Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN BIAYA

Total Quality Management

Nama:
Faizaturruhaniah
NIM. 1510421141

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2018

1
1. Pengertian Mutu, Total Quality Management, Cost Quality
Kualitas (quality) dapat diartikan berbeda antara satu orang dan orang lain.
Biasanya kualitas dapat dilihat dari dua faktor utama berikut ini :
1. Memuaskan harapan konsumen yang berkaitan dengan atribut-atribut
harapan konsumen.
2. Memastikan seberapa baik produk dapat memenuhi aspek-aspek teknis
dari desain produk tersebut, kesesuaian kinerja dengan standar yang
diharapkan, dan kesesuaian dengan standar pembuatanya.

Menurut Siregar (2013) “biaya kualitas (costs of quality) merupakan biaya


yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena adanya kualitas yang rendah”.
Berdasarkan definisi tersebut maka biaya kualitas dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu biaya kualitas yang berkaitan dengan aktivitas pengendalian
(control activity) dan biaya yang berkaitan dengan aktivitas kegagalan (failure
activity). Aktivitas pengendalian dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas. Sedangkan aktivitas kegagalan terjadi karena adanya kegagaln dalam
menjalankan aktivitas atau adanya produk yang berkualitas rendah. Pemahaman
biaya kualitas akan membantu perusahaan dalam menganalisis dan meningkatkan
kesesuaian kualitas produk yang akan berguna dalam menggembangkan layanan
dan brand image produk. Hal tersebut sangat penting bagi pencapaian tujuan
untuk menjadi perusahaan yang berhasil.
Total Quality Management secara harfiah berasal dari kata “total” yang
berarti keseluruhan atau terpadu, “quality” yang berarti kualitas, dan
”management” telah disamakan dengan manajemen dalam bahasa Indonesia yang
diartikan dengan pengelolaan. Jadi dari asal katanya “Total Quality Management”
dapat diartikan manajemen mutu terpadu atau manajemen kualitas terpadu.
Menurut Nasution (2005), “Total Quality Management diartikan sebagai
Perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan
semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep
kualitas, teamwork, produktivitas, dan kepuasan pelanggan”. Manajemen kualitas
hakikatnya adalah tindakan mencapai tujuan memenuhi kebutuhan pelanggan dan
memuaskan pelanggan melalui kerja semua orang yang melibatkan diri dalam
proses bisnis. Tindakan itu meliputi (Simbolon, 2015):

2
1. Perencanaan kualitas (Quality planning): tindakan penetapan dan
pengembangan tujuan produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan
memuaskan pelanggan.
2. Pengendalian kualitas (Quality control): tindakan mengurangi
penyimpangan dalam proses memenuhi kebutuhan pelanggan dan dalam
memberi kepuasan pelanggan.
3. Penjaminan kualitas (Quality assurance): tindakan yang menjamin bahwa
produk akan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan akan memuaskan
pelanggan.
4. Perbaikan kualitas (Quality improvement): tindakan perbaikan terus-
menerus dalam proses riset produk, desain produk, pengembangan produk,
produksi, promosi, distribusi, penetapan harga, dan pelayanan purna jual.

2. Karakteristik Total Quality Management


Menurut Goetsch dan Davis, ada sepuluh karakteristik Total Quality
Management, yaitu sebagai berikut (Tjiptono, 2003):
1. Fokus pada pelanggan
Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal
merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau
jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal
berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan
lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.
2. Obsesi terhadap kualitas
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan
eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut,
organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang
ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap
level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan
perspektif.
3. Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama
untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain
tersebut. Dengan demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam

3
menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan
perbaikan.
4. Komitmen jangka panjang
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk
itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu,
komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan
budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.
5. Kerjasama tim
Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan
persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya
saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan
TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik
antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga
pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
6. Perbaikan secara berkesinambungan
Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-
proses tertentu di dalam suatu sistem/ lingkungan. Oleh karena itu, sistem
yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang
dihasilkannya dapat makin meningkat.
7. Pendidikan dan pelatihan
Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap
pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu
menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit
bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global.
Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan
pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan
dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam
perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian
profesionalnya.
8. Kebebasan yang terkendali
Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang

4
sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan
rasa memiliki dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang
telah dibuat. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena
keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari
pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.
9. Kesatuan tujuan
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus
memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan
pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti
bahwa harus selalu ada persetujuan/ kesepakatan antara pihak manajemen
dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dapat meningkatkan
kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau
perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan
pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi
kerja serta meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas
keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.

3. Pedoman Penerapan Total Quality Management


Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen untuk
mencapai hasil yang terbaik dengan memusatkan semua kegiatan bisnis dan
proses pada kepuasan pelanggan. Dengan kata lain segala sesuatu di Total Quality
Management didefinisikan melalui lensa kepuasan pelanggan. Program ini akan
mendorong perusahaan melakukan sistematisasi proses, mengurangi defect,
memperpendek cycle time, dan menyediakan layanan dan produk berkualitas
untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Implementasi metode TQM membutuhkan adanya continuous
improvement yaitu perbaikan secara berkelanjutan dan keterlibatan seluruh
anggota karyawan serta didukung kemampuan teamwork yang baik. Sebelum
terlalu jauh membahas apa itu TQM, kita harus mengetahui apa yang menjadi
elemen kunci TQM. Sebagaimana setiap bangunan yang selalu memerlukan

5
pondasi, metode TQM juga dipengaruhi oleh 3 elemen kunci yang berjalan
beriringan dan saling berkontribusi menentukan sikap produktif di perusahaan,
yaitu ethics, integrity, dan trust.
1. Ethics (etika)
Etika adalah telaah tentang hal yang baik dan buruk, bentuk kedisiplinan
untuk melakukan apa yang baik dan benar untuk menghindari apa yang buruk
dan salah di organisasi. Etika ini sangat mempengaruhi kinerja karyawan,
karena akan berkaitan dengan kepercayaan dan loyalitas karyawan. Sehingga
kode etik perlu dilembagakan sebagai pedoman atau komitmen perilaku bagi
organisasi dan seluruh karyawan.
2. Integrity (integritas)
Integritas termasuk di dalamnya adalah nilai, kejujuran, moralitas, dan
ketulusan. Semua terwujud dalam hubungan antara perusahaan dengan
pelanggan. Apabila orang-orang di perusahaan tidak mempunyai integritas
maka mereka akan menggunakan ketidakjujuran dalam memenuhi ekspektasi
pelanggan dan stakeholders. Integritas akan mewujudkan daya saing
perusahaan yang kuat. Karena dengan integritas yang tinggi perusahaan dapat
memenuhi permintaan pelanggan dengan produk atau jasa yang berkualitas
dengan jujur dan dapat dipercaya, sebuah karakteristik yang diidamkan oleh
pelanggan.
3. Trust
Kepercayaan adalah faktor krusial yang mempengaruhi keberhasilan TQM.
Kepercayaan mendorong tim mampu memberikan produk dan layanan yang
berkualitas tinggi kepada pelanggan. Dengan adanya kepercayaaan maka
lingkungan akan lebih kooperatif. Jika ada masalah muncul, proses
identifikasi masalah ,proses analisa masalah, pencarian solusi masalah, dan
pengambilan keputusan akan menjadi lebih mudah.

4. Manfaat Total Quality Management


Manfaat yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang atau
jasa berkualitas baik berasal dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan
biaya yang lebih rendah, gabungan keduannya menghasilkan profitabilitas dan
pertumbuhan perusahaan. Manfaat yang didapatkan perusahaan karena

6
menyediakan barang atau jasa berkualitas baik berasal dari pendapatan penjualan
yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, gabungan keduannya
menghasilkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.

5. Tujuan Total Quality Management


Pelaksanaan TQM dalam suatu perusahaan adalah bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu sumber daya manusia sehingga mampu dan terampil
dalam melaksanakan tugasnya dengan baik.
2. Meningkatkan mutu produk dan pelayanan agar kepuasan pelanggan
terpenuhi.
3. Meningkatkan kerjasama antar karyawan sehingga semangat kerja dapat
terpelihara dengan baik.
4. Meningkatkan produktifitas kerja.
5. Menurunkan biaya
6. Terlaksananya kebijakan dan sasaran perusahaan.

6. Korelasi Antara Penerapan TQC/Total Quality Management dengan


Kenaikan ROI
Dampak kualitas produk terhadap kinerja perusahaan :
1. Kualitas produk dan profitabilitas berhubungan erat.
2. Bisnis/perusahaan yang menawarkan produk dan dengan kualitas tinggi
mempunyai pangsa pasar lebih besar.
3. Kualitas berhubungan secara erat dengan Return On Investment yang lebih
tinggi.
Perusahaan dengan kualitas tinggi mempunyai beberapa keunggulan
kompetitif dan menikmati profitabilitas yang lebih tinggi dan mempunyai Return
On Investment. Pelanggan merasa bahwa kualitas produk adalah produk yang
mempunyai nilai (value) yang lebih tinggi. Nilai (value) tinggi yang dirasakan
pelanggan memungkinkan perusahaan untuk menentukan harga yang lebih tinggi
atau untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar. Harga yang lebih tinggi dan
pangsa pasar yang lebih meningkatkan pendapatan. Kualitas yang baik
menurunkan tingkat pengembalian produk dan throughput time. Tingkat
pengembalian yang lebih rendah menurunkan biaya garansi dan biaya
perbaikan. Throughput time yang lebih cepat memungkinkan perusahaan
melakukan pengiriman secara lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai