Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Diagram Pareto


Diagran Pareto adalah sebuah proses stratifikasi dan penentuan tingkatan
berdasarkan data yang ada. Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh
seorang ahli ekonomi dari Italia yang bernama Vilfredo Frederigo Samoso pada
tahun 1897 merupakan pendekatan logis dari tahap awal pada proses perbaikan
suatu situasi yang digambarkan dalam bentuk histogram yang dikenal sebagai
konsep vital few and the trivial many untuk mendapatkan menyebab utamanya.
Kemudian digunakan oleh Dr. M. Juran secara luas dalam kegiatan kendali
mutu untuk menangani kerangka proyek, proses program, kombinasi pelatihan,
proyek dan proses, sehingga sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi
para pekerja dalam meningkatkan mutu pekerjaan

2.2 Tujuan Diagram Pareto


Tujuan dari pareto chart adalah untuk memperjelas faktor yang paling
penting (atau yang paling besar) dari beberapa faktor yang ada. Dalam quality
control, hal ini sering kali merepresentasikan sumber defect yang paling sering
ditemui, jenis defect yang paling sering muncul, ataupun alasan-alasan yang
paling sering muncul saat terdapat complain dari konsumen, dan banyak lagi hal
lain yang sejenis. Wilkinson pada tahun 2006 merancang sebuah algoritma untuk
memproduksi batas yang masih dapat ditolerasi (acceptable limit) berdasarkan
ilmu statistik untuk masing-masing balok pada Pareto chart. Hal ini memiliki
kesamaan juga dengan confidence interval.

2.3 Manfaat Diagram Pareto


Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu
untuk mendapatkan hasil maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan lagi
pula dianggap sebagai suatu pendekatan sederhana yang dapat dipahami oleh
pekerja tidak terlalu terdidik, serta sebagai perangkat pemecahan dalam bidang
yang cukup kompleks. Diagram Pareto merupakan suatu gambar yang
mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi
hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang
terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak
harus segera diselesaikan (ranking terendah). Selain itu, Diagram Pareto juga
dapat digunakan untuk mem¬bandingkan kondisi proses, misalnya
ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap
proses.
Diagram Pareto dibuat berdasarkan data statistik dan prinsip bahwa 20%
penyebab bertanggung jawab terhadap 80% masalah yang muncul atau
sebaliknya. Kedua aksioma tersebut menegaskan bahwa lebih mudah mengurangi
bagian lajur yang terletak di bagian kiri diagram Pareto daripada mencoba untuk
menghilangkan secara sistematik lajur yang terletak di sebelah kanan diagram.
Hal ini dapat diartikan bahwa diagram Pareto dapat menghasilkan sedikit sebab
penting untuk meningkatkan mutu produk atau jasa. Keberhasilan penggunaan
diagram pareto sangat ditentukan oleh partisipasi personel terhadap situasi yang
diamati, dampak keuangan yang terlihat pada proses perbaikan situasi dan
penetapan tujuan secara tepat. Faktor lain yang perlu dihindari adalah jangan
membuat persoalan terlalu kompleks dan juga jangan terlalu mencari
penyederhanaan pemecahan.
Tahapan penggunaan dari Diagram Pareto adalah mencari fakta dari data
ciri gugus kendali mutu yang diukur, menentukan penyebab masalah dari tahapan
sebelumnya dan mengelompokkan sesuai dengan periodenya, membentuk
histogram evaluasi dari kondisi awal permasalahan yang ditemui, melakukan
rencana dan pelaksanaan perbaikan dari evaluasi awal permasalahan yang
ditemui, melakukan standarisasi dari hasil perbaikan yang telah ditetapkan dan
menentukan tema selanjutnya.
2.4 Langkah-Langkah Membuat Pareto Chart
2.4.1 Langkah-Langkah Membuat Pareto Chart Dengan Cara Manual
Ada 10 langkah-lamngkah pembuatan diagram pareto secara manual
sebagai berikut :
1. Langkah pertama
 Menentukan macam masalah yang akan diteliti (mis, item tusak, kejadian
kecelakaan)
 Tetapkan data apa yang diperlukan dan bagaimana cara mengklarifikasi
(mis, rusak berdasarkan tipe, lokasi, proses, mesin, pekerja dan metoda;
item yang jarang muncul diringkas dalam judul “lain-lain”.)
 Tetapkan metoda pengumpulan data dan periodenya.
2. Langkah ke dua ( 2 )
 Rencanakan lembaran catatan data yang mendaftar semua item, dengan
menyediakan ruang untuk jumlah total.
3. Langkah ke empat ( 3 )
 Isi lembaran cacatan dan hitung jumlah total.
4. Langkah
 Buat lembaran diagram pareto yang mendaftar semua item.
5. Langkah lima ( 4 )
 Aturan item dalam urutan jumlah dan isilah lembaran data. Item “lain-lain”
harus diletakan pada garis terakhir.
6. Langkah ke enam ( 6 )
 Gambar 2 sumbu vertikal dan sebuah sumbu horizontal.
a. Sumbu vertikal
Tandailah tanda sumbu vertikal kiri dengan skala dari 0 sampai total
seluruhnya dan sumbu vertikal kanan dengan skala dari 0% sampai
100%.
b. Sumbu horizontal
Bagilah sumbu ini dengan jumlah interval sampai jumlah item yang
diklasifikasikan.
7. Langkah ke tujuh ( 7 )
 Buat diagram balok
8. Langkah ke delapan ( 8 )
 Gambar kurva kumulatif (kurva pareto)
 Tandai nilai komulatif diatas interval kanan dari setiap item, dan hubungkan
titik-titik tersebut dengan garis.
9. Langkah ke sembilan ( 9 )
 Tulis item-item yang diperlukan pada diagram:
 Item yang berhubungan dengan diagram : judul, kuantitas sebenarnya,unit.
 Item yang berhubungan dengan data : periode, tempat penelitian, jumlah
data
10. Langkah ke sepuluh ( 10 )
Menggambar diagram pareto berdasarkan hasil perhitungan.
2.4.2 Langkah-langkah Membuat Diagram Pareto dengan software
Langkah-langkah membuat diagram pareto adalah sebagai berikut :
1. Membuka lembar kerja baru pada software minitab maka akan muncul
seperti gambar.

Gambar 2.1 Worksheet Diagram Pareto


2. Memasukkan data jenis kecacatan pada kolom C1 dan frekuensi pada
kolom C2 dari setiap kecacatan sesuai dengan informasi dari studi
kasus UKM. Batu bata

Gambar 2.2 Input Data Diagram Pareto

3. Input data telah selesai dilakukan, maka selanjutnya memilih Stat


kemudian Quality Tools, lalu memilih Pareto Chart.

Gambar 2.3 Stat-Quality Tools-Pareto Chart


4. Setelah langkah ke-3 dilakukan, maka akan muncul Kotak Dialog
seperti di bawah ini. Kemudian memilih jenis (C1) pada Defects or
attribute data in dan jumlah (C2) pada frequencies in dengan select.
Klik Options Kolom title diisi dengan judul diagram pareto,
selanjutnya memilih OK.

Gambar 2.4 Kotak Dialog Pareto Chart


5. Langkah 1 sampai dengan langkah 4 telah dilakukan, maka akan
muncul output berupa diagram pareto seperti pada gambar ini.

Gamabar 2.5 Output Cause and Effect Diagram pareto

Anda mungkin juga menyukai