Anda di halaman 1dari 22

KESETIMBANGAN

BAB 1 P ENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keadaan setimbang merupakan suatu keadaan dimana


konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami perubahan, sebab zat-
zat diruas kanan terbentuk dan terurai kembali dengan kecepatan
yang sama. Kedaan yang setimbang adalah suatu keadaan yang
dimana zat-zat pereaksi dan hasil reaksi terdapat bersama-sama,
tetapi tidak ada lagi perubahan yang dapat diamati.
Harga tetapan kesetimbangan (K) memberikan gambaran
tentang banyaknya zat hasil reaksi yang dapat dibentuk pada suatu
reaksi kesetimbangan. Jika harga K besar, zat hasil reaksi yang
terbentuk banyak. Sebaliknya, jika harga K kecil, zat hasil reaksi
yang terbentuk sedikit. Namun, jika reaksi terjadi dalam fase gas,
pada saat kesetimbangan semua gas baik pereaksi maupun hasil
reaksi bercampur dalam suatu wadah dan menimbulkan tekanan
tertentu. Tekanan itu merupakan tekanan total yang ditimbulkan oleh
gas-gas itu. Oleh karena itu, setiap gas memiliki tekanan parsial,
yaitu tekanan yang ditimbulkan jika gas itu sendiri yang ada dalam
ruangan.

1.2 MAKSUD PRATIKUM

Menentukan kesetimbangan asam formiat dan asam asesat

1.3 TUJUAN PRATIKUM

1. Menentukan PH larutan asam lemah dengan menggunakan dan


kertas pH universal/ pH meter.
2. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai pH larutan
asam lemah.
3. Menentukan tetapan kesetimbangan ionisasi asam lemah.

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

4. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai tetapan


kesetimbangan ionisasi asam lemah.
5. Menentukan derajat ionisasi asam lemah berdasarkan nilai pHnya.
6. Menentukan tetapan kesetimbangan ionisasi lemah dari grafik pH
vs log (HA).
7. Menentukan pengaruh pengencera terhadap nilai derajat ionisasi
asam lemah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

2.1 TEORI UMUM

Kesetimbangan kimia adalah suatu keaadaan dimana tidak


ada perubahanyang teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Jika
suatu reaksi kimia telah mencapai keadaaan kesetimbangan, maka
konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak ada
perubahan yang teramati dalam system. Meskipun demikian, aktivitas
molekul tetap berjalan, molekul-molekul reaktan berubah menjadi
produk secara terus-menerus molekul-molekul produk berubah
menjadi reaktan kembai dengan kecepatan yang sama (Tim Dosen,
2010).
Asam-basa merupakan salah satu sifat suatu zat, baik yang
berbentuk larutan maupun nonpelarut. Asam an basa penting dalam
proses kimia yang terjadi disekitar kita, mulai dari proses industri
sampai proses biologi dalam tubuh mahluk hidup, mulai dari reaksi
yang terjadi dilingkungan sekitar kita (Sunarya, 2011).
Pertama kali konsep asam dan basa dikenal dari rasanya ,
yaitu asam yang mempunyai rasa masam dan basa pahit. Pada
tahun 1777, Lavoiseir menemuan bahwa oksigen merupakan unsur
utama dalam asam. Pada tahun 1808, Humphry Davy menunjukan
fakta lain bahwa HCI yang terlarut dalam air dapat bersifat asam
hanya mengandung hydrogen dan klorin tanpa oksigen. Arrhenius,
orang pertama yang mengembangkan konsep asam-basa
mendefinisikan asam-bas berdasarkan pengaruhnya dalam perut air.
Menurut Arrhenius dalam asam adalah zat yang dapat meningkatkan
konsentrasi ion dalam larutan air, sendangkan basa dapat
meningkatkan konsentrasi ion OH dalam pelarut air (Sunarya, 2011).
Banyak senyawa yang dikenal tergolong asam lemah atau
basa lema. Senyawa yang tergolong asam lemah misalnya aspirin
(asam asetilsalisilat), fenobarbital (sedadif), sakarin (pemanis), dan
niasin (asam nikotinat, vitamin B). oleh karena asam lemah dan basa
lemah tidak teruraisempurna di dalam air, perlu pendekatan lain untuk

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

memahaminya. Untuk membahas reaksi asam-basa seperti itu, perlu


melibatkan konsep kesetimbangan dan menghitung konsentrasi spesi
yang ada dalam larutan (Sunarya, 2011).
Reaksi-reaksi kesetimbangan kimia tersebut berlangsung
dalam arah bolak-balik (reversible) dan hanya sebagian kecil saja
yang berlangsung satu arah. Ketika laju reaksi ke kanan dank e kiri
sama dan konsentrasi reakten dan produk tidak berubah maka
kesetimbagan reaksi tercapai. Persamaan reaksi kesetimbangan
ditulis dengan menggunakan tanda pana dua arah. Reaksi
kesetimbangan tersebut reaksi bolak balik (reversible)
kesetimbangan tersebut disebut reaksi bolak-balik (reversible)
kesetimbangan dapat dimanipulasi dengan menggunakan prinsip Le
Chatelier “Ketika suatu sistem pada kesetimbangan mengalami
perubahan konsentrasi, suhu, volume, atau tekanan, maka sistem
menyesuaikan (sebagian) dirinya untuk meniadakan pengaruh
perubahan yang diterapkan dan keseimbangan baru tercapai”.
Dengan kata lain, setiap kali sistem dalam kesetimbangan terganggu
sistem akan menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga efek dari
perubahan tersebut akan dibatalkan.
Jika gas HI dimaksudkan kedalam wadah tertutup, maka
sebagian gas HI akan terurai membentuk gas H2 dan gas I2 seperti
persamaan berikut : 2HI H2 + I2 …….
Jika reaksi pegandaian di atas disebutkan, maka akan tampak
warna bahwa jika ada reaksi antara gas H2 dan I2 membentuk HI(g)
dan HI(g) yang terbentuk sebagian ada yang terurai kembali menjadi
H2(g) dan I2(g). Laju reaksi membutuhkan H2(g) lebih cepat dibandingkan
dngan laju HI(g) tersebut, dengan demikian ada hasil reaksinya. Akan
tetapi pada suatu saat, ada beberapa jenis reaksi, dimana reaksi
penguraian dan reaksi pembentukan laju reaksinya persisi sama
(Ditjen POM, 1979)

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

Reaksi semacam ini disebut reaksi yang dapat dimana laju


pembentukan laju penguraian persis sama, keadaan demikian disebut
sebagai keadaan kesetimbangan yang ditulis dengan dua anak panah
yang arahnya berlawanan (Ditjen POM, 1979).

Jika pada sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem


akan berubah sedemikian rupa sehingga pengeruh aksi tadi
diupayakan sekecil mungkin. Aksi-aksi yang dapat mempengaruhi
terjadinya pergeseran kesetimbangan antara lain perubahan
konsentrasi, volume, tekanan, jumlah mol, temperature,dan katalisator
(Ditjen POM, 1979).

2.2 URAIAN BAHAN

a) Asam asetat (Ditjen POM :1995, hal.45)


Nama resmi : ACIDUM ACETICCUM
Nama lain : Asam Asesat
Berat Molekul : 60,05
Rumus Molekul : CH3COOH
Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna; bau khas,
menusuk; rasa asam yang tajam
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
b) Air Suling (Ditjen POM :1979, hal.96)
Nama resmi : AQUADESTILLATA
Nama lain : Air Suling
Berat molekul : 18
Rumus molekul : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwaarna
Kegunaan : Sebagai zat tambahan

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat


c) Metil Merah (Ditjen POM. 1979. hal.648)
Nama resmi : BENZOAT HYDROCSIDA
Nama lain : Merah Metil
Berat molekul : 305,76
Rumus molekul : C6H4COOH.HCI
Pemerian : Serbuk, merah gelap atau hablur violet
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
d) Asam Formiat (Ditjen POM. 1979. hal.648)
Nama resmi : ACIDUM FORMICICCUM
Nama lain : Asam Formiat
Berat molekul : 46,03
Rumus molekul : HC02H
Pemerian : Cairan tidak berwarna, bau sangat tajam
Kalarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol
Kegunaan :Koagulasi karet alam, conditioner pada proses
pencelupan tekstil, conditioner pada proses
peenyamakan kulit, silase
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
e) Metil Orange (Ditjen POM. 1995. hal. 1207)
Nama resmi : TROPAGOUN/HELIANTIN
Nama lain : Jingga metil
Berat molekul : 327,33
Rumus molekul : C14H14N3NAO3S
Pemerian : Serbuk, jingga kekuningan
Kelarutan :Sukar larut dalam air dingin, mudah larut
dalam air panas, tidak larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

2.3 PROSEDUR KERJA

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

1. Asam Forniat
a. Ambil 10 cm3 larutan asam formiat 0,1 M. masukan ke dalam
labu takar 100 cm3, tambahkan air suling sampai batas tanda.
Kocok sampai merata, ambil :
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
Masing-masing larutan yang anda ukur pH nya, tetesi larutan
petunjuk yang sesuai pengukuran anda !
b. Ambil 10 cm3 larutan asam formiat sisa dari percobaan a tadi,
masukkan ke dalam labu takar 100 cm3 dan tambah air suling
sampai batas tanda. Kocok sampai merata, ambil :
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
Masing-masing larutan yang anda ukur pH nya, tetesi larutan
petunjuk yang sesuai !
c. Ambil 10 cm3 larutan asam formiat sisa dari percobaan b tadi,
masukkan ke dalam labu takar 100 cm 3 dan tambah air suling
sampai batas tanda. Kocok sampai merata, ambil :
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
Masing-masing larutan yang anda ukur pH nya, tetesi larutan
petunjuk yang sesuai !
d. Ambil 10 cm3 larutan asam formiat sisa dari percobaan c tadi,
masukkan ke dalam labu takar 100 cm 3 dan tambah air suling
sampai batas tanda. Kocok sampai merata, ambil :
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

Masing-masing larutan yang anda ukur pH nya, tetesi larutan


petunjuk yang sesuai !
e. Ambil 10 cm3 larutan asam formiat sisa dari percobaan d tadi,
masukkan ke dalam labu takar 100 cm 3 dan tambah air suling
sampai batas tanda. Kocok sampai merata, ambil :
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
25 cm3 masukkan ke dalam erlenmeyer, ukur suhu dan pH
Masing-masing larutan yang anda ukur pH nya, tetesi larutan
petunjuk yang sesuai !

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Pratikum


Alat yang digunakan dalam pratikum yaitu : 2 buah gelas
erlenmeyer (25 mL), 2 buah pipet volume (1 pipet volume 10 mL dan 1
pipet volume 25 mL), 3 buah labu takar 100 mL dan 1 buah
thermometer 1000C
3.2 Bahan Pratikum
Bahan yang digunakan dalam pratikum yaitu : 10 mL asam
formiat, 10 mL asam asetat, 2 botol aquadest (air suling), kertas pH
universal dan larutan penunjuk (metil merah dan metil orange).
3.3 Cara Kerja

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

1. Asam Formiat

a. Asam formiat I (0,01 M)


Diambil 10 mL larutan asam formiat, dimasukan ke dalam
labu takar dan diberi label kemudian ditambahkan aquadest hingga
mencapai tanda batas yakni 100 mL, tutuplah labu takar lalu
homogenkan asam formiat dengan aquadest. Kemudian diambil lagi
25 ml dari larutan tersebut dan dimasukan masing-masing ke dalam 3
gelas erlenmeyer lalu diukur suhu dan pH-nya. Setelah itu masukkan
3 tetes metil orange dan metil merah kemudian amati perubahan
warna yang terjadi.
b. Asam formiat II (0,001 M)
Diambil 10 mL dari larutan asam formiat I, dimasukan ke
dalam labu takar yang lain dan diberi label kemudian ditambahkan
aquadest hingga mencapai tanda batas yakni 100 mL, tutuplah labu
takar lalu homogenkan asam formiat dengan aquadest. Kemudian
diambil lagi 25 ml dari larutan tersebut dan dimasukan masing-masing
ke dalam 3 gelas erlenmeyer lalu diukur suhu dan pH-nya. Setelah itu
masukkan 3 tetes metil orange dan metil merah kemudian amati
perubahan warna yang terjadi.
c. Asam formiat III (0,0001 M)
Diambil 10 mL dari larutan asam formiat II, dimasukan ke
dalam labu takar yang lain dan diberi label kemudian ditambahkan
aquadest hingga mencapai tanda batas yakni 100 mL, tutuplah labu
takar lalu homogenkan asam formiat dengan aquadest. Kemudian
diambil lagi 25 ml dari larutan tersebut dan dimasukan masing-masing
ke dalam 3 gelas erlenmeyer lalu diukur suhu dan pH-nya. Setelah itu
masukkan 3 tetes metil orange dan metil merah kemudian amati
perubahan warna yang terjadi.
d. Asam formiat IV (0,00001 M)

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

Diambil 10 mL dari larutan asam formiat III, dimasukan ke


dalam labu takar yang lain dan diberi label kemudian ditambahkan
aquadest hingga mencapai tanda batas yakni 100 mL, tutuplah labu
takar lalu homogenkan asam formiat dengan aquadest. Kemudian
diambil lagi 25 ml dari larutan tersebut dan dimasukan masing-masing
ke dalam 3 gelas erlenmeyer lalu diukur suhu dan pH-nya. Setelah itu
masukkan 3 tetes metil orange dan metil merah kemudian amati
perubahan warna yang terjadi.
e. Asam formiat V (0,000001 M)
Diambil 10 mL dari larutan asam formiat IV, dimasukan ke
dalam labu takar yang lain dan diberi label kemudian ditambahkan
aquadest hingga mencapai tanda batas yakni 100 mL, tutuplah labu
takar lalu homogenkan asam formiat dengan aquadest. Kemudian
diambil lagi 25 ml dari larutan tersebut dan dimasukan masing-masing
ke dalam 3 gelas erlenmeyer lalu diukur suhu dan pH-nya. Setelah itu
masukkan 3 tetes metil orange dan metil merah kemudian amati
perubahan warna yang terjadi.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Tabel 1. Perubahan pH Suhu dan Warna Pada Larutan Asam Formiat


NAMA KONSEN- PH WARNA SUHU
ASAM TRASI
MM MO MM MO MM MO
Formiat 0,01 4 4 Ungu Pink 27 26

Formiat 0,001 5 4 Ungu Peach 27 26

Formiat 0,0001 7 6 Pink pucat Orange 27 26

Format 0,0000,1 7 6 Kuning pucat Orange pucat 27 26

Formiat 0,00000,1 7 6 Ungu Orange pucat 27 26

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

Keterangan : MM = Indikator Metil merah


MO = Indikator Metil Orange

Tabel 2. Perubahan pH Suhu dan Warna Pada Larutan Asam Asetat


NAMA KONSEN- PH WARNA SUHU
ASAM TRASI
MM MO MM MO MM MO
Asetat 0,01 4 4 Orange Pink 26 27

Asetat 0,001 5 6 Pink Orange 26 27

Asetat 0,0001 6 6 Pink pucat Orange pucat 26 27

Asetat 0,0000,1 6 6 Bening kuning Kuning gold 26 27

Asetat 0,00000,1 6 6 Bening pucat Kuning 26 27

Keterangan : MM = Indikator Metil merah


MO = Indikator Metil Orange

Tabel 3. Nilai Ketetapan Kesetimbangan Asam Formiat


Konsentrasi Ka
MM MO
Asam formiat 0,01 M 10-6 10-6

Asam formiat 0,001 M 10-7 10-5

Asam formiat 0,0001 M 10-10 10-8

Asam formiat 0,00001 M 10-9 10-7

Asam formiat 0,00001 M 10-6 10-6

Keterangan : MM = Indikator Metil merah


MO = Indikator Metil Orange

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

Ka = Ketetapan Kesetimbangan

Tabel 4. Nilai Ketetapan Kesetimbangan Asam Asetat


Konsentrasi Ka
MM MO
Asam asetat 0,01 M 10-6 10-6

Asam asetat 0,001 M 10-7 10-5

Asam asetat 0,0001 M 10-8 10-8

Asam asetat 0,00001 M 10-7 10-7

Asam asetat 0,00001 M 10-6 10-6

Keterangan : MM = Indikator Metil merah


MO = Indikator Metil Orange
Ka = Ketetapan Kesetimbangan

Tabel 5. Nilai Derajat Ionisasi Asam Formiat


Konsentrasi 𝜶
MM MO
Asam formiat 0,01 M 10-2 10-2

Asam formiat 0,001 M 10-2 10-2

Asam formiat 0,0001 M 10-3 10-3

Asam formiat 0,00001 M 10-2 10-2

Asam formiat 0,00001 M 3,16 3,16

Keterangan : MM = Indikator Metil merah


MO = Indikator Metil Orange
𝜶 = Derajat Ionisasi

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

Tabel 6. Nilai Derajat Ionisasi Asam Asetat


Konsentrasi 𝜶
MM MO
Asam asetat 0,01 M 10-2 10-2

Asam asetat 0,001 M 10-2 10-2

Asam asetat 0,0001 M 10-2 10-2

Asam asetat 0,00001 M 10-1 10-1

Asam asetat 0,00001 M 3,16 3,16

Keterangan : MM = Indikator Metil merah


MO = Indikator Metil Orange
𝜶 = Derajat Ionisasi

4.2 PEMBAHASAN

Kesetimbangan kimia adalah suatu keaadaan dimana tidak


ada perubahanyang teramati selama bertambahnya waktu reaksi.
Sedangkan ketetapan kesetimbangan berdasarkan adalah hasil
perkalian konsentrasi pereaksi yang masing-masing dipangkatkan
koefiennya. Bunyi hokum kesettimbangan adalah bila suatu reaksi
dalam keadaan setimbang maka hasil konsentrasi zat-zat pereaksi
dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsntrasi zat-zat,
pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang
tetap. Setiap konsentrasi mempunyai harga tetapan kesetimbangan
yang melibatkan turunnya suatu zat menjadi zat yang lebih
sederhana.
Jika suatu reaksi kimia telah mencapai keadaan
kesetimbangan, maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi
konstan sehingga tidak ada perubahan yang teramati dalam sistem.
Meskipun demikian, aktivitas molekul tetap berjalan, molekul-molekul
reaktan berubah menjadi produk secara terus-menerus molekul-
ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm
15020170021
KESETIMBANGAN

molekul produk berubah menjadi reaktan kembai dengan kecepatan


yang sama.
Pada pratikum ini, dilakukan proses kesetimbangan kimia
antara asam dan basa. Maksud dari pratikum ini adalah menentukan
ketetapan kesetimbangan asam lemah. Pada percobaan yang
dilakukan didapatkan bahwa pengenceran asam lemah larutnya
semakin bersifat netral atau semakin mendekati pH 7 artinya semakin
encer suatu larutan asam lemah pHnya akan semakin tinggi. Dengan
demikian terjadi perbedaan pH karena disebabkan perbedaan
konsentrasi. Pengencran terhadap asam menghasilkan
kesetimbangan asam demikian pula pada senyawa basa akan
menghasilkan kesetimbangan basa. Pengenceran dilakukan berbeda-
beda, hal ini menjelaskan bahwa pengenceran dapat menyebabkan
terjadinya perubahan suhu. Semakin encer suatu larutan maka
semakin rendah suhunya, dari teori ini menunjukan bahwa data yang
diperoleh bertolak-belakang dengan teori yang ada. Setelah
pengamatan suhu yang diperoleh mengalami perubahan naik turun.
Hal ini mungkin diakibatkan oleh adanya kesalahan pada saat
pratikum.
Derajat ionisasi adalah jumlah persen molekul atau fraksi
molekul yang terurai menjadi ion-ion. Perubahan derajat ionisasi
semakin kecil jika larutan makin encer. Ini dibuktikan dalam
percobaan yang telah dilakukan dalam hal ini sesuai dengan
pernyataan “Hukum Pengenceran Ostwald”
“Bila larutan berisi elektrolit lemah diencerkan volumenya,
maka derajat ionisasi elektrolit akan mengecil”.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi bergesernya
kesetimbangan
1. Suhu

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

Jika suhu dinaikan maka reaksi akan bergeser kea rah reaksi
endotern. Jika suhu diturunkan maka reaksi akan bergeser ke arah
reaksi yang eksotern.
2. Konsentrasi
Jika salah satu zat konsentrasinya diperbesar (ditambah) maka
reaksi akan bergeser dari arah tersebut. Jika salah satu
konsentrasinnya diperkecil (dikurangi), maka reaksi akan bergeser ke
arahnya.
3. Tekanan
Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil) maka reaksi akan
bergeser ke arah jumlah mol gas yang terkecil dan sebaliknya. Oleh
karena koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol, maka perlu
diperhatikan jumlah koefisien gas pada masing-masing ruang
4. Katalisator
Katalisator hanya berpengaruh memperbesar laju reaksi maju dan
reaksi balik sama kuat.
Sampel yang digunakan dalam pratikum ini yaitu Asam
Formiat (CH2O2) dan asam asesat (CH3COOH). Sampel tersebut
berwujud cair, tidak berwarna, bau yang khas, dan dapat larut dalam
air dan etanol.
Pada percobaan ini juga diberikan dua larutan penunjuk
yaitu metil merah dan metil orange. Pada percobaan pemberian
larutan penunjuk bertujuan agar mengetahui perubahan warna yang
terjadi pada asam formiat. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
kisaran harga pH tiap kali pengenceran dan percobaan yang
dilakukan.
1) Pada percobaan 1 untuk asam formiat (CH2O2) dengan
konsentrasi 0,01 M, ditambahkan indikator metil merah dan metil
orange nilai pHnya sama yaitu 4 dan tidak terjadi perubahan
suhu.

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

2) Pada percobaan 2 untuk asam formiat (CH2O2) dengan


konsentrasi 0,001 M, ditambahkan indikator metil merah dan
metil orange nilai pHnya yaitu 5 (MM) dan 4 (MO) tidak terjadi
perubahan suhu.
3) Pada percobaan 3 untuk asam formiat (CH2O2) dengan
konsentrasi 0,0001 M, ditambahkan indikator metil merah dan
metil orange nilai pHnya yaitu 7 (MM) dan 6 (MO) tidak terjadi
perubahan suhu.
4) Pada percobaan 4 untuk asam formiat (CH2O2) dengan
konsentrasi 0,00001 M, ditambahkan indikator metil merah dan
metil orange nilai pHnya yaitu 7 (MM) dan 6 (MO) tidak terjadi
perubahan suhu.
5) Pada percobaan 4 untuk asam formiat (CH2O2) dengan
konsentrasi 0,00001 M, ditambahkan indikator metil merah dan
metil orange nilai pHnya yaitu 7 (MM) dan 6 (MO) tidak terjadi
perubahan suhu.
Untuk mengetahui larutan dengan kertas pH universal,
kertas lakmus dicelupkan ke dalam larutan selama sekian detik dan
akan terjadi perubahan warna, setelah terjadi perubahan warna,
kertas lakmus diangkat daan dicocokkan dengan table warna yang
ada di kotak, dari kesamaan warna kertas lakmus dan warna pada
tabel warna dapat memberikan keterangan nilai pH suatu asam
lemah. pH asam lemah dipengaruhi oleh pengencerannya, pada
percobaan dapat dibuktikan dengan melihat table hasil pengukuran
pH.
Setelah didapatkan hasil dari percobaan ini yakni pH, suhu
dan warna asam forniat kemudian dilakukan perhitungan untuk
mencari nilai kesetimbangan
Pengencaran mempunyai pengaruh yang sangat besar
dalam penentuan pH larutan, derajat ionisasi dan kesetimbangan

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

daari percobaan dinamakan larutan lemah berdasarkan pada nilai


pHnya.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil penelitian


dilaboratorium dapat disimpulkan :
1) Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan sistem
pengenceran.
2) Untuk CH2O2 0,01 M didapatkan nilai Ka= 10-6 (MM dan MO), 𝛼=
10-2% (MM dan MO).
Untuk CH3COOH didaptkan nilai Ka= 10-6 (MM dan MO), 𝛼= 10-2%
(MM dan MO).
3) Untuk CH2O2 0,001 M didapatkan nilai Ka= 10-7 (MM) dan 10-5
(MO), 𝛼= 10-2% (MM dan MO).
Untuk CH3COOH didaptkan nilai Ka= 10-7 (MM) dan 10-5 (MO), 𝛼=
10-2% (MM dan MO).
4) Untuk CH2O2 0,0001 M didapatkan nilai Ka= 10-10 (MM) dan 10-8
(MO), 𝛼= 10-3% (MM dan MO)
Untuk CH3COOH didaptkan nilai Ka= 10-8 (MM dan MO), 𝛼= 10-2%
(MM dan MO).
5) Untuk CH2O2 0,00001 M didapatkan nilai Ka= 10-9 (MM) dan 10-7
(MO), 𝛼= 10-2% (MM dan MO).
Untuk CH3COOH didaptkan nilai Ka= 10-7 (MM dan MO), 𝛼= 10-1%
(MM dan MO).
6) Untuk CH2O2 0,000001 M didapatkan nilai Ka= 10-6 (MM dan MO),
𝛼= 3,16% (MM dan MO).

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

Untuk CH3COOH didaptkan nilai Ka= 10-6 (MM dan MO), 𝛼=


3,16% (MM dan MO).

5.2 SARAN

Sebaiknya sebelum melakukan percobaan, alat dan bahan


yang digunakan dalam keadaan baik agar diperoleh hassil yang murni
dari percobaan tersebut. Dan kami sangat mengharappkan bimbingan
dari asisten baik dalam pratikum maupun teori, agar proses jalannya
pratikum berjalan dengan baik.

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim . 2017. Penuntun Pratikum Kimia Umum. Universitas Muslim


Indonesia : Makassar
Ditjen POM. 1975. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
RI: Jakarta
Ditjen POM. 1999. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan
RI: Jakarta
Moore, John T. 2003. Kimia For Dummies. Indonesia:Pakar Raya
Raharjo, Sentot B. 2007. Kimia Berbasis Eksperimen. Yrama Widya: Solo
Sunarya, Yayan. 2011. Kimia Dasar 2 Berdasarkan Prinsip-prinsip Kimia
Terkini. Yrama Widya: Jakarta
Susilowati, Endang. 2007. Sains Kimia. Pustaka Mandiri : Solo
Tim Dosen, 2010. Kimia Dasar. Universsitas Hasanuddin: Makassar
Tim Penulis. 2008. Tinta kimia. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri : Solo
Zulkarnaen, Abdul Karim dkk, 2004. Ilmu Kimia Jilid II. Jakarta :Departmen
Kesehatan RI

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN
“KESETIMBANGAN”

OLEH:
NAMA : ASNUR ODE
STAMBUK : 15020170021
KELAS : C.1
KELOMPOK : 3
ASISTEN : RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

LAMPIRAN
A. Asam Formiat
1. Gambar Percobaan 1 (0,01 M)

Perhitungan :

Konsentrasi (ka) : (10-ph)


m

(H3O+) 2 (10-4)2 (10-8)2


Ka = =
(HX) 10-2 10-2
Percobaan 2

Percobaan 3

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021
KESETIMBANGAN

Percobaan 4

Percobaan 5

ASNUR ODE RIFKI SALDI A. WAHID, S.Farm


15020170021

Anda mungkin juga menyukai