Anda di halaman 1dari 20

Desain Jalan Raya

PRELIMINARY DESAIN
1.1 klasifikasi Jalan
Sistem jaringan Jalan primer adalah jalan yang menghubungkan simpul-
simpul jasa distribusi dalam Struktur pengembangan wilayah. Pada perencanaan
ini akan mendesain jalan lokal primer yang menghubungkan kota jenjang ketiga
dengan kota jenjang ketiga, atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan
persil, atau menghubungkan kota jenjang ketiga dengan persil. Adapun
perencanaan pembuatan jalan sebagai berikut :

Tabel 1.1. Perencanaan Jalan


1. Fungsi Jalan Jalan lokal primer
2. Kelas Jalan III C
3. Lebar badan Jalan 7 meter
4. Kecepatan rencana Jalan 50 km / jam
5. Klasifikasi medan Datar

1.2 Pemilihan Trase

Tabel 1.2. Pemilihan trase


TRASE A
KOORDINAT X Y
Titik A1 635.000 455.748,8
Titik A2 635.948,8 455.055,8
Titik A3 637.009,2 455.523,2
Titik A4 637.309,2 455.816,2
TRASE B
KOORDINAT X Y
Titik B1 635.000 455.748,8
Titik B2 635.446,4 455.802
Titik B3 636.904,4 455.579
Titik B4 637.309,2 455.816,2
TRASE C
KOORDINAT X Y
Titik C1 635.000 455.748,8
Titik C2 635.764,4 455.927,9
Titik C3 636.953,4 455.690,6
Titik C4 637.309,2 455.816,2

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

1.2.1 Menentukan jarak lurus trase.


Trase A
 D A1 - A2 = √(X 2− X 1)2 +(Y 2−Y 1)2
= √(635.948,8−635.000)2 +(455.055,8−455.748,8)2
= 1.174,9 m.
 D A2 - A3 = √ ( X 3−X 2 ) +( Y 3−Y 2 )
2 2

= √ ( 637.009,2−635.948,8 ) +( 455.523,2−455.055,8 )
2 2

= 1.158,8 m.
 D A3 – A4 = √ ( X 4−X 3 ) + ( Y 4−Y 3 )
2 2

= √ ( 637.309,2−637.009,2 ) + ( 455.816,2−455.523,2 )
2 2

= 419,3 m.
Jarak secara keseluruhan pada trase A adalah 2.753,5 m.
Trase B
 D B1 - B2 = √(X 2− X 1)2 +(Y 2−Y 1)2
= √(635.446,4−635.000)2+(455.795,3−455.748,8)2
= 448,8 m.
 D B2 – B3 = √( X 3−X 2)2 +(Y 2−Y 3)2
= √(636.904,4−635.446,4)2 +( 455.579−455.795,3)2
= 1.473,9 m.
 D B3 – B4 = √( X 4− X 3)2 +(Y 4−Y 3)2
= √(637.309,2−636.904,4)2+(455.816,2−455.579)2
= 469,1 m.
Jarak secara keseluruhan pada trase B adalah 2.392,6 m.
Trase C
 D C1 - C2 = √(X 2− X 1)2 +(Y 2−Y 1)2
= √(635.764,4−635.000)2+(455.927,9−455.748,8)2
= 785,1 m.
 D B2 – B3 = √( X 3−X 2)2 +(Y 2−Y 3)2
= √(636.953,4−635.764,4)2 +( 455.690,6−455.927,9)2
= 1.212,4 m.

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

 D B3 – B4 = √( X 4− X 3)2 +(Y 4−Y 3)2


= √(637.309,2−636.953,4)2+(455.816,2−455.690,6)2
= 377,3 m.
Jarak secara keseluruhan pada trase C adalah 2.392,6 m.
Maka pemilihan trase yang digunakan pada desain jalan raya ini adalah
trase B, beberapa alasan yang mendasari pemilihan trase B yaitu :
 Jarak trase yang relatif pendek dibandingkan dengan trase A dan C yaitu
2.389,8 m.
 Perbedaan elevasi pada topografi yang tidak terlalu tinggi pada trase B.
 Sudut tikungan yang tidak terlalu besar pada trase B.

1.2.2 Mencari besar sudut tikugan ( ∆ ) pada trase B.

Sudut Azimuth = tan −1 ( X :Y )

X dan Y = koordinat azimuth


A. Titik B1
Koordinat titik B1 : (635.000/ 455.748,8)
Koordinat azimuth :
- XB2 (azimuth) = XB2 - XB1 = (635.446,4 - 635.000) = 446,4
- YB2 (azimuth) = YB2 - YB1 = ( 455.795,3 - 455.748,8) = 46,5
- arc tg ( x : y) : arc tg (446,4 / 46,5 ) = 88,76°.
Sudut azimuth : 87,76°
B. Titik B2
Koordinat titik B2 : (635.446,4/ 455.802)
Koordinat azimuth :
- XB2 (azimuth) = XB3 - XB2 = (636.904,4 - 635.446,4) = 1.458
- YB2 (azimuth) = YB3 - YB2 = (455.579 - 455.802) = -223
- arc tg ( x : y) : arc tg (1458 / -223 ) = -81,9°
Sudut azimuth : 99°

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

C. Titik B3
Koordinat titik B3 : (636.904,4 / 455.579)
Koordinat azimuth :
- XB3 (azimuth) = XB4 - XB3 = (637.309,2 - 636.904,4) = 404,8
- YB3 (azimuth) = YB4 - YB3 = (455.816,2 - 455.579) = 237,2
arc tg ( x : y) : arc tg (404,8 / 237,2) = 59,63°
Sudut azimuth : 59,63°
D. Titik B4
Koordinat titik B4 : (637.309,2 / 455.816,2)
Koordinat azimuth :
- XB4 (azimuth) = XB0 - XB4 = (0 - 637.309,2) = -637.309,2
- YB4 (azimuth) = YB0 - YB4 = (0 - 455.816,2) = -455.816,2
arc tg ( x : y) : arc tg (-637.309,2 / -455.816,2) = 54°
Sudut azimuth : 306°
Dari perhitungan di atas maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1.3. Data hasil perhitungan

Titik B1 B2 B3 B4
X 635.000 635.446,4 636.904,4 637.309,2

Y 455.748,8 455.802 455.579 455.816,2

Xazimuht 446,4 1.458 404,8 637.309,2


Yazimuht -223 -223 237,2 -455.816,2
arc tg 88,76°. -81,9° 59,63° 54°
azimuht 88,76° 99° 59,63° 306°
∆ - 10,1° 39,37° -

1.3 Alinyemen Horizontal


Untuk desain jalan lokal primer yang sering terjadi kemacetan lalulintas maka di
rencanakan menggunakan e ( kemiringan jalan ) 6% mengacuh pada AASHTO.
 Fs (korelasi gesekan melintang ban kendaraan)
Fs = -0,00065 V + 0,192

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

Fs = -0,00065 (50) + 0,192


Fs = 0,1595
 Jari-jari minimum tikungan
Vr2
R minimum = ( )
127 (e maks+ F maks)
502
R minimum = ( )
127 (0,06+0,2115 )
R minimum = 72 meter.
R desain = 508 meter (tabel AASHTO).
Dipakai Rminimum = 72 meter hasil perhitungan.
 Lengkung peralihan
V3 V .e
 LS1 = 0,022 – 2,727
R.C C
3
50 50 . 0,06
LS1 = 0,022 – 2,727
72 . 3 3
LS1 = 12,73 – 1
LS1 = 11,73 meter.
VR
 LS2 = T
3,6
50
LS2 = 3 m/det
3,6
LS2 = 41,6 meter.
Dari kedua lengkung peralihan (Ls) diatas dipilih nilai Ls yang paling besar
yaitu di Ls2 = 41,6 meter.

1.3.1. Identifikasi Tikungan


A. Tikungan B2
Kecepatan rencana = 50 km/jam
e maksimum = 0,06 dan sudut ∆ = 10,1°
Lebar jalan = 2 x 3,5 meter (tanpa median)
Jari-jari rencana Rc = 72 meter.
Panjang lengkung peralihan Ls = 41,6 meter.
Kemiringan melintang normal 2%

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

90 Ls
 θ s =
π
x
Rc
90 41,6
θ s = x
π 72
θ s = 16,56°
(∆−2 ∅ s)
 Lc = x π x Rc
180
(10,1° −2 x 16,56 °)
Lc = x π x 72 meter.
180
Lc = 28,9 meter > 20 meter (Spiral –circle – Spiral).
 θ c = ∆ -2x θ s

θ c = 10,1° - 2 x 16,56°
θ c = 23,02°
∅c
 Lc = x2x π x Rc
360
23,02
Lc = x2x π x 72 meter.
360
Lc = 28,9 meter
 L total = Lc + 2 Ls
L total = 28,9 + 2 (41,6)
L total = 112,1 meter.
Ls 2
 P= – Rc (1- cos θ s )
6 x Rc
2
41,6
P= – 72 (1- cos 16,56° )
6 x 72
P = 1,019 meter.

Gunakan tabel P* dan K* (menurut J. Barnett)


P* = 0,0246338
P = P* x Ls
P = 0,0246338 x 41,6
P = 1,02 meter.
k = Ls - Ls3 / 40 Rc - Rc sin θ s

3
k = 41,6 - 41,6 / 40 x 72 – 72 sin 16,56°

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

k = 37,12 meter.
Besaran k*
k* = 0,4985880
k = 0,4985880 x Ls
k = 0,4985880 x 41,6
k = 20,62 meter.
1
 Es = ( Rc + p ) sec ∆ - Rc
2
Es = ( 72 + 1,019) sec 10,1° - 72
Es = 2,16 meter.
1
 Ts = ( Rc + p ) tg ∆ +k
2
Ts = (72 + 1,019) tg 10,1° + 20,62
Ts = 33,62 meter.
1.4. Tabel data pada lengkung spiral – circle – spiral tikungan B2
VR = 50 km/jam L = 112,1 meter.
∆ = 10,1° e = 6%
θ s = 16,56° L s = 41,6 meter.
Rc = 72 meter. L c = 28,9 meter.
Es = 2,16 meter. P = 1,019 meter.
Ts = 33,62 meter. k = 20,62 meter.

B. Identifikasi Tikungan B3
Kecepatan rencana = 30 km/jam
e maksimum = 0,08 dan sudut ∆ = 39,37°
Lebar jalan = 2 x 3,5 meter (tanpa median)
Kemiringan melintang normal 2%

 Jari-jari minimum tikungan


2
Vr
R minimum = ( )
127 (e maks+ F maks)
302
R minimum = ( )
127 (0,08+0,2115)
R minimum = 26 meter.
Dipakai Rminimum = 26 meter hasil perhitungan

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

 Lengkung peralihan
V3 V .e
 LS1 = 0,022 – 2,727
R.C C
303 30 . 0,06
LS1 = 0,022 – 2,727
26 .3 3
LS1 = 7,6 – 1,6362
LS1 = 5,96 meter.
VR
 LS2 = T
3,6
30
LS2 = 3 m/det
3,6
LS2 = 25 meter.
Dipakai nilai LS terbesar yaitu LS2 = 25 meter.
90 Ls
 θ s =
π
x
Rc
90 25
θ s = x
π 26
θ s = 27,56°
(∆−2 ∅ s)
 Lc = x π x Rc
180
(39,37 °−2 x 27,56 ° )
Lc = x π x 26 meter.
180
Lc = 7,1435 meter < 20 meter (Spiral – Spiral).
1
 θ S = ∆
2
1
θ S = x 39,37°
2
θ S = 19,685°
θS x π x R
 LS =
90
19,685 ° x π x 26
LS =
90
LS = 17,8 meter
 Cek dengan metode AASHTO

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

LS Minimum = m (e + en)
LS Minimum = 132 (0,08 + 0,02)
LS Minimum = 13,2 meter.
Cek syarat LS > LS Minimum : LS = 17,8 meter > LS Minimum = 13,2 meter.
Syarat terpenuhi maka R = 26 meter dapat dipakai sebagai
perencanaan.
Gunakan tabel P* dan K* (menurut J. Barnett) dengan θ S =
19,685
P* = 0,0293438
P = P* x Ls
P = 0,0293438 x 132
P = 3,9 meter.
Besaran k*
k* = 0,4980121
k = k* x Ls
k = 0,4980121 x 132
k = 65,7meter.
1
 Es = ( Rc + p ) sec ∆ - Rc
2
Es = (26 + 3,9) sec 19,685° - 26 meter
Es = 5,7 meter.
1
 Ts = ( Rc + p ) tg ∆ +k
2
Ts = (26 + 3,9) tg 19,685° + 65,7meter
Ts = 76,4 meter.
1.5. Tabel data pada lengkung spiral – spiral tikungan B3.

VR = 30 km/jam L = 264 meter


∆ = 39,37° e = 8%
θ s = 19,685° L s = 132 meter.
Rc = 26 meter L c = 0,00 meter
Es = 5,7 meter. P = 3,9 meter.
Ts = 76,4 meter. k = 76,4 meter.

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

1.6 . Tabel volume galian dan timbunan.

Elevasi Tanah Beda Tinggi Lebar volume


Jarak
Stake out Awal Rencana Timbunan Galian Galian Timbunan Galian Timbunan
(m)
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m3) (m3)
0+000 3 3 - 100 - - - -
0+100 3 3 - 100 - - - -
0+200 3,2 3,1 - 0,1 100 9 - 45 -
0+300 3,6 3,2 - 0,4 100 9 - 225 -
0+400 3,8 3,4 - 0,4 100 9 - 360 -
0+500 3,9 3,55 - 0,35 100 9 - 337,5 -
0+600 3,9 3,6 - 0,195 100 9 - 175,5 -
0+700 3,9 3,705 - 0,3 100 9 - 222,75 -
0+800 3,8 3,7 - 0,1 100 9 - 180 -
0+900 3,8 3,7 - 0,1 100 9 - 90 -
0+1000 3,9 3,7 - 0,2 100 9 - 135 -
1+100 3,9 3,75 - 0,25 100 9 - 202,5 -
1+200 3,9 3,76 - 0,24 100 9 - 220,5 -
1+300 3,9 3,765 - 0,135 100 9 - 168,75 -
1+400 3,9 3,77 - 0,13 100 9 - 119,25 -
1+500 3,9 3,78 - 0,12 100 9 - 112,5 -
1+600 4 3,785 - 0,215 100 9 - 150,75 -

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

1+700 4 3,92 - 0,08 100 9 - 132,75 -


1+800 4,10 3,93 - 0,17 100 9 - 225 -
1+900 4,2 3,98 - 0,22 100 9 - 175,5 -
1+1000 4,4 4,15 - 0,25 100 9 - 211,5 -
2+100 4,5 4,2 - 0,3 100 9 - 247,5 -
2+200 4,6 4,3 - 0,3 100 9 - 270 -
2+300 4,8 4,5 - 0,3 100 9 - 270 -

TOTAL GALIAN DAN TIMBUNAN 4277,2 -

1.5. Alinyemen Vertikal


A. Titik A ( lengkung vertikal cembung )
Panjang L berdasarkan Jh
3,55−3
g1 = = 0,15%
100
3,6−3,55
g2 = = 0,05%
100
A = g1 + g2
A = 0,55%
A x Jh2
L=
399

0,55 x 552
=
399
= 4,16 meter.
Jh = 55 meter (TABEL Jh TCPGAK) > L = 4,16 meter (memenuhi
syarat).
Panjang L berdasarkan Jd
a .T 1
d1 = 0,278 . T1 x ( VR – m + )
2
2,232 . 3,42
= 0,278 . 3,42 x ( 50 – 15 + )
2
= 29 meter.
d2 = 0,278 . VR . T2

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

= 0,278 x 50 x 8,96
= 124,544 meter.
d3 = 30 meter.
2
d4 = x d2
3
2
= x 124,544.
3
= 83 meter.
Jd = d1+ d2 + d3 + d4
= 29 + 124,544 + 30 + 83
= 266,54 meter.

A . Jd 2
L=
840

0,55 X 266,54 2
L=
840
L = 46,5 meter
Jd = 266,54 m > L = 46,5 meter ( memenuhi syarat).
Berdasarkan keluwesan bentuk
L= 0,60 x V
= 0,60 x 50
= 30 meter.
1.7. Tabel panjang lengkung vertikal cembung A.
Panjang total L
Berdasarkan jarak pandang henti 4,16 meter.

Berdasarkan jarak pandang mendahului 46,5 meter


Berdasarkan keluwesan bentuk 30 meter.

Dipakai lengkung vertikal cembung terbesar yaitu berdasarkan jarak


pandang mendahului = 46,5 meter.

B. Titik B ( lengkung vertikal cekung )


Jarak pandang bebas di bawah bangunan vertikal cekung

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

3,93−3,8
g1 = = 0,13%
100
4,15−3,98
g2 = = 0,17%
100
A = g1 + g2
= 0,3%.
Jarak pandang keseluruhan lengkung vertikal cekung (S) = 700 meter.
A x S2
L=
3480
2
0,3 x 700
=
3480
= 42,44 meter.

Jarak pandang berdasarkan penyinaran lampu.


A x S2
L=
150+ 3,50 x S
0,3 x 7002
=
150+ 3,50 x 700
= 56,5 meter.
Kenyamanan bentuk lengkung vertikal cekung
AxV2
L=
390
0,3 x ( 30 ) 2
=
390
= 0,69 meter.
Panjang berdasarkan syarat drainase
Lv = 40 A = 40 x (0,3) = 12 meter.
1.8. Tabel panjang lengkung vertikal cembung B.
Panjang total L
Berdasarkan jarak pandang henti 56,5 meter.

Berdasarkan jarak pandang mendahului 0,69 meter.


Berdasarkan keluwesan bentuk 12 meter.

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

Dipakai lengkung vertikal cekung terbesar yaitu berdasarkan jarak pandang


henti = 56,5 meter

TEBAL PERKERASAN

2.1 RENCANA LALALINTAS HARIAN


Tabel 2.1. Klasikasi jalan
1. Fungsi Jalan Jalan lokal primer
2. Kelas Jalan III C / (2/2 UD)
3. Lebar badan Jalan 7 meter
4. Kecepatan rencana Jalan 50 km / jam
5. Klasifikasi medan Datar
6. Umur rencana jalan 10 tahun

Tabel 2.2. Pertumbuhan lalulintas


Jenis kendaraan Jumlah per 4 jam Jumlah per 24 jam
Mobil pribadi 475 2850
Mini Bus dan Truk kecil 140 840
Bis besar 88 528

Berdasarkan data BPS jumlah kendaraan pada tahun 2014 sebanyak 114.209.260
kendaraan dan pada tahun 2015 sebanyak 121.394.185 kendaraan.

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

121.394 .185−114.209 .260


i= x 100 = 6,29%
114.209 .260
Umur rencana 5 tahun pertama tahun 2023
Umur rencana 5 tahun kedua tahun 2028
Umur total perencanaan jalan adalah 10 tahun dengan pertumbuhan lalau lintas
sebagai berikut :
LHR tahun LHR tahun LHR tahun
Jenis kendaraan
2018 2023 2028
Mobil penumpang. 2.850 3.866 5.245
Mini Bus & Bus kecil. 840 1.139 1.545
Bis besar, Truk besar 1 gandar.
528 716 971
LHR pada tahun 2023 = LHR 2018 x (1+i)5
LHR pada tahun 2028 = LHR 2023 x (1+i)5
LHR LHR
Angka LEA LEA
Jenis kendaraan tahun tahun LEP
Ekivalen 2023 2028
2023 2028
Mobil penumpang. 3.866 5.245 0,0004 0,57 0,77 1,05
Mini Bus & Truk
1.139 1.545 0,0004 0,168 0,23 0,31
kecil.
Bis besar, Truk
716 971 0,1593 42,05 57,11 77,45
besar.
Total 42,78 58,11 78,81
LEP = 0,2 x E x LHR
LEA = LEP x (1+i) umur rencana

 Lintas Ekivalen Tengah


LET = 0,5 x ( ∑ LEP + ∑ LEA 2023 )
= 0,5 x (42,78 + 58,11)
= 50,44
 Lintas Ekivalen Rencana
umur rencana
LER = LET x
10
5
- LER 5 th pertama = 50,44 x
10
= 25,22.

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

10
- Ler 5 th kedua = ( 0,5 x (58,11 + 78,81)) x
10
= 68,46.

2.2.1 Faktor Regional


- Curah hujan = 2300 - 3000 mm/th.
- Presentase kendaraan berat terhadap ringan
kend . berat LHR 2018
= x 100
kend . ringan LHR 2018
528+ 840
= x 100 = 30,45%
2850
Kelandaian = 1,2778%

Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III


Iklim (< 6%) (6% - 10%) (>10%)
% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat
≤ 30% ≥ 30% ≤ 30% ≥ 30% ≤ 30% ≥ 30%
Iklim I <
900 mm/th 0,5 1,0 – 1,5 1,0 1,5 – 2,0 1,5 2,0 – 2,5

Iklim II >
900 mm/th 1,5 2,0 – 2,5 2 2,5 – 3,0 2,5 3,0 – 3,5

Jadi, didapatkan faktor regional sebesar 2,4.

2.2.2 Ipo Terhadap Lapis Permukaan


Tabel 2.3. Lapis perkerasan
Jenis perkerasan jalan Lpo Rouhgness* (mm/km)
≥4 ≤ 1000
Laston
3,9 – 3,5 > 1000
3,9 – 3,5 ≤ 2000
Lasbutag
3,4 – 3,0 > 2000
3,9 – 3,5 ≤ 2000
HRA
3,4 – 3,0 > 2000
Burda 3,9 – 3,5 < 2000
Burtu 3,4 – 3,0 < 2000
Lapen 3,4 – 3,0 ≤ 3000

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

2,9 – 2,5 > 3000


Lastasbum 2,9 – 2,5 -
Buras 2,9 – 2,5 -
Latasir 2,9 – 2,5 -

Direncanakan jenis lapis permukaan Laston = 3,8 dengan kekasaran > 1000
mm/km.

2.2.3 Indeks Permukaan Akhir Umur Rencana


Tabel 2.4. Permukaan akhir rencana
Klasifikasi Jalan
Lintas Ekivalen Rencana
Lokal kolektor Arteri Tol
< 10 1,0 – 1,5 1,5 1,5 – 2,0 -
10 - 100 1,5 1,5 – 2,0 2,0 -
100 – 1000 1,5 – 2,0 2,0 2,0 – 2,5 -
> 1000 - 2,0 – 2,5 2,5 2,5

Ipt dengan LER2023 pada 5 tahun pertama (25,22) dengan klasifikasi jalan
lokal primer yaitu 1,3. Sedangkan pada 10 tahun rencana LER2028 (68,46)
dengan klasifikasi jalan lokal primer memperoleh Ipt = 1,5.

2.2.4 Daya Dukung Tanah Dasar


Perhitungan DCP menggunakan konus 30°
Titik Penetrasi DCP rata-rata (cm) CBR*
1 14,43 1,1164
2 7,7 2,26
3 10,133 1,661
4 11,46 1,4468
5 19,7 0,7865
6 9,03 1,89
7 10,1 1,66
8 23,3 0,6501 (CBR Min)
9 5,7 3,1742 (CBR Maks)
10 9,81,1164 1,725
Rata-Rata 1,637

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

Untuk menentukan nilai CBR berdasarkan penetrasi DCP konus 30°


menggunakan rumus : log 10 (CBR) = 1,325 – 1,125 log 10 (mm /tum) .
Berdasarkan data CBR yang telah ada kemudian menghitung DDT (daya
dukung tanah).
CBR Maks = 3,1742.
CBR Min = 0,6501.
R = 3,18, berdasarkan 10 titik pengamatan CBR [10 ] .
(CBR Maks−CBR Min)
CBR segmen = CBR - [ ]
R
(3,1742−0,6501)
CBR segmen = 1,637 - [ ] = 0,8432
3,18
Daya dukung tanah = 1,6649 + 4,3592CBRsegmen
Daya dukung tanah = 1,6649 + 4,3592log(0,8432) = 1,342.

2.2.5 Koefisien Relatif


Tabel 2.5. Koefisien relatif

Tabel 2.6. Tebal minimum lapis perkerasan

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

Tabel 2.7. Batas minimum tebal lapis pondasi

Tabel 2.8. Rekapitulasi data perkerasan jalan


No Keterangan Hasil
1 Kelandaian jalan 1,2778%
2 Faktor regional 2,4
3 Laston; Ipo 3,8
4 Lokal;Ipt,10 tahun rencana 1,5
5 Daya dukung tanah 1,342.

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA


Desain Jalan Raya

Dari Tabel 2.5. koefisien relatif diambil :


- Lapisan permukaan: laston, MS 744 ; a1 = 0,40.
- Lapisan pondasi atas : Batu pecah kelas A;a2 = 0,14.
- Lapisan pondasi bawah : sirtu kelas B;a3 = 0,12.
-

INSTITUTE TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA

Anda mungkin juga menyukai