Anda di halaman 1dari 16

TRAUMA THORAKS

Oleh :
Carina Adriana
22010112210145
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang
2013

TRAUMA TORAKS
Trauma tumpul : kecelakaan lalu lintas
Trauma tajam
: luka tusuk, luka tembak
Gejala :
kesakitan, sesak napas, nyeri dada waktu bernapas
sianotik, jejas di dada
gerak napas asimetri, gerak paradoksal
tanda bendungan vena leher
sistolik , nadi cepat, RR
anemia
tanda dan gejala kelainan penyerta

TINDAKAN ELEMENTER

Menjamin kelancaran jalan nafas


miringkan kepala
tarik dagu kedepan
bila gagal dilakukan
Pemasangan orotrakea / nasotrakeal
Intubasi endotrakeal
Trakeostomi

Memasang infus
Mengurangi / menghilangkan nyeri
Pembuatan x-foto dada 2 arah

INDIKASI PEMBEDAHAN:

Obstruksi jalan nafas


Hematotoraks masif
Tamponade perikardium
Tension pneumotoraks
Flail chest
Pneumotoraks terbuka
Kebocoran bronkus dan trakeobronkhial

Flail Chest
Fraktur pd 2 tempat pada 1 iga yg mengenai 3, baik
anterior maupun lateral.
Pada posterior tidak terjadi karena splinting otot
sacrospinalis.
Akibatnya :
Napas paradoksal
Goncang gerak mediastinum
V. cava inferior terjepit
Tekanan O2 , CO2
Gejala : sesak napas, sianosis, takikardi bahkan gagal
jantung.

Tindakan :
1. Stabilisasi dinding dada
2. Oksigenasi adekuat dan pain control (analgetik)

Pneumotoraks

a.
b.
c.

d.

Macam : terbuka, tertutup, ventil


Akibatnya : paru kolaps, terdorong ke sisi sehat
Gejala dan tanda
Sesak napas, sianosis
Syok hipovolemik sekunder
Perkusi hipersonor, daerah kolaps dulness
Auskultasi suara napas lemah - hilang.
Diagnosa pasti : X-foto toraks
Tindakan
Minimal: konservatif
Moderate : aspirasi
Severe : drainase sistem 3 botol

Tension pneumotoraks

A.

Akibatnya : tekanan intra pleura


Paru kolaps
Mediastinum terdorong ke sisi yang sehat
Paru sehat tak mengembang maksimal. Tek. > 20 cm H2O
ggn. venous return
B. Gejala dan tanda :
Sesak napas, sianosis
KU cepat menurun
Tek. Darah , nadi cepat dan lemah
Tanda pneumotoraks
Mediastinum ke sisi sehat
C. Tindakan
Needle decompression sic II, 5 cm lateral linea parasternal

Hematotoraks

a. Asal darah :
- Paru robek
- pembuluh darah interkostal
- a. Mammaria interna
- pemb. darah dalam mediastinum
- jantung
- hepar, lien, lewat diafragma
b. Pembagian
* minimal : < 300 cc
* moderat: 300 - 1500 cc
* masif : > 1500 cc
c. Gejala & tanda
- sesak napas, sianosis
- sakit dada
- anemia syok
- perkusi : dulness sisi sakit
- ausk :
suara napas lemah - hilang

d. X-foto

< 300 cc : tidak tampak


> 300 cc : tampak permukaan cairan
sangat banyak : mediastinum bergeser
e.Komplikasi
Fibrotoraks : kesukaran absorbsi-resorbsi
f. Tindakan
Minimal : konservatif
Moderat : aspirasi
Severe : WSD sistem 3 botol
Indikasi torakotomi
Hematotoraks masif
Perdarahan > 500 cc/2 jam
Perdarahan 200 - 300 cc /jam
Transfusi 2000 cc tidak membaik
Hematotoraks membeku
X-foto jelas hematotoraks, aspirasi (-)
Fibrotoraks

Tamponade Jantung
Akut : karena trauma tajam dan tumpul
Berfungsi : a. Live saving: mengurangi perdarahan luka
b. Lethal : bila proses berlanjut
Terjadi 3 kelainan fisiologis
a. Sistem vena :
tek intra perikardial membatasi aliran darah vena
ke ventrikel kanan + tekanan end diastolic CVP
b. Sistem arteri :
kompresi pada jantung cardiac output tekanan
darah aliran koroner hipoksia otot jantung
c. Sistemik
COP vasokonstrik sist. tahanan perifer tek.
Vena mendekati/di atas normal. Kmd COP & tek. vena

Diagnosa
Trias tamponade jantung :
1. CVP naik
2. Suara jantung menjauh
3. Paradoxical arterial pulse
CVP naik bila tidak ada hipovolemi
Tamponade jantung dapat terjadi pada suara jantung
normal
Paradoxical arterial pulse pressure sukar dideteksi
X-foto toraks : pelebaran bayangan jantung +/ EKG: low voltage
Tindakan : cepat dan tepat
Perikardiosentesis bila sgt berat, aspirasi 25-50 cc
Torakotomi bila :
Aspirasi berulang gagal
Tamponade terjadi lagi segera setelah trauma
Perdarahan berlangsung terus
Perikardiosentesis dilanjutkan torakotomi eksplorasi
untuk kardiorapi
Torakotomi segera

WSD
SUSUNAN WSD SISTEM 3 BOTOL
Botol I : - water seal / kedap air & penampung
- pipa masuk 2 cm di bawah permukaan air
Botol II : pengatur tekanan

negatif (stabilisasi tekanan)


Botol III : pengaman
Tujuan pompa hisap kontinyu :
pertahankan tehanan negatif dalam kavum pleura
evakuasi udara paska thorakotomi
keluarkan cairan & / udara dari kavum pleura
percepat pengembangan paru yang kolaps

WSD

Hal-hal yang perlu diperhatikan secara teratur


Botol WSD harus lebih rendah dari dada pasien
untuk cegah aspirasi.
Posisi pasien duduk + 30
Sistim harus rapi, fiksasi pipa yang keluar tubuh,
pipa tembus pandang
Catat jumlah dan macam cairan
Klem pipa bila membersihkan / mengganti botol
Pipa macet dapat oleh karena terlipat, tersumbat
fibrin / jaringan paru yang mengembang, terduduki
oleh penderita sendiri.
Udara bocor dapat dari pipa yang bocor pada
sambungan, di sekitar kateter, bronkhopleural fistel.

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai