Anda di halaman 1dari 290

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP

KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA PADA MATERI


HIDROLISIS GARAM

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :
Murni Arifah
1113016200026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017
i
ii
ABSTRAK
Murni Arifah (NIM 1113016200026). Pengaruh Model Problem Based
Learning terhadap Keterampilan Metakognitif Siswa pada Materi Hidrolisis
Garam. Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Salah satu jenis keterampilan yang harus dimiliki peserta didik untuk menghadapi
tantangan abad 21 adalah keterampilan metakognitif. Hasil riset analisis
keterampilan metakognitif di kalangan peserta didik masih rendah, hal ini
disebabkan oleh pola pembelajaran di sekolah masih kurang mendukung dalam
mengembangkan keterampilan metakognitif. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap
keterampilan metakognitif siswa pada materi hidrolisis garam. Metode yang
digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian Pre and Posttest
Design . Data penelitian kelas eksperimen diperoleh dari 36 siswa yang berasal dari
kelas XI MIA 3 sedangkan kelas kontrol diperoleh dari 36 siswa kelas XI MIA 1
dengan teknik pengambilan data purposive sampling dan menggunakan Inventori
berupa Metacognitive Activities Inventory (MCA-I) yang dikembangkan oleh
Cooper dan Sandi-urena (2009). Hasil analisis data menunjukan bahwa nilai p-
value (sig.2.tailed) kelompok eksperimen adalah 0,000 < 0,050, berarti penolakan
H0 atau disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model PBL terhadap keterampilan
metakognitif siswa pada materi hidrolisis garam. Hal ini disebabkan oleh
karakteristik model PBL yang dapat melatih keterampilan perencanaan,
pemantauan dan evaluasi melalui langkah-langkah pembelajaran yang diberikan
pada siswa (Tosun dan Erdal 2013, Wahyu dan Azizah 2014).
Kata Kunci : Keterampilan Metakognitif, Hidrolisis Garam, Problem Based
Learning.

iv
ABSTRACT
Murni Arifah (NIM 1113016200026). The Efect of Problem Based Learning
(PBL) towards Students’ Metacognitive Skill on Material Salt Hydrolysis.
Skripsi. Chemistry Education Departement Faculty of Tarbiyah and Teachers’
Training Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.
One of the kinds of skills that learners have to face to challenge the 21st century is
metacognitive skills. Students’ Metacognitive Skill is founded low due to the use of
learning strategies in schools is still not appropriate in developing metacognitive
skills.The aims of this study was to determine the effect of Problem Based Learning
model (PBL) on students' metacognitive skills on salt hydrolysis. Quasi
experimental with non-equivalent research design Pre and Posttest Design was
used to determine the evidence of the study. The experimental group research data
were obtained from 36 students’ XI MIA 3 class and control group was obtained
from 36 students of XI MIA 1 class with purposive sampling technique.
Metacognitive Activities Inventory (MCA-I) developed by Cooper and Sandi -urena
(2009) were used in this research. The result of data analysis shows that the p-value
(sig.2.tailed) of the experimental group is 0.000 < 0.050, it means rejection of H0
or concluded that there is effectived of PBL model to the students metacognitive
skill on salt hydrolysis. This is due the characteristics of the PBL model that can
training the skills of planning, monitoring and evaluation skills through the
learning steps given to the students (Tosun and Erdal 2013, Wahyu and Azizah
2014).

Keywords : Salt Hydrolysis, Metacognitive Skill, Problem Based Learning (PBL).

v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohirm
Alhamdullilahi robbil ‘alamiin. Puji syukur kehadirat Allah
Subhanahuu Wa Ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap
Keterampilan Metakognitif Siswa pada Konsep Hidrolisis Garam”.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Sholallahu Alaihi Wassalam beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya
hingga akhir zaman.

Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah


memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan
tulus ikhlas dan rendah hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
2. Burhanudin Milama, M.Pd., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, ilmu
dan bimbingan serta saran kepada penulis dengan penuh kesabaran.
3. Dewi Murniati, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah memeberikan
waktu, ilmu, bimbingan, motivasi, semangat, serta saran dengan penuh
keikhlasan dan kesabaran dalam penyusunan skripsi ini hingga akhir.
4. Tonih Feronika, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan, waktu, perhatian, motivasi, dan semangat kepada
penulis selama perkuliahan berlangsung.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi
Pendidikan Kimia FITK UIN syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menjadi
mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

vi
6. Dra. Hj. Umi Harini, M.Si., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 47 Jakarta
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Praktik
Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) sekaligus melakukan penelitian.
7. Heni Purwaningsih, M.Pd., dan Sukatri, S.Pd., selaku guru mata pelajaran
kimia SMA Negeri 47 Jakarta yang memberikan izin dan membantu penulis
selama melaksanakan penelitian.
8. Ayahanda tercinta (Tafsirun) dan Ibunda tersayang (Sanatun) yang selalu
memberikan doa, dukungan, semangat, motivasi serta semua yang penulis
butuhkan dalam penyelesaian masa studi ini.
9. Adik tersayang, Izmi Roykhan Fadhilah yang selalu memberikan dukungan
serta semangat kepada penulis selama penulis menyelesaikan proses skripsi
ini.
10. Bayu Budi Setiawan, S.T., yang telah membantu penulis selama proses
validasi instrumen hingga pengolahan data penelitian.
11. Sepupu dan saudara-saudaraku Nok Tata, Nok Fuzi, Mas Riswo, Mas
Samsul, Mas Ade, Mba Seli, Mba Nur Kholifah yang selalu penulis minta
doanya buat penyelesaian skirpsi ini.
12. Sahabat shalihahku Enggar Fatima Damayanti yang selalu siap jadi
pendengar setia penulis saat penulis menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat terbaik Dewi Aningrum, Siti Mujanah, Annida
Rahmadiani, yang selalu memberikan keceriaan kepada penulis saat penulis
menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-teman seperjuangan SMA Chotijah, Ami Handayani Putri, Kholifah,
dan Fitriyatun Nur Janah yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
15. My Beloved Gesrek Siti Nurul Ilmiyyah Laili, Nur Hasanah yang selalu siap
jadi tempat penulis menuangkan semua rasa selama proses skripsi.
16. Agus Sulistiono, teman PPKT, teman suka dan duka, teman seperjuangan
bimbingan yang selalu ada saat dibutuhkan saat penyelesaian skripsi.
17. Teman-teman PPKT, (Upi, Dita, Heti, Melisa) yang telah membantu penulis
selama praktik mengajar di SMA N 47 Jakarta.

vii
18. Teman-teman angkatan 2013 yang saling memberikan motivasi dan
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
19. Teman-teman bimbingan skripsi Pak Burhan dan Bu Dewi yang sudah
berbagi waktu, kesabaran, semangat dan motivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
20. Adik-adik SMA N 47 Jakarta yang selalu memberikan energi kepada
penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan telah membantu penulis
menyelesaikan penelitian dengan baik.
21. Tim Pengajar Quantum Research, Kak Kristian, Kak Ilham, Kak Faiz, Kak
Tari, Kak Alesti, Kak Wanda, Kak Flo, Buya yang selalu memberikan
penulis petuah-petuah hebat untuk berjuang menyelesaikan skripsi ini.
22. Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan
masukan, kritik, dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai
calon pendidik dan secara umum bagi pemberdayaan dan peningkatan
pendidikan berkualitas untuk generasi masa depan. Amiin.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh
Jakarta, September 2017

Penulis

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ..........................ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ....................................... iii
ABSTRAK................................................................................................ iv
ABSTRACT ...............................................................................................v
KATA PENGANTAR ............................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...............................................................5
C. Pembatasan Masalah ..............................................................5
D. Rumusan Masalah ..................................................................6
E. Tujuan Penelitian ...................................................................6
F. Manfaat Penelitian .................................................................6

BAB II LANDASAN TEORETIK .........................................................7

A. Kajian Teori ...........................................................................7


1. Problem Based Learning (PBL) ......................................7
2. Metakognitif....................................................................14
B. Materi Hidrolisis Garam .......................................................20
C. Penelitian yang Relevan........................................................24
D. Kerangka Pikir ......................................................................26
E. Hipotesis Penelitian...............................................................29

ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................30


B. Metode dan Desain Penelitian...............................................30
C. Prosedur Penelitian................................................................31
D. Populasi dan Sampel .............................................................34
E. Teknik Pengumpulan Data....................................................34
F. Teknik Analisis Data.............................................................37
G. Perumusan Hipotesis Statistik...............................................40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................41

A. Hasil Penelitian .....................................................................41


1. Data Hasil Pretest ...........................................................41
2. Data Hasil Posttest ..........................................................42
3. Data Persentase Ketercapaian Indikator..........................42
4. Analisis Data ...................................................................47
a. Uji Prasyarat..............................................................47
1. Uji Normalitas.....................................................47
2. Uji Homogenitas .................................................49
b. Uji Hipotesis ............................................................51
5. Data Keterlaksanaan model PBL ....................................53
B. Pembahasan...........................................................................53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................64

A. Kesimpulan ..........................................................................64
B. Saran.....................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Teori model komponen metakognitif.............................................16
Gambar 2.2 Metakognitif Framework................................................................18
Gambar 2.3 Kerangka Pikir................................................................................28
Gambar 3.1 Alur Penelitian................................................................................33
Gambar 4.1 Grafik Persentase Ketercapaian Keterampilan Metakognitif Siswa
Kelompok Kontrol dan Eksperimen ..............................................45
Gambar 4.2 Grafik Ketercapaian Indikator Pada Aspek Perencanaan ..............46
Gambar 4.3 Grafik Ketercapaian Indikator Pada Aspek Pemantauan ...............46
Gambar 4.4 Grafik Ketercapaian Indikator Pada Aspek Evaluasi .....................47

xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fase-fase penerapan PBL...................................................................10
Tabel 2.2 Sintaks PBL .......................................................................................11
Tabel 2.3 Kerangka Metakognitif ......................................................................19
Tabel 3.1 Desain Penelitian................................................................................32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Keterampilan Metakognitif .................................................35
Tabel 3.3 Kategori Pemberian Alternatif Jawaban ............................................36
Tabel 3.5 Intrepretasi Koefisien Reliabilitas......................................................37
Tabel 3.6 Range Persentase ...............................................................................38
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Pretest Keterampilan Metakognitif ...................41
Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Posttest Keterampilan Metakognitif..................42
Tabel 4.3 Persentase Ketercapaian Indikator Ketercapaian Indikator Pretest...43
Tabel 4.4 Persentase Ketercapaian Indikator Ketercapaian Indikator Posttest..44
Tabel 4.5 Uji Normalitas Pretest Keterampilan Metakognitif...........................48
Tabel 4.6 Uji Normalitas Posttest Keterampilan Metakognitif .........................49
Tabel 4.7 Uji Homogenitas Pretest Keterampilan Metakognitif .......................50
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Posttest Keterampilan Metakognitif......................51
Tabel 4.9 Uji Hipotesis Keterampilan Metakognitif Kelompok Kontrol ......... 52
Tabel 4.10 Uji Hipotesis Keterampilan Metakognitif Kelompok Eksperimen..52

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis KD dan Indikator.............................................................72
Lampiran 2 RPP Kelompok Eksperimen ..........................................................76
Lampiran 3 RPP Kelompok Kontrol.................................................................99
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa .....................................................................120
Lampiran 5 Lembar Observasi.........................................................................140
Lampiran 6 Kisi-kisi Tes Keterampilan Metakognitif Siswa ..........................163
Lampiran 7 Instrumen Tes Keterampilan Metakognitif Siswa ........................167
Lampiran 8 Data Hasil Pretest Kelas Kontrol .................................................177
Lampiran 9 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen...........................................183
Lampiran 10 Data Hasil Posttest Kelas Kontrol ...............................................189
Lampiran 11 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen ........................................195
Lampiran 12 Hasil Perhitungan dengan SPSS ..................................................201
Lampiran 13 Lembar Hasil Validasi Tes Keterampilan Metakognitif..............207
Lampiran 14 Lembar Hasil Reliabilitas Tes Keterampilan Metakognitif.........215
Lampiran 15 Lembar Jawaban Siswa ...............................................................217
Lampiran 16 Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing 1 ..........................230
Lampiran 17 Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing 2 ..........................231
Lampiran 18 Surat Permohonan Izin Validasi Instrumen.................................232
Lampiran 19 Surat Keterangan Telah Melakukan Validasi ..............................233
Lampiran 20 Surat Permohonan Izin Penelitian ...............................................234
Lampiran 21 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ...........................235
Lampiran 22 Lembar Uji Referensi ..................................................................236
Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian.............................................................. 248

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa
pembentukan Pemerintah Negara Indonesia yaitu antara lain untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat tersebut adalah
dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan produk undang-undang
pendidikan pertama pada awal abad ke-21 (Kemendikbud, 2012). Dengan
demikian, melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tersebut
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia diharapkan dapat menjadi sarana
bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi diri guna menghadapi
tantangan abad ke-21 sekarang ini.
Dalam konteks pembelajaran sains atau Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), pengetahuan dan keterampilan peserta didik diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan untuk mencari jawaban atas
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana tentang gejala-gejala alam
tertentu. Kimia merupakan salah satu bagian dari cabang IPA yang
mempelajari gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi,
struktur, sifat, transformasi, dinamika, dan energetika zat. Dalam rangka
penguasaan kecakapan abad 21 maka pembelajaran kimia di SMA/MA
dipandang bukan hanya untuk pengalihan pengetahuan dan keterampilan
kepada peserta didik, tetapi juga untuk membangun keterampilan berpikir
melalui pengalaman kerja ilmiah (Kemendikbud, 2016). Salah satu
keterampilan tersebut adalah keterampilan metakognitif, yang dituliskan
dalam beberapa temuan hasil penelitian para ahli di bidang pendidikan dan
psikologi terkait keterampilan yang berkaitan dengan abad ke-21 adalah
berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, metakognitif, dan motivasi (Emily dan
Michaela, 2012).

1
2

Keterampilan metakognitif berkaitan dengan kemampuan yang


diperoleh dari hasil pemantauan, bimbingan, arahan dan pengendalian
perilaku belajar serta pemecahan masalah. Selama melaksanakan tugas,
siswa secara sistematis mengikuti apa yang sudah direncanakan atau dapat
dengan sengaja mengubah rencana dengan melakukan pemantauan,
pemeriksaan, dan mencatat hal-hal penting dalam menyelesaikan tugas
seperti waktu dan manajemen sumber daya yang digunakan. Pada akhir
pelaksanaan tugas, siswa dapat mengevaluasi tugas yang telah dikerjakan
apakah sesuai dengan tujuan, sehingga rekapitulasi dan refleksi dari proses
pembelajaran dapat diamati (Veenam, 2012, hlm. 24). Hal ini berarti bahwa,
peserta didik menggunakan keterampilan metakognitif yang dimiliki selama
proses pemecahan masalah agar tugas yang diberikan dapat terselesaikan
dengan baik sesuai dengan tujuan yang ada.
Penelitian yang dilakukan oleh Ratnawati, Nurdin, dan Gonggo
(2015) menunjukkan bahwa tingkat metakognitif siswa dalam memecahkan
masalah kimia masih rendah, hal ini disebabkan kemampuan peserta didik
dalam menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan baru
seperti menggunakan konsep tertentu untuk menyelesaikan masalah belum
berkembang dengan baik pada diri peserta didik. Hal ini berdampak pada
ketidakmampuan siswa dalam memecahkan masalah kimia tersebut.
Penelitian lain dilakukan oleh Muhlisin, Herawati, Amin, dan Rohman
(2016) juga menyatakan bahwa keterampilan metakognitif peserta didik
secara keseluruhan didominasi pada kriteria rendah sebesar 49% dan pada
kriteria sangat rendah sebesar 2,1%. Rendahnya keterampilan metakognitif
tersebut didasarkan pada adanya perbedaan kemampuan akademik perserta
didik, menurut hasil penelitian ini dibutuhkan strategi atau model
pembelajaran yang dapat mengakomodir kesenjangan antara kemampuan
akademik atas dan akademik bawah agar perbedaan keterampilan
metakognitif peserta didik dapat diminimalisir.
Penelitian tersebut di atas menunjukkan bahwa strategi atau model
pembelajaran yang digunakan oleh guru menjadi hal penting dalam
3

mengembangkan keterampilan metakognitif peserta didik di sekolah,


namun pola pembelajaran di sekolah masih didominasi paradigma Teacher-
Centered, non-kontruktivistik. Pola pembelajaran tersebut menurut Danial
(2010) kurang mendukung pengembangan pengetahuan dan penguasaan
konsep, sikap, moral, dan pemberdayaan keterampilan metakognitif,
padahal keterampilan metakognitif merupakan satu dari sekian aspek
penting dalam pembelajaran yang memberikan kontribusi besar dalam
pencapaian prestasi akademik peserta didik. Pendapat ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Kristiani, Susilo, Rohman, dan
Aloysius (2015) tentang kontribusi keterampilan metakognitif dan sikap
ilmiah peserta didik dalam pembelajaran yang menyimpulkan bahwa
kontribusi keterampilan metakognitif peserta didik jauh lebih besar
dibandingkan dengan sikap ilmiah peserta didik.
Keterampilan metakognitif peserta didik tidak dapat berkembang baik
tanpa adanya masalah. Ketika peserta didik dihadapkan pada masalah, di
saat itu pula peserta didik baru memulai pembelajaran. Flavell (dalam
Delvecchio, 2011) menjelaskan bahwa kondisi tersebut termasuk stimulan
dalam pengalaman metakognitif bagi peserta didik. Pemecah masalah yang
terampil merefleksikan keterampilan metakognitif yang digunakan selama
proses pemecahan masalah. Hal ini berarti, diperlukan pembelajaran yang
dapat memberdayakan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah
sekaligus dapat memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan
keterampilan metakognitif yang dimiliki.
Salah satu model pembelajaran yang dapat memberdayakan
kemampuan berpikir serta dapat mengembangkan keterampilan
metakognitif peserta didik adalah model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). Menurut Danial (2010) melalui strategi ini peserta didik
dapat membangun pengetahuannya sendiri serta mengembangkan
keterampilan metakognitifnya melalui kegiatan mencari dan memproses
informasi berdasarkan pengalaman. Selain itu, menurut Rahayu dan Azizah
(2012) dengan menggunakan PBL, peserta didik diberikan masalah autentik
4

yang penyelesaiannya dapat dipraktikkan melalui aktivitas pembelajaran,


sehingga dapat membantu peserta didik dalam memproses informasi dan
membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikatakan Rusman (2012, hlm. 230) bahwa metode pembelajaran dengan
rangkaian pembelajaran yang melibatkan intelegensi dari diri dalam
individu yang berada dalam kelompok orang atau lingkungan untuk
pemecahan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual adalah model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dalam pembelajaran juga memberikan pengaruh positif terhadap
keterampilan metakognitif peserta didik. Hal itu diamati oleh peneliti pada
bagian konteks pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik, adanya
kontak sosial antara peserta didik dalam pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) yang muncul mengakibatkan tingkat metakognitif mereka
meningkat. Sebab, meta- level kognitif peserta didik pada tingkat tertinggi
biasanya tidak akan muncul ketika peserta didik menerima tugas dari luar
dengan penyelesaian dari tugas tersebut sudah diketahui (Downing, 2010).
Penelitian lain menyebutkan bahwa keterampilan metakognitif dilatih
melalui aktivitas-aktivitas yang dilalui peserta didik selama proses
pembelajaran mengikuti sintak atau langkah-langkah model pembelajaran
PBL (Wahyu dan Azizah, 2014) dan dapat dibentuk dengan adanya Lembar
Kerja Siswa (LKS) yang berbasis PBL (Haryani, Astiningsih, Supardi, dan
Kurniawan, 2017).
Fakta lain terkait penggunaan model PBL dalam pembelajaran adalah
untuk mengembangkan kemampuan bertanya, mendengar, bertukar ide,
kemampuan interaksi dengan teman sekelompok, serta meningkatkan hasil
belajar kimia peserta didik. Menurut Suyanti dan Joshua (2015), model PBL
dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada salah satu konsep yang
diajarkan di sekolah yaitu konsep hidrolisis garam. Dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas, pada konsep hidrolisis garam peserta didik
mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan konsep tersebut dalam
5

kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan sebelum mengimplementasikan


konsep tersebut peserta didik diharuskan terlebih dahulu memahami konsep
asam dan basa, bagaimana hasil pencampuran antara larutan asam dan basa
yang menghasilkan garam, dan bagaimana rumus hidrolisis garam dalam
perhitungan pH, baru kemudian peserta didik dapat mengimplementasikan
konsep hidrolisis dalam kehidupan sehari-hari. Didasarkan pada tiga
karakteristik utama pembelajaran kimia sendiri yaitu tersusun atas
pemahaman konsep, aplikasi perhitungan matematis, dan pelaksanaan
percobaan atau eksperimen, penggunaan model PBL dapat digunakan
peserta didik untuk mendiskusikan, menghitung serta memprediksikan
garam yang mengalami hidrolisis sehingga hasil belajar kimia peserta didik
menjadi lebih baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Keterampilan Metakognitif Siswa Pada Materi Hidrolisis
Garam”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang
teridentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya keterampilan metakognitif peserta didik yang ditinjau
berdasarkan hasil riset analisis keterampilan metakognitif.
2. Pola pembelajaran di sekolah kurang mendukung perkembangan
keterampilan metakognitif peserta didik.
3. Peserta didik mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan
konsep kimia dalam kehidupan sehari-hari.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah, maka masalah yang teridentifikasi
pada poin-poin di atas dibatasi. Pembatasan masalah pada penelitian ini
adalah :
1. Analisis keterampilan metakognitif peserta didik diukur langsung
menggunakan Metacognitive Activities Inventory (MCA-I) menurut
6

teori Cooper dan Sandi-Urena (2009), dengan indikator yang diukur


meliputi 3 aspek yaitu perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.
2. Model Problem Based Learning (PBL) digunakan dalam
pembelajaran untuk mengetahui perkembangan keterampilan
metakognitif peserta didik berdasarkan teori menurut Arends (2012).
3. Konsep kimia yang digunakan adalah hidrolisis garam.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap keterampilan
metakognitif peserta didik dalam mata pelajaran kimia konsep hidrolisis
garam?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap
keterampilan metakognitif peserta didik.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi peserta didik : Dengan memahami keterampilan metakognitif
peserta didik, lebih memungkinkan peserta didik untuk memperhatikan
apa yang mereka lakukan, mengapa dan bagaimana suatu konsep yang
telah mereka dapatkan di dalam kelas dapat digunakan dalam proses
penyelesaian tugas di sekolah.
2. Bagi sekolah : Dengan mengetahui keterampilan metakognitf siswanya,
pihak sekolah dapat mengarahkan guru sebagai pengajar untuk
menggunakan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan
keterampilan metakognitif peserta didik, agar kualitas pembelajaran di
sekolah menjadi lebih baik.
BAB II

LANDASAN TEORETIK

A. Kajian Teori
1. Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Model PBL
Sejak tahun 1970-an, di McMaster University Canada
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) telah
dikembangkan hingga kini sudah merambah ke berbagai lembaga
pendidikan di dunia (Taufiq, 2009, hlm. 21). Menurut Hmelo dan
Silver (2004) model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
merupakan sebuah metode instruksional yang memfasilitasi siswa
untuk belajar memecahkan masalah. Dalam PBL, pembelajaran
berpusat pada sebuah masalah yang kompleks yang tidak memiliki
satu jawaban benar. Siswa belajar dalam kelompok kolaboratif
untuk mengidentifikasikan apa yang mereka butuhkan untuk
belajar dalam rangka memecahkan masalah. Dijelaskan pula oleh
Arends (2012, hlm. 396) bahwa Problem Based Learning (PBL)
merupakan sebuah model pembelajaran yang menjadikan masalah
autentik dan situasi permasalahan yang kompleks sebagai pijakan
dalam penyelidikan dan penemuan informasi bagi siswa.
Rumusan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) juga diungkapkan oleh Tan (2004, hlm. 7) yang menyatakan
bahwa PBL merupakan pembelajaran yang aktif, progresif dan
pendekatan yang berpusat pada siswa dengan pemberian masalah
yang tidak terstruktur (permasalahan merupakan masalah yang ada
di dunia nyata atau masalah yang kompleks) yang digunakan
sebagai titik awal dan stimulus belajar siswa alam proses
pembelajaran. Menurut Rusman (2012, hlm. 230), PBL berkaitan
dengan pendekatan yang melibatkan penggunaan intelegensi dari
diri dalam individu yang berada dalam sebuah kelompok orang atau

7
8

lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan,


dan kontekstual.
Dari berbagai pengertian model pembelajaran PBL
tersebut, peneliti mengartikan model pembelajaran PBL sebagai
model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menjadikan
masalah autentik untuk melaksanakan pembelajaran, dimana dalam
upaya pemecahan masalah tersebut siswa terlibat aktif dalam
sebuah kelompok kolaboratif melalui investigasi untuk dapat
membangun pengetahuannya sendiri. Masalah yang disajikan
dalam pembelajaran adalah masalah autentik yang berupa masalah
dalam dunia nyata yang tidak memiliki satu jawaban benar.
b. Karakteristik dan Ciri-ciri PBL
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dengan
model pembelajaran lain. Karakteristik tersebut menurut Tan
(2004, hlm. 8) adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan menjadi titik awal dalam pembelajaran.
2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada
didunia nyata dan tidak terstruktur.
3. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple
perspektif).
4. Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh
siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan
identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.
5. Self-directed learning menjadi hal utama. Jadi, siswa adalah
penanggung jawab utama untuk bertambahnya informasi dan
pengetahuan dalam dirinya.
6. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, cara
menggunakan, dan proses evaluasi sumber informasi
merupakan proses yang esensial dalam PBL.
7. Kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
9

8. Pengembangan keterampilan inkuiri dan pemecahan masalah


sama pentingnya dengan penguasaan pengetahuan untuk
menemukan solusi dari sebuah permasalahan.
9. Keterbukaan proses dalam Problem Based Learning (PBL)
meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.
10. Problem Based Learning (PBL) melibatkan evaluasi dan
review pengalaman siswa dan proses belajar.
Selain karakteristik dari model pembelajaran Problem Based
Learinng (PBL) tersebut diatas, model PBL juga memiliki ciri-ciri
khusus yang membedakannya dengan model pembelajaran lain.
ciri-ciri tersebut dikemukakan oleh Arends (2012, hlm. 397)
sebagai berikut :
1. Pengajuan pertanyaan atau masalah : Problem Based Learning
(PBL) melibatkan pengajaran dengan masalah nyata dan sesuai
dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
2. Berfokus terhadap keterkaitan antardisiplin ilmu : masalah dan
solusi dalam pemecahan masalah yang disarankan tidak hanya
berasal dari satu disiplin ilmu, tetapi ditinjau dari berbagai
disiplin ilmu.
3. Penyelidikan autentik : Problem Based Learning (PBL)
mengharuskan siswa melakukan penyelidikan terhadap
masalah untuk memperoleh solusi. Mereka harus menganalisis
dan mengidentifikasikan masalah, mengumpulkan informasi,
melaksanakan eksperimen (jika memungkinkan), membuat
kesimpulan akhir.
4. Menghasilkan produk/karya : PBL menuntut siswa untuk
menghasilkan karya atau produk tertentu dalam bentuk nyata
seperti laporan, video, program komputer, web site dan lain-
lain untuk menjelaskan penyelesaian masalah yang ditemukan,
kemudian mempublikasikan produk tersebut.
10

5. Kerja sama : siswa bekerja sama untuk saling memotivasi


sekaligus mengembangkan keterampilan berpikir melalui
pertukaran pendapat serta berbagai penemuan.
c. Sintaks PBL
Penerapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
hadir dalam dua level yang berhubungan dengan tujuan belajar saat
menggunakan model ini. Pertama, siswa harus memecahkan satu
masalah spesifik dan memahami materi yang terkait dengan itu.
Kedua, siswa harus mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah dan menjadi siswa mandiri. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut menurut Paul dan Don (2012, hlm. 311) pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) terjadi dalam empat fase, yang
terdapat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Fase-fase dalam menerapkan pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
Fase Deskripsi
Fase 1: Guru mereview pengetahuan yang
Mereview dan dibutuhkan untuk memecahkan masalah
menyajikan dan memberi siswa masalah yang spesifik
masalah dan konkret untuk dipecahkan.
 Menarik perhatian siswa dan menarik
ke dalam pelajaran.
 Secara informal menilai pengetahuan
awal.
 Memberikan fokus konkret untuk
pelajaran.
Fase 2: Siswa menyusun strategi untuk
Menusun
memecahkan masalah dan guru
Strategi
memberikan umpan balik soal strategi.
11

 Memastikan sebisa mungkin bahwa


siswa menggunakan pendekatan
berguna untuk memecahkan masalah.
Fase 3: Siswa menerapkan strategi mereka saat
Menerapkan guru secara cermat memonitor upaya
Strategi mereka dan memberikan umpan balik.
 Memberi siswa pengalaman untuk
memecahkan masalah.
Fase 4 : Guru membimbing diskusi tentang upaya
Membahas dan siswa dan hasil yang mereka dapatkan.
mengevaluasi  Memberi siswa umpan balik tentang
Hasil upaya mereka.

Proses pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) akan


dapat berjalan dengan baik apabila pengajar siap dengan segala
perangkat yang diperlukan dalam pembelajaran. Pembelajar dalam
hal ini adalah siswa yang juga harus memahami prosesnya dan
telah dibentuk ke dalam kelompok-kelompok kecil (Taufiq, 2009,
hlm. 24). Proses tersebut terbagi ke dalam 5 langkah utama yang
dijelaskan oleh Arends (2012, hlm. 411) dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Sintaks PBL
Tahap Tingkah laku guru
Tahap-1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
Orientasi siswa mempersiapkan logistik yang diperlukan,
pada masalah dan memotivasi siswa terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah.
Tahap-2 Guru membantu siswa mendefinisikan
Mengorganisasi dan mengorganisasikan tugas-tugas
siswa untuk belajar terkait permasalahan yang
belajar dihadapi.
12

Tahap-3 Guru mendorong siswa untuk


Membimbing mengumpulkan informasi yang sesuai,
penyelidikan melaksanakan eksperimen dan mencari
individu maupun penjelasan dari permasalahan yang
kelompok disajikan.
Tahap-4 Guru membantu siswa untuk
Mengembangkan merencanakan dan menyiapkan karya
dan menyajikan yang tepat, seperti laporan, rekaman
hasil karya video, dan model-model, serta membantu
mereka menyampaikannya kepada orang
lain.
Tahap-5 Guru membantu siswa melakukan refleksi
Menganalisis dan atau evaluasi terhadap hasil dari
mengevaluasi penyelidikan mereka dan proses-proses
proses pemecahan yang mereka gunakan.
masalah

Berdasarkan dua pendapat tersebut di atas mengenai sintaks


atau langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) peneliti menggunakan teori yang dijelaskan oleh Arends
(2012). Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan pada
penelitian relevan dari Tosun dan Erdal (2013) serta Haryani,
Prasetya, dan Permanasari (2014) yang menerapkan 5 langkah
model PBL untuk mengetahui perkembangan metakognisi dalam
penelitiannya.
d. Keunggulan PBL
Menurut Barrows dan Tumblyn (1980, hlm. 13) model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memiliki beberapa
keunggulan diantaranya:
13

1. Perolehan pengetahuan dan pengembangan keterampilan yang


penting dalam memecahkan masalah. Informasi, konsep, dan
keterampilan yang didapat oleh siswa disimpan di dalam
memori siswa dan tergabung dengan masalah yang telah
dipecahkan. Jadi, ketika siswa menemui masalah yang hampir
sama, maka siswa tidak akan kesulitan untuk mengingat
pengetahuan, konsep, dan informasi baru.
2. Siswa didorong untuk mengembangkan berbagai keterampilan
seperti pemecahan masalah, penalaran, dan analisis. Siswa harus
mencari informasi, kata kunci, menganalisis dan
mengidentifikasikan data yang ada, membuat hippotesis, dan
menerapkan deduktif yang kuat pada masalah yang susah.
Pendekatan ini sangat memotivasi belajar siswa.
3. Dalam model pembelajaran PBL, siswa diajarkan keterampilan
yang akan berguna dalam kehidupan nyata dan karir secara
profesional.
4. Pendekatan ini sangat menyenangkan, disukai oleh siswa, dan
tidak membutuhkan banyak waktu.
Sedangkan menurut Suyanti (2010, hlm. 118-119) keunggulan
Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut :
1. Pemecahan masalah merupakan pembelajaran yang cukup baik
untuk memahami isi pelajaran.
2. Siswa dapat memiliki kepuasan dalam pemecahan masalah
untuk menentukan pengetahuan barunya.
3. Aktivitas pembelajaran siswa dapat meningkat dengan
pemecahan masalah.
4. Dapat membantu siswa dalam memahami masalah secara
kontekstual.
5. Dapat membantu siswa mengembangkan pengetahuan barunya,
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka
14

melakukan dan melakukan evaluasi pada proses ataupun hasil


belajarnya.
6. Siswa tidak hanya belajar dari guru atau buku saja, melainkan
setiap siswa yang diberikan suatu pemecahan masalah pada
dasarnya mereka harus berpikir dan mengerti isi dari
permasalahan tersebut.
7. Pemecahan masalah membuat siswa menjadi berpikir kritis
dengan mengembangkan pengetahuan barunya.
8. Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Adanya kelebihan yang telah dipaparkan tersebut, dapat
dikaitkan dengan materi hidrolisis garam yang merupakan materi
pembelajaran dalam penelitian ini. Pada materi hidrolisis garam, siswa
diharuskan terlebih dahulu memahami konsep asam dan basa,
bagaimana hasil pencampuran antara larutan asam dan basa yang
menghasilkan garam, mengaplikasikan rumus hidrolisis garam pada
perhitungan pH larutan garam, barulah siswa dapat
mengimplementasikan konsep hidrolisis garam dalam kehidupan
sehari-hari. PBL diharapkan mampu mengembangkan kemampuan
berpikir siswa dalam pemecahan masalah serta dapat menambah
pengetahuan baru pada siswa terkait materi hidrolisis garam.
2. Metakognitif
a. Pengertian Metakognitif
Konsep metakognitif dikenalkan oleh seorang psikolog dari
Amerika John Flavell (1979, hlm. 906) yang menyatakan bahwa
metakognisi merupakan suatu fenomena pemantauan berpikir atau
kognisi seseorang yang merupakan hasil interaksi empat jenis
fenomena lainnya, yaitu pengetahuan metakognif, keterampilan
metakognitif, sasaran, dan tindakan. Keempat aspek tersebut saling
mempengaruhi satu dengan yang lain, pengetahuan metakognitif
mempengaruhi keterampilan seseorang dalam mengelola
15

kognisinya, selanjutnya keterampilan tersebut mempengaruhi


seseorang dalam membuat suatu tujuan dengan memilih strategi
yang tepat untuk mencapai tujuan.
Metakognitif menurut Marzano (1987, hlm. 17) diartikan
secara sederhana yaitu merujuk pada kesadaran seseorang dalam
berpikir dan kemudian menggunakan kesadaran tersebut untuk
mengontrol apa yang dilakukan. Selain itu, metakognisi
merupakan bagian dimensi berpikir disamping berpikir kritis dan
kreatif, pengelolaan pikiran, serta hubungan dari setiap dimensi
berpikir tersebut.
Metakognitif menurut Hunt (dalam Wisdom dan Emanuel
2015) secara harfiah berarti “Berpikir bagaimana berpikir” atau
“kognitif tentang kognitif” yang terungkap sebagai aktifitas
kognitif atau mental yang sangat penting untuk memecahkan
masalah, metakognitif berkaitan dengan kecerdasan anak tentang
bagaimana anak belajar dan terlibat dalam pemecahan masalah.
Dengan demikian, metakognitif merupakan suatu proses
berpikir dan pengaturan dalam diri yang berkaitan dengan proses
pemecahan masalah dalam pembelajaran. Metakognitif
mempengaruhi keterampilan individu dalam pemecahan masalah
terutama saat menentukan strategi yang tepat untuk menentukan
tujuan.
b. Komponen Metakognitif
Menurut Flavell (1976, hlm. 906) metakognitif dibagi ke
dalam dua komponen yang berbeda, namun saling terkait satu sama
lain yaitu pengetahuan metakognitif dan regulasi metakognitif.
Berdasarkan pada pembagian ini, Cooper dan Sandi-urena (2009)
kemudian mengembangkan model teoritis tentang komponen
metakognitif dan komponen apa saja yang dinilai dalam
keterampilan metakognitif, yaitu sebagai berikut:
16

Metakognisi

Pengetahuan Kognisi Regulasi Kognisi

(Pengetahuan metakognitif) (Keterampilan metakognitif)

 Pengetahuan Deklaratif  Perencanaan


 Pengetahuan Prosedural  Pemantauan
 Pengetahuan Kondisional  Evaluasi

Gambar 2.1 Teori model komponen metakognisi


Model teoretis yang diusulkan oleh Cooper dan Sandi-
urena (2009) membagi komponen metakognisi menjadi dua
komponen utama yaitu pengetahuan kognisi atau yang selanjutnya
disebut dengann pengetahuan metakognitif dan regulasi kognisi
atau yang selanjutnya disebut dengan keterampilan metakognitif.
Pengetahuan metakognitif menggambarkan kesadaran seseorang
tentang kognisinya yang dibagi ke dalam tiga aspek pengetahuan
yaitu pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, dan
pengetahuan kondisional. Sedangkan regulasi kognisi atau yang
disebut keterampilan metakognitif yang merupakan aktivitas dan
tindakan yang dilakukan seseorang untuk mengontrol kognisinya
sendiri. Peneliti tersebut menyebutkan bahwa keterampilan
metakognitif terbagi lagi menjadi tiga aspek yaitu perencanaan,
pemantauan, dan evaluasi.
Jadi, dalam penelitian ini peneliti terfokus pada salah satu
bagian atau komponen metakognisi yaitu keterampilan
metakognitif.
17

c. Keterampilan Metakognitif
Williams dan Atkins (2009, hlm. 27) menjelaskan bahwa
keterampilan metakognitif merupakan suatu proses atas
pengontrolan kognisi seseorang yang dapat dibedakan menjadi dua
komponen yaitu penilaian atas proses kognisi dan kemampuan
dalam meregulasi kognisi untuk meningkatkan keefektifan
berpikir. Pada komponen yang pertama, penilaian kognisi ditandai
dengan mengetahui kapan seseorang menggunakan kognisinya
secara efektif, dan pada komponen kedua kemampuan dalam
mengatur atau meregulasi kognisi ditandai dengan menggunakan
strategi untuk memperbaiki pemahaman yang gagal.
Livingston (2003, hlm. 4) juga menjelaskan tentang
keterampilan metakognitif yaitu suatu proses beruntun yang
dilakukan oleh seseorang dalam mengontrol aktivitas kognisi
mereka, dan untuk memastikan tujuan kognisi yang telah
ditetapkan. Proses tersebut membantu dalam mengatur dan
mengawasi pembelajaran, serta terdiri atas kegiatan merencanakan,
memantau aktivitas kognisi dan memeriksa atau merefleksi hasil
aktivitas tersebut.
Pendapat lain terkait keterampilan metakognitif
didefinisikan oleh Brown (dikutip oleh Delvecchio, 2011) sebagai
kegiatan pengaturan yang terkait dengan pemecahan masalah,
kegiatan tersebut melibatkan perencanaan, pemantauan, dan
komponen evaluasi dari metakognisi. Terkait pengertian
keterampilan metakognitif Swanson (dalam Delvecchio, 2011)
juga menjelaskan bahwa keterampilan metakognitif adalah
prediktor siswa dalam keberhasilan pemecahan masalah yang
didasarkan pada bakat yang dimiliki siswa.
Bagaimana keterampilan metakognitif ini berfungsi pada
saat pembelajaran berlangsung, dijelaskan oleh Delvecchio (2011,
hlm. 7) terkait aktivitas yang dapat diamati dalam keterampilan
18

metakognitif pada masing-masing aspek perencanaan, pemantauan


dan evaluasi yaitu dapat diamati pada kerangka metakognitif yang
terdapat pada Gambar 2.1:

Masalah
Pemahaman Sekarang Pemahaman Baru

Apa yang sudah saya Informasi baru apa


pelajari yang mungkin yang saya pelajari
berhubungan dengan ketika memecahkan
masalah? masalah?
Pemantauan:
Mencoba
Mengecek Merevisi

Perencanaan : Evalusi :
 Terhubung dengan pengetahuan  Memastikan apakah
terdahulu jawaban menjawab
 Mengidentifikasikan tujuan pertanyaan
 Menandai informasi yang  Mengecek kembali
berhubungan dan tidak bahwa jawaban sudah
berhubungan benar.
 Memecahkan masalah kedalam
bentuk poin-poin
 Menemukan hubungan (rumus)
dengan masalah
 Membuat penyelidikan

Gambar 2.2 Metacognitive Framework

Pada Gambar 2.2 Delvecchio (2011) menggambarkan bahwa


melalui keterampilan metakognitif siswa dapat mentrasfers
pengetahuan terdahulu mereka untuk masalah yang baru saja ditemui.
Berikut penjelasan yang diungkapkan oleh Delvecchio (2011, hlm.
63) terkait aktivitas apa saja yang dapat diamati pada siswa
berdasarkan pada kerangka metakognitif di atas dapat diamati pada
Tabel 2.3.
19

Tabel 2.3 Kerangka Metakognitif

Aspek Keterampilan Aktivitas yang dilakukan


Metakognitif
Terhubung dengan
pengetahuan terdahulu
Mengidentifikasikan
tujuan
Perencanan (planning) Memilah informasi
penting
Memecahkan masalah
menjadi poin-poin
Menemukan hubungan
setiap variabel
Membuat penyelidikan
Memeriksa berbagai
tahapan
Bertanya kepada teman
Pemantauan (monitoring) Mengidentifikasikan
kesalahan
Menilai jawaban
Mengoreksi cara yang
salah/kurang tepat
Mengecek kembali
jawaban akhir
Evaluasi (evaluation) Memastikan bahwa
jawaban menjawab
pertanyaan

Jadi, keterampilan metakognitif merupakan bagian dari metakognisi


berupa proses pengaturan yang dilakukan individu untuk mengontrol
20

kognisinya sendiri. Berlangsung dalam aktivitas pemecahan masalah dan


melibatkan aspek perencanaan, pemantauan dan evaluasi. Proses tersebut
membantu dalam mengatur dan mengawasi pembelajaran, serta dapat
menjadi prediktor keberhasilan siswa dalam pemecahan masalah.

B. Materi Hidrolisis Garam


1. Pengertian Hidrolisis Garam
Garam adalah senyawa ionik yang terbentuk dari reaksi sempurna
asam dan basa. Hidrolisis garam menggambarkan reaksi anion atau
kation garam, atau kedua-duanya dengan air. Untuk memahami
bagaimana perilaku asam-basa larutan garam, diperlukan analisis
bagaimana ion-ion garam berpengaruh terhadap pH larutan.
a. Garam-garam Terhidrolisis Sebagian
1. Hidrolisis Kation
Jika kation berpengaruh pada pada pH larutan, maka kation
ini berlaku sebagai asam lemah. Namun, tidak semua kation
merupakan asam. Perhatikan contoh pelarutan garam ammonium
klorida (NH4Cl) dalam air :
H2O
NH4Cl(s) NH4+(aq) + Cl-(aq)
NH4Cl akan membentuk larutan garam yang bersifat asam
(garam asam) dengan pH sekitar 5 jika dilarutkan dalam air. Sifat
asam terjadi karena ion-ion ammonium dalam air mengalami
reaksi hidrolisis menghasilkan ion H3O+ atau ion H+.
NH4+(aq) + H2O(l) ⇄ NH3(aq) + H3O+(aq)
NH4+ (aq) ⇄ NH3(aq) + H+(aq)
Reaksi di atas memiliki Ka dengan persamaan :
[ ][ ] [ ][ ]
Ka = [ ]
atau Ka = [ ]

Karena reaksi kesetimbangan asam ini merupakan reaksi


hidrolisis, maka Ka dapat dinyatakan sebagai tetapan
kesetimbangan hidrolisis (Kh).
21

maka :
[ ][ ] [ ][ ]
Kh = [ ]
atau Kh = = [ ]

Dengan demikian :

[ ]= .[ ] atau [ ]= [ ]

Selanjutnya, pH larutan garam ini dapat dinyatakan dengan


persamaan :

pH = -log .[ ] atau pH = -log [ ]

 Ion NH4+ berasal dari garam yang larut dalam air.


Oleh karena itu jika yang terhidrolisis dalam larutan hanya
kation-kation dari garam yang dilarutkan dalam air, nilai pH
larutan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

pH = -log .[ ] atau pH = -log [ ]

Contoh di atas menunjukkan fenomena penting sebagai berikut :


 Hidrolisis kation menghasilkan H+ atau H3O+
 Kation-kation asam konjugat dari molekul basa cenderung
sebagai asam lemah.
 Larutan garam yang mengandung kation-kation asam
konjugat dari molekul basa dan anion-anion basa konjugat
dari asam kuat akan bersifat asam.

Dalam air, anion anion basa konjugat dari asam kuat tidak
mengalami hidrolisis. Karena hanya kation saja yang terhidrolisis,
maka hidrolisis garam asam disebut sebagai hidrolisis sebagian.
Kation-kation yang bukan asam konjugat dari molekul molekul
basa adalah asam yang sangat lemah tidak mempengaruhi harga pH
larutan, misalnya kation dari golongan IA dan golongan IIA kecuali
Be2+.
22

2. Hidrolisis Anion
Dalam air, basa yang sangat lemah tidak mengalami
hidrolisis. Oleh karena itu, pH larutan tidak terpengaruh basa
konjugat lemah. Jadi, pada umumnya anion dari asam kuat
merupakan basa sangat lemah yang tidak berpengaruh terhadap
pH larutan. Perhatikan contoh pelarutan garam CH3COONa
dengan air :
H2O
CH3COONa(s) CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Selanjutnya, ion CH3COO- mengalami reaksi hidrolisis sebagai
berikut :
CH3COO+(aq) + H2O(l) ⇄ CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Contoh di atas menunjukkan fenomena :
 Hidrolisis anion menghasilkan ion OH-.
 Anion (basa konjugat) dari asam lemah adalah basa
kuat dan dapat berpengaruh terhadap pH larutan.
 Anion ini (basa konjugat) dalam air cenderung
membentuk larutan basa.
Dalam air, kation-kation dari basa kuat tidak mengalami
hidrolisis. Anion dari asam kuat (misalnya Cl-) tidak
terhidrolisis, sehingga keberadaanya dalam larutan tidak
berpengaruh pada pH larutan.
Karena yang terhidrolisis hanyalah anion-anion dan dalam
reaksi hidrolisisnya menghasilkan ion OH-, maka besarnya
konsentrasi OH- dapat ditentukan dengan :

[ ]= [ ] atau [ ]= [ ]

Sehingga, pH larutan garam ini dapat dinyatakan dengan


persamaan :

pOH = -log .[ ] atau pH = -log [ ]


23

b. Garam-garam Terhidrolisis Total


Untuk larutan garam-garam yang berasal dari asam lemah
dan basa lemah, baik kation dan anionnya akan mengalami
hidrolisis. Keasamaan larutan bergantung pada kekuatan relatif
asam lemah dan basa lemah. Pendekatan kualitatif mengenai sifat
asam-basa larutan ini dapat didasarkan pada acuan berikut :
 Kb > Ka : Jika Kb anion lebih besar dari Ka kation maka
larutan bersifat basa, karena anion terhidrolisis lebih kuat dari
pada kation.
 Kb < Ka : Sebaliknya, jika Kb anion lebih kecil dari Ka kation
maka larutan bersifat asam, karena kation terhidrolisis lebih
kuat dari pada anion.
 Kb = Ka : Jika Kb sama dengan Ka. Larutan bersifat netral.
Perhitungan pH dapat dilakukan dengan menentukan nilai OH- dan
H+ terlebih dahulu yaitu dengan cara :
. .
[ ]= [ ]=

Sehingga, pH larutan garam ini dapat dinyatakan dengan


persamaan :
. .
=− (1) =− (2)

Perhitungan pH dapat menggunakan salah satu rumus diatas,


dikarenakan keduanya akan menghasilkan hasil yang sama. Jika Ka
> Kb, maka lebih praktis menggunakan rumus (1) dan sebaliknya
jika Ka < Kb maka lebih praktis menggunakan rumus (2).

c. Garam-garam Tidak Terhidrolisis


Garam-garam yang mengandung ion logam alkali atau
alkali tanah (Kecuali Be2+ dan Mg2+) dan basa konjugat dari asam
kuat (misalnya ion Cl-, Br-, NO3-) tidak mengalami hidrolisis.
Akibatnya, pH larutan garam-garam yang mengandung ion-ion
24

seperti yang disebutkan diatass adalah sama dengan 7 atau bersifat


netral. Sebagai contoh, jika NaNO3 dilarutkan dalam air maka yang
terjadi adalah :
Na+ + H2O → tidak terjadi reaksi
NO3- + H2O → tidak terjadi reaksi
d. Prediksi Sifat Asan-Basa Larutan garam
Untuk menentukan apakah suatu garam berpengaruh
terhadap pH larutan. Kita harus mengetahui setiap ion yang
terkandung dalam larutan. Ada empat kemungkinan sifat larutan
berdasarkan ion-ion yang terkandung dalam larutan :
 Jika tidak ada kation maupun anion yang berpengaruh terhadap
pH larutan, maka larutan bersifat netral.
 Jika hanya kation yang berpengaruh terhadap pH larutan, maka
larutan bersifat asam.
 Jika hanya anion yang berpengaruh terhadap pH larutan, maka
larutan bersifat basa.
 Jika larutan mengandung anion asam lemah dan kation basa
lemah, pH larutan ditentukan oleh kekuatan relatif asam dan
basa yang didasarkan pada nilai Ka dan Kb ion-ion.
(Watoni, 2014, hlm. 259 - 270)
C. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian oleh Downing, dkk (2010) dengan judul ”Problem Based
Learning and Metacognition” dengan instrumen penelitian berupa
Learning and Study Strategies Inventory (LASSI) membuktikan
adanya pengaruh penggunaan model Problem Based Learning
terhadap kemampuan metakognitif siswa. Penelitian ini dilakukan
pada mahasiswa programers di salah satu Universitas di Hongkong,
peneliti berpendapat bahwa, kemampuan metakognitif siswa tidak
akan berkembang ketika siswa dihadapkan pada sebuah masalah lain
25

yang solusi dari masalah tersebut sudah diketahui. Hasil penelitian ini
memberikan gambaran bahwa regulasi metakognitif siswa lebih
dapat berjalan efektif pada mahasiswa yang telah mengikuti program
pengajaran dengan penerapan model Problem Based Learning.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Danial (2010) dengan judul
“Pengaruh Strategi PB L terhadap Keterampilan Metakognitif dan
Respon Mahasiswa”. Penelitian ini menggunakan metode kuasi
eksperimen dengan desain pretest-posttest nonequivalent control
group. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
model PBL terhadap perkembangan keterampilan metakognitif siswa
yang ditunjukan dengan adanya perbedaan yang signifikan pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3. Penelitian dengan judul “Developing Metacognition of Teacher
Candidates by Implementing Problem Based Learning within the
Area of Analytical Chemistry” oleh Sri Haryani, Agung Tri Prasetya,
dan Anna Permanasari (2014). Penelitian ini dilakukan dengan
metode kuasi eksperimen dengan desain pretest-posttest with control
group. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan
keterampilan metakognitif mahasiswa pada materi spektrometri dan
elektrometri. Penilaian keterampilan metakognitif menggunakan
instrumen tes, kuesioner dan wawancara dan hasil penelitian
menunjukan adanya peningkatan keterampilan metakognitif
mahasiswa setelah mendapatkan perlakuan PBL didalam kelas.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Ismaroh dan Utiya Azizah
(2014) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning Untuk Melatihkan Keterampilan Metakognitif Siswa
Kelas XI IPA SMAN 1 Driyorejo Pada Materi Kelarutan dan Hasil
kali kelarutan”. Penelitian dilakukan dengan metode “One Shot Case
Study” dengan sampel sebanyak 29 siswa. Hasil penelitian
menunjukan bahwa keterampilan metakognitif siswa yang berupa
keterampilan planning, monitoring, dan evaluation pada pertemuan I
26

mencapai presentase sebesar 87,71%, sedangkan pada pertemuan


kedua menurun menjadi 87,02%, dan pada pertemuan ketiga
mencapai 88,58% setelah diterapkan model Problem Based
Learning.
5. Penelitian dilakukan oleh S. Haryani, A D Astiningsih, K I Supardi
dan C kurniawa pada tahun 2017 dengan judul “Construction
Metacognition Skills Through Studentd Worksheet with Problem
Based Learning Approaches”. Untuk mengukur keterampilan
metakognitif siswa peneliti menggunakan instrumen berupa
Metacognitive Activities Inventory (MCA-I), tes dengan
menggunakan lembar observasi berupa indikator metakognisi, afektif
dan psikomotor. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah One Group Pretest-Posttest pada kelas X MIA Man
Purbalingga. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan LKS pada
model PBL dalam pembelajaran kimia dasar efektif dapat
meningkatkan metakognisi siswa.
D. Kerangka Berpikir
Dalam rangka penguasaan kecakapan abad 21 maka pembelajaran
kimia di SMA/MA dipandang bukan hanya untuk pengalihan pengetahuan
dan keterampilan kepada peserta didik, tetapi juga untuk membangun
keterampilan berpikir peserta didik. Keterampilan yang berkaitan dengan
abad ke-21 salah satunya adalah keterampilan metakognitif.
Keterampilan metakognitif peserta didik dapat berkembang dengan
baik dengan adanya masalah serta kontak sosial antar peserta didik dalam
pembelajaran. Sebab, meta-level kognitif peserta didik muncul saat proses
pemecahan masalah. Namun, upaya pemberdayaan keterampilan
metakognitif di sekolah masih belum diberdayakan secara maksimal oleh
guru disekolah. Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa keterampilan
metakognitif peserta didik dilatih melalui aktivitas-aktivitas yang dilalui
peserta didik mengikuti sintaks atau langkah-langkah model pembelajaran
yang digunakan.
27

Dalam penelitian ini digunakan model PBL, yang memiliki lima


langkah dalam proses pembelajaran. Namun, tidak semua komponen
keterampilan metakognitif dapat berkembang melalui aktivitas
pembelajaran dalam PBL. Konsep yang dipilih adalah konsep hidrolisis
garam, mengingat dalam kehidupann sehari-hari terdapat banyak masalah
yang dapat dijadikan titik awal pembelajaran sesuai dengan karakteristik
PBL. Berikut sistematika kerangka berpikir dalam penelitian ini disajikan
pada Gambar 2.3.
28

Penguasaan Kecakapan
Abad ke-21 melalui
Pembelajaran

Keterampilan
metakognitif masih
rendah

Penerapan Problem Konsep Hidrolisis


Based Learning .................. Garam

Langkah 1 :
Keterampilan Perencanaan
Orientasi siswa
pada masalah  Mengidentifikasikan tujuan.
 Memilah informasi penting
 Memecahkan masalah
Langkah 2 : menjadi poin-poin
 Menemukan hubungan
Pengorganisasian setiap variabel
Siswa dalam Belajar  Membuat solusi
 Membuat penyelidikan
Langkah 3 :
Penyelidikan secara Keterampilan Pemantauan
individu maupun
kelompok  Memeriksa berbagai Keterampilan
tahapan metakognitif
 Bertanya kepada teman meningkat
 Mengidentifikasikan
Langkah 4 :
kesalahan
Pengembangan dan  Menilai jawaban
penyajian hasil  Mengoreksi cara yang
salah/kurang tepat

Keterampilan Evaluasi
Langkah 5 :
 Mengecek kembali jawaban
Analisis dan evaluasi
akhir
proses pemecahan  Memastikan bahwa jawaban
masalah menjawab pertanyaan

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir


29

E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap
keterampilan metakognitif siswa pada materi hidrolisis garam.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 47 Jakarta. Waktu
penelitiannya dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017,
tepatnya pada tanggal 28 April sampai dengan 13 Mei 2017.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
Quasi Experimental Design, yaitu metode penelitian eksperimen semu
dengan desain mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2011, hlm. 77).
Metode ini dipilih dikarenakan pada kelas yang akan dijadikan objek
penelitian tidak memungkinkan dilakukan pengontrolan secara ketat.
Oleh karena itu, penelitian dilakukan secara kondisional namun tetap
memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi validitas hasil
penelitian.
2. Desain Penelitian
Untuk desain penelitian yang digunakan adalah Pre and Posttest
Design. Dalam penelitian ini pretest diberikan pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen sebelum kedua kelompok penelitian
mendapatkan perlakuan yang berbeda. Perlakuan khusus diberikan pada
kelompok eksperimen, sedangkan untuk kelompok kontrol diberikan
perlakuan biasa. Kemudian kedua kelompok penelitian diberikan
posttest untuk mengetahui nilai perbedaan kedua kelompok penelitian
(Creswell, 2012, hlm. 310).
Pemberian pretest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
sejauh mana keterampilan metakognitif awal siswa sebelum
mendapatkan perlakuan yang berbeda dari kedua kelompok penelitian.
Sedangkan untuk posttest diberikan dengan tujuan mengetahui adanya

30
31

perbedaan ketereampilan metakognitif siswa setelah mengikuti proses


pembelajaran dengan model yang telah ditentukan peneliti. Desain
penelitian pre- and posttest design menurut Creswell (2012, hlm. 310)
dapat digambarkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Kontrol Pretest Tidak Ada Posttest
Perlakuan
Khusus
Kelompok Eksperimen Pretest Perlakuan Posttest
Khusus

Keterangan :
Perlakuan khusus berupa pengajaran menggunakan model Problem
Based Learning (PBL).

C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan terdapat tiga tahapan yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan studi literatur melalui jurnal-jurnal penelitian yang
bertujuan untuk mencari literatur kesesuaian model Problem Based
Learning (PBL) dengan keterampilan metakognitif siswa, dan
mencari materi yang sesuai dengan model Problem Based Learning
(PBL).
b. Menemukan masalah berdasarkan hasil studi literatur jurnal
penelitian.
c. Melakukan analisis KD dan Indikator pada Standar Isi Mata
Pelajaran Kimia SMA Kelas XI sesuai dengan Kurikulum 2013 yang
digunakan.
d. Menyusun perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang
digunakan dalam mengimplementasikan model Problem Based
Learning (PBL) dalam materi Hidrolisis Garam.
32

e. Menyusun ulang instrumen penelitian berupa Metacognitive


Activities Inventory (MCA-I) dari Cooper dan Sandi Urena (2009)
ke dalam bahasa Indonesia, kemudian divalidasi oleh dosen
pembimbing baru kemudian dilakukan uji coba kepada siswa untuk
mengetahui validitas, dan reliabilitas instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan pretest berupa tes keterampilan metakognitif sebelum
pembelajaran dimulai baik pada kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen.
b. Menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
berdasarkan pertimbangan guru mata pelajaran kimia.
c. Menerapkan model PBL pada kelompok eksperimen dan
menerapkan metode pembelajaran konvensional pada kelompok
kontrol.
d. Memberikan posttest tes keterampilan metakognitif di akhir
pertemuan pada pembelajaran materi hidrolisis garam dan
mengumpulkan data.
3. Tahap Penyelesaian
a. Mengolah data hasil tes keterampilan metakognitif
b. Menganalisis dan hasil tes keterampilan metakognitif
c. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian.

Adapun skema alur penelitian dalam penelitian ini terdapat pada Gambar 3.1:
33

Studi Literatur
Telaah Kurikulum

Variabel X : Variabel Y :
Problem Based
Ketrampilan Metakognitif
Learning

Masalah

Penyusunan Instrumen

Pembuatan
Perangkat Revisi Uji Coba
Tahap 1. Pembelajaran
Persiapan

Pelaksanaan Pretest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Model PBL Model Konvensional

Pelaksanaan Posttest

Tahap 2.
Data Pelaksanaan

Mengolah Menganalisis

Hasil Penelitian
Tahap 3.
Akhir
Kesimpulan

Gambar 3.1 Alur Penelitian


34

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian (Arikunto,
2013, hlm. 173). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI SMA Negeri 47 Jakarta Tahun ajaran 2016/2017.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang akan
diteliti (Arikunto, 2013, hlm.174). Dalam penelitian ini sampel yang
digunakan adalah siswa kelas XI MIA 1 sebagai kelas kontrol dan kelas
XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen yang dipilih dengan teknik
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011, hlm. 218). Adapun
pertimbangan yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan
kemampuan awal (pretest) yang setara pada kedua kelas penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui teknik tes
yaitu tes keterampilan metakognitif pada konsep hidrolisis garam, tes ini
dilakukan di awal penelitian (pretest) dan di akhir penelitian (posttest).
1. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel
bebas (Independent) berupa model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL), sedangkan variabel terikatnya (Dependent) adalah
keterampilan metakognitif. Instrumen yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Variabel X (Model pembelajaran problem based learning)
Pengembangan keterampilan siswa diperoleh melalui penerapan
model pembelajaran problem based learning yang dilakukan dalam
proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam variabel ini
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi
keterlaksanaan model pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
berupa lembar kerja yang berisi masalah yang disajikan berkaitan
35

dengan konsep hidrolisis garam sebagai instrumen pendukung


dalam penelitian ini.
b. Variabel Y (Keterampilan Metakognitif)
Instrumen utama dalam penelitian ini yang digunakan untuk
mengukur keterampilan metakognitif siswa yaitu menggunakan
Metacognitif Activities Inventory (MCA-I), instrumen ini diadaptasi
dari Cooper dan Sandi-Urena (2009) untuk mengukur ketrampilan
metakognitif siswa dalam pemecahan masalah. Tes ini diberikan
untuk mengetahui keterampilan metakognitif siswa pada konsep
hidrolisis garam yang terdiri dari perencanaan, pemantauan, dan
evaluasi yang tergabung dalam 25 pernyataan.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Keterampilan Metakognitif
No. Aspek Indikator Keterampilan No Soal
Keterampilan Metakognitif
Metakognitif

1. Perencanaan Terhubung dengan 4, 16


(Planing) pengetahuan dahulu
Mengidentifikasikan tujuan 1, 7
Memilah informasi penting 2
Memecahkan masalah menjadi 6
poin-poin
Menemukan hubungan dari 10, 12,
setiap variabel 13
Membuat penyelidikan 5
2. Pemantauan Memeriksa berbagai tahapan 15, 17,
(Monitoring) 19, 20,
23, 24
Bertanya kepada teman 25
Mengidenfikasikan kesalahan 8, 18
Menilai jawaban 14, 21
Mengoreksi jawaban yang 11, 22
salah
3. Evaluasi Mengecek kembali jawaban 3
(Evaluation) akhir
Memverifikasi bahwa jawaban 9
menjawab pertanyaan
36

Instrumen dibuat dengan model skala likert yang mempunyai


empat kemungkinan jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-
kadang (KK,) dan Tidak pernah (TP) (Sugiyono, 2011, hlm. 94).
Kategori pemberian skor terdapat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kategori Pemberian Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Selalu (SL) 4 1
Sering (SR) 3 2
Kadang-kadang (KK) 2 3
Tidak pernah (TP) 1 4

2. Validitas dan Reliabilitas


Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian
minimal ada dua macam, yaitu validitas dan realibilitas. Validitas
instrumen menunjukan bahwa hasil dari suatu pengukuran
menggambarkan segi atau aspek yang di ukur, sedangkan untuk
reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil
pengukuran (Nana, 2012, hlm. 12 dan 16).
a. Uji Validitas
Untuk melihat sejauh mana instrumen dapat mengungkap
variabel yang hendak diukur dilakukan analisis item dengan cara
mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total item (Sugiyono,
2011, hlm. 133), yaitu dengan mencari koefisian dengan menggunakan
rumus korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan
Program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 22.0.
Cara untuk menentukan r teoritik adalah dengan melihat tabel
harga kritik nilai nilai dari r Product Moment (Arikunto, 2013, hlm.
319). Tabel tersebut menunjukan nilai-nilai r teoritik pada berbagai
taraf signifikansi yang dilihat berdasarkan jumlah responden penelitian,
untuk taraf signifikansi 5% nilai r teoritik pada tabel tersebut adalah
0,254 (Sugiyono, 2011, hlm. 333).
37

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada keterpercayaan atau konsistensi
hasil ukur yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan
pengukuran (Azwar, 2012, hlm. 111). Uji reliabilitas instrumen
dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dan
perhitungannnya menggunakan bantuan software SPSS versi 22.0.
Skala Alpha Cronbach’s diukur dari 0 sampai 1, semakin
tinggi koefisien reliabilitas suatu instrumen mendekati 1,00 maka
semakin tinggi pula nilai reliabilitasnya, dan sebaliknya (Azwar,
2012, hlm. 112). Tabel 3.5 menunjukan koefisien reliabilitas dan
interpretasi secara kualitatif menurut Arikunto (2013, hlm. 319) :
Tabel 3.5 Intrepretasi Koefisien Reliabilitas
Interval Koefisien Interpretasi
0,80 – 1,00 Tinggi
0,60 – 0,80 Cukup
0,40 – 0,60 Agak Rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dilakukan untuk melakukan pengolahan
terhadap data yang telah diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Skor hasil
tes keterampilan metakognitif diolah lebih lanjut dengan langkah-langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Memberikan skor pada setiap jawaban siswa.
2. Menghitung skor total tes untuk tiap butir pernyataan.
3. Menghitung nilai pretest dan posttest yang didapat oleh siswa.
4. Menentukan nilai persentase setiap butir pernyataan tes keterampilan
metakognitif, dengan rumus sebagai berikut (Purwanto, 2010, hlm.
102):

NP = %
38

Keterangan :
NP = Nilai persentase
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal
5. Mengkonversikan skor yang didapat ke dalam bentuk persentase dan
mengkategorikan keterampilan metakognitif seperti pada Tabel 3.6
sebagai berikut (Purwanto, 2010, hlm. 103).
Tabel 3.6 Range persentase

Interval Nilai Interpretasi


86% - 100% Sangat baik
76% - 85% Baik
60% - 75% Cukup
55% - 59% Kurang
≤ 54% Sangat kurang

Data yang didapatkan di atas selanjutnya dianalisis dengan menggunakan


beberapa uji statistik yaitu :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya
distribusi dampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov,
dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 22.0.
Menarik kesimpulan dari output uji normalitas Kolmogorov-
Smirnov, dengan ketentuan penerimaan atau penolakan H0 sebagai
berikut (Kadir, 2015, hlm. 156):
H0 : Distribusi populasi normal.
Jika probabilitas (p-value) > 0,05, H0 diterima.
H1 : Distribusi populasi tidak normal.
Jika probabilitas (p-value) ≤ 0,05, H0 ditolak.
39

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan pada skor pretest dan posttest. Pengujain
dilakukan dengan uji homogenitas Levene’s statistic dengan bantuan
software SPSS versi 22.0. Menarik kesimpulan dari output uji
homogenitas Levene’s statistic adalah dengan ketentuan penerimaan atau
penolakan H0 sebagai berikut (Kadir, 2015, hlm. 165 dan 170):
H0 : Distribusi data mempunyai varians homogen.
Jika probabilitas (p-value) > 0,05, H0 diterima.
H1 : Distribusi data tidak homogen.
Jika probabilitas (p-value) ≤ 0,05, H0 ditolak.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan melakukan uji paired sampel t-test
atau uji-t sampel berpasangan, yang bertujuan untuk menganalisis
perbedaan rata-rata sampel tak bebas, sampel tak bebas yang dimaksud
disini menurut Kadir (2015, hlm. 302) dijelaskan bahwa perbedaan kedua
data yang ingin diuji adalah berasal dari satu kelompok sampel yang
sama namun menghasilkan dua distribusi data, misalnya skor tes awal
(pretest) dan pada tes akhir (posttest).
Atas dasar itulah peneliti menggunakan uji paired sampel t-test atau
uji-t sampel berpasangan untuk melakukan uji hipotesis data pretest dan
posttest pada masing-masing kelompok penelitian yaitu kelompok
eksperimen dan kontrol. Dengan menarik kesimpulan dari output uji
hipotesis berdasarkan kriteria pengujian sebagai berikut (Kadir, 2015,
hlm. 306):
Jika p-value (Sig.2.tailed) ≤ 0,05 H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika p-value (Sig.2.tailed) > 0,05 H0 diterima dan H1 ditolak.
40

G. Hipotesis Statistik
Adapun rumus hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah :
H0 : µ 1 = µ 2
H1 : µ 1 ≠ µ2
Keterangan :
H0 : Tidak terdapat pengaruh model Problem Based Learning terhadap
keterampilan metakognitif siswa pada materi hidrolisis garam.
H1 : Terdapat pengaruh model Problem Based Learning terhadap
keterampilan metakognitif siswa pada materi hidrolisis garam.
µ1 : Rata-rata keterampilan metakognitif siswa sebelum diberi perlakuan.

µ2 : Rata-rata keterampilan metakognitif siswa setelah diberi perlakuan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini didapatkan data yang diperoleh dari tes
keterampilan metakognitif berupa inventori yang terdiri dari 25
pernyataan, tes tersebut diberikan kepada siswa kelas XI SMA Program
Peminatan IPA yang berasal dari sekolah negeri di daerah Jakarta
Selatan, yaitu SMA Negeri 47 Jakarta, berikut deskripsi lengkap hasil
penelitian:
1. Data Hasil Pretest
Sebelum diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol pada masing-masing kelas dilakukan
tes awal (pretest), hal ini dilakukan untuk melihat kemampuan awal
keterampilan metakognitif siswa sebelum diberikan perlakuan yang
berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Secara
rinci perhitungan data dapat dilihat pada Lampiran 12 , adapun secara
umum hasil perhitungan data dapat dilihat seperti pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil pretest Keterampilan Metakogitif
Data Pretest
Kontrol Eksperimen
Nilai Tertingi 86 88
Nilai Terendah 55 60
Mean 73,50 73,58
Median 73,50 74
Modus 73 70
SD 7,00 6,88
Jumlah Siswa 36 36

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pretest


kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda. Rata-
rata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
kelompok kontrol dengan selisih 0, 08 poin.

41
42

2. Data Hasil Posttest


Hasil perhitungan data posttest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol menunjukan bahwa nilai posttest tes keterampilan
metakognitif siswa lebih tinggi pada nilai posttest kelompok
eksperimen dibandingkan dengan nilai posttest kelompok kontrol
dengan selisih yang cukup signifikan Secara rinci perhitungan data
dapat dilihat pada Lampiran 12 , adapun secara umum hasil perhitungan
data dapat dilihat seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Perbandingan Hasil posttest Keterampilan Metakognitif
Data Posttest
Kontrol Eksperimen
Nilai tertinggi 89 94
Nilai terendah 60 64
Mean 74,39 82,61
Median 74 82,50
Modus 67 82
SD 6,62 7,21
Jumlah Siswa 36 36

Berdasarkan pada Tabel 4.2 ditunjukan bahwa secara kesulurahn,


setelah pemberian perlakuan yang berbeda anatara kedua kelompok
penelitian, hasilnya dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal tersebut dapat
dilihat pada selisih rata-rata nilai posttest yang terlihat cukup jauh, yaitu
mencapai 5, 78 poin.
3. Data Persentase Ketercapaian Indikator
Untuk mengetahui ketercapaian aspek keterampilan metakognitif
siswa, dapat dilakukan dengan menghitung persentase ketercapaian
setiap indikator keterampilan metakognitif pada data hasil pretest dan
posttest. Secara rinci perhitungan data dapat dilihat pada Lampiran 8
dan 9 , adapun secara umum hasil perhitungan data dapat dilihat seperti
pada Tabel 4.3.
43

Tabel 4.3 Persentase (%) Ketercapaian Indikator


Keterampilan Metakognitif Hasil Pretest
No. Aspek Indikator Kontrol Eksperimen
Keterampilan Keterampilan (%) (%)
Metakognitif Metakognitif
1. Perencanaan Terhubung 77 76,5
(planning) dengan
pengetahuan lama
Mengidentifikasi 80,5 78,5
kan tujuan
Memilah 81 81
informasi penting
Memecahkan 76 69
masalah menjadi
poin-poin
Menemukan 69 71
hubungan dari
setiap variabel
Membuat 72 74
penyelidikan
2. Pemantauan Memeriksa 72 69
(monitoring) berbagai tahapan
Bertanya kepada 74 71
teman
Mengidentifikasi 69 74
kan kesalahan
Menilai jawaban 71 73
Mengoreksi 73 75
jawaban yang
salah
3. Evaluasi Mengecek 83 75
(evaluatiion) kembali jawaban
akhir
Memverifikasi 76 76
bahwa jawaban
menjawab
pertanyaan

Berdasarkan pada Tabel 4.3 persentase ketercapaian indikator hasil


pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sangat
beragam. Ketercapaian indikator tertinggi pada kelompok kontrol
terdapat pada indikator mengecek kembali jawaban akhir, sementara
44

pada kelompok eksperimen indikator tertinggi terdapat pada indikator


memilah informasi penting.
Pada hasil posttest juga dilakukan perhitungan ketercapaian
indikator keterampilan metakognitif untuk mengetahui seberapa besar
aspek keterampilan metakognitif yang dimiliki siswa setelah
mendapatkan perlakuan yang berbeda antara kedua kelompok
penelitian, Secara rinci perhitungan data dapat dilihat pada Lampiran
10 dan 11 , adapun secara umum hasil perhitungan data dapat dilihat
seperti pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Persentase (%) Ketercapaian Indikator
Keterampilan Metakognitif Siswa Hasil Posttest
No. Aspek Indikator Kontrol Eksperimen
Keterampilan Keterampilan (%) (%)
Metakognitif Metakognitif
1. Perencanaan Terhubung 80 85
(planning) dengan
pengetahuan
terdahulu
Mengidentifika 73,5 87,5
sikan tujuan
Memilah 88 90
informasi
penting
Memecahkan 75 80
masalah
menjadi poin-
poin
Menemukan 77 80
hubungan dari
setiap variabel
Membuat 74 84
penyelidikan
2. Pemantauan Memeriksa 71 78
(monitoring) berbagai
tahapan
Bertanya 66 73
kepada teman
Mengidentifika 77 87,5
sikan
kesalahan
45

Menilai 73 86,5
jawaban
Mengoreksi 61,5 81
jawaban yang
salah
3. Evaluasi Mengecek 84 84
(evaluation) kembali
jawaban akhir
Memverifikasi 76 85
bahwa
jawaban
menjawab
pertanyaan

Tabel 4.4 menunjukan bahwa rata-rata persentase ketercapaian


indikator kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
ketercapaian indikator pada kelompok kontrol. Indikator mengecek
kembali jawaban akhir persentase kedua kelompok penelitian adalah
sama besar yaitu mencapai 84%. Perbedaan ketercapaian persentase
dari ketiga aspek keterampilan metakognitif tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.1.

100,00%
90,00% 84,47% 84,50%
81,23% 80%
77,97%
80,00%
70%
Persen Ketercapaian

70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Perencanaan Pemantauan Evaluasi
Aspek Keterampilan Metakognitif

Kontrol Eksperimen

Gambar 4.1 Grafik Perbedaan Persentase Setiap Aspek


Keterampilan Metakognitif.
46

Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukan bahwa ketiga aspek


keterampilan metakognitif yaitu aspek perencanaan, pemantauan, dan
evaluasi dari kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
pencapaian persentase pada kelompok kontrol. Secara lebih rinci, untuk
mengamati perbedaan ketercapaian indikator hasil pretest dan posttest
keterampilan metakognitif pada kelompok eksperimen dapat diamati
pada Gambar 4.2.

Aspek Perencanaan
74%
Membuat penyelidikan 84%
71%
Menemukan hubungan dari setiap… 80%
69%
Indikator

Memecahkan masalah menjadi poin-poin 80%


81%
Memilah informasi penting 90%
78,50%
Mengidentifikasikan tujuan 87,50%
76,50%
Terhubung dengan pengetahuan…
85%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Persen Ketercapaian

Pre test Post test

Gambar 4.2 Grafik Ketercapaian Indikator Pada Aspek Perencanaan

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa masing-masing


indikator keterampilan perencanaan pada kelompok eksperimen mengalami
peningkatan. Peningkatan pada masing-masing indikator tersebut rata-rata
mengalami kenaikan sebesar 9%-11%. Untuk grafik ketercapaian indikator
pada keterampilan pemantauan sendiri dapat diamati pada Gambar 4.3.

Aspek Pemantauan
75%
Mengoreksi jawaban yang salah 81%
Menilai jawaban 73%
86,5%
Indikator

74%
Mengidentifikasikan kesalahan 87,5%
Bertanya kepada teman 71%
73%
Memeriksa berbagai tahapan 69%
78%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Persen Ketercapaian

Pre test Post test


47

Gambar 4.3 Grafik Ketercapaian Indikator Pada Aspek Pemantauan

Secara umum berdasarkan grafik pada gambar 4.3 tersebut dapat


dilihat bahwa persentase indikator pemantauan mengalami peningkatan
pada semua indikator, rata-rata meningkat 2% - 13,5% pada masing-masing
indikator. Aspek ketiga dalam keterampilan metakognitif yaitu aspek
evaluasi, grafik ketercapaian indikator aspek ini dapat diamati pada gambar
4.4.

Aspek Evaluasi

Memverifikasi bahwa jawaban menjawab 76%


pertanyaan 85%
Indikator

75%
Mengecek kembali jawaban akhir
84%

0% 20% 40% 60% 80% 100%


Persen Ketercapaian

Pre test Post test

Gambar 4.4 Grafik Ketercapaian Indikator Pada Aspek Evaluasi

Berdasarkan Gambar 4.4 didapatkan hasil bahwa persentase


ketercapaian indikator pada aspek evaluasi juga mengalami peningkatan
pada semua indikator. Aspek ini rata-rata peningkatan indikator sebesar
9% untuk masing-masing indikator.

4. Analisis Data
a. Uji Prasyarat
Dalam penelitian ini dilakukan uji prasyarat analisis data pretest
dan posttest. Adapun uji prasyarat analisis yang dilakukan adalah uji
normalitas dan uji homogenitas dengan rincian sebagai berikut :
48

1. Uji Normalitas
Perhitungan uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Berikut hasil uji normalitas pretest dan posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol :
a. Hasil pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen.
Hasil uji normalitas data nilai pretest keterampilan
metakognitif pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, perhitungan data dapat dilihat pada Lampiran 12 dan
secara umum disajikan pada Tabel 4.5:
Tabel 4.5 Uji Normalitas pretest Keterampilan
Metakognitif
Data Kontrol Eksperimen
Jumlah Siswa 36 36
α 0,05 0,05
Sig. 0,080 0,200
Kesimpulan Data Data
berdistribusi berdistribusi
normal normal

Hasil uji normalitas data pretest keterampilan


metakognitif siswa dengan uji Kolmogorov-Smirnov pada
taraf signifikansi 5% dengan menggunakan SPSS
menunjukan nilai Signifikan sebesar 0,200 pada kelompok
eksperimen dan sebesar 0,080 pada kelompok kontrol.
Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji
normalitas ini bahwa jika nilai Signifikan > α maka data
berdistribusi normal, baik nilai signifikan. kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol menunjukan hasil
perhitungan dengan SPSS dengan nilai p-value lebih besar
dari 0,05. Dengan demikian, karena 0,080 > 0,05 dan 0,200
49

> 0,05 maka data pretest keterampilan metakognitif tersebut


berdistribusi normal.
b. Hasil posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen.
Hasil uji normalitas data nilai posttest keterampilan
metakognitif pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, perhitungan data dapat dilihat pada Lampiran 12 dan
secara rinci disajikan dalam Tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Uji Normalitas posttest Keterampilan
Metakognitif
Data Kontrol Eksperimen
Jumlah Siswa 36 36
α 0,05 0,05
Sig. 0,200 0,200
Kesimpulan Data Data
berdistribusi berdistribusi
normal normal

Berdasarkan pada Tabel 4.6 data posttest keterampilan


metakognitif siswa menunjukan nilai Signifikan 0,200 baik
pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Nilai
signifikansi sebesar 0,200 > 0,05, artinya data posttest yang
diperoleh dalam penelitian ini baik pada kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Pengujian prasyarat analisis dilanjutkan dengan uji
homogenitas setelah mengetahui bahwa data yang didapatkan
dari penelitian berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas
kedua sampel penelitian disajikan sebagai berikut:
a. Hasil pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Setelah dilakkan uji normalitas data pretest dan
dinyatakan data berdistribusi normal, data pretest selanjutnya
dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui kesamaan dua
50

kelompok penelitian. Uji homogenitas yang digunakan


adalah Uji Lavene Statistic dapat dilihat pada Lampiran 12.
Data hasil uji homogenitas kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen pada tes keterampilan metakognitif ditunjukan
pada Tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Uji Homogenitas pretest Keterampilan
Metakognitif
Statistik
N Kontrol 36
N Eksperimen 36
S2 Kontrol 49,057
S2 Eksperimen 47,39
α 0,05
Nilai Lavene’s Statistic 0,011
Sig. 0,915
Kesimpulan Homogen

Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan nilai Signifikan


untuk kedua kelompok penelitian yaitu sebesar 0,915 untuk
pretest keterampilan metakognitif. Maka data dari kedua
kelompok penelitian dinyatakan bersifat homogen karen
memenuhi kriteria nilai Signifikan > α yaitu 0,915 > 0,05.
b. Hasil posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Setelah dilakkan uji normalitas data posttest dan


dinyatakan data berdistribusi normal, data posttest
selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui
kesamaan dua kelompok penelitian. Uji homogenitas yang
digunakan adalah Uji Lavene Statistic dapat dilihat pada
Lampiran 12. Data hasil uji homogenitas kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen pada tes keterampilan
metakognitif ditunjukan pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
51

Tabel 4.8 Uji Homogenitas posttest Keterampilan


Metakognitif
Statistik
N Kontrol 36
N Eksperimen 36
S2 Kontrol 43,84
2
S Eksperimen 52,07
α 0,05
Nilai Lavene’e Statistic 0,201
Sig. 0,656
Kesimpulan Homogen

Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan nilai Sig. untuk data


posttest kedua kelompok penelitian yaitu sebesar 0,656.
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan dengan nilai Sig. yang
dihasilkan dalam penelitian adalah 0,656 > 0,05 maka data
dari kedua kelompok penelitian dinyatakan homogen.
b. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis data penelitian dilakukan setelah
pengujian normalitas dan homogenitas data. Pengujian hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan Uji Paired Sample T-test. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata pretest dan posttest
pada kedua kelompok penelitian. Berikut hasil uji hipotesis data
pretest dan posttest pada dari dua kelompok penelitian.
1. Hasil Uji Hipotesis Data Kelompok Kontrol
Hasil Uji hipotesis data keterampilan metakognitif
kelompok kontrol dapat dilihat pada Lampiran 12. Disajikan pada
Tabel 4.9 dengan rincian sebagai berikut:
52

Tabel 4.9 Hasil Uji Paired Sampel T-Test Keterampilan


Metakognitif Siswa Kelompok Kontrol
Data Uji-t
Pretest Posttest
Mean 73,50 74,39
Jumlah Sampel (N) 36 36
α 0,05
Sig. (2-tailed) 0,487
Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan rata-rata
dari kedua data

Berdasarkan pada Tabel 4.9 pada hasil uji hipotesis pretest


menunjukan hasil perhitungan nilai uji dua pihak (Sig.2-tailed)
sebesar 0,487 dengan taraf signifikansi 0,05. Karena nilai uji dua
pihak yang diperoleh sebesar 0,487 lebih besar dari taraf
signifikansi (0,487 > 0,05) maka H0 diterima. Hal ini menunjukan
bahwa pada uji hipotesis kelompok kontrol tidak terdapat
perbedaan rata-rata hasil tes keterampilan metakognitif sebelum
dan setelah diberi perlakuan.
2. Hasil Uji Hipotesis Data Kelompok Eksperimen

Hasil Uji hipotesis data keterampilan metakognitif


kelompok kontrol dapat dilihat pada Lampiran 12. Disajikan pada
Tabel 4.10 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji Paired Sampel T-Test


Keterampilan Metakognitif Siswa Kelompok Eksperimen
Data Uji-t
Pretest Posttest
Mean 73,58 82.61
Jumlah Sampel (N) 36 36
α 0,05
Sig. (2-tailed) 0,000
Kesimpulan Terdapat perbedaan rata-rata dari
kedua data penelitian
53

Berdasarkan Tabel 4.10 didapatkan data nilai uji dua pihak


dari data pretest dan posttest pada kelompok eksperimen yaitu
sebesar 0,000. Nilai uji dua pihak lebih kecil dari taraf signifikansi
(0,000 < 0,05), maka hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan
H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan rata-rata pada
kelompok eksperimen atau dengan kata lain terdapat pengaruh
model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran.
5. Data Keterlaksanaan Model PBL
Keterlaksanaan pembelajaran model PBL dapat dilihat melalui
lembar obervasi keterlaksanaan model pembelajaran siswa dan guru.
Lembar observasi siswa dinilai melalui penilaian ya dan tidak oleh
teman sejawat peneliti, sedangkan lembar observasi guru dinilai oleh
guru mata pelajaran kimia tempat peneliti mengadakan penelitian
dengan skor 1 untuk jawaban ya yang menandakan bahwa kegiatan
siswa sesuai dengan langkah pembelajaran, dan skor 0 untuk jawaban
tidak jika kegiatan tidak sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
dalam lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebanyak 3 kali
pertemuan dengan perolehan persentase sebesar 100%, hal ini berarti
seluruh siswa dalam kelas eksperimen dan peneliti sebagai guru yang
melaksanakan penelitian melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran. Keterlaksanaan model PBL didukung dengan
menggunakan Lembar Kerja Siswa untuk memandu siswa memahami
langkah-langkah model PBL yang dilaksanakan.
B. Pembahasan
Penelitian tentang pengaruh model Problem Based Learning (PBL)
terhadap keterampilan metakognitif dilaksanakan di SMA Negeri 47 Jakarta
dengan mengambil 2 kelompok sampel yaitu dari kelas XI MIA 1 sebagai
kelompok kontrol dan dari kelas XI MIA 3 sebagai kelompok eksperimen.
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep hidrolisis garam
54

dengan ketentuan kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan model


PBL, sedangkan kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Sebelum dilakukan analisis data pada hasil penelitian, terlebih dulu


dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data pretest dan posttest dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil yang diperoleh
berdasarkan pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen berdistribusi normal. Pada uji homogenitas
berdasarkan Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 kedua kelompok penelitian dinyatakan
bersifat homogen. Hal ini berarti kedua penelitian yaitu kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen memiliki keadaan awal yang sama.

Untuk mengetahui adanya pengaruh PBL pada keterampilan


metakognitif siswa dalam pembelajaran kimia khususnya pada konsep
hidrolisis garam diamati dari hasil uji hipotesis data pretest dan posttest dari
kedua kelompok penelitian. Berdasarkan pada Tabel 4.9 menunjukan bahwa
tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil pretest dan posttest keterampilan
metakognitif siswa kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran
konvensional, sedangkan pada Tabel 4.10 menunjukan adanya perbedaan
rata-rata keterampilan metakognitif pada hasil pretest dan posttest siswa
kelompok eksperimen. Hal ini berarti, terdapat pengaruh penggunaan model
PBL yang diberikan pada kelompok eksperimen, sedangkan pada kelompok
kontrol model pembelajaran yang digunakan tidak mempengaruhi
keterampilan metakognitif siswa.

Adanya perbedaan rata-rata keterampilan metakognitif siswa pada


kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disebabkan lingkungan
pembelajaran model PBL mendukung penggunaan metakognisi siswa
dalam menghadapi masalah yang tergolong baru ditemui siswa saat kegiatan
pembelajaran, sehingga siswa cukup terampil untuk menggunakan
keterampilan metakognitifnya dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pendapat Downing (2010) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan penggunaan
55

metakognisi. Sebab, meta-level kognisi seseorang cenderung bekerja


maksimal ketika sesuatu yang salah terjadi atau seseorang sedang
menghadapi masalah yang baru ditemui.

Selain data keseluruhan nilai keterampilan metakognitif, dilakukan juga


analisis ketercapaian indikator pada masing-masing aspek keterampilan
metakognitif. Indikator pertama pada aspek perencanaan yaitu terhubung
dengan pengetahuan terdahulu, indikator ini memperoleh persentase sebesar
76,5% (pretest) dan 85% (posttest). Peningkatan persentase ini menunjukan
bahwa siswa menggunakan keterampilan perencanaan untuk menyelesaikan
masalah dengan sangat baik pada kelompok eksperimen, seperti yang
ditunjukan pada Gambar 4.2. Melalui aktivitas pemecahan masalah, siswa
akan menggali pikirannya untuk mengetahui pengetahuan awal apa saja
yang dimiliki agar dapat membantu mereka menyelesaikan tugasnya, hal ini
berarti bahwa model PBL melalui masalah yang disajikan mendorong siswa
untuk merencanakan terlebih dahulu proses pemecahan masalah. Hal ini
sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Weisinger (2004, hlm. 50)
bahwa dalam model PBL ketika siswa dihadapkan pada sebuah ide atau
masalah baru, siswa akan melibatkan metakognisinya untuk menyusun
rencana penyelesaian masalah.

Indikator kedua pada aspek perencanaan adalah mengidentifikasikan


tujuan, persentase ketercapaian indikator ini mencapai 78,5% (pretest) dan
87,5% (posttest). Setelah siswa mendapatkan pembelajaran menggunakan
model PBL persentase pada indikator ini meningkat seperti yang ditunjukan
pada Gambar 4.2. Persentase tersebut menunjukan bahwa keterampilan
perencanaan siswa dalam mengidentifikasikan tujuan berkembang dengan
baik dalam pemecahan masalah, hal ini dikarenkan adanya instruksi
langsung yang didapatkan siswa melalui penggunaan Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang dibuat dengan menyesuaikan tahapan PBL. Melalui pertanyaan
prosedural dalam LKS ini siswa dapat membangun pemahaman dan
konsepnya sendiri sehingga tujuan dari masalah atau soal dapat
56

diidentifikasikan dengan baik, saat inilah keterampilan metakognitif pada


aspek perencanaan siswa berkembang. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian dari Haryani, dkk. (2017) yang menyatakan bahwa dengan
menerapkan model PBL menggunakan LKS keterampilan metakognitif
yang diukur dengan MCA-I tersebut mulai berkembang dengan baik.

Persentase tertinggi pada aspek keterampilan perencanaan adalah


indikator memilah informasi penting yaitu mencapai 90% setelah
memperoleh pembelajaran dengan model PBL seperti yang ditunjukan pada
Gambar 4.2. Persentase ini menunjukan bahwa keterampilan perencanaan
pada indiktor ini berkembang dengan baik, siswa dengan keterampilan
perencanaan tinggi akan dapat menyadari bahwa informasi yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan masalah dapat diperoleh dari pemahaman konsep yang
didapatkannya sendiri. Dalam hal ini PBL memfasilitasi siswa untuk dapat
membangun konsep dan pemahamannya secara mandiri sehingga PBL
dapat membiasakan diri siswa untuk memilah informasi penting melalui
wacana yang disediakan, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Haryani, Prasetya, dan Permanasari (2014) yang menyatakan bahwa dalam
lingkungan belajar kontruktivis, guru berperan sebagai fasilitator dalam
perkembangan pemahaman siswa, sehingga siswa dapat menggunakan
pengetahuan yang dimiliki untuk membantu proses pemahaman siswa lain,
aktivitas tersebut dapat membantu siswa dalam pengendalian belajar yang
melibatkan keterampilan perencanaan. Sejalan dengan hal tersebut Azhari,
Nurmaliah, dan Safitri (2013) juga menambahkan bahwa keterampilan
metakognitif siswa dapat berkembang dengan baik bila dilatih setiap saat
dengan memberikan masalah yang diselesaikan sendiri, karena setiap siswa
memiliki cara untuk menyelesaikan suatu masalahnya sendiri.

Indikator dalam keterampilan perencanaan yang mencerminkan


proses siswa dalam memahami masalah dalam penelitian ini yaitu
memecahkan masalah menjadi poin-poin dan menemukan hubungan dari
setiap variabel. Kedua indikator tersebut memperoleh persentase sama besar
57

yaitu 80% pada hasil posttest. Berdasarkan pada Gambar 4.2 ditunjukan
bahwa keterampilan perencanaan siswa pada materi hidrolisis garam
berkembang dengan baik pada ketiga indikator ini melalui penerapan model
PBL di dalam kelas. Peningkatan keterampilan perencanaan ini disebabkan
oleh peran guru sebagai fasilitator yang dapat mendorong interaksi antar
siswa melalui pengajuan pertanyaan sehingga pembelajaran bersifat
kolaboratif. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Schraw,
Crippen, dan Hartley (2006, hlm. 120) yang menyatakan bahwa kolaborasi
yang tercipta antara guru, siswa, dan kelompok melalui kegiatan diskusi
ilmiah memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat mengembangkan
metakognisi dan pengaturan diri dalam belajar. Sehingga, melalui kegiatan
diskusi siswa dapat mengembangkan keterampilan perencanaan yang
dimiliki untuk memecahkan masalah.

Indikator pada keterampilan perencanaan yang lain yaitu membuat


penyelidikan yang pada kelompok eksperimen memperoleh persentase
sebesar 74% (pretest) dan 84% (posttest), persentase ini termasuk dalam
kategori sangat baik. Persentase ini menggambarkan bahwa keterampilan
perencanaan siswa menjadi lebih baik dengan model PBL. Membuat
penyelidikan disini jika melihat pada pernyataan dalam MCA-I adalah
membuat coretan pada lembaran lain sebelum jawaban dituliskan pada
lembar jawaban. Aktivitas ini menunjukan bahwa siswa menjadi pembelajar
mandiri yang mampu menngontrol kognisinya dalam merencanakan
pemecahan masalah. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran PBL
yang berusaha untuk membantu siswa menjadi pembelajar mandiri dan
mengatur sendiri kognisi yang dimiliki, dipandu oleh guru secara berulang
melalui pengajuan pertanyaan untuk menemukan solusi dari permasalahan
nyata dengan harapan siswa dapat menjadi pembelajar mandiri dikemudian
hari. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Hmelo-Silver
(2004) yang menyatakan bahwa PBL mendorong siswa untuk ikut serta
dalam proses kolaboratif melalui refleksi pemikiran mereka sendiri dan
melalui kemandirian belajar dalam kelompok. Dalam hal ini berarrti PBL
58

menjadi model pembelajaran yang membantu siswa menjadi pembelajar


mandiri dalam merencanakan pemecahan masalah.

Aspek keterampilan perencanaan dalam penelitian ini berkembang


dengan baik pada kelompok eksperimen dengan penerapan model PBL,
yaitu dengan perolehan persentase sebesar 78% (pretest) dan 84,47%
(posttest) pada kelompok eksperimen. Keterampilan perencanaan ini
mengharuskan siswa untuk menggambarkan pengetahuan yang relevan
dengan masalah, mengidentifikasikan tujuan, menyusun rencana, dan
mengatur sumber referensi serta waktu dalam penyelesaian masalah
(Delvecchio, 2011, hlm. 29). Melalui pengenalan masalah pada tahap
orientasi siswa dengan masalah, dan pengorganisasian siswa dalam belajar,
serta pertanyaan prosedural dalam LKS yang diperoleh siswa dalam
pembelajaran menggunakan model PBL keterampilan perencanaan siswa
dalam pemecahan masalah menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Celiker (2015) yang menyebutkan bahwa
PBL mampu mengembangkan keterampilan metakognitif siswa dengan
membuat perencanaan penyelesaian masalah.

Indikator memeriksa berbagai tahapan merupakan salah satu indikator


keterampilan metakognitif dalam aspek pemantauan. Indikator ini
memperoleh persentase sebesar 69% (pretest) dan 78% (posttest), seperti
yang ditunjukan pada Gambar 4.3, adanya peningkatan persentase tersebut
menunjukan bahwa siswa menggunakan keterampilan pemantauan dengan
baik saat pemecahan masalah. Perolehan persentase ini dikarenakan dalam
penelitian PBL diterapkan melalui kegiatan praktikum. Dalam proses ini,
siswa akan mengajukan pertanyaan dan melakukan percobaan terkait
dengan masalah yang disajikan dalam pembelajaran. Seperti yang
diungkapkan oleh Haryani, dkk (2014) bahwa aktivitas laboratorium terkait
kegaiatan praktikum seperti memeriksa prosedur penelitian, mengevaluasi
data pengamatan, mengusulkan pendapat, serta mengeksplorasi alasan yang
cukup berhubungan dengan metakognisi, dimana ketika siswa dapat
59

menerapkan perilaku belajar ini dengan tepat mereka dapat


mengembangkan keterampilan metakognitif dengan baik. Hal ini sesuai
dengan teori Celiker (2015) yang menyatakan bahwa dalam proses
mengidentifikasikan masalah dan perancangan percobaan siswa melibatkan
penggunaan kognisi dan pengaturan kognisinya, sehingga dapat dikatakan
bahwa pembelajaran dengan desain praktikum dalam PBL dapat
meningkatkan keterampilan metakognitif.

Mengidentifikasikan kesalahan, menilai jawaban, serta mengoreksi cara


yang salah atau kurang tepat juga merupakan indikator dalam keterampilan
pemantauan. Masing-masing indikator ini berdasarkan pada Gambar 4.3
memperoleh persentase sebesar 87,5%, 86,5%, dan 81%. Perolehan
persentase dengan kategori sangat baik tersebut menunjukan bahwa
keterampilan pemantauan siswa menjadi lebih baik dengan penerapan
model PBL. Hal ini dikarenakan dalam model PBL, siswa dilibatkan dalam
situasi kompleks yang kemudian dipresentasikan hasilnya untuk
memperoleh informasi dalam rangka pemecahan masalah. Aktivitas ini
berlangsung selama fase ke-4 dalam PBL, setiap siswa menampilkan hasil
karya atau hasil pengamatan untuk mendapatkan penilaian dan umpan balik
baik dari siswa lain maupun guru sebagai fasilitator. Kegiatan ini akan
memudahkan siswa untuk dapat mengidentifikasikan kesalahan,
menemukan jawaban, serta mengoreksi jawaban yang salah atau kurang
tepat. Melalui pemberian latihan dan praktik ini, keterampilan pemantauan
siswa dapat berkembang dengan baik, hal ini sesuai dengan teori Schraw
dan Moshman (1995) yang menyatakan bahwa keterampilan pemantauan
dapat ditingkatkan dengan adanya latihan dan praktik. Dalam hal ini, latihan
dan praktik yang dimaksudkan adalah siswa belajar dengan menggunakan
strategi belajar yang dapat mengembangkan keterampilan metakognitif
mereka, yaitu dengan menggunkan model PBL (Haryani, dkk, 2014).

Indikator pemantauan yang lain adalah bertanya kepada teman, indikator


ini mengalami kenaikan persentase yaitu sebesar 71% (pretest) menjadi
60

73% (posttest) yang ditunjukan pada Tabel 4.3. Pencapaian persentase ini
dikarenakan dalam model PBL siswa diberikan kesempatan yang lebih besar
oleh guru untuk dapat memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan dari
banyak sumber. Selain itu situasi dalam pembelajaran PBL mengharuskan
siswa berinteraksi dengan teman dalam satu kelompok maupun interaksi
siswa dengan guru dalam rangka pemecahan masalah. Melalui interaksi
yang terjadi ini indikator bertanya kepada teman dapat berkembang dengan
baik, hal ini berarti siswa menggunakan keterampilan pemantauannya
dengan baik pula. Pendapat ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
Emily (2011) bahwa interaksi antara siswa dengan lingkungan belajarnya
dapat membangun dan memperbaiki keterampilan metakognitif siswa.

Aspek keterampilan pemantauan memperoleh persentase sebesar


81,23% berdasarkan pada Gambar 4.1, persentase ini dikategorikan sangat
baik. Pada keterampilan pemantauan, siswa dituntut untuk memantau
pemahaman dan proses belajarnya, keterampilan pemantauan ini dapat
membantu siswa dalam menyadari adanya kesalahan dalam pembelajaran
(Maduabuchi dan Angela, 2016). Melalui kegiatan fase ke-3 model PBL
dimana guru mendukung dan menerima semua gagasan yang diajukan siswa
namun dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong
siswa untuk memikirkan kualitas informasi yang didapatkan dalam
pengajuan hipotesis. Melalui aktivitas ini keterampilan pemantauan siswa
berkembang dengan baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Wahyu dan Azizah (2014) yang menyatakan bahwa dengan meminta
siswa membuat hipotesis dari rumusan masalah yang dibuat dalam
penerapan model PBL keterampilan pemantauan siswa dapat menjadi lebih
baik.

Indikator mengecek kembali jawaban akhir merupakan indikator


pertama dalam keterampilan evaluasi yang berdasarkan pada Gambar 4.4
menunjukan presentase sebesar 75% (pretest) dan 84% (posttest) pada
kelompok eksperimen, persentase tersebut menunjukan bahwa pengaruh
61

model PBL terhadap keterampilan metakognitif pada aspek evaluasi


dikategorikan sangat baik. Hal ini dikarenakan siswa yang telah
mendapatkan pembelajaran dengan model PBL terfasilitasi untuk
mengembangkan keterampilannya. Melalui fase-fase PBL yang
dilaksanakan di dalam pembelajaran, khususnya pada fase ke-5 yaitu pada
fase menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah siswa
didorong untuk terbiasa mengecek jawaban akhir apakah sudah sesuai
dengan tujuan yang diharapkan atau tidak. Hal ini sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Louca (2003) yang menyatakan bahwa keterampilan
metakognitif siswa dapat meningkat dengan adanya proses refleksi dan
evaluasi pemahaman hasil belajar melalui aktivitas pembelajaran yang
dilalui siswa sendiri.

Indikator memverifikasi jawaban apakah menjawab pertanyaan


meningkat dari 76% (pretest) menjadi 84% (posttest). Perolehan persentase
ini memberikan gambaran bahwa keterampilan evaluasi siswa melalui
model PBL menjadi lebih baik. Bersama dengan guru sebagai fasilitator
dalam model PBL, siswa melakukan analisis terhadap jawaban yang telah
didiskusikan dengan kelompok kecil yang dibentuk selama pembelajaran
berlangsung. Selama tahap ini pula, respon dari siswa lain serta arahan dari
guru membantu siswa untuk dapat melakukan verifikasi apakah jawaban
menjawab pertanyaan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam hal ini,
keterampilan evaluasi siswa meningkat dengan adanya interaksi kolaboratif
antara siswa dengan siswa lain, dan juga antara siswa dengan guru. Hal ini
sesuai dengan pendapat Schraw, Olafson, Weibel, dan Sewing (2012) yang
menyatakan bahwa keterampilan metakognitif siswa berkembang dengan
cepat melalui instruksi langsung, diskusi dan interaksi timbal balik selama
proses pembelajaran.

Keterampilan evaluasi dalam penelitian ini memperoleh persentase


sebesar 84,5% seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.2. Hal ini
menunjukan bahwa keterampilan metakognitif siswa kelompok eksperimen
62

pada aspek evaluasi lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Dalam


keterampilan evaluasi siswa dituntut untuk dapat merefleksikan pemahaman
yang didapatkan selama pembelajaran. Hal ini seperti yang dikatakan oleh
Schraw dan Moshman (1985) yang menyatakan bahwa keterampilan
evaluasi melibatkan proses penilaian hasil pembelajaran seperti
mengevaluasi tujuan dan memberikan kesimpulan akhir dari proses
pembelajaran. Meningkatnya keterampilan evaluasi ini dikarenakan siswa
diberikan peluang untuk dapat merefleksikan apa yang telah dipelajari
selama pembelajaran melalui PBL. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Java (2014, hlm. 35) yang menyatakan bahwa model
pembelajaran instruksional dapat mengembangkan dan memfasilitasi
berkembangnya keterampilan metakognitif siswa, baik keterampilan
perencanaan, pemantauan, maupun evaluasi.

Perbedaan persen ketercapaian indikator pada masing-masing indikator


di atas dengan perolehan pada kategori sangat baik, menunjukan bahwa
semua indikator dalam keterampilan metakognitif dapat berkembang baik
melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL). Hal tersebut
dapat dijelaskan bahwa dalam model PBL keterampilan metakognitif siswa
dapat berkembang dengan baik melalui refleksi dari berbagai aktivitas yang
dilakukan selama pembelajaran. Melalui aktivitas-aktivitas tersebut, aspek
keterampilan metakognitif yang terdiri dari keterampilan perencanaan,
pemantauan, dan evaluasi dilatih dengan baik mengikuti arahan dan
pengawasan guru. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Wahyu dan Azizah (2014) yang memberikan kesimpulan bahwa
aktivitas yang dilalui siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model
PBL dapat melatih keterampilan perencanaan, keterampilan pemantauan,
dan keterampilan evaluasi.

Dari ketiga aspek yang telah dibahas di atas, aspek keterampilan


pemantauan memperoleh persentase terendah dari kedua aspek
keterampilan metakognitif yang lain yaitu sebesar 81,23%, sementara kedua
63

aspek lain yaitu aspek perencanaan dan aspek evaluasi memperoleh


persentase yang sama yaitu 84,47% dan 84,50%. Perbedaan persentase
setiap aspek ini mengakibatkan keterampilan metakognitif siswa dalam
pemecahan masalah juga berbeda, hal ini dikarenakan adanya perbedaan
kemampuan akademik yang dimiliki masing-masing siswa. Kemampuan
akademik setiap siswa berbeda-beda sehingga masing-masing siswa akan
mempunyai keterampilan metakognitif yang berbeda pula. Hal ini sesuai
dengan teori Muhlisin, dkk (2016) yang menyatakan bahwa peserta didik
dengan kemampuan akademik tinggi lebih mampu merencanakan, memilih
strategi dalam melaksanakan tugas, dan mampu mengevaluasi apa yang
telah dilakukannya dibandingkan peserta didik dengan kemampuan
akademik rendah.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di atas


bahwa aspek keterampilan metakognitif yang terdiri dari keterampilan
perencanaan, pemantauan, dan evaluasi siswa dalam kelompok eksperimen
pada kategori sangat baik. Sementara pada kelompok kontrol pada kategori
baik, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keterampilan metakognitif siswa pada konsep hidrolisis garam.
Hal ini dikarenakan, aktivitas pengaturan kognisi siswa selama proses
pembelajaran pada kelompok eksperimen difasilitasi dengan adanya LKS
yang dirancang dengan berbasis PBL yang dapat menggiring siswa untuk
melakukan pengontrolan kognisi berupa perencanaan, pemantauan, dan
evaluasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Tosun dan Erdal
(2013) yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa model
pembelajaran PBL memberikan pengaruh yang signifikan pada ketiga aspek
keterampilan metakognitif yaitu aspek perencanaan, pemantauan, dan
evaluasi.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data serta pembahasan yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap keterampilan metakognitif siswa pada konsep
hidrolisis garam dalam pembelajaran kimia. Pengaruh model PBL terhadap
keterampilan metakognitif siswa pada konsep hidrolisis garam, dapat dilihat
pada nilai persentase setiap aspek keterampilan metakognitif yang terdiri
dari aspek perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang
dapat diberikan dari peneliti adalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran Problem Based Learning sangat membantu guru
dalam menghadirkan model pembelajaran yang dapat memfasilitasi
siswa dalam proses pemecahan masalah kimia siswa.
2. Model pembelajaran Problem Based Learning dapat diterapkan dalam
pembelajaran kimia pada konsep lain oleh guru kimia, terutama untuk
konsep-konsep yang mengharuskan siswa terlibat aktif dalam proses
pemecahan masalah kimia.
3. Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning guru harus
menguasai dengan baik situasi pembelajaran agar aktivitas siswa dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan instruksi yang diberikan.
4. Pembagian anggota kelompok dalam pelaksanakan Problem Based
Learning pastikan siswa dalam keadaan heterogen agar semua anggota
kelompok aktif berpartisipasi dalam pembelajaran di kelas.
5. Bagi peneliti selanjutnya, dalam menganalisis keterampilan
metakognitif siswa sebaiknya di lengkapi dengan lembar pengamatan

64
65

aktivitas yang diisi oleh teman sebaya atau guru untuk memperkuat data
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning :


Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan. Jakarta
: Kencana.

Arends, Richald I. (2012). Learning to Teach (9th ed). New York : The McGraw-Hill
Companies, Inc.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta.

Azhari, Nurmaliah, dan Rini, S., (2013). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Untuk Meningkatkan Keterampilan Metakognitif Pada Konsep Sistem
Reproduksi Manusia. Jurnal Biologi Edukasi Edisi 11, 5(2), 54-49.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Barrows, H. S., dan Tumblyn, R. M. (1980). Problem-based Learning : on approach to


medical education. New York : Springer Publshing Company.

Celiker, H. D. (2015). Development of Metacognitive Skills : designing peoblem based


experiment with prospective science teachers in biology laboratory. Academic
Journal, 10(11), 147-1495

Cooper, M. M., dan Sandi-Urena, S. (2009). Design and Validation of an Instrument To


Asses Metacognitive Skillfulness in Chemistry Problem Solving. Journal of
Chemical Education, 86(2), 240-245.

Creswell, John W. (2012). Educational Research: planning, conducting , and evaluating


quantitative and qualitative research (4th ed). Garamond: TexTech International.

Danial, Muhamad. (2010). Pengaruh Strategi PBL terhadap Keterampilan Metakognisi


dan Respon Wisuda. Jurnal Chemica, 11(2) 9-10.

Delvecchio. (2011). Students’ Use Metacognitive Skills While Problem Solving In


School Chemistry. (Tesis). Queen’s University, Canada.

66
67

Downing, K. (2010). Problem-based Learning and Metacognition. Asian Journal on


Education and Learning, 1(2), 75-96.

Emily R. Lai. (2011). Metacognition : A Literature Review. Research Report. Always


PEARSON. Diakses dari http://www.pearsonassessments.com/research.

Flavell, J. (1979). Metacognition and Cognition Monitoring : a new are of cognitive-


developmental inquiry. American Psycologist Association, 41(4), 212-264, hlm.
906-911.

Hallinger, P., dan Bridges, Edwin M. (2007). A Problem-based Approach for


Management Educatiob : Preparing Managers for Action. Dordrecht : Springer.

Haryani, S., A.D. Astiningsih, K.I. Supardi, dan C. Kurniawan. (2017). Construction of
Metacognition Skills through Students Worksheet with Problem Based Learning
Approaches. Proceeding of Chemistry Conferences, Vol. 2, 37-41.

Haryani, Sri., Agung T.P., dan Anna P. (2014). Developing Metacognition of Techer
Candidat by Implementing Problem Based Learning Whitin the Area of
Analytical Chemistry. International Journal of Science and Reseracg (IJSR).
3(6) 1223-1229.

Hmelo dan Silver. (2004). Problem-Based Learning : What and How Do Student Learn?.
Educational Psychology. 16(3), 235-266.

Ismaroh, W., dan Azizah, U. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning untuk Melatihkan Keterampilan Metakognitif Siswa Kelas XI IPA
SMAN 1 Driyorejo Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Unesa
Journal of Chemical Education, 3(3), 29-34.

Java, L. (2014). Problem Solving Strategies and Metacognitive Skills for Gifted Student
in Middle School. (Tesis University of Louisiana, USA). Diakses dari
http://etd.lsu.edu.

Kadir. (2015). Statistika: penerapan konsep contoh dan analisis dengan program spss.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
68

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta :


Kemendikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Silabus Mata Pelajaran SMA/MA.


Jakarta : Kemendikbud.

Kristiani, N., Susilo, H., Rohman, F., dan Aloysius, D.C. (2015). The Contributin of
Students’ Metacognitive Skills and Scientific Attitude Towards Their Academic
Achievment in Biology Learning Implementing Thinking Empowerement by
Questioning (TEQ) Learning Integrated with Inquiry Learning (TEQI).
International Journal of Educational Policy Research, 2(9), 113-120.

Livingston, J. (2003). Metacognition : an overview. Washington DC : ERIC

Louca, Eleonora. (2003). The Concept and Instruction of metacognition. Teacher


Development, 7(1)

Maduabuchi, C., H. dan Iduma Angela. (2016). Teaching Metacognitive Skills for The
Promotion Self-Regulated Learning Among Secondary School Studentd In
Nigeria. British Journal of Education, 4(10), 74-84.

Marzano, R. J., Brandt, R. S., Hughes, C. S., Jones, B. F., Presseisen, B. Z., Rankin, S.
C., dan Suhor, C. (1987). Dimension of Thinking : a framework for curriculum
and instructionn. Alexandria, Virginia : Association for Supervision and
Curriculum Development (ASCD).

Muhlisin, A., Herawati, S., Mohamad, A., dan Fatchur, R. (2016). Analisis Keterampilan
Metakognitif Ditinjau dari Kemampuan Akademik Berbeda pada Perkuliahan
Konsep Dasar IPA. Posiding Seminar Nasional Biologi.

Paul dan Don. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran : Mengajarkan Konten dan
Keterampilan Berpikir, Ed. 6. Jakarta : Indeks Permata Puri Media.

Purwanto, N. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :


Remaja Rosda Karya.
69

R. Lai, Emily dan Michaela, V. (2012). Assesing 21st Century Skills : Integrating
Research Findings. Vancouver, B.C : National Council on Measurement in
Educatioan.

Rahayu dan Azizah. (2012). Students’ Metacognition Level Through of Implementation


of Problem Based Learning With Metakognitive Strategies at SMA N 1 Manyar.
Unesa Journal of Chemical Education, 1(1) 164-173.

Ratnawati, M. dan Nurdin, R, dan Siang, T. G. (2015). Perilaku Metakognisi dalam


Menyelesaikan Masalah Kimia.e-Jurnal Mitra Sains, 3(2) 9-16.

Rusman.(2012). Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru


Ed. 2. Jakarta : Rajawali Pers, Cet. 5.

Sajna, J., dan Premachandran. P. (2016). A Study on the Metacognitive Awareness of


Secondary School Students. Universal Journal of Educational Research 4(1):
165-172.
Schraw, G. dan Moshman, D. (1995). Metacognitive Theories. Educational Psychology
Review, 7(4), 351-371.

Schraw, G., Kent, J., Crippen dan Hartley, K. (2006). Promoting Self-Regulation in
Science Education : metacognition as part of broader perspective on Learning.
Springer : Research in Science Education, 36, 111-139

Schraw, G., Olafson, L., Weibel, M., dan Sewing, D. (2012). Metacognition Knowledge
and Field-based Science Learning in an Outdoor Environmental Education
Program. Dalam Zohar, A. dan Dori. Y. J. (Eds). Metacognition in Science
Education : trends in current research. Dordrecht : Springer.

Sudjana, Nana. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Rosda Karya.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung : CV.
Alfabeta.
70

Suyanti, R. D. dan Joshua, J. (2015). The Influence of Problem Based Leaning Model
Based on Collaborative Toward Students’ Achievement in Chemistry. State
University of Medan : The 2st International Seminar on Trends In Science
Education. 215-118.

Suyanti, Retno D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Tan, Oon-Seng. (2004). Enhancing Thinking through Problem Based Learning


Approach: International Perspectives. Singapore : Cengage Learning.

Tosun, C., dan Erdal, S. (2013). The Effects of Problem Based Learning on Metacognitive
Awareness and Attitudes towards Chemistry of Prospective Teachers with
Different Acaademic Backgrounds, 38(1). Australia : Bartin University.

Veenam, Marcel V.J. (2012). Metacognition in Science Education : Definition,


Constituents, and Their Intricate Relation with Cognition. Dalam Zohar, A. dan
Dori. Y. J. (Eds). Metacognition in Science Education : trends in current research.
Dordrecht : Springer

Wahyu dan Azizah. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) untuk Melatihkan Keterampilan Metakognitif Siswa Kelas XI IPA SMA N
1 Driyorejo Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Unesa Journal of
Chemical Education. 3(3) 29-34.

Watoni, A. H. (2014). Kimia : untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Yrama Widya.

Weissinger, Peggy A. (2004). Critical Thinking, Metacognition, and Problem-based


Learning. Dalam Tan (Eds). Enhanching Thinking through Problem-based
Learning Approaches. Singapore : Cengage Learning.

Williams, J. P., dan Atkins, J. G. (2009). The role of metacognition in teaching reading
comperhension to primary students. Dalam D. J. Hacker, J. Dunlosky, dan A. C.
Graeser (Eds). Hanbook of metacognition in education : trends in current
research. Dordrecht : Springer.
71

Wisdom, J., dan Emanuel. (2015). Relationship Between Metacognition, Attitude And
Academic Achievement Of Secondary School Chemistry Students. InPort
Harcourt, Rivers State.
Lampiran 1
Analisis KD dan Indikator Pembelajaran
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI/Genap
Tahun Ajaran: 2016/2017
Kompetensi Dasar Indikator Materi Tahapan Problem Aktivitas Pembelajaran Aspek
Pembelajaran Pembelajaran Based Learning Keterampilan
Metakognitif
3.11 Menganalisis kesetimbangan Memahami Jenis-jenis Orientasi siswa 1. Guru memberikan masalah Aspek
ion dalam larutan garam dan prinsip garam yang pada masalah Perencanaan
dalam bentuk wacana pada
menghubungkan pHnya. kesetimbangan mengalami
ion dalam hidrolisis LKS, kemudian guru
larutan garam.
menjelaskan sedikit
gambaran tentang kelarutan
garam dalam air.
2. Siswa mempelajari wacana
dalam kemudian mengajukan
beberapa pertanyaan terkait
informasi yang didapatkan.

72
Menentukan pH pH garam yang Mengorganisasikan Guru memberikan LKS dan Aspek
larutan garam terhidrolisis siswa dalam belajar Perencanaan
mengarahkan siswa untuk
berdasarkan
sifat larutan mendiskusikan dan menjawab
garam yang
pertanyaan yang terdapat pada
terhidrolisis
melalui LKS terkait pH larutan garam
perhitungan.
berdasarkan sifat larutan garam
terhidrolisis.
Menghubungkan Sifat garam Mengorganisasikan Guru mengarahkan siswa untuk Aspek
sifat asam atau yang siswa dalam belajar Perencanaan
menghubungkan masalah dalam
basa larutan terhidrolisis
garam yang LKS serta mencari jawaban dari
mengalami
pertanyaan yang diajukan
hidrolisis
dengan reaksi melalui diskusi kelompok atau
kesetimbangan
percobaan.
ion garamnya.
Menghubungkan Tetapan Menganalisis dan 1. Guru memberikan refleksi Aspek
nilai pH yang hidrolisis garam mengevaluasi Evaluasi
dan evaluasi terhadap
didapat dari (Kh) proses pemecahan
percobaan dan jawaban siswa hasil
perhitungan
percobaan dan diskusi
dengan
kesetimbangan berdasarkan hasil presentasi.
ion dalam
larutan.

73
2. Siswa melakukan analisis dan
evaluasi hasil percobaan dan
hasil diskusi serta presentasi
untuk membuat kesimpulan
akhir.
4.11 Melaporkan percobaan Melakukan Penentuan sifat Membimbing 1. Guru membimbing siswa Aspek
tentang sifat asam dan basa percobaan untuk larutan garam penyelidikan Pemantauan
mencari informasi dari
berbagai larutan garam menentukan melalui individual maupun
sifat asam atau percobaan kelompok berbagai sumber serta
basa berbagai
membimbing siswa dalam
larutan garam.
melakukan percobaan terkait
penentuan sifat asam dan basa
berbagai larutan garam.
2. Siswa melakukan percobaan
dengan menuliskan langkah
percobaan yang didapatkan
dari sumber yang relevan.
Melaporkan Penentuan sifat Mengembangkan 1. Guru menginstruksikan siswa Aspek
hasil percobaan larutan garam dan menyajikan pemantauan
untuk mengolah data,
tentang sifat melalui hasil karya dan aspek
asam atau basa percobaan membuat kesimpulan, dan evaluasi

74
berbagai larutan membuat laporan untuk
garam dalam
dipresentasikan didepan
bentuk laporan
tertulis. kelas.
2. Siswa mempresentasikan
hasil diskusi, hasil percobaan
dalam bentuk laporan dan
saling memberi tanggapan
antar kelompok dalam
presentasi.

75
76

Lampiran 2. RPP Kelompok Eksperimen


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 47 Jakarta


Mata Pelajaran : KIMIA – Peminatan Bidang MIPA
Kelas/Semester : XI/Genap
Materi Pokok : Hidrolisis Garam
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan :1

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


3. 11 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam dan
menghubungkan pHnya.
Indikator :
3.11.1 Memahami prinsip kesetimbangan ion dalam larutan garam.
3.11.2 Menentukan pH larutan garam berdasarkan sifat larutan
garam yang terhidrolisis melalui perhitungan.
3.11.3 Menghubungkan sifat asam atau basa larutan garam yang
mengalami hidrolisis dengan reaksi kesetimbangan ion
garamnya.
3.11.4. Menghubungkan nilai pH yang didapat dari percobaan dan
perhitungan dengan kesetimbangan ion dalam larutan
4.11 Melaporkan percobaan tentang sifat asam atau basa berbegai larutan
garam
Indikator :
4.11.1 Melakukan percobaan untuk menentukan sifat asam atau basa
berbagai larutan garam.
4.11.2 Melaporkan hasil percobaan tentang sifat asam atau basa
berbagai larutan garam dalam bentuk laporan tertulis.
77

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pengamatan, diskusi, analisis dan praktik siswa dapat :
memahami kesetimbangan ion dalam larutan garam, menghubungkan pH
larutan garam dengan kesetimbangan ion dalam larutan dan menentukan
sifat asam atau basa berbagai larutan garam.
C. Materi Pembelajaran
a. Fakta
 Larutan garam asam mempunyai pH < 7, larutan garam basa
mempunyai pH > 7, dan larutan garam netral mempunyai pH =7
b. Konsep
 Hidrolisis garam, tetapan hidrolisis, hidrolisis total, hidrolisis
parsial, hidrolisis kation, hidrolisis anion.
c. Prinsip
 Garam dari basa kuat dan asam kuat bersifat netral.
 Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa.
 Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam.
 Garam dari asam lemah dan basa lemah sifatnya bergantung
pada haraga tetapan ionisasi asam dan basanya (Ka dan Kb)
d. Prosedur yang Relevan
 Prosedur percobaan untuk menentukan sifat asam basa larutan
garam
D. Metode Pembelajaran

Model : Problem Based Learning


Metode : Ceramah interaktif, praktikum dan diskusi
E. Media Pembelajaran
Media : Papan tulis, spidol, penghapus, proyektor, LKS Praktikum,
lembar penilaian.
F. Sumber Belajar
Sumber Pembelajaran : E-book Hidrolisis Garam, internet, textbook kimia
(Kenaan, Raymond chang)
78

G. Langkah-langkah Pembelajaran
I. Kegiatan Awal (Pendahuluan)

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 15 menit
 Memberikan salam dan berdoa bersama.  Menjawab salam pembukaan dari guru dan berdoa
 Memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas . bersama dipimpin ketua kelas.
 Mengarahkan pembentukan kelompok dan membagikan  Membentuk kelompok dan menerima LKS yang akan
LKS kepada setiap kelompok. digunakan secara berkeleompok.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.  Mendengarkan penjelasan tujuan pembelajaran yang
Apersepsi dipaparkan guru.
 Menggali pengetahuan siswa tentang garam terkait contoh  Memberikan respon terhadap pertanyaan yang
garam dalam kehidupan sehari-hari yaitu garam dapur diajukan guru.
(NaCl) dan soda kue (NaHCO3), misal :
 Bagaimana jika larutan garam dilarutkan dalam air?
 Apa sifat dari larutan NaCl?
 Apakah soda kue (NaHCO3) termasuk senyawa
garam?
 Bagaimana jika dilarutkan dalam air, dan apa sifat
dari soda kue tersebut?
79

Motivasi
 Memberikan motivasi kepada siswa dengan meminta  Menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh
siswa : guru.
 Menyebutkan contoh garam dalam kehidupan sehari-
hari selain contoh diatas.
 Apakah semua garam dapat dikonsumsi?

II. Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 105
Fase-1 Orientasi siswa kepada masalah menit
 Menyajikan masalah dalam bentuk wacana pada LKS  Mempelajari wacana yang diberikan pada LKS.
mengenai kegunaan garam dalam kehidupan sehari-hari
 Memberikan gambaran tentang kelarutan garam dalam air.  Mengajukan pertanyaan ”Bagaimana pH larutan
garam setelah dilarutkan dalam air?”

Fase-2 Mengorganisasikan Siswa


 Mengajak siswa untuk mendiskusikan masalah yang  Mendiskusikan hubungan masalah yang disajikan
disajikan dalam LKS. dalam LKS dengan percobaan yang akan dilakukan.
80

 Meminta siswa untuk menjawab pertanyaan berdasarkan  Mencari jawaban secara berkelompok dalam
wacana yang disajikan sebelum melakukan percobaan. mengerjakan pertanyaan pengantar sebelum
melakukan percobaan.
Fase-3 Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok
 Mengarahkan siswa untuk melakukan percobaan  Menuliskan langkah percobaan yang akan dilakukan
penentuan sifat asam atau basa berbagai larutan garam. secara berkelompok.
 Membimbing siswa dalam melakukan percobaan.
 Melakukan percobaan mengenai penentuan sifat asam
atau basa berbagai larutan garam.

 Mengamati dan mencatat hasil percobaan yang telah


dilakukan.
Fase-4 Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
 Memberikan arahan kepada siswa untuk mengolah data  Mengolah data hasil percobaan secara berkelompok.
hasil percobaan yang telah didapat.
 Mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan
berdasarkan hasil pengolahan data.  Mendiskusikan hasil pengolahan data percobaan
dengan mengaitkan pada literatur yang ada untuk
membuat kesimpulan hasil percobaan.
81

 Membimbing siswa untuk membuat laporan secara  Membuat laporan secara sistematis hasil percobaan
sistematis hasil percobaaan. secara berkelompok.

 Mengarahkan siswa untuk melakukan presentasi hasil  Perwakilan kelompok mempresentasikan laporan
percobaan. sederhana hasil percobaan yang telah dibuat.

Fase-5 Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah


 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberi  Memberikan respon baik pada kelompok penyaji
penjelasan, tambahan, tanggapan, masukan maupun maupun kelompok lain terkait laporan yang telah
sanggahan baik kelompok penyaji maupun kelompok lain dipresentasikan.
terkait laporan yang telah dipresentasikan.

 Memberikan evaluasi terhadap masukan dan pendapat  Memberikan respon terhadap evaluasi yang dilakukan
siswa serta memberikan penegasan terhadap hasil akhir oleh guru dan memperhatikan penegasan hasil akhir
percobaan yang telah dipresentasikan. percobaan yang telah dipresentasikan.

 Memberikan arahan kepada siswa untuk mengerjakan soal  Mengerjakan soal yang disajikan LKS secara
yang berkaitan dengan percobaan yang telah dilakukan. berkelompok.
82

III. Kegiatan Akhir (Penutup)

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 15 menit
 Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa.  Mengakhiri proses pembelajaran dengan berdoa,
dipimpin ketua kelas.
 Mengucapkan salam penutup.  Menjawab salam penutup dari guru.
83

H. Penilaian
1. Penilaian Kognitif
Nilai diperoleh dari hasil uji kemampuan (pre test), hasil diskusi dalam memahami materi dan mengerjakan LKS, dan hasil evaluasi
masing-masing siswa setelah pembelajaran.
2. Penilaian Psikomotorik
Nilai didapat dari pengamatan guru terhadap cara siswa dalam melakukan percobaan.

Jakarta,….......................2017

Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

Heni Purwaningsih, M.Pd Murni Arifah


NIP: 19720726 2008 01 2014 NIM:111301620026
84

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 47 Jakarta


Mata Pelajaran : KIMIA – Peminatan Bidang MIPA
Kelas/Semester : XI/Genap
Materi Pokok : Hidrolisis Garam
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan :2

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


3. 11 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam dan
menghubungkan pHnya.
Indikator :
3.11.1 Memahami prinsip kesetimbangan ion dalam larutan garam.
3.11.2 Menentukan pH larutan garam berdasarkan sifat larutan
garam yang terhidrolisis melalui perhitungan.
3.11.3 Menghubungkan sifat asam atau basa larutan garam yang
mengalami hidrolisis dengan reaksi kesetimbangan ion
garamnya.
3.11.4. Menghubungkan nilai pH dengan kesetimbangan ion dalam
larutan garam.
4.11 Melaporkan percobaan tentang sifat asam atau basa berbegai larutan
garam
Indikator :
4.11.1 Melakukan percobaan untuk menentukan sifat asam basa
berbagai larutan garam.
4.11.2 Melaporkan hasil percobaan tentang sifat asam atau basa
berbagai larutan garam.
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pengamatan, diskusi, analisis dan praktik siswa dapat :
memahami kesetimbangan ion dalam larutan garam, menghubungkan pH
85

larutan garam dengan kesetimbangan ion dalam larutan dan menentukan


sifat asam atau basa berbagai larutan garam.
C. Materi Pembelajaran
a. Fakta
 Larutan garam asam mempunyai pH < 7, larutan garam basa
mempunyai pH > 7, dan larutan garam netral mempunyai pH =
7
b. Konsep
 Hidrolisis garam, tetapan hidrolisis, hidrolisis total, hidrolisis
parsial, hidrolisis kation, hidrolisis anion.
c. Prinsip
 Garam dari basa kuat dan asam kuat bersifat netral.
 Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa.
 Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam.
 Garam dari asam lemah dan basa lemah sifatnya bergantung
pada haraga tetapan ionisasi asam dan basanya (Ka dan Kb)
d. Prosedur yang Relevan
 Prosedur percobaan untuk menentukan sifat asam basa larutan
garam
D. Metode Pembelajaran

Model : Problem Based Learning


Metode : Ceramah interaktif, praktikum dan diskusi
E. Media Pembelajaran
Media : Papan tulis, spidol, penghapus, proyektor, LKS Praktikum,
lembar penilaian.
F. Sumber Belajar
Sumber Pembelajaran : E-book hidrolisis garam, internet, textbook kimia
(Kenaan, Raymond chang)
86

G. Langkah-langkah Pembelajaran
I. Kegiatan Awal (Pendahuluan)

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
 Memberikan salam dan berdoa bersama.  Siswa menjawab salam pembukaan dari guru dan 15 menit
 Memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas. berdoa bersama dipimpin ketua kelas.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.  Mendengarkan penjelasan tujuan pembelajaran yang
Apersepsi dipaparkan guru.
 Menggali pengetahuan siswa terkait kesimpulan hasil
percobaan pertemuan sebelumnya, yaitu:  Menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan guru.
 Bagaimana pH larutan garam?
 Apa yang dapat mempengaruhi pH larutan garam
tersebut?
 Apa hubungan pH larutan garam dengan Ka dan Kb
dari asam dan basa penyusun garam?.
Motivasi
 Memberikan motivasi kepada siswa dengan meminta  Memberikan respon terhadap pertanyaan yang
siswa untuk: diajukan guru.
87

 Memberikan contoh lain garam dalam kehidupan


sehari-hari dan mebyebutkan sifat garam berdasarkan
asam basa pembentuknya

II. Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 105 menit
Fase-1 Orientasi siswa kepada masalah
 Menyajikan masalah dalam bentuk wacana pada LKS  Mempelajari wacana dalam LKS.
 Mengajukan pertanyaan :
mengenai pH beberapa larutan garam beserta dengan asam
 Bagaimana garam dapat terhidrolisis?
basa pembentuknya.
 Bagaimana sifat larutan garam yang terhidrolisis?
 Bagaimana menentukan pH larutan garam yang
terhidrolsis?

Fase-2 Mengorganisasikan Siswa


 Mengarahkan siswa untuk berdiskusi dengan kelompok  Menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS
percobaan untuk menyelesaikan masalah yang terdapat dengan berdiskusi dalam kelompok.
pada LKS.
88

Fase-3 Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok


 Mengarahkan siswa untuk mencari berbagai informasi  Mencari informasi terkait pH larutan garam
terkait penyelesaian masalah dalam LKS tentang pH larutan terhidrolisis dari berbagai sumber belajar seperti
garam terhidrolisis dari berbagai sumber seperti internet, internet, buku perpustakaan, jurnal dan sumber lain.
buku perpustakaan, jurnal dan lain-lain.
 Mendiskusikan hasil temuan dari sumber yang
 Membimbing siswa dalam penyelesaian masalah dengan relevan bersama kelompoknya.
memberi pertimbangan sumber yang relevan dengan
masalah yang ada.
Fase-4 Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
 Mengarahkan siswa untuk mengolah informasi yang  Mengolah berbagai informasi yang didapatkan dari
didapatkan melalui diskusi. berbagai sumber ke dalam lembar jawaban yang
sudah disediakan guru.
 Mendiskusikan hasil pengolahan informasi dengan
mengaitkan pada literatur yang ada untuk membuat
kesimpulan.
 Memberikan arahan kepada siswa untuk membuat  Membuat laporan hasil diskusi kelompok.
kesimpulan dari informasi yang diolah bersama kelompok.
89

 Membimbing siswa untuk membuat laporan hasil diskusi  Mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang
kelompok. telah dibuat.

 Memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi


kelompok didepan kelas.
Fase-5 Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberi  Memberikan respon baik pada kelompok penyaji
penjelasan,tanggapan,masukan maupun sanggahan baik maupun kelompok lain terkait hasil diskusi yang
kelompok penyaji maupun kelompok lain terkait laporan telah dipresentasikan.
yang telah dipresentasikan.
 Memberikan evaluasi terhadap masukan dan pendapat  Memberikan respon terhadap evaluasi yang
siswa serta memberikan penegasan terhadap hasil akhir dilakukan guru dan memperhatikan penegasan hasil
diskusi yang telah dipresentasikan. akhir diskusi yang telah dipresentasikan.

 Memberikan arahan kepada siswa untuk mengerjakan soal  Mengerjakan soal yang disajikan LKS secara
berkaitan dengan hasil diskusi. berkelompok.
90

III. Kegiatan Akhir (Penutup)

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 15 menit
 Memberikan tugas berupa latihan soal perhitungan pH  Mencatat tugas yang diberikan oleh guru.
larutan garam yang terhidrolisis.
 Meminta siswa mengulang kembali informasi apa saja yang  Merespon guru dengan mengulang kembali
didapatkan pada pembelajaran hari ini. beberapa informasi yang didapatkan pada
pembelajaran hari ini.
 Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.  Berdoa bersama dipimpin ketua kelas.
 Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.  Menjawab salam penutup dari guru.
91

H. Penilaian
1. Penilaian Kognitif
- Tes Pilihan Ganda (terlampir)
2. Penilaian Proses
- Observasi kegiatan diskusi (terlampir)
Jakarta,….......................2017

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

Heni Purwaningsih, M.Pd Murni Arifah


NIP: 19720726 2008 01 2014 NIM: 1113016200026
92

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 47 Jakarta


Mata Pelajaran : KIMIA – Peminatan Bidang MIPA
Kelas/Semester : XI/Genap
Materi Pokok : Hidrolisis Garam
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan :3

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


3. 11 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam dan
menghubungkan pHnya.
Indikator :
3.11.1 Memahami prinsip kesetimbangan ion dalam larutan garam.
3.11.2 Menentukan pH larutan garam berdasarkan sifat larutan
garam yang terhidrolisis melalui perhitungan.
3.11.3 Menghubungkan sifat asam atau basa larutan garam yang
mengalami hidrolisis dengan reaksi kesetimbangan ion
garamnya.
3.11.4. Menghubungkan nilai pH yang didapat dari percobaan dan
perhitungan dengan kesetimbangan ion dalam larutan.
4.11 Melaporkan percobaan tentang sifat asam atau basa berbegai larutan
garam
Indikator :
4.11.1 Melakukan percobaan untuk menentukan sifat asam basa
berbagai larutan garam.
4.11.2 Melaporkan hasil percobaan tentang sifat asam atau basa
berbagai larutan garam.
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pengamatan, diskusi, analisis dan praktik siswa dapat :
memahami kesetimbangan ion dalam larutan garam, menghubungkan pH
93

larutan garam dengan kesetimbangan ion dalam larutan dan menentukan


sifat asam atau basa berbagai larutan garam.
C. Materi Pembelajaran
a. Fakta
 Larutan garam asam mempunyai pH < 7, larutan garam basa
mempunyai pH > 7, dan larutan garam netral mempunyai pH =
7
b. Konsep
 Hidrolisis garam, tetapan hidrolisis, hidrolisis total, hidrolisis
parsial, hidrolisis kation, hidrolisis anion.
c. Prinsip
 Garam dari basa kuat dan asam kuat bersifat netral.
 Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa.
 Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam.
 Garam dari asam lemah dan basa lemah sifatnya bergantung
pada haraga tetapan ionisasi asam dan basanya (Ka dan Kb)
d. Prosedur yang Relevan
 Prosedur percobaan untuk menentukan sifat asam basa larutan
garam
D. Metode Pembelajaran

Model : Problem Based Learning


Metode : Ceramah interaktif, praktikum dan diskusi
E. Media Pembelajaran
Media : Papan tulis, spidol, penghapus, proyektor, LKS Praktikum,
lembar penilaian.
F. Sumber Belajar
Sumber Pembelajaran : E-book Larutan penyangga, internet, textbook kimia
(Kenaan, Raymond chang)
94

G. Langkah-langkah Pembelajaran
I. Kegiatan Awal (Pendahuluan)

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 15
 Memberikan salam dan berdoa bersama.  Menjawab salam pembukaan dari guru dan berdoa menit
 Memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas bersama dipimpin ketua kelas.
.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan  Mendengarkan penjelasan tujuan pembelajaran yang
dicapai. dipaparkan guru.
Apersepsi
 Menggali pengetahuan siswa tentang hubungan pH  Merespon pertanyaan yang diajukan guru.
larutan garam dengan kesetimbangan ion dalam larutan
garam.
Motivasi
 Memberikan motivasi kepada siswa dengan  Memberikan respon dengan menjawab beberapa
mengingatkan kembali tentang tetapan hidrolisis dan pertanyaan yang diajukan guru.
pH larutan garam.
95

II. Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 105
Fase-1 Orientasi siswa kepada masalah menit
 Menyajikan masalah dalam bentuk wacana pada LKS  Mempelajari wacana dalam LKS.
 Mengajukan pertanyaan :
mengenai hubungan pH berbagai larutan garam dengan
 Bagaimana persamaan reaksi pada garam yang
kesetimbangan ion dalam larutan.
terhidrolisis?
 Apa hubungan pH larutan garam dengan
kesetimbangan ion dalam larutan?
Fase-2 Mengorganisasikan Siswa
 Mengajak siswa untuk mendiskusikan masalah yang  Mendiskusikan hubungan masalah yang disajikan
disajikan dalam LKS tentang perhitungan pH berbagai dalam LKS dengan perhitungan pH pada soal yang
larutan garam. disajikan.
 Meminta siswa untuk menjawab pertanyaan  Menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS
berdasarkan wacana dalam LKS. dengan berdiskusi dalam kelompok.
Fase-3 Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok
 Mengajak siswa untuk menganalisis hubungan pH  Menganalisis hubungan pH dengan kesetimbangan
dengan kesetimbangan ion dalam larutan. ion dalam larutan dengan mencari berbagai informasi
dari sumber yang relevan.
96

Fase-4 Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya


 Membimbing siswa untuk membuat laporan sederhana  Membuat laporan sederhana hasil analisis hubungan
hasil analisis hubungan pH berbagai larutan garam pH berbagai larutan garam dengan kesetimbangan ion
dengan kesetimbangan ion dalam larutan. dalam larutan.

 Mengarahkan siswa untuk melakukan presentasi hasil  Perwakilan kelompok mempresentasikan laporan
sederhana hasil percobaan yang telah dibuat.
Fase-5 Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
 Memberikan evaluasi terhadap masukan dan pendapat  Mengevalusi hasil analisis melalui diskusi kelas .
siswa serta memberikan penegasan terhadap hasil
akhir diskusi yang telah dipresentasikan.
 Memberikan arahan kepada siswa untuk  Menyimpulkan hasil diskusi tersebut serta
menyimpulkan hasil diskusi serta pembuktian melalui membuktikan melalui buku referensi dan literatur
literatur.
97

III. Kegiatan Akhir (Penutup)

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 15
 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan soal-soal terkait  Mencatat tugas yang diberikan guru. menit
hidrolisis garam.

 Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa.  Mengakhiri proses pembelajaran dengan berdoa,
dipimpin ketua kelas.
 Mengucapkan salam penutup.  Menjawab salam penutup dari guru.
98

H. Penilaian
1. Penilaian Kognitif
- Tes Uraian (terlampir)
2. Penilaian Proses
- Observasi kegiatan diskusi (terlampir)
Jakarta,….......................2017

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia Mahasiswa

Heni Purwaningsih, M.Pd Murni Arifah


NIP: 19720726 2008 01 2014 NIM: 1113016200026
99

Lampiran 3. RPP Kelompok Kontrol


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 47 Jakarta


Mata Pelajaran : KIMIA – Peminatan Bidang MIPA
Kelas/Semester : XI/Genap
Materi Pokok : Hidrolisis Garam
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan :1

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


3. 11 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam dan
menghubungkan pHnya.
Indikator :
3.11.1 Memahami prinsip kesetimbangan ion dalam larutan garam.
3.11.2 Menentukan pH larutan garam berdasarkan sifat larutan
garam yang terhidrolisis melalui perhitungan.
3.11.3 Menghubungkan sifat asam atau basa larutan garam yang
mengalami hidrolisis dengan reaksi kesetimbangan ion
garamnya.
3.11.4. Menghubungkan nilai pH yang didapat dari percobaan dan
perhitungan dengan kesetimbangan ion dalam larutan
4.11 Melaporkan percobaan tentang sifat asam atau basa berbegai larutan
garam
Indikator :
4.11.1 Melakukan percobaan untuk menentukan sifat asam atau basa
berbagai larutan garam.
4.11.2 Melaporkan hasil percobaan tentang sifat asam atau basa
berbagai larutan garam dalam bentuk laporan tertulis.
100

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pengamatan, diskusi, analisis dan praktik siswa dapat :
memahami kesetimbangan ion dalam larutan garam, menghubungkan pH
larutan garam dengan kesetimbangan ion dalam larutan dan menentukan
sifat asam atau basa berbagai larutan garam.
C. Materi Pembelajaran
a. Fakta
 Larutan garam asam mempunyai pH < 7, larutan garam basa
mempunyai pH > 7, dan larutan garam netral mempunyai pH =
7
b. Konsep
 Hidrolisis garam, tetapan hidrolisis, hidrolisis total, hidrolisis
parsial, hidrolisis kation, hidrolisis anion.
c. Prinsip
 Garam dari basa kuat dan asam kuat bersifat netral.
 Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa.
 Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam.
 Garam dari asam lemah dan basa lemah sifatnya bergantung
pada haraga tetapan ionisasi asam dan basanya (Ka dan Kb)
d. Prosedur yang Relevan
 Prosedur percobaan untuk menentukan sifat asam basa larutan
garam
D. Metode Pembelajaran

Model : Konvensional
Metode : Ceramah interaktif, praktikum dan diskusi
E. Media Pembelajaran
Media : Papan tulis, spidol, penghapus, proyektor, LKS Praktikum,
lembar penilaian.
F. Sumber Belajar
Sumber Pembelajaran : E-book Hidrolisis Garam, internet, textbook kimia
(Kenaan, Raymond chang)
101

G. Langkah-langkah Pembelajaran
I. Kegiatan Awal (Pendahuluan)

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 15
 Memberikan salam dan berdoa bersama.  Siswa menjawab salam pembukaan dari guru menit
 Memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas . dan berdoa bersama dipimpin ketua kelas.
Apersepsi
 Menggali pengetahuan siswa tentang garam terkait contoh  Memberikan respon terhadap pertanyaan yang
garam dalam kehidupan sehari-hari yaitu garam dapur (NaCl) diajukan guru.
dan soda kue (NaHCO3), misal :
 Bagaimana jika larutan garam dilarutkan dalam air?
 Apa sifat dari larutan NaCl?
 Apakah soda kue (NaHCO3) termasuk senyawa garam?
 Bagaimana jika dilarutkan dalam air, dan apa sifat dari soda
kue tersebut?
Motivasi
 Memberikan motivasi kepada siswa dengan meminta siswa :  Menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan

 Menyebutkan contoh garam dalam kehidupan sehari-hari oleh guru.

selain contoh diatas.


102

 Apakah semua garam dapat dikonsumsi?

II. Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 105
Mengamati menit
 Guru menyajikan animasi pelarutan beberapa contoh garam  Siswa mengamati animasi pelarutan beberapa
dalam air beserta dengan molekul-molekul yang terbentuk contoh garam dalam air beserta dengan molekul-
sebelum dan sesudah garam dilarutkan. molekul yang terbentuk sebelum dan sesudah
garam dilarutkan.
Menanya
 Guru memberikan umpan balik kepada siswa terkait animasi  Siswa menganalisis animasi terkait garam yang
berupa pertanyaan adakah hal-hal yang ingin ditanyakan siswa. dilarutkan dalam air dengan menanyakan
beberapa pertanyaan sebagai berikut :
- Ion apa saja yang terbentuk saat beberapa
garam dilarutkan dalam air?
- Apakah ion yang dihasilkan dari pelarutan
garam mempengaruhi sifat garam?
103

Mencoba
 Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mencari  Siswa mencari informasi terkait informasi ion-
informasi terkait ion-ion yang terbentuk jika garam dilarutkan ion yang terbentuk jika garam dilarutkan dalam
dalam air. air.
 Guru menginstruksikan siswa untuk melakukan percobaan terkait  Siswa melakukan percobaan penentuan sifat
penentuan sifat asam basa berbgai larutan garam. asam atau basa beberapa larutan garam untuk
mengetahui sifat asam atau basa berbagai larutan
garam.
Menalar
 Guru menginstruksikan siswa untuk melakukan pengolahan data  Siswa melakukan pengolahan data dari berbagai
dan analisis hasil percobaan dan diskusi untuk membuat informasi yang didapatkan dengan
kesimpulan. merangkumnya dalam lembar diskusi.
 Siswa melakukan analisis hasil percobaan dan
diskusi informsi yang didapatkan serta membuat
kesimpulan.
Mengkomunikasikan
 Guru menginstruksikan siswa untuk melakukan presentasi hasil  Siswa mempresentasikan hasil percobaan dan
diskusi dan hasil percobaan didepan kelas. hasil diskusi didepan kelas secara bergantian.
104

III. Kegiatan Akhir (Penutup)

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 15
 Mereview dan mengevaluasi hasil pembelajaran.  Siswa mereview hasil pembelajaran menit
 Mengarahkan siswa untuk mengerjakan soal-soal terkait  Siswa mengerjakan soal-soal terkait penentuan
penentuan sifat asam basa garam berdasarkan hasil percobaan sifat asam basa garam berdasarkan hasil
serta membuat laporan penentuan sifat asam basa berbagai larutan percobaan dan membuat laporan hasil
garam. percobaan.
 Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa.  Siswa mengakhiri proses pembelajaran dengan
berdoa, dipimpin ketua kelas
 Mengucapkan salam penutup.  Siswa menjawab salam penutup dari guru
105

H. Penilaian
1. Penilaian Kognitif
Nilai diperoleh dari hasil uji kemampuan (pre test), hasil diskusi dalam memahami materi dan mengerjakan LKS, dan hasil evaluasi
masing-masing siswa setelah pembelajaran.
2. Penilaian Psikomotorik
Nilai didapat dari pengamatan guru terhadap cara siswa dalam melakukan percobaan.

Jakarta,….......................2017

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

Heni Purwaningsih, M.Pd Murni Arifah


NIP: 19720726 2008 01 2014 NIM: 1113016200026
106

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 47 Jakarta


Mata Pelajaran : KIMIA – Peminatan Bidang MIPA
Kelas/Semester : XI/Genap
Materi Pokok : Hidrolisis Garam
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan :2

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


3. 11 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam dan
menghubungkan pHnya.
Indikator :
3.11.1 Memahami prinsip kesetimbangan ion dalam larutan garam.
3.11.2 Menentukan pH larutan garam berdasarkan sifat larutan
garam yang terhidrolisis melalui perhitungan.
3.11.3 Menghubungkan sifat asam atau basa larutan garam yang
mengalami hidrolisis dengan reaksi kesetimbangan ion
garamnya.
3.11.4. Menghubungkan nilai pH yang didapat dari percobaan dan
perhitungan dengan kesetimbangan ion dalam larutan
4.11 Melaporkan percobaan tentang sifat asam atau basa berbegai larutan
garam
Indikator :
4.11.1 Melakukan percobaan untuk menentukan sifat asam atau basa
berbagai larutan garam.
4.11.2 Melaporkan hasil percobaan tentang sifat asam atau basa
berbagai larutan garam dalam bentuk laporan tertulis.
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pengamatan, diskusi, analisis dan praktik siswa dapat :
memahami kesetimbangan ion dalam larutan garam, menghubungkan pH
107

larutan garam dengan kesetimbangan ion dalam larutan dan menentukan


sifat asam atau basa berbagai larutan garam.
C. Materi Pembelajaran
a. Fakta
 Larutan garam asam mempunyai pH < 7, larutan garam basa
mempunyai pH > 7, dan larutan garam netral mempunyai pH =
7
b. Konsep
 Hidrolisis garam, tetapan hidrolisis, hidrolisis total, hidrolisis
parsial, hidrolisis kation, hidrolisis anion.
c. Prinsip
 Garam dari basa kuat dan asam kuat bersifat netral.
 Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa.
 Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam.
 Garam dari asam lemah dan basa lemah sifatnya bergantung
pada haraga tetapan ionisasi asam dan basanya (Ka dan Kb)
d. Prosedur yang Relevan
 Prosedur percobaan untuk menentukan sifat asam basa larutan
garam
D. Metode Pembelajaran

Model : Konvensional
Metode : Ceramah interaktif, praktikum dan diskusi
E. Media Pembelajaran
Media : Papan tulis, spidol, penghapus, proyektor, LKS Praktikum,
lembar penilaian.
F. Sumber Belajar
Sumber Pembelajaran : E-book Hidrolisis Garam, internet, textbook kimia
(Kenaan, Raymond chang)
108

G. Langkah-langkah Pembelajaran
I. Kegiatan Awal (Pendahuluan)

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 15 menit
 Memberikan salam pembuka dan berdoa bersama dipimpin  Menjawab salam pembukaan dari guru dan berdoa
ketua kelas. bersama dipimpin ketua kelas.
 Mengkondisikan kelas agar siap mengikuti pembelajaran  Merespon absen dari guru satu persatu.
dengan memeriksa kehadiran setiap siswa.
Apersepsi
 Menggali pengetahuan siswa terkait hasil percobaan pada  Menjawab pertanyaan yang diajukan guru terkait
pertemuan sebelumnya, dengan mengajukan pertanyaan hasil percobaan pertemuan sebelumnya.
yaitu:
 Bagaimana pH larutan garam?
 Apa yang mempengaruhi harga pH larutan tersebut?
 Apa hubungan Ka dan Kb dengan pH larutan garam dari
asam dan basa pembentuknya?
109

Motivasi
 Menjelaskan pentingnya mempelajari hidrolisis garam  Mendengarkan dengan santun pentingnya
melalui tujuan pembelajaran dan manfaat pembelajaran. mempelajari hidrolisis garam melalui tujuan dan
manfaat pembelajaran.

 Menjelaskan cakupan materi tentang hidrolisis garam yang  Menyimak dengan baik cakupan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan hari ini. disampaikan oleh guru.

II. Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 105
Mengamati menit
 Menampilkan video animasi tentang bagaimana pH  Mengamati dan mencatat informasi yang disajikan
larutan garam yang terhidrolisis. dalam video.
Menanya
 Memberikan instruksi kepada siswa untuk melakukan  Bertanya beberapa hal terkait animasi yang
analisis dari video yang disajikan. disajikan guru :
110

- Bagaimana sifat larutan garam yang


terhidrolisis?
- Bagaimana cara penentuan pH larutan garam
yang terhidrolisis selain dengan percobaan?
Mencoba
 Memberikan instruksi kepada siswa untuk mengumpulkan  Mengumpulkan informasi terkait cara penentuan
informasi terkait cara penentuan sifat garam terhidrolisis sifat garam terhidrolisis dan pH larutan garam
dan pH larutan garam yang terhidrolisis. yang terhidrolisis.
Menalar
 Memberikan kesempatan pada siswa untuk membuktikan  Membuktikan hasil diskusi mengenai penentuan
hasil diskusi dengan literatur yang tersedia. pH larutan garam terhidrolisis berdasarkan literatur
yang tersedia.

Mengkomunikasikan
 Meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi  Mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.
didepan kelas.
111

III. Kegiatan Akhir (Penutup)

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 15 menit
 Mereview dan merefleksikan hasil pembelajaran.  Mereview dan merefleksikan hasil pembelajaran
bersama dengan guru.
 Memberikan instruksi kepada siswa untuk mengerjakan  Mengerjakan soal-soal penentuan pH larutan
soal-soal hidrolisis garam terkait penentuan pH larutan garam terhidrolisis.
garam terhidrolisis.
 Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan  Mengakhiri proses pembelajaran dengan berdoa,
mengucapkan salam penutup dipimpin ketua kelas.
112

H. Penilaian
1. Penilaian Kognitif
- Tes Uraian (terlampir)
2. Penilaian Proses
- Observasi kegiatan diskusi (terlampir)

Jakarta,….............................2017
Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

Heni Purwaningsih, M.Pd Murni Arifah


NIP: 19720726 2008 01 2014 NIM: 1113016200026
113

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 47 Jakarta


Mata Pelajaran : KIMIA – Peminatan Bidang MIPA
Kelas/Semester : XI/Genap
Materi Pokok : Hidrolisis Garam
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan :3

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


3. 11 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam dan
menghubungkan pHnya.
Indikator :
3.11.1 Memahami prinsip kesetimbangan ion dalam larutan garam.
3.11.2 Menentukan pH larutan garam berdasarkan sifat larutan
garam yang terhidrolisis melalui perhitungan.
3.11.3 Menghubungkan sifat asam atau basa larutan garam yang
mengalami hidrolisis dengan reaksi kesetimbangan ion
garamnya.
3.11.4. Menghubungkan nilai pH yang didapat dari percobaan dan
perhitungan dengan kesetimbangan ion dalam larutan
4.11 Melaporkan percobaan tentang sifat asam atau basa berbegai larutan
garam
Indikator :
4.11.1 Melakukan percobaan untuk menentukan sifat asam atau basa
berbagai larutan garam.
4.11.2 Melaporkan hasil percobaan tentang sifat asam atau basa
berbagai larutan garam dalam bentuk laporan tertulis.
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pengamatan, diskusi, analisis dan praktik siswa dapat :
memahami kesetimbangan ion dalam larutan garam, menghubungkan pH
114

larutan garam dengan kesetimbangan ion dalam larutan dan menentukan


sifat asam atau basa berbagai larutan garam.
C. Materi Pembelajaran
a. Fakta
 Larutan garam asam mempunyai pH < 7, larutan garam basa
mempunyai pH > 7, dan larutan garam netral mempunyai pH =
7
b. Konsep
 Hidrolisis garam, tetapan hidrolisis, hidrolisis total, hidrolisis
parsial, hidrolisis kation, hidrolisis anion.
c. Prinsip
 Garam dari basa kuat dan asam kuat bersifat netral.
 Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa.
 Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam.
 Garam dari asam lemah dan basa lemah sifatnya bergantung
pada haraga tetapan ionisasi asam dan basanya (Ka dan Kb)
d. Prosedur yang Relevan
 Prosedur percobaan untuk menentukan sifat asam basa larutan
garam
D. Metode Pembelajaran

Model : Konvensional
Metode : Ceramah interaktif, praktikum dan diskusi
E. Media Pembelajaran
Media : Papan tulis, spidol, penghapus, proyektor, LKS Praktikum,
lembar penilaian.
F. Sumber Belajar
Sumber Pembelajaran : E-book Hidrolisis Garam, internet, textbook kimia
(Kenaan, Raymond chang)
115

G. Langkah-langkah Pembelajaran
I. Kegiatan Awal (Pendahuluan)

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 15 menit
 Memberikan salam pembuka untuk memulai  Menjawab salam pembukaan dari guru dan berdoa
pembelajaran dan berdoa bersama dipimpin ketua kelas. bersama dipimpin ketua kelas.
 Mengkondisikan kelas agar siap mengikuti pembelajaran  Merespon absen guru satu persatu.
dengan memeriksa kehadiran siswa.
Apersepsi
 Menggali pengetahuan siswa terkait penentuan pH larutan  Memberikan respon terkait pertanyaan yang
garam terhidrolisis serta hubungannya dengan reaksi diajukan guru.
kesetimbangan ion larutan garam.
Motivasi
 Memberikan penjelasan terkait pentingnya mempelajari  Mendengarkan dengan santun pentingnya
hidrolisis garam melalui tujuan dan manfaat pembelajaran. mempelajari hidrolisis garam.
 Menjelaskan cakupan materi yang akan dijelaskan pada  Mendengarkan dengan santun cakupan materi yang
pertemuan hari ini. dijelaskan oleh guru.
116

II. Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 105
Mengamati menit
 Menyajikan animasi ion-ion yang dihasilkan pada  Mengamati animasi yang disajikan guru terkait ion-
pelarutan beberapa garam dalam air beserta dengan reaksi ion yang dihasilkan pada pelarutan beberapa garam
kesetimbangan larutan garam dalam air. dalam air beserta dengan reaksi kesetimbangan
larutan garam dalam air.
Menanya
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati,  Menganalisis animasi reaksi kesetimbangan ion
mencatat, dan menganalisis, menanyakan informasi yang larutan garam dengan bertanya beberapa hal sebagai
disajikan dalam animasi. berikut :
 Bagaimana persamaan reaksi pada garam yang
terhidrolisis?
 Apa hubungan pH larutan garam dengan reaksi
kesetimbangan ion dalam larutan garam
terhidrolisis?
117

Mencoba
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk  Mendiskusikan hubungan pH larutan garam
mendiskusikan hubungan pH larutan garam dengan dengan reaksi kesetimbangan ion dalam larutan
reaksi kesetimbangan ion dalam larutan garam garam terhidrolisis.
terhidrolisis.
Menalar
 Memberikan instruksi kepada siswa untuk membuktikan  Membuktikan hasil diskusi mengenai pH larutan
hasil diskusi dengan literatur yang ada. garam dengan reaksi kesetimbangan ion dalam
larutan garam terhidrolisis berdasarkan literatur
yang ada.
Mengkomunikasikan
 Memberikan instruksi kepada siswa untuk membuat  Membuat kesimpulan terkait hubungan pH larutan
kesimpulan dari hasil diskusi kemudian garam dengan reaksi kesetimbangan ion dalam
mempresentasikannya didepan kelas. larutan garam terhidrolisis berdasarkan literatur
yang ada.
 Mempresentasikan hasil diskusi didalam kelas.
118

III. Kegiatan Akhir (Penutup)

Kegiatan Pembelajaran Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 15 menit
 Mereview dan merefleksikan hasil pembelajaran.  Mereview dan merefleksikan hasil pembelajaran
bersama dengan guru.
 Memberikan instruksi kepada siswa untuk  Mengerjakan soal-soal hidrolisis garam terkait
mengerjakan soal-soal hidrolisis garam terkait penentuan siat asam basa larutan garam, perhitungan
penentuan siat asam basa larutan garam, perhitungan pH larutan garam, serta hubungan pH dengan
pH larutan garam, serta hubungan pH dengan kesetimbangan ion dalam larutan.
kesetimbangan ion dalam larutan.
 Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan  Mengakhiri proses pembelajaran dengan berdoa,
mengucapkan salam penutup. dipimpin ketua kelas.
 Menjawab salam penutup dari guru.
119

H. Penilaian
1. Penilaian Kognitif
- Tes Uraian (terlampir)
2. Penilaian Proses
- Observasi kegiatan diskusi (terlampir)
Jakarta,….......................2017

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia Peneliti

Heni Purwaningsih, M.Pd Murni Arifah


NIP: 19720726 2008 01 2014 NIM: 1113016200026
120

LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) KIMIA


HIDROLISIS GARAM

SMA/MA Kelas XI
Program Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Semester 2

Aplikasi Konsep Hidrolisis Garam

Penentuan Sifat Garam yang Terhidrolisis

Hubungan pH garam dengan Kesetimbangan ion dalam Larutan

Nama Anggota Kelompok :


1. .............................................
2. .............................................
3. .............................................
4. .............................................
5. .............................................
6. .............................................
121

Kompetensi Dasar
3.11 Menganalisis kesetimbangan ion dalam larutan garam dan menghubungkan
pHnya.
4.11 Melaporkan percobaan tentang sifat asam atau basa berbagai larutan garam.

Indikator
3.11.1 Memahami prinsip kesetimbangan ion dalam larutan
garam.
3.11.2 Menentukan pH larutan garam berdasarkan sifat
larutan garam yang terhidrolisis
melalui perhitungan.
3.11.3 Menghubungkan sifat asam atau basa larutan garam
yang
mengalami hidrolisis dengan reaksi kesetimbangan

Indikator ion garamnya.


3.11.4. untuk
4.11.1 Melakukan percobaan Menghubungkan nilai asam
menentukan sifat pH atau
yangbasa
didapat dari
berbagai
larutan garam. percobaan dan perhitungan dengan kesetimbangan
ion dalam
4.11.2 Melaporkan hasil percobaan larutan.
tentang sifat asam atau basa berbagai larutan
garam dalam bentuk laporan tertulis.
122

Mari Membaca
Orientasi Terhadap Masalah
Tanaman padi milik Pak Dodi
menunjukan gejala tidak mau
tumbuh bahkan terlihat kuning dan
akan mati. Pak Dodi penasaran
bagaimana menangani masalah
tersebut, kemudian mencoba
menggunakan urea (CO(NH2)2) dan
ternyata gejala semakin terlihat parah. Untuk menjaga agar produksi tanaman
terus berjalan tanpa menurangi kualitas pertumbuhan tanaman, berbekal
pengalaman dalam bercocok tanam beberapa rekan pak Dodi sesama petani
menyarankan beberapa pilihan pupuk seperti pupuk niter yang mengandung
KNO3, pupuk TSP yang mengandung Ca(H2PO4)2, pupuk ZA yang
mengandung ((NH4)2SO4), dan pupuk DAP yang mengandung (NH4)2HPO4.
Setiap tanaman memerlukan pH tanah yang ideal yang spesifik untuk
pertumbuhan yang optimal, akan tetapi pH tanah yang ideal untuk semua jenis
tanaman pangan, perkebunan dan holtikultura di Indonesia adalah antara 6
sampai 7. Jika pH tanah menyimpang dari kisaran tersebut maka akan terjadi
berbagai jenis masalah pada tanaman yang ditanam diatas lahan tersebut.

(Sumber: www.gerbangpertanian.com, www.balitra.litbang.pertanian.go.id,


www.saburaijuakab.go.id.)
123

Diskusikan ya......   

1. Informasi penting apa saja yang kalian dapatkan dari wacana diatas?

Jawaban:

2. Konsep pengetahuan apa yang berhubungan dengan masalah diatas?

Jawaban:

Mengajukan Hipotesis
3. Jika suatu pupuk yang mengandung garam dapat bersifat asam atau
basa, maka bagaimana cara kalian untuk menentukan sifat dari pupuk
yang mengandung garam?

Jawaban:
124

Yuk kita cari tahu.... ( ? ? ? ? )

Mengorganisasikan Belajar Siswa


Untuk menguji hipotesis yang kalian ajukan, rancanglah
strategi yang tepat untuk melakukan percobaan penentuan
sifat asam atau basa suatu garam!
4. Tuliskan rancangan percobaan yang akan kalian lakukan!

Jawaban:

5. Tuliskan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan penentuan


asam atau basa suatu garam!

Jawaban:
125

6. Tuliskan prosedur kerja untuk menentukan sifat asam atau basa suatu
garam!

Jawaban:
126

Membimbing Penyelidikan
Dalam suatu laboratorium, disediakan 6 jenis garam
dengan rumus kimia sebagai berikut: NaCl, NaHCO3, (NH4)2SO4,
NH4Cl, CH3COONa, K2CrO4.
7. Tentukan sifat masing-masing larutan menggunakan lakmus merah
dan lakmus biru!
Larutan Perubahan Warna Sifat Larutan
Lakmus Lakmus (asam/basa/netral)
Merah Biru
NaCl
NaHCO3
(NH4)2SO4
NH4Cl
CH3COONa
K2CrO4
8. Tentukan pH larutan garam tersebut menggunakan pH universal atau
pH meter dan tentukan komponen penyusunnnya!
Larutan pH Komponen Penyusun
larutan Asam Basa
(kuat/lemah) (kuat/lemah)
NaCl
NaHCO3
(NH4)2SO4
NH4Cl
CH3COONa
K2CrO4
127

9. Bagaimana reaksi ionisasi larutan garam-garam tersebut?


Larutan Reaksi ionisasi Kation Anion
NaCl
NaHCO3
(NH4)2SO4
NH4Cl
CH3COONa
K2CrO4

10. Buatlah kesimpulan hasil percobaan!

Jawaban:

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


11. Presentaasikan rancangan percobaan, hasil pengamatan percobaan dan
kesimpulan hasil percobaan di depan kelas!
12. Perhatikan presentasi dari kelompok lain, dan catat apa saja yang
kalian temukan pada presentasi tersebut!
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
1 2 3 4 5
128

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


Setelah melakukan percobaan penentuan sifat asam atau basa
berbagai larutan garam, jika lahan petani dalam kondisi basa,
maka pupuk mana saja dari 4 pupuk yang tersedia diatas yang
dapat digunakan untuk mengolah lahan petani agar hasil
pertanian optimal? Diskusikan bersama dengan anggota
kelompokmu!

Jawaban:
129

Mari Membaca

Orientasi Terhadap Masalah

Penyakit maag merupakan penyakit yang


banyak diderita masyarakat. Menurut
ahli kesehatan penyakit maag ini
disebabkan karena meningkatnya asam
lambung sehingga pH lambung menjadi
kurang dari 2, peningkatan kadar asam
lambung inilah yang membuat lambung
menjadi perih. Adapun obat untuk mengobati sakit maag adalah antasida.
Antasida merupakan senyawa yang mempunyai kemampuan menetralkan
asam lambung dengan mengikat HCl berlebih dalam lambung. Beberapa
senyawa yang digunakan dalam antasida misalnya., kalsium karbonat
(CaCO3), atrium bikarbonat (NaHCO3), magnesium hidroksida (Mg(OH)2),
alumunium hidroksida (Al(OH)3) atau kombinasinya. Reaksi yang terjadi:

NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2

CaCO3 + HCl CaCl2 + H2O + CO2

Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + H2O

Al(OH)3 + 2HCl AlCl3 + H2O

Antasida yang banyak digunakan pada obat maag yang beredar di pasaran
adalah antasida yang mengandung senyawa utama alumunium hidroksida dan
magnesium hidroksida.

(Sumber: www.mediskus.com, pionas.pom.go.id)


130

Diskusikan ya......   

1. Informasi penting apa saja yang kalian dapatkan dari wacana diatas?

Jawaban:

2. Konsep pengetahuan apa yang berhubungan dengan masalah diatas?

Jawaban:

Mengajukan Hipotesis
3. Jika pH basa dalam antasida yang mengandung (Mg(OH)2) diketahui
sama dengan 9, dapatkah pH asam lambung diprediksi? Jelaskan!

Jawaban:
131

Yuk kita cari tahu.... ( ? ? ? ? )

Mengorganisasikan Belajar Siswa

Untuk menguji hipotesis yang kalian ajukan, rancanglah


strategi yang tepat untuk dapat mennetukan penyelesaian
masalah.
4. Tuliskan rencana penyelesaian penentuan pH asam lambung!

Jawaban:

Membimbing Penyelidikan
5. Bersama dengan teman kelompokmu, kumpulkan berbagai informasi
mengenai perhitungan pH larutan garam dari campuran:
a. Asam kuat dan basa lemah
b. Asam lemah dan basa kuat
c. Asam lemah dan basa lemah

Jawaban:
132

6. Berdasarkan data hasil penyelesaian masalah diatas, amati kembali


data hasil percobaan pada pertemuan sebelumnya dan tentukan pH
masing-masing larutan dengan menggunakan perhitungan pH
larutan garam yang kalian diskusikan.

Jawaban:

7. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, jawab pertanyaan berikut


ini dengan teman kelompokmu!
a. Berapakah pH larutan garam yang bersifat asam, basa, dan netral
jika dihitung menggunakan perhitungan pH?

Jawaban:
133

b. Samakah dengan hasil percobaan? Jika berbeda, jelaskan mengapa?

Jawaban:

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


8. Kumpulkan hasil temuan kalian terkait cara penentuan pH larutan garam
berdasarkan asam basa pembentuknya serta hubungannya dengan hasil
percobaan pertemuan sebelumnya dalam bentuk power point untuk
dipresentasikan didepan kelas.
9. Perhatikan presentasi kelompok lain, catat informasi baru yang ditemukan
kelompok lain!
K1 K2 K3 K4 K5
134

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


10. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, buatlah kesimpulan!

Jawaban:
135

Mari Membaca

Orientasi pada masalah


Ibu wati adalah seorang Ibu rumah tangga
yang selalu melakukan kegiatan mencuci
pakaian setiap pagi. Namun dalam proses
mencuci pakai menggunakan sabun sering
kali sabun cuci yang digunakan untuk
mencuci pakaian tidak berbusa. Kenapa hal
tersebut dapat terjadi? Sabun cuci mengandung senyawa garam natrium stearat
(C17H35COONa) yang mudah terhidrolisis apabila dilarutkan dalam air. Air
yang digunakan untuk mencuci harus bersih dan terbebas dari garam yang
berasal dari kation logam Ca2+ dan Mg2+, garam ini banyak terdapat pada air
sadah. Jika air yang yang digunakan mencuci mengandung garam Ca2+ dan
Mg2+ akan terjadi reaksi 2(C17H35COOH) + Ca2+ (C17H35COO)2Ca
+ H+ sehingga buih yang dihasilkan sangat sedikit. Akibatnya, cucian tidak
bersih karena fungsi buih memperluas permukaan kotoran agar mudah larut
dalam air.

(Sumber: www.klikbelajar.com)

Diskusikan ya......   

1. Informasi penting apa saja yang kalian dapatkan dari wacana diatas?

Jawaban:
136

2. Konsep pengetahuan apa yang berhubungan dengan masalah diatas?

Jawaban:

Mengajukan Hipotesis
3. Jika kita melarutkan garam kedalam air, maka akan terjadi dua
kemungkinan :
a. Ion-ion yang berasal dari asam lemah atau ion-ion yang berasal
dari basa lemah akan bereaksi dengan air.
b. Ion-ion yang berasal dari asam kuat atau ion-ion yang berasal dari
basa kuat tidak bereaksi dengan air.
Dari wacana diatas, bagaimana garam natrium stearat bereaksi dengan
air? Kemukakan jawaban dan alasan kelompokmu!

Jawaban:
137

Mengorganisasikan belajar siswa

Yuk kita cari tahu.... ( ? ? ? ? )

4. Menggunakan prinsip yang sama dengan jawaban pertanyaan diatas,


sekarang coba tentukan bagaimana reaksi larutan garam yang
digunakan dalam pecobaan jika dilarutkan dalam air:
Larutan Persamaan Reaksi
NaCl K
A
NaHCO3 K
A
(NH4)2SO4 K
A
NH4Cl K
A
CH3COONa K
A
K2CrO4 K
A
Keterangan : K = Kation A = Anion

Membimbing Penyelidikan
5. Dari berbagai reaksi garam dan air diatas, adakah hubungan reaksi
kesetimbangan ion yang terjadi dengan sifat asam atau basa dari
larutan garam? Jelaskan!

Jawaban:
138

6. Tinjau ulang hasil penentuan pH larutan garam yang digunakan dalam


percobaan, adakah hubungan reaksi kesetimbangan ion yang terjadi
dengan nilai pH yang dihasilkan?

Jawaban:

7. Tinjau ulang penentuan pH larutan garam yang digunakan dalam


percobaan melalui perhitungan, adakah hubungan reaksi
kesetimbangan ion yang terjadi dengan nilai pH yang dihasilkan?

Jawaban:
139

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


8. Kumpulkan hasil temuan kalian terkait hubungan pH larutan garam
hasil percobaan dan hasil perhitungan larutan garam yang digunakan
dalam percobaan dalam bentuk power point untuk dipresentasikan
didepan kelas.
9. Perhatikan presentasi kelompok lain, catat informasi baru yang
ditemukan kelompok lain!
K1 K2 K3 K4 K5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


10. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, buatlah kesimpulan!

Jawaban:
140

Lampiran 5. Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran


141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
148

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR

(Penelitian Skripsi)

1. Nama Mahasiswa : Murni Arifah


2. Judul Skripsi : “Pengaruh Model Problem Based Learning
(PBL) Terhadap Keterampilan Metakognitif
Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam”
3. Tempat Praktik : SMA Negeri 47 Jakarta
4. Kelas : XI MIA 3
5. Mata Pelajaran : Kimia
6. Pertemuan Ke- :2
7. Tanggal :
No Aspek yang diamati Dilakukan Deskripsi
Ya Tidak
I Pendahuluan
1. Mengucapkan salam untuk
membuka pembelajaran.
2. Mengabsen siswa
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
4. Memberikan apersepsi dan
motivasi berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
II Kegiatan Inti
A. Orientasi siswa pada
masalah
1. Menyajikan masalah kepada
siswa yang ada pada LKS
2. Mengarahkan siswa untuk
berdiskusi dan mempelajari
149

wacana pada LKS


B. Mengorganisasikan siswa
untuk belajar
1. Mengajak siswa unstuk
mendiskusikan masalah yang
disajikan dalam LKS.
2. Meminta siswa menjawab
beberapa pertanyaan
pengantar sebelum melakukan
percobaan
C. Membibing penyelidikann
individu dan kelompok.
1. Mengarahkan siswa untuk
mencari informasi terkait
penyelesaian masalah dalam
LKS dari berbagai sumber.
2. Membimbing siswa dalam
penyelesaian masalah dengan
memberi pertimbangan
sumber yang relevan dengan
masalah yang ada.
D. Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil
karya
1. Mengarahkan siswa untuk
mengolah data hasil diskusi.
2. Mengarahkan siswa untuk
membuat kesimpulan
berdasarkan hasil pengolahan
data.
150

3. Membimbing siswa untuk


membuat laporan hasil diskusi
kelompok.
4. Mengarahkan siswa untuk
melakukan presentasi hasil
diskusi kelompok.
E. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
1. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memberi
penjelasan, tambahan,
tanggapan, masukan maupun
sanggahan baik kelompok
penyaji maupun kelompok
lain terkait laporan yang telah
dipresentasikan.
2. Memberikan evaluasi terhadap
masukan dan pendapat siswa
serta memberikan penegasan
terhadap hasil akhir percobaan
yang telah dipresentasikan
3. Memberikan arahan kepada
siswa untuk mengerjakan soal
yang berkaitan dengan
percobaan yang telah
dilakukan.

III PENUTUP
1. Memberikan tugas berupa
151

latihan soal perhitungan pH


larutan garam yang
terhidrolisis.
2. Mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa dan
engucapkan salam penutup.
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan\observasi :
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................

Nama Observer : Mengetahui


Observer

Heni Purwaningsih, M.Pd


NIP:19720726 2008 01 2014

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA


152

(Penelitian Skripsi)

1. Nama Mahasiswa : Murni Arifah


2. Judul Skripsi : “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Terhadap Keterampilan
Metakognitif Siswa Pada Materi Hidrolisis
Garam”
3. Tempat Praktik : SMA Negeri 47 Jakarta
4. Kelas : XI MIA 3
5. Mata Pelajaran : Kimia
6. Pertemuan Ke- :2
7. Tanggal :
8. Kelompok :
No Aspek yang diamati Dilakukan Deskripsi
Ya Tidak
I Pendahuluan
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan penjelasan
tujuan pembelajaan dengan
baik
3. Memberikan respon terhadap
apersepsi dan motivasu yang
diberikn guru
II Kegiatan Inti
A. Orientasi siswa pada
masalah
1. Membaca wacana yang ada
dalam LKS secara
berkelompok
2. Mempelajari wacana pada
LKS unkuk lebih memahami
153

masalah yang disajikan


B. Mengorganisasikan siswa
untuk belajar
1. Memahami keterkaitan antara
masalah yang disajikan pada
LKS melalui diskusi
kelompok.
2. Mengerjakan beberapa
peryataan pengatar sebelum
melakukan percobaan
C. Membibing investigasi dan
kelompok
1. Mencari informasi terkait pH
larutan garam terhidrolisis dari
berbagai sumber belajar yang
relevan.
2. Mendiskusikan hasil temuan
dari sumber yang relevan
bersama teman kelompok.
D. Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil
karya
1. Mengolah berbagai informasi
yang didapatkan dari berbagai
sumber ke dalam lembar
jawaban yang sudah
disediakan guru.
2. Melakukan diskusi secara
berkelompok mengenai hasil
pengolahan data percobaan
154

dengn mengaitkan pada


literatur yang ada
3. Menentukan kesimpulan
berdasarkan hasil pengolahan
data percobaan
4. Membuat laporan hasil diskusi
kelompok.
5. Perwakilan kelompok
mempresentasikan laporan
sederhana hasil percobaaan
E. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
1. Memberikan tanggapan atau
masukan terhadap laporan
sederhana yang telah
dipresentasikan oleh
perwakilan kelompok
2. Memberikan respon terhadap
evaluasi yang dilakukan oleh
guru mengenai hasil
percobaan yang telah
diperoleh
3. Menyimak penegasan yang
diberikan oleh guru dengan
seksama
4. Mengerjakan beberapa soal
pada LKS sebagai evaluasi
III PENUTUP
1. Memperhatikan tugas yang
155

diberikan oleh guru


2. Menutup pembelajaran dengan
berdoa
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan\observasi :
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Nama Observer : Mengetahui
Observer

(.................................)
156

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR

(Penelitian Skripsi)

1. Nama Mahasiswa : Murni Arifah


2. Judul Skripsi : “Pengaruh Model Problem Based Learning
(PBL) Terhadap Keterampilan Metakognitif
Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam”
3. Tempat Praktik : SMA Negeri 47 Jakarta
4. Kelas : XI MIA 3
5. Mata Pelajaran : Kimia
6. Pertemuan Ke- :3
7. Tanggal :
No Aspek yang diamati Dilakukan Deskripsi
Ya Tidak
I Pendahuluan
1. Mengucapkan salam untuk
membuka pembelajaran.
2. Mengabsen siswa
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
4. Memberikan apersepsi dan
motivasi berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
II Kegiatan Inti
A. Orientasi siswa pada
masalah
1. Menyajikan masalah kepada
siswa yang ada pada LKS
2. Mengarahkan siswa untuk
berdiskusi dan mempelajari
157

wacana pada LKS


B. Mengorganisasikan siswa
untuk belajar
1. Mengajak siswa unstuk
mendiskusikan masalah yang
disajikan dalam LKS.
2. Meminta siswa menjawab
beberapa pertanyaan
pengantar sebelum melakukan
percobaan
C. Membibing penyelidikann
individu dan kelompok.
1. Mengarahkan siswa untuk
mencari informasi terkait
hubungan pH dengan
kesetimbangan ion dalam
larutan.
D. Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil
karya
1. Membimbing siswa dalam
membuat laporan sederhana
hasil analisis hubungan pH
berbagai larutan garam dengan
kesetimbangan ion dalam
larutan.
2. Mengarahkan siswa untuk
membuat kesimpulan
berdasarkan hasil pengolahan
data.
158

3. Mengarahkan siswa untuk


melakukan presentasi hasil
diskusi kelompok.
E. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
1. Memberikan evaluasi terhadap
masukan dan pendapat siswa
serta memberikan penegasan
terhadap hasil akhir diskusi
yang telah dipresentasikan
2. Memberikan arahan kepada
siswa untuk menyimpulkan
hasil diskusi serta pembuktian
melalui literatur.
3. Memberikan arahan kepada
siswa untuk mengerjakan soal
yang berkaitan dengan
percobaan yang telah
dilakukan.

III PENUTUP
1. Mengarahkan siswa untuk
mengerjakan soal-soal terkait
hidrolisis garam.
2. Mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa dan
engucapkan salam penutup.

Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan\observasi :


159

...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................

Nama Observer : Mengetahui


Observer

Heni Purwaningsih, M.Pd


NIP:19720726 2008 01 2014
160

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(Penelitian Skripsi)

1. Nama Mahasiswa : Murni Arifah


2. Judul Skripsi : “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Terhadap Keterampilan
Metakognitif Siswa Pada Materi Hidrolisis
Garam”
3. Tempat Praktik : SMA Negeri 47 Jakarta
4. Kelas : XI MIA 3
5. Mata Pelajaran : Kimia
6. Pertemuan Ke- :3
7. Tanggal :
8. Kelompok :
No Aspek yang diamati Dilakukan Deskripsi
Ya Tidak
I Pendahuluan
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan penjelasan
tujuan pembelajaan dengan
baik
3. Memberikan respon terhadap
apersepsi dan motivasu yang
diberikn guru
II Kegiatan Inti
A. Orientasi siswa pada
masalah
1. Membaca wacana yang ada
dalam LKS secara
berkelompok
2. Mempelajari wacana pada
161

LKS unkuk lebih memahami


masalah yang disajikan
kemudian mengajukan
pertanyaan.
B. Mengorganisasikan siswa
untuk belajar
1. Mendiskusikan hubungan
masalah yang disajikan dalam
LKS dengan perhitungan PH
pada soal yang disajikan.
2. Menjawab pertanyaan yang
terdapat pada LKS dengan
berdiskusi dalam kelompok.
C. Membibing investigasi dan
kelompok
1. Mencari informasi terkait
hubungan pH dengan
kesetimbangan ion dalam
larutan dengan mencari
berbagai informasi dari
sumber yang relevan.
D. Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil
karya
1. Membuat laporan sederhana
hasil analisis hubungan pH
berbagai larutan garam dengan
kesetimbangan ion dalam
larutan.
2. Membuat laporan hasil diskusi
162

kelompok.
3. Perwakilan kelompok
mempresentasikan laporan
sederhana hasil percobaaan
E. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
1. Mengevalusi hasil analisis
melalui diskusi kelas .
2. Menyimpulkan hasil diskusi
tersebut serta membuktikan
melalui buku referensi dan
literatur.
III PENUTUP
1. Mencatat tugas yang diberikan
guru.
2. Menutup pembelajaran dengan
berdoa dan menjawab salam
dari guru.
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan\observasi :
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Nama Observer : Mengetahui
Observer

(.................................)
140

Lampiran 5. Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR

(Penelitian Skripsi)

1. Nama Mahasiswa :
2. Judul Skripsi : “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) terhadap Kesadaran dan Keterampilan Metakognitif
Siswa pada Pembelajaran Kimia”
3. Tempat Praktik : SMA Negeri 47 Jakarta
4. Kelas : XI MIA 3
5. Mata Pelajaran : Kimia
6. Pertemuan Ke- :
7. Tanggal :
No Aspek yang diamati Dilakukan Deskripsi
Ya Tidak
I Pendahuluan
1. Mengucapkan salam untuk
membuka pembelajaran.
2. Mengabsen siswa
3. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
4. Memberikan apersepsi dan
motivasi berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari
II Kegiatan Inti
A. Orientasi siswa pada
masalah
1. Menyajikan masalah kepada
siswa yang ada pada LKS
141

2. Mengarahkan siswa untuk


mempelajari wacana pada
LKS
B. Mengorganisasikan siswa
untuk belajar
1. Memahami keterkaitan antara
masalah yang disajikan dalam
LKS dengan percobaan yang
akan dilakukan
2. Mengerjakan beberapa
pertanyaan pengantar sebelum
melakukan percobaan
3. Menyiapkan alat dan bahan
yang dibutuhkan dalam
percobaan.
4. Mempelajari rancangan
percobaan yang akan
dilakukan secara berkelompok
C. Membibing investigasi dan
kelompok
1. Menuliskan langkah
percobaan yang akan
dilakukan secara berkelompok
2. Melakukan percobaan dengan
seksama secara berkelompok
3. Menggunakan alat dalam
percobaan dengan tepat
4. Menggunakan bahan dalam
percobaan tepat
5. Mengamati dan mencatat hasil
142

percobaan
D. Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil
karya
1. Mengolah data hasil
percobaan secara berkelompok
2. Melakukan diskusi secara
berkelompok mengenai hasil
pengolahan data percobaan
dengan mengaitkan pada
literatur yang ada
3. Menentukan kesimpulan
berdasarkan hasil pengolahan
data percobaan
4. Membuat laporan sederhana
hasil percobaan secara
berkelompok
5. Perwakilan kelompok
menyajikan dan
mempresentasikan laporan
sederhana hasil percobaan
E. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
1. Memberikan tanggapan atau
masukan terhadap laporan
sederhana yang telah
dipresentasikan oleh
perwakilan kelompok
2. Memberikan respon terhadap
143

evaluasi yang dilakukan oleh


guru mengenai hasil
percobaan yang telah
diperoleh
3. Menyimak penegasan yang
diberikan oleh guru dengan
seksama
4. Mengerjakan beberapa soal
pada LKS sebagai evaluasi
III PENUTUP
1. Memperhatikan tugas yang
diberikan oleh guru
2. Menutup pembelajaran dengan
doa
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan\observasi :
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................

Nama Observer : Mengetahui


Observer

(.................................)
144

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(Penelitian Skripsi)

1. Nama Mahasiswa :
2. Judul Skripsi : “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) terhadap Kesadaran dan Keterampilan Metakognitif
Siswa pada Pembelajaran Kimia”
3. Tempat Praktik : SMA Negeri 47 Jakarta
4. Kelas : XI MIA 3
5. Mata Pelajaran : Kimia
6. Pertemuan Ke- :
7. Tanggal :
8. Kelompo :
No Aspek yang diamati Dilakukan Deskripsi
Ya Tidak
I Pendahuluan
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan penjelasan
tujuan pembelajaan dengan
baik
3. Memberikan respon terhadap
apersepsi dan motivasu yang
diberikn guru
II Kegiatan Inti
A. Orientasi siswa pada
masalah
1. Membaca wacana yang ada
dalam LKS secara
berkelompok
2. Mempelajari wacana pada
LKS unkuk lebih memahami
145

masalah yang disajikan


B. Mengorganisasikan siswa
untuk belajar
1. Memahami keterkaitan antara
masalah yang disajikan pada
LKS dengan percobaan yang
akan dilakukan
2. Mengerjakan beberapa
peryataan pengatar sebelum
melakukan percobaan
3. Menyiapkan alat dan bahan
yang dibutuhkan dalam
percobaan secara berkelompok
4. Mempelajari rancangan
percobaan yang akan
dilakukan yang ada pada LKS
C. Membibing investigasi dan
kelompok
1. Menulis langkah percobaan
yang akan dilakukan secara
berkelompok
2. Melakukan percobaan dengan
seksama secara berkelompok
3. Menggunakan alat dalam
percobaan dengan tepat
4. Menggunakan bahan dalam
percobaan dengan tepat
5. Mengamati dan mencatat hasil
percobaan
D. Mengembangkan dan
146

mempresentasikan hasil
karya
1. Mengolah data hasil
percobaan secara berkelompok
2. Melakukan diskusi secara
berkelompok mengenai hasil
pengolahan data percobaan
dengn mengaitkan pada
literatur yang ada
3. Menentukan kesimpulan
berdasarkan hasil pengolahan
data percobaan
4. Membuat laporan sederhana
hasil percobaan secara
berkelompok
5. Perwakilan kelompok
mempresentasikan laporan
sederhana hasil percobaaan
E. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
1. Memberikan tanggapan atau
masukan terhadap laporan
sederhana yang telah
dipresentasikan oleh
perwakilan kelompok
2. Memberikan respon terhadap
evaluasi yang dilakukan oleh
guru mengenai hasil
percobaan yang telah
147

diperoleh
3. Menyimak penegasan yang
diberikan oleh guru dengan
seksama
4. Mengerjakan beberapa soal
pada LKS sebagai evaluasi
III PENUTUP
1. Memperhatikan tugas yang
diberikan oleh guru
2. Menutup pembelajaran dengan
berdoa
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan\observasi :
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
Nama Observer : Mengetahui
Observer

(.................................)
163

Lampiran 6
Kisi-kisi Tes Keterampilan Metakognitif
Komponen Indikator Pernyataan Nomor Kode
Keterampilan Keterampilan Soal
Metakognitif Metakognitif
Ketika menghadapi soal saya selalu mengaitkan masalah-masalah yang 4 +
Terhubung dengan
asing dengan masalah yang pernah saya selesaikan.
pengetahuan dahulu
Saya mengaitkan konsep-konsep kimia yang telah saya pelajari dalam 16 +
menyelesaikan soal-soal hidrolisis garam.
Perencanaan
Mengidentifikasi tujuan Untuk mengidentifikasikan sifat garam dalam soal hidrolisis, maka saya 1 +
akan membaca pernyataan masalah yang ada di dalam soal terlebih dahulu.
Saya selalu mengidentifikasikan setiap variabel yang saya buthkan, seperti 7 +
jenis asam basa pembentuk garam untuk dapat menentukan sifat garam yang
terhidrolisis.
Memilah informasi Ketika soal yang saya hadapi berbentuk wacana, maka saya akan menandai 2 +
penting
setiap pernyataan atau keyword yang menurut saya sangat relevan dengan
pertanyaan pada soal.
Memecahkan masalah Pada soal perhitungan hidrolisis garam, saya membuat coretan perhitungan 6 +
menjadi poin-poin terlebih dahulu yang terpisah dari lembar jawaban dan mengecek jawaban
sementara.
164

Menemukan hubungan Setelah membaca pernyataan pada soal, saya membuat grafik atau 10 +
dari setiap variabel
hubungan setiap variabel dalam bentuk diagram, flowchart, ataupun bentuk
lainnya agar lebih mudah dipahami.
Saya menuliskan banyak hal yang telah saya pelajari terutama konsep- 12 +
konsep terdahulu seperti asam basa yang mungkin membantu saya dalam
menyelesaikan soal hidrolisis garam yang saya hadapi.
Saya mennghubungkan terlebih dahulu nilai pH, sifat asam basa penyusun 13 +
garam, serta konsep-konsep lain yang terkait dengan soal yang saya hadapi
sebelum mencoba untuk menjawab soal hidrolisis garam.
Membuat penyelidikan Saya selalu membuat coretan atau bentuk jawaban pada lembar soal sebelum 5 +
jawaban tersebut ditulis di lembar jawaban.
Memeriksa berbagai Dalam menyelesaiakn soal hidrolisis garam, maka terlebih dahulu saya 15 +
tahapan membuat perencanaanya, seperti rumus manakah yang harus saya gunakan
ketika menghadapi soal perhitungan pH hidrolisis garam yang berasal dari
Pemantauan asam lemah dan basa kuat, meskipun hanya membayangkannya atau tidak
menuliskannya di lembar jawaban.
Saya menganalisis langkah-langkah dalam menyelesaikan soal hidrolisis 17 +
garam yang saya hadapi serta mencocokan setiap langkahnya apakah sudah
sesuai konsep atau belum.
Saya mengabaikan konsep yang berkaitan dengan soal hidrolisis garam yang 19 -
saya hadapi sebelum mencoba jawabannya dalam menyelesaikan soal
tersebut.
165

Ketika saya mengetahui bagaimana menghitung nilai pH garam yang 20 -


mengalami hidrolisis, maka saya tidak akan menghabiskan banyak waktu
dalam mengingat konsep tersebut.
Dalam menjawab soal-soal hidrolisis, saya tidak membaca wacana atau 23 -
pernyataan pada soal secara detail.
Saya menghabislan sedikit waktu pada soal-soal yang saya yakini tidak 24 -
dapat saya selesaikan.
Bertanya kepada teman Pada saat belajar atau mengerjakan latihan soal hidrolisis garam, ketika 25 -
saya mengalami kesulitan dalam menganalisis sifat-sifat asam basa
penyusun garam maka saya akan meminta bantuan teman untuk membantu
saya menyelesaikan soal tersebut dan saya akan mengingat penjelasannya.
Mengidentifikasi Saya memikirkan apa saja variabel atau informasi yang dibutuhkan, namun 8 +
kesalahan tidak disebutkan pada pernyataan di dalam soal.
Ketika menghadapi soal yang didalamnya mengandung banyak istilah 18 -
asing dan tidak saya ketahui atau belum saya pelajari, maka soal tersebut
akan saya abaikan.
Menilai jawaban Saya selalu memastikan bahwa jawaban saya benar dan tepat dalam 14 +
menjawab pertanyaan atau soal hidrolisis garam yang saya hadapi dengan
mengecek setiap langkah penyelesaiannya.
Saya tidak akan mengecek kembali jawaban yang saya yakini benar dan 21 -
sesui dengan konsep hidrolisis yang saya pahami.
Mengoreksi cara yang Seringkali ketika menyelesaikan soal, saya akan menggunakan logika dan 11 +
salah/kurang tepat wawasan yang saya miliki.
Saya akan menebak jawaban pada soal-soal yang tidak bisa saya 22 -
selesaikan.
Mengecek kembali Saya selalu mengecek kembali jawaban yang saya dapatkan 3 +
jawaban akhir
166

Evaluasi Memverifikasi bahwa Saya mencoba untuk mengecek apapun setelah saya menjawab soal seperti 9 +
jawaban menjawab pengetahuan baru yang saya dapatkan, perhitungan, dan lain-lain.
pertanyaan
167

Lampiran 7. Instrumen Penelitian


Tes Keterampilan Metakognitif Siswa
Digunakan sebagai instrument utama dalam penelitian
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP
KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA PADA MATERI
HIDROLISIS GARAM

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Memperoleh Gelar Strata-1
Program Studi Pendidikan Kimia

Disusun Oleh :
Murni Arifah
1113016200026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017
168

1. Instrumen sebelum validasi

Tes Keterampilan Metakognitif

Nama Siswa :..........................................................................................................

Kelas : ........................................................................................................

Berilah tanda (√) pada pilihan yang sesuai.

Keterangan : SL = Selalu KK = Kadang-kadang

SR = Sering TP = Tidak pernah

No Pernyataan Jawaban
SL SR KK TP
1 Untuk mengidentifikasikan sifat garam dalam
soal hidrolisis, maka saya akan membaca
pernyataan masalah yang ada di dalam soal
terlebih dahulu.
2 Saya mencoba untuk mengingat kembali materi
dan konsep asam basa untuk menganalisis sifat-
sifat garam, sehingga saya dapat menentukan
garam-garam yang mengalami hidrolisis total
dan sebagian.
3 Ketika soal yang saya hadapi berbentuk wacana,
maka saya akan menandai setiap pernyataan atau
keywords yang menurut saya sangat relevan
dengan pertanyaan pada soal.
4 Saya selalu mengecek kembali jawaban yang
saya dapatkan.
5 Ketika menghadapi soal, saya selalu mengaitkan
masalah-masalah yang asing dengan masalah
yang pernah saya selesaikan.
169

6 Saya selalu membuat coretan atau bentuk


jawaban pada lembar soal sebelum jawaban
tersebut ditulis di lembar jawaban
7 Pada soal perhitungan pH hidrolisis garam, saya
membuat coretan perhitungan terlebih dahulu
yang terpisah dari lembar jawaban dan mengecek
hasilnya apakah sesuai dengan konsep hidrolisis
garam yang telah saya pelajari
8 Saya selalu mengidentifikasi tujuan atau variabel
yang tidak diketahui terlebih dahulu sebelum
mencoba membuat jawaban
9 Saya memikirkan apa saja variabel atau
informasi yang dibutuhkan, namun tidak
disebutkan pada pernyataan di dalam soal
10 Saya mencoba untuk mengecek apapun setelah
saya menjawab soal, pengetahuan baru yang saya
dapatkan, perhitungan, dan hal-hal lain
11 Setelah membaca pernyataan pada soal, saya
membuat grafik atau hubungan setiap variabel
dalam bentuk diagram, flow-chart, ataupun
bentuk lainnya agar lebih mudah dipahami
12 Seringkali ketika menyelesaikan soal, saya akan
menggunakan logika dan wawasan yang saya
miliki
13 Saya menuliskan banyak hal yang telah saya
pelajari terutama konsep-konsep terdahulu
seperti asam basa yang mungkin membantu saya
dalam menyelesaikan soal hidrolisis garam yang
saya hadapi
170

14 Sebelum mencoba untuk menjawab soal


hidrolisis garam, saya akan menghubungkan
terlebih dahulu nilai pH, sifat asam basa
penyusun garam, serta konsep-konsep lain yang
terkait dengan soal yang dihadapi
15 Saya selalu memastikan bahwa jawaban saya
benar dan tepat dalam menjawab pertanyaan atau
soal hidrolisis garam yang saya hadapi dengan
mengecek setiap langkah penyelesaiannya
terlebih dahulu
16 Dalam menyelesaikan soal hidrolisis garam,
maka terlebih dahulu saya membuat
perencanaannya, seperti rumus manakah yang
harus saya gunakan ketika menghadapi soal
perhitungan pH hidrolisis garam yang berasal
dari asam lemah dan basa kuat, meskipun hanya
membayangkannya atau tidak menuliskannya di
lembar jawaban
17 Saya mengaitkan konsep-konsep kimia yang
telah saya pelajari dalam menyelesaikan soal-
soal hidrolisis garam
18 Saya menganalisis setiap langkah-langkah dalam
menyelesaikan soal hidrolisis garam yang saya
hadapi serta mencocokan setiap langkahnya,
apakah sudah sesuai konsep atau belum
19 Untuk memecahkan suatu masalah atau soal
hidrolisis, saya terlebih dahulu mengidentifikasi
dan menganalisis setiap variabel yang terdapat
pada pernyataan soal.
171

20 Ketika menghadapi soal yang didalamnya


mengandung banyak istilah asing dan tidak saya
ketahui atau belum saya pelajari, maka soal
tersebut akan saya abaikan
21 Saya mengabaikan konsep yang berkaitan
dengan soal hidrolisis garam yang saya hadapi
sebelum mencoba jawabannya dalam
menyelesaikan soal tersebut
22 Ketika saya mengetahui bagaimana menghitung
nilai pH garam yang mengalami hidrolisis, maka
saya tidak akan menghabiskan banyak waktu
dalam mengingat konsep tersebut
23 Ketika menghadapi soal perhitungan pH
hidrolisis dan mengidentifikasi sifat garam yang
mengalami hidrolisis sebagian atau total dari
persamaan reaksi. Saya tidak akan mengecek
kembali jawaban yang saya yakini benar dan
sesuai dengan konsep hidrolisis yang saya
pahami
24 Saya akan menebak jawaban pada soal-soal yang
saya belum pahami
25 Dalam menjawab soal-soal hidrolisis, saya tidak
membaca wacana atau pernyataan pada soal
secara detail
26 Saya menghabiskan sedikit waktu pada soal-soal
yang saya yakini tidak dapat saya selesaikan
172

27 Pada saat belajar atau mengerjakan latihan soal


hidrolisis garam, ketika saya mengalami
kesulitan dalam menganalisis sifat-sifat asam
basa penyusun garam maka saya akan meminta
bantuan teman untuk membantu saya
menyelesaikan soal tersebut dan saya akan
mengingat penjelasannya
173

2. Instrumen setelah validasi


Tes Keterampilan Metakognitif

Nama Siswa :..........................................................................................................

Kelas : ........................................................................................................

Berilah tanda (√) pada pilihan yang sesuai.

Keterangan : SL = Selalu KK = Kadang-kadang

SR = Sering TP = Tidak pernah

No Pernyataan Jawaban
SL SR KK TP
1 Untuk mengidentifikasikan sifat garam dalam
soal hidrolisis, maka saya akan membaca
pernyataan masalah yang ada di dalam soal
terlebih dahulu.
2 Ketika soal yang saya hadapi berbentuk wacana,
maka saya akan menandai setiap pernyataan atau
keywords yang menurut saya sangat relevan
dengan pertanyaan pada soal.
3 Saya selalu mengecek kembali jawaban yang
saya dapatkan.
4 Ketika menghadapi soal, saya selalu mengaitkan
masalah-masalah yang asing dengan masalah
yang pernah saya selesaikan.
5 Saya selalu membuat coretan atau bentuk
jawaban pada lembar soal sebelum jawaban
tersebut ditulis di lembar jawaban
174

6 Pada soal perhitungan pH hidrolisis garam, saya


membuat coretan perhitungan terlebih dahulu
yang terpisah dari lembar jawaban dan mengecek
hasilnya apakah sesuai dengan konsep hidrolisis
garam yang telah saya pelajari
7 Saya selalu mengidentifikasi tujuan atau variabel
yang tidak diketahui terlebih dahulu sebelum
mencoba membuat jawaban
8 Saya memikirkan apa saja variabel atau
informasi yang dibutuhkan, namun tidak
disebutkan pada pernyataan di dalam soal
9 Saya mencoba untuk mengecek apapun setelah
saya menjawab soal, pengetahuan baru yang saya
dapatkan, perhitungan, dan hal-hal lain
10 Setelah membaca pernyataan pada soal, saya
membuat grafik atau hubungan setiap variabel
dalam bentuk diagram, flow-chart, ataupun
bentuk lainnya agar lebih mudah dipahami
11 Seringkali ketika menyelesaikan soal, saya akan
menggunakan logika dan wawasan yang saya
miliki
12 Saya menuliskan banyak hal yang telah saya
pelajari terutama konsep-konsep terdahulu
seperti asam basa yang mungkin membantu saya
dalam menyelesaikan soal hidrolisis garam yang
saya hadapi
13 Sebelum mencoba untuk menjawab soal
hidrolisis garam, saya akan menghubungkan
terlebih dahulu nilai pH, sifat asam basa
175

penyusun garam, serta konsep-konsep lain yang


terkait dengan soal yang dihadapi
14 Saya selalu memastikan bahwa jawaban saya
benar dan tepat dalam menjawab pertanyaan atau
soal hidrolisis garam yang saya hadapi dengan
mengecek setiap langkah penyelesaiannya
terlebih dahulu
15 Dalam menyelesaikan soal hidrolisis garam,
maka terlebih dahulu saya membuat
perencanaannya, seperti rumus manakah yang
harus saya gunakan ketika menghadapi soal
perhitungan pH hidrolisis garam yang berasal
dari asam lemah dan basa kuat, meskipun hanya
membayangkannya atau tidak menuliskannya di
lembar jawaban
16 Saya mengaitkan konsep-konsep kimia yang
telah saya pelajari dalam menyelesaikan soal-
soal hidrolisis garam
17 Saya menganalisis setiap langkah-langkah dalam
menyelesaikan soal hidrolisis garam yang saya
hadapi serta mencocokan setiap langkahnya,
apakah sudah sesuai konsep atau belum
18 Ketika menghadapi soal yang didalamnya
mengandung banyak istilah asing dan tidak saya
ketahui atau belum saya pelajari, maka soal
tersebut akan saya abaikan
19 Saya mengabaikan konsep yang berkaitan
dengan soal hidrolisis garam yang saya hadapi
sebelum mencoba jawabannya dalam
menyelesaikan soal tersebut
176

20 Ketika saya mengetahui bagaimana menghitung


nilai pH garam yang mengalami hidrolisis, maka
saya tidak akan menghabiskan banyak waktu
dalam mengingat konsep tersebut
21 Ketika menghadapi soal perhitungan pH
hidrolisis dan mengidentifikasi sifat garam yang
mengalami hidrolisis sebagian atau total dari
persamaan reaksi. Saya tidak akan mengecek
kembali jawaban yang saya yakini benar dan
sesuai dengan konsep hidrolisis yang saya
pahami
22 Saya akan menebak jawaban pada soal-soal yang
saya belum pahami
23 Dalam menjawab soal-soal hidrolisis, saya tidak
membaca wacana atau pernyataan pada soal
secara detail
24 Saya menghabiskan sedikit waktu pada soal-soal
yang saya yakini tidak dapat saya selesaikan
25 Pada saat belajar atau mengerjakan latihan soal
hidrolisis garam, ketika saya mengalami
kesulitan dalam menganalisis sifat-sifat asam
basa penyusun garam maka saya akan meminta
bantuan teman untuk membantu saya
menyelesaikan soal tersebut dan saya akan
mengingat penjelasannya
177

Lampiran 8. Data Hasil Pretest Kelas Kontrol


HASIL PRETEST KETERAMPILAN METAKOGNITIF
KELAS KONTROL
No Nama Nilai
1 Ade Novitasari 61
2 Aji Setiawan 73
3 Andrea Mutiara Larasati 83
4 Aristia Utari Putri 80
5 Asthia Nila Fianti 78
6 Aullia Nur Adawiyah 70
7 Claresta Dhyhan Ediganiputri 73
8 Earlene Shefila 66
9 Fara Rahmania Putri 67
10 Fikri Fauzanakbar 65
11 Ghaliya Afra Yasmine 75
12 Ghina Chansa Chairunnisa 73
13 Glossa Jesaya E'ninta Sinuraya 73
14 Grisdy Mahardikana 74
15 Hevi Ismarlina 75
16 Husain Raihan 83
17 Imam Fakhriansyah 55
18 Indira Aqlyya Oktavian 73
19 Indira Smita Wijayanti 81
20 Khairunnisa 61
21 Made Ananda Witareddya 70
22 Muhamad Farras Sailendra 69
23 Muhammad Aulia Sabarky 73
178

24 Muhammad Fadhlan Harits 76


25 Nikitha Khairunnisa 77
26 Puspa Rustiana Ningtias 67
27 Raden Ajeng Ayu Amala Maharani 75
28 Rany Dwi Cahyaningtyas 82
29 Reza Kurniawan Sitepu 84
30 Rifqy Nur Furqon 78
31 Salsabila Febrianti 86
32 Shidqy Fajar 78
33 Sofiana Puspitasari 70
34 Stevany Risdewanty Rutcinthamy 75
35 Vika Faradhita Pratiwi 80
36 Yulianto Putra Vidya Utama 67
179

Tabulasi data pretest keterampilan metakognitif siswa kelompok kontrol


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Skor
Total
1 3 2 3 2 2 2 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 2 1 2 2 2 3 3 4 2 61
2 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 2 4 4 4 3 2 3 2 2 1 1 3 2 73
3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 1 2 3 3 4 83
4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 1 2 3 3 4 80
5 4 4 4 4 3 3 2 2 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4 2 3 1 3 4 78
6 4 4 4 4 3 2 2 4 2 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 2 1 2 1 2 3 70
7 4 4 3 3 2 2 3 4 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 2 2 4 2 2 3 3 73
8 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 66
9 3 2 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 67
10 3 4 3 3 3 2 3 4 2 2 4 3 4 3 2 3 3 2 2 2 3 1 1 2 1 65
11 3 4 3 4 2 4 3 3 2 3 4 2 2 2 3 4 4 3 3 4 2 3 2 2 4 75
12 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 2 2 2 4 73
13 2 3 4 2 3 4 2 3 2 4 4 2 3 4 2 3 4 2 2 4 3 2 3 4 2 73
14 4 3 4 3 3 3 3 2 3 1 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 2 2 1 2 4 74
15 4 4 3 4 4 4 2 1 3 4 4 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2 3 4 2 2 75
16 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 1 4 4 4 3 2 4 4 4 1 4 2 3 4 3 83
17 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 3 2 2 2 4 3 2 1 3 4 3 4 2 3 2 55
18 4 4 3 3 2 2 3 2 4 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3 73
19 4 3 4 4 4 4 4 3 3 1 3 2 4 3 3 3 3 3 2 4 2 4 3 4 4 81
20 4 2 2 3 3 2 2 2 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 61
21 4 4 2 3 4 3 3 3 2 1 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 70
180

22 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 2 2 1 2 1 2 3 69
23 2 3 4 2 3 4 2 3 2 4 4 2 3 4 2 3 4 2 2 4 3 2 3 4 2 73
24 4 4 3 2 3 4 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 76
25 4 3 2 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2 4 77
26 3 4 3 3 4 2 2 3 3 1 3 2 3 4 3 2 4 2 2 1 2 3 2 3 3 67
27 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 75
28 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 2 3 1 4 3 3 2 4 82
29 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 2 84
30 4 3 4 2 2 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2 4 3 78
31 4 4 4 3 2 4 3 3 4 2 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 86
32 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 78
33 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 1 2 3 2 3 4 2 2 3 3 3 4 3 2 70
34 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 1 3 3 75
35 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 3 3 1 4 1 2 3 80
36 4 3 4 3 1 3 4 2 4 1 2 3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 1 2 67
Skor Total
Item 126 116 119 110 103 109 105 106 110 82 116 103 113 115 114 113 115 91 99 104 89 94 85 101 108
Persentase
per item 88 81 83 76 72 76 73 74 76 57 81 72 78 80 79 78 80 63 69 72 62 65 59 70 75
181

Perhitungan persentase tiap indikator


Komponen Indikator Nomor Soal Jumlah Rata-rata Jumlah Presentase
Keterampilan Keterampilan
Metakognitif Metakognitif
Planing Terhubung dengan
pengetahuan dahulu 4 16
154 77
Presentase (%) 76 78
Mengidentifikasikan
1 7
tujuan 161 80,5
Presentase (%) 88 73
Memilah informasi
2
yang penting 81 81
Presentase (%) 81
Memecahkan 456 75,91%
masalah menjadi 6
76 76
poin-poin
Presentase (%) 76
Menemukan
hubungan dari setiap 10 12 13
207 69
variabel
Presentase (%) 57 72 78
Membuat
5
penyelidikan 72 72
Presentase (%) 72
182

Monitoring Memeriksa berbagai


15 17 19 20 23 24
tahapan 429 72
Presentase (%) 79 80 69 72 59 70
Bertanya kepada
25
teman 74 74
Presentase (%) 74
Mengidentifikasikan
8 18 358 71,60%
Kesalahan 137 69
Presentase (%) 74 63
Menilai jawaban 14 21
142 71
Presentase (%) 80 62
Mengoreksi jawaban
11 22
yang salah 146 73
Presentase (%) 81 65
Evaluating Mengecek kembali
3
jawaban akhir 83 83
Presentase (%) 83
Memverifikasi 159 79,50%
bahwa jawaban
9
menjawab 76 76
pertanyaan
Presentase (%) 76
183

Lampiran 9. Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen


HASIL PRETEST KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA
KELAS EKSPERIMEN
No. Nama Nilai
1 Adam Adfansha Daniswara 78

2 Adelia Safitri Wirawan 81

3 Adho Adinegoro 76

4 Aida Zahra Salsabila 71

5 Aldy Nurhajri Sidi 70

6 Alya Kembang Novani 68

7 Andree Shevchenko 74

8 Anggareta Khairunnisa 77

9 Annisa Permata Sari 81

10 Aurora Maharani Pertiwi Tunggadewi 76

11 Awang Nurmuharram 61

12 Bella Putri Muliana 73

13 Fasya Bella Annisa 69

14 Gita Safitri 80

15 Izdihar Adinda Dwi Amany 78

16 Khairul Hashfi Muhammad 63

17 Luthfiah Septiana 83

18 Maya Kurniawati Ardjito 77

19 Muhamad Zhafran Mahendra 87

20 Muhammad Amin Rizky 69

21 Muhammad Astra Hakim Oktorian 88

22 Muhammad Rezha Assalam 60

23 Nabila Noermalasari 68

183
184

24 Nadhira Winindya Sari 70

25 Nasyita Alvina Rahma Damayanti 76

26 Ozana Novone Ranar Prasseno 77

27 Puti Maulida Hanum 80

28 Rafi Ilham Mahendra 67

29 Raihan Nafianto 74

30 Shifa Alifa Yusuf 68

31 Syifaa Sagakirana 60

32 Tolhas Parulian Jonathan 73

33 Topaz Rindu Nabiyallah 72

34 Vinsensius Dimas Rizky Prayogo 75

35 Yudi Fernando Silalelo 70

36 Zulfa Ayu Nurkhoir 79

184
185

Tabulasi data pretest keterampilan metakognitif siswa kelompok eksperimen


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Skor
Total
1 3 4 2 3 4 3 4 1 4 2 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 2 3 4 3 2 78
2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 2 2 3 4 1 2 3 2 81
3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 3 1 1 2 3 3 3 3 4 76
4 4 4 3 4 1 2 3 4 4 2 4 4 3 3 2 1 4 4 2 3 1 2 1 2 4 71
5 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 3 2 2 2 1 2 3 1 2 3 2 3 2 70
6 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 2 3 4 1 1 3 1 2 2 2 2 68
7 4 4 2 3 4 3 3 3 2 1 3 2 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 74
8 4 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 2 3 3 1 2 2 3 3 4 1 4 3 77
9 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 1 2 1 2 3 2 81
10 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 1 4 1 2 1 4 1 3 2 4 3 76
11 2 1 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 4 3 4 1 2 1 3 2 3 4 4 61
12 4 4 4 4 4 3 4 3 2 2 4 1 4 3 4 1 4 3 2 1 2 3 1 4 2 73
13 3 1 2 3 1 3 1 4 2 3 1 1 3 1 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 69
14 3 4 3 4 4 4 2 4 3 1 3 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 2 3 2 3 80
15 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1 2 78
16 2 3 4 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 3 1 2 3 2 1 3 3 63
17 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 83
18 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 1 2 3 2 2 2 2 4 3 4 3 4 3 3 2 77
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 87
20 3 2 2 2 2 2 4 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 69
21 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 2 2 3 88
22 2 1 1 2 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 1 3 60
23 3 3 2 1 3 2 3 2 4 3 3 3 4 4 4 2 1 2 3 1 3 2 4 2 4 68

185
186

24 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 2 1 2 1 4 2 2 3 2 3 3 4 2 3 2 70
25 3 4 2 4 3 3 3 2 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 3 3 2 2 3 3 76
26 4 4 3 4 2 4 4 2 4 1 3 1 4 4 3 4 4 4 3 4 2 1 2 4 2 77
27 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 2 2 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 80
28 4 2 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 4 3 2 4 3 67
29 2 3 4 2 3 4 2 3 2 4 4 2 3 4 2 4 4 3 2 1 4 3 2 3 4 74
30 2 3 1 2 2 3 2 1 1 1 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 3 68
31 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 4 4 1 2 4 3 4 2 3 3 60
32 4 2 4 3 2 2 3 2 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 2 1 4 3 1 4 1 73
33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 1 2 2 3 2 72
34 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 1 4 2 3 3 2 4 1 3 2 4 2 3 4 75
35 2 1 2 3 2 4 1 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 2 2 3 70
36 4 4 2 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2 4 3 2 3 2 3 2 3 79
Skor Total
Item 119 116 108 113 107 114 107 108 112 96 112 99 116 104 110 108 110 104 86 99 106 103 86 104 102
Persentase
per item 83 81 75 78 74 79 74 75 78 67 78 69 81 72 76 75 76 72 60 69 74 72 60 72 71

186
187

Perhitungan persentase tiap indikator


Komponen Indikator Nomor Soal Jumlah Rata-rata Jumlah Presentase
Keterampilan Keterampilan
Metakognitif Metakognitif
Planing Terhubung dengan
pengetahuan dahulu 4 16
153 76,5
Presentase (%) 78 75
Mengidentifikasikan
1 7
tujuan 157 78,5
Presentase (%) 83 74
Memilah informasi
2
yang penting 81 81
Presentase (%) 81
Memecahkan 450 75,05%
masalah menjadi 6
69 69
poin-poin
Presentase (%) 79
Menemukan
hubungan dari setiap 10 12 13
71 71
variabel
Presentase (%) 65 69 80
Membuat
5
penyelidikan 74 74
Presentase (%) 74

187
188

Monitoring Memeriksa berbagai


15 17 19 20 23 24
tahapan 413 69
Presentase (%) 76 76 60 69 60 72
Bertanya kepada
25
teman 71 71
Presentase (%) 71
Mengidentifikasikan
8 18 361 72,26%
Kesalahan 147 74
Presentase (%) 75 72
Menilai jawaban 14 21
146 73
Presentase (%) 72 74
Mengoreksi jawaban
11 22
yang salah 150 75
Presentase (%) 78 72
Evaluating Mengecek kembali
3
jawaban akhir 75 75
Presentase (%) 75
Memverifikasi 151 75,50%
bahwa jawaban
9
menjawab 76 76
pertanyaan
Presentase (%) 76

188
189

Lampiran 10. Data Hasil Posttest Kelas Kontrol


HASIL POSTTEST KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA
KELAS KONTROL
No Nama Nilai
1 Ade Novitasari 69
2 Aji Setiawan 67
3 Andrea Mutiara Larasati 80
4 Aristia Utari Putri 73
5 Asthia Nila Fianti 70
6 Aullia Nur Adawiyah 71
7 Claresta Dhyhan Ediganiputri 73
8 Earlene Shefila 79
9 Fara Rahmania Putri 75
10 Fikri Fauzanakbar 79
11 Ghaliya Afra Yasmine 66
12 Ghina Chansa Chairunnisa 67
13 Glossa Jesaya E'ninta Sinuraya 75
14 Grisdy Mahardikana 66
15 Hevi Ismarlina 81
16 Husain Raihan 74
17 Imam Fakhriansyah 70
18 Indira Aqlyya Oktavian 74
19 Indira Smita Wijayanti 85
20 Khairunnisa 60
21 Made Ananda Witareddya 68
22 Muhamad Farras Sailendra 79
23 Muhammad Aulia Sabarky 71

189
190

24 Muhammad Fadhlan Harits 76


25 Nikitha Khairunnisa 66
26 Puspa Rustiana Ningtias 67
27 Raden Ajeng Ayu Amala Maharani 89
28 Rany Dwi Cahyaningtyas 81
29 Reza Kurniawan Sitepu 84
30 Rifqy Nur Furqon 76
31 Salsabila Febrianti 83
32 Shidqy Fajar 76
33 Sofiana Puspitasari 73
34 Stevany Risdewanty Rutcinthamy 78
35 Vika Faradhita Pratiwi 72
36 Yulianto Putra Vidya Utama 85

190
191

Tabulasi data posttest keterampilan metakognitif siswa kelompok kontrol


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Skor
Total
1 3 2 4 3 4 2 4 3 2 4 3 2 4 2 2 3 4 1 3 2 4 3 2 1 2 69
2 2 3 4 3 2 4 2 3 1 4 1 3 3 4 3 4 3 2 3 4 2 1 2 1 3 67
3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 2 3 1 3 4 2 4 80
4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 4 2 4 4 2 3 3 3 4 3 2 2 1 4 73
5 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 2 1 2 3 4 3 2 4 2 3 2 2 2 70
6 3 4 2 2 4 4 4 3 2 3 1 3 2 3 4 4 2 2 2 3 2 3 4 2 3 71
7 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 4 3 2 73
8 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 2 1 2 79
9 4 3 4 4 3 2 2 3 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 4 3 2 75
10 2 3 2 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 79
11 1 4 2 3 3 3 4 3 3 3 1 4 3 2 3 4 3 3 2 3 2 2 2 1 2 66
12 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 67
13 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 2 3 4 3 2 3 1 4 3 3 2 75
14 1 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 66
15 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 2 3 1 3 81
16 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 74
17 3 4 4 2 3 4 3 3 3 2 1 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 70
18 2 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 2 4 3 3 74
19 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 85
20 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 1 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 60

191
192

21 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 2 2 68
22 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 2 2 2 79
23 3 2 3 2 3 2 4 3 4 2 4 3 2 3 2 3 4 2 3 4 1 2 3 3 4 71
24 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 76
25 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 66
26 2 4 4 2 3 4 2 3 3 2 1 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 67
27 2 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 89
28 3 4 4 3 4 2 3 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 81
29 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 84
30 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2 76
31 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 83
32 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 76
33 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 1 2 2 1 2 73
34 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 2 3 3 3 4 3 4 2 4 3 1 2 2 3 78
35 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 1 3 2 2 2 2 2 72
36 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 85
Skor Total
Item 100 127 121 109 117 110 112 113 110 111 80 116 107 112 113 121 116 109 91 113 96 96 100 83 95
Persentase
per Item 69 88 84 76 81 76 78 78 76 77 56 81 74 78 78 84 81 76 63 78 67 67 69 58 66

192
193

Perhitungan persentase tiap indikator


Komponen Indikator Nomor Soal Jumlah Rata-rata Jumlah Presentase
Keterampilan Keterampilan
Metakognitif Metakognitif
Planing Terhubung dengan
pengetahuan dahulu 4 16
160 80
Presentase (%) 76 84
Mengidentifikasikan
1 7
tujuan 147 73,5
Presentase (%) 69 78
Memilah informasi
2
yang penting 88 88
Presentase (%) 88
Memecahkan 468 77,97%
masalah menjadi 6
75 75
poin-poin
Presentase (%) 76
Menemukan
hubungan dari setiap 10 12 13
232 77
variabel
Presentase (%) 77 81 74
Membuat
5
penyelidikan 74 74
Presentase (%) 81

193
194

Monitoring Memeriksa berbagai


15 17 19 20 23 24
tahapan 427 71
Presentase (%) 78 81 63 78 69 58
Bertanya kepada
25
teman 66 66
Presentase (%) 66
Mengidentifikasikan
8 18 348 70%
Kesalahan 154 77
Presentase (%) 78 76
Menilai jawaban 14 21
145 73
Presentase (%) 78 67
Mengoreksi jawaban
11 22
yang salah 123 61,5
Presentase (%) 56 67
Evaluating Mengecek kembali
3
jawaban akhir 84 84
Presentase (%) 84
Memverifikasi 160 80,00%
bahwa jawaban
9
menjawab 76 76
pertanyaan
Presentase (%) 76

194
195

Lampiran 11. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen


HASIL POSTTEST KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA
KELAS EKSPERIMEN
No. Nama Nilai
1 Adam Adfansha Daniswara 83

2 Adelia Safitri Wirawan 87

3 Adho Adinegoro 84

4 Aida Zahra Salsabila 82

5 Aldy Nurhajri Sidi 90

6 Alya Kembang Novani 76

7 Andree Shevchenko 74

8 Anggareta Khairunnisa 83

9 Annisa Permata Sari 91

10 Aurora Maharani Pertiwi Tunggadewi 94

11 Awang Nurmuharram 89

12 Bella Putri Muliana 90

13 Fasya Bella Annisa 91

14 Gita Safitri 80

15 Izdihar Adinda Dwi Amany 88

16 Khairul Hashfi Muhammad 64

17 Luthfiah Septiana 79

18 Maya Kurniawati Ardjito 88

19 Muhamad Zhafran Mahendra 93

20 Muhammad Amin Rizky 69

21 Muhammad Astra Hakim Oktorian 89

22 Muhammad Rezha Assalam 82

23 Nabila Noermalasari 91

195
196

24 Nadhira Winindya Sari 82

25 Nasyita Alvina Rahma Damayanti 80

26 Ozana Novone Ranar Prasseno 76

27 Puti Maulida Hanum 77

28 Rafi Ilham Mahendra 72

29 Raihan Nafianto 74

30 Shifa Alifa Yusuf 85

31 Syifaa Sagakirana 89

32 Tolhas Parulian Jonathan 82

33 Topaz Rindu Nabiyallah 73

34 Vinsensius Dimas Rizky Prayogo 82

35 Yudi Fernando Silalelo 79

36 Zulfa Ayu Nurkhoir 86

196
197

Tabulasi data posttest keterampilan metakognitif siswa kelompok eksperimen


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Skor
Total
1 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 2 4 4 3 2 83
2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 1 2 3 4 87
3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 2 84
4 4 4 3 4 1 2 3 4 4 2 4 4 3 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 82
5 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 2 90
6 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 1 3 3 2 2 3 2 76
7 4 4 2 3 4 3 3 3 2 1 3 2 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 74
8 4 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 4 2 3 2 4 2 4 4 83
9 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 91
10 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 94
11 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 89
12 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 2 90
13 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 91
14 3 4 3 4 4 4 2 4 3 1 3 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 2 3 2 3 80
15 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 1 2 88
16 2 3 4 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2 4 2 3 2 1 2 3 64
17 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 79
18 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 3 88
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 93

197
198

20 3 2 2 2 2 2 4 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 69
21 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 2 3 3 89
22 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 82
23 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 91
24 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 2 82
25 3 4 2 4 3 3 3 2 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 3 2 3 4 4 80
26 4 4 3 4 2 4 4 2 4 1 3 1 4 4 3 4 4 4 2 4 2 1 2 4 2 76
27 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 1 3 77
28 4 2 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 72
29 2 3 4 2 3 4 2 3 2 4 4 2 3 3 2 4 3 3 2 3 4 3 2 3 4 74
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 1 3 3 85
31 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 3 2 89
32 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1 4 4 2 2 4 2 82
33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 2 1 2 3 3 73
34 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 2 4 3 4 3 2 4 2 4 3 4 2 4 4 82
35 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 2 1 3 79
36 4 4 2 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 86
Skor Total
Item
132 130 121 123 121 122 119 122 122 107 127 115 125 127 124 122 124 129 96 126 122 107 95 111 105
Persentase
per Item
92 90 84 85 84 85 83 85 85 74 88 80 87 88 86 85 86 90 67 88 85 74 66 77 73

198
199

Perhitungan persentase tiap indikator


Komponen Indikator Nomor Soal Jumlah Rata-rata Jumlah Presentase
Keterampilan Keterampilan
Metakognitif Metakognitif
Planing Terhubung dengan
pengetahuan dahulu 4 16
170 85
Presentase (%) 85 85
Mengidentifikasikan
1 7
tujuan 175 87,5
Presentase (%) 92 83
Memilah informasi
2
yang penting 90 90
Presentase (%) 90
Memecahkan 507 84,47%
masalah menjadi 6
80 80
poin-poin
Presentase (%) 85
Menemukan
hubungan dari setiap 10 12 13
241 80
variabel
Presentase (%) 74 80 87
Membuat
5
penyelidikan 84 84
Presentase (%) 84

199
200

Monitoring Memeriksa berbagai


17 15 19 20 23 24
tahapan 469 78
Presentase (%) 85 86 67 88 66 77
Bertanya kepada
25
teman 73 73
Presentase (%) 73
Mengidentifikasikan
8 18 406 81,23%
Kesalahan 175 87,5
Presentase (%) 85 90
Menilai jawaban 14 21
173 86,5
Presentase (%) 88 85
Mengoreksi jawaban
11 22
yang salah 162 81
Presentase (%) 88 74
Evaluating Mengecek kembali
3
jawaban akhir 84 84
Presentase (%) 84
Memverifikasi 169 84,50%
bahwa jawaban
9
menjawab 85 85
pertanyaan
Presentase (%) 85

200
201

Lampiran 12. Hasil Perhitungan Statistik dengan SPSS


DATA UJI NORMALITAS PRETEST
KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN

Tests of Normality

Kelas Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.

Pretest Kontrol ,138 36 ,080

Eksperimen ,082 36 ,200*

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Dasar Pengambilan Keputusan pada Uji Normalitas ini aalah:


Jika nilai probabilitas (p-value) > 0,05 maka distribusi data normal, dan sebaliknya
jika nilai probabilita (p-value) < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan output di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai signifikansi (Sig.) atau probabilitas (p-value) pada uji kolmogorov


kelompok kontrol adalah sebesar 0,053 pada taraf signifikansi 0,05, artinya
nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari 0,05 (0,08 > 0,05) sehingga dapat
disimpulkan bahwa data pretest dari kelompok kontrol berdistribusi normal.
2. Nilai signifikansi (Sig.) atau probabilitas (p-value) pada uji kolmogorov
kelompok eksperimen adalah sebesar 0,200 pada taraf signifikansi 0,05,
artinya nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari 0,05 (0,200 > 0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest yang dihasilkan dari
kelompok eksperimen berdistribusi normal.

201
202

DESKKRIPSI DATA PRETEST KELOMPOK KONTROL DAN


EKSPERIMEN

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

Pretest Kontrol Mean 73,50 1,167

95% Confidence Interval for Lower Bound 71,13


Mean Upper Bound 75,87

5% Trimmed Mean 73,73

Median 73,50

Variance 49,057
Std. Deviation 7,004

Minimum 55

Maximum 86

Range 31

Interquartile Range 9

Skewness -,490 ,393

Kurtosis ,203 ,768

Eksperimen Mean 73,58 1,147

95% Confidence Interval for Lower Bound 71,25


Mean Upper Bound 75,91

5% Trimmed Mean 73,56

Median 74,00

Variance 47,393

Std. Deviation 6,884

Minimum 60
Maximum 88

Range 28

Interquartile Range 9

Skewness -,117 ,393

Kurtosis -,150 ,768

202
203

DATA UJI NORMALITAS POSTTEST


KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN

Tests of Normality

Kelas Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.

Posttest Kontrol ,075 36 ,200*

EKsperimen ,106 36 ,200*

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Dasar Pengambilan Keputusan pada Uji Normalitas yaitu:


Jika nilai probabilitas (p-value) > 0,05 maka distribusi data normal, dan sebaliknya
jika nilai probabilita (p-value) < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan output di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai signifikansi (Sig.) atau probabilitas (p-value) pada uji kolmogorov


kelompok kontrol adalah sebesar 0,200 pada taraf signifikansi 0,05, artinya
nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari 0,05 (0,200 > 0,05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa data posttest dari kelompok kontrol berdistribusi
normal.
2. Nilai signifikansi (Sig.) atau probabilitas (p-value) pada uji kolmogorov
kelompok eksperimen adalah sebesar 0,200 pada taraf signifikansi 0,05,
artinya nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari 0,05 (0,200 > 0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest yang dihasilkan dari
kelompok eksperimen berdistribusi normal.

203
204

DESKKRIPSI DATA POSTTEST KELOMPOK KONTROL DAN


EKSPERIMEN

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

Posttest Kontrol Mean 74,39 1,104

95% Confidence Interval for Lower Bound 72,15


Mean Upper Bound 76,63

5% Trimmed Mean 74,33

Median 74,00

Variance 43,844
Std. Deviation 6,622

Minimum 60

Maximum 89

Range 29

Interquartile Range 10

Skewness ,156 ,393

Kurtosis -,425 ,768

EKsperimen Mean 82,61 1,203

95% Confidence Interval for Lower Bound 80,17


Mean Upper Bound 85,05

5% Trimmed Mean 82,91

Median 82,50

Variance 52,073

Std. Deviation 7,216

Minimum 64
Maximum 94

Range 30

Interquartile Range 12

Skewness -,548 ,393

Kurtosis -,170 ,768

204
205

DATA UJI HOMOGENITAS PRETEST

KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN

Test of Homogeneity of Variances


Pretest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,011 1 70 ,915

Dasar pengmbilan keputusan uji homogenitas yaitu:


Jika nilai probabilitas (p-value) > 0,05 maka varian dari kedua kelompok data
adalah sama atau homogen, dan sebaliknya jika nilai probabilita (p-value) < 0,05
maka varian dari kedua kelompok data tidak sama.

Berdasarkan output di atas, dapat disimpulkan bahwa:

Nilai signifikansi (Sig.) atau probabilitas (p-value) pada data pretest sebesar 0,915
pada taraf signifikansi 0,05, artinya nilai p-value lebih besar dari 0,05 (0,915 >
0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest yang berasal dari kedua
kelompok tersebut bersifat homogen.

205
206

DATA UJI HOMOGENITAS POSTTEST

KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN

Test of Homogeneity of Variances


Posttest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,201 1 70 ,656

Dasar pengmbilan keputusan uji homogenitas yaitu:


Jika nilai probabilitas (p-value) > 0,05 maka varian dari kedua kelompok data
adalah sama atau homogen, dan sebaliknya jika nilai probabilita (p-value) < 0,05
maka varian dari kedua kelompok data tidak sama.

Berdasarkan output di atas, dapat disimpulkan bahwa:

Nilai signifikansi (Sig.) atau probabilitas (p-value) pada data posttest sebesar 0,656
pada taraf signifikansi 0,05, artinya nilai p-value lebih besar dari 0,05 (0,656 >
0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest yang berasal dari kedua
kelompok tersebut bersifat homogen.

206
207

DATA UJI HIPOTESIS KELOMPOK KONTROL

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the


Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 Pretest - Poattest -,889 7,592 1,265 -3,458 1,680 -,702 35 ,487

Dasar pengambilan keputusan pada uji hipotesis ini yaitu:


Jika nilai Sig. (2-tailed) atau p-value < 0,05 maka H0 ditolak, dan sebaliknya jika nilai Sig. 2-tailed (Uji dua pihak) > 0,05 maka H0
diterima.
Berdasarkan pada output di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Nilai Sig. (2-tailed) atau p-value pada data kelompok kontrol adalah 0,622 pada taraf signifikansi 0,05, maka nilai p-value lebih besar
dari 0,05 (0,487 > 0,05) sehingga H0 diterima. Hal terebut menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil tes keterampilan
metakognitif pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

207
208

DATA UJI HIPOTESIS KELOMPOK EKSPERIMEN

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the


Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 Pretest - Posttest -9,028 8,729 1,455 -11,981 -6,074 -6,205 35 ,000

Dasar pengambilan keputusan pada uji hipotesis ini yaitu:


Jika nilai Sig. (2-tailed) atau p-value < 0,05 maka H0 ditolak, dan sebaliknya jika nilai Sig. 2-tailed (Uji dua pihak) > 0,05 maka H0
diterima.
Berdasarkan pada output di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Nilai Sig. (2-tailed) atau p-value pada kelompk eksperimen sebesar 0,000 pada taraf signifikansi 0,05, maka nilai p-value lebih kecil
dari 0,05 (0,00 < 0,05) sehingga H0 ditolak. Hal terebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil tes keterampilan
metakognitif siswa pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

208
207

Lampiran 13. Lembar Hasil Uji Validitas Tes Keterampilan Metakognitif


HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN
KETERAMPILAN METAKOGNITIF
No Butir rtabel rhitung Keterangan
1.
0.254 0.435 Valid
2.
0.254 0.239 Tidak Valid
3.
0.254 0.438 Valid
4.
0.254 0.434 Valid
5.
0.254 0.580 Valid
6.
0.254 0.329 Valid
7.
0.254 0.643 Valid
8.
0.254 0.545 Valid
9.
0.254 0.347 Valid
10.
0.254 0.555 Valid
11.
0.254 0.400 Valid
12.
0.254 0.339 Valid
13.
0.254 0.553 Valid
14.
0.254 0.665 Valid
15.
0.254 0.615 Valid
16.
0.254 0.391 Valid
17.
0.254 0.522 Valid
18.
0.254 0.522 Valid
19.
0.254 0.201 Tidak Valid
20.
0.254 0.367 Valid
21.
0.254 0.542 Valid
22.
0.254 0.450 Valid
23.
0.254 0.386 Valid
24.
0.254 0.428 Valid
25.
0.254 0.349 Valid
26.
0.254 0.385 Valid

207
208

27.
0.254 0.255 Valid
Jumlah Butir 25
Valid
Jumlah Butir 2
Tidak Valid
Total Butir 27

Butir pernyataan instrumen keterampilan metakognitif dinyatakan valid


apabila rhitung > rtabel. Dalam uji validitas ini nilai rtabel untuk 60 responden dengan
taraf signifikansi 5% adalah 0.254. Berdasarkan tabel hasil validasi instrumen
keterampilan metakognitif adalah dari 27 butir pernyataan, 25 butir pernyataan
dinyatakan valid dan 2 butir pernyataan dinyatakan tidak valid (gugur).

208
209

Corelation Product Moment

209
210

210
211

211
212

212
213

213
214

214
215

Lampiran 14. Lembar Hasil Uji Reliabilitas Tes Keterampilan Metakognitif


HASIL UJI RELIBILITAS TES KETERAMPILAN METAKOGNITIF

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,766 27

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Alpha if Item


Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

Item_
76,54 122,480 ,403 ,757
1
Item_
76,54 122,216 ,383 ,757
2
Item_
77,00 121,321 ,363 ,756
3
Item_
77,04 121,734 ,393 ,756
4
Item_
77,06 119,903 ,465 ,753
5
Item_
76,85 125,713 ,125 ,766
6
Item_
76,22 97,346 ,176 ,860
7
Item_
77,30 122,175 ,427 ,756
8
Item_
77,20 124,618 ,201 ,763
9
Item_
77,06 117,903 ,533 ,749
10
Item_
78,15 121,072 ,377 ,756
11
Item_
76,91 121,482 ,355 ,757
12
Item_
77,28 120,393 ,454 ,753
13

215
216

Item_
76,94 118,733 ,544 ,750
14
Item_
76,93 119,353 ,538 ,751
15
Item_
76,96 123,093 ,286 ,760
16
Item_
76,91 118,123 ,609 ,748
17
Item_
77,02 119,603 ,484 ,752
18
Item_
77,04 120,036 ,466 ,753
19
Item_
77,61 123,487 ,252 ,761
20
Item_
77,02 119,981 ,462 ,753
21
Item_
77,13 120,077 ,413 ,754
22
Item_
77,59 119,642 ,387 ,754
23
Item_
77,26 118,120 ,472 ,751
24
Item_
77,94 120,808 ,303 ,758
25
Item_
77,46 121,838 ,298 ,759
26
Item_
76,98 126,509 ,065 ,769
27

Skala Alpha Cronbach’s diukur dari 0 sampai 1, semakin tinggi koefisien


reliabilitas suatu instrumen mendekati 1,00 maka semakin tinggi pula nilai
reliabilitasnya, dan sebaliknya. Alpha Cronbach’s yang dihasilkan dalam uji
reliabilitas instrumen ini adalah 0,766, artinya reliabilitas instrumen ini pada
kategori cukup.

216
217

Lampiran 15. Lembar Jawaban Siswa


Contoh Jawaban Inventori
Hasil Pretest Kelompok Kontrol
218

ontoh Jawaban LKS


219

Hasil Pretest Kelompok Eksperimen


220
221

Hasil Posttest Kelompok Kontrol


222
223

Hasil Posttest Kelompok Kontrol


224
225

Hasil Posttest Kelompok Eksperimen


226
227

Contoh Jawaban LKS


228
229
230

Lampiran 16. Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing 1


231

Lampiran 17. Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing 2


232

Lampiran 18. Surat Permohonan Izin Validasi Instrumen


233

Lampiran 19. Surat Keterangan Telah Melakukan Validasi Instrumen


234

Lampiran 20. Surat Permohonan Izin Penelitian


235

Lampiran 21. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


236

Lampiran 22. Lembar Uji Referensi


237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248

Lampiran 23. Dokumentasi Penelitian


a. Pemberian soal pretest

b. Orientasi siswa pada masalah

c. Mengorganisasikan siswa dalam belajar


249

d. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

e. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

f. Menganalaisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


250

g. Pemberian posttest
BIODATA PENELITI

Penulis skripsi berjudul “Pengaruh Model Problem


Based Learning (PBL) Terhadap Keterampilan
Metakognitif Siswa Pada Materi Hidrolisis
Garam” adalah Murni Arifah, lahir pada tanggal 9
April 1994 dari pasangan suami Istri Bapak Tafsirun
dan Ibu Sanatun. Peneliti adalah anak pertama dari
dua bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal
di Jl. An-Nur 10/002 Kelurahan Slatri Kecamatan
Larangan Kabupaten Brebes.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SD Negeri Sitanggal 6 Kec.
Larangan lulus Tahun 2006, SMP Negeri 2 Ketanggungan Kec. Ketanggungan Kab.
Brebes lulus Tahun 2009, SMA Negeri 1 Kec. Larangan Kab. Brebes lulus Tahun
2012, dan mulai Tahun 2013 mengikuti Program S1 Pendidikan Kimia Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
sampai Tahun 2017. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar
sebagai mahasiswi Program S1 Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta hingga dinyatakan
lulus sidang skripsi pada tanggal 12 Oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai