Anda di halaman 1dari 2

Tiga Strategi Financial institution Indonesia Hadapi Kebijakan

The Fed Dan ECB

Setelah delapan bulan, Financial institution Indonesia akhirnya menaikkan suku bunga acuan
7-days reverse repo price ke degree 4,50%. Meskibegitu, Bank Indonesia (BI) menyebutkan,
masyarakat khususnya pelaku jasa keuangan tidak perlu panik dalam pelemahan rupiah
tersebut. Lagipula, meski Fed Rate naik, yield US Treasury tidak naik tajam. Financial
institution Indonesia (BI) mempersiapkan uang tunai untuk kebutuhan selama Desember
2018 sebanyak Rp101,1 triliun. Sebelumnya The Fed menaikkan suku bunga 0,25% menjadi
1,25%.
Bahkan ada pula yang mengatakan jika tren kenaikan suku bunga selama three tahun
belakangan mungkin akan berakhir usai pertemuan The Fed pada Rabu. Karena kemudian
lebih cepat terefleksi transmisinya ke suku bunga perbankan,” jelas dia. Sekadar informasi,
saham big caps masih menunjukan performa positif di kuartal III 2018 seperti BBRI
menunjukan pertumbuhan laba bersih sebesar 14,6% yr on 12 months (yoy), BBCA laba
tumbuh 9,9% yoy dan ASII laba tumbuh 20,58% yoy.

Sudahlah jangan terlalu menduga-duga setiap kali The Fed menaikkan suku bunga itu pasti
nanti rupiah melemah, kan memang ini sudah diduga,” ungkap Darmin. Financial institution
sentral menahan suku bunga acuan tersebut sejak September 2017 lalu. Tidak sedikit yang
menyangsikan bahwa investasi sesungguhnya tidak bisa menjamin sepenuhnya
pertumbuhan ekonomi, meningkatnya lapangan kerja, menurunnya angka pengangguran,
dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Kata Gubernur BI Perry Warjiyo, inflasi secara year on 12 months (yoy) sebesar three,01
persen. Meski BI mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada level 6 persen, namaun
kebijakan itu tidak terlalu kuat menahan pelemahan nilai Rupiah tersebut. Perry
menjelaskan, Bank Sentral sudah sejak awal memprediksi The Fed akan menaikkan suku
bunga acuan sebanyak 4 kali di 2018.
Untuk menggali lebih dalam permasalahan penetapan tingkat suku bunga yang optimal bagi
sektor usaha dan mengamati perkembangan seputar tingkat suku bunga perbankan saat ini
Kantor Menko Perekonomian mengundang perwakilan Financial institution Indonesia (BI)
dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada akhir bulan Oktober 2009 lalu. Sebelumnya,
Rapat triwulanan Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada thirteen-14 Desember 2017
lalu, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Charge" pada
four,25 persen untuk ketiga kalinya secara beruntun.
Ini mengindikasikan the Federal Reserve melihat sedikit tanda perang dagang, kenaikan
harga minyak dan gejolak politik yang akan ganggu ekonomi. Namun, jika suku bunga acuan
naik terlalu tinggi justru dapat menjadi bumerang bagi dunia usaha dalam negeri karena
dapat menaikkan suku bunga kredit. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu
koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau
pinjaman.
Padahal bila melihat jumlah pengguran tiga tahun terakhir, per Februari 2013 pengangguran
berkurang 440.000 orang, sementara pada Februari 2012 berkurang 510.000 orang, dan per
Februari 2011 berkurang sebanyak 410.000 orang (Koran Sindo, Selasa, 6 Mei 2014).
Menurut Bhima, BI hingga bulan Desember akan lebih menggunakan instrumen cadangan
devisa untuk mendorong stabilitas kurs Rupiah.
Sepanjang tahun ini, BI memang telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak a hundred
seventy five bps pada bulan Mei, Juni, Agustus, September dan November. Catatan tersebut
lebih lemah 9,ninety three persen dibandikan penutupan Juni 2015, atau telah terdepresiasi
17,82 persen selama tahun 2015 berjalan. Karena ketika The Fed menaikkan bu-nga, dolar
AS pasti menguat tajam ter-ha-dap rupiah dan untuk meredakan ge-jolak,bank sentral akan
dipaksa” oleh keadaan untuk menaikkan kem-bali BI charge.
Ekonom PT Bahana TCW Funding Administration, Budi Hikmat menilai, sebaiknya financial
institution sentral tidak perlu menaikan suku bunga acuannya kembali. Hanya saja, gerak
bank sentral Indonesia untuk menyesuaikan tingkat suku bunga acuannya terbilang
terlambat ketimbang negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Direktur
Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman mengatakan hingga akhir Mei ini posisi
cadangan devisa Indonesia mencapai US$ 122,9 miliar.

RF BERJANGKA
Sebelumnya, Kepala Grup Riset Makroprudensial Departemen Kebijakan Makro Prudensial
BI, Retno Ponco Windarti, mengatakan peluang kenaikan suku bunga acuan BI-7 Days
Reverse Repo Charge akan tetap terbuka lebar, meski saat ini telah naik sebesar one
hundred foundation poin menjadi 5,25 persen. Dari beberapa negara yang masuk kategori
negara maju atau dikenal dengan nama G-20, suku bunga acuan BI masuk posisi 10 besar.

Anda mungkin juga menyukai