1
Umur : 5 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : TK B
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Pucung, Pudak Payung, Banyumanik
Masuk RS : 21 Oktober 2014
Berat badan : 32 kg
B. DATA DASAR
1. Anamnesis
Alloanamnesis dengan Ibu penderita dan autoanamnesis dengan pasien dilakukan
pada tanggal 21 Oktober 2014 pukul 15.30 WIB di IGD dan didukung dengan
catatan medis.
Keluhan utama : dingin seluruh badan
Keluhan tambahan : mimisan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang anak laki-laki 5 tahun datang dengan keluarganya ke IGD RS
Muhammadiyah Roemani pukul 15:30 WIB dengan keluhan tiba-tiba saat bangun
tidur teraba dingin seluruh badan terutama tangan dan kaki. Pasien juga mengeluh
lemas(+), pusing(+), mual (+), muntah (+) berupa yang dimakan, nyeri perut(+)
ulu hati, mimisan (+) 1x sebelum dibawa ke RS, jumlah sedikit, warna darah
merah segar, gusi tidak berdarah, tidak ada bintik-bintik merah. BAB seperti
biasa, 1 x/hari, warna kekuningan, konsistensi lembek, tidak ada darah, tidak
berwarna seperti petis, tidak ada lendir. BAK lancar seperti biasa 3-4 x/hari, warna
kuning jernih, jumlah cukup, tidak nyeri saat kencing. Nafsu makan menurun (+),
batuk (-), pilek (-).
Sebelumnya 5 hari yang lalu pasien demam tinggi (+) secara mendadak,
mual (+), muntah (+) berupa yang dimakan, lemas (+), nyeri perut (+) bagian ulu
hati, kemudian pada hari ke-3 demam, diperiksakan orang tua nya ke bidan, diberi
2
antibiotik, obat penurun panas dan vitamin, panas turun namun kemudian naik
lagi. Pada hari ke-4, demam turun, namun keluar keringat dingin.
3
Pemeliharaan postnatal dilakukan di posyandu dan anak dalam keadaan sehat.
4
6-8 bulan : ASI+Susu SGM 2 sebanyak 3x/hari, @3 sendok teh+90
cc air, habis. Bubur susu, 3x/hari, @1 bungkus habis.
9-12 bulan : ASI+Susu SGM 2 3x/hari, @3 sendok teh+90 cc air,
habis. Nasi tim 3x/hari lauk telur, ikan, sayur wortel,
sayur sawi @ 1 piring habis. Pisang dikerok 1
buah/hari, habis.
12-18 bulan : Susu SGM 3 6x/hari, @3 sendok teh+90 cc air, habis.
Nasi 3x/hari @1 piring, lauk pauk ayam, tempe dan sayur
bayam, sayur sop, selalu habis. Pepaya 1 potong/hari,
habis.
18 bulan-3 tahun : Nasi 3x/hari @1 piring, lauk pauk ayam, tempe dan
sayur bayam, sayur sop, selalu habis. Pepaya 1
potong/hari, habis. Susu Bebelac, 6x/hari, @3 sendok
teh+90 cc air, habis.
3-5 tahun : Nasi 3x/hari @1 piring, lauk pauk ayam, tempe dan
sayur bayam, sayur sop, selalu habis. Susu Indomilk,
4x/hari, @7 sendok teh+200 cc air, habis.
Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan dan minum cukup baik .
ASI tidak ekslusif
Riwayat Imunisasi :
5
Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien adalah anak kedua, tinggal bersama kedua orang tuanya.
Penghasilan ayah kurang lebih Rp 2.000.000,00/bulan. Biaya pengobatan
ditanggung sendiri.
Kesan sosial ekonomi: cukup.
2. Pemeriksaan Fisik
Tanggal 21 Oktober 2014, pukul 15.30 WIB
Anak laki-laki usia 5 tahun, berat badan 32 kg, tinggi badan 110 cm
Kesan umum : gelisah, tampak sakit berat, petekie (-),
Tanda tanda vital
- Tekanan darah : tidak terukur
- Nadi : 120 lemah kecil
- Laju nafas : 26x/ menit
- Suhu : 36,8° C ( axilla )
Status Internus
Kepala : Mesocephale
Rambut dan kulit kepala : Hitam, tumbuh merata
Kulit : petechie (-), turgor kurang
Mata : mata cekung (+/+), anemis (-/-), ikterik (-/-)
Hidung : Epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
Telinga : Discharge (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
Mulut : Gusi berdarah (-), bibir kering (-), bibir pucat (+).
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Tenggorok : hiperemis (-), tonsil ukuran T1-T1
Dinding thorax
Paru
Inspeksi : Simetris, Retraksi (-)
Pergerakan Hemithorax dextra = hemithorax sinistra
Palpasi : Stem fremitus hemithorax dextra sama dengan sinistra
6
Perkusi : pekak pada paru kanan bawah
Auskultasi: Suara dasar : Vesikuler
Suara tambahan : ronkhi ( -), wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV 2 cm medial linea mid clavicula
sinistra, tidak kuat angkat
Perkusi : Redup
Batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas pinggang : ICS III linea parasternal sinistra
Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra
Batas kiri bawah: ICS IV 2 cm medial linea mid clavicula sinistra
Kesan : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II regular, bising (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani(+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Alat kelamin : Laki-laki, fimosis (-), OUE hiperemis (-)
Anorektal : Dalam batas normal
Ekstremitas : Superior Inferior
Akral dingin +/+ +/+
Akral sianosis +/+ +/+
Oedem -/- -/-
Rumple leed +/+ -/-
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
7
Tanggal 21 Oktober 2014 pukul 16.30 WIB
Hb : 17,8 gr/ dl
Leukosit : 10.200/ mm3
Trombosit : 61.000/mm3
Hematokrit : 55,6 %
Diff.count
Eosinofil : 0,8%
Basofil : 5,1%
N. Segmen : 55,7%
Limfosit : 27,3%
Monosit : 11,1%
Kesan: Terdapat tombositopeni, dan peningkatan hematokrit
MONITORING
8
Tanggal/jam keluhan Vital sign Px.penunjang ruangan
21-10-2014 Panas hari ke 5 TD:tidak Hb :17,8 PICU
15.30 gelisah terukur Leukosit :10.200
Keringat HR:120 Trombosit :61 rb
dingin,dingin kecil,lemah Ht :55,6
seluruh S:36,8
badan,terutama RR:24
tangan dan
kaki., mual (+)
muntah (+),
nyeri perut (+)
21-10-2014 Panas hari ke 5 TD:80/55 Hb :12,4 PICU
22.00 HR:136 Leukosit :5200
S:35,9 Trombosit :45 rb
RR:28 Ht :36,6
22-10-2014 Panas hari ke 6 TD:130/80 Hb :11,4 PICU
08.55 HR:140 Leukosit :4500
S:38,6 Trombosit :52 rb
RR:58 Ht :33,2
23-10-2014 Panas hari ke 7 TD:120/80 Hb :11,3 PICU
00.30 HR:122 Leukosit :9800
S:37,5 Trombosit :96 rb
RR:46 Ht :33,2
22-10-2014 Panas hari ke 7 TD:120/80 Hb :12,7 PICU
06.23 HR:106 Leukosit :7400
S:37,2 Trombosit :115 rb
RR:44 Ht :38,7
23-10-2014 Panas hari ke 8 TD:130/80 Hb :10,9 PICU
08.11 HR:108 Leukosit :7200
S:37 Trombosit :135 rb
RR:35 Ht :31,7
9
23-10-2014 Panas hari ke 8 TD:120/80 Hb :10,7 Bangsal
18.45 HR:102 Leukosit :7500 anak
S:37 Trombosit :138 rb
RR:24 Ht :31,5
C. RESUME
Seorang anak laki-laki 5 tahun datang dengan keluarganya ke IGD RS
Muhammadiyah Roemani pukul 15:30 WIB dengan keluhan tiba-tiba saat bangun
tidur teraba dingin seluruh badan terutama tangan dan kaki. Pasien juga mengeluh
lemas(+), pusing(+), mual (+), muntah (+) berupa yang dimakan, nyeri perut(+)
ulu hati, mimisan (+) 1x sebelum dibawa ke RS, jumlah sedikit, warna darah
merah segar, gusi tidak berdarah, tidak ada bintik-bintik merah. BAB seperti
biasa, 1 x/hari, warna kekuningan, konsistensi lembek, tidak ada darah, tidak
berwarna seperti petis, tidak ada lendir. BAK lancar seperti biasa 3-4 x/hari, warna
kuning jernih, jumlah cukup, tidak nyeri saat kencing. Nafsu makan menurun (+).
Sebelumnya 5 hari yang lalu pasien demam tinggi (+) secara mendadak,
mual (+), muntah (+) berupa yang dimakan, lemas (+), nyeri perut (+) bagian ulu
hati, kemudian pada hari ke-3 demam, diperiksakan orang tua nya ke bidan, diberi
antibiotik, obat penurun panas dan vitamin, panas turun namun kemudian naik
lagi. Pada hari ke-4, demam turun, namun keluar keringat dingin.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan:
Kesan umum : gelisah, tampak sakit berat, petekie (-)
Tanda tanda vital
- Tekanan darah : Tidak terukur
- Nadi : 110x/ menit, lemah kecil
- Laju nafas : 24 x/ menit
- Suhu : 36,8° C ( axilla )
10
Status Internus
- Kulit : petechie (-), turgor kurang
- Mata : mata cekung (+/+), anemis (-/-), ikterik (-/-)
- Mulut : Gusi berdarah (-), bibir kering (-), bibir pucat (+)
Paru
Inspeksi : Simetris, Retraksi (-)
Pergerakan Hemithorax dextra = hemithorax sinistra
Palpasi : Stem fremitus hemithorax dextra sama dengan sinistra
Perkusi : pekak pada paru kanan bwh
Auskultasi: Suara dasar : Vesikuler
Suara tambahan : ronkhi ( -), wheezing (-)
Abdomen
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
D. DIAGNOSIS BANDING
I. Febris 5 hari :
DSS
Demam Berdarah Dengue grade 3
Demam Dengue
11
Demam Chikungunya
E. DIAGNOSIS SEMENTARA
I. DSS
Diet:
3x makanan lunak
Kalori: 2100 kkal/hari
Protein: 42 gram/hari
G. PROGNOSA
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
H. NASEHAT
12
- Edukasi orang tua apabila anak panas >38°C , diberi penurun panas
- Edukasi orang tua apabila anak mengalami tanda-tanda bahaya demam
(BAB hitam, nyeri perut hebat, pucat, tidak mau makan minum, ujung
tangan dan kaki dingin), segera memberitahu dokter
- Edukasi orang tua untuk membantu mengawasi tetesan infus
- Pasien diberitahu agar banyak minum yang banyak dan makan teratur
- Pasien diberitahu agar istirahat cukup
- Edukasi mengenai pentingnya kebersihan diri dan lingkungan
TINJAUAN PUSTAKA
terencana & tidak terkendali, tidak adanya kontrol vektor nyamuk yang efektif di
13
daerah endemis, dan peningkatan sarana transportasi. Penyebab utama penyakit
demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari famili
penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-
3, dan DEN-4. Keempat type virus tersebut telah ditemukan diberbagai daerah di
Indonesia dan yang terbanyak adalah type 2 dan type 3. Penelitian di Indonesia
menyebabkan kasus yang berat. Gejala demam berdarah baru muncul saat
seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue
teori yang dikembangkan untuk menjelaskan segala proses yang terjadi pada
infeksi virus dengue mulai dari teori genetika, imunopatologi, virologi, dan
hematopatologi.5
Berbagai manifestasi yang timbul merupakan efek dari reaksi tubuh terhadap
masuknya virus. Viremia segera terjadi sejak 2 hari sebelum timbul gejala sampai
5 hari setelah gejala demam mulai.1 Pada infeksi virus dengue akan terbentuk
Infeksi Sekunder
14
Teori infeksi sekunder yang dikembangkan oleh Haalstead, yaitu manifestasi
klinis yang muncul pada infeksi sekunder lebih berat daripada infeksi primer,
seseorang yang mendapatkan infeksi primer dari satu jenis virus akan mempunyai
kekebalan terhadap jenis virus tersebut untuk jangka waktu yang lama. Pada
Infeksi primer terbentuk reaksi antibodi yang bersifat monotipik, sedangkan pada
infeksi sekunder bersifat heterotipik. Pada infeksi selanjutnya oleh virus jenis lain,
antibodi yang telah terbentuk dari infeksi primer akan membentuk kompleks
dengan virus jenis lain dari infeksi sekunder, kompleks ini tidak menetralisasi
beda pada masing-masing orang tergantung dari berbagai faktor yang dapat
derajat berat DBD walaupun penelitian tentang hubungan status gizi dan derajat
DBD masih sedikit dan hasilnya bervariasi. Halstead jarang menemukan SSD
dengan anak gizi kurang. Keadaan yang timbul pada infeksi dengue mulai dari
tanpa gejala, demam ringan yang tidak spesifik (undifferentiated fever), demam
15
Gambar 1. Perjalanan penyakit dengue (dikutip dari Eric M. Torres).
Manifestasi klinis yang timbul akibat demam dengue antara lain demam, sakit
kepala, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan tulang, mual muntah, petechie.
membedakan demam dengue dengan perdarahan dan DBD, pada DBD terjadi
seperti DBD, disertai kegagalan sirkulasi (syok). Gejala syok anatara lain anak
gelisah, hingga terjadi penurunan kesadaran, sianosis, nafas cepat, nadi teraba
lembut hingga tidak teraba, tekanan darah turun, tekanan nadi < 10 mmHg, akral
16
Tabel 2. Kriteria infeksi dengue WHO 1997. Dikutip dari departemen kesehatan
RI6
orbital,mialgia,artralgia plasma
plasma
gelisah )
*DBD IV Syok berat disertai 1.Trombositopeni
a. Kriteria klinis :
17
- Demam tinggi dengan onset akut.
hematemesis, melena.
- Hepatomegali.
nadi cepat dan lemah, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan
b. Kriteria laboratoris :
- Hemokonsentrasi .
DBD.5 Kebocoran plasma menjadi dasar terjadinya syok pada DBD yang
membedakan dengan demam dengue.6 Dua kriteria klinis yang pertama ditambah
melalui tes serologi dan isolasi virus.6 Baku emas untuk diagnosis serologis yaitu
uji hemaglutinasi inhibisi (HI) yang bersifat sensitif namun tidak spesifik yang
18
- Derajat 1: Demam disertai gejala yang tidak spesifik dan satu-satunya
- Derajat 3: Terdapat kegagalan sirkulasi ditandai dengan nadi cepat dan lemah,
tampak gelisah.
- Derajat 4: Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur
19
Algoritma 2. Tatalaksana DBD Derajat II
20
Algoritma 3. Tatalaksana DBD Derajat III/IV atau DSS
21
22
DAFTAR PUSTAKA
23