Anda di halaman 1dari 15

BANJIR GORONTALO

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Sumber Daya Air yang diampu oleh
Dedi Purwanto, S.Pd, M.PSDA

Disusun Oleh :

1. Hilmi Khairul Amal 1501845


2. Hadi Hidayat 1504015
3. Iis Riska Nuraeni 1504082
4. Adi Dwifera 1504936
5. Willy Maulana 1505067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI & KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan, karena atas rahmat-Nya
tugas “Banjir Gorontalo Tahun 2015” yang diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pengembangan Sumber Daya Air ini dapat terselesaikan.

Dalam proses penyusunan tugas ini, penulis mendapat banyak bimbingan


dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Dedi Purwanto, S.Pd, M.PSDA selaku dosen mata kuliah Pengembangan


Sumber Daya Air;
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan berupa moril dan materil;
3. Rekan-rekan yang telah memotivasi untuk menyelesaikan tugas ini;
4. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandung, November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Pengertian Banjir ........................................................................................... 3
2.2 Kota Gorontalo .............................................................................................. 4
2.3 Banjir di Kota Gorontalo ............................................................................... 6
2.4 Penangulangan Banjir di Kota Gorontalo ...................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 9
3.2 Saran .............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Gorontalo......................................................................4


Gambar 2.2. Banjir Gorontalo Tahun 2015..............................................6
Gambar 2.3. Banjir Gorontalo Tahun 2018...............................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepanjang sejarah kehidupan manusia, air merupakan tanda adanya sebuah
kehidupan. Air menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia, dimana manusia tidak
dapat hidup tanpanya. Hujan merupakan sumber utama air tawar di sebagian besar
daerah di dunia. Namun dewasa ini, hujan seringkali dituding menjadi penyebab
bencana, salah satunya adalah banjir.
Bencana banjir telah menjadi permasalahan tiada akhir bagi manusia di
seluruh dunia dari dulu, saat ini, maupun yang akan datang. Di Indonesia, banjir
merupakan persoalan rutin yang terjadi setiap tahun di hampir semua daerah,
terutama perkotaan. Salah satu daerah yang mengalami banjir setiap tahunnya
adalah Kota Gorontalo.
Secara astronomis, Kota Gorontalo berada di antara koordinat 00° 28'
17''00° 35' 56'' LS dan 122° 59' 44''-123° 05' 59'' BT. Luas Kota Gorontalo sekitar
66,25 km2 atau sekitar 0,55% dari luas total Provinsi Gorontalo.Terletak di dataran
rendah yang dikelilingi perbukitan dan memiliki kemiringan lereng berkisar antara
0-7%, membuat kota ini rawan terhadap banjir. Hal ini menjadi masalah yang
sangat penting, karena genangan banjir dengan tinggi yang berkisar antara 50-100
cm tersebut terjadi berada di kawasan yang menjadi pusat pelayanan jasa dan
ekonomi.
Penyebab permasalahan ini seringkali dikaitkan dengan pertambahan
penduduk yang semakin pesat seiring berkembangnya Kota Gorontalo sebagai
ibukota provinsi yang menuntut adanya pemenuhan kebutuhan pelayanan dan
prasarana kota, sehingga berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian banjir?
2. Bagaimana banjir yang terjadi di Gorontalo pada tahun 2015?
3. Bagaimana cara menanggulangi banjir di Gorontalo pada tahun 2015?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian banjir.


2. Untuk mengetahui penyebab detail banjir di Kota Gorontalo.
3. Untuk mengetahui cara menanggulangi banjir di Kota.

1.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini penulis susun dengan harapan dapat berguna sebagai :


1. Referensi atau tambahan informasi bagi pembaca mengenai penyebab dan
solusi untuk banjir di Kota Gorontalo
2. Pengembangan pengetahuan mengenai pelaksanaan metode konstruksi dan
penerapan K3 yang tepat dan benar.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan uraian lebih terperinci. Maka


Laporan Kajian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Banjir


Banjir adalah fenomena alam yang terjadi di kawasan yang banyak dialiri
oleh aliran sungai. Sedangkan secara sederhana, banjir didefinisikan sebagai
hadirnya air suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan
tersebut. Berdasarkan SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam Suparta 2004, bahwa
banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai
atau saluran. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai
atau danau yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari
sungai itu.
Macam-Macam Banjir
Terdapat berbagai macam banjir yanng disebabkan dari berbagai macam hal
antara lain sebagai berikut.

 Banjir Air, adalah banjir yang biasa terjadi. Penyebab banjir air adalah
meluapnya air di sungai, danau, atau diselokan sehingga air akan naik
menggenangi daratan. Pada umumnya banjir air disebabkan dari hujan
terus-menerus yang membuat sungai, danau atau selokan tidak dapat
menampung air.
 Banjir Bandang, adalah banjir yang mengangkut air dan lumpur. Banjir
bandang sangat berbahay karena tidak menyelamatkan diri. Banjir bandang
dapat menghayutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir
tersebut biasanya terjadi di area pegunungan yang tanah pegunungan seolah
longsor karena air hujan ikut terbawa air ke daratan yang lebih rendah.
Umumnya banjir bandang menghayutkan pohon-pohon atau batu-batuan
berukuran besar yang dapat merusak pemukiman warga yang berada di
sekitar pegunungan.
 Banjir Lumpur, adalah banjir yang mirip banjir bandang tetapi lumpur
tersebut keluar dari dalam bumi dan mengenangi daratan. Lumpur tersebut
juga mengandung bahan dan gas kimia yang berbahaya.

3
 Banjir Rob (Laut Pasang), adalah banjir yang disebabkan oleh pasang air
laut. Banjir rop biasanya melanda kota muara baru di jakarta. Air laut yang
pasang umumnya akan menahan air sungai yang sudah menumpuk,
akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan.
 Banjir Cileunang, adalah banjir yang miri dengan banjir air namun banjir
cileunang disebabkan dari hujan yang sangat deras dengan debit air yang
sangat banyak. Terjadinya banjir cileunang sangat cepat karena hujan yang
sangat deras sehingga dalam waktu yang cepat, banjir cileunang akan tiba-
tiba terjadi.

2.2 Kota Gorontalo


Kota Gorontalo adalah ibu kota Provinsi Gorontalo, Indonesia. Kota
Gorontalo lahir pada hari Kamis, 18 Maret 1728 M atau bertepatan dengan Kamis,
06 Syakban 1140 Hijriah. Tepat tanggal 16 Februari 2001 Kota Gorontalo secara
resmi ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Gorontalo (UU Nomor 38 Tahun 2000
Pasal 7). (Wikipedia Indonesia Bebas, 2018).

Kota ini memiliki luas wilayah 66,25 km2 (0,55% dari luas Provinsi
Gorontalo) dan berpenduduk sebanyak 180.127 jiwa dengan tingkat kepadatan
penduduk 2.718 jika/km2.

Gambar 2.1 Kota Gorontalo

4
Menurut Sukitno (2014: 117), Permukaan tanah di Kota Gorontalo sebagian
besar adalah perbukitan dan bergunung-gunung, secara topograi Kota Gorontalo
mempunyai kondisi yang variatif yang terdiri dari wilayah datar, kaki bukit, dan
pegunungan dengan kemiringan. Luas permukaan wilayah Provinsi Gorontalo
hanya 7,5% berada kurang dari 50 m diatas permukaan talut (dpl), 21,26% berada
pada ketinggian antara 50-100 m dpl, 15,68% berada pada ketinggian 100-500 m
dpl, dan 4,49% berada pada ketinggian lebih dari 10000 m.

Pengembangan lahan sebagai lahan pertanian didominasi oleh ladang,


tegalan, padi sawah, perkebunan dan hutan negara. Penggunaan lahan terbesar di
Provinsi Gorontalo adalah 77.65% hutan, kemudian diikuti oleh 5.63% belukar,
5.62% kebun, 2.65% ladang, 2.23% sawah, 1.26% permukiman, 0.4% badan air
dan 4.56% tidak teridentifikasi. Namun demikian luas lahan hutan semakin lama
semakin berkurang karena perubahan lahan menjadi area terbangun, ladang, kebun,
kawasan industri dan pertambangan serta penggunaan lahan lainnya. Dengan
perubahan lahan hutan menjadi lahan lainnya berakibat pada penurunan tingkat
resapan air hujan ke dalam tanah sehingga aliran permukaan menjadi meningkat.

Kota Gorontalo beriklim tropis dengan curah hujan tahunan berkisar 1050
– 2500 mm. Suhu udara di Kabupaten Gorontalo rata-rata pada siang hari berkisar
antara 30,9oC sampai 33,4oC dengan rata-rata temperature udara malam hari
berkisar antara 26,7oC-29,3oC, suhu tertinggi (32,9 ºC) terjadi pada bulan Mei dan
terendah (22, 8 ºC) pada bulan Agustus. dan rata-rata kelembaban udara bervariasi
antara 51,5-93,8%, kecepatan angin berkisar antara 1-4 knot.

Morfologi perbukitan di bagian tengah dari wilayah Provinsi Gorontalodan


dataran yang membentang dari barat ke timur yang ada di bagian utara dan selatan
wilayah Kota Gorontalo membentuk sungai-sungai yang mengalir ke utara (laut
Sulawesi) dan selatan (teluk Tomini). Rangkaian sungai utama beserta anak
sungainya membentuk pola penyaluran berbentuk tulang daun (dendritik), dan
secara keseluruhan membentuk pola penyaluran sub-paralel. Dengan bentuk ini,
sungai-sungai di Kota Gorontalo umumnya memiliki panjang sungai pendek,
dengan kemiringan terjadi dibagian hulu dan berubah menjadi kemiringan landai di
bagian hilir.

5
2.3 Banjir di Kota Gorontalo
Berikut ini merupakan beberapa penyebab banjir di Kota Gorontalo:
1. Lebih dari 70% luas lahan di Kota Gorontalo dengan kemiringan lahan lebih
dari 15%, aliran air hujan diatas permukaan lahan memiliki kecepatan
tinggi. Aliran ini menyebabkan debit banjir yang mengalir ke sungai dengan
cepat dan potensi erosi lahan besar.
2. Perubahan lahan hutan menjadi lahan lainnya berakibat pada penurunan
tingkat resapan air hujan ke dalam tanah sehinga aliran permukaan menjadi
meningkat.
3. Debit aliran dari hulu yang mengalir dengan cepat tertahan oleh kemiringan
sungai di hilir yang melandai dan pengaruh pasang air laut sehingga air
sungai dapat meluap.

Terkait dengan faktor terjadinya banjir di Kota Gorontalo, pada tanggal 17


Januari 2015 pukul 23.00 WIT Kabupaten Gorontalo Utara dilanda banjir bandang,
tepatnya di 4 Desa di Kecamatan Tinggola (Desa Wapalo, Desa Iomata Desa
Iloheluma dan Desa Bintana), Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.
Kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi mengakibatkan terjadinya
pengungsian warga sebanyak 282 KK (1056 jiwa).

Permasalahan kesehatan yang timbul di lokasi pengungsian antara lain


pengungsi mulai mengalami penyakit demam, ISPA , mialgia dan dermatitis
(penyakit kulit) serta kurangnya persediaan air bersih yang diakibatkan tercemarnya
sumber air bersih.

Gambar 2.2 Banjir Gorontalo 2015

6
Dilansir dari Detiknews.com, banjir di Gorontalo kembali terjadi. Pada Jumat,
12 Januari 2018 banjir meredam ratusan rumah di empat desa di Kabupaten
Boalemo dan Gorontalo. Sebanyak 1.215 warga dari empat desa mengungsi.
Penyebabnya adalah akibat hujan deras selama 2 Jam pada hari tersebut sehingga
sungai meluap dan menimbulkan banjir. Di Desa Mutiara, 75 unit rumah terendam
dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 90 cm, Desa Mekarjaya 20 Unit rumah
terendam dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 60 cm dan 1 Unit jembatan
umum rusak, Desa Mustika 25 Unit rumah terendam dengan tinggi muka air (TMA)
100 cm dan Desa Harapan 350 unit rumah terendam dengan tinggi muka air (TMA)
mencapai 150 cm dan tanggul jebol dengan panjang 20 meter.

Gambar 2.3 Banjir Gorontalo 2018

7
2.4 Penangulangan Banjir di Kota Gorontalo
Penanggulangan banjir di Gorontalo dapat dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu:
A. Penanggulangan banjir secara Struktural
1. Pemasangan tanggul yang dilengkapi pintu klep
2. Pemasangan bangunan waduk retensi
3. Pemasangan pengendali banjir dengan prinsip elektohidraulik.

B. Penanggulangan banjir secara Non Struktural

1. Reboisasi daerah aliran sungai (DAS) di bagian hulu.


2. Tata ruang dn pembudidayaan dataran banjir
3. Pemindahan penduduk dari bantaran sungai
4. Prakiraan banjir peringatan dini
5. Pengelolaan pembuangan sampah yang baik
6. Volume aliran permukaan dapat dipertahankan walaupun ada
pembangunan.

8
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banjir adalah fenomena alam yang terjadi di kawasan yang banyak dialiri
oleh aliran sungai. Sedangkan secara sederhana, banjir didefinisikan sebagai
hadirnya air suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan
tersebut.
Provinsi Gorontalo merupakan daerah yang tiap tahun terjadi banjir.
Penyebabnya adalah karena faktor alam seperti kemiringan lereng, curah hujan,
morfologi dan tata ruang serta pengaruh pola hidup masyarakat yang kurang
baik.
Ada banyak cara untuk menanggulangi banjir di Provinsi Gorontalo,
diantaranya secara struktural, atau lebih tepatnya yaitu mendirikan bangunan-
bangunan penahan air atau pemecah gelombang serta secara non-strukturalnya
yaitu reboisasi di bagian hilir sungai, pemindahan penduduk dan pengolahan
sampah yang baik.

3.2 Saran
Dari tahun ke tahun, banjir di Gorontalo sering terjadi. Perlunya merubah
perilaku masyarakat dan usaha dari pemerintah untuk menanggulanginya. Beberapa
cara untuk menanggulangi banjir di Provinsi Gorontalo sudah dibahas dan semoga
bisa diterapkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sutikno. dkk. 2014. Asesmen Banjir Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmiah: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, hlm. 115-124
Handanaputra, Bayu. dkk. 2014. Kajian Pengendalian Banjir Sistem Sungai
Alopohu Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmiah:
Universitas Brawijaya, hlm. 1-8.
Indrawan, Aditya Fajar. 2018. Ratusan Rumah di Gorontalo Terendam Banjir.
[Daring]. Diakses dari https://m.detik.com/news/berita/d-
3812839/ratusan-rumah-di-gorontalo-terendam-banjir
Pusat Krisis Kesehatan. 2015. Banjir Bandang di Kabupaten Gorontalo Utara.
[Daring]. Diakses dari http://pusatkrisis.kemkes.go.id/Banjir-gorontalo
Wikipedia Indonesia Bebas. 2018. Provinsi Gorontalo. [Daring] Diakses dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/provinsigorontalo

10
11

Anda mungkin juga menyukai