Anda di halaman 1dari 2

Tentang Lingkungan Hidup Kepunahan Hewan Di sini sejuta hewan hidup dalam kedamaian

Jutaan tanaman menancap diatas bumi


Masih menjadi harapan doa diantara doa Disana ada lautan yang menyajikan alam bawah
Tentang alam yang indah dengan jutaan penghuninya permukaan air
Yang lama kian menghilang Ikan - ikan nan indah berenang dengna bebas
Punah tercekik kerusakan alam Kumpulan terumbu karang berdiri laksana gunung
gunung
Indonesia sang nirwana bumi Tanaman laut bergoyang goyang mengikuti irama aliran
Tempat hewan dan tumbuhan bercengkrama dalam air
kerindangan
Kini mulai mengeluh dengan sejuta siksaan Indahnya negeriku
Saat rusaknya alam karena keserakahan Seindah nirwana
Hutan diterjang api Kan aku jaga
Pohong ditebang untuk memenuhi dahaga keserakahan
Sang Harimau mengaum Agar anak cucuku tahu
Sang monyet berlari
Sang burung beterbangan ketakutan Kita telah lahir di tanah syurga
Sang kelinci tersesat
Dan akhirnya,
Semua mati
Puisi Lingkungan Hidup Tentang Kerusakan Alam
Bumi makin gersang
Berapa banyak kah lagi hewan yang harus punah? Ia kian rapuh diterpa bencana
Banjir menerjang semua
Dimusnahkan kebejatan manusia yang penuh ketamakan Kekeringan menghempaskan kehijauan

Berapa nyawa lagi yang harus dipersembahkan demi iblis uang Tangan - tangan laknat telah berbuat kerusakan
hanya untuk mencari kekayaan Sampah kau buang sembarangan
Sungai kian keruh,
Lestarikan alamku Jangan heran, Jika Tuhan mengirimkan pesan melalui
Agar lestari hewan - hewannya BANJIR

Lestarikan nusantaraku Hutan - hutan yang kau kikis


Pohon - pohon tumbang karena mesin
agar tetap hijau dengan tetumbuhan Simpanan air kian menyusut
loading... Jangan heran, Jika Tuhan mengirimkan pesan lewat
Lestarikan bumi pertiwiku KEKERINGAN
Agar terus permai tanah surga ku
Kau sendiri yang merusak tanah surgamu
Puisi Tentang Lingkungan Hidup Tentang Jangan heran jika tanahmu tak lagi subur
Keindahan Alam Indonesia Jangan heran jika lautmu tak lagi indah
Jangan heran jika musim pun tak tentu arah
TANAHKU TANAH SYURGA
Kaulah yang merusaknya
Nun jauh disana, Dengan tangan keserakahanmu
Syurga berdiri megah menanti para penghuninya Telah kau jadikan alam sebagai pemuas nafsu
Di sini, potongan syurga telah menancap di punggung Dan kau lupakan anak cucumu
bumi Mereka, keturunan kita
Menampilkan sejuta pesona alam yang tak tertandingkan Pun berhak mendapatkan alamnya
Seperti kita mendapatkan alam kita
Nusantara, sang tanah surga
Lukisan indah ciptaan Tuhan
Seni maha indah yang tergores di kanvas kehidupan Puisi lingkungan Hidup ( Kerusakan Alam )
Pertiwiku yang indah, potongan tanah nirwana
Kau yang kini tertawa
Di sana pantai menyajikan keindahanya bersama debur
ombak Bermandikan harta
Disandingkan dengan hamparan pasir Berkawankan kemewahan
Di sana, pohon kelapa berbaris melambai lambai Dari mana kau dapatkan semuanya?
Menyambut nelayan membawa berkah alam
Dari pohon yang kau tebang
Disana Gunung menyajikan keindahan hijaunya alam Dari hewan yang kau bunuh
Semilir angin nan sejuk bertiup semilir Dari tanah yang kian tandus
Pohon beriringan berbaris menampilkan kerindangan Dari air yang kian kering
Dari sungai yang kian kerontang BAHAGIA YANG NYATA
Dari hutan yang kau jadikan kebakaran
Dari asap tebal pohon yang di bakar terbungkus kesepian yg tak berujung
ditengah dinginya malam kelam
Apakah kau tak ingat
Masih ada anak cucu kita berselimutkan cahaya kegelapan
Yang mengharap udara segar berbiaskan luka kepedihan
Mengharap kesejukan alam yang tak pernah bisa hilang
Mengharap Keindahan dunia
andai esok matahari tak menyapa
Mengharap hijaunya daun
Mengharap rindanya pepohonan masihkah dunia bisa tertawa
andai bulan tak lagi nampakkan sinarnya
Tidak kaah kau sadar, masihkah malam terasa indah
Ada banyak nyawa yang kau ambil
andai dusta menjadi raja
Ada banyak harapan yang kau renggut
Wahai para perusak alam masihkah cinta jadi primadona
Ingatlah pada hukum alam andai khianat menguasai hati
Kita butuh alam yang indah masihkah janji punya arti
Kita butuh alam yang sejuk
Kita hidup dalam alam
jika hati tak lagi suci
Dan kita bergantung pada alam masih ada kah cinta sejati
sulit untuk dimengerti kemana arah jalan cinta ini
Jagalah alam yg terlihat hanya gelap dan pekat
seperti kau menjaga rumahmu sendiri
Karena alam kita yg sulit untuk dilewati
adalah rintihan hati mulai bernyanyi
alam anak cucu kita berharap masih ada setitik cahaya
yg sedikit bisa menerangi gelapnya hati ini
PUISI SANG KORBAN BULLYING dan setitik keindahan yg akan membawa ke
kebahagiaan yg ILAHI.

Entah salah apa aku pada mereka


Tak pernah terlintas dalam fikiranku tentang hal ini
Puisi Nyanyian Jiwa
Mimpi buruk itu datang menyuramkan hidupku Mungkin keinginan itu masih banyak
Depresiku akan semua ini Bagai butir-butir pasir di pantai
Harus berbuat apakah aku ?
Benak ku terbebani akan perlakuan mereka
Atau seperti gerimis sebelum hujan

bully an itu seakan-akan menjadi pedang


Tetapi usiaku mungkin tak sebanyak itu
yang menancap dihati yang paling dalam Untuk mengejar keinginan
Aku hanya bisa terdiam : keinginan yang kuanggap jalan
membiarkan semua ini terjadi
pada sang korban bullying menuju kebahagiaan.
ku berharap dalam doaku

Aku tak ingin semua ini terulang Dan betapa diriku salah.
dan mengenai sahabat tercinta
AKU TIDAK SUKA BULLYING !
Terkadang...
Kini kudengarkan puisi jiwa
aku ingin membalasnya dengan lebih kejam Yang melantun merdu di ruang jiwa
Bahwa bahagia itu sederhana
Tetapi , aku hanyalah angin bagi mereka
Hadapkan hati pada Pencipta
Hati yang telah tertutup mega hitam dilangit Terima takdir tanpa banyak bicara
tak ada celah terang dihati mereka Syukuri hidup sepenuh-penuhnya
tak ada embun yang menyadarkan mereka

yang ada hanyalah api yang membara


batu yang keras
pedang yang tajam berlumuran darah
tak ada embun !
yang ada air ludah mereka
yang telah mereka ludahkan lalu ditelanya kembali

Anda mungkin juga menyukai