A. Pengertian HIV/AIDS
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia, sedangkan AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome adalah
sindrom kekebalan tubuh oleh infeksi HIV. Perjalanan penyakit ini lambat dan gejala-gejala
AIDS rata-rata baru timbul 10 tahun sesudah terjadinya infeksi, bahkan dapat lebih lama
lagi. Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen, dan
secret vagina. Sebagian besar (75%) penularan terjadi melalui hubungan seksual.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI terjadi laju peningkatan kasus baru HIV yang
semakin cepat.
B. Sejarah HIV/AIDS
Kasus paling awal infeksi HIV ditemukan dalam darah sampel diambil tahun 1959 dari
seorang pria di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo (dahulu Zaire). Sampel yang
menunjukan bahwa HIV ada lebih dari dua dekade sebelum laporan CDC pertama.
AIDS pertama kali dilaporkan pada tahun 1981 oleh Pusat pengendalian dan Pencegahan
Penyakit di Amerika Serikat (CDC) yang berbasis di Atlanta, Georgia. Hampir satu juta
orang di Amerika Serikat didiagnosis dengan AIDS selama 25 tahun pertama. Lebih dari
setengah juta orang Amerika meninggal karena AIDS selama seperempat abad pertama
epidemi, dan lebih dari 400.000 orang Amerika saat ini hidup dengan AIDS. Pada 2006,
lebih dari 50.000 orang Amerika telah menjadi HIV + (CDC, 2008). Namun, AIDS bukan
hanya sebuah epidemi di Amerika Serikat. Penyakit AIDS ini adalah penyakit ditemukan di
negara di seluruh dunia.
Tahun 2007 menurut data yang dikumpulkan oleh Amerika bersama Program HIV/AIDS
(UNAIDS), 33 juta orang hidup dengan infeksi HIV, hampir 3 juta orang menjadi terinfeksi
HIV dan 2 juta orang meninggal (UNAIDS, 2007).
Kasus HIV/AIDS di Indonesia di laporkan pertama kali pada tahun 1987 di Bali, dan sampai
akhir tahun 2003 jumlah kasus yang dilaporkan sebanyak 4.091. Jumlah kasus
terbanyakdilaporkan dari DKI Jakarta, disusul Papua, Jawa Timur Riau (Batam) dan Bali.
Apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin, kasus AIDS dilaporkan banyak ditemukan
pada laki-laki yaitu 74,5%, sedangkan pada perempuan 25%. Hal ini dapat terjadi
karena hubungan seks yang tidak aman, penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan
secara bergantian, transfusi darah yang terinfeksi HIV, dan penularan ibu yang
terinfeksi HIV ke anak yang dikandungnya merupakan faktor risiko yang dapat
menularkan HIV dari satu orang ke orang lain. Faktor risiko penularan tersebut yang
menjadikan permasalahan HIV/AIDS berkaitan dengan sosio-ekonomi-pertahanan-
keamanan-budaya.
Kecenderungan Respons
Peraturan Presiden No.75 Tahun 2006 mengamanatkan perlunya peningkatan upaya
penanggulangan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia. Respons harus ditujukan untuk
mengurangi semaksimal mungkin peningkatan kasus baru dan kematian.
Hubungan seksual lewat anus adalah merupakan Transmisi infeksi HIV yang lebih
mudah karena pada anus hanya terdapat membrane mukosa rectum yang tipis dan mudah
robek, sehingga anus mudah terjadi lesi, bila terjadi lesi maka akan memudahkan
masuknya virus sehingga memudahkan untuk terjadinya infeksi.
3. Secara horizontal yaitu kontak antar darah atau produk darah yang terinfeksi
Darah dan produk darah adalah media yang sangat baik untuk transmisi HIV. Untuk bisa
menular, cairan tubuh harus masuk secara langsung ke dalam peredaran darah. HIV
pernah ditemukan di dalam air liur atau ludah, namun hingga saat ini belum ada bukti
bahwa HIV bisa menular melalui air ludah. Demikian pula dengan Air Susu Ibu yang
mengidap HIV/AIDS. HIV juga tidak terdapat dalam air kencing, tinja (faeces) dan
muntahan.
Hal ini dapat terjadi pada individu yang menerima transfusi darah atau produk darah
yang mengabaikan tes penapisan HIV. Diperkirakan bahwa 90 sampai 100% orang yang
mendapat transfusi darah yang tercemar HIV akan mengalami infeksi. Transmisi ini juga
dapat terjadi pada individu pengguna narkotika intravena dengan pemakaian jarum
suntik secara bergantian/bersama dalam satu kelompok tanpa mengindahkan asas
sterilisasi.
E. Infeksi HIV
HIV masuk kedalam tubuh manusia melalui berbagai cara yaitu secara vertical, horizontal
dan transeksual. Jadi HIV dapat mencapai sirkulasi sistemik secara langsung dan diperantai
benda tajam yang mampu menembus dinding pembuluh darah atau secara tidak langsung
melalui kulit dan mukosa yang tidak intake seperti yang terjadi kontak seksual. Begitu
mencapai atau berada dalam sirkulasi sistemik, 4-11 hari sejak paparan pertama HIV dapat
dideteksi di dalam darah
1. HIV tidak menular melalui kontak sosial seperti :
a. Bersentuhan dengan pengidap HIV.
b. Berjabat tangan dengan ODHA
c. Berciuman, bersin dan batuk.
d. Melalui makanan dan minuman.
e. Gigitan nyamuk dan serangga lainnya.
f. Berenang bersama ODHA di kolam renang.
2. HIV mudah mati luar tubuh karena terkena air panas, sabun dan bahan pencuci hama.
3. Cara hubungan seksual yang paling rawan bagi penularan HIV dan AIDS adalah sebagai
berikut :
a. Anogenital pasif. Penis mitra seksual pengidap HIV masuk ke lubang dubur
pasangan.
b. Anogenital aktif. Penis masuk ke lubang dubur mitra seksual pengidap HIV.
c. Genetia-genetia pasif. Penis mitra seksual pengidap HIV masuk ke vagina.
d. Genetia-genetia aktif. Penis masuk ke vagina mitra seksual pengidap HIV.
e. Senggama terputus dengan mitra pengidap HIV/AIDS.
f. Hubungan antara mulut pelaku seksual dengan kelamin mitra seksual pengidap HIV
(orogenital) belum tentu aman.
4. Tanda-tanda terserang HIV
Gejala orang yang terinfeksi HIV menjadi AIDS bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala
Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
Gejala Mayor :
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan.
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan.
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan.
d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis.
e. Demensia/HIV ensefalopati.
Gejala Minor :
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan.
b. Dermatitis generalisata.
c. Adanya herpes zostermulti segmental dan herpes zoster berulang.
d. Kandidias orofaringeal.
e. Herpes simpleks kronis progresif.
f. Limfadenopati generalisata.
g. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita.
h. Retinitis virus sitomegalo.
5. Infeksi Oportunistik
Adapun infeksi oportunistik yang di identifikasi dalam menegakkan diagnosis AIDS
adalah sebagai berikut :
a. Kandidiasis saluran pernapasan, trakea, atau paru-paru.
b. Kandidiasis usofagus.
c. Kanker servik invasive.
d. Coccidioidomycosis tersebar atau di luar paru-paru
e. Kriptokokosis, luar paru.
f. Crytosporidiosis, usus kronis (lamanya lebih dari satu bulan)
g. Cytomegalovirus (selain hati, limpa, atau node)
h. Retinitis sitomegalovirus (dengan kehilangan pengelihatan).
i. Ensefalopati terkait HIV.
j. Herpes simpleks ; ulkus kronis (waktunya lebih lama dari satu bulan), atau
bronchitis, pneumonitis, atau esofagitis.
k. Histoplasmosis, diseminata atau ekstrapulmoner.
l. lsosporiasis, usus kronis (lamanya lebih dari satu bulan).
m. Sarkoma kaposi.
n. Limfoma, yang Burkitt (atau istilah setara).
o. Limfoma, immunoblastic (atau istilah setara).
p. Limfoma, primer, otak.
q. Mycobacterium avium kansasii kompleks atau M. yang tersebar atau di luar paru.
r. Mycobacterium tuberculosis, setiap situs (paru atau luar paru).
s. Mycobacterium, spesies lain atau spesies tidak dikenal, tersebar atau luar paru.
t. Pneumocystis carinii pneumonia.
u. Pneumonia, berulang.
v. Progressive multifocal leukoencephalopathy.
w. Salmonella septicemia, yang berulang.
x. Toksoplasmosis otak.
y. Wasting syndrome akibat HIV.
6. Kasus Dewasa:
Bila seorang dewasa (>12 tahun) dianggap AIDS apabila menunjukkan tes HIV positif
dengan strategi pemeriksaan yang sesuai dengan sekurang-kurangnya 2 gejala mayor dan
1 gejala minor, dan gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan
dengan infeksi HIV.
Pada orang yang telah terinfeksi HIV tidak bisa langsung terihat secara fisik. Terdapat
tahap-tahap seseorang terkena HIV.
a. Tahap Jendela (Window Period)
Yaitu masa dari masukkan virus, sampai ketika dilakukan tes, hasilnya positif. Masa
jendela pada beberapa orang berbeda-beda, bervariasi antara 2 minggu sampai 6
bulan. Pada masa jendela ini, meskipun hasil tes negatif, apabila seseorang terinfeksi
HIV, maka ia dapat menularkan HIV pada orang lain.
b. Masa tanpa Gejala
Masa tanpa gejala ini berkisar antara 5-12 tahun, dimana seseorang telah benar-benar
terinfeksi HIV tetapi tidak ada gejala apapun secara fisik yang berkaitan dengan
infeksi.
c. Masa Pembesaran Kelenjar Limfe
Pada tahapan ini, seorang ODHA akan mengalami pembengkakan pada kelenjar
limfa. Biasanya terjadi beberapa kali secara berulang.
d. Tahap AIDS
Tahap akhir atau yang disebut full blown AIDS, pada umumnya muncul gejala khas,
yaitu adanya gejala mayor dan minor. Gejala mayor antara lain : demam
berkepanjangan, diare kronis yang berulang dan terus menerus, penurunan berat
badan lebih dari 10% dalam satu bulan. Sedangkan gejala minor antara lain : batuk
kronis, infeksi jamur pada mulut dan tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah
bening yang menetap, kanker khususnya kanker kulit yang disebut sebagai sarkoma
kaposi, munculnya Herpes zoster.
Tubuh memerlukan waktu untuk dapat menghasilkan antibodi. Waktu ini rata-rata 2
bulan, ini berarti bahwa seseorang dengan infeksi HIV dalam 2 bulan pertama
diagnosisnya belum dapat ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium berdasarkan
penentuan antibodi. Lama waktu 2 bulan ini disebut Window Period.
AIDS merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. AIDS
disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus atau disingkat HIV
Agen
AIDS disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV). Virus HIV
memperlemah kekebalan tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan
terhadap infeksi oportunistik dan mudah terkena tumor.
Pejamu
Semua kelompok umur baik pria maupun wanita dapat terkena HIV/AIDS. Akan tetapi, yang
paling beresiko terkena HIV/AIDS adalah orang yang suka melakukan seks bebas dan
menggunakan jarum suntik secara bergantian.
Lingkungan
Epidemi HIV/AIDS selama dua dasawarsa belakangan ini telah menyebar ke lebih 190 negara di
semua benua. UNAIDS (United Nations Programme on AIDS) memperkirakan bahwa pada
akhir tahun 2000, terdapat 36,1 juta orang yang hidup dengan HIV/AIDS, dengan 90% terdapat
di negara berkembang. Hal ini dikarenakan nega berkembang masih memiliki pengetahuan yang
kurang mengenai HIV/AIDS. Penggunaan narkoba dengan jarum suntik secara bergantian juga
masih begitu tinggi, serta seks bebas masih sering terjadi.
-------------------------___________________-----------------------------____________________
Leukosit
Beberapa jenis leukosit atau sel darah putih terdapat dalam darah. Leukosit pada umumnya
dibagi menjadi granulosit, yang mempunyai granula khas, dan agranulosit yang tidak
mempunyai granula khas. Granulosit terdiri dari neutrofil, eosinofil, dan basofil. Agranulosit
terdiri dari limfosit dan monosit. Meskipun leukosit merupakan sel darah tetapi fungsinya lebih
banyak dilakukan di dalam jaringan. Selama berada di dalam darah, leukosit hanya bersifat
sementara mengikuti aliran darah keseluruh
ANALIS