Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
oleh
Wahyu Yuli Handayani
4101412120
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
“Do'a dan restu ibu lebih berharga dari sekarung penuh emas, berlian dan
permata."
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku, Ibu Suharni dan Bapak Zuhdi
yang selalu mendoakan, mendukungku dan menjadi
tujuan yang memotivasi di setiap pilihan.
2. Mas Suprapto dan adikku Moch Tolkhah Mansyur
yang selalu mendukungku
3. Sahabat-sahabatku Rita Setiawati, Auliya Nur
Fatma, Rima Chandra Hardiyanti, Yun Setyorini, Ika
Restu Apriliana, Ita Kurniasari dan teman-teman
Wisma Hijau yang telah membantu, memberikan
keceriaan dan motivasi.
4. Pendidikan Matematika Angkatan 2012
v
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan
2. Prof. Dr. Zaenuri, S.E, M.Si,Akt, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
5. Bambang Eko Susilo S.Pd., M.Pd, Dosen Pembimbing II dan dosen wali
yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran dan motivasi yang berarti
6. Prof. Dr. Hardi Suyitno M.Pd., Dosen Penguji yang telah memberikan
vi
8. Ibu Sri Mulyati, S.Pd, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Banyubiru sekaligus
penelitian.
9. Siswa kelas VII A, VII B, VII D SMP Negeri 2 Banyubiru atas kesediannya
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya. Karena itu, kritik dan saran
diharapkan menjadi semacam suara yang dapat menyapa tulisan ini sebagai bahan
Penulis
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………...…………………………………………………..i
PRAKATA ............................................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.5.1 Keefektifan......................................................................................... 8
ix
1. 6. Sistematika Penulisan .................................................................................. 12
x
2.8 Uraian Materi ............................................................................................... 46
xi
3.5.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa .............................................. 71
Learning..................................................................................................... 109
BAB 5 PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 130
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba Tes Kemampuan Koneksi Matematis.
............................................................................................................................... 73
Tabel 3. 8 Rekap Analisis Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Koneksi Matematis 77
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
Gambar 2. 23 Geser potongan segitiga ................................................................. 58
Gambar 4. 3 Jawaban tes kemampuan koneksi siswa kelas eksperimen ............ 120
Gambar 4. 6 Jawaban tes kemampuan koneksi siswa kelas kontrol ................... 121
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Daftar Nilai Ulangan Akhir Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas
Eksperimen (Kelas VII A) ........................................................................... 131
2. Daftar Nilai Ulangan Akhir Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas
Kontrol (Kelas VII B) ................................................................................. 132
3. Daftar Nilai Ulangan Akhir Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas
Uji Coba (Kelas VII D) ................................................................................ 133
7. Kisi-Kisi Soal Uji Coba Tes Kemampuan Koneksi Matematis ................... 141
9. Kunci jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Uji Coba Tes Kemampuan
Koneksi Matematis ...................................................................................... 149
10. Daftar Skor Uji Tes Kemampuan Koneksi Matematis Kelas VII D ............ 156
11. Analisis Butir Soal Uji Coba Kemampuan Koneksi Matematis .................. 158
20. Pedoman Penskoran dan Kunci Jawaban Soal Tes kemampuan Koneksi
Matematis ..................................................................................................... 187
xvi
21. Jadwal Penelitian ......................................................................................... 193
40. Daftar Nilai Tes kemampuan Koneksi Matematis Kelas Eksperimen ......... 335
41. Daftar Nilai Tes kemampuan Koneksi Matematis Kelas Kontrol ............... 336
xvii
45. Uji Hipotesis 2 ............................................................................................. 356
xviii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
agar kelak mampu bersaing dan berperan dalam menghadapi setiap perubahan
yang terjadi secara global. Dalam usaha untuk mewujudkan pendidikan yang
matematis melalui pemberian keleluasaan berpikir siswa secara aktif dan kreatif
1
2
Matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar
ke unsur yang didefinisikan, dari postulat atau aksioma, lalu ke teorema. Sebagai
sistem yang saling berhubungan dan terorganisir dengan baik (Ibrahim dan
kehidupan sehari-hari.
Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan persepsi
penguasaan materi semata dan lebih banyak menjalin komunikasi satu arah.
3
(KTSP) mewajibkan setiap guru untuk lebih kreatif dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran agar siswa punya peran aktif, kritis dan mampu
dalam pembelajaran sehingga pengetahuan yang dimiliki siswa terbatas pada apa
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Mulyati S.Pd salah satu
bahwa siswa masih kesulitan memahami hubungan antar topik dalam matematika
dalam bentuk model matematika. Selain itu, siswa juga kesulitan dalam
menentukan rumus yang dipakai jika dihadapkan pada soal-soal yang berkaitan
kepada siswa pada tanggal 13 April 2016. Peneliti menemukan ada siswa yang
dengan konsep yang baru dipelajari. Siswa cenderung malu-malu atau takut untuk
itu siswa cenderung mudah putus asa apabila menemui soal yang menurut mereka
sulit.
4
koneksi matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Banyubiru yang masih belum
model pembelajaran yang dapat mengaitkan materi dengan situasi yang dialami
diri siswa.
merupakan satu kesatuan dari lima komponen yaitu assurance (percaya diri),
berhubungan dengan apa yang dicapai oleh siswa (Rahman & Amri, 2014:12).
jauh dari sekitar sehingga siswa dapat dengan mudah memahami serta
diselaraskan dengan cara kerja otak yang didesain secara alamiah untuk belajar
(Jensen, 2008: 12). Pembelajaran ini tidak terfokus pada keterurutan, tetapi lebih
mengutamakan pada kesenangan dan kecintaan siswa akan belajar, sehingga siswa
Learning mempertimbangkan apa yang sifatnya alami bagi otak dan bagaimana
otak dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman (Jensen, 2008: 12). Sapa’at
koneksi matematis.
6
1. 2. Rumusan Masalah
rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
ketuntasan klasikal?
pembelajaran ekspositori?
1. 3. Tujuan Penelitian
1. 4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis,
siswa.
2) Melatih siswa agar percaya diri, berani mengemukakan pendapat dan atau
matematika.
8
(1) Sebagai sarana referensi atau masukan tentang pendekatan yang dapat
1. 5. Penegasan Istilah
ini. Selain itu, untuk memberikan pengertian yang sama sehingga tidak
1.5.1 Keefektifan
hasil atau berhasil guna (KBBI, 2003: 284). Keefektifan yang dimaksud dalam
Siswa dikatakan tuntas jika nilai hasil belajar yang diperoleh mencapai
ͷ. Ketuntasan klasikal adalah proporsi antara siswa yang tuntas sesuai
KKM dengan seluruh siswa yang ada di kelas, yaitu ͺͷΨ. Hasil belajar
lebih tinggi dari nilai rata-rata kemampuan koneksi matematis siswa yang
kompetensi pada setiap aspek penilaian mata pelajaran yang harus dikuasai oleh
Negeri 2 Banyubiru yaitu 75. Dalam penelitian ini pembelajaran dikatakan tuntas
(kepuasan). Menurut Rahman & Amri (2014: 2), model pembelajaran ARIAS
penguatan.
11
dengan menggunakan otak kanan dan otak kiri dalam proses pembelajaran.
Pendekatan ini diselaraskan dengan cara kerja otak yang didesain secara alamiah
(Erlauer, 2000: 63). Pembelajaran ini mempertimbangkan apa yang sifatnya alami
bagi otak dan bagaimana otak dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman, serta
tidak terfokus pada keterurutan, tetapi lebih mengutamakan pada kesenangan dan
mempelajari beberapa topik matematika yang memang saling terkait satu sama
1. 6. Sistematika Penulisan
Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Masing-masing akan diuraikan sebagai
berikut.
motto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
Bagian pokok skripsi yang terdiri dari 5 bab, yaitu pendahuluan, tinjauan
hipotesis.
BAB 3 : Metode Penelitian berisi jenis dan desain penelitian, subjek (sampel dan
BAB 4 : Hasil dan Pembahasan berisi hasil analisis data dan pembahasannya
BAB 2
KAJIAN TEORITIK
Menurut Morgan et al. (1986) sebagaimana dikutip oleh Rifa’i & Anni
(2012: 82), belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena
hasil dari praktik atau pengalaman. Belajar lebih dari sekedar mengingat. Menurut
Fontana sebagaimana dikutip oleh Suherman (2003: 7), belajar adalah proses
perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman.
(2) perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, yang
(3) perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen dan dapat
berlangsung selama satu hari, satu minggu, satu bulan, atau bahkan bertahun-
tahun.
14
15
belajar pada suatu lingkungan untuk saling bertukar informasi. Pembelajaran pada
hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-
terpadu karena suatu konsep dengan konsep lain dalam matematika saling
potensi, bakat, minat, dan kebutuhan siswa terhadap matematika yang beragam
sehingga terjadi interaksi antar siswa dan antara guru dengan siswa. Pembelajaran
matematika di sekolah adalah sarana berpikir yang jelas, kritis, kreatif, sistematis,
sehari-hari.
16
kegiatan dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model
agar kompetensi atau tujuan belajar yang diharapkan akan tercapai dengan cepat,
siswa dengan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran tertentu. Ali (2008:
21) menyebutkan ciri model pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut.
(2) Adanya keikutsertaan siswa secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan
model pembelajaran.
(4) Penggunaan berbagai metode, alat, dan media pebelajaran yang mendukung.
pembelajaran.
17
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Menurut Suherman (2003: 203), model ekspositori sama seperti ceramah dalam
hal terpusatnya kegiatan guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran) karena
materi secara langsung disampaikan oleh guru. Tetapi pada model ekspositori,
guru tidak terus menerus berbicara. Guru berbicara pada awal pelajaran,
menerangkan materi dan contoh soal, dan pada waktu yang diperlukan saja. Siswa
tidak hanya mendengar dan membuat catatan, tetapi juga mengerjakan soal latihan
jawab.
persiapan yang telah dilakukan. Tindakan yang harus dipikirkan guru dalam
penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah
18
ditangkap dan dipahami oleh siswa. Pada penelitian ini, guru memandu
siswa mengerjakan LKS melalui kegiatan tanya jawab. Siswa tidak hanya
tahap ini siswa mengerjakan latihan soal yang ada di LKS untuk menambah
pekerjaan siswa dan membantu siswa secara individual atau secara klasikal.
tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan.
penjelasan guru. Guru dapat memberikan tugas yang relevan dengan materi
yang telah dipelajari atau memberikan kuis yang sesuai dengan materi
Assessment (penilaian), dan Satisfaction (rasa bangga). Rahman dan Amri (2014:
Satisfaction untuk memperoleh akromin yang lebih baik dan lebih bermakna.
20
menghasilkan kata ARIAS sebagai akronim. Oleh karena itu, model pembelajaran
Sikap dimana seseorang merasa yakin atau percaya diri dapat berhasil mencapai
Assurance ialah sikap percaya diri, yakin akan berhasil atau yang
dikutip oleh Rahman & Amri (2014: 187), seseorang yang memiliki sikap percaya
Sikap percaya diri, yakin akan berhasil ini perlu ditanamkan kepada siswa untuk
yang optimal.
21
Dengan sikap penuh percaya diri, yakin dan merasa mampu untuk dapat
kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik
dari sebelumnya atau lebih baik dari orang lain. Menurut Rahman & Amri (2014:
187) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap percaya
(2) Menggunakan suatu patokan atau standar yang memungkinkan siswa dapat
mencapai keberhasilan.
(3) Memberi tugas yang menantang namun cukup relistis untuk diselesaikan
(4) Memberi kesempatan kepada siswa secara bertahap mandiri dalam belajar
guru untuk menumbuhkan motivasi dan sikap percaya diri dalam diri siswa.
Dengan sikap yakin, penuh percaya diri dan merasa mampu dapat melakukan
dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik dari
2) Relevance (relevansi)
dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang (Rahman & Amri, 2014:
188). Relevansi membuat siswa merasa kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti
memiliki nilai, bermanfaat, dan berguna bagi kehidupan mereka. Siswa akan
terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang dipelajari ada relevansinya dengan
Menurut Rahman & Amri terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan
(1) Mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. Tujuan yang jelas akan
(2) Mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa baik untuk masa
(3) Menggunakan bahasa yang jelas atau contoh-contoh yang ada hubungannya
mempelajari sesuatu kalau hal yang akan dipelajari ada relevansinya dengan
kehidupan mereka dan memiliki tujuan yang jelas. Maka dari itu, guru hendaknya
selalu menunjukkan relevansinya atau contoh nyata bagi siswa dengan beberapa
3) Interest (minat)
dikutip oleh Rahman & Amri, (2014: 189), sesungguhnya belajar tidak terjadi
23
tanpa ada minat/perhatian. Keller seperti dikutip Reigeluth dalam Rahman &
mereka.
mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Rahman & Amri (2014: 189) ada
(1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam
pembelajaran.
Kesimpulan arti interest dalam komponen ini adalah suatu upaya untuk
akan disampaikan, karena minat/ perhatian siswa merupakan alat yang sangat
4) Assessment (evaluasi/penilaian)
apakah siswa memahami materi yang dipelajari. Tujuan dari assessment yaitu
24
mendapatkan umpan balik dari siswa dan kemudian menggunakan informasi yang
umpan balik, siswa akan mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
memberikan keuntungan bagi guru dan siswa. Bagi guru menurut Deale
sebagaimana dikutip oleh Rahman & Amri (2014: 190) assessment merupakan
alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa;
untuk merekam apa yang telah dicapai, dan untuk membantu siswa dalam belajar.
kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong untuk belajar lebih baik dan
untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah mereka capai.
Menurut Rahman & Amri (2014: 191) terdapat beberapa cara yang dapat
(1) Mengadakan evaluasi dan memberi umpan balik terhadap hasil yng telah
dicapai siswa.
sendiri.
yang diajarkan dapat dipahami oleh siswa, memonitor kemajuan siswa sebagai
individu maupun kelompok, merekam apa yang telah dicapai oleh siswa dan
5) Satisfaction (kepuasan)
dicapai. Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu akan
berikutnya. Menurut Keller, berdasarkan teori kebanggaan, rasa puas dapat timbul
dari dalam diri individu itu sendiri yang disebut dengan kebanggaan intrinsik,
dimana individu merasa puas dan bangga setelah berhasil mengerjakan, mencapai
Kebanggaan dan rasa puas juga dapat timbul karena pengaruh dari luar
individu, yaitu dari orang lain di sekitarnya atau lingkungan yang disebut dengan
kebanggaan ekstrinsik. Seseorang akan merasa bangga dan puas apabila sesuatu
yang sudah dikerjakan dan dihasilkan mendapatkan penghargaan dari orang lain.
Menurut Rahman & Amri (2014:191) ada beberapa cara yang dapat dilakukan,
secara verbal maupun non verbal kepada siswa yang telah menampilkan
keberhasilannya.
26
(3) Memperlihatkan perhatian yang besar kepada siswa, sehingga siswa merasa
(4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk membantu teman mereka yang
menumbuhkan rasa bangga siswa atas hasil belajarnya melalui penguatan atau
salah satu cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi hasil belajar siswa.
sehingga siswa siap untuk menerima materi yang akan diberikan, kemudian
dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang, masuk kegiatan inti guru
mulai membangkitkan dan memelihara minat siswa melalui berbagai variasi baik
evaluasi kepada siswa untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa pada
terdapat tahap memberkan motivasi kepada siswa agar lebih percaya diri
(relevance), tahap berusaha menarik dan memelihara minat atau perhatian siswa
Otak adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Sebuah
mengubah otak, ketika otak menerima rangsangan dalam bentuk apa pun, proses
komunikasi dan koneksi dari sel ke sel akan diaktifkan. Semakin baru dan
menantang rangsang yang diberikan, akan semakin baik otak mengaktivasi jalur
barunya. Namun jika rangsangan itu merupakan sesuatu yang tidak berarti bagi
Menurut Caine & Caine (1990) proses belajar akan lebih optimal ketika
musik, dan gerakan sehingga siswa berada pada kondisi yang nyaman). Siercks
didasarkan pada gagasan bahwa setiap bagian otak memiliki fungsi tertentu yang
siswa akan belajar, sehingga siswa dengan mudah menyerap materi yang sedang
secara alamiah untuk belajar dengan menyelaraskan cara kerja otak (Jensen, 2008:
12). Brain-based Learning mempertimbangkan apa yang sifatnya alami bagi otak
konstruktif yang membawa siswa dalam situasi nyaman, aktif, dan mengetahui
keterkaitan dan manfaat dari materi yang dipelajari (Nelson, 2002: 22). Menurut
melibatkan strategi yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang berasal dari satu
pemahaman tentang otak. Pada model Brain-based Learning terdapat lima sistem
sebagai berikut.
menghambat prestasi akademis. Pada sistem ini siswa ditempatkan pada emosi
positif dan menyenangkan seperti: (1) guru membuat lingkungan menjadi positif
menggunakan poster, gambar, video, warna yang menarik, dan media yang
untuk minum air mineral selama pelajaran berlangsung untuk mengurangi stress,
30
menambah fokus dan menambah perhatian siswa; serta (4) menyalakan musik
mencerminkan keadaannya. Keadaan kelas dan hubungan antar siswa atau siswa
dengan guru dapat mempengaruhi keadaan emosional siswa, untuk itu guru harus
menciptakan keadaan kelas yang kondusif agar siswa dapat belajar secara efektif.
Dalam sistem ini guru berfungsi sebagai mentor dan membantu siswa menemukan
keinginan untuk belajar, dengan mendukung siswa dalam upaya mencapai target
pribadinya. Jensen (2008: 139) berpendapat bahwa menentapkan tujuan yang jelas
adalah salah satu cara untuk membantu siswa mempertahankan fokus dan
kelompok, untuk dihormati, dan untuk menikmati perhatian dari yang lain.
soal matematika, sehingga antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dapat
memberikan dugaan atas masalah tersebut, dan akhirnya memutuskan cara yang
tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sistem ini terkait langsung dengan
ini siswa diberikan keterkaitan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman
yang pernah dialami siswa, keterkaitan materi dengan mata pelajaran lain atau
bidang ilmu lain, dan keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari. Di akhir
pembelajaran siswa diberikan soal mengenai materi yang telah diberikan, dapat
berupa soal lisan maupun tertulis untuk melihat kemampuan siswa dalam
tindakan, karena sistem operasi ini didorong untuk melakukan sesuatu. Sistem
beragam emosi atau konsep. Efektivitas belajar sangat dipengaruhi oleh sistem
pembelajaran fisik, karena gerak badan dan rangsangan mental adalah cara terbaik
untuk menjaga agar otak selalu siap untuk belajar. Gerak badan dan rangsangan
mental menaikkan kadar amino dan memperbaiki daya ingat serta perhatian.
32
secara fisik penting karena : (1) keterlibatan secara fisik memperkuat dan
menghasilkan banyak umpan balik bagi guru dan siswa tentang hal-hal yang
diketahui dan yang tidak diketahui; (3) gerakan fisik biasanya memotivasi dan
dengan fungsi eksekutif otak dan tubuh, seperti pemikiran tingkat tinggi dan
untuk melakukan uji coba dan eksplorasi. Pada sistem ini siswa memahami diri
adalah (1) otak adalah prosesor paralel; (2) belajar melibatkan seluruh alat tubuh;
(3) pencarian makna adalah bawaan; (4) pencarian makna terjadi melalui
pembuatan pola; (5) setiap otak memproses keseluruhan dan bagian-bagian secara
serentak; (6) emosi sangat penting untuk pembuatan pola; (7) belajar melibatkan
33
sadar maupun tidak sadar; (9) setiap orang memiliki (paling sedikit) dua jenis
sistem memori, yaitu spasial dan hafalan; (10) otak mengerti dan mengingat
paling baik ketika fakta-fakta dan keterampilan tertaman dalam memori secara
yang kaku (lock step) dan (assemble line) akan mengganggu sebuah penemuan
kritis tentang otak manusia karena setiap otak manusia itu tidak hanya unik, otak
siswa lama kelamaan akan merasa jenuh dan kehilangan daya konsentrasinya.
secara terus menerus menjadi semakin tidak efisien. Dapat dikatakan bahwa
dalam pembelajaran harus diselingi dengan hal-hal yang dapat membuat siswa
pembelajaran”.
34
1. Prapemaparan
lebih jauh dan dapat membengun peta konseptual yang lebih baik seperti
beberapa pertanyaan apersepsi. Hal ini bertujuan untuk membuat koneksi pada
otak tentang informasi baru yang akan diperoleh siswa dan membantu
membangun peta konsep yang lebih baik. Hal-hal yang dapat dilakukan
(1) Guru memperlihatkan peta konsep tentang materi baru yang akan dipelajari.
2. Persiapan
materi dengan kejadian sehari-hari. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut.
Penyampaian masalah disajikan secara menarik dan berkesan bagi siswa. Hal-hal
menggunakan powerpoint.
4. Elaborasi
dilaksanakan. Selain itu, pada tahap elaborasi siswa membuat catatanya sendiri
secara kreatif agar siswa dapat memahami materi pembelajaran dan hubungan
memberikan pertanyaan.
(2) Melakukan tanya-jawab mengenai hasil diskusi atau materi yang dipelajari.
36
kembali. Otak belajar paling efektif dari waktu ke waktu, bukan langsung pada
(2) Siswa diberikan tontonan video yang dapat melatih konsentrasi dan fokus.
Fase ini bukan hanya untuk kepentingan guru, siswa juga perlu mengetahui
Tahap ini menanamkan semua arti penting kecintaan terhadap belajar. Hal-hal
dipelajari.
(2) Sebagai penutup guru memberikan penghargaan kecil dengan bersorak atau
bertepuk tangan.
37
berpikir siswa. Strategi ini bisa dilakukan terutama saat guru memberikan
(3) Menciptakan situasi pembelajaran yang aktif, dan bermakna bagi siswa
belajar aktif yang mereka lakukan sendiri. Hal ini dapat dilakukan apabila
ketertarikan dan motivasi siswa untuk masuk kelas. Siswa dapat berpartisipasi
sehingga siswa lebih memahami konsep. Sedangkan menurut Ozden & Mehmet
dengan kehidupan nyata, sehingga memudahkan siswa dalam mencari pola dan
makna; (2) siswa dapat berpartisipasi langsung dalam proses pembelajaran; (3)
Learning
Teori belajar adalah konsep dan prinsip belajar yang bersifat teoritis dan
telah teruji kebenarannya melalui eksperimen (Rifa’i & Anni, 2012: 190).
sebagai berikut.
masalah belajar, yaitu: (1) belajar adalah proses untuk memperoleh motivasi
dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku; dan (2) belajar
Menurut Gagne sebagai mana dikutip oleh Putrayasa (2013: 71), belajar
digolongkan menjadi 3 fase yaitu (1) fase persiapan untuk belajar; (2) fase
sebagai berikut.
ARIAS. Keterkaitan lainnya yaitu adanya fase akuisisi dan kegiatan elaborasi
mempunyai peran yang sangat penting dalam proses belajar. Menurut Skinner,
terdiri atas penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan dapat dianggap
perilaku siswa dalam melakukan perilakunya itu. Penguatan yang diberikan akan
Penguatan akan berbekas pada diri siswa. Mereka yang mendapat pujian
berbentuk hadiah atau pujian akan memotivasi siswa untuk rajin belajar dan
(penguatan). Reinforcement memberikan rasa bangga, dan puas pada siswa atas
hasil yang dicapai. Segala hal yang berhubungan dengan rasa bangga dan puas
atas hasil yang dicapai merupakan pengertian dari Satisfaction (Rahman & Amri,
2014: 19), yang tidak lain adalah salah satu komponen dalam model pembelajaran
fase perayaan. Perayaan merupakan salah satu bentuk penguatan positif yang
Matematika terdiri dari berbagai topik yang saling berkaitan satu dengan
tetapi keterkaitan antara matematika dengan disiplin ilmu lain dan keterkaitan
koneksi matematis. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Ruspiani seperti yang
maupun mengaitkan konsep matematika dengan bidang ilmu lain (di luar
matematika).
bertahan lama karena mereka mampu melihat keterkaitan antar ide-ide matematis,
dengan konteks antar topik matematis dan dengan pengalaman hidup sehari-hari.
dikutip oleh Ainurrizqiyah (2015: 27), agar siswa tertarik pada matematika, paling
Ada dua tipe umum koneksi matematik menurut NCTM (1989), yaitu
merupakan hubungan antara situasi masalah yang muncul di dalam dunia nyata
Lantai sebuah ruangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran ͵Ͳ݉ ൈ ͳͷ݉.
Lantai tersebut akan dipasang ubin keramik berbentuk persegi dengan ukuran
͵Ͳܿ݉ ൈ ͵Ͳܿ݉. Berapa banyak ubin keramik yang dibutuhkan?
Seorang atlet lari mengelilingi lapangan yang
berbentuk persegi panjang dengan ukuran
ͳͳͲ݉ ൈ Ͳ݉. Satu kali putaran ditempuh
dalam waktu 3 menit. Berapa kecepatan lari
atlet tersebut (dalam ݉Ȁ?)ݏ
Gambar 2.1 contoh soal modeling connections
lain dalam matematika sendiri maupun dengan topik bidang lain selain
hari.
sebagai berikut.
pada pemahaman konsep yang sudah dipelajari, siswa akan mempunyai rasa
percaya diri untuk menjalin konsep-konsep baru yang diyakini ada hubungannya
Siswa juga bisa mempunyai kesadaran yang lebih tinggi tentang manfaat
mendukung bidang studi lain dan matematika bisa diterapkan pada kehidupan
sehari - hari.
46
berikut.
kompetensi pada setiap aspek penilaian mata pelajaran yang harus dikuasai oleh
Negeri 2 Banyubiru yaitu 75. Dalam penelitian ini pembelajaran dikatakan tuntas
four points, no three of which are collinear. The segments intersect only at their
endpoints. Segiempat adalah gabungan dari 4 ruas garis yang ditentukan oleh
empat titik, bukan tiga titik yang segaris. Ruas garis hanya berpotongan dititik-
titik akhir. Materi segiempat merupakan bagian dari materi geometri kelas VII
ketupat, trapesium dan layang-layang. Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya
akan dibahas mengenai keliling dan luas daerah bangun persegi panjang, persegi,
Menurut Clemens (1984), persegi panjang adalah jajar genjang yang keempat
(1) Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan sama
(2) Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku ሺͻͲͲ ሻ.
(3) Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua sama
besar.
ൌ ʹ ʹ݈
ൌ ʹ ൈ ሺ ݈ሻ .
݈
(i) ( ii ) ( iii )
Gambar 2. 3 Mencari Luas Daerah Persegi Panjang
49
2.8.2. Persegi
(4) Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-
diagonalnya.
sudut siku-siku.
ൌ Ͷ ݏ.
(i) ( ii ) ( iii )
Gambar 2. 6 Mencari Luas Persegi
Mencari luas daerah persegi disajikan dalam tabel berikut.
pasang sisi-sisi yang berlawanan sejajar. (ket. Sisi-sisi yang berlawanan adalah
(1) Sisi–sisi yang berhadapan pada setiap jajar genjang sama panjang dan
sejajar.
(2) Sudut-sudut yang berhadapan pada setiap jajar genjang sama besar.
(3) Jumlah pasangan sudut yang saling berdekatan pada setiap jajar genjang
adalah ͳͺͲͲ .
(4) Pada setiap jajar genjang kedua diagonalnya saling membagi dua sama
besar.
Keliling bangun datar merupakan jumlah pajang sisi-sisinya, hal ini juga
Pada gambar diatas, Keliling jajar genjang ABCD ൌ ܤܣ ܥܤ ܦܥ ܦܣǤ
(1) Jajar genjang dapat dibentuk dengan menggabungkan segitiga dan hasil
ൌ ܽ ൈ ݐ
(1) Buatlah jajar genjang ABCD, AB adalah alas jajar genjang. Kemudian
garis dari titik D yang memotong tegak lurus ሺͻͲͲ ሻgaris AB di titik E.
segiempat EBCD.
Luas gambar (i) sama dengan luas gambar (iii), maka luas jajar genjang
ൌ ݆݃݊ܽ݊ܽൈ ݈ܾ݁ܽݎ
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa jajar genjang yang mempunyai alas a dan
ൌ ܽ ൈ ݐ
55
keempat sisinya sama panjang. Sifat-sifat belah ketupat adalah sebagai berikut.
(3) Kedua diagonal belah ketupat saling membagi dua sama panjang dan saling
(4) Pada setiap belah ketupat sudut-sudut berhadapan sama besar dan dibagi du
Keliling belah ketupat adalah empat kali panjang salah satu sisinya.
ൌݏݏݏݏ
ൌͶൈݏ
(1) Gambar bangun belah ketupat di kertas dan tandai diagonal 1 dengan
ͳ ͳ
ൌ ቀ ൈ ܽ ൈ ݐቁ ሺ ൈ ܽ ൈ ݐሻ
ʹ ʹ
ൌܽൈݐ
(1) Gambar bangun belah ketupat ABCD di kertas dan tandai diagonal 1
(4) Geser potongan segitiga kiri bawah ke kanan atas, dan geser potongan
segitiga kanan bawah ke kiri atas
ൌ ݆݃݊ܽ݊ܽൈ ݈ܾ݁ܽݎ
ͳ
ൌ ݀ͳ ൈ ʹ ݀ʹ
ͳ
ൌ ʹ ൈ ݀ͳ ൈ ݀ʹ
ͳ
Jadi luas belah ketupat adalah ܮൌ ʹ ൈ ݀ͳ ൈ ݀ʹ
siswa yang menggunakan model pembelajaran ARIAS lebih baik dari rata-rata
penelitian pada tahun 2015 tentang pengaruh model ARIAS terhadap kemampuan
pembelajaran konvensional.
penguasaan untuk setiap aspek koneksi adalah koneksi inter topik matematika
63%, antar topik matematika dengan pelajaran lain 56% dan matematika dengan
soal bangun ruang sisi datar, untuk kelompok atas termasuk dalam kategori tinggi
termasuk dalam kategori sedang, dengan persentase skor sebesar 74% dan
60
sangat rendah dengan persentase skor sebesar 32%. Untuk kemampuan koneksi
(2) Mengkoneksikan ide satu dengan ide lain sehingga menghasilkan suatu
Sri Mulyani mahasiswa pasca sarjana UPI angkatan 2014 menyimpulkan bahwa
rata nilai ulangan akhir semester tahun ajaran 2015/2016 sudah mencapai KKM,
ada di dalam soal tersebut. Siswa masih kesulitan memahami hubungan antar
topik dalam matematika. Selain itu, siswa juga kesulitan dalam menentukan
rumus yang dipakai jika dihadapkan pada soal-soal yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
optimal.
62
pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi
juga dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan yang tepat, salah satunya
otak kanan. Pendekatan Brain-based Learning dapat membantu otak siswa dalam
mengoptimalkan cara kerja otak dengan memberikan waktu inkubasi, yakni siswa
diberikan kesempatan untuk merelaksasi otak yang telah bekerja selama proses
gambar 2.26.
63
2.11 Hipotesis
ketuntasan klasikal yaitu sebanyak 85% siswa dalam satu kelas memperoleh
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
SMP Negeri 2 Banyubiru pada tanggal 25 April 2016 sampai dengan 23 Mei
(1) Hasil tes kemampuan koneksi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Banyubiru
(2) Kemampuan koneksi matematis siswa kelas VII materi segiempat yang
ekspositori.
5.2 Saran
sebagai berikut.
123
124
menyebabkan kelas menjadi gaduh dan banyak waktu yang terbuang untuk
duduknya.
(3) Guru hendaknya menginstruksikan siswa agar selalu membawa air minum
sebagian besar terdiri dari air, sehingga membutuhkan suplay air agar dapat
bekerja lebih optimal. Mencukupi kebutuhan air akan membantu siswa lebih
kecerdasan otak.
125
DAFTAR PUSTAKA
Ainurrizqiyah, Z., Mulyono, M., & Sutarto, H. 2015. Keefektifan Model PjBL
Dengan Tugas Creative Mind-Map untuk Meningkatkan Koneksi
Matematik Siswa. Unnes Journal of Mathematics Education,4(2).
Arnold, J., & Fonseca, M. C. 2009. Multiple Intelligence Theory And Foreign
Language Learning: A Brain-Based Perspective. International journal of
English studies, 4(1), 119-136.
Banchonhattakit, P., Duangsong, R., Muangsom, N., Kamsong, T., & Phangwan,
K. 2015. Effectiveness Of Brain-Based Learning And Animated
Cartoons For Enhancing Healthy Habits Among School Children In
Khon Kaen, Thailand. Asia-Pacific Journal of Public Health, 27(2),
NP2028-NP2039. Tersedia: http://aph.sagepub.com/content/early/2012/
11/29 /1010539512466425
Berson, J., Engelkemeyer, S., Oliaro, P. M., Potter, D. L., Terenzini, P. T., &
Walker-Johnson, G. M. (1998). Powerful Partnerships: A Shared
Responsibility For Learning. Retrieved June 11, 2002.
Ozden, M., & Gultekin, M. 2008. The effects of brain-based learning on academic
achievement and retention of knowledge in science course. Electronic
Journal of Science Education, 12(1).
Siregar, E., & Nara, H. 2010. Teori belajar dan pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Supriyanti, S., Mastur, Z., & Sugiman, S. 2015. Keefektifan Model Pembelajaran
Arias Berbasis Etnomatematika Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa Kelas VII. Unnes Journal of Mathematics
Education, 4(2).