Anda di halaman 1dari 3

“Analisis Kesulitan Siswa Kelas X di SMA Negeri X Banda Aceh dalam menyelesaikan soal

bentuk cerita pada materi Sistem Pertidaksamaan Linier dua variabel (SPtLDV) “

Proposal penelitian

Oleh :

Surya Kurniawan
NPM. 1606103020030

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembelajaran matematika, terdapat tujuan yang harus diselesaikan, diantaranya adalah
memahami konsep matematika, menggunakan penalaran dan berfikir logis, pemecahan masalah
yang diberikan atau yang ada, mengomunikasikan atau menuliskan gagasan/pendapat dengan
simbol-simbol, tabel, diagram, atau media yang lain yang digunakan untuk memperjelas suatu
masalah atau keadaan, dan memiliki sikap menghargai matematika dalam kehidupan sehari-hari
(Wardhani, 2008).

Keberhasilan pendidikan matematika dapat dilihat dari tercapainya tujuan-tujuan tersebut, tentu
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah minat dan bakat siswa dalam
belajar matematika itu sendiri, dalam pembelajaran matematika, terkadang ada siswa yang telah
memahami suatu materi sebelum dijelaskan oleh gurunya, namun terdapat pula banyak yang
tidak mengerti atau sulit mengerti suatu materi saat dijelaskan oleh guru pengajar.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya adalah faktor internal (dari dalam diri siswa)
maupun faktor eksternal (dari luar). Faktor internal sangat berpengaruh dalam pendidikan
matematika, salah satunya adalah kemampuan verbal siswa itu sendiri, pembelajaran matematika
tak hanya menghitung angka-angka atau variabel saja, namun dibutuhkan kemampuan verbal
seperti kosa-kata, kemampuan menganalogikan dan membedakan kata, transfer kata-kata
menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami atau mengikuti petunjuk instruksi tertulis. Menurut
Soeharno (1984) kemampuan verbal sangat penting dalam pembelajaran matematika baik dalam
penentuan keberhasilan belajar maupun tidaknya, kemempuan verbal yang tinggi dapat membuat
seseorang mengerti ide dan konsep suatu masalah yang disajikan dalam bentuk cerita.

James dan Adewale (2010) mengungkapkan ada hubungan antara kemampuan verbal dan
penyelesaian masalah matematika. Dalam pembelajaran Sistem Pertidaksamaan Linier Dua
Variabel (SPtLDV), seringkali disajikan masalah atau soal-soal dalam bentuk cerita atau dalam
masalah yang kontektual, materi ini juga tidak berbeda jauh cara atau ide penyelesaiannya
dengan materi yang berdampingan dengannya yaitu SPLDV. Dalam memecahkan masalah
keduanya, tentu saja harus mempunyai kemampuan internal yaitu penguasaan kemampuan
verbal yang tinggi sehingga dapat mentransfer kata-kata menjadi bentuk atau model matematika,
khususnya dalam materi SPtLDV ini.
Berdasarkan data yang didapat dari siswa kelas X di SMA Negeri X Banda Aceh pada 12
November 2018, didapat informasi bahwa kemampuan verbal siswa masih rendah, hal ini terlihat
pada saat siswa diberikan soal SPtLDV yang berupa cerita, banyak siswa yang mencoba
mengertinya namun kesulitan, hasilnya siswa tersebut hanya mencoret-coret kertas belaka dan
menunggu jawaban dari teman atau guru, masalah-masalah yang dihadapi siswa adalah siswa
kurang memahami kata-kata, kurang menguasai perhitungan, tidak dapat memodelkan, tidak
mengerti soal, dan tidak dapat mengkomunikasikan gagasannya dalam penyelesaian soal-soal
bernuansa verbal atau cerita, khususnya pada materi SPtLDV. Ashlock (2013) mengatakan
bahwa soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk lisan atau tulisan yang mudah
dipahami dan didalamnya terdapat ilustrasi atau hal yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk membuat sebuah tulisan dengan judul
yang telah disebutkan diatas. dengan adanya analisis kesulitan ini setelah mendapatkan hasil
nantinya, dapat dikaji kembali kepada siswa sebagai upaya pemahaman materi SPtLDV
khusunya dalam soal yang berbentuk cerita.

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan

Anda mungkin juga menyukai