Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR COLOREKTAL

Oleh:

Riska Yuliyati

PROGRAM ORIENTASI PEGAWAI BARU

RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara epidemiologis, kanker kolorektal di dunia mencapai


urutan ke-4 dalam hal kejadian. Secara umum didaptkan kejadian
kanker kolorektal meningkat tajam setelah usia 50 tahun (Sudoyo,
2006). Insidensi puncaknya pada usia 60 dan 70 tahun. Laki-laki
terkena sekitar 20% lebih sering daripada perempuan (Robbins,
2012).

Di Amerika, karsinoma kolorektal adalah penyebab


kematian kedua terbanyak dari seluruh pasien kanker dengan angka
kematian mendekati 60.000 (Sudoyo, 2006). Di Amerika Serikat,
umumnya rata-rata pasien karsinoma kolorektal adalah berusia 67
tahun dan lebih dari 50% kematian terjadi pada mereka yang berumur
di atas 55 tahun. Di Indonesia, menurut data dari Rumah Sakit
Kanker Dharmais, pada tahun 2010 karsinoma kolorektal tetap masuk
dalam 10 besar kanker tersering.

Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya,kira-


kira setengah dari jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya,
meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan
diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup
dibawah 5 tahun adalah 40%sampai 50%, terutama karena terlambat
dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang
asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan
kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan
defekasi atau perdarahan rectal.
Insidens di Indonesia sendiri cukup tinggi, demikian juga
dengan angka kematiannya. Insidens pada pria sebanding dengan
wanita dan lebih banyak pada orang muda. Dari data pasien RSUP dr.
Kariadi Semarang pada tahun 2009 dan 2010 diperoleh persentase
tumor ganas kolorektal dengan usia ≤40 tahun sebesar 22 % dan 17
%.4.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran umum mengenai tumor kolorektal


dengan tindakan colonoscopy

2. Tujuan Khusus

Dapat memahami tentang konsep asuhan keperawatan pasien


dengan gangguan tumor kolorektal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Tumor merupakan salah satu dari lima karakteristik


inflamasi berasal dari bahasa latin, yang berarti bengkak. Istilah
Tumor ini digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan biologikal
jaringan yang tidak normal. (Brooker ,2001), pertumbuhan tumor
dapat digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak (benign).

Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat,


sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel
tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga
terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan
tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada
umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi (Robin
dan Kumar, 1995).

Tumor kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel abnormal dalam


tubuh di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan
tumor usus besar disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk
polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id).

B. Anatomi Fisiologi

1. Anatomi
Intestinum crassum (usus besar) terdiri dari caecum, appendix
vermiformiis, colon , rectum dan canalis analis. Caecum adalah
bagian pertama intestinum crassum dan beralih menjadi colon
ascendens(Moore, 2002). Panjang dan lebarnya kurang lebih 6 cm
dan 7,5 cm.Caecum terletak pada fossa iliaca kanan di atas setengah
bagian lateralis ligamentum inguinale (Widjaja, 2009). Appendix
Vermiformis berupa pipa buntu yang berbentuk cacing dan
berhubungan dengan caecum di sebelah kaudal peralihan ileosekal
(Moore, 2002).

Colon ascendens panjangnya kurang lebih 15 cm, dan


terbentang dari caecum sampai ke permukaan visceral dari lobus
kanan hepar untuk membelok ke kiri pada flexura coli dextra untuk
beralih menjadi colon transversum (Widjaja, 2009). Pendarahan colon
ascendens dan flexura coli dextra terjadi melalui arteri ileocolica dan
arteri colica dextra, cabang arteri mesenterica superior. Vena
ileocolica dan vena colica dextra, anak cabang mesenterika superior,
mengalirkan balik darah dari colon ascendens (M

Colon transversum merupakan bagian usus besar yang paling


besar dan paling dapat bergerak bebas karena bergantung pada
mesocolon, yang ikut membentuk omentum majus. Panjangnya antara
45-50 cm (Widjaja, 2009). Pendarahan colon transversum terutama
terjadi melalui arteria colica media, cabang arteria mesenterica
superior, tetapi memperoleh juga darah melalui arteri colica dextra
dan arteri colica sinistra. Penyaluran balik darah dari colon
transversum terjadi melalui vena mesenterica superior (Moore, 2002).

Colon descendens panjangnya kurang lebih 25 cm (Widjaja,


2009). Colon descendens melintas retroperitoneal dari flexura coli
sinistra ke fossa iliaca sinistra dan disini beralih menjadi colon
sigmoideum (Moore, 2002).

Colon sigmoideum disebut juga colon pelvinum (Moore, 1992).


Panjangnya kurang lebih 40 cm dan berbentuk lengkungan huruf S.
(Widjaja, 2009). Rectum adalah bagian akhir intestinum crassum
yang terfiksasi. Ke arah kaudal rectum beralih menjadi canalis analis
(Moore, 2002).

2. Fisiologi

Fungsi utama kolon adalah absorbsi air dan elektrolit dari


kimus untuk membentuk feses yang padat dan penimbunan bahan
feses sampai dapat dikeluarkan (Guyton, 2008), kolon mengubah
1000-2000mL kimus isotonik yang masuk setiap hari dari ileum
menjadi tinja semipadat dengan volume sekitar 200-250mL (Ganong,
2008).

Sebagian besar absorpsi dalam usus besar terjadi pada


pertengahan proksimal kolon, sehingga bagian ini dinamakan kolon
pengabsorpsi, sedangkan kolon bagian distal pada prinsipnya
berfungsi sebagai tempat penyimpanan feses sampai waktu yang tepat
untuk ekskresi feses dan oleh karena itu disebut kolon penyimpanan.
Banyak bakteri, khususnya basil kolon, bahkan terdapat secara
normal pada kolon pengabsorpsi. Bakteri-bakteri ini mampu
mencernakan sejumlah kecil selulosa, dengan cara ini menyediakan
beberapa kalori nutrisi tambahan untuk tubuh (Guyton, 2008).

C. Etiologi

Penyebab dari pada tumor/kanker colonorectal tidak


diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar
(Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The
National Cancer Institute dan organisasi kanker lainnya. Makanan-
makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang
menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga
mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus
besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak
terutama lemak hewan dari daging merah menyebabkan sekresi asam
dan bakteri anaerob menyebabkan timbulnya kanker didalam usus
besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-
zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni
yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi
waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan
diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan
buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).
D. Patofisiologi

Penyebab jelas tumor usus besar belum diketahui secara


pasti, namun makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian
kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang
mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang
rendah, serta adanya interaksi antara bakteri didalam usus besar
dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi
oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.

Tumor kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis


(95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus =
endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak,
yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak
jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor
dapat berupa masa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan
dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip
cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagian rektosigmoid,
sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum
dan kolon asendens.

Tumor dapat menyebar melalui :

1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan seperti kedalam


kandung kemih (vesika urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe, limfogen ke kelenjar limfe
perikolon dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon
mengalirkan darah balik ke sistem portal.
E. Gejala Klinis

Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan


menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang
tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah
muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan
tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat
lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Bila
kita berbicara tentang gejala tumor usus besar gejala tersebut
terbagi yaitu gejala lokal dan gejala umum .

Gejala lokalnya seperti :

1. Perubahan kebiasaan buang air.


2. Timbulnya rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang
air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan
kotoran oleh massa tumor.
3. Adanya distensi yang mungkin dirasakan oleh penderita.
4. Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar likasi tumor, karena
kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar
tumor tersebut.

Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin


besar tumor dan semakin luas penyebarannya.

Gejala umumnya seperti :

1. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala
yang paling umum di semua jenis keganasan).
2. Hilangnya nafsu makan.
3. Anemia, pasien tampak pucat.
4. Sering merasa lelah.
5. Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang.

F. Stadium Tumor/Kanker Kolon

1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada


lapisan dinding usus besar (lapisan mukosa).
2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan
otot di bawah lapisan mukosa.
3. Pda stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar
limfe yang banyak terdapat disekitar usus.
4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh
kelenjar limfe atau bahkan keorgan-organ lain.

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Endoskopi.
2. Radiologi.
3. Ultrasonografi (USG).
4. Histopatologi.
5. Laboratorium.
6. Scan.
7. Biopsi.
8. Jumlah darah lengkap dengan diferensiasi dan trombosis.
9. Sinar-X

H. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Medis
Adapun penatalaksanaan medis dengan penderita tumor
kolon bila sudah pasti ditemukan karsinoma kolorektal, maka
kemungkinan pengobatannya adalah:

a. Pembedahan reseksi.

Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi


dan biasanya diambil sebanyak mungkin dari kolon, batas
minimal adalah 5 cm di sebelah distal dan proksimal dari
tempat kanker. Untuk kanker di sekum dan kolon asendens
biasanya dilakukan hemikolektomi kanan dan dibuat
anastomosis ileo-transversal. Untuk kanker di kolon
transversal dan di pleksura lienalis, dilakukan kolektomi
subtotal dan dibuat anastomosis ileosigmoidektomi. Dikolon
desendens dan sigmoid dilakukan hemikolektomi kiri dan
dibuat anastomosis kolorektal transversal. Untuk kanker di
rektosigmoid dan rektum atas dilakukan rektosigmoidektomi
dan dibuat anastomosis. Desenden kolorektal pada kanker
direktum bawah dilakukan proktokolektomi dan dibuat
anastomosis kolorektal.

b. Kolostomi.

Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma)


yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon(usus
besar) kedinding abdomen (perut). Stoma ini dapat bersifat
sementara atau permanen. Tujuan pembuatan kolostomi
adalah untuk tindakan dekompresi usus besar kasus
sumbatan/obstruksi usus.

c. Radioterapi
Seyelah dilakukan tindakan pembedahan perlu
dipertimbangkan untuk melakukan radiasi dengan dosis
adekuat. Memberikan radiasi isoniasi pada neoplasma. Karena
pengaruh yang mematikan lebih besar pada sel-sel kanker
yang sedang proliferasi dan berdiferensiasi buruk
dibandingkan terhadap sel-sel normal yang berada didekatnya,
maka jaringan normal mungkin mengalami cidera dalam
derajat yang dapat ditoleransi dan dapat diperbaiki. Sedangkan
sel-sel kanker dapat dimatikan , selanjutnya dilakukan
kemoterapi.

d. Kemoterapi.

Kemoterapi yang di berikan ialah 5-flurourasil (5-FU).


Belakangan ini sering dikombinasikan dengan leukovorin
yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang
memberikan 3 macam kombinasi yaitu 5-FU, levamisol dan
leuvocorin.

2. Penatalaksanaan keperawatan

a. Dukungan adaptasi dan kemandirian.


b. Meningkatkan kenyamanan.
c. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
d. Mencegah komplikasi.
e. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
3. Penatalaksanaan Diet

a. Cukup mengkonsumsi makanan serat, seperti sayur-


sayuran dan buah-buahan.
b. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
c. Menghindari makanan yang mengandung laemak jenuh
dan kolesterol tinggi tarutama yang terdapat pada daging
hewan.
d. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna
sintetik, karena hal tersebut dapat memicu sel
karsinogen/sel kanker.
e. Hindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
f. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

I. Komplikasi

Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan


sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh ke dalam
usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan
pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut
dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus,
urinary bladder, dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut
tertutupi oleh kanker.

J. Pencegahan Kanker Kolorektal


1. Konsumsi makanan berserat tujuannya untuk memperlancar
buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, konsentrasi
asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
2. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
3. Konsentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan
teratur untuk buang air besar.
6. Hidup rileks dan kurangi stress.

BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara


anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang
1. Data pasien
Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan jumlah anak,
agama, alamat jenis kelamin dan pendidikan terakhir.
2. Keluhan utama
Pada umumnya pasien dating dengan keluhan konstipasi/diare,
BAB tidak puas, BAB berdarah dan berlendir,
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah anggota keluarga yang sebelumnya mengalami
kanker
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Apakah klien mengeluh nyeri, perdarahan yang berlebihan,
susah BAB
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Keadaan Psiko-sosial-ekonomi dan budaya sering dijumpai
pada kelompok sosial ekonomi yang rendah, berkaitan erat
dengan kualitas dan kuantitas makanan atau gizi yang dapat
mempengaruhi imunitas tubuh
4. Pola kesehatan Fungsional
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Kelemahan/keletihan, anemia, Perubahan pada pola
istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas,
keringat malam. Pekerjaan/profesi dengan pemajanan
karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi.
b. Integritas Ego
Gejala : faktor stress, merokok, minum alkohol, menunda
mencari pengobatan, keyakinan religius/spiritual, masalah
tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal diagnosis,
perasaan putus asa.
c. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola devekasi diare/konstipasi
d. Makanan dan Minuman
Gejala : kebiasaan diet buruk (ex : rendah serat, tinggi lemak,
aditif, bahan pengawet, rasa).
e. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope
f. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : adanya nyeri, derajat bervariasi misalnya :
ketidaknyamanan ringan sampai nyeri hebat (dihubungkan
dengan proses penyakit)
g. Pernafasan
Gejala : Merokok, Pemajanan abses
h. Keamanan
Gejala : Pemajanan pada zat kimia toksik, karsinogen
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi
i. Seksualitas
Gejala :-
j. Interaksi sosial
Gejala : Ketidak nyamanan/kelemahan sistem pendukung,
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan),
dukungan, bantuan, masalah tentang fungsi/tanggung jawab
peran.
k. Penyuluhan
Gejala : Riwayat kanker pada keluarga, sisi primer : penyakit
primer, riwayat pengobatan sebelumnya
5. Pengkajian Fisik
Meliputi Head to toe, Kepala sampai genetalia
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
HB menurun, Leukosit meningkat, Trombosit meningkat, dll
b. Pemeriksaan Diagnostik
Colonoscopy, biopsy,USG abdomen, MRI atau CT-Scan
abdomen.
B. Pathway
C. Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan diagnosis, takut akan rasa nyeri.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan status hipermetabolik : kanker dan konsekuensi kemoterapi, radiasi
dan pembedahan.

3. Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik : pembedahan

4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif,


interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk
mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi

5. Resiko kekurangan volume cairan dengan gangguan absorbsi cairan


D. Rencana Asuhan Keperawatan

DIAGNOSA TUJUAN DAN


NO INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL

1. Ansietas berhubungan NOC : NIC :


dengan diagnosis, takut - Kontrol kecemasan  Gunakan pendekatan yang
- Koping menenangkan
akan rasa nyeri,
Kriteria Hasil:  Nyatakan dengan jelas
 Klien mampu harapan terhadap pelaku
mengidentifikasi dan pasien
mengungkapkan gejala  Jelaskan semua prosedur
cemas dan apa yang dirasakan
 Mengidentifikasi, selama prosedur
mengungkapkan dan  Temani pasien untuk
menunjukkan tehnik memberikan keamanan
untuk mengontol cemas dan mengurangi takut
 Vital sign dalam batas  Berikan informasi faktual
normal mengenai diagnosis,
 Postur tubuh, ekspresi tindakan prognosis
wajah, bahasa tubuh  Libatkan keluarga untuk
dan tingkat aktivitas mendampingi klien
menunjukkan  Instruksikan pada pasien
berkurangnya
untuk menggunakan tehnik
kecemasan relaksasi
 Dengarkan dengan penuh
perhatian
 Identifikasi tingkat
kecemasan
 Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
 Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
 Kelola pemberian obat anti
cemas:.....…

2. Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang dari  Nutritional Status : Nutrition Managemen
kebutuhan tubuh food and Fluid Intake - Kaji adanya alergi
berhubungan dengan  Nutritional Status : makanan
status hipermetabolik : nutrient Intake - Kolaborasi dengan ahli
kanker dan konsekuensi  Weight control gizi untuk menentukan
kemoterapi, radiasi dan Kriteria Hasil : jumlah kalori dan nutrisi
pembedahan - Adanya peningkatan yang dibutuhkan pasien.
berat badan sesuai - Anjurkan pasien untuk
dengan tujuan meningkatkan intake Fe
- Berat badan ideal - Anjurkan pasien untuk
sesuai dengan tinggi meningkatkan protein dan
badan vitamin
- Mampumengidentifika - Berikan substansi gula
si kebutuhan nutrisi - Yakinkan diet yang
- Tidak ada tanda tanda dimakan mengandung
malnutrisi tinggi serat untuk
- Menunjukkan mencegah konstipasi
peningkatan fungsi - Berikan makanan yang
pengecapan dari terpilih ( sudah
menelan dikonsultasikan dengan
- Tidak terjadi ahli gizi)
penurunan berat badan - Ajarkan pasien bagaimana
yang berarti membuat catatan makanan
harian.
- Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
- Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
- Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
- BB pasien dalam batas
normal
- Monitor adanya penurunan
berat badan
- Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
- Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
- Monitor lingkungan
selama makan
- Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
- Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
- Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
- Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
- Monitor kalori dan intake
nuntrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
3. Nyeri berhubungan NOC : NIC :
dengan agen cidera fisik  Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri
 pain control, secara komprehensif termasuk
: pembedahan
 comfort level lokasi, karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil : frekuensi, kualitas dan faktor
 Mampu mengontrol nyeri presipitasi
(tahu penyebab nyeri,  Observasi reaksi nonverbal
mampu menggunakan dari ketidaknyamanan
tehnik nonfarmakologi  Bantu pasien dan keluarga
untuk mengurangi nyeri, untuk mencari dan
mencari bantuan) menemukan dukungan
 Melaporkan bahwa nyeri  Kontrol lingkungan yang
berkurang dengan dapat mempengaruhi nyeri
menggunakan manajemen seperti suhu ruangan,
nyeri pencahayaan dan kebisingan
 Mampu mengenali nyeri  Kurangi faktor presipitasi
(skala, intensitas, nyeri
frekuensi dan tanda nyeri)  Kaji tipe dan sumber nyeri
 Menyatakan rasa nyaman untuk menentukan intervensi
setelah nyeri berkurang  Ajarkan tentang teknik non
 Tanda vital dalam rentang farmakologi: napas dala,
normal relaksasi, distraksi, kompres
 Tidak mengalami hangat/ dingin
gangguan tidur  Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri: ……...
 Tingkatkan istirahat
 Berikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
 Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
4. Kurangnya pengetahuan NOC: NIC :
berhubungan dengan  Knowledge : disease  Kaji tingkat pengetahuan
process pasien dan keluarga
keterbatasan kognitif,
 Kowledge : health  Jelaskan patofisiologi dari
interpretasi terhadap Behavior penyakit dan bagaimana hal
informasi yang salah, Kriteria Hasil : ini berhubungan dengan
 Pasien dan keluarga anatomi dan fisiologi,
kurangnya keinginan
menyatakan dengan cara yang tepat.
untuk mencari pemahaman tentang  Gambarkan tanda dan gejala
informasi, tidak penyakit, kondisi, yang biasa muncul pada
prognosis dan program penyakit, dengan cara yang
mengetahui sumber-
pengobatan tepat
sumber informasi  Pasien dan keluarga  Gambarkan proses penyakit,
mampu melaksanakan dengan cara yang tepat
prosedur yang  Identifikasi kemungkinan
dijelaskan secara benar penyebab, dengan cara yang
 Pasien dan keluarga tepat
mampu menjelaskan  Sediakan informasi pada
kembali apa yang pasien tentang kondisi,
dijelaskan perawat/tim dengan cara yang tepat
kesehatan lainnya  Sediakan bagi keluarga
informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang
tepat
 Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
 Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat

5 Resiko kekurangan NOC NIC :


 Fluid balance  Timbang popok/pembalut
volume cairan
 Hydration jika diperlukan
 Nutritional Status:  Pertahankan catatan
Food and Fluid Intake intake dan output yang
akurat
Kriteria Hasil :  Monitor status hidrasi
 Mempertahankan
(kelembaban membran
urine output sesuai
mukosa, nadi adekuat,
dengan usia dan BB,
tekanan darah ortostatik ),
BJ urine normal, HT
jika diperlukan
normal
 Monitor vital sign
 Tekanan darah, nadi,
 Monitor masukan
suhu tubuh dalam
makanan / cairan dan
batas normal
hitung intake kalori
 Tidak ada tanda-tanda
harian
dehidrasi, Elastisitas
 Kolaborasikan pemberian
turgor kulit baik,
cairan
membran mukosa
 Monitor status nutrisi
lembab, tidak ada rasa
 Berikan cairan IV pada
haus yang berlebihan
suhu ruangan
 Dorong masukan oral
 Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
 Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
 Tawarkan snack (jus
buah, buah segar)
 Kolaborasi dengan dokter
E. IMPLEMENTASI

Tindakan dilaksanakan berdasarkan intervensi yang direncanakan.

F. EVALUASI

1. Nyeri teratasi setelah intervensi non farmakologic


2. Nutrisi sudah mulai terpenuhi dengan kriteria klien sudah ada nafsu makan
dan setiap makan porsi dihabiskan dalam waktu 1 x 24 jam.
3. Resiko gangguan volume cairan dapat teratasi yang ditunjukkan dengan
adanya keseimbangan adekuat yang ditandai dengan membrane mukosa
lembab, turgor kulit baik, tanda vital stabil serta individu dapat mengeluarkan
urine dengan tepat.
4. Rasa takut, tegang , cemas dan khawatir klien berangsur-angsur menghilang.
5. Setelah diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 2 kali, klien dapat mengerti
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar dan rectum
relative umum. Pada kenyataannya kanker kolon dan rectum sekarang adalah
tipe paling umum kedua dari kanker internal di Amerika Serikat. Ini adalah
penyakit budaya barat. Dkiperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker
kolorektal didiagnosis di Negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerang
individu dua kali lebih besar dibangdingkan kanker rectal.

Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di


dalam permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar
berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang
dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat).
(www.republika.co.id).

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun
makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu
berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak
hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri
didalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga
dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir..

Gejela klinis yang dapat timbul pada pasien kanker kolorektal antara lain:
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum
di semua jenis keganasan), Hilangnya nafsu makan.Anemia, pasien tampak
pucat, Sering merasa lelah dan Kadang-kadang mengalami sensasi seperti
melayang.

Untuk stadium kanker ini terdiri atas: Stadium I bila keberadaan sel-sel
kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar (lapisan mukosa).Stadium
II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan
mukosa.Pda stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe
yang banyak terdapat disekitar usus.Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah
menyerang seluruh kelenjar limfe atau bahkan keorgan-organ lain.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, Diagnosa Keperawatan


yang dapat muncul antara lain:

1. Ansietas berhubungan dengan diagnosis, takut akan rasa nyeri.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan status hipermetabolik : kanker dan
konsekuensi kemoterapi, radiasi dan pembedahan.

3. Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik : pembedahan

4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan


kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya
keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-
sumber informasi

5. Resiko kekurangan volume cairan dengan gangguan absorbsi


cairan

B. Saran

Diharapakan kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat


memberikan pendidikan kesehatan tentang pengenalan, pencegahan dan
perawatan pasien kanker kolonoraktal dirumah sakit melalui pasien dan
keluarga maupun dimasyarakat.

Agar masalah keperawatan pada pasien kanker kolonoraktal dapat


teratasi dengan baik, hendaknya para perawat menerapkan asuhan
keperawatan dirumah sakit sesuai dengan sistematika proses keperawatan.
Untuk mempercepat proses penyembuhan pada pasien kanker
kolonorektal, hendaknya memperhatikan prosedur pelaksanaan tindakan
keperawatan dalam hal ini sebelum dan sesudahnya harus mencuci tangan
dengan alat-alat instrumen dalam keadaan steril serta keterlibatn pasien
dan keluarga dalam partisipasi kesembuhan luka sehingga perawatan
dalam rumah sakit dapat diperpendek.

Untuk mencegah infeksi nosokomial pada pasien kanker kolonorektal,


hendaknya diberikan pelayanan dalam ruangan khusus dan tidak
bergabung dengan penderita yang bukan luka steril.

Agar perawat dalam setiap pelaksanaan tindakan keperawatan


hendaknya selalu mengikutsertakan keluarga sebagai orang terdekat dari
pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. Marilynn dkk. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Gale, Danielle & Charette, Jane. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
Jakarta: EGC

Meltzer, C. Suzanne dkk. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Vol 2. Edisi 8. Jakarta: EGC

Price, A. Sylvia & Wilson, M. Lorraine. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses –


Proses Penyakit Vol 1. Edisi 4. Jakarta:EGC

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.
Jogjakarta: MediAction.

Anda mungkin juga menyukai