Anda di halaman 1dari 2

SEBELUM LAUT BERTEMU LANGIT MENYESAL

Seekor penyu pulang ke laut Pagiku hilang sudah melayang


Setelah meletakkan telurnya di pantai Hari mudaku sudah pergi
Malam ini kubenamkan butir-butir Sekarang petang datang membayang
Puisiku di pantai hatimu Batang usiaku sudah tinggi
Sebentar lagi aku akan balik ke laut.
Aku lalai dihari pagi
Puisiku – telur-telur penyu itu- Beta lengah di masa muda
mungkin bakal menetas Kini hidup meracun hati
menjadi tukik-tukik perkasa Miskin ilmu, Miskin harta
yang berenang beribu mil jauhnya
Mungkin juga mati Akh, apa guna ku sesalkan
Pecah, terinjak begitu saja Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
Misalnya sebutir telur penyu
menetas di pantai hatimu Kepada yang muda ku harapkan
tukik kecilku juga kembali ke laut Atur barisan di pagi hari
Seperti penyair mudik ke sumber Menuju ke arah padang bakti
matahari
melalui desa dan kota, gunung dan
hutan Kerendahan Hati
yang menghabiskan usianya Kalau engkau tak mampu menjadi
beringin
Kalau ombak menyambutku kembali
yang tegak di puncak bukit
Akan kusebut namamu pantai kasih
Jadilah belukar, tetapi belukar yang
Tempat kutanamkan kata-kata
yang dulu melahirkan aku baik,
bergenerasi yang lalu yang tumbuh di tepi danau
Kalau kamu tak sanggup menjadi
Betul, suatu hari penyu itu belukar,
tak pernah datang lagi ke pantai Jadilah saja rumput, tetapi rumput
sebab ia tak bisa lagi bertelur yang
Ia hanya berenang dan menyelam memperkuat tanggul pinggiran jalan
menuju laut bertemu langit Kalau engkau tak mampu menjadi
di cakrawala abadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang
menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
Generasiku Tuhanku

Kala mentari bersinar terang Dalam termangu


Menerangi alam maya Aku masih menyebut namaMu
Cerah cerianya dunia ini Biar susah sungguh
Embun pagi menyejukkan hati Mengingat kau penuh seluruh
Hai remaja! Bangunkanlah jiwamu, cayaMu panas suci
segera! tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Masa depanmu untuk generasi terpuji Aku hilang bentuk
Langkah maju ke muka, berkarya dan Remuk
berjasa Tuhanku
Isi jiwa sesama manusia Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Secerah mentari pagi Aku mengembara di negeri asing
Sinarnya datang Tuhanku
Nama bangsa masyhur di penjuru Di pintuMu aku mengetuk
dunia Aku tidak bisa berpaling
Bangkitkan jiwamu wahai remaja
Sambutlah masa depan untuk meraih
C I T A ...

Gadis Peminta-minta

Setiap kita bertemu, gadis kecil


berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal
duka
Tengadah padaku pada bulan merah
jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng
kecil
Pulang ke bawah jembatan yang
melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan
yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang.
Duniamu yang lebih tinggi dari
menara katerdal
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi
yang begitu kauhafal
Jiw begitu murni, terlalu murni
Untuk dapat membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng
kecil
Bulan di atas itu tak ada yang punya
Dan kotaku, oh kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda

Anda mungkin juga menyukai