MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Sumber Daya Air yang diampu oleh
Dedi Purwanto, S.Pd, M.PSDA
Disusun Oleh :
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan, karena atas rahmat-Nya
tugas “Banjir Gorontalo Tahun 2015” yang diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pengembangan Sumber Daya Air ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepanjang sejarah kehidupan manusia, air merupakan tanda adanya sebuah
kehidupan. Air menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia, dimana manusia tidak
dapat hidup tanpanya. Hujan merupakan sumber utama air tawar di sebagian besar
daerah di dunia. Namun dewasa ini, hujan seringkali dituding menjadi penyebab
bencana, salah satunya adalah banjir.
Bencana banjir telah menjadi permasalahan tiada akhir bagi manusia di
seluruh dunia dari dulu, saat ini, maupun yang akan datang. Di Indonesia, banjir
merupakan persoalan rutin yang terjadi setiap tahun di hampir semua daerah,
terutama perkotaan. Salah satu daerah yang mengalami banjir setiap tahunnya
adalah Kota Gorontalo.
Secara astronomis, Kota Gorontalo berada di antara koordinat 00° 28'
17''00° 35' 56'' LS dan 122° 59' 44''-123° 05' 59'' BT. Luas Kota Gorontalo sekitar
66,25 km2 atau sekitar 0,55% dari luas total Provinsi Gorontalo.Terletak di dataran
rendah yang dikelilingi perbukitan dan memiliki kemiringan lereng berkisar antara
0-7%, membuat kota ini rawan terhadap banjir. Hal ini menjadi masalah yang
sangat penting, karena genangan banjir dengan tinggi yang berkisar antara 50-100
cm tersebut terjadi berada di kawasan yang menjadi pusat pelayanan jasa dan
ekonomi.
Penyebab permasalahan ini seringkali dikaitkan dengan pertambahan
penduduk yang semakin pesat seiring berkembangnya Kota Gorontalo sebagai
ibukota provinsi yang menuntut adanya pemenuhan kebutuhan pelayanan dan
prasarana kota, sehingga berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian banjir?
2. Bagaimana banjir yang terjadi di Gorontalo pada tahun 2015?
3. Bagaimana cara menanggulangi banjir di Gorontalo pada tahun 2015?
1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Banjir Air, adalah banjir yang biasa terjadi. Penyebab banjir air adalah
meluapnya air di sungai, danau, atau diselokan sehingga air akan naik
menggenangi daratan. Pada umumnya banjir air disebabkan dari hujan
terus-menerus yang membuat sungai, danau atau selokan tidak dapat
menampung air.
Banjir Bandang, adalah banjir yang mengangkut air dan lumpur. Banjir
bandang sangat berbahay karena tidak menyelamatkan diri. Banjir bandang
dapat menghayutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir
tersebut biasanya terjadi di area pegunungan yang tanah pegunungan seolah
longsor karena air hujan ikut terbawa air ke daratan yang lebih rendah.
Umumnya banjir bandang menghayutkan pohon-pohon atau batu-batuan
berukuran besar yang dapat merusak pemukiman warga yang berada di
sekitar pegunungan.
Banjir Lumpur, adalah banjir yang mirip banjir bandang tetapi lumpur
tersebut keluar dari dalam bumi dan mengenangi daratan. Lumpur tersebut
juga mengandung bahan dan gas kimia yang berbahaya.
3
Banjir Rob (Laut Pasang), adalah banjir yang disebabkan oleh pasang air
laut. Banjir rop biasanya melanda kota muara baru di jakarta. Air laut yang
pasang umumnya akan menahan air sungai yang sudah menumpuk,
akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan.
Banjir Cileunang, adalah banjir yang miri dengan banjir air namun banjir
cileunang disebabkan dari hujan yang sangat deras dengan debit air yang
sangat banyak. Terjadinya banjir cileunang sangat cepat karena hujan yang
sangat deras sehingga dalam waktu yang cepat, banjir cileunang akan tiba-
tiba terjadi.
Kota ini memiliki luas wilayah 66,25 km2 (0,55% dari luas Provinsi
Gorontalo) dan berpenduduk sebanyak 180.127 jiwa dengan tingkat kepadatan
penduduk 2.718 jika/km2.
4
Menurut Sukitno (2014: 117), Permukaan tanah di Kota Gorontalo sebagian
besar adalah perbukitan dan bergunung-gunung, secara topograi Kota Gorontalo
mempunyai kondisi yang variatif yang terdiri dari wilayah datar, kaki bukit, dan
pegunungan dengan kemiringan. Luas permukaan wilayah Provinsi Gorontalo
hanya 7,5% berada kurang dari 50 m diatas permukaan talut (dpl), 21,26% berada
pada ketinggian antara 50-100 m dpl, 15,68% berada pada ketinggian 100-500 m
dpl, dan 4,49% berada pada ketinggian lebih dari 10000 m.
Kota Gorontalo beriklim tropis dengan curah hujan tahunan berkisar 1050
– 2500 mm. Suhu udara di Kabupaten Gorontalo rata-rata pada siang hari berkisar
antara 30,9oC sampai 33,4oC dengan rata-rata temperature udara malam hari
berkisar antara 26,7oC-29,3oC, suhu tertinggi (32,9 ºC) terjadi pada bulan Mei dan
terendah (22, 8 ºC) pada bulan Agustus. dan rata-rata kelembaban udara bervariasi
antara 51,5-93,8%, kecepatan angin berkisar antara 1-4 knot.
5
2.3 Banjir di Kota Gorontalo
Berikut ini merupakan beberapa penyebab banjir di Kota Gorontalo:
1. Lebih dari 70% luas lahan di Kota Gorontalo dengan kemiringan lahan lebih
dari 15%, aliran air hujan diatas permukaan lahan memiliki kecepatan
tinggi. Aliran ini menyebabkan debit banjir yang mengalir ke sungai dengan
cepat dan potensi erosi lahan besar.
2. Perubahan lahan hutan menjadi lahan lainnya berakibat pada penurunan
tingkat resapan air hujan ke dalam tanah sehinga aliran permukaan menjadi
meningkat.
3. Debit aliran dari hulu yang mengalir dengan cepat tertahan oleh kemiringan
sungai di hilir yang melandai dan pengaruh pasang air laut sehingga air
sungai dapat meluap.
6
Dilansir dari Detiknews.com, banjir di Gorontalo kembali terjadi. Pada Jumat,
12 Januari 2018 banjir meredam ratusan rumah di empat desa di Kabupaten
Boalemo dan Gorontalo. Sebanyak 1.215 warga dari empat desa mengungsi.
Penyebabnya adalah akibat hujan deras selama 2 Jam pada hari tersebut sehingga
sungai meluap dan menimbulkan banjir. Di Desa Mutiara, 75 unit rumah terendam
dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 90 cm, Desa Mekarjaya 20 Unit rumah
terendam dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 60 cm dan 1 Unit jembatan
umum rusak, Desa Mustika 25 Unit rumah terendam dengan tinggi muka air (TMA)
100 cm dan Desa Harapan 350 unit rumah terendam dengan tinggi muka air (TMA)
mencapai 150 cm dan tanggul jebol dengan panjang 20 meter.
7
2.4 Penangulangan Banjir di Kota Gorontalo
Penanggulangan banjir di Gorontalo dapat dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu:
A. Penanggulangan banjir secara Struktural
1. Pemasangan tanggul yang dilengkapi pintu klep
2. Pemasangan bangunan waduk retensi
3. Pemasangan pengendali banjir dengan prinsip elektohidraulik.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banjir adalah fenomena alam yang terjadi di kawasan yang banyak dialiri
oleh aliran sungai. Sedangkan secara sederhana, banjir didefinisikan sebagai
hadirnya air suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan
tersebut.
Provinsi Gorontalo merupakan daerah yang tiap tahun terjadi banjir.
Penyebabnya adalah karena faktor alam seperti kemiringan lereng, curah hujan,
morfologi dan tata ruang serta pengaruh pola hidup masyarakat yang kurang
baik.
Ada banyak cara untuk menanggulangi banjir di Provinsi Gorontalo,
diantaranya secara struktural, atau lebih tepatnya yaitu mendirikan bangunan-
bangunan penahan air atau pemecah gelombang serta secara non-strukturalnya
yaitu reboisasi di bagian hilir sungai, pemindahan penduduk dan pengolahan
sampah yang baik.
3.2 Saran
Dari tahun ke tahun, banjir di Gorontalo sering terjadi. Perlunya merubah
perilaku masyarakat dan usaha dari pemerintah untuk menanggulanginya. Beberapa
cara untuk menanggulangi banjir di Provinsi Gorontalo sudah dibahas dan semoga
bisa diterapkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Sutikno. dkk. 2014. Asesmen Banjir Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmiah: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, hlm. 115-124
Handanaputra, Bayu. dkk. 2014. Kajian Pengendalian Banjir Sistem Sungai
Alopohu Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmiah:
Universitas Brawijaya, hlm. 1-8.
Indrawan, Aditya Fajar. 2018. Ratusan Rumah di Gorontalo Terendam Banjir.
[Daring]. Diakses dari https://m.detik.com/news/berita/d-
3812839/ratusan-rumah-di-gorontalo-terendam-banjir
Pusat Krisis Kesehatan. 2015. Banjir Bandang di Kabupaten Gorontalo Utara.
[Daring]. Diakses dari http://pusatkrisis.kemkes.go.id/Banjir-gorontalo
Wikipedia Indonesia Bebas. 2018. Provinsi Gorontalo. [Daring] Diakses dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/provinsigorontalo
10
11