Anda di halaman 1dari 39

Cipta Puisi

" Bumi Madura

Persatuan Mahasisiswa
Tanjungbumi
Adiwarna Bumi Madura

Karya: Desi Ratnasari

Dulu adiwarna bumi madura

Laksana semesta sedang melukis lembayung senja

Pada kanvas cakrawala

Keelokan ini pemberian Tuhan untuk mereka

Sayup-sayup suara adzan terdengar dari surau

Sementara bumi putra berlarian dan bergurau

Adiwarna bumi Madura

Kekayaan alam yang melimpah ruah

Bak merajut mutiara di timur jawa nan indah

Namun, rakyat-rakyatnya sedang berduka

Karena keindahan Madura berdatangan kaum cukong

Memilih ini dan itu melakukan kong-kalikong

Pribumi menjadi pembantu di rumahnya sendiri

Sedangkan birokrat tutup mata

Menghamba pada kekuasaan oligarki

Adiwarna bumi Madura

Semula terang warna baharimu

Harus redup karena tangan-tangan itu


Dulu lautmu indah seperti kuntum mawar yang merekah

Kini kumuh dengan banyaknya sampah

Harapanmu ada pada diri kami

Jika hanya gawai yang kami gunakan

Bagaimana mungkin kami bisa memupuk kepedulian?

Jika rasa cinta itu tidak tumbuh di hati

Bagaimana mungkin tangan ini kami ulurkan untuk melestarikanmu nanti?

Bumi Madura

Terkenal sebagai tanah pertumpahan darah

Maka izinkan kami merubah stigma itu

Madura sebagai bumi yang menjunjung tinggi moralitas

Generasi muda yang kreatif tanpa batas

Bumi Madura yang terkenal keras

Maka temukan kelembutan hati itu pada secangkir kopi

Warung-warung kecil yang menyuguhkan candaan kecil

Dari orang-orang kecil; petani, bakul sayur, dan penjual sate

Memang tidak sempurna tapi ku temukan

Adiwarna pada Bumi Madura


Bangkalan, 15 Oktober 2022.
“AMARALOKA MADURA”

Sepasang mata jendela pesona

Diorama jelita tabir Madura

Merah merekah bibir Marlena

Gagah amanah meraki Sakera

Nirwana dalam nabastala Pulau Madura

Berpayung payoda padmarini nirmala

Terlepas angkara ; amarah

Bumi paling subur ; pitarah

Saban bena menyusur haki

Saban mega dayita hati

Amarloka Madura mantera abhati

Kota Keris yang Manis,

Kota Batik yang Cantik,

Bahari ; Asri Shalawat ; Syafaat

Bumi seruni pranata karapan sapi

Yinda Shevia
Bangkalan, 17 Oktober 2022
BANGGA JADI MADURA

Hamparan tanah berbatas air garam


Ramah tamah berbaur dengan alam
Tuhan menganugrahkan
Peradaban minim kesombongan

Dimana yang di katakan gersang


Tanaman di tancap tumbuh berkembang
Bumi madura...
Kami narasikan dengan jiwa pejuang

Pribadi santun yang pantang menyerah


Mengambil peluang jauhi masalah
Alam madura...
Mengabarkan pada dunia akan keberagaman
Melangkah dengan kesederhanaan
Menggapai tujuan dengan kegigihan

Madura kami indah


Madura kami santun
Padi di tanam tumbuh subur
Jalani hidup penuh dengan syukur

faisholfanani achmad
BUMI MADURA

Karya: Fathiya Faradisa

Bunga melati nan harum tercium

Di pulau garam bernama Madura

Madu dan ara ara katanya

Terapung kokok di lautan senyum

Bangkalan kota santri

Gelar indah yang cukup suci

Tersohor di telinga seluruh negeri

Kita sepatutnya berbangga diri

Corak anggun batik tanjung bumi

Tak lupa budaya kerapan sapi

Setiap tahunnya selalu di nanti

Oleh seluruh bumi pertiwi

Harga diri ibarat nyawa

Teguh kokoh pada pendiriannya

Salam satu darah untuk kita semua

Wahai bumi tercinta madura


BUMI MADURA
Oleh: Eka Hariyati Prasetya

Seberapa suka kau pada bumi Madura


Aku memiliki cara berbeda dalam menerjemahkan pulau ku
Bumi Madura yang sangat kental dengan pesantren layaknya sebuah kristal, mengija
aksara takjub dengan wisata-wisata yang terpahat di dalamnya
Menjuntai dibalik tatapan
Bangga memandang kubah-kubah harapan yang menjulang
Membenamkan wajahku
Membiarkan diriku melebur mengilas waktu
Aku berasal dari dataran tinggi pinggir sungai pulau Madura
Yang di musim ini suara riak air yang menderas dan berlomba dengan cuitan burung
Seolah menterapi setiap jiwa sekitar yang terkadang diam serupa batu
Bumi Madura tetaplah berdetak, melesat melingkup kami.
BUMIMADURA

Tent
angkesuny
ianmal
am

Mengi
ngat
kansebuahr
indu

Pul
aukeci
lBumi
Madur
a

Menat
apmuadal
ahkesej
ukan

Pel
ukmumenj
adi
kanseny
um menawan

Di
sit
ulahj
i
wadamai
kuber
semay
am.

Oh.
..
..
..
Madur
aku

Ji
kadi
ri
muadal
ahbi
ntang

Yangber
tenggerkokohdi
per
aduansana

Di
ri
mumembawacahay
akedal
am kehi
dupan

Yanghampa

Ti
dakakanper
nahl
epas

Dant
idakper
nahdi
ri
muber
pal
i
ngdar
iku

Sehi
nggakubi
sahi
dupdal
am mi
mpi

Menci
ntai
musel
alu.

Unt
ukdi
ri
kuy
angsel
aludal
am dekapanmu

Ber
bingkai
indahdengansegal
ahasr
at

Danmemul
aikehi
dupan

Di
ri
mul
aht
empatt
erny
amanku,
Bumi
Madur
a.

Ar
osbay
a,10-
Okt
ober
-2022
DARAH PAK DE

Keras !
Sebagaimana bertingkah melawan arah
Merampok, merampas, bini orang jadi sasaran
Arwah panas menyempur api dan darah
Menyesal urutan belakang
Di saat leher celurit bergelantungan
Darah menyebar tak beraturan

Berkelas !
Gotong royong tanpa pandang dasi
Berakhlak walau tak berpeci
Ramah, marah beraturan
Tatakrama senyum pandang

Kerja keras !
Matahari kian jadi sahabat asmara
Redup bintang tak menerang
Subuh jadi ukuran
Fajar jadi permulaan

MADURA
Darah jadi taruhan
Tulang jadi andalan

Cipt : Mujiburrohman
Pegantenan-Pamekasan
087757917292
DESAKU

KARYA: ADELIATRH_

DESAKU…

DESA YANG KURINDUKAN

KAULAH ISTANA BAGIKU

KINI JAUH DI HATI

DESA YANG TELAH LAMA KU RINDUKAN

KINI AKU KEMBALI

KINI AKU DATANG

LANGKAH – LANGKAH KAKI KU INI

MENGINGATKAN AKAN MASA-MASA KU DULU

DIMANA MASA KECIL KU DIDESA INI

YANG SELALU MELUAPKAN SENANG,SEDIHKU

BAHAGIAKU DIDESA KECIL INI

MENGINGAT AKAN BUDAYA-BUDAYA DI DESA INI

MULAI DARI BERANJAK ANAK-ANAK

AKU BELAJAR MENGIKUTI RUTINAN BUDAYA DESA INI

SEHINGGA BANYAK SEKALI YANG AKU TAU

BETAPA BAHAGIANYA TIADA TARA HATI INI

AKAN KEBUDAYAAN DESAKU


Dibawah Langit Madura Diriku Tumbuh
Karya : Khoirul Bahri

Tanahku Madura …

Kaki ini menginjakmu sejak dini

Menyusuri jalanmu entah apa yang mau didaki

Meskipun hidup penuh rintangan

Dalam langkahku penuh dengan harapan

Diriku mungkin tak selamanya singgah

Tapi ditanah ini diriku memulai kisah

Menjejaki bait demi bait perjalanan

Hingga menemukan berbagai pengalaman

Kata orang tanah kelahiranku lucu

Tapi budaya tak akan pernah pilu

Semua budaya kita jaga

Meskipun beberapa kita tak tau makna

Dalam hati kita meyakini bahwa lebih baik mencintai

Dari pada harus memulai budaya lagi

Di tanah ini aku menanam harapan dalam dirimu

Takkan terlupa kisah bersamamu

Hingga suatu saat diri ini terbaring dalam pelukanmu


• Tema:bumiku Madura
• Judul: keindahan yang hakiki

keindahan bumi madura ku

keindahan mu yg hakiki

betapa indahnya bumi madura ku ini

keindahan alam yg sangat mempesona

pepohonan dan hutan yg sangat hijau

puncak puncak yg bertingkat-tingkat

hembusan angin sepoi-sepoi

yang sangat luar biasa nikmat

kenikmatan yang tiada duanya

pemandangan yang tiada tandingannya

suara burung burung berkicau

kupu kupu berterbangan

segala macam hewan yg kegirangan

menikmati sejuk dan indahnya Madura ku

madura ku keindahan mu akan kami abadikan.

keindahan bumi madura ku

keindahan mu yg hakiki

betapa indahnya bumi madura ku ini

keindahan alam yg sangat mempesona


pepohonan dan hutan yg sangat hijau

puncak puncak yg bertingkat-tingkat

hembusan angin sepoi-sepoi

yang sangat luar biasa nikmat

kenikmatan yang tiada duanya

pemandangan yang tiada tandingannya

suara burung burung berkicau

kupu kupu berterbangan

segala macam hewan yg kegirangan

menikmati sejuk dan indahnya Madura ku

madura ku keindahan mu akan kami abadikan.

Pencinta:Fitron

Alamat: Bangkalan
*Muhasabah (introspeksi diri)*

Sungguh aku telah tahu, kutimbun dosa bertumpuk tumbuh. Namun, diri ini begitu angkuh untuk
segera mengahadap-Nya dan mengaku

Sungguh memang telah nyata betapa diri ini berlumur dosa, begitu lalai terhadap salah dosa selalu
abai.

Alpa begitu banyaknya, khilaf begitu seringnya, dosa begitu nyatanya. Namun, masih saja tegak
kepala. Tetap menyala rasa mulia seakan diri kebal tak mempan dari siksa api neraka

Dalam dosa tenang saja

Dalam salah santai belaka.

Lalu ???? Lantas lewat mana jalannya sayang Allah dan Rasul-Nya hadir selamatkan jiwa

Dosa sebesar gajah di pelupuk mata bak kapas ringan yang melayang. Tawa masih keras membuncah
tingkah pun masih liar membinatang.

Dalam pekat ketersesatan masih saja diri bermain drama bergaya seakan mahluk mulai.
Menghamburkan nasehat bijaksana menuntun menata lainnya ,

dengan mulut menipu pura-pura, dengan tubuh berliur nafsu gulita, dengan hati menggelap hilang
peka dengan akal bersiasat berkilah.

Aku ini sebenarnya sudah paham nilai diri di tingkat kehinaan namun, mengapa tidak segera
memohon ampunan-Nya sesungguh-sungguhnya.
GUA PERTAPAANKU
Karya: Choirul Anam

Di debur tanah berkapur


Bentala terhampar sangka curam
Tebing curam berdinding sedimen
Menanjak terjal ke penjuru selatan
Bercadaskan sabit merah meruah
Tak ada dalam sejarah dunia
Sajak baru cerita lalu

Tampan gagah langkah pemuda


Dengan getir zikir alif, lam, mim
Menimbang akal pagi petang
Pawana tersanggul iringi sepi
Berbantal ombak berselimut kabut
Tanah rimba warisan leluhur
Di bumi ini kami terlahir
Dari rahim-rahim penuh gelora
Di jenggala ini kami berprestasi
Manalah mungkin kami pergi
Lahir batin mendamba seroja Madura

Hias cempaka daunnya rimbun


Kelopak narwastu rindangnya tajam
Tersemat harap penuh bangga
Bukan soal gelapnya kulit
Karena dalam nadi ini,
Mengalir telaga Madura tanpa jeri

Bumi Gerbang Salam,


Bukti Cinta Tanpa Noda, Bulan Nabi 2022
MADURA SHOLAWATKU

Pancaran lagit hitam yang tak kelam

Menyusuk hati diruang dalam

Sinar bintang yang menjadi obat

Penerang malam yang menjadi indah

Ramainya lantunan-lantunan yang dilantunkan

Berisikan cahaya dalam kalam suci

Dimana-dimana sudah berpancaran kilat cahaya

Bersuarakan rindu yang amat terdalam

Itulah keajaiban, dari cahaya

Yang sudah membumi ditanah kelahiran

Menjadi adat bermunajat menyatukan cinta

Karya_Iqbal Maulana
BUMI MADURA

Oleh; Maisaroh

(Mahasiswi STIT al-Ibrohimy Bangkalan)

Maduraku ada di bumi ini

Tempat aku berdiri dengan kedua kaki

Memandangi lautan biru yang mengelilingi

Mengagumi daratannya yang hijau menyejukkan hati

Di bawah langit biru yang tak bertepi

Oh Bumi Madura gambaran surgakah kau ini ?

Keelokanmu sungguh menarik hati

Penghunimu telah mencuri hati

Mereka kaya akan budi luhur tinggi

sosial budayanya bagai pelangi warna warni

Mereka memang tak berdasi dan berkemeja rapi

Tapi jiwanya penuh dengan harga diri dan harga mati

Wahai Bumi Madura penakluk hati

Aku bangga kau tempat aku menangis pertama kali

Aku berharap kau adalah tempat ragaku beristirahat nanti

Kini diri ini berjanji dengan jiwa yang masih melekat pasti

Bahwa kau adalah Bumi Maduraku yang akan aku jaga dengan sepenuh hati

Kau adalah karya sang Ilahi yang tak akan pernah kunodai
Tarian Nelayan Di Atas Ombak

Ketika fajar terbit


Deru angin yang membawa semangat para nelayan
Ikan ikan yang berkeliling pulau
Dari bangkalan ke sumenep
Menikmati indahnya perairan
Yang terhiasi terumbu karang

Perahu yang berjejeran di bibir pantai


Dengan kibaran bendera
Dan jangkar yang tertancap pada pasir
Tak akan pernah pergi dengan sendirinya

Laut pasang sedang berlangsung


Para nelayan bergegas melepaskan jangkar
Karena perahu tergoyang goyang di landa ombak
Sedangkan para nelayan ingin bersamanya

14 Oktober 2022
Bumi madura

Madura ..
Indah namamu ...
Seakan dikenal dengan ciri khasmu
Indah namamu ..
Dengan ketakwaan penduduk- penduduknya
Indah dengan tradisi- tradisimu
Wangi dengan julukan yang diberikan untukmu
Pulau yang terletak di bagian timur jembatan panjang
Penghubung antara Madura dan Surabaya
Madura..
Suasana indah di setiap pelosok desa
Memberi warna tersendiri bagi pelihatnya
Terkenal dengan sholawat dan pengabdiannya
Kepada seorang guru..
Madura..
Memiliki keindahan tersendiri, yang mampu membuat hati bahagia saat melihat
pemandangan pelosok desa..

Nuriel

Madura , 16-oktober-2022
Madura dan Harga Diri
Oleh : Afiatuz Zakinah

Berseteru
Beradu
Menyatu
Tidak pandang bulu

Aduan clurit
Orang-orang menjerit
Merasa sakit
Terasa sempit

Harga diri
Harga mati
Sekali menyakiti
Akan terhukum mati

Madura
Keras dengan prinsipnya
Tergores harga dirinya
Hukuman mati akibatnya
Mimpi Madura

Bersuluh bulan

tubuhmu gersang

menyimpan cemas

tahun-tahun kusam

kau gurit angan

di antara kemungkinan

yang samar berpendar

Bersuluh bulan

Kau menerawang

sawah hijau

jauh menghampar

dapur mengepul

berbau kuah santan

Kau menerawang

senyum rekah

sepanjang bibir pantai

hujan datang

sebagai kawan

mencumbu bibir

beraroma tembakau
Kau ingin memandang

jengkal tubuhmu

berbinar sinar damai

jadi musim abadi

berkecambahnya biji senyuman

Madura,

di antara gerak tangan zaman

anganmu hidup dalam detak hari

mendorongmu membaca pelangi

Doa yang kau rapal

mimpi yang kau tanam

takkan layu di tengah jalan

Sumenep, 16 Oktober 2022

Fathurrozi Nuril Furqon, lahir di Sumenep 01 Agustus 2002. Penikmat sastra yang suka
nonton anime. Bisa dihubungi melalui WA; 081331106537
Perjuangan Anak Desa Untuk Jadi Sarjana

karya : Novita Angraini

Betapa besar mimpi anak desa untuk menjadi seorang sarjana


Berani mengambil keputusan untuk ninggalin desanya
Demi melanjutkan impiannya itu, meninggalkan tempat dimana ia di lahirkan
Bukanlah hal yang sangat muda bagi anak desa pedalaman.
Tetapi ia lebih memilih untuk pergi dari desa itu untuk menggapai cita-citanya.
Wahai para pejuang sarjana bersyukurlah kalian bisa menikmati, merasakan dan
Berpengalaman dalam dunia perkuliahan.
Banyak di luaran sana yang ingin melanjutkan pendidikan nya ke jenjang yang
lebih tinggi dan banyak juga anak desa di luaran sana yang ingin seperti kita,
Kita beruntung sekali menjadi anak desa yang bisa melanjutkan kejenjang yang
Tinggi. jadi jangan pernah sia-sia kan kesempatan ini,
Karena kesempatan tidak pernah datang dua kali
Dan jangan pernah meremehkan anak desa,mereka juga manusia
Pasti ada kekurangan dan kelebihan nya masing-masing.
Mungkin bagi mereka yang hidup dikota
Yang hidup nya lebih mapan pasti ia
Tidak sudi berteman dengan anak pedesaan seperti kami,
Tetapi dalam berteman kita semua boleh memilih
Akan tetapi tidak boleh saling menjatuhkan.
Karena kita terikat dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”
Yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Petani & Hujan

Karya : Maisaroh

Hujan kau datang tanpa keperdulian

Kau berbincang tanpa bisikan

Kau hadir tanpa keraguan

Kau pergi tanpa perasaan

Sekilas namun pantas untuk ku dapatkan

Sebentar namun penuh arti perjuangan

Tanpa harus kau sesali

Namun kau harus memahami

Isi hati kami para petani

Manusia hanya memanfaatkan

Tanpa peduli kepada kami

Tapi Ku mohon kau hadir lah

Untuk kembali

Kami para petani sangat membutuhkan mu

Tanpamu kami para petani tak bisa

Melakukan apa-apa

Banyak orang akan menahan kelaparan

Jika para petani tidak ada

Maka harapan kami Hanya sebuah harapan yang tak jadi kenyataan
SATU NYAWA UNTUK MADURA

Bersinar indah pulau tercinta

Di seberang kota Surabaya

Bernilai tinggi kebudayaannya

Penghasil garam yang kaya

Adab di pegang teguh masyarakatnya

Keberanian jadi modal utama

Bagaimana saya tidak bangga

Menjadi masyarakat Madura

Tempat lahirnya para ulama

Yang terkenal dimana-mana

Saya bahagia.....

Saya bahagia.....

Saya bahagia.....

Terlahir di tanah tercinta

Satu darah satu nyawa

Untuk Madura
BUMI MADURA

Oleh : Qorinah Noer Fadilah S

Riang air laut yang begitu luas terhampar

Gulungan ombak yang terkapar

Terkadang pasang terkadang surut

Menguraikan betapa indahnya nirwana laut

Bumiku....

Oh Madura nan subur

Kaprah insan para penduduk bumi

Tanpa letih banting tulang demi keluarga mereka

Entah sendu entah ceria

Tetap saja menembus itu semua

Oh Bumiku....

Setangkup mimpi bersahaja

Beribu bintang yang kulukiskan dan ingin kugapai

Bumiku Madura tercinta

Sanak keturunan menikmati kehidupan

Tiada bau busuk dan limbah yang tercemar


SANDYAKALA

Aku Merindukan masa itu

Panggilan ayah dan ibu yang selalu terdengar

Sudah menghilang,menjerit aku

Aku merindukan masa dimana aku masih bersenang-senang

Meski langit sudah merah.

Kemana perginya? Kemana perginya kedua sosok ketika aku dewasa

Aku tidak tahu arah jalan pulang

Aku tidak pernah mendengar lagi panggilan itu

Langit merah mengapa mereka menghilang dari hidupku?

Aku tersesat......... aku butuh mereka untuk pulang.

Kembalikan mereka

Langit merah engkau tahu mereka yang sering memanggilku

Aku mohon kembalikan mereka

Meski hanya melewati mimpi di setiap tidurku

Aku mohon berikan keajaiban itu padaku.


Riwayat Bumi Sakera

Karya; Rahmad Romadlon

Bercerita pada langit malam diatas bumi Madura

Terlihat bintang yang berkedip ingin bercerita

Riwayat tanah bumi Madura

Hanya darah-darah, dan darah

Serta nyawa yang gugur bergelimpangan di punggung tanah Madura

Bukit kapur itu menjulang tinggi menyimpan butir-butir garam kenangan

Wahai engkau segerombolan elang bermata tajam

Janganlah kau menerkam sebelah mata yang hitam

Bangau-bangau yang meleram lirih

Masih gemar hidup di atas bakau remaja itu

Rumput ilalang yang kering, menguning di atas tanah tandus

Bercerita dengan lirih tentang akarnya yang hendak moksa

Ejaan hidup di sela lembar daun emas tembakau menganga

Menggoreskan naskah hidup penuh perjuangan sentosa

Dengan pena ujung clurit bertinta darah

Di pundak sapi kerap peti naskah itu dipanggul,

Dibawa lari menjemput musim kemarau,


Di sana, ada pesta panen raya tambak garam yang meriah

Disuguhi tari topeng geta' dan rodhing,

Memanggil bangau-bangau bersuka ria

Siang hari, terompet saronen menjulurkan lidahnya dengan gembira

Anak-anak bangau menari hingga malam hari,

Di atas panggung tayub, tarian sinden dengan selendang harga diri

Memanggil roh nenek moyang di dalam tanah terciprat darah

Malam hingga larut pagi, do'a terkumandangkan dan bualan dimantrakan

Sandur macopat gending aji-aji harapan tahun depan.


~ sang angin ~

Sungguh beruntung kau angin,

Bisa memberi sejuk yang tengah sosok itu cari,

Kau bisa memeluk tubuh tegap itu sesuka hati.

Sungguh beruntung kau angin,

Bisa menyentuh helaian rambut itu yang disinar matahari,

Kau bahkan bisa membawa aroma tubuh yang di dambakan para hati.

Berbeda dengan aku.

Setitik air hujan yang sangat sosok itu hindari

Menjauhi tubuh indahnya pada tetesan yang telah lama menanti.

Aku menjadi iri,

Dan kecil hati,

padahal aku yang sangat mendamba bisa menyentuh tubuh yang telah lama menggetarkan
hati.

Tapi seakan tubuh itu menjauhi,

Dan menolak untuk didekati,

Padahal gerimis yang kuciptakan ini

Bisa membuatnya senang walaupun petir selalu hadir silih berganti


SARONENKU MENANGIS
Saronenku kini sumbang, pilu
Jangan tanya tembhang-tembhang mempesona itu
Entah apa kabar mereka

Meratap para moyang di alam surga


Oi.. Kejam sangat cucu-cucunya
Menikam si saronen warisan budaya
Wahai malang nian nasibnya

Mak... Saronenku menangis


Tak punya teman bersenandung katanya
Hanya tetua ringkih mungkin mau
Apalah daya berdiripun ia tak mampu

Mbok... Saronenku menangis


Pemudi kami lebib asyik merias diri
Mana peduli budaya negeri
Para pemudanya sibuk merangkai rayuan gombal
Peduli apa dengan syair tembhang

Mak... Mbok...
Seronen kita menangis
Benarkah iya akan mati?

Nama: Rizal Bawasier (WA: 081553860640)


Intansi: Pemuda Campor
Nama : fitron

Tema : bumi Madura

Judul : maduraku surgaku

setiap detik suasana berubah

langkah demi langkah yang sangat indah

hari-hari ku di tempat kelahiran ku

sungguh tidak di sangka Sundah dan secantik ini bumiku

madura ku engkau bayangan surga

yang tiada bandingnya dan tiada celahnya

syukur ku dan doaku tertuju pada bumiku

Madura ku

jikalau ada seseorang yang berani

membawa merusak mu diriku

diriku yang pertama maju untuk melawannya

Kan ku genggam tanganku

Kan ku perjuangkan namamu

Akan ku lawan dan takkan ku biarkan

Orang merusak namamu lingkunganmu serta

Keindahan mu maduraku.

Jayalah maduraku .
TENTANG RASA MADURA

CIPT. : FANKY ABDILQOYYIM

Orang – orang berkata…

“Madura itu hanya berisi sawah saja. Tak ada yang dapat kita lihat selain hamparan
padi depan mata kita.“

Orang – orang juga berkata…

“Hasil laut Madura hanya bisa mereka olah jadi terasi saja. Tak ada lagi yang bisa
mereka olah dengan hasil lautnya.”

Tapi orang – orang itu juga lupa akan rasa Madura di mulut mereka.

Rasa tentang bumi Madura yang melekat pada lidah dan tertanam dalam ingatan
mereka.

Rasa yang mereka nikmati,tercipta dari rasa khas bumi Madura.

Dengan beratnya merawat padi menjadi beras dan susahnya mengolah hasil laut
jadi terasi.

Rasa Madura menjadi khas untuk dinikmati.

Madura dikenal keras…

Tapi jangan salah,Madura juga mau bekerja keras.

Dengan bukti Kerapan Sapi,yang menjadi tontonan yang bisa dinikmati.

Tak semua orang bisa mengemudikan sapi yang tak bisa terkendali.

Hingga bertahan sampai selesai sapi berlari.

Sapi Madura tak hanya bekerja membajak sawah untuk menanam padi.

Tapi sapi Madura juga bisa beradu lari.

Inilah keragaman bumi Madura yang aku kagumi.

Hingga Madura melekat didalam hati ini.

Anda mungkin juga menyukai