Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATKUL METODOLOGI STUDI ISLAM (MSI)

Kelompok ke-2

Anggota:

1. Irhash Ramadhan Putra (210112031)

2. Nisyara Ratna Furi (210112039)

Kelas SA.B / Semester IV

PARADIGMA, PENDEKATAN DAN METODE STUDI ISLAM

A. Paradigma Studi Islam

Dalam menstudi sesuatu, yang pertama kali perlu ditetapkan adalah dasar-
dasar berfikir tertentu yang dijadikan pijakan awal (starting point) seorang untuk
melakukan studi. Dasar-dasar tersebut mengandung asumsi-asumsi (suatu
kebenaran yang diterima), serta pertimbangan-pertimbangan logis sekitar objek
studi. Dasar-dasar berfikir ini selanjutnya dijadikan sebagai cara berfikir (mood of
though) bagi penstudi dalam melihat permasalahan atau objek studi. Selanjutnya,
ia menentukan pendekatan, metode dan teknik penelitian tertentu sesuai dengan
dasar-dasar tersebut. Dalam studi tentang metodologi, dasar-dasar berfikir
semacam ini disebut paradigma (paradigm).

Untuk mengetahui paradigm studi Islam, terlebih dahulu kita letakkan


islam – sebagai objek studi – pada posisi apa; dan apa tujuan akhir studi
dilakukan.

Dalam kaitannya dengan tujuan penulisan ini, Islam diletakkan pada dua
posisi. Paradigma Pertama, Islam merupakan kebenaran, doktrin, ajaran, norma-
norma dan keyakina yang bersumber pada wahyu Tuhan. Sedangkan, paradigm
kedua, Islam merupakan keberadaan dan kondisi riil Islam, apakah masyarakat,
peradaban dan sejarah Islam. Jika yang pertama Islam dilihat sebagai konsepsi
ideal, sedangkan yang kedua Islam dilihat sebagai realitas historis. Jika paradigma
pertama Islam mengandung nilai-nilai universalitas (keumuman) dan eternalitas

1
(keabadian), sedangkan paradigma kedua mengandung nila-nilai partikular
(terbatas oleh tempat) dan temporal (terbatas oleh waktu).

Kedua dasar berfikir (paradigma) ini hendak dijadikan sebagai pijakan dan
cara pandang terhadap objek studi tentang Islam.

B. Pendekatan Studi Islam

Berpijak pada kedua paradigma di atas, dalam melakukan stud Islam,


maka pada tahap berikutnya seorang penstudi metodologi studi Islam perlu
menetapkan suatu pendekatan (approach) yang tepat. Pendekatan di sini diartikan
sebagai sudut pandang (starting view), bagaimana suatu permasalahan didekati,
dibahas dan dianalisa, berdasarkan sudut (ilmu atau teori) tertentu, sehingga
mendapatkan kesimpulan yang tepat. Dalam pendekatan terkandung di samping
unsur filosofis juga unsur metodologis yang dalam filsafat ilmu dimasukkan pada
tataran epistemologis. Jadi pendekatan bersifat lebih operasional daripada
paradigma.

Dalam konteks Islam, pendekatan dimaksud adalah cara seorang penstudi


memandang, membahas, dan menganalisa suatu objek agama Islam dengan
menggunakan ilmu-ilmu atau teori-teori tertentu.

Namun, untuk keperluan ini, berdasarkan kedua paradigma di atas,


dikemukakan dua pendekatan utama sebagaimana biasa dipergunakan oleh para
peneliti Islam. Pertama, pendekatan yang dikembangkan dari paradigma Islam
sebagai doktrin. Kedua, pendekatan yang dikembangkan dari paradigma Islam
sebagai realitas (kenyataan). Dengan kata lain, pendekatan pertama disebut
dengan pendekatan normatif, dan yang kedua disebut dengan pendekatan historis.

1. Pendekatan Normatif

Dalam pendekatan normatif, untuk menstudi Islam, ilmu-ilmu dan teori-


teori yang dijadikan kerangka atau kacamata penjelas (sebagai pendekatan)
tersebut berupa ilmu-ilmu adan teori-teori agama seperti kalam, fikih dan
tasawuf.untuk lebih jelasnya , berikut dikemukakan secara singkat beberapa
bagian pendekatan normatif yang menggunakan teori-teori dalam ilmu-ilmu
agama normatif; pendekatan teoligis, filosofis, legalistik, dan mistik.

2
a. Pendekatan Teologis

Pendekatan teologis agama dipandang sebagai keyakinan atau dogma


Tuhan yang bersifat absolut

b. Pendekatan Filosofis

Pendekatan filosofis dalam studi Islam dapat diartikan memandang, dan


memahami agama dengan cara memikirkannya secara mendalam,
sistematis, radikal dan universal, sehingga mencapai inti atau hakikat
agama.

c. Pendekatan Legalistik

Pendekatan legalistik menilai semua perbuatan manusia secara formal dan


rigid, bahkan memberikan klaim-klaim kebenarannya secara mengikat.
Dan pendekatan ini memahami ajaran-ajaran agama dari dimensi aturan-
aturan hukum yang bersifat formal.

d. Pendekatan Mistik
Secara akademik, pendekatan mistik memandang agama (dalam dimensi
normatif) atau praktek-praktek keberagaman (dalam dimensi empirik)
orang dengan teori-teori atau ilmu tasawuf yang telah ada. Atau. Berusaha
menghayati atau berempati secara langsung pada wilayah mistik.
e. Pendekatan Hermeneutika

Pada dasarnya pendekatan hermeneutika adalah cara memahami pesan-


pesan teks suci untuk mengetahui makna-makna pesan yang sebenarnya
dan bagaimana hubungannya dengan konteks di mana teks itu kemudian
dipahami oleh manusia.

2. Pendekatan Historis

Pendekatan ini melihat objek studi dari paradigma Islam sebagai


realitas (apa yang sebenarnya terjadi), seperti kondisi sosial umat Islam,
kenyataan sejarah, kondisi politik dan ekonominya, dll. Untuk lebih jelasnya,
berikut disampaikan beberapa bagian dari pendekatan historis yang
menggunakan teori-teori atau ilmu-ilmu sosial yaitu pendekatan sosiologis,
pendekatan kultural, pendekatan historis, pendekatan politis dan pendekatan
psikologis.

3
a. Pendekatan Sosiologis

Pendekatan sosiologi melihat agama sebagai objek baik berupa ajaran


khususnya masyarakat Islam dalam kerangka teori-teori sosiologi.

b. Pendekatan Kultural

Pendekatan kultural memahami agama dengan melihat wujud praktek


keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat.

c. Pendekatan Historis

Sejarah melihat masa lampau melalui kerangka apa, di mana, kapan,


bagaimana, apa sebabnya, dan siapa pelaku-pelakunya. Kerangka
semacam ini dapat digunakan untuk menjelaskan agama baik dalam
dimensi historis maupu dimensi masa sekarang.

d. Pendekatan Politik

Pendekatan politik dapat digunakan untuk menjelaskan agama baik dalam


dimensi ajaran-ajaran maupun realitasnya. Agama di sini dipandang
sebagai kekuatan politik.

e. Pendekatan Psikologi

Dengan pendekatan ini dapat diketahui tingkat keagamaan yang dihayati,


dipahami, dan diamalkan oleh seseorang. Juga dapat digunakan untuk
memasukkan agama ke dalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkat
usianya.

f. Pendekatan Fenomenologi

Pendekata fenomenologi memahami makna atau hakikat yang sebenarnya


dari suatu gejala objek yang dikaji melalui jiwa atau kesadaran objek itu
sendiri.

C. Metode-Metode Studi Islam

Metode di sini diartikan dengan cara yang ditempuh oleh seorang penstudi
untuk memahami dan mengkaji Islam sebagai objek studi. Metode berkaitan
dengan penjelasan tentang bagaimana suatu pendekatan dijalankan.

4
Berbicara tentang metode, Mukti Ali pernah menawarkan sejumlah
metode-metode yang dianggap tepat untuk memahami Islam yaitu metode ilmiah-
cum- doktriner, metode ide dan biografi, dan metode tipologi peerbandingan.

1. Metode ilmiah-cum- doktriner

Metode Ali menawarkan metode yang menggunakan (mensintesiskan) antara


keduanya, yang kemudian ia sebut metode sintesis: ilmiah-cum-doktriner.
Mukti Ali menjelaskan, bahwa metode ini merupakan penggabungan antara
dua metode yang pernah dikenal dalam tradisi Islam, yaitu metode naqliyah
(tradisional), aqliyah (rasional) dan keysf (mistik).

2. Metode ide dan biografi

Metode lain yang menurut Mukti Ali sangat tepat untuk memahami Islam,
adalah metode menganalogikan agama dengan manusia. Untuk mengetahui
manusia besar dapat ditempuh dengan dua cara. Pertama, mengetahui ide-ide
dan pikiran-pikirannya yang cemerlang. Kedua, Mengetahui biografinya.

3. Metode tipologi perbandingan

Yaitu mengklasifikasikan suatu topik dan tema yang mempunyai tipe yang
sama tentang agama, kemudian tipe tersebut diperbandingkan dengan tipe-tipe
yang ada pada agama lain, dan yang terakhir mengambil kesimpulan dengan
model perbandingan.

Anda mungkin juga menyukai