Kelompok ke-2
Anggota:
Dalam menstudi sesuatu, yang pertama kali perlu ditetapkan adalah dasar-
dasar berfikir tertentu yang dijadikan pijakan awal (starting point) seorang untuk
melakukan studi. Dasar-dasar tersebut mengandung asumsi-asumsi (suatu
kebenaran yang diterima), serta pertimbangan-pertimbangan logis sekitar objek
studi. Dasar-dasar berfikir ini selanjutnya dijadikan sebagai cara berfikir (mood of
though) bagi penstudi dalam melihat permasalahan atau objek studi. Selanjutnya,
ia menentukan pendekatan, metode dan teknik penelitian tertentu sesuai dengan
dasar-dasar tersebut. Dalam studi tentang metodologi, dasar-dasar berfikir
semacam ini disebut paradigma (paradigm).
Dalam kaitannya dengan tujuan penulisan ini, Islam diletakkan pada dua
posisi. Paradigma Pertama, Islam merupakan kebenaran, doktrin, ajaran, norma-
norma dan keyakina yang bersumber pada wahyu Tuhan. Sedangkan, paradigm
kedua, Islam merupakan keberadaan dan kondisi riil Islam, apakah masyarakat,
peradaban dan sejarah Islam. Jika yang pertama Islam dilihat sebagai konsepsi
ideal, sedangkan yang kedua Islam dilihat sebagai realitas historis. Jika paradigma
pertama Islam mengandung nilai-nilai universalitas (keumuman) dan eternalitas
1
(keabadian), sedangkan paradigma kedua mengandung nila-nilai partikular
(terbatas oleh tempat) dan temporal (terbatas oleh waktu).
Kedua dasar berfikir (paradigma) ini hendak dijadikan sebagai pijakan dan
cara pandang terhadap objek studi tentang Islam.
1. Pendekatan Normatif
2
a. Pendekatan Teologis
b. Pendekatan Filosofis
c. Pendekatan Legalistik
d. Pendekatan Mistik
Secara akademik, pendekatan mistik memandang agama (dalam dimensi
normatif) atau praktek-praktek keberagaman (dalam dimensi empirik)
orang dengan teori-teori atau ilmu tasawuf yang telah ada. Atau. Berusaha
menghayati atau berempati secara langsung pada wilayah mistik.
e. Pendekatan Hermeneutika
2. Pendekatan Historis
3
a. Pendekatan Sosiologis
b. Pendekatan Kultural
c. Pendekatan Historis
d. Pendekatan Politik
e. Pendekatan Psikologi
f. Pendekatan Fenomenologi
Metode di sini diartikan dengan cara yang ditempuh oleh seorang penstudi
untuk memahami dan mengkaji Islam sebagai objek studi. Metode berkaitan
dengan penjelasan tentang bagaimana suatu pendekatan dijalankan.
4
Berbicara tentang metode, Mukti Ali pernah menawarkan sejumlah
metode-metode yang dianggap tepat untuk memahami Islam yaitu metode ilmiah-
cum- doktriner, metode ide dan biografi, dan metode tipologi peerbandingan.
Metode lain yang menurut Mukti Ali sangat tepat untuk memahami Islam,
adalah metode menganalogikan agama dengan manusia. Untuk mengetahui
manusia besar dapat ditempuh dengan dua cara. Pertama, mengetahui ide-ide
dan pikiran-pikirannya yang cemerlang. Kedua, Mengetahui biografinya.
Yaitu mengklasifikasikan suatu topik dan tema yang mempunyai tipe yang
sama tentang agama, kemudian tipe tersebut diperbandingkan dengan tipe-tipe
yang ada pada agama lain, dan yang terakhir mengambil kesimpulan dengan
model perbandingan.