ABSTRAK
Semakin meningkatnya volume bongkar muat petikemas pada tahun 2009-2014 dengan rata-
rata kenaikan 7,10% per tahun, membuat aktivitas operasional di Terminal Petikemas Berlian
Tanjung Perak semakin padat. Ketika arus petikemas menurun 6,81% pada tahun 2015 karena
perubahan kebijakan bisnis perusahaan, justru jumlah kejadian risiko meningkat 151,6%
dibandingkan tahun sebelumnya. Dan pada tahun 2015 biaya klaim yang ditanggung
perusahaan karena terjadinya kerusakan telah mencapai 936 juta atau meningkat sebesar
207,67% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Penanganan risiko yang selama ini
dilaksanakan oleh perusahaan pengelola Terminal Berlian dilaksanakan dengan mengalihkan
risiko kepada perusahaan asuransi sedangkan yang bersifat preventif telah dilakukan dengan
membentuk Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang baru
berjalan selama setahun. Berdasarkan data historis perusahaan dari tahun 2012 sampai dengan
tahun 2015 terdapat 166 kejadian risiko yang diklasifikasikan sesuai jenis kegiatannya
menjadi 26 variabel risiko. Seluruh variabel risiko dianalisa dengan Fault Tree Analysis
(FTA) dan Event Tree Analysis (ETA) yang didukung dengan kusioner pivotal event sehingga
dari metode FTA didapatkan probabilitas dari 253 basic event, sedangkan dari metode ETA
didapatkan probabilitas konsekuensi masing-masing dampak. Dan denganFocus Group
Discussion (FGD) dianalisa penyebab terjadinya kejadian risiko untuk menentukan
penanganan risiko. Dari hasil penelitian ini akan dilakukan tindakan untuk mengidentifikasi
kejadian risiko, mengetahui dampak yang terjadi serta memberikan solusi sebagai langkah
antisipasi terjadinya kejadian risiko.
Kata Kunci: Kejadian risiko, Mitigasi risiko, Terminal petikemas, Manajemen risiko, Fault
tree analysis (FTA), Event tree analysis (ETA).
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Terminal Berlian adalah salah satu dari beberapa terminal petikemas yang berada di
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang dikelola oleh PT BJTI, pada tahun 2014
produktivitas bongkar muat petikemas sebesar 1.158.947 TEUs, atau sekitar 36% dari total
arus petikemas yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak.Pada tahun 2014-2015 trafik
petikemas semakin menurun, hal ini terjadi karena ada perubahan kebijakan bisnis dari
perusahaan bahwa sejak awal tahun 2015 Terminal Berlian yang sebelumnya menangani
ISBN: 978-602-70604-4-9
B-10-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
pelayanan bongkar muat petikemas domestik dan internasional menjadi khusus hanya
menangani petikemas domestik saja.Akan tetapi ketika trafik petikemas semakin menurundari
1,159 juta teus menjadi 1,080 juta teus, kejadian risiko pada tahun 2014-2015 justru semakin
meningkat 151,6% yaitudari 33 menjadi 78 kejadian risiko. Sehingga pada akhir tahun 2015
biaya klaim yang ditanggung perusahaan karena terjadinya kerusakan telah mencapai 936
juta, meningkat 207,67% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu keterbatasan infrastruktur, perubahan lay out penataan petikemas,
modernisasi dan bertambahnya peralatan bongkar muat.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darbra dan Casal (2004), kecelakaan yang
terjadi di 95 negara yang terjadi di pelabuhan adalah 56,5% diakibatkan oleh transportasi
kargo dan 14,9% diakibatkan oleh operasional bongkar muat di pelabuhan.
Penanganan risiko yang selama ini dilaksanakan oleh perusahaan pengelola terminal
petikemas Berlian adalah dengan mengalihkan risiko kepada perusahaan asuransi. Sedangkan
yang bersifat preventif juga telah dilakukan dengan membentuk Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada awal tahun 2015, akan tetapi masih belum
mampu menekan jumlah kejadian risiko pada tahun 2015 yang semakin bertambah secara
signifikan.
Studi Literatur
Menurut Mullai (2006), risiko dibidang transportasi maritim serta faktor-faktor yang
menyebabkannya dapat dianalisa dengan metode deduktif Fault Tree Analysis (FTA) dari top
event sampai ke basic event, dan konsekuensi dari risiko dibidang tersebut dapat dianalisa
dengan menggunakan metode induktif Event Tree Analyis (ETA).
Haitao et al. (2012) menyampaikan data bahwa di China selama tahun 2007-2009,
terdapat 2.040 gedung pencakar langit yang terbakar dan mengakibatkan 50 orang meninggal
dan 25 orang terluka parah. Setelah dianalisa dengan menggunakan FTA dan ditentukan
bahwa top event-nya adalah kebakaran yang terjadi pada gedung pencakar langit, maka hasil
penyebab utama penelitian ini adalah safety technology yang terdiri dari empat basic event
dan safety management yang terdiri dari tiga basic event.
Hong et al. (2009) menjelaskan penggunaan metode ETA untuk menganalisis
kemungkinan risiko dari pekerjaan penggalian terowongan dibawah air dengan menggunakan
earth pressure balance (EPB) dengan tipe tunnel boring machine (TBM). Sehingga
penggunaan metode ETA pada penelitian ini menghasilkan data perhitungan terhadap segala
kemungkinan risiko yang dapat terjadi pada tahap desain awal dari pekerjaan tersebut.
Ju (2016) menggunakan metode gabungan Event and Fault Tree Analysis (EFTA)
untuk mengidentifikasi risiko penyebab bahaya kebakaran yang sering terjadi di industri
pengolahan kapas di negara China karena mendapati kenyataan bahwa pada tahun 2010 data
statistik menyebutkan dari ratusan kasus kebakaran, gudang kapas menempati 80% dari total
kasus kebakaran. Hasilnya menunjukkan bahwa probabilitas penyerapan air dan pelepasan
panas adalah penyebab yang tertinggi dari semua penyebab kebakaran, sehingga sangat
penting untuk mengontrol suhu kapas dalam penyimpanan selalu berada di bawah 343K dan
kelembaban dibawah 70%.
Keempat penelitian di atas menunjukkan persamaan pada penggabungan dua metode
yaitu FTA dan ETA yang bertujuan agar mendapatkan hasil yang optimal tentang identifikasi
dari faktor penyebab risiko dan konsekuensi risiko. Perbedaan dari empat penelitian di atas
adalah obyek penelitian yang beragam, yaitu bidang maritim, properti, transportasi dan
industri, akan tetapi dapat diselesaikan dengan menggunakan metode yang sama yaitu metode
ETA dan FTA.
ISBN: 978-602-70604-4-9
B-10-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui penyebab kejadian risiko yang telah terjadi.
2. Mengetahui tindakan pencegahan yang dilakukan untuk mengurangi kerugian.
3. Memberikan usulan tindakan perbaikan dengan tujuan kerugian dapat dikurangi atau
bahkan dihilangkan.
METODE
Penelitian ini dilakukan dengan melalui lima tahap, yaitu: pengumpulan data peristiwa
risiko, penentuan variabel dan klasifikasi risiko, pengolahan data dengan Fault Tree Analysis
(FTA) dan Event TreeAnalysis (ETA), Focus Group Discussion (FGD), dan penentuan
mitigasi risiko.
Menurut Ericson (2005) proses ETA dari kejadian risiko adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Initiating Event, yaitu 26 variabel risiko dijadikan sebagai initiating
event.
2. Mengidentifikasi pivotal events dari masing-masing initiating event dengan melalui diskusi
dan wawancara dilapangan. Nilai pivotal event didapat dengan menyebar kuisioner.
3. Membuat diagram pohon ETA dari masing-masing initiating event.
4. Dari hasil masing-masing diagram pohon ETA akan didapatkan Probabilistic Risk
Assessment.
ISBN: 978-602-70604-4-9
B-10-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
supervisor yang terkait dengan kegiatan bongkar muat petikemas di Terminal Berlian Tanjung
Perak Surabaya, melaksanakan FGD, menganalisis data dan penyusunan laporan pembahasan
hasil FGD.
ISBN: 978-602-70604-4-9
B-10-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
or
or or or
head truck
menabrak F=5.75/thn
Tabel 3. ETA Head Truck Menabrak
D1
or
X199
or or or or
antrian
operator safety
trailer operator
head cone operator pelayaran
tidak tidak ada head truck
truck lalai tidak head truck lalai
memahami yang lalai
terlihat lalai
peraturan mengatur
X195 X202 X205
tidak X204
X193
memper-
belum
hatikan tidak Tabel 4. Minimal Cutset Head Truck Menabrak
pernah or or
rambu/ memper-
mendapat
marka hatikan
safety
rambu/
induction X196 marka
X194 X203
safety satpam
cone lalai
terbatas satpam operator
X198 lalai head truck
X197 lalai
X200
X201
ISBN: 978-602-70604-4-9
B-10-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
petikemas rusak
B2
F=5.75/thn Tabel 5. ETA Petikemas Rusak
or
HMC petikemas
terbentur tdk sesuai
rusak
ketentuan
or or
or
signalman operator
lalai HMC lalai
X41 X42
or
trailer trailer
trailer mendahului bannya
petikemas
berhenti/lewat trailer dan bocor,
reefer
dijalur RTG menerobos memuat
jalur RTG petikemas
or or or or
Faktor risiko ketiga adalah petikemas rusak (B2) dalam kegiatan stevedoring, yang
terjadi 23 kali dalam tahun 2012-2015. Diagram ETA pada Tabel 5 menunjukkan risiko yang
ISBN: 978-602-70604-4-9
B-10-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
tinggi pada konsekuensi kerusakan tingkat sangat besar dengan nilai probabilitas 1,438.
Dalam FTA petikemas rusak (B2) merupakan top event dimana penyebab-penyebabnya
secara rinci dapat dilihat dalam diagram pada Gambar 5, yang menunjukkan bahwa penyebab
terjadinya faktor risiko head truck menabrak terdiri dari 10 intermediate event dan 16 basic
event. Selanjutnya berdasarkan keenambelas basic event yang diperoleh dilakukan penentuan
minimal cut set. Minimal cut set yang terbentuk pada faktor risiko petikemas rusak
menunjukkan terdapat 5 kombinasi basic event yang dapat dilihat pada Tabel 6.
Faktor risiko keempat adalah RTG menabrak (D2) dalam kegiatan stacking, yang
terjadi 16 kali dalam tahun 2012-2015. Diagram ETA pada Tabel 7 menunjukkan risiko yang
tinggi pada konsekuensi kerusakan tingkat sangat besar dengan nilai probabilitas 0,900.
Dalam FTA petikemas rusak (D2) merupakan top event dimana penyebab-penyebabnya
secara rinci dapat dilihat dalam diagram pada Gambar 6, menunjukkan bahwa penyebab
terjadinya faktor risiko RTG menabrak terdiri dari 6 intermediate event dan 11 basic event.
Selanjutnya berdasarkan kesebelas basic event yang diperoleh dilakukan penentuan minimal
cut set. Minimalcut set yang terbentuk pada faktor risiko RTG menabrak menghasilkan 8
kombinasi basic event yang dapat dilihat pada Tabel 8.
Setelah proses FTA dan ETA terhadap 26 top event dan initiating event, didapatkan
hasil 253 basic event dan nilai probabilitas dari masing-masing initiating event. Untuk
memudahkan pengambilan kesimpulan maka 253 basic event dikelompokkan menjadi 4
faktor risiko, yaitu safety related risk factor, legal related risk factor, human error related
risk factor dan technical related risk factor (Mokhtari et al., 2012).
Nilai konsekuensi probabilitas faktor risiko tertinggi seperti tercantum dalam Tabel 5
secara berurutan adalah human error related risk factor (18,142223), technical related risk
factor (14,140203), safety related risk factor (12,133487) dan legal related risk factor
(0,426777). Demikian juga nilai konsekuensi probabilitas tertinggi seperti tercantum dalam
tabel 6 secara berurutan adalah besar (5,788), sedang (4,264), sangat besar (3,927), tidak ada
(3,367) dan kecil (1,655).
Tabel 9. Probabilitas Faktor Risiko
Faktor Risiko
Safety related risk Human error related Technical related Legal related risk
factor risk factor risk factor facor
Aktivitas bongkar muat
basic event
basic event
basic event
basic event
ISBN: 978-602-70604-4-9
B-10-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
Untuk menyusun matriks penanganan risiko, diperlukan data berupa nilai frekuensi
kejadian risiko yang dijadikan sebagai tingkat keseringan (sumbu X) dan tingkatan
dampak/konsekuensi yang ditimbulkan (sumbu Y).Dan masing-masing sumbu dibagi menjadi
5 tingkatan.
Dengan adanya nilai yang terdapat
Tabel 11. Frekuensi Kejadian Risiko/Tahun
Tahun frekuensi
pada tabel matriks risiko maka setiap nilai
No. Faktor risiko
2012 2013 2014 2015
kejadian/ dampak/konsekuensi risiko yang terdapat
tahun
1 E1 Head truck menabrak 8 3 6 8 6.25 dalam tabel ETA dapat diambil tindakan
2 B2 Petikemas rusak 3 9 3 8 5.75
3 D1 head truck menabrak - - 4 19 5.75
untuk menangani risiko dan
4 D2 RTG menabrak 1 1 3 11 4.00 mengendalikan risiko sesuai Tabel 11 dan
5 B4 HMC rusak 1 5 - 4 2.50
6 B8 TKBM cedera 4 - 2 4 2.50 Gambar 8.
7 B3 Muatan general cargo rusak 1 4 1 1 1.75
8 B6 Head truck rusak 1 1 1 3 1.50
9 B7 Panel listrik utk HMC rusak - 1 1 3 1.25
10 B1 Petikemas jatuh 2 - - 2 1.00
11 B9 Asesoris kapal rusak/hilang - 1 1 2 1.00
12 B10 Asesoris dermaga/lap. penump. 1 - 3 - 1.00
rusak
13 A4 Bolder rusak - 1 1 1 0.75
14 A5 Dermaga rusak - - 3 - 0.75
15 B5 Ship crane rusak 1 2 - - 0.75
16 C2 Kecelakaan forklift/RS 2 - 1 - 0.75
17 D4 RTG mengangkat ptkemas & - - - 3 0.75
membentur ht
18 A2 Kapal kandas - 1 1 - 0.50
19 A3 Fender rusak - 1 - 1 0.50
20 D3 RTG mengangkat ptkemas dgn - - - 2 0.50
chasis ht
21 D5 Boom HMC membentur RTG - - - 2 0.50
22 D6 RS/FL terbakar - 1 - 1 0.50
23 A1 Kapal terbakar - - 1 - 0.25
24 C1 Head truck menabrak - - - 1 0.25
25 C3 Petikemas jatuh dr ht - - - 1 0.25
26 D7 Muatan didlm ptkemas rusak - - - 1 0.25
Jumlah total : 25 31 32 78
(5.01-6.25) 5 10 15 20 25
5
Kemungkinan
besar terjadi
(3.76-5.00) 4 8 12 16 20
4
TINGKAT KESERINGAN
Mungkin
terjadi
(2.51-3.75) 3 6 9 12 15
3
Kemungkinan
kecil terjadi
(1.26-2.50) 2 4 6 8 10
2
Jarang terjadi
(0-1.25) 1 2 3 4 5
1
rendah : Nilai 1 - 2
sedang : Nilai 3 - 4
tingi : Nilai 5 - 10
sangat tinggi : Nilai 15 - 25
Focus Group Discussion (FGD) pada analisis ini digunakan untuk mengevaluasi dan
memberikan rekomendasi yang diperlukan untuk tindakan pencegahan dan perbaikanrisiko
kecelakaan kerja pada 5 aktivitas bongkar muat di Terminal Berlian. FGD yang dilakukan
terdiri atas beberapa peserta dari divisi yang berbeda dengan rincian hasil yang ditunjukkan
pada Tabel 8.
ISBN: 978-602-70604-4-9
B-10-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
ISBN: 978-602-70604-4-9
B-10-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
3. Dari hasil FGD didapatkan hasil usulan tindakan perbaikan adalah dengan sosialisasi dan
induksi tentang K3 yang intensif, sanksi bagi pegawai yang menjadi penyebab
kecelakaan kerja, peningkatan pengawasan selama kegiatan bongkar muat, dan
pelaksanaan kontrol terhadap jadwal perbaikan untuk alat bongkar muat.
Saran
Saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan, evaluasi terhadap kecelakaan kerja perlu dilakukan secara berkala
setiap tahunnya untuk pencegahan dan perbaikan yang sifatnya terus menerus yang
ditimbulkan akibat kesalahan manusia. Instrumen dan gabungan dua metode analisis
yang digunakan oleh peneliti dapat diterapkan di terminal petikemas domestik pada
umumnya.
2. Bagi penelitian selanjutnya (akademis), perlu adanya penelitian mengenai penyebab
tingginya faktor kesalahan manusia pada kegiatan bongkar muat petikemas domestik,
sehingga dapat memberikan informasi yang lebih detail.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto dan Wiguna, I. P. A. (2014). Analisa Biaya Resiko Kegiatan Bongkar Muat
Petikemas di Terminal Petikemas Pelabuhan Banjarmasin (TPKB). Prosiding Seminar
Nasional Manajemen Teknologi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Darbra, R.-M., & Casal, J. (2004). Historical Analysis of Accidents in Seaports. Safety
Science, 42(2), 85–98. http://doi.org/10.1016/S0925-7535(03)00002-X.
Ericson, C. A. (2005). Hazard Analysis Techniques for System Safety. John Willey and Son,
Inc.
Haitao, C., Leilei, L., & Jiuzi, Q. (2012). Accident Cause Analysis and Evacuation
Countermeasures on the High-Rise Building Fires. Procedia Engineering, 43, 23–27.
http://doi.org/10.1016/j.proeng.2012.08.005.
Hong, E., Lee, I., Shin, H., Nam, S., & Kong, J. (2009). Quantitative Risk Evaluation Based
on Event Tree Analysis Technique: Application to the Design of Shield TBM.
Tunnelling and Underground Space Technology Incorporating Trenchless Technology
Research, 24(3), 269–277. http://doi.org/10.1016/j.tust.2008.09.004.
Ju, W. (2016). Study on Fire Risk and Disaster Reducing Factors of Cotton Logistics
Warehouse Based on Event and Fault Tree Analysis. Procedia Engineering, 135, 417–
425. http://doi.org/10.1016/j.proeng.2016.01.150.
Mokhtari, K., Ren, J., Roberts, C., & Wang, J. (2012). Decision Support Framework for Risk
Management on Sea Ports and Terminals Using Fuzzy Set Theory and Evidential
Reasoning Approach. Expert Systems with Applications, 39(5), 5087–5103.
http://doi.org/10.1016/j.eswa.2011.11.030.
Mullai, A. (2006). DaGoB publication Risk Management System – Risk Assessment
Frameworks and Techniques (series 5). (L. Ojala, Ed.). Sweden: DaGoB publication
series. Retrieved from www.dagob.info.
ISBN: 978-602-70604-4-9
B-10-10