PENDAHULUAN
Tiga bentuk utama dari abses hati berdasarkan etiologinya antara lain:
1
2
Hati menerima darah dari arteri hepatika dan vena porta hepatika. Sel
Kupffer biasanya sangat efisien untuk memelihara atau menjaga hati agar bersih
dari infeksi. Tetapi penyakit dari saluran empedu yang disertai dengan
penyumbatan dari aliran empedu mempermudah terjadinya penyumbatan pada
sekitar 60% kasus. Peningkatan tekanan dari sistem juga mempermudah untuk
masuknya organisme-organisme (Sudoyo dkk., 2006)
Resiko lobus kanan hati yang terkena adalah dua kali lipat daripada lobus
hati kiri, dan sekitar 5% kasus mengenai bilateral lobus kanan dan kiri. Abses hati
amuba tidak umum dikenal di negara-negara berkembang dan hampir selalu
didatangkan dari negara-negara lain (Peralta, 2006; Davis, 2006)
Hampir 40% dari abses hati piogenik adalah hasil dari penyumbatan
saluran empedu, dimana 40% yang lain belum ditemukan etiologi yang tepat.
Karena penyebaran dan penggunaan antibiotik yang luas saat ini, pilephlebitis
dan abses sekunder dari radang appendiks jarang dijumpai. Divertikulitis dan
sepsis setelah hemorrhoidal banding adalah penyebab lain dari abses piogenik
yang didominasi oleh bakteri aerob dan anaerob gram negatif. Abses hati
piogenik dan abses hati amuba harus dibedakan karena pengobatannya
berbeda. Abses hati piogenik harus didrainase, sedangkan 75% dari abses hati
amuba bisa diobati dengan hanya terapi medis (Peralta, 2006).
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dan patofisiologi abses hati.
2. Mengetahui cara penegakan diagnosa dan penatalaksanaan abses hati.
3
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan meningkatkan pemahaman dokter muda
mengenai abses hati.
2. Meningkatkan kemampuan dokter muda dalam menegakkan diagnosis
dan melakukan rujukan yang tepat bila menghadapi kasus abses hati.