Serasa bertualang di negeri tak bertuan ALAM Bulan tak ingin membawa tertawa manja
Kala waktu enggan berkawan pada hari
Derai Cemara Udang Saat bintang bersembunyi sunyi sendiri
Terhapus awan gelap melahap habis langit
Angin pantai disela gerimis
Mendera pelan, sejenak Bulan memudar cantik menarik pada jiwa ini
Berteduh di bawah Hitam memang menang menyerang terang
Pohon-pohon cemara udang Tetapi mekar fajar bersama mentari akan menari
Bersama untaian senandung salam alam pagi.
Bencana Melandaku
Padahal dahulu tidak begitu
Lewat suara gemuruh di iringi debu bangunan yang runtuh Ibu pertiwi cuma tersedu tapi tidak malu
Tempatku nan asli terlindas habis Sayang sekali ibu pertiwi kini tidak hanya sedih
Rumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyap Menanggung pilu sambil tertatih
Kau Lalap habis aku kehilangan segalanya Anak-anaknya nakal semua
Biar dimarahi tapi tak pernah jera
Mata dunia Terpengarah menatap heran
Memang kejadian begitu dasyat Indahnya Alam Negeri Ini
Bantuan dan pertolongan mengalir
Hati manusia punya Nurani Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Tuhan… Mengapa semua ini terjadi..! Indahnya alam ini membuatku terpaku
Mungkin kami telah banyak Mengingkari mu Seperti dunia hanya untuk diriku
Mungkin kami terlalu bangga dengan salah dan Dosa-dosa
Ya… Tuhan ampunilah kami dalam segala dosa. Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak
Kemana Perginya Alam Lestari Sejuk, tenang, senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan
Dulu sering ku lihat hamparan hijau sawah beratapkan langit biruk
iri kanan sawah, tengahnya sungai Wahai pencipta alam
Di antara gunung matahari terbit malu-malu Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam
Namun sekarang kemana? Pesonanya tak pernah padam
Lapisan tanah becek berwarna coklat setiap habis hujan
Kini tanahku berwarna abu Desiran angin yang berirama di pegunungan
Lama kucari tanah becekku Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Tapi kenapa sekarang tak nampak? Bak indahnya taman di surga
Cemara kehidupan tinggi menjulang
Menjadi rumah bagi banyak hewan buatan Tuhan Keindahan alam terasa sempurna
Sekarang cemaranya tidak berwarna hijau dan teduh Membuat semua orang terpana
Tetap tinggi tapi banyak jendela, banyak lampu Membuat semua orang terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya
Mengapa bisa begitu?
Sering banjir, sering longsor Agar keindahannya takkan pernah sirna
Di barat ada asap bikin marah tetangga
Puisi Pantai
Panorama Alam Kintamani
Kubiarkan ombak mengusap
kedua kakiku seperti menari-nari Ketika ku memasuki areamu
dalam buaian keriaan kalbumu Kuhirup hawa sejuk
kupandang jauh Mengalir langsung ke relung hatiku
Seakan-akan alam semesta ramah menyambutku
Jauh di ufuk kebiruan berpadu
yang menyatukan langit dan laut Wow ajaib karya Tuhan
namun waktupun sekejap berlalu Dia telah merancangkan sgala yang luar biasa
beranjak dari pesona Lihatlah karya tanganNya
Panorama alam Kintamani
Dengan hamparan pasir putihmu
debur ombak yang berdebar Amazing…
dan keceriaan anak-anak tertawa Kintamani begitulah orang menyebut dirimu
Rangkaian pegunungan
tersenyum serta lesung pipimu Pepohonan
bak guratan pasir jemari-jemari lentik Bunga-bunga
yang sesekali gelombang menyapanya Menyemarakkan alam Kintamani
waktu yang tak pernah kembali
berjalan bahkan berlari Melihatmu…
Menikmatimu…
Ijinkanlah kutemui Sungguh dapat melepaskan stress
bukan sekedar untaian mimpi Memberi ruang baru dalam hidupku
kan kubasuh kakiku di pantaimu Memberi kesegaran jiwa raga
Terimakasih Kintamani
Lautan Yang Indah Dan Tenang Syukur bagiMu Sang Maha Kuasa