Anda di halaman 1dari 1

Bapak tidak bisa menahan amarahnya saat mendengar pengakuan Mbak Laras.

Semua orang
yang ada di ruang tamu ini sama – sama mengekspresikan keterkejutan. Aku sendiri juga hampir
tidak percaya ketika tahu ternyata Mbak Laras memang benar – benar hamil di luar nikah. Lalu harus
bagaimana, Semua sudah terjadi?

Tangis Mbak Laras ternyata tak cukup untuk membuat bapak maklum. Sungguh di luar yang
aku kira : bapak mengusir Mbak Laras. Meskipun ibu mengiba pada bapak untuk tidak mengusir
Mbak Laras, tetapi semua tak membuahkan hasil. Aku sendiri tak bisa berbuat apa – apa. Dan, aku
hanya bisa menangis saat melihat kakakku yang sangat aku sayangi itu mengemasi barang –
barangnya untuk dibawa pergi.

“Apa maksud ucapanmu itu!!” bapak terkejut, sontak berdiri dari tempat duduknya. Wajah
bapak menjadi merah padam mendengar pengakuan itu. Seakan membuat jantung berhenti
berdetak. Luapan kemarahan, kesedihan dan kekecewaan berkecamuk menjadi satu. Mbak Laras,
buah hati yang selama ini ia banggakan telah menghancurkan harapannya. Aku sendiri juga hampir
tidak percaya ketika tahu ternyata Mbak Laras benar – benar hamil di luar nikah. Begitupun semua
orang yang ada di ruang tamu ini. Namun apalah daya, nasi sudah menjadi bubur. Semua sudah
terjadi.

Suasana menjadi hening, hanya terdengar isak tangis dari Mbak Laras yang tertunduk tak
berdaya. “Aku tak sudi memiliki anak yang telah mencoreng nama baik keluarga! angkat kaki dari
rumah ini!!” kata bapak seraya membalikkan badan dan berjalan meninggalkan kami. “Jangan usir
Laras pak, ibu mohon... maafkan dia...” sambil terisak ibu bersimpuh menahan langkah kaki bapak,
mengiba agar Mbak Laras tidak diusir. Tapi keputusan bapak tak goyah sedikitpun, tangis ibupun
semakin menjadi. Melihat bapak tetap melangkah pergi, hati Mbak Laras semakin tersayat. Aku
hanya diam seribu bahasa dan menangis pilu melihat kakakku yang sangat aku sayangi
melangkahkan kaki untuk pergi.

Anda mungkin juga menyukai