Anda di halaman 1dari 2

Apa sih..?

Cita-cita Abdul Manaf si Seniman itu Mau Jadi Dewan

Medan – PATEN : Pesta demokrasi untuk memilih calon wakil rakyat, dipastikan bukanlah sekedar
kegiatan seremonial sekali lima tahun. Namun pada musim pemilihan itulah menjadi penentu siapa yang
akan menjadi perwakilan masyarakat untuk duduk di kursi legislatif guna perpajangan tangan rakyat.

Tentu, dengan banyaknya Calon Legislatif (Caleg) pada tiap pemilu, tentu punya sisi negatif, adalah
masyarakat jadi bingung untuk mengenali calon yang akan dipilih. Karenanya kita mencoba menelusuri
siapa dan apa sih cita-cita caleg mau jadi dewan itu?

Kali ini, salahsatu Caleg DPRD Sumut Daerah Pemilihan (Dapi) 5, yakni Abdul Manaf, yang masyarakat
umum banyak mengenalnya sebagai seniman itu coba disambangi kru PATEN. “Apa kabar…rekan pers,”
sapa pria yang akrab disapa Manaf itu ketika dikunjungi di kediamannya, baru-baru ini.

Mennyambut sapaan Caleg No urut 2 dari Partai Hanura itu, kru Paten mejawab. “Sehat, seperti yang
bapak lihat,” jawab kru setengah berkelakar, sambil menjabat tangan manaf yang sudah duluan
menawarkan salam.

Singkatnya, dari bincang-bingan itu, wartawan mencoba menilisik maksud dan tujuan Manaf menjadi
dewan. “Pak Manaf sudah berniat nih mau menjadi dewan. Apa sih kira-kira yang akan dibuat setelah
duduk nanti,” tanya wartawan, sambil meneguk segelas teh manis yang disuguhkan Ny Juliana Manaf.

Kalau dari hati yang paling dalam, jawab Manaf, sudah saatnya kita berbuat untuk negeri ini. “Pertama-
tama sih kita sangat menginginkan, bisa melahirkan regulasi ditingkat pemerintah daerah (Perda) yang
bisa menjaga dan melestarikan kearifan lokal, meskipun diterpa berbagai kemajuan dan teknologi,”
bilang Manaf yang sekaligus memahamkan fungsi dewan sebagai legislasi atau pembuat aturan.

Dan tak kalah pentingnya, sambung Manaf, memberikan masukan kepada pemerintah sebagai
penyelenggara anggaran untuk agendakan program-program yang keberpihakannya mensejahterakan
rakyat. “ Tak bisa dipungkiri kalau anggaran kita banyak tergerus untuk pencitraan semata, dan belum
menyentuh peningkatan ekonomi rakyat,” cuit Manaf.

Karena memang, keterbatasan waktu untuk menjelaskannya. “Ini saya berikan anda porto folio saya, di
situ secara detail semua saya urai persoalan penggagaran dan budgeting serta controlling,” ucap Abdul
Manaf sambil beranjak dengan mimik diburu-buru waktu, dan tangannya langsung memenjat
sambungan ponsel yang memang sedari tadi terus bordering.

“Maaf, maaf sekali. Ini bukan bermaksud mengusir, kebetulan saya lagi ditunggu klien. Begini saja, apa
yang anda tidak ketahui maksud dari program saya di porto folio itu, boleh nanti kita diskusi panjang.
Kita aturlah waktu nanti,” ucap sambil memeluk kru wartawan. (slamet).

Anda mungkin juga menyukai