Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan oleh Farah Hafizhah (151424012)

1. Shell and Tube Heat Exchanger


Tipe shell and tube yang digunakan selama praktikum yaitu pass 1-2 dengan jenis
aliran counter current. Pada praktikum kali ini dilakukan variasi laju alir air dingin
dan variasi laju alir air panas. Dengan variasi laju alir air dingin yaitu 0.0035 dan
0.0045 m3/s, sedangkan variasi laju alir air panas yaitu 0.004 dan 0.006 m3/s. Data yang
diambil yaitu suhu air panas masuk (T hot in), suhu air panas keluar (T hot out), suhu
air dingin masuk (t cold in), dan suhu air dingin keluar (t cold out).
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh kurva antara laju alir air dingin vs
koefisien perpindahan panas total (U), dan laju alir air dingin vs effectiveness sebagai
berikut.

Pengaruh Laju Air Dingin Pengaruh Laju Air Dingin


terhadap Effectiveness terhadap Total Heat Transfer
0.12 Coefficient
0.1
Effectiveness

7600
0.08 7400
0.06 7200
7000
U

0.04
6800
0.02 6600
0 6400
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005
Laju Air Dingin (m3/s) Laju Air Dingin (m3/s)

Dapat dilihat bahwa pada variasi laju alir air dingin, dengan laju alir air panas
tetap yaitu sebesar 0.002 m3/s, semakin tinggi laju alir air dingin maka semakin tinggi
pula nilai koefisien perpindahan panasnya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
koefisien perpindahan panas yang tinggi, akan menyebabkan pertukaran kalor
semakin banyak. Panas yang diserap oleh fluida dingin akan semakin
berkurang karena meningkatnya laju alir air dingin sementara laju alir air panas tetap.
Hal ini akan menyebabkan meningkatnya nilai effectiveness.
Pengaruh Laju Air Panas Pengaruh Laju Air Panas
terhadap Effectiveness terhadap Total Heat Transfer
0.8 Coefficient
Effectiveness

0.6 6460
0.4 6440

U
0.2 6420
0 6400
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0 0.002 0.004 0.006 0.008
Laju Alir Panas (m3/s) Laju Alir Panas (m3/s)

Sedangkan, pada percobaan dengan variasi laju alir panas, diperoleh kurva antara
laju alir air panas vs koefisien perpindahan panas (U) dan laju alir air panas vs
effectiveness. Semakin tinggi laju alir air panas, maka semakin rendah nilai koefisien
perpindahan panas total (U) dan effectivenessnya. Karena, pada laju alir air panas
yang rendah, kalor yang dilepas akan banyak diserap oleh air dingin. Dan pada laju
alir air panas yang tinggi, kalor yang dilepas oleh air panas akan lebih sedikit. Padahal
berdasarkan teori, seharusnya dengan semakin banyak kalor yang dilepas oleh air
panas ke air dingin, maka panas yang diserap fluida dingin akan semakin
banyak dengan meningkatnya laju alir air panas.

2. Double Pipe Heat Exchanger


Alat HE yang digunakan dalam percobaan ini adalah HE-2, denganjenis aliran
yaitu co-current. Dilakukan variasi laju alir air dingin dan variasi laju alir air panas
pula seperti pada percobaan dengan Shell and Tube HE. Dengan variasi laju alir air
dingin yaitu 0.0011 dan 0.00177 m3/s, sedangkan variasi laju alir air panas yaitu
0.0004 dan 0.0079 m3/s.

Pengaruh Laju Air Panas


terhadap Total Heat Transfer
Coefficient
655
650
645
U

640
635
630
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001
Laju Alir Panas (m3/s)
Pengaruh Laju Air Panas
terhadap Efisiensi
100
80

Efisiensi (%)
60
40
20
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001
Laju Alir Panas (m3/s)

Dapat dilihat bahwa pada variasi laju alir air panas, dengan laju alir air dingin
tetap yaitu sebesar 0.00169 m3/s, semakin tinggi laju alir air panas, maka nilai
koefisien perpindahan panasnya menurun. Begitu pula untuk nilai efisiensi. Hal ini
disebabkan oleh panas yang diserap oleh fluida dingin akan semakin
berkurang dengan meningkatnya laju alir air dingin sementara laju alir air panas tetap,
sehingga akan menyebabkan nilai koefisien perpindahan panas (U) semakin rendah
pula. Artinya, kalor yang dilepas dan diterima untuk menaikkan suhu air dingin lebih
banyak.

Pengaruh Laju Air Dingin Pengaruh Laju Air Dingin


terhadap Efisiensi terhadap Total Heat Transfer
83 Coefficient
82.5
Efisiensi (%)

1000
82
81.5
500
U

81
80.5
80 0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002
Laju Air Dingin (m3/s) Laju Air Dingin (m3/s)

Begitu pula pada percobaan dengan variasi laju alir dingin, diperoleh kurva antara
laju alir air dingin vs koefisien perpindahan panas (U) dan laju alir air dingin vs
effisiensi. Dari grafik terlihat bahwa semakin tinggi laju alir air dingin, maka semakin
rendah pula nilai koefisien perpindahan panasnya (U) karena kalor yang berpindahnya
pun semakin banyak (Q). Namun, seharusnya nilai effisiensi nya pun meningkat.
Sedangkan pada grafik nilai effisiensi justru menurun.

Anda mungkin juga menyukai