratif untuk adenokarsi-
Respon Tumor terhadap Terapi Radinsi noma lokalisata payudara dan prostata.
Unsur saling tergantung dari ukuran fraksi, dosis Radioresistensi relatif tidak berarti bahwa terapi
total, interval antara fraksi dan lama total terapi mem- radiasi tidak mempunyai tempat dalam terapi pasien
bentuk hubungan dosis respon. Parameter ini dapat tumor. Sarkoma jaringan lunak relatif radioresisten,
bervariasi menurut keadaan klinik. Pada umumnya do- bila digabung dengan pembedahan, tcrapi ra<1iasi
sis mematikan yang diperlukan bagi tumor manusia memperbaiki kontrol lokal. Juga setelah reseksi bedah,
berbeda berkisar dari 2000 rad dalam 2 minggu sampai radiasi dapat berhasil menambah kontrol regional rne-
8000 rad dalam 8 minggu, dengan rentang yang biasa tastasis kelenjar limfe yang besar dari melanoma,
dari 4500 sampai 7000 rad. Fraksi harian dalam ren- walaupun ada fakta bahwa ia suatu tumor yang relatil
tang 200 rad dengan 3 sampai 5 fraksi yang diberikan "radioresisten".
346 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

Kegunaan Klinih Tumor Tractus Gastrointestinalb. Terapi radiasi


Terapi radiasi memainkan tiga peranan utama bermanfaat untuk terapi karsinoma esophagus. Sejum-
dalam terapi kanker: (l) ia dapat digunakan tunggal lah tumor esophagus berasal dari sel gepeng. Sel tumor
sebagai metode kuratif primer; (2) ia dapat digunakan
menyebar longitudinalis melalui esophagus yang kaya
sebagai "tambahan" bagi pembedahan (prabedah atau pembuluh limfe, yang sering membuat hasil terapi
pascabedah) atau kemoterapi dan (3) ia dapat diguna- bedah tak memuaskan. Untuk lesi sepertiga proksimal
kan sebagai cara paliasi gelala. rt Alinea berikut mem- esophagus, radiaii dan pembedahan telah memberikan
perkenalkan rentangnya untuk terapi berbagai jenis hasil yang serupa.
tumor. Untuk pembahasan yang lebih terinci, pembaca Terapi radiasi sangat bermanfaat untuk terapi
seharu$nya mengkonsulkan teks terapi radiasi yang limfoma lambung setelah reseksi bedah.
dirujuk pada akhir bab ini. Radiasi efektif sebagai tambahan prabedah bagi
pembedahan untuk kanker rectum. penelitian telah
Kanker Kepala dan I*her. Terapi radiasi dan pem- terbukti memperbaiki kelangsungar-r hidup dan lebih
sedikit kekambuhan lokal pada pasien yang menerima
bedahan menawarkan kontrol lokal yang memuaskan
radiasi prabedah sebelum reseksi abdominoperineal.
untuk karsinoma sel skuamosa dini pada kepala dan
Terapi radiasi juga telah terbukti menurunkan risiko
leher. Pada umumnya terapi radiasi membawa risiko
kekambuhan lokal bila diberikan pascabedah. Terapi
morbiditas lebih rendah serta menawarkan hasil kos-
metik dan fungsional lebih baik. Bila digunakan pasca- radiasi suatu pengganti pembedahan untuk terapi pri-
bedah, maka radioterapi menurunkan kekambuhan mer kanker rectum pada pasien kanker kecil berdife-
regional-lokal. Metastasis kelenjar limfe dari karsi rensiasi baik yang terletak rendah serta pada pasien
noma sel skuamosa primer dapat berhasil ditata laksa- yang dianggap berisiko tinggi untuk pembedahan besar.
na dengan radioterapi. Bila metastasis kelenjar'limfe
besar atau beberapa, maka kombinasi pembedahan dan Tractus Genitalis Wanita. Terapi radiasi memain-
terapi radiasi menawarkan kesempatan terbaik untuk kan peranan penting dalam terapi primer keganasan
kontrol loka1.e servix dan vagina. Jaringan normal mukosa cervix
dan vagina sangat mentoleransi radiasi serta rongga
Kanker Payudara" Terapi radiasi memainkan pe- uterus dan vagina dapat dicapai bagi brakiterapi (im-
ranan penting dalam penatalaksanaan kanker primer plan intracavitas).
dan metastatik. Penelitian telah memperlihatkan bahwa Adenokarsinoma Stadium I berdiferensiasi baik
radiasi dan reseksi tumor konservatif (lumpektomi, dari uterus, diterapi dengan pembedahan saja. Untuk
reseksi segmental atau kuadarantektomi) memberikan stadium kanker uterus yang lebih lanjut dan untuk lesi
hasil serupa dengan yang terlihat setelah maktektomi yang tidak berdiferensiasi baik, radiasi intracavitas
radikal pada pasien tumor primer kecil. Untuk lesi T1 prabedah digabung dengan terapi sorotan eksterna
dan T2, radiasi dapat ditawarkan sebagai terapi primer. menurunkan kekambuhan tumor pelvis dan vagina.
Hasil kosmetik setelah eksisi dan radiasi umumnva Terapi radiasi telah terbukti bermanfaat dalam
memperbaiki kontrol lokal tumor ovarium, bila penya-
'"0";#'T,;:',liln purruuedah, maka terapi .aaiasi kit terbatas pada pelvis. Karena pola yang jelas dalam
menurunkan insidens kekambuhan lokal. Radioterapi penyebaran karsinoma ovarium di luar pelvis, maka
merupakan terapi terpilih untuk kanker payudara radiasi dapat diberikan ke keseluruhan cavitas perito-
berulang lokal dan memainkan peianan penting dalam nealis yang mencakup permukaan bawah diaphrag-
penatalaksanaan kanker payudara peradangan. Ia mem- ma.l7
berikan peringanan sangat efektif untuk metastasis ke
tulang. Tractus Genitalis Pria. Seminoma sangat radiosen-
sitif dand.apat disembuhkan, bahkan sewaktu ia terse-
Kanker Paru. Eksisi bedah merupakan terapi ter- bar luas. Setelah orkiektomi, terapi terdiri dari terapi
pilih untuk kanker paru yang dapat dioperasi. Terapi radiasi bagi pembuluh limfe para-aorta, hilum renalis
radiasi merupakan terapi terpilih untuk penyakit me- dan pelvis ipsilateral. Bila metastasis kelenjar limfe di
luas lokal yang tak dapat direseksi. Kesembuhan ka- bawah diapluagma, maka nodi lymphatici mediasti-
dang-kadang diperoleh (5 sampai 10 persen) dan nales dan supraclaviculares diradiasi juga.
banyak manfaat dari penghilangan gejala lokal. Karsi- Terapi radiasi sangat efektif untuk kontrol lokal
noura sel kecil paru (biasanya metastatik pada waktu karsinoma prostata. Untuk lesi Stadium A, terapi
ditenrukan) terbaik diterapi delrgarr kombinasi kemo- dibatasi pada bidang prostata; dalam Stadium B dan C,
terapi dan radiasi. keseluruhan pelvis dalam bidang radiasi;
PRINSIP -PRI NS IP O NKO L OGI B E DAH 347

Limfoma Hodgkin dan non-Hodgkinp Terapi Jaringan Lottaxt Kartilago yang sedang tumbuh
radiasi bersama dengan kombinasi kemoterapi telah sangat radiosensitif dan dapat menyebabkan perubah-
membuat dampak bermakna atas terapi penyakit Hodg- an epiphysis pada anak. Atrofi otot bisa timbul pada
kin. Karena pola penyebaran dapat diramalkan dalam anak serta pada orang dewasa bisa timbul fibrosis.
penyakit Hodgkin, maka hampir 90 persen kelangsung- Sumsum Tulang, Penekanan unsur darah, aplasia
an hidup 5 tahun telah dicapai untuk stadium dini dan pansitopenia dapat timbul.
(I, II dan IIIA) penyakit ini. Untuk stadium lebih lan-
jut, kemoterapi terapi utamanya. Untuk pasien yang Paru- Pneumonitis akuta dan kronika sebanding
mencapai remisi dengan kemoterapi, maka radiasi di dengan volume paru yang diradiasi serta suatu fungsi
arahkan ke tempat kelenjar limfe beregresi, karena ting- perjalanan waktu terapi.
ginya probabilitas penyakit mikroskopi yang tersisa.
Peningkatan angka kelangsungan hidup telah terlihat.
Sementara limfoma non-Hodgkin sangat sensitif
Kegunaan Darurat Radioterap i
terhadap radioterapi, radiokurabilitasnya lebih sulit Ada tiga keadaan onkologi yang lazrn, tempat
karena progresivitas limfoma non-Hodgkin kurang radiasi harus dianggap bagian terapi gawat darurat.a
tertib dan karena pasien sering tampil dengan penyakit Kompresi Medulla Spinalis" Sembilan puluh lima
yang luas. Kemoterapi menjadi terapi utama, walaupun persen kompresi medulla spinalis karena penyakit ke-
radiasi harus diberikan ke area yang keterlibatannya ganasan di luar medulla spinalis. Tersering sindroma ini
dapat diidentifikasi. disebabkan oleh kanker metastasis yang berasal dari
paru, payudara, prostata atau ginjal. Terapi radiasi
merupakan terapi terpilih pada kebanyakan kasus
Efeh Klinih atas Jaringan Normal kompresi medulla spinalis. Untuk paraplegia akuta
Sewaktu suatu tumor dalam daerah badan mana atau gejala yang cepat progresif, maka intervensi be-
pun sedang diterapi, efek samping segera dan kompli. dah saraf harus dipertimbangkan.
kasi jangka lama harus dipertimbangkan. Ia harus di- Sindroma Vena Cava Superior. Obstruksi vena
pertimbangkan terhadap kemungkinan manfaat radio- cava superior biasanya disebabkan oleh kanker paru
terapi. Generalisasi berikut dapat bertindak sebagai atau limfoma yang melibatkan mediastinum. Sindroma
penuntun bagi klinik yang diantisipasi.
ini tampil sebagai edema wajah, edema conjunctiva
Efek Sistemik Umum'" Kelelahan umum, kehilang- dan distensi vena leher. Terapi awal biasanya terdiri
an nafsu makan, mual dan muntah dapat tampil. dari fraksi dosis tinggi (300 sampai 400 rad per hari)
Gejala ini sangat menonjol bila hati dan epigastrium selama 3 hari pertama, diuretik dan kadang-kadang
steroid. Biasanya responnya cepat dan memuaskan.
dalam bidang yang diradiasi dan bila fraksi dosis ting-
gi. Kompresi Saluran Pernapasan- Kompresi trachea
Kulit,. Dermatitis radiasi dapat diminimumkan atau carina tersering akibat karsinoma paru, trachea
dengan terapi megavoltase, terapi tak dapat dielakkan dan esophagus. Sering terapi radiasi diindikasikan un-
bila radioterapi hebat diarahkan ke arah kulit, seperti tuk lesi yang tak dapat dioperasi dan untuk lesi yang
dalam kanker payudara dengan keterlibatan kulit. direseksi tak lengkap.
Kepala dan [rher,. Mukositis bisa timbul, terutama
bila oropharynx diterapi. Dapat timbul kemunduran
gigigeligi dan disfagia bisa menganggu gfui. Profilak- Kegunaan Paliatif
sis gigi yang baik dapat mencegah kebanyakan kompli Radioterapi dapat efektif meringankan sejumlah
kasi gigi, Mulut kering dan kehilangan rasa kecap dapat gejala metastasis hati, tulang dan otak. Seperti dengan
timbul dengan dosis lebih tinggi. Osteoradionekrosis semua terapi paliatif, keadaan penampilan, harapan
mandibula kadang-kadang timbul dengan dosis tinggi. hidup, luas penyakit dan manfaat yang diantisipasi
harus dipertimbangkan dengan cermat dalam pola
Tractus Gastrointestinalis. Esofagitis lazim terjadi terapi.
bila esophagus dalam lapangan yang diradiasi. Penurun-
an nafsu makan menjadi gejala radiasi abdomen ter- Metastasis Tulang, Ia sering timbul dari kanker
lazim dan dapat timbul diare. Pembentukan sikatriks payudara, prostata, paru, thyroidea dan ginjal. Radio
dan stenosis bisa merupakan komplikasi, tetapi untung- terapi akan memberikan keringanan nyeri yang ber-
lah jarang terjadi. Bila pelvis diradiasi, maka dapat tim- makna dalam 80 persen pasien. Bila lebih dari 50
bul proktitis dan tenesmus. persen cortex tulang pemikul berat badan telah dirusak
348 BUKUAJARBEDAHBAGIAN 1

oleh tumor, maka penatalaksanaan bedah awal harus Iika suatu mqssa tak dapat dires?ksi, maka ia harus
dipertimbangkan bagi pencegahan fraktura patologi. dibatasi dengan klip yang bertindak sebagai bimbingan
bagi ahli radioterapi
Metastasis Otak. Ia lazim akjbal karsinoma paru,
.

payudara, ginjal dan melanoma serta keganasan gas-


RADIASI DAN KEMOTERAPI
trointestinalis. Kebanyakan majemuk. Kelangsungan
hidup median pasien metastasis otak tanpa terapi 1 Kombinasi radioterapi dan kemoterapi mempu-
bulan. Dengan radiasi keseluruhan otak (biasanya 2000 nyai pertimbangan terapi lokal dan sistemik kombinasi.
sampai 4000 rad dalam 1 sampai 3 minggu), maka ke- Kemoterapi telah diberikan sebelum, selama dan se_
langsungan hidup median dapat diperluas ke 4 sampai telah pemberian radioterapi. Dalam tiap kasus, dasar
6 bulan. Kebanyakan pasien mengalami sejumlah dera- pemikiran untuk pemakaiannya agak berbeda.
jat perbaikan simtomatik berumur pendek. Kortikos- Kemoterapi telah diberikan sebelum radiasi untuk
teroid untuk mengontrol peningkatan tekanan intra- "mengecilkan" tumor primer masif. Teknik ini kadang-
kranial merupakan tambahan penting bagi terapi. kadang terbukti bermanfaat untuk kanker kepala
dan leher; tetapi tak ada peningkatan dalam keiang-
Metastasis Hati. Kadang-kadang ia berespon ter- sungan hidup akhir yang telah dibuktikan. Dalam karsi
hadap radiasi dengan penghilangan nyeri dan perbaik- noma payudara dan dalam sarkoma, pengecilan tumor
an fungsi hati. Perbaikan simtomatik terlihat dalam dapat membuat suatu tumor lebih mudah ditata lak-
50 sampai 75 persen pasien.a sana oleh satu "terapi lokal", yaitu pembedahan atau
radiasi. Praterapi dengan kemoterapi memberikan ana-
lisis in viyo tak ternilai atas sensitivitas tumor terhadap
Terap i Mo dalitas Kombinasi pemberian obat.
Obat kemoterapi telah digunakan 'bersamaan
RADIASI DAN PEMBEDAHAN
dengan radioterapi sebagai "agen radiosensitisasi,'
Perbaikan kontrol lokal-regional telah diperlihat- dengan harapan mendapatkan efek sinergistik atas
kan dengan mengkombinasi pembedahan dan radio- tumor. Sejumlah obat yang tampak mempunyai sifat
terapi untuk berbagai tumor. Radiasi prabedah ber- radiosensitisasi mencakup doksorubisin hidroklorida
maksud mengurangi viabilitas sel kanker, sehingga
(Adriamysin), 5-fluorourasil (FU), bleomisin, hidrok-
membuat penyebarannya melalui pembuluh limfe atau siurea, metotreksat, sis-platinum (Cisplatin) dan aktino-
saluran vaskular kurang mungkin terjadi. Keuntungan misin D. Contoh dramatis dalam perbaikan kontrol
teoritis pemberian prabedah bahwa pembuluh darah lokal sarkoma Ewing dari6i ke 95 persen dengan pem-
tumor belum diganggu oleh pembedahan, sehingga sel berian vinkristin dan siklofosfamid bersamaan selama
kurang hipoksik dan lebih radiosensitif. Pada sejumlah perjalanan radioterapi.
kasus, pengurangan ukuran tumor yang diinduksi ra- Bila kemoterapi diberikan setelah radiasi primer
diasi prabedah bisa membuat tumor yang tak dapat di atau pembedahan, maka dasar pemikiran bagi penggu-
reseksi, menjadi dapat direseksi. Sering besar operasi naannya adalah terapi mikrometastasis apa pun yang
yang diperlukan akan berkurang. Radioterapi prabe- mungkin ada. Jenis terapi tambahan ini berhasil untuk
dah bermanfaat untuk penatalaksanaan tumor kepala kanker payudara, tumor testis, sarkoma jaringan lunak
dan leher, sarkoma jaringan lunak, tumor sulcus supe- dan beberapa tumor padat pada anak.t 1

rior paru dan kanker rectum.


Terapi radiasi pascabedah mempunyai beberapa
keuntungan teoritis atas terapi prabedah: (1) tak ada
kelambatan dalam operasi; (2) tak
ada gangguan PRINSIP KE MO TERAPI KANKER
penyembuhan luka; dan (3) jika lesi terbukti kurang Pengenalan fakta bahwa kanker jarang dilokalisasi
luas daripada yang dipikirkan semula, maka pasien ter- telah membawa ke pencarian terapi sistemik. penge-
lindung dari radiasi yang tak diperlukan. Radioterapi tahuan bahwa produk alamiah dan kimia sintetik
pascabedah telah terbukti meningkatkan kontrol efektif untuk pembasmian infeksi bakteri dan parasit
lokal dalam terapi tumor otak, kanker kepala dan 1e- telah memaiu harapan bahwa terapi obat dapat.ber-
her, limfoma gastrointe stinalis, sarkoma j aringan lunak, manfaat untuk terapi kanker. Adalah untuk agen an-
tumor ginekologi serta karsinoma payudara, paru dan tiparasit yang pertama digunakan Ehrlich diberikan isti-
rectum. Bila radioterapi pascabedah dirancang, maka lah "kemoterapi" pada awal abad ke 20.
catatan operasi ahli bedah harus diuraikan terinci. Terapi obat antikanker yang berhasil telah dicapai
Luas anatomi, fiksasi, .invasi dan regio metastasis ke- dalam awal tahun 1940-an, sewaktu Huggins dan
lenjar limfe yang mencurigakan harus diuraikan. Hodges menggunakan estrogen untuk menginduksi
PRIN SIP.P RINSIP ON KO L OGI B E DAH 349

regresi kanker prostata. Segera setelah itu, sebagai fraksi pertumbuhan menurun. Sehingga pertumbuhan
penguasaan riset dalam perang gas, potensi antikanker tumor melambat sewaktu tumor membesar.
agen alkilasi telah disadari. Sewaktu ledakan di Pela- Pembunuhan sel tumor oleh agen antikanker dt'
buhan Naples disertai dengan hipoplasia limfoid yang gambarkan sebagai "kinetik tingkat pertama". Ia ber-
bermakna pada yang terpapar, mustard nitrogen arti bahwa persentase tetap sel tumor ketimbang jum'
menjadi terapi untuk keganasan limfoid. Mustard lah sel tetap, dibunuh oleh tiap pemaparan ke obat.
nitrogen pertama digunakan untuk mengobati penyakit Walaupun tumor yang dapat dideteksi secara klinik
Hodgkin dan limfosarkoma dalam tahun l943.Lt bisa menjadi tak dapat dideteksi setelah terapi, namun
Banyak agen antikanker baru telah diperkenalkan masih ada penyakit sisa mikroskopik. Misalnya jika
dalam beberapa dasawarsa terakhir. Potensi kortikos' suatu tumor yang dibebani 10e sel dikurangi oleh
teroid dan antifolat telah dikenal dalain awal tahun obat yang mirmpu membunuh 99,999 persen sel,
1950-an serta analog antimetabolit purin dan piri- maka akan masih ada 10a sel. Pemaparan tunggal ke
midin diperkenalkan segera setelah itu. Alkaloid vinka satu obat tak dapat menghasilk4n 100 persen pembu'
dan nitrosourea dikembangkan untuk pemakaian klinik
nuhan. Pemberian kemoterapi dalam siklus berulang
dalam awal tahun 1960-an serta doksorubisin di- dan dalam dosis maksimum yang ditoleransi merupa-
lepaskan untuk pemakaian dalam tahun 1968. Sejum-
kan usaha mengurangi jumlah mutlak sel tumor yang
lah obat yang paling bermanfaat saat ini (seperti anties' masih ada ke nol dengan efek multiplikasi pembunuh-
trogen),merupakan perkembangan belakangan ini an sel fraksional. Sehingga "kinetik tingkat pertama"
dari 1970-an. memberikan keperluan dan dasar pemikiran bagi pem'
Hari awal "kemoterapi" membentuk kesan kuat berian siklus kemoterapi intermiten berulang.
bagi masyarakat awam maupun banyak dokter, karena
Setiap sel yang bereplikasi melewati "fase'" relatif
terapi dengan obat antikanker tampak merupakan pe- tegas. Peredaran fase dinamai siklus sel. Suatu siklus
makaian sia-sia yang disertai dengan toksisitas parah. untuk sel "khas" digambarkan dilam Gambar 3.

Disiplin onkologi medis berbuat banyak untuk meng' Sintesis (S) dan mitosis (M) mudah dikenali untuk sel
yang bereplikasi. Ia disela oleh "celah" yang dinamai
hilangkan dugaan tak beralasan ini. Saat ini, kemotera-
pi berhasil digunakan untuk berbagai penyakit ke- sebagai G1 dan G2, Celah bukan masa dorman. Ia
ganasan, yang mencakup penyakit Hodgkin dan limfo- hanya fase, saat kebutuhan utama metabolisme sel

ma non-Hodgkin, limfoma Burkitt, tumor testis, tidak berhubungan langsung dengan replikasi atau sin-
tumor trofoblastik. tumor Wilms, sarkoma masa kanak- tesis DNA.

kanak serta karsinoma payudara. Walaupun toksisitas Agen kemoterapi umumnya dinamai "spesifik
sklus sel" atau "nonspesifik siklus sel" menurut apakah
parah tidak dihilangkan seluruhnya, namun telah di
mekanisme kerjanya berhubungan dengan fase spesifik
buat kemajuan dalam meminimumkan morbiditas
siklus sel atau tidak.
berlebihan.
Walaupun penentuan golongan isoenzim sel tumor
menggambarkan bahwa tumor berasal dari 'clone'
tunggal sel ganas, namun penelitian belakangan ini
Dasar Biologi Kemoterapi Kanker memperlihatkan bahwa tumor padat sangat heterogen.
Teknik yang baru dikembangkan untuk 'cloning'
Tiga dasawarsa empiris telah memperlihatkan bah-
in vino tumor padat telah membuktikan bahwa tumor
wa banyak obat kanker paling efektif bila diberikan
terdiri dari se1 dengan sifat iespon obat, morfologi
intermiten, untuk rangkaian berulang dan sebagai
dan biokimia berbeda. Heterogenisitas ini memberikan
kombinasi multiobat. Cambara,n klinik empiris ini
dasar pemikiran bagi penggunaan kombinasi obat,
mempunyai dasar biologinya dalam kinetik pembu-
karena tidak semua sel dalam suatu tumor akan sen-
nuhan sel, mekanisme kerja obat, heterogenitas popula-
sitif terhadap satu obat mana pun. Di samping itu
si sel tumor dan perkembangan sel resistensi obat.
populasi sel yang mula-mula sensitif kemudian bisa
Tumor yang dapat dideteksi secara klinik mem- mengembangkan resistensi. Mekanisme sel untuk per-
punyai lOe sel. Hanya persentase dari sel ini yang kembangan resistensi meliputi (l) perubahan dalam
dikenal sebagai "fraksi pertumbuhan", aktif membelah permeabilitas sel terhadap obaI, (2) perubahan dalam
pada waktu tertentu kapan pun. Fraksi pertumbuhan enzim aktivasi atau deaktivasi (3) perubahan dalam
dapat berkisar dari kurang dari 10 persen untuk adeno- enzim sasaran untuk obat, (4) perbaikan DNA lebih
karsinoma khas sampai hampir 90 persen bagi sejum- efektif dan (5) perubahan dalam metabolisme yang
lah limfoma yang tumbuh cepat. Bila suatu tumor mengelakkan hambatan yang diadakan oleh obat
dalam stadium dininya, maka kebanyakan selnya dalam kemoterapi.2 Mengatasi masalah resistensi obat meru-
fase proliferatif. Karena massa tumor meningkat, maka pakan pembenaran utama bagi paduan kombinasi.
3s0 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

{o
o
o
o

Garnbar 4. Mekanisme kerja obat antineoplasma. 1, Antime-


tabolit mengganggu sintesis asam nukleat. 2. Agen alkilwi
mencederai molekul DNA secara langsung. 3. Turunan anti-
biotiks mmghambat sintesis RNA diarahkan DNA. 4. Peng-
hambat sintesis protein mengganggu sintesis makromolekul.
Gambar 3. Siklus sel khas yang menggambarkan fase sintesis 5. Hormon dan antihormon mempengaruhi metabolisme sel
DNA(S) dan mitosis (M) dengan "gaps" (G, dan G"). melalui reseptor atau permukaan sel.

Meh anisme Kerj a Agen Ant ineoplasma 5-FU menjadi contohnya. Metotreksat menghambat
kompetitif enzim dihidrofolat reduktase, yang mengka-
Penggunaan obat antineoplastik yang aman dan talisis reduksi dihidrofolat ke tetrahidrofolat. Reduksi
rasional memerlukan psmahaman mendasar bagi me- enzimatik ini diperlukan untuk sintesis asam nukleat
kanisme kerjanya, cara pemberian, metabolisme dan serta inhibisinya menghambat produksi purin dan piri-
kemungkinan toksisitas. Pola kombinasi obat efektif midin. 5-Fluorourasil menghambat timidilat sintetase
tergantung atas pemahaman farmakodinamiknya. dan dalam melakukan itu menghambat penggabungan
Secara teoritis, paduan kemoterapi lebih efektif dan timidin ke dalam DNA.
kurang toksik dapat dihasilkan dengan mengkombinasi
obat yang mempunyai mekanisme kerja berbeda dan Agen Alkilasi Sementara fungsi antimetabolit
efek samping berbeda.z sebagai substrat palsu, agen alkilasi mencederai molekul
Kategori utama agen antineoplastik menimbulkan DNA secara langsung. Obat ini dinamai agen alkilasi
pengaruhnya atas sel dengan mempengaruhi proses karena ia mampu mengganti gugusan alkil (R-CH2--
sel pada empat tempat : (1) biosintesis asam nukleat, CH2) untuk atom hidrogen sejumlah senyawa organik.
(2) penggabungan asam nukleat ke dalam utas DNA Walaupun banyak senyawa sel "dialkilasi" dalam cara
dan replikasi sendiri DNA, (3) penerjemahan dari DNA ini, namun DNA merupakan sasaran primer untuk agen
ke RNA dan (4) sintesis protein yang diperlukan untuk antikanker ini. Agen alkilasi menganggu penggabungan
kelangsungan hidup sel. Kategori kelima obat antikan- tepat pasangan basa dengan menghubung silang pasang.
ker mengatur perilaku sel dengan (5) bergabung dengan an basa abnormal. Di samping itu, alkilasi menghasil-
reseptor sel permukaan atau sitoplasma (Gambar 4). kan pemecahan dalam hubungan utas kembar DNA,
Kategori utama agen antineoplastik, mekanisme kerja- sehingga tak dapat timbul rephkasi. Ada lima kelas
nya dan contoh klinik yang lazim didaftarkan dalam kimia agen alkilasi: (1) turunan mustar nitrogen, (2)
Tabel 4. turunan etilenimin, (3) alkil sulfonat, (4) turunan tri-
azet dan (5) nitrosourea.
Antimetabolit^ Biosintesis asam nukleat dapat di-
hambat pada tingkat produksinya atau pada titik peng- Antibiotika,. Beberapa agen antikanker berasal
gabungan DNA. Obat yang mempengaruhi sintesis dari strain jamur tanah Streptomyces. Turunan '2anti-
DNA pada tingkat ini merupakan obat spesifik siklug biotika" ini menimbulkan efek tumorisidalnya dengan
sel dan tepat dinamai antimetabolit. Metotreksat dan berikatan ke DNA dalam bentuk yang menghambat
PRINSIP.PRTNSIP ONKOLOGI BE DAH 351

TABEL 4, Agen Antineoplastik : Mekanisme Keria

Katagori Umum Mekanisme Contoh

Antimetabolit Mengganggu biosintesis asam nukleat 5 (5


-Fluorourasil -FU)
Metotreksat
6 (6
-Merkaptopurin -MP)
Alkilator Mencederai molekul DNA Mekloretamin (Mustargen)
Siklofosfamid (Cytoxan)
i{ustard Fenilalanin (Melphalan)
Klorambusil (Leukeran)

Antibiotika sitotoksik lvlenghambat transkriptasi RBA Doksorubisin (Adriamycin)


Mitramisin (Mithracin)
Mitomisin-C (Mutamycin)
Bleomisin (Blenoxane)

Penghambat enzim dan sintesis Merrgganggu sintesis makrom olekui Vinkristin (Oncovin)
Vinblastin (Velban)
Asparaginase (L
-asparinase)
Hormon dan penghambat hormon Pengaturan sel melalui reseptor mem- Estrogen*
brana atau sitosol Progestogen*
Glukokortikoidx
Antiestrogen*

Lainnya Lihat teks (Platinol)


^Srs-platinum
VP-l6 (Vindesine)
Dacarbazin (DTIC)
x Menirnjukkan kelas umum
senyawa, bukan obat spesi{ik.

sintesis RNA diarahkan DNA. Doksorubisin, aktinomi- produksi seperti dengan kelas agen antineoplastik
sin D, mitramisin dan mitornisin C merupakan contoh lain yang telah disebutkan sebelumnya. Namun akti-
klinik yang bernranfaat. vitas tumor ditekan dan timbul regresi klinik. Estrogen
Penghambat Enzim dan Protein. Mengikuti keber- bermanfaat secara klinik untuk te;api kanker prostata
hasilan pembuatan RNA dari DNA, sel menghasilkan dan kanker payudara pascamenopause. Estrogen dan
protein struktural dan fungsional untuk kelangsungan antiestrogen penting untuk terapi kanker payudara
hidup sel yang kontinu. Beberapa agen antioplastik metastatik. Pengenalan belakangan ini dan kemampu-
mengganggu sintesis sel pada titik ini. Misalnya alkalo- an menghitung protein reseptor estrogen dalam sito-
id vinka yang muncul secara alamiah (vinblastin dan plasma sel telah memberikan metode untuk meranlal-
vinkristin) nerupakan ekstrak alkaloid dari tumbuhan kan respon klinik terhadap manipulasi hormon. llila
'periwinkle' Obat ini mempengaruhi sintesis protein. dapat dikenali tingginya tingkat reseptor estrogen pacla
Secara khusus sintesis protein tuberin dihambat, akti jaringan kanker payudara, maka pasien mempunyai
vitas kumparan dirusak dan timbul henti mitosis. 60 sampai 80 persen kesempatan berespon terhadap
Enzim L-asparaginase digunakan dalanr terapi manipulasi hormon. Tanpa reseptor estrogen, kurang
leukemia limfoblastik akuta. Ia memanfaatkan perbe- dari 10 persen pasien akan berespon terhadap agen ini.
daan dalam kandungan enzim antara sel normal dan Tamoksifen (suatu antagonis estrogen nonsteroid)
ganas. Dengan memisahkan sel yang mempunyai sedikit mampu mengikat kompetitif ke reseptor cstrogen sito-
atau tak ada aspragin sintetase dari asparagus, maka plasma dan dianggap terapi hormon primcr tcrbaik
enzim ini menghambat sintesis protein yang vital bagi untuk pasien pascamenopause dengan kankei payuclara
kelangsungan hidup sel. metastatik. Kemanjurannya dapat diramalkan dcngan
analisis reseptor estrogen.
Penghambat Reseptor. Sel tumor dapat dipengaru- Agen progestasional dikcnal mempengaruhi cpitcl
hi oleh pengikatan berbagai hormon dan antihormon normal tractus genitalis wanita dan epitel acinus payu-
ke reseptor membrana atau sitoplasma. Hasil pengaruh dara. Agen ini bermanfaat untuk terapi karsionoma
ini atas pengaturan aktivitas sel, bukan kematian re- uterus dan dapat digunakan untuk manipulasi hormon
352 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

kanker payudara metastatik. TABEL 5, Arti Penilaian Respon*


Glukokortikoid menimbulkan pengaruhnya
dengan mengikat reseptor intrasel. Steroid ini menye- Definisi
babkan banyak jenis perubahan biokimia dan meta- Respon lengkap (CR): hilangnya semua tanda dan gejala ke_
ganasan
bolik dalam sel normal dan ganas. Efek "limfositik" Respon sebagai (PR): paling kurang 50% penglrangan
nya membuat mereka bermanfaat untuk terapi penya- volurne tumort
kit hematopoietik ganas. Ia juga bermanfaat untuk
terapi hiperkalsemia yang menyertai penyakit keganas- Penentuan Klinik
an dan terapi edema yang menyertai tumor pada otak Ukuran dengan pemeriksaan fisik atau pengukuran radiologi
atau radioisotop
atau medulla spinalis.
Regresi efusi atau asites maligna
Ada beberapa obat antikanker yang bermanfaat, Perbaikan dalam iungsi organ, misal. perbaikan fungsi ginial
yang mekanisme kerjanya tak dapat diklasifikasi dalam setelah uropati obstruktif.
kategori yang didaftarkan. Kebanyakan mempunyai
Penentu an Laboratorium
aktivitas "seperti alkilator", walaupun mekanisme sito-
Hitung leukosit tepi (leukemia)
toksiknya bukan dengan alkilasi sempurna. Beberapa
Penanda serum: paraprotein (mieloma), CEA, HCG, alfa_
agen patut disebutkan. fetoprotein
1. Dalurbazin (DTIC) suatu turunan lriazen *
yang mempunyai sejumlah kemanjuran melawan me- Dimodifikasi dari Haskell, C. M.: Cancer Treatment,2nd
ed. Philadelphia, W. B. Saunders Company, 19g5.
lanoma. Fungsinya sangat menyerupai suatu alkilator.
t Dihitung dari jumlah pertalian diameter besar dan kecii
semua lesi; dengan menganggap tak timbul lesi baru.
2. Sis*platinum suatu senyawa logam berat. Ia Singkatan: CEA = antigen karsinoembrionik. hCG = gona-
membentuk kompleks bermuatan positif dalam larutan dotropin chorio n m anusia.
dalam air dan berinteraksi dengan tempat nukleofilik
untuk membentuk ikatan kovalen dengan DNA, RNA
atau protein. Sls-platinum sangat efektif untuk terapi
karsinoma ovarium, karsinoma testis serta karsinoma
untuk menentukan nilai angka keadaan penampilan
pasien. Nilai ini dapat bermanfaat dalam komunikasi
sel gepeng kepala dan leher.
antara dokter dan untuk mengevaluasi hasil ujicoba
klinik.
3. VP-16 suatu turunan sintetik baru podofilo-
Dalam Tabel 7 keganasan yanglaznn dikelompok-
toksin, suatu ekstrak tumbuhan 'mandrake'. Ia meng-
kan menurut kemanjuran kemoterapi dalam penatalak-
hambat transpor nukleosida dalam biakan jaringan,
sanaannya. Dalam penyakit Kelompok I, remisi leng-
walaupun mekanisme kerjanya in vivo belum dijelas-
kan. Obat ini bermanfaat untuk terapi limfoma, kan-
kap terjadi dalam 50 sampai 60 persen pasien. Dalam
penyakit yang didaftarkan dalam Kelompok II, kemo-
ker sel kecil paru dan tumor testis.
terapi menginduksi regresi dan memperpanjang kelang-
sungan hidup, tetapi jarang kesembuhan sebenarnya.
Untuk neoplasma dalam Kelompok III, kemoterapi
Bimbingan untuh Pemakaian Klinile kurang efektif .1 I

Sebelum terapi dengan kemoterapi dapat dimulai,


rnaka diagnosis histologi penyakit keganasan harus di-
peroleh, Luas dan stadium penyakit harus ditentukan; Toksisitas Obat
ia menlerlukan pemeriksaan fisik lengkap dengan tes Obat antikarker ideal memperlihatkan toksisitas
radiografi dan radioisotopik yang tepat. Kadang- selektif, yaitu ia membunuh sel tumor, tetapi tidak
kadang, seperti dalam penyakit Hodgkin, mungkin berefek atas jaringan normal. Sayangnya tak ada obat
diperlukan laparotomi eksplorasi untuk penentuan demikian. Obat bekerja melalui proses metabolik dan
stadium yang tepat. Akhirnya penentuan harus dibuat sampai hari ini tak ada perbedaan kualitatif bermakna
tentang apakah tujuannya kuratif atau paliatif. Manfaat yang dikenal dalam sifat metabolik jaringan ganas dan
terapi yang diantisipasi harus dipertimbangkan terha- normal. Sehingga derajat toksisitas selektif tergantung
dap kemungkinan toksisitas. Cara untuk menilai respon atas perbedaan kuantitatif, sering minimum antara sel
objektil terhadap terapi (Tabel 5) dan teknik untuk normal dan ganas.
pemantauan toksisitas obat harus tersedia. Keadaan Obat yang bermanfaat secara klinik memperlihat-
subjektif dan fungsional pasien harus dipertimbang- kan toksisitas lebih besar bagi sel ganas daripada ke
kart nraupun struktur sistem sokongan sosialnya. In- sel normal. Tetapi sering batas antara manfaat terapi
deks penampilan Karnofsky (Tabel 6) sering digunakan dan toksisitas sempit.
PRINSIP-P RINSI P O N KO LO GI BE DAH 353

TABEL 6. Skala Penampilan Karnofsky

Keadaan Persentase Komentar

Mampu bekerja dan melakukan aktivitas nomal. 100 Normal, tak aoa keluhan, tanpa bukti penyakit
Tak memerlukan perawatan khusus.
90 Mampu melakukan aktivitas normal.
80 Aktivitas normal dengan usaha, sejumlah tanda
atau gejala penyakit.

Tak mampu bekerja. Mampu hidup di rumah, me- 70 Merawat dirr sendiri. Tak mampu melakukan akti-
rawat keb any ak an kebutuhan prib adi. Memerlukan vitas normal atau melakukan peke{iaan aktif
bantuan dalam berbagai derajat
60 KadangJ<adang memerlukan bantuan, tetapi
mampu merawat kebanyakan kebutuhan pribadi
50 Memerlukan banyak bantuan dan sering perawatan
medis.

Tak mampu merawat diri sendiri. Memerlukan se- 40 Tak mampu, memerlukan perawatan dan bantuan
tara perawatan lembaga atau rumah sakit. Penyakit
mungkin cepat progresif.
30 Sangat tak m ampu, diindik asikan p erumahsakitan,
walaupun kematian tidak mengancam.
20 Sangat memerlukan perumah sakitan
10 Hampir mati, proses fatal cepat progresif
0 Meninggal.

Dalam dua dasawarsa yang lalu, kemajuan dalam dah paling cepat, yaitu sumsum tulang, sel epitei
pemberian obat ldan penentuan urutan obat telah .actus gastrointestinalis dan folikel rambut. Toksisi-
memperbaiki efek antitumor, sementara meminimum' as utama agen kemoterapi yang lazim diuraikan seka-
kan toksisitas obat. Tetapisemua obat mempengaruhi ang.
sel normal. Efek yang paling jelas atas sel yang mem-
Sumsum Tuhng. Toksisitas paling kritis ini bagi
banyak obat dapat menyebabkan leukopenia dengan
TABEL 7. Sensitivitas Tfumor Padat terhadap Kemoterapi risiko infeksi dan menyebabkan trombositopenia
dengan risiko perdarahan. Agen alkilasi tertentu (mito-
Kelompok l--tinggi angka remisi lengkap (60 sampai 907,)' misin C) menyebabkan mielosupresi kumulatif. Toksi
mu[gkin kuratif (50 sanpu6Wo)
Penyakit Hodgkin sitas parah yang dimanifestasikan hitung leukosit
Tumor testis < 1000, hitung granulosit < 250 dan hitung trombo-
SarkomaEwing I sit ( 25.b00, bisa membenarkan perumah-sakitan dan
Ra-bdomiosa-rkomapmbrional | + radiasi terapi.
Tumor Wilm J
Tractus Gastrointestinalis. Anoreksia, mual dan
Kelompok ll--respon besar (60 sampiT%o),tetapi tidak ku- muntah lazim dengan banyak agen; gejala dapat dite-
ratif kan oleh antiemetik, walaupun kemanjurannya ber-
Mieloma
variasi.
Ovarium
Payudara Imunozupresi. Kebanyakan obat yang lazim digu-
Sel kecil paru nakan menekan imunitas humoral dan selular. Pasien
bisa menjadi sasaran infeksi oportunistik. Efek imuno-
Kelompok llt--kemoterapi kurang efektif
Colon
supresi biasanya sembuh sendfui sewaktu obat dihenti
Lambung kan.
Pankreas SistemKardiorespirasi" Kerusakan myocardium
Paru
dapat timbul dengan doksorubisin dan siklofosfamid
Kepala dan leher
Melanoma (Cytoxan). Toksisitas jantung merupakan faktol pem-
Tumor otak batas dosis doksorubisin dan fibrosis paru dapat tim-
Sel ginjal bul dengan dosis tinggi bleomisin, siklofosfamid atau
mitomisin-C.
354 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

Hati. Sistem tak lazim untuk toksisitas,


Sistem efektif. Kombinasi kemoterapi paling berhasil telah
tetapi obat yang dapat menyebabkan hepatotoksisi- berasal (untuk kebanyakan bagian) dari ujicoba empi-
tas (mis. mitramisin dan metotreksat) harus dihin- ris. Obat dengan mekanisme kerja berbeda dan toksisi-
darkan pada pasien penyakit hati dekompensata. tas utama berbeda dipilih untuk kebanyakan paduan
kombinasi. Karena mielosupresi umumnya merupakan
Sistem Genitourinarius. Sistitis hemoragik timbul
toksisitas yang paling menonjol, dan lazim bagi hampir
dengan siklofosfamid. Kerusakan ginjal timbul dengan
semua agen antikanker, maka obat suatu paduan tidak
dosis tinggi sls-platinum dan nefrofati asam urat dapat
boleh mempunyai titik mielosupresi maksimum yang
diinduksi dengan pelepasan purin dalam respon ter-
sama (diukur sebagai titik terendah hitung granulo-
hadap beberapa agen tumorisidal. Hidrasi yang tepat
sit). Prinsip ini digambarkan dengan baik oleh sejum-
dan alopurinol akan mencegah nefropati.
lah paduan obat yang lazim. "MOPP" sebagai contoh,
Susunan Saraf Pusat. Manifestasi neurologi ringan (mekloretamin, Oncovin, prokarbazin dan prednison)
sampai sedang terlihat dengan beberapa agen. Neuro- suatu paduan obat standar untuk terapi penyakit
toksisitas tepi lazim dengan dosis besar vinkristin. Hodgkin dan limfoma lain. Tiap obat mempunyai
Sterilitas. Agen alkilasi menyebabkan sterilitas, mekanisme kerja berbeda; mekloretamin (mustard
kekuatiran utama dalam terapi dewasa muda. Penyim- nitrogen) suatu agen alkilasi; prokarbazin mendepoli-
panan sperma sebelum memulai kemoterapi harus di merisasi DNA; vinkristin (Oncovin) rnerusak protein
pertimbangkan bagi pria muda. gelendong serta prednison suatu steroid "limfolitik".
Tiga obat pertama menyebabkan mielosupresi dan titik
Teratogenisitas. Malformasi kongenital timbul bila
terendah hitung granulositnya mengejutkan: meklore-
obat kemoterapi diberikan ke wanita hamil, terutama
jika obat ini diberikan selama trimester pertama. tamin (7 sampai 15 hari);vinkristin (4 sampai 5 hari);
prokarbazin (25 sampai 36 hari).
Mutagenisitas. Kebanyakan agen antikanker bersi-
PVB yang dinamai "paduan Binhorn", suatu kom-
fat mutagenik, yaitu ia dapat menginduksi tumor
binasi sls-platinum, vinblastin dan bleomisin serta
ganas baru. Keganasan kedua timbul dengan pening-
sangat efektif untuk terapi neoplasma testis. Obat ini
katan frekuensi pada pasien yang telah diterapi untuk
mempunyai mekanisme kerja berbeda dan toksisitas
penyakit Hodgkin, mieloma multipel dan tumor padat
utamanya diarahkan ke sistem organ berbeda. Vin-
lain.
kristin meracuni gelendong mitosis dan terutama neu-
rotohsik; bleomisin menyebabkan pemotongan DNA
KenoterupiKombinnsi
dan toksisitas primernya fibrosis paru; sls-platinum
Seperti dibicarakan sebelumnya, heterogenisitas sama dengan alkilator dan menimbulkan toksisitas
tumor yang sudah menjadi sifatnya, sifat pembiiniJhan utamanya atas ginjal.
sel oleh "kinetik tingkat pertama" dan kemampuan Untuk memperkenalkan "kosa kata" kemoterapi
tumor mengembangkan resistensi terhadap obat me- kombinasi, sejumlah paduan yanglazim dan kegun4an
merlukan penggunaan kombinasi obat untuk terapi primernya didaftarkan dalam Tabel 8.

TABEL 8. Paduan Obat yang Lazim

Paduan Obat Penggunaan

MOPP (mekloretamin, Oncovin, prokarbazin, prednison) Limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin

ABVD (Adrianmycin, bleomisin, vinkeristin, DTIC) Limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin

PVB (sis-platinum, vinblastin, bleomisin) Tumor testis

CMF (cyclophosphamid, metotreksat, 5


-FU) Tambahan payudara yang populer

FAC (5
-FU, Adriamycin, Cyclophosphamide) Kanker payudara

MOCA (mekloretamin, Oncovin, cyclophospanid, Adria- Kanker paru sel kecil


mycin)

CAP (cyclophosphamide, Adriamycin, sis-platinum) Kanker paru, ovarium

FAM (5
-FU, Adriamycin, mitomisin-C) Tumor lambung
PRINS IP.PRINSIP O NKO LOG T BE DAH 355

Terapi'Adjuuant' agen antineoplastik bukan tanpa toksisitas potensial


yang bermakna. Sehingga terapi'adjuvant' harus diberi-
Banyak tumor padat telah bermetastasis pada kan hanya bila diketahui manfaatnya atau dalam rang-
waktu pembedahan awal. Data percobaan menggam- ka ujicoba diacak prospektif yang dilakukan dengan
barkan bahwa mikrometastasis lebih rentan terhadap cermat.
kemoterapi dibandingkan tumor yang dapat dideteksi
secara klinik. Sehingga kemoterapi pasti lebih efektif Analisis Ramalan
bila diberikan dalam masa pascabedah, bila tak ada Akhir dalam pola rasional kemoterapi akan diha-
penyakit klinik makroskopik.le Penggunaan terapi ruskan mempunyai les in vitro untuk meramalkan ke-
'adjuvant' bedah dalam kanker payudara digambarkan mosensitivitas tiap tumor. Analisis klonogenik atau
dalam konsep ini. analisis sel induk, telah dikembangkan untuk tujuan
The National Surgical Adjuvant Breast Project me-
ini. Suspensi se1 tunggal sel tumor dipaparkan in vitro
mulai ujicoba dalam tahun 1957, tempat wanita de- ke agen kemoterapi. Bila sel ini ditanam dalam agar,
ngan kanker payudara yang mungkin dapat disembuh- maka sel induk viabel membentuk koloni tumor.
kan diberikan tiotepa selama 2 hari setelah pembedah- Perkembangan berikutnya unit koloni pada lempeng
an. Setelah 5 hari tak ada perbedaan bermakna dalam agar yang dipaparkan ke obat akan dibandingkan
kekambuhan penyakit antara pasien yang diterapi dengan lempengan kontrol dan persentase pengham-
dan kontrol; tetapi ada kelompok wanita yang jelas batan sel tumor ditentukan. Beberapa penyelidik telah
mempunyai interval bebas penyakit yang lama. Kelom- memperlihatkan bahwa ada derajat hubungan antara
pok wanita pramenopause ini mempunyai lebih dari tes in vitro ini dan respon klinik. Khususnya tes ini
empat nodi lymphatici axillaris positif. Kemudian meramalkan cukup tepat zat yaflg tak efektif. Tetapi
mustard L-fenilalanin digunakan dengan hasil serupa. sampai. hari ini, .tes ini mempunyai kegunaan klinik
Juga pasien pramenopause dengan kelenjar lebih dari terbatas. Sehingga analisis tetap terutama bersifat
empat positif mempunyai interval bebas penyakit yang percobaan dan saat ini menahan harapan terbesar
lama. Penelitian 'adjuvant' lebih belakangan ini telah untuk penyaringan zaI antikanker yang baru.
menggunakan kombinasi obat, seperti CMF (siklofos-
famid, 5-FU dan metotreksat), yang telah menjadi
'adjuvant' payudara "standar". Dalam ujicoba terkon-
trol, kombinasi ini telah terbukti memperpanjang masa IMUNOLOGI DAN IMUNOTERAPI TUMOR
bebas penyakit pada wanita pramenopause dengan Selama bertahun-tahun ahli imunologi mencurigai
kelenjar limfe positif. Juga ada sejumlah bukti, walau- bahwa respon imun memainkan peranan penting dalam
pun tidak menyimpulkan bahwa bila diberikan dalam hubungan tumor-hospes. Tetapi baru setelah awal
dosis adekuat, paduan ini akan memperpanjang ke- tahun 1950-an antigen tumor diperlihatkan secara
langsungan hidup bebas penyakit pada wanita pasca- meyakinkan. Dalam penelitian ini, imunisasi dengan
menopause juga. sel tumor melindungi hewan dari inokulasi tumor di
Ketersedi'aan terapi'adjuvant' yang bermanfaat masa yang akan datang. Sehingga antigen ini dinamai
memerlukan agar pasien yang menj alani pembedahan di- antigen transplantasi spesifik tumor. Kemudian diper-
tentukan stadiumnya dengan cermat. Pada pasien kan- lihatkan bahwa perlindungan pasif gtau adoptif dapat
ker payudara, ia memerlukan penilaian patologi bagi dipindahkan ke hewan tidak diimunisasi dengan lim-
nodi lymphatici axillaris. Pada umumnya pasien tumor fosit dari hewan yang diimunisasi terhadap tumor.
padat Stadium I (kelenjar limfe negatif secara patologi) Sehingga telah ditetapkan bahwa tumor hewan me-
tidak memerlukan terapi'adjuvant'. Tetapi karena pasi ngandung antigen tumor yang mampu membangkitkan
'bisa
en dengan kelenjar limfe positif mendapat man- respon kekebalan yang menghasilkan perlindungan
faat dari terapi 'adjuvant', maka penentuan stadium terhadap pertumbuhan tumor.
yang tepat merupakan bagian kritis operasi kanker Antigen tumor telah diperlihatkan dalam berbagai
apa pun. tumor hewan. Pasien melanoma mempunyai antibodi
Kemoterapi'adjuvant' telah terbukti bermanfaat yang bereaksi dengan sel melanoma. Umumnya antibo-
untuk pasien karsinoma payudara, neuroblastoma, di pasien akan bereaksi dengan sel melanoma autolog
tumor testis atau sarkoma. Ia juga bisa bermanfaat maupun sel melanoma dari pasien lain.16 Dalam kasus
untuk karsinoma paru, karsinoma sel skuamosa kepala limfoma Burkitt, antigen virus Epstein-Barr (EB)
dan leher serta kanker esophagus. dapat dideteksi dalam sel tumor dan pasien limfoma
Walaupun ia menarik atas dasar biologi untuk ber' Burkitt mempunyai antibodi yang bereaksi dengan
anggapan bahwa ke:noterapi harus selalu bermanfaat antigen virus ini. Di samping melanoma dan limfoma
dalam lingkungan penyakit mikrometastatik, namlln Burkitt, antigen tumor telah diperlihatkan dalam
356 BUKU ATAR BEDAH BAGIAN 1

neuroblastoma, kanker colon dan sarkoma. Antigen tigen urina dengan beban tumor. Dalam reori, OFA
ini telah dideteksi dengan berbagai teknik imunologi, dapat digunakan untuk memantau beban tumor sela-
yang mencakup imunofluoresensi, reaksi hipersensitivi- ma dan setelah terapi.
tivitas kulit tertunda, fiksasi komplemen dan sitotok- Walaupun sulit memperlihatkan bahwa respon
sisitas diperantarai antibodi maupun limfosit. kekebalan terhadap turnor manusia meningkatkan re-
Walaupun ada observasi ini, hanya kadang-kadang sistensi terhadap kanker, namun ada sejumlah obser-
adanya antibodi terhadap antigen ini berhubungan vasi yang menunjukkan bahwa ada imunitas kanker
dengan prognosis. ?ada beberapa kasus, titer antibodi pada manusia. l,ebih dari 100 kasus regresi spontan
berkorelasi dengan bepan tumor. Pasien sarkoma tumor ganas telah didokumentasi.. Di samping itu pada
dengan volume tumor yang tinggi mempunyai titer pasien yang telah bebas penyakit selama 10 sampai l5
antibodi yang rendah serta yang bebas penyakit sec'ara tahun setelah terapi tumor primer, bisa timbul kekam-
klinik mempunyai titer tinggi. Korelasi ini tidak sesuai buhan. Ia menunjukkan bahwa sejumlah mekanisme
dengan stadium penyakit dan tak cukup dapat diandal- hospes menekan pertumbuhan tumor. Tingginya insi-
kan untuk pemakaian secara klinik. dens neoplasia pada pasien AIDS, sindroma defisiensi
Kelompok antigen lain yang ditemukan dalam imrm kongenital dan penerima transplan juga meng-
neoplasma manusia tidak spesifik untuk masing-masing gambarkan kepentingan respon imun dalam mengon-
tumor dan dinamaiantigen menyertai tumor. Yang per- trol kanker. Di samping itu telah terlihat bahwa adanya,
tama dari ini yan"g digambarkan adalah antigen karsino- sel tumor dalam darah tepi dan dalam drainase luka
embrionik (CEA), yang timbul dalam jaringan fetus bedah setelah pembedahan tidak berkorelasi dengan
maupun jaringan ganas. Walaupun antigen ini mula- kekambuhan. Akhirnya telah terkenal bahwi pasien
mula dianggap spesifik untuk adenokarsinoma yang kanker menderita imunokompeten tertekan. Pdsien
timbul dalam .tractirs gastrointestinalis, namun ke- imunitas , selular tertekan seperti diperlihatkan oleh
mudian ia telah digambarkan dalam berbagai karsino- tak adanya reaksi hipersensitivitas kulit tgrtunda atau
ma, termaSuk kanker payudara, kanker pancrdas, kan- respon proliferatif limfosit in vitro abnormal, mem-
ker paru dan limfoma serta dalam serum pasien hepati
-' punyai prognosis jauh lebih buruk daripada pasien
tis, sirosis, pankreatitis dan peny.akit peradingan colon. yang mempunyai imunitas selular utuh. Mekanisme
Sehingga pasien dengan iesi,Duke C dan-D mempunyai kekebalan selular utuh' tidak berkorelasi erat dengan
kadar CEA yang tinggi dan yang dengan lesi dini bisa kelangsungan hidup, tetapi pada hampir semua kasus,
mempunyai kadar CEA normal atau sedikit meninggi. penekanan respon kekebalan selular menunjukkan
CEA bermanfaat untuk mengikuti pasien setelah perjalanan klinik yang buruk.
reseksi bedah kanker colon. Peningkatan CEA menetap Sehingga ada banyak bukti bahwa respon keke-
setelah pembedahan, menggambarkan kekambuhan' balan penting dalam hubungan hospes-tumor. Tetapi
Antigen meny6rtai tumor lainnya adalah alfa-fe- mekanisme tepat cukup rumit dan manipulasi respon
toprotein (AFP), yang meningkat pada pasien hepato- kekebalan untuk terapi tetap bersifat percobaan
ma. Senyawa ini bermanfaat secara klinik untuk diag- Sokongan utama penelitian imunologi kanker ada-
nosis hepatoma. Ia sering berhubungan dengan tumor lah perkembangan teknik hibridoma untuk meng-
testis nonseminoma dan kadang-kadang ada dalam se- hasilkan antibodi monoklonal. Antibodi ini sangat
rum pasien kanker lambung dan prostata. Sekitar 85 meningkatkan kemampuan kami untuk meneliti biologi
persen pasien hepatoma akan mempunyai peningkatan tumor. Keuntungan besar antibodi monoklonpl atas
AFP dan seperti dengan CEA, penanda ini cukup ber- antiserum konvensional bahwa antiserum konvensio-
manfaat untuk mengikuti perjalanan klinik pasien. Ka. nal yang meningkat dalam hewan mempunyai antibodi
rena CEA dan AFP timbul pada keadaan penyakit lain, yang bereaksi dengan banyak antigen berbeda. Anti-
jinakdan peradangan, maka ia bukan tes penyaring defi bodi monoklonal merupakan 'clone' antibodi dengan
nitif; tetapi ia cukup bermanfaat sebagai penanda res- spesifisitas untuk penentu antigen tunggal. Antibodi
pon pada pasien yang sedang menjalani atau telah men- monoklonal berasal dari fusi limfosit tikus diimunisasi
jalani terapi. dengan sel mieloma tikus. Proses fusi memungkinkan
Kelompok antigen lain adalah antigen onkofetal limfosit hibridisasi hasilnya tumbuh kontinu dalam
(OFA). Berbeda dari AFP dan CEA, OFA mampu biakan jaringan. Dengan proses pengenceran berseri
menginduksi produksi antibodi pada pasien. Antigen dan pemilihan, 'clone' tunggal limfosit (hibridoma)
onkofetal ini telah ditemukan dalam berbagai neoplas- yang menghasilkan antibodi yang diinginkan dapat
ma manusia, yang mencakup karsinoma, sarkoma dan diisolasi dan cairan atas hasilnya akan mengandung
melanoma. Ia juga ditemukan' dalam jaringan otak satu antibodi yang dihasilkan oleh 'clone' tunggal itu.
fetus. OFA dapat ditemukan dalam urina pasien tumor Antibodi ini mempunyai banyak penerapan. Anti-
dan sejumlah peneliti telah menghubungkan kadar an- bodi monoklonal dapat digunakan untuk mengftlasifi-
PRIN S IP.PRINS IP O N KO L O GI B E DAH 357

kasi neoplasma, yarlg klasifikasi ini akan sulit dengan BCG dalam sifat imunologinya serta suntikan intralesi
menggunakan teknik histologi lain. Misalnya antibodi dapat juga menginduksi regresi. C. parvum telah diguna-
monoklonal terhadap penanda permukaan sel limfosit kan dalam berbagai penelitian klinik, baik tunggal dan
dapat digunakan untuk menentukan sifat limfoma dalam kombinasi dengan kemoterapi, pembedahan dan
manusia. Banyak antibodi monoklonal lain tersedia terapi radiasi, tetapi tak satu pun penelitian ini meng-
bagi ahli patologi untuk klasifikasi berbagai tumor' hasilkan hasil yang mantap.
Antibodi monoklonal terhadap banyak antigen tumor , Levamisol suatu zat kimia berberat molekul ren-
manusia telah dihasilkan, yarrg mencakup alfa-feto- dah dan suatu obat antelmintik efektif. Kemudian
protein, CEA, berbagai antigen limfosit, yang menca- ditemukan ia meningkatkan reaksi hipersensitivitas
kup antigen spesifik sel B dan sel T, sel sumsum tulang, tertunda dalam pasien kanker. Karena kemampuannya
melanoma, tumor paru, ginial, prostata dan pancreas. merangsang respon kekebalan, maka levamisol mula-
Dalam teori, antibodi monoklonal dapat mengenal anti mula digunakan untuk mengobati pasien kanker yang
gen berhubungan dengan tumor di dalam serum pasien diimunosupresi. Ia telah dites luas dan tak ada gambar-
dan dapat digunakan untuk memantau respon terhadap an mantap yang memperlihatkan kemanjurannya dalam
terapi. Antibodi monoklonal dapat dikonjugasi dengan pasien kanker. Tetapi ia telah efektif digunakan dalam
radioisotop dan dapat dilakukan pembuatan gambar di- keadaan nonmaligna lain seperti artritis reumatoid
agnostik. Akhirnya antibodi monoklonal dapat dikon- dan infeksi herpes.
jugasi dengan senyawa radioaktif, agen kemoterapi dan Bentuk imunoterapi lain menggunakan sel tumor
toksin sel seperti toksin difteri dan risin untuk peng- alogenik atau sel tumor autolog untuk merangsang
gunaan dalam terapi langsung terhadap kanker. Peng- respon kekebalan. Sering vaksin sel tumor ini diguna-
gunaan antibodi monoklonal untuk terapi bersifat kan dalam kombinasi dengan agen seperti 'adjuvant'
percobaan dan ujicoba klinik yang telah dilakukan Freund atau BCG. Imunogenisitas sel tumor ini dapat
sampai hari ini telah memberikan hasil yang samar- diperkuat melalui pengobatannya dengan berbagai
samar. Tetapi antibodi monoklonal telah berhasil enzim seperti neuraminidase. Tetapi banyak ujicoba
digunakan untuk mengobati pasien limfoma sel B yang untuk mengevaluasi bentuk imunoterapi spesifik aktif
refrakter terhadap paduan antineopastik standar. ini telah memperlihatkan tak ada efek bermanfaat
yang mantap.
Imunoterapi tetap paling efektif bila digunakan
untuk berbagai tumor kulit. Karsinoma kulit dapat di-
IMUNOTERAPI buat beregresi setelah induksi hipersensitivitas kulit
Spesifisitas respon kekebalan membuat imunotera- tertunda lokal dengan zat kimia tertentu yang dioles-
pi suatu modalitas antikanker menarik. Tetapi untuk kan topikal ke tumor. Di samping itu, BCG menyebab-
berbagai alasan, imunoterapi tidak mencapai potensi- kan regresi metastasis kulit melanoma maligna setelah
nya yang diharapkan. Misalnya penelitian hewan telah suntikan intralesi langsung. Bentuk terapi ini cukup
menunjukkan bahwa imunoterapi efektif hanya terha- efektif dan telah menjadi perasat terapi standar bagi
dap jumlah tumor yang terbatas, sehingga secara poten- terapi melanoma metastatik dalam perjalanan. Di sam-
si hanya efektif terhadap penyakit mikroskopik atau ping itu kekambuhan kulit lokal kanker payudara juga
bersama dengan modalitas lebih kuat lain seperti pem- berespon terhadap suntikan intralesi BCG. Akhirnya
bedahan, terapi radiasi dan kemoterapi. Berbagai agen karsinoma superfisialis kandung kemih berespon ter-
telah digunakan seperti obat imunoterapi. Yang ter- hadap suntikan BCG intralesi.
populer dari agen ini adalah BCG atau bacil Calmette- Kdrsinoma epidermoid kulit juga sensitif terhadap
Guerin. Agen inisuatu strain Mycobacterium bovis imunoterapi. Pasien dapat disensitisasi Ierhadap dini-
yang dilemahkan, yang meningkatkan respon keke- troklarobenzena (DNCB) dan pengolesan berikutnya
balan pada sistem hewan. Agar BCG efektif, maka hos- zat kimia ini akan menimbulkan reaksi hipersensitivitas
pes harus imunokompeten, beban tumor harus relatif kulit tertunda lokal yang menyebabkan regresi karsino-
kecil dan agen ini harus berkontak erat dengan sel ma sel skuamosa atau sel basal kulit.
tumor. BCG telah dievaluasi dalam banyak kanker Imunoterapi juga telah dievaluasi dalam gabungan
manusia. Hasilnya samar-samar. Tetapi penggunaan dengan terapi lain seperti pembedahan, kemoterapi
BCG dengan suntikan intratumor langsung akan efektif dan terapi radiasi. Bila digunakan dalam gabungan
untuk beberapa kanker kulit. dengan modalitas sitoreduktif lain ini, maka terapi ini
Agen bakteri lain, Corynebacterium parvum, dinamai sebagai "imunoterapi adjuvant". Ada banyak
telah dievaluasi sebagai agen imunoterapi. Sementara penelitian yang mengevaluasi imunoterapi'adjuvant'
BCG suatu irasil hidup yang dilemahkan, C. parvum tetapi kebanyakan tak efektif atau paling-paling samar-
suatu agen yang nonviabeT. C. parvum serupa dengan samar.2o
3s8 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

Peranan imunoterapi sebagai tambahan bagi pem- untuk manfaal yang optimum. Penelitian klinik penda-
bedahan tetap cukup terbatas dan bersifat percobaan. huluan telah memperlihatkan kelayakan menginfus
Karena kebanyakan terapi imunoterapi mempunyai banyak IL-2 dan banyak sel limfoid diaktivasi ke pasi
toksisitas terbatas, maka kombinasi agen kemoterapi en dan regresi tumor telah diperlihatkan.lTa Retensi
serta imunoterapi spesifik dan nonspesifik secara teori- cairan bermakna telah muncul sebagai komplikasi tera-
tis menarik. Tetapi walaupun ada banyak ujicoba pi ini, tetapi telah dirancang ujicoba klinik lebih lan-
klinik sampai hari ini, namun tak ada kemoimunoterapi jut.
yang mantap telah terbukti efektif dalam pasien tumor
padat.
Sehingga harapan besar bagi efek dramatik imuno- SARKOIIIA JARINC,AI,T LUNAK
terapi untuk penyakit keganasan belum dicapai. Besar
Istilah "sarkoma jaringan lunak" menunjukkan
riset yang dilanju&an dengan berbagai pengubah res-
keganasan yang timbul dalam struktur mesodermis.
pon biologi. Riset kontinu ke kemungkinan pemakaian
Tumor jaringan ikat ini umumnya ditandai oleh penam-
interferon, faktor pertumbuhan sel T (interleukin-2),
pilan morfologi umum dan pola klinik serupa' Sarko'
antibodi monoklonal dan agen imunoterapi lain dalam
ma jaringan lunak tampil kurang dari 1 persen dari se-
terapi kanker. Di antara agen baru ini, lL-2 digabung
mua tumor ganas yang baru didiagnosis, walaupun
dengan sel pembunuh diaktivasi limfokin mempunyai
sekitar 4.500 kasus baru timbul di Amerika Serikat
harapan terbesar, terutama dalam melanoma dan hi-
tiap tahun; dari ini 1600 pasien akan meninggal karena
pernefroma.
penyakitnya.s
Imunoterapi adoptif suatu pendekatan bagi kan-
Etiologi sarkoma jaringan lunak tidak diketahui.
ker, yang sel kekebalan dengan reaktivitas antitumor
Kebanyakan sarkoma jaringan lunak timbul de novo,
diberikan secara sistematik ke hospes yang mengan-
dung tumor dan dapat secara langsung atau tak lang- walaupun degenerasi ganas tumor jinak diketahui
sung memperantarai regresi tumor yang telah terben- timbul. Dari semua pasien penyakit von lRecklinghau-
sen (neurofibromata jinak majemuk), , sekitar l0 per'
tuk. Jika sel kekebalan dengan reaktivitas antitumor
dapat dikembangkan, maka spesifisitas dan sensitivitas-
sen akan menderita neurofibrosarkoma. Limfedema
kronika telah disertai dengan perkembangan limfangio-
nya dapat menghasilkan sel yang mampu menyerang
sarkoma, terlazim pada pasien pascamastektomi yang
tumor, tetapi tidak jaringan normal, sehingga akan di
harapkan morbiditas terapi yang rendah. Hambatan
telah menerima radioterapi pascabedah di samping
mastektomi radikal (sindroma Stewart-Treves). Fibro-
utama bagi perkembangan terapi ini sebagai pilihan
sarkoma dan rabdomiosarkoma telah dilaporkan tim-
praktis pada ketak-mampuan menghasilkan sel keke-
balan dengan reaktivitas antitumor., Namun tak ada
bul beberapa tahun setelah pemaparan radiasi yang
bermakna.s
metode urhum yang telah dikembangkan untuk pem-
Sarkoma jaringan lunak dapat timbul di tempat ma'
bentukan sel kekebalan yang reaktif dengan antigen
na pun dalam jaringan pengikat tubuh. Sekitar 40 per'
tumor.
sen timbul dalam ekstremitas bawah dan 75 persen
Pendekatan baru untuk mendapatkan sel limfosit
sarkoma ekstremitas bawah timbul di atas lutut. Lima
kebal dengan reaktivitas antitumor telah diuraikan
belas persen sarkoma timbul dalam ekstremitas atas,
dalam tahun 1980.104 Limfosit darah tepi individu
30 persen timbul pada badan dan persentase lebih ke-
normal dan pasien kanker dapat diaktivasi dalam
cil timbul dalam retroperitoneum serta sekitar kepala
biakan dengan lL-2 yang menyebabkan ekspresi akti
dan 1eher. Sarkoma jaringan lunak merupakan tumor
vitas sitotoksik ke arah spektrum luas sel tumor auto-
tersering keenam pada anak dan biasanya rabdomiosar-
log segar yang berbeda secara histologi. Sel pembunuh
ko,ma area kepala dan leher.
diaktivasi limfokin ini (LAK='lymphokine-activated
Paling kurang ada 35 varian ganas berbeda sarko-
killer') menampilkan sistem litik yang berbeda dari
limfosit T sitotoksik (CTL=' cytotoxic T-lympliocy- ma jaringan lunak.8 Jenis histologi yang tersering di-
tes') atau pembunuh alamiah ('natural killer'), Walau- temukan (yang mencakrln 80 persen neoplasma ini)
pun peranan biologi sel LAK ini saat ini belum dike- meliputi liposarkoma, tr-istiositoma fibrosa ganas, sel

tahui, namun sifatnya menunjukkan ke arah fungsi sinovia, rabdomiosarkoma, fibrosarkoma dan sarkoma
penting dalam pengawasan kekebalan dan dalam per- tak berdiferensiasi. Jenis histologi tidak sangat mem-
tahan hospes terhadap kanker. pengaruhi prognosis atau jenis terapi. Faktor prognos-
Berbagai model hewan telah dikembangkan yang tik terpenting bagi sarkoma jaringan lunak terletak da-
menggunakan pemindahan adoptif sel kekebalan yang lam tingkat histologi dan ukuran tumor. Mula-mula tu'
dapat memperantarai regresi tumor yang telah terben- mor ini diklasifikasi menurut yang diduga sel asalnya.
tuk; tetapi sel ALK dan lL-2 harus diinfus bersamaan Tetapi dalam penelitian oleh 'American Joint Com'
PRINSIP.PRINSIP ONKOLOGI BEDAH 359

mittee on Staging and End Results Reporting', dite- tumor yang tepat dan mengacaukan penatalaksanaan
mukan bahwa bahkan ahli patologi yang ahli tak dapat definitif. Untuk lesi lebih dari 3 cm., biopsi insisi me-
menyetujui histogenesis hampir 30 persen tumor rupakan tindakan diagnostik terpilih. Insisi harus di-
ini. Tetapi sewaktu seri besar telah dibahas, menjadi tempatkan secara longitudinal dalam daerah yang dapat
jelas bahwa dengan memisahkan tumor ke dalam Ting- mudah dieksisi bila operasi definitif dilakukan. Walau-
kat I, II dan III, seperti ditentukan oleh jumlah mitosis pun biopsi aspirasi jarum atau biopsi Tru-Cut dapat
per lapangan berpembesaran tinggi, dapat diperoleh menegakkan diagnosis sarkoma, namun contoh lebih
korelasi bermakna dengan kelangsungan hidup. Sistem besar sering diperlukan untuk menegakkan tingkat
penentuan stadium klinikopatologi kemudian dipikir- histologi yang tepat bagi lesi ini.
kan agar.mengintegrasikan tingkat histologi ke dalam
sistem TNM. Klasiflkasi ini berkorelasi baik dengan po-
Terapi Bedah
tensi metastatik dan prognoSis. Tumor Stadium I mem-
punyai 80 sampai 90 persen kelangsungan hidup l0 Karena sarkoma jaringan lunak menyebar sepan-
tahun, Stadium II 60 persen, Stadium III 25 persen dan jang bidang fasia, maka semua jenis eksisi bedah telah
Stadium IV ("penyakit metastatik diseminata") disertai dengan tingginya insidens kekambuhan lokal.
3 persen. Eksisi sederhana atau enukleasi sekeliling pseudokapsul
Sarkoma jaringan lunak meluas secara radial, telah disertai dengan 90 sampai 95 persen angka ke-
yang memperhatikan sawar bidang fasia dan menyebar kambuhan lokal. Akibatnya direkomendasikan agar
sepanjang jalan resistensi terendah, umumnya dalam kelompok otot yang terlibat dieksisi dari origo sampai
ruangan fasia. Karena ukurannya meningkat, yang insertio. Ia memperbaiki kontrol loka1; tetapi angka
menganggu jaringan normal sekelilingnya, maka yang kekambuhan 30 sampai 35 persen tinggi tak dapat
dinamakan pseudokapsul timbul akibat tekanan pada diterima. Amputasi ekstremitas mengurangi kekam-
jaringan sekelilingnya. Pseudokapsul mengandung sel buhan lokal ke 20 persen, tetapi mencakup tindakan
tumor dan "shelling out" tumor demikian mana pun radikal demikian seperti amputasi seperempat depan
akan menyebabkan kekambuhan tumor lokal. Keter- ('forequarter') dan hemipelvektomi untuk lesi ekstre-
libatan kelenjar limfe regional kurang dari 5 persen mitas atas dan bawah proksimal. Sehingga menjadi
(agak lebih tinggi pada rabdomiosarkoma dan dalam jelas bahwa pembedahan saja mungkin terapi tak ade-
sarkoma sel sinovia). Penyebaran hematogen timbul kuat untuk sarkoma jaringan lunak.
dini dan metastasis paru biasanya yang pertama, dan Usaha dini untuk mengobati sarkoma jaringan
sering satu-satunya tempat penyakit diseminata. Ke lunak dengan radioterapi menggambarkan bahwa ia
kambuhan lokal dapat menunjukkan metastasis disemi radioresisten. Angka respon kurang dari 20 persen
nata dalam sekitar sepertiga pasien. mungkin karena fakta bahwa tumor yang diterapi se-
Pasien sarkoma biasanya . tampil dengan massa ring besar dan hipoksia. Tetapi penelitian lebih bela-
jaringan lunak asimtomatik yang bisa telah tampil kangan ini telah membuktikan bahwa terapi radiasi
sejak beberapa minggu atau bulan. Walaupun riwayat setelah eksisi bedah semua tumor makroskopik (tanpa
trauma sering meminta perhatian pada "benjolan", batas reseksi sangat lebar) dapat mengurangi kekam-
namun ia tidak berhubungan secara etiologi. Pemerik- buhan lokal sampai 20 persen. Penelitian juga telah
saan fisik tak dapat membedakan antara lesi jaringan menggarnbarkan bahwa terapi radiasi prabedah-efektif
lunak jinak dan ganas. Sehingga semua lesi jaringan untuk menurunkan angka kekambuhan loka1. Protokol
lunak harus dibiopsi, kecuali jelas bahwa lesi telah ada dengan 5000 sampai 6000 rad mendahului eksisi
untuk masa bertahun-tahun tanpa perubahan. Penilai- bQsar suatu tumor, telah menurunkan bermakna angka
an prabedah pasien sarkoma akan mencakup foto kekambuhan lokal ke 15 persen. Tetapi dosis radiasi
thorax dan tomografi keseluruhan paru atau skan tinggi demikian ke suatu ekstremitas dapat menye-
tomografi dikornputerisasi (CT) atas thorax untuk babkan m orbiditas berrnakna.
menyingkirkan penyakit metastatik. ke paru. Skan Penemuan Adriamycin dalam tahun 1968 mem-
CT tempat primer sering membantu dalam penilaian berikan kemoterapi efektif pertama bagi sarkoma
ruangan otot yang terlibat. Arteriogram kadang- jaringan lunak. Bila angka respon pada dewasa dengan
kadang bermanfaat untuk menentukan pergeseran vas- penyakit metastatik dilaporkan sebesar 30 sampai
kular atau invasi vena. 40 persen, maka kemudian obat ini digunakan sebagai
Karena terapi definitif akhirnya memerlukan pem- tambahan bagi terapi bedah. Penelitian belakangan
buangan batas yang lebar sekeliling tempat anatomi ini yang menggunakan Adriamycin saja dan dalam
primer, maka biopsi eksisi harus dihindari untuk sar- kombinasi dengan agen laln sebagai terapi tambahan
koma jaringan lunak apa pun yang berdiameter lebih telah memperlihatkan pengurangan insidens metastasis
dari 3 cm. Biopsi eksisi mengaburkan posisi anatomi sistemik. Beberapa kelompok telah memperlihatkan
360 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1

arteri prabedah yang digabung dengan terapi radiasi


prabedah dalam fraksi dosis tinggi. Konsep teoritis
bersifat "pengerutan lapangan" terapi. Kemoterapi
mengobati keseluruhan ekstremitas; terapi radiasi me-
ngobati keseluruhan ruangan; dan eksisi tumor suatu
fenomena relatif lokalisata (Garnbar 5). Protokol mo-
.;- Lapangan kemoterapi dalitas kombinasi ini telah mengurangi angka kekam-
buhan lokal ke 3 persen.

Lapangan radiasi

MELANOMA MALIGNA
Melanoma suatu kanker ganas sel kulit berpig-
Lapangan bedah mentasi. Ia semakin banyak di benua Amerika Utara,
terutama di tenggara dan barat daya Amerika Serikat
dan sekarang lebih lazim dibandingkan penyakit Hodg-
kin. Melanoma sangat lazim dalam individu berkulit
kuning langsat keturunan Eropa utara yang tinggal di
Australia dan area lain yang dekat dengan katulisti-
wa. Ia tak biasa pada orang berkulit hitam, tetapi da:
pat timbul pada area subungual dan dalam area kurang
dipigmentasi seperti telapak kaki. Pemaparan sinar ma-
tahari teldr dilibatkan, tetapi tidak terbukti sebagai
faktor penyebab, sedangkan faktor genetika mungkin
penting karena keluarga pasien melanoma mempunyai
peningkatan empat kali lipat dalam risiko penyaklt ini.
Ada keluarga yang anggotanya menderita beberapa me-
lamona primer. Melanoma Iaklazim sebelum pubertas
dan jarang pada pasien di bawah usia 12 tahun.
Gambar 5. Terapi multimoda pada sarkoma iaringan lunak' Kon'
sep "Inpangan pengerutan" memungkinkan pembatasan lapang - Melanoma umumnya muncul dalam nevi yang
an bedah sementara mengtrangi rekurensi seternryt. telah ada sebelumnya, tetapi dapat timbul de novo.
Gambaran klinik tertentu bisa menggambarkan dege-
nerasi ganas dalam nevus, mis. perubahan warna,
khususnya penggelapan warna atau atau mendalamnya
bahwa dosis tinggi Adriamycin dapat diberikan ke sar- menjadi warna ungu atau biru-hitam; perubahan ukur-
koma jaringan lunak ekstremitas dengan infus intra- an atav bentuk; nodularitas dan penyertaan ulserasi,
arteri. Dengan memanfaatkan kemudahan mencapai perdarahan atau pruritus. Salah satu perubahan ini
pembuluh darah besar ekstremitas, diperlihatkan bah- suatu indikasi biopsi. Dalam sejumlah kasus, melanoma
wa konsentrasi tinggi obat ini dapat diberikan dan bah- maligna primer bisa beregresi sebagian atau lengkap.
wa akan timbul nekrosis sejumlah se1. Perbaikan angka Bila regresi ini timbul, ada kekurangan pigmentasi para-
kekambuhan lokal didapat dengan perfusi intra-arteri doksal disertai dengan area "halo" keputihan., Sehingga
bagi tumor ini yang diikuti eksisi bedah. mungkin bagi seorang individu untuk tampil dengan
Kecenderungan saat ini dalam terapi sarkoma ja- melanoma metastatik ke kelenjar limfe regional tanpa
rir.rgan lunak sekarang mencakup integrasi radiasi pra- bukti tumor primer.
atau pascabedah dan/atau kemoterapi. Pada beberapa Biasanya melanoma menjalani dua fase pertum-
pusat medis, protokol terapi multimodalitas ini telah buhan: (1) fase pertumbuhan radinl, yangbisa,singkat
nrenrperlihatkan angka kontrol lokal dan akhirnya ke- atau bisa berlangsung beberapa tahun, saat. . mela-
langsungan hidup sebanding dengan atau lebih baik dari noma menyebar ke tepi pada tingkatmernbrana basalis
pada amputasi. Protokol multimodalitas demikian (da- epidermis ini dan (2) fase pertumbuhan vertikal,
saulya pengawetan ekstremitas) telah menjadi dikenal tempat potensi metastatik melanoma meningkat dra-
sebagai "tindakan penyelamatan ekstremitas". Satu matis,. disertai dengan penetrasi ke dalam dermis
plotokol demikian menggunakan doksorubisin intra- dan kemudian jaringan subkutis.3
PR/I/S1P-PR1]VS/P O N KO L O GI B E D AH 361

Klasifilzasi
Umumnya melanoma diklasifikasi ke dalam tiga
jenis :

1. Melanoma malignn lentigo biasanya timbul


pada orang tua dalam area yang terpapar ke sinar ma- Epidermis
na basalis
tahari, seperti wajah dan leher. Lesi ini cenderung besar
dengan permukaan rata. Lentigo maligna jarang mem- Dermis
papiler
punyai fase pertumbuhan vertikal yang bermakna,
tetapi membesar dengan pertumbuhan radial dan mem-
punyai potensi metastatik yang rendah. :- Dermis
retikuler
2.
Melanoma yang menyebar wperfisialis terla- .h\.r- Lemak
zim dari tiga jenis. Melanoma ini timbul dalam kelom- subkutis
pok usia lebih muda daripada lentigo maligna, tidak
mempunyai predisposisi ke area terpapar ke sinar mata-
Gambar 6. Diagram pentahapan mikro Clnrk yang menuniukkan
hari dan cenderung mempunyai masa pertumbuhan
kedalaman invasi.
radial yang lama sebelum invasi vertikal.

3. Melanoma nodular tampil 20 persen dari semua


melanoma. ksi ini khas nodular dan berpigmentasi penetrasi Clark. I-esi berpenetrasi lebih profunda mem-
hebat. Umumnya tak ada bukti pertumbuhan radial punyai kemungkinan lebih besar metastasis kelenjar
atau intraepidermis dan biasanya ia mempunyai kom- limfe regional dan prognosis lebih buruk.
ponen pertumbuhan vertikal yang luas. Dengan sistem klasifikasi Breslow, ketebalan mela-
Melanoma dapat juga timbul dalam membrana noma diukur langsung pada preparat histologi dengan
mukosa bibir dan anus maupun dalam area subungual. okulomikrometer. Kedalaman penetrasi berkorelasi
Tetapi lesi ini cukup jarang dan menampilkan kurang baik dengan kelangsungan hidup keseluruhan. Pasien
dari 2 persen dari semua melanoma. melanoma kurang dari 0,75 mm tebalnya mempunyai
prognosis terbaik, sedangkan melanoma yang berpene-
Penentuan stadium mikro trasi antara 0,76 dan 1,5 mm mempunyai potensi me-
Nevus yang mencurigakan harus dieksisi total tastatik bermakna. Pasien melanoma lebih dari 1,5 mm
bersama dengan sejumlah kecil kulit normal berdekat- tebalnya mempunyai insidens tertinggi metastasis ke-
an. Untuk lesi lebih besar, biopsi insisi harus dilakukan lenjar lirnfe regional dan kelangsungan hidup keseluruh-
melalui bagian lesi yang tampak paling nodular, tak ter- an terburuk. Tingkat Clark juga berkorelasi dengan ke-
atur dan berpigmentasi hebat. Biopsi ini juga akan langsungan hidup. Kelangsungan hidup 5 tahun pasien
mencakup sebagian kulit berdekatan. Kauterisasi dan melanoma Tingkat lI Clark lebih dari 90 persen. Ke-
biopsi 'shave' tidak tepat untuk melanoma. Biopsi langsungan hidup lima tahun untuk semua pasien me-
'shave' menghalangi penentuan stadium mikro yang lanoma Tingkat III Clark sekitar 70 persen, Tingkat IV
tepat. Perkembangan sistem penentuan stadium mikro 55 persen dan Tingkat V sekitar 20 persen. Pengetahu-
Clark dan Breslow telah banyak menambah pemaham- an keadaan patologi kelenjar limfe regional memung-
an kita atas patogenesis dan prognosis pasien melanoma kinkan penentuan prognosis yang lebih tepat. Pasien
(Gambar 6). Melanoma Tingkat I Clark seluruhnya ter- tanpa metastasis kelenjar limfe regional mempunyai
dapat dalam epidermis. Ia sering dinamai sebagai me- kelangsungan hidup 5 tahun 75 persen dan yang de-
lanoma in situ karena lamina basalis utuh. Ia juga di- ngan keterlibatan empat kelenjar limfe atau lebih mem-
namai sebagai hiperplasia m.lan'otik atipik, yang mene- punyai kelangsungan hidup 5 tahun 25 persen atau
kankan sifat jinaknya. Melanoma Tingkat II Clark kurang.
menginvasi stratum papillare dermis, tetapi tidak mele-
wati. Melanoma Tingkat III Clark menginvasi melewati Penatalaksanaan
pertemuan stratum papillare dan reticulare demis. Me- Pemeriksaan awal rrrencakup pemeriksaan cermat
lanoma Tingkat IV Clark mempenetrasi ke dalam bagi bukti keterlibatan kelenjar limfe regional. Melano-
stratum reticulare dermis dan melanoma Tingkat V ma kepala dan leher bermetastasis ke nodi lymphatici
Clark menembus ke dalam jaringan subkutis. Kelang- cervicales dan parotidea. Melanoma ekstremitas atas
sungan hidup dan kemungkinan metastasis kelenjar bermetastasis ke nodi lymphatici axillares dan yang
lqrfe regional berhubungan sangat erat dengan tingkat pada ekstremitas bawah ke nodi lymphatici inguinales.
362 BUKUAJARBEDAH BAGIAN 1

Melanoma pada badan bisa bermetastasis ke nodi lym- kelenjar limfe positif dan pasien melahoma Tingkat
phatici axillares atau inguinales atau keduanya. Bila fV dan V mempunyai insidens kelenjar limfe positif
drainase pembuluh limfe mendua, maka suntikan kolod 30 sampai 35 persen, maka banyak ahli bedah merasa
bertanda radio ke dalam area melanoma badan akan bahwa pasien ini akan menjalarli limfadenektomi
memperlihatkan pola drainase limfe. Skan ini memban- regional. Walaupun tak ada ujicoba diacak prospektif
tu ahli bedah dalam memilih kelompok kelenjar limfe untuk menyokong nilai terapi limfadenektomi regional
yang tepat bila dipertimbangkan pengupasan kelenjar untuk kelenjar yang negatif secara klinik, namun ke-
limfe regional. Observasi cermat untuk lesi primer ke- banyakan ahli bedah onkologi akan melakukan pengu-
dua penting dilakukan. pasan kelenjar limle regional pada pasien yang mempu-
Semua biopsi harus dievaluasi cermat oleh ahli nyai lesi dengan tebal lebih dari 1,5 mm dan dalam se-
patologi yang cakap untuk menentukan jenis me- mua pasien dengan melanoma Tingkat IV dan V
lanoma dan kedalaman penetrasinya. Untuk pasien Clark.
tanpa bukti pada pemeriksaan fisik bagi metastasis Setelah pembedahan, sedikit pasien bisa menderita
kelenjar limfe regional, maka pemeriksaan akan men- satelitosis atau metastasis sedang diangkut. Satelitosis
cakup foto thorax, hitung darah lengkap dan kimia menunjukkan perkembangan melanoma berulang di
hati. Untuk pasien yang mempunyai bukti klinik ke- dalam kulit dalam 5 cm parut bedah. Metastasis sedang
terlibatan kelenjar limfe regional, maka skan hati dan diangkut menunjukkan lesi kulit metastatik dalam
otak juga diindikasikan. Pemeriksaan luas untuk pe- pembuluh.limfe dermis yang timbul di antala parut dan
nyakit metastatik pada pasien dengan kelenjar limfe ternpat pengupasan kelenjar limfe regional. Metastasis
regional negatif pada pemeriksaan fisik tidak diperlu- yang sedang diangkut bisa berespon baik terhadap sun-
kan. I2 tikan BCG, dan perfusi regional kemoterapi hipertermi
Setelah pemeriksaan, melanoma harus diterapi ekstremitas bisa bermanfaat untuk mengendalikan me-
dengan eksisi lebar lesi primer. Selama beberapa tahun lanoma kambuh lokal atau sedang diangkut.
dianggap bahwa diperlukan tepi 5 cm. Dogma ini telah Secara sejarah, melanoma cukup resisten terhadap
ditantang dan sekarang jelas bahwa kurang dari 5 cm kemoterapi. Pada saat ini, DTIC dianggap agen tunggal
bisa adekuat. Kebanyakan ahli onkologi merasa bahwa terbaik. kbih belakangan ini, kombinasi bleomisin,
tepi 3 cm dari tepi area berpigmentasi mencukupi. vinkristin, metil-CCNU dan DTIC telah memperlihat-
Untuk melanoma Tingkat I atau II, tepi kurang dari 3 kan harapan besar.
cm biasanya adekuat. Tetapi untuk lesi yang berpene- Imunoterapi atau kemoterapi 'adjuvant' tidak
trasi lebih profunda, direkomendasikan tepi paling bermanfaat untuk pasien melanoma. Tetapi hasil be-
kurang 3 cm. l,esi yang menembus ke dalam lemak sub- lakangan ini dengan IL*2 dan sel LAK sangat membe-
kutis (Tingkat V) harus dieksisi bersama dengan fasia sarkan hati.
yang mendasatinya.
Peranan pengupasan kelenjar limfe regional pada
pasien melanoma bersifat kontroversial. r 1 Bila kelenjar
limfe regional dapat dipalpasi secara klinik, maka ke- PENATALAKSANAAN BEDAH PENYAKIT
banyakan setuju bahwa limfadenektomi regional radi- METASTATIK
kal harus dilakukan. Tetapi tanpa kelenjar limfe yang Logika akan membawa seseorang beranggapan
mencurigakan secara klinik, maka pengupasan kelen- bahwa setelah sel tumor menyebar hematogen, tidak
jar limfe regional jauh lebih kontroversial. Morbiditas diindikasikan pembedahan lebih lanjut. Tetapi penga-
yang menyertai pengupasan nodi lymphatici inguinales laman menggambarkan bahwa hal ini tidak terjadi pada
profunda dapat bermakna. Untuhglah limfadenekto- pasien tertentu. .Secara bertahap dalam 20 tahun ter-
mi axillares dan cervicales mempunyai morbiditas akhir, intervensi bedah menjadi semakin lazim pada
sangat kecil dan hampir tanpa deformitas kosmetik. penyakit metastatik. Pada beberapa kasus, pembedah:
Pengupasan nodi lymphatici regional bermanfaat untuk an hanya dilakukan untuk paliasi, seperti pada pa-
menentukan stadium karena adanya keterlibatan ke- sien dengan metastasis SSP. Tetapi pada lainnya, resek-
lenjar llmfe mempengaruhi bermakna prognosis. Apa- si penyakit metastatik disertai dengan pemanjangan
kah limfadenektomi regional bersifat terapi atau tidak, bermakna kelangsungan hidup bebas penyakit dan
tetap harus ditentukan. Umumnya disetujui bahwa dalam sejumlah kasus, kesembuhan. Keganasan cende-
pengupasan kelenjar limfe regional tidak diindikasikan rung mempunyai afinitas untuk tempat metastatik
pada pasien melanoma Tingkat II Clark atau melanoma tertentu. Misalnya sarkoma jaringan lunak mempunyai
dengan ketebalan Breslow kurang dari 0,75 mm. Kare- predileksi untuk paru, kanker colorectum untuk hati
na pasien melanoma Tingkat III lebih dari 0,75 mrn dan kanker payudara untuk tulang. Tempat ini sering
tebalnya mempunyai insidens 15 sampai 20 persen tempat pertama metastasis dan dalam sejumlah kasus
PRINS IP.PRINSIP ON KO LO GI B E DAH 363

bisa satu-satunya tempat klinik penyakit metastatik. ini, reseksi hati dapat menghasilkan angka kelan[sung-
Data autopsi telah menunjukkan bahwa pasien sarkoma an hidup 2 tahun setinggi 40 sampai 50 persen. Pada
jaringan lunak bisa meninggal akibat metastasis paru, umumnya pasien dengan safu lesi metastatik'soliter
tetapi tanpa bukti penyakit di tempat lain. Reseksi be- mempunyai hasil lebih menguntungkan difuirdingkan
dah untuk metastasis tersering pada tempat paru, hati pasien dengan beberapa lesi dan pasien iang me*pu-
dan susunan saraf pusat. nyai interval bebas penyakit yang lama antara reseksi
Intervensi bedah bisa diindikasikan pada pasien primernya dan mulainya metastasis hati mempunyai
yang mempunyai metastasis ke medulla spinalis untuk prognosis lebih baik.
menghilangkan nyeri atau sistem yang menyusahkan Morbiditas dan mortalitas akibat reseksi hati telah
lainnya seperti paralisis motorik. Jelas kadang-kadang menurun jelas dalam l0 tahun yang lalu. Belakangan
reseksi metastasis otak soliter diindikasikan dan bisa di- ini dalam tangan berpengalaman, mortalitas antara 4
sertai dengan pemanjangan bermakna kelangsungan dan 7 persen.ls Sehingga pasien yang mempunyai
hidup. metastasis hati soliter yang bebas penyakit metastasis
Kelangsungan hidup lima tahun setelah reseksi me- lain dan pada yang primernya telah dikontrol harus
tastasis paru bisa meningkat pada pasien terpilih dari dipertimbangkan untuk reseksi hati.
30 sampai 60 persen.l 3'1a Bahkan pasien dengan Karena kebanyakan pasien dengan metastasis hati
beberapa metastasis paru bilateral' bisa mendapat bukan calon reseksi hati, maka modalitas lain telah
manfaat dari reseksi. Dalam tahun belakangan ini, be- diselidiki. Kemoterapi sistemik/belum mempunyai
berapa kriteria telah ditetapkan untuk membantu dampak bermakna atas metasfsis hati dari kanker
ahli bedah memilih pasien untuk reseksi metastasis colon. S-fluorourasil hetapi o/af terpilih, tetapi angka
paru. Faktor yang harus dipertimbangkan mencakup :. respon jarang lebih dari l/ Versen. Sehingga bentuk
terapi lain telah diselidikj/Paling belakangan ini infus
l. Tumor primer yang dikontrol adekuat.
kontinu arteria hepati;A dengan kemoterapi telah di-
2. Penyakit metastatik yang terbatas pada paru
anjurkan. Teknik !41 melibatkan pemasangan suatu
dan tanpa bukti lain metastasis visera.
kateter ke da1am,,{rteria hepatica dan implantasi pom-
3. Jumlah nodulus metastatik. pa infus kon_tiriu ke dalam jaringan subkutis abdomen.
4. Jenis histologi lesi primer. ' -'/
--_ ILarenaS-FU dimetabolis hati, maka dosis besar agen
5. Kecepatan pertumbuhan tumor atau waktu
pelipat-duaan.
ini dapat diinfus kontinu ke dalam hati dengan efek
samping sangat sedikit. Angka respon terhadap infus
6. Ketersediaan kemoterapi efektif.
arteri hepatica kontinu cukup tinggi, sewaktu diban-
Sebagai patokan umum, tak ada pasien yang harus dingkan dengan angka respon terhadap kemoterapi
dipertimbangkan untuk reseksi metastasis paru, kecltali sistemik.l
tumor primer dikontrol. Jenis histologi suatu pertim- Sementara tak ada ujicoba terkontrol tepat dan di-
bangan penting. Pasien tumor testis berespon sangat acak prospektif yang digunakan untuk mengevaluasi
baik terhadap reseksi metastasis parunya. Angka ke- infus arteris hepatica, perbandingkan dari kontrol se-
langsungan hidup lima tahun meningkat sampai 60 per- jarah menunjukkan pemanjangan kelangsungan hidup
sen setelah reseksi bedah. Di pihak lain, pasien kanker yang bermakna. Kebanyakan ahli onkologi merasa bah-
payudara, tumor gastrointestinalis dan melanoma tidak wa infus arteria hepatica suatu bentuk terapi efektif
mendapat manfaal bermakna dengan reseksi paru. untuk metastasis hati dalam pasien terpilih cermat.
Pasien sarkoma jaringan lunak dan hipernefroma sering
mendapat manfaat besar dari reseksi metastasis paru.
Ia terutama benar, jika waktu petpat-duaan tumor atau
kecepatan pertumbuhan metastasis lambat serta inter- KEPUSTAKAAN TERPILIH
val dari terapi primer dan mulainya metastasis lama. Pa-
Balch, C. M., Urist, M. M., Soong, S., and McGregor, M.: A prospective
da umumnya kelangsungan hidup 5 tahun setelah re- Phase II clinical trial of continuous FUDR regional chemotherapy for
seksi metastasis paru pada pasien sarkoma tulang dan colorectal ihetastases to the liver using a totally implantable drug
infusion pump. Ann. Surg., 198:567,1983.
jaringan lunak antara 25 dan 35 persen.
Huil taapi 81 puien dengon rctctuis hati iluikukq colorectum dengm
Pasien metastasis hati bisa juga berespon baik iafrc utaia hepatba dibahu. Huilnya ilibudingku ilengan kontol seja'
terhadap reseksi.ra Kebanyakan metastasis hati dari ruh distratifikoi. Huil du toksisitre dibahc.
tumor primer colorectum. Sayangnya kebanyakan Burk, M. W., and Morton, D. L., (Eds.): Adjuvant treatment of cancer.
metastasis ini melibatkan hati secara difus atau meli Surg. Clin. North Am., 61(6), 1981.
batkan orang lain dan hati. Tetapi kadang-kadang Mokalah idi rcngganbarkan kcdau ttryi'adjuvut' sut ini se1reli tc
ttisi, kmotoapi dan imotoapi setelah pembuugu bobagaitumt ladat
pasien tampil dengan lesi yang terbatas pada area hati dengm pmbedahu- Meluma, kanko payudara, kt*a colo4 kuko
yang secara anatomi cocok untuk reseksi. Pada pasien genitowitoirc ilan kukn paru ttmuuk yang dbahtp.
364 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN I
DeVita, V. T., and Schein, P. S.: The use of drugs in combination for the KEPASTAKAAN
treatment of cancer: Rationale and results. N. Engl. J. Med., 288:998,
1973.
duu Tmikitu biologi uttuk kcmotqapi kanbinrcL 1. Balch, C. M., Urist, M. M., Soong, S., and McGregor, M.: A prospec-
Lebih lqfuci tentang
Pem)u empirb dilwiksa dengan kete' tive phase II clinical trial of continuous FUDR regional chemo-
Kreti* pembuluhai sel dibcthrc.
therapy for colorectal metastases to the liver using a total implant-
tan gan te& i I atar fuloktng.
able drug-infusion pump. Ann. Surg., 198(99):567, 1983.
Goldie, J. H., and Coleman, A. J.: The genetic origin of drug resistance: 2. Chabner, B.: Pharmacologic Principles of Cancer Treatment. Philadel-
Implications for systemic therapy. Cancer Res., 44:3643, 1984. phia, W. B. Saunders Company, 1982.
Mokalah ini rcmbicsakan babagai mekanisrc Twknbangu ruistmi 3. Clark, W. H.: Tumor progression in primary melanoma. 1n Clark, W.
obat oleh sel tumo. Teori di blakng Trcnttumn obat tidak baisten H. (Ed.): Human Malignant Melanoma. New York, Grune and
silmg ihn strategi taapi lain dibbaraku, Stratton, 1979, pp. 15-3i.
Hill, G. J.: Historic milestones in cancer surgery. Semin. Oncol.,6:409, 4. Coia, L.R-;, and Moylan, D. J.: Therapeutic Radiology for The House
19'79.
Officer. Baltimore. Williams & Wilkins, 1984.
5. Copeland, E. M.: Surgical Oncology. New York, J. Wiley & Sons,
Pembahum sejuahyang rcngwoi*an aolrci prircip pembdahu kanks'
1983.
Dibbuakan gagrcu kurc, atau Pqtatohan du 'renaissarce" Foku pada
abdX)( Sd<ongan utm mukg-muing' 6. DeVita, V. T., Hellman, S., and Rosenberg, S. A.: Cancer: Principles
pakembangankonsep d.an teknik
and Practice of Oncology. Philadelphia, J. B. Lippincott, 1982.
nyadiidentifikuL 7. DeVita, V. T., and Schein, P. S.: The use of drugs in combination for
Huth, J. F., Holmes, E. C., Vernon, S.8., Callery, C. D., Ramming, K. , the treatment of cancer: Rationale and results. N. Engl. J. Med.,
P., and Morton, D. L.: Pulmonary resection for metastatic sarcoma. 288:998,1973.
Am. J. Surg., 140:9,1980. 8. Eilber, F. R.: Soft tissue sarcoma ofthe extremity. Curr. Probl. Cancer,
Prircip lrenatalaksarcu bedah mzt6t6is Puu dibbaraku. Voiabel Trog- 8(9):1.1984.
nostik ilu tekaik bedah dibbsakm. 9. Fletcher, G. H.: Textbook of Radiotherapy, 3rd ed. Philadelphia, I-ea
and Febiger, 1980.
Irie, R. F., Sze, L. L., and Saxton, R. E.: Human antibody to OFA-I, a 10. Gallo, R. C., and Wong-Staal, F.: Certain thoughts on the viral etiology
tumor antigen, produced in vitro by Epstein-Barr virus-transformed of cancer. Cancer Res., 44:2743,7984.
human BJymphoid cell lines. Proc. Natl. Acad. Sci., 79:5666,1982. 10a. Grirnm, E. A., and Rosenberg, S. A.: The human lymphokine-
activated killer cell phenomenon. Lymphokines, 9:2,19, 1984.
Makalah ini rcnggmbukan produksi utibdi tohadap anrigen twt oleh 11. Haskell, C. M.: Cancer Treatment,2nd ed., Philadelphia, W.B. Saun-
limfosit mrcia. Antiffii iti sp*ilik wtuk tuw uol rewoektdqmis se' ders Company, 1985.
pati rclmom4 gliom dan newoblrelom. 12. Holmes, E. C., Moseley, H. S., Morton, D. L., Clark, W., Robinson,
D., and Urist, M. M.: A rational approach to the surgical manage-
ment of melanoma. Ann. Surg., I 86:481, 1977.
Iwatsuki, S., Shaw, B. W., and Starzl, T. E.: Experience with 150 liver 13. Holmes, E. C., and Morton, D. L.: Pulmonary resection for sarcoma
resections. Ann. Surg., 197:247, 1983. metastases. Orthop. Clin. North Am., 2:805,79'17.
Empat puluh tiga puien dengu rctutreis hati rcnjalani rseksi hatL Mor' 14. Huth, J. F., Holmes, E. C,, Vernon, S. E., Callery, C. D., Ramming,
talitu kwug dui 5 posen du ugka kelmgwngm hith4t 3 tahun lebih dari K. P., and Morton, D. L.: Pul:nonary resection for metastatic
50 pasen.
sarcoma. Am. J. Surg., 140:9,1980.
15. Iwatsuki, S., Shaw, D. W., and Starzl, T. E.: Experience with 150 liver
Kern, D. H., and Bertelsen C. A.: Present status of chemosensitivity assays. resections. Ann. Surg., 19:247, 7983.
Intl. Adv. Surg. Oncol., 7:187, 1984. 16. Morton, D. L., Eilber, F. R., Joseph, W. L., Wood, W. C., Trahan,
Laporan pembaharuan bagi rctode, h6il dtn reproda*sibilitre amlisis ke- E., and Ketcham, A. S.: Immunological factors in human sarcomas
msmitivitu in vitro. Keabsahan bagi praloek Hinik dipaiksa. and melanomas: A rational basis for immunotherapy. Ann. Surg.,
Rosenberg, S., Tepper, J., Glatstein, E., et. al.: The treatment of soft- 172:740,1970.
tissue sarcomas of the extremities: Prospective randomized evaluation 17. Prosnitz, L. R., Kapp, D. S., and Weissberg, J. B.: Radiotherapy. N.
of (1) limb-sparing surgery and radiation compared to amputation and Engl. J. Med., 309:777,1983.
(2) the role of adjuvant chemotherapy. Ann. Surg., 196:305,1982 17a. Rosenberg, S. A., Lotze, M. T., Muul, L. M., et al.: Observations on
Contoh rerekan ujboba diacak prre1rektif yang dirarcang utuk rcmbu- the systemic administration of autologous lymphokine-activated
iln amlrutni stla wtuk rcnt6 kewjwm killer cells and recombinant interleukin-2 to patients with metastatic
d.ingku teapi multimdalitu
cancer. N. Engl. J. Med.,313:1485, 1985.
kerctaapi'diuvut'. 18. Rubin, P.: Clinical Oncology for Medical Students and Physicians, 6th
Terry, W. D., and Rosenberg, S. A. (Eds.): Immunotherapy of Human ed. Philadelphia, American Cancer Society, 1983.
Cancer. New York, Elsevier Holland Inc., 1982. 19. Schabel, F. M.: Rationale for adjuvant chemotherapy. Caocer 39:2875,
Makalah ini rcingkrcku Tmgalmu imuotaapi kukn mnuia sampai t977.
hui inl Ia didrearkan atu simposium tenJang irunolqapi dan pembahum 20. Terry, W. D., and Rosenberg, S. A. (Eds.): Immunotherapy of Human
pengalamon dwia. Cancer. New York, Elsevier Holland, Inc., ,1982.

Anda mungkin juga menyukai