Anda di halaman 1dari 14

JAWABAN UAS UUK SOAL 12 JANUARI 2015

(A) JikaA, B dan C yang benar


(B) Jika A dan C yang benar
(C) Jika B dan D yang benar
(D) Jika D yang benar
(E) Jika semuanya benar

PG TIPE II
1. Aspek sebagai tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi serta perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat didasarkan ketentuan, antara lain, bahwa:
a. Surat izin apotik oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota atas
dasar pelimpahan wewenang dari menteri kesehatan
b. Apotekernya berkewajiban menyediakan, menyimpan dan
menyerahkan sediaan farmai yang bermutu baik dan yang
keabsahannya terjamin
c. Surat izin apoyik dapat dicabut oleh kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota atas rekomendasi dari kepala balai pengawas obat dan
makanan karena melakukan pelanggaran peraturan perundang-
undangan di bidang farmasi
d. Apat membeli secara langsung deiaan farmasi berupa obat dari industry
farmasi sepanjang industry farmasi yang bersangkutan bersedia melayani
penjualannya
Jawaban:
A,b dan C benar (A)

2. Dalama melakukan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian, apoteker


dapat:
a. Mengangkat seorang apoteker pengganti yang memiliki SIK
b. Mengganti obat merek dagang dengan obat generic yang sama
komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan
dokter dan pasien
c. Dibantu oleh apoteker pengganti dan tenaga teknis kefarmasian
d. Menyerahkan obat keras, narkotika, dan psikotropika kepada
masyarakat atas resep dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Jawab:
B DAN d BENAR (C)

3. Pedagang eceran obat hanya dapat;


a. Menjual obat bebas terbatas dalam bungkusan/kemasan eceran
b. Menjual obat bebas dalam bungkusan/kemasan eceran
c. Menjual obat-obatan bebas dab obat-obatan bebas terbatas secara eceran
d. Menjual obat-obatan bebas dan obat-obatan bebas terbatas dari
pabrik yang menjualnya
Jawab:
D

4. Untuk dapat menyalurkan bahan obat pedagang besarfarmasi:


a. Harus memiliki laboratorium yang mempunyai kemampuan untuk
pengujian mutu bahan obat yang disalurkan
b. Harus memiliki gudang penyimpanan bahan obat tersendiri yang
memenuhi persyaratan
c. Harus memiliki sertifikat analisa dari bahan obat yang akan
disalurkan
d. Harus dipertanggung jawabkan oleh seorang uang memiliki SIPA
Jawab:
E

5. Pedagang besar farmasi dan pedagang besar farmasi cabang:


a. Dapat menjual pebekalan farmasi secara eceran, baik ditempat kerjanya
atau ditempat lain.
b. Dapat melakukan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran narkotika
dan psikotropika mempunyai penanggung jawab seorang apoteker
yang bekerja penuh
c. Dapat melayani resep dokter
d. Dapat menyalurkan obat kepada PBF atau PBF cabang lain dan
fasilitas kefarmasian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Jawab:
B dan D benar (c)

6. Ijin PBF berlaku selama 5 (lima) tahun, dan:


a. Dapat berlaku selama memenuhi persyaratan
b. Pengakuan PBF cabang juga berlaku selama 5 (lima) tahun
c. Pengakuan PBF cabang mengikuti jangka waktu izin PBF
d. Untuk mendapatkan pengakuan PBF cabang harus mengajukan kepada kepala
dinas kesehatan kabupaten/ kota
Jawaban: E (Berdasarkan Permenkes 1148/Menkes/Per VI/2011 Tentang
Pedagang Besar Farmasi)

7. Berdasarkan UU No.14 Tahun 2001 tentang Paten, Impor pararel produk farmasi
bukan merupakan pelanggaran pidana, ketentuan tersebut dimaksudkan:
a. Untuk menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan akan produk
farmasi di masyarakat
b. Untuk menjamin adanya harga yang wajar dan memenuhi rasa keadilan dari
produk farmasi yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan manusia
c. Untuk menjamin obat yang beredar memenuhi persyaratan keamanan obat dan
mutu
d. Apabila harga suatu produk farmasi di indonesia sangat mahal dibandingkan
dengan harga yang telah beredar secara sah di pasar internasional
Jawaban: C (Berdasarkan ketentuan farmasi dalam UU 13 Tahun 2016
tentang paten pasal 167)
Dikecualikan dari ketentuan pidana sebagaimana dimaksud salam Bab XVII
dan gugatan perdata atas:
a. Impor suatu produk farmasi yang dilindungi paten di indonesia dan
produk farmasi dimaksud telah dipasarkan di suatu negara secara sah
dengan syarat produk farmasi itu diimpor sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 Dikecualikannya importasi produk farmasi sebagaimana
dimaksud dalam huruf a pada pasal ini adalah untuk menjamin
adanya harga yang wajar dan memenuhi rasa keadilan dari
produk farmasi yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan manusia.
 Ketentuan ini dapat digunakan Apabila harga suatu produk
farmasi di indonesia sangat mahal dibandingkan dengan harga
yang telah beredar secara sah di pasar internasional
8. Penandaan dan informasi sediaan farmasi yang dicantumkan, antara lain harus
memenuhi persyaratan:
a. Berbentuk tulisan
b. Mencantumkan keterangan halal
c. Berisi keterangan mengenai sediaan farmasi secara obyektif, lengkap dan
tidak menyelesaikan
d. Jawaban a, b dan c benar semua
Jawaban: B
Berdasarkan PP Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alkes 72 tahun 1998,
Penandaan dan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
dicantumkan harus memenuhi bersyaratan berbentuk tulisan yang berisi
keterangan mengenai sediaan farmasi dan alat kesehatan secara obyektif,
lengkap dan tidak menyesatkan. Kemudian Penandaan dan informasi
sediaan farmasi dan alat kesehatan dapat berbentuk gambar, warna,
tulisan, atau kombinasi antara atau ketiganya atau bentuk lainnya yang
dapat disertakan pada kemasan atau dimasukkan dalam kemasan atau
merupakan bagian dari wadah dan/atau kemasannya.

9. Notifikasi adalah bentuk izin edar untuk sediaan farmasi berupa kosmetika,
permohonan notifikasi harus memiliki data informasi produk untuk setiap
kosmetika yang dinotifikasiyang terdiri atas:
a. data mutu dan keamanan bahan kosmetika
b. data mutu kosmetika
c. data keamanan dan kemanfaatan kosmetika
d. data khasiat kosmetika
Jawaban: A
Berdasarkan Permenkes 1010/Menkes/Per/X/2008 tentang registrasi obat,
Notifikasi kosmetik pasal 4, Sebelum dilakukan notifikasi. Pemohon
notifikasi harus memiliki Dokumen Informasi Produk (DIP) untuk setiap
kosmetika yang akan dinotifikasi.
DIP terdiri atas:
 Dokumen administrasi dan ringkasan produk;
 Data mutu dan keamanan bahan kosmetika;
 Data mutu kosmetika; dan
 Data keamanan dan kemanfaatan kosmetika

10. Narkotika Golongan I adalah:


a. Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan
b. Tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan
c. Dilarang digunakan untuk pelayanan kesehatan
d. Dalam jumlah terbatas dapat digunakan untuk kepetingan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dan untuk reagensia diagnostik serta
reagensia laboratorium setelah mendapatkan persetujuan menteri atas
rekomendasi Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
Jawaban: E
Definisi Narkotika golongan I menurut UU 35 tahun 2009 tentang
narkotika, narkotika golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Narkotika golongan I dilarang
digunakan untuk pelayanan kesehatan dan dalam jumlah terbatas
dapat digunakan untuk kepetingan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dan untuk reagensia diagnostik serta reagensia
laboratorium setelah mendapatkan persetujuan menteri atas
rekomendasi Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan.

11. Dalam hal terdapat narkotika jenis baru yang akan dimasukkan ke dalam salah
satu golongan narkotika, maka lampiran penggolongan narkotika bedasarkan
UU Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dapat diubah dengan:
a. undang-undang yang dibentuk presiden bersama DPR
b. peraturan pemerintah pengganti undang – undang yang ditetapkan presiden
c. peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan
d. peraturan menteri kesehatan
Jawaban: D. peraturan menteri kesehatan (UU 35 tahun 2009)
Alasan:
12. Pertimbangan untuk mengatur narkotika berdasarkan undang-undang No 35
tahun 2009 tentang narkotika antara lain, adalah:
a. menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan narkotika untuk
kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknlogi
b. mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa Indnesia dari
penyalahgunaan narkotika
c. melakukan pengawasan terhadap peredaran gelap narkotika dan prekursor
narkotika
d. menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalah
guna dan pecandu narkotika
Jawaban: C. mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa
Indnesia dari penyalahgunaan narkotika (B) dan menjamin pengaturan
upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalah guna dan pecandu
narkotika (D) ( UU 35 tahun 2009 pasal 4)

13. Berdasarkan undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, narkotika


dan psikotropika:
a. termasuk sebagai salah satu sediaan farmasi
b. tidak termasuk sebagai salah satu sediaan farmasi karena telah diatur dalam
undang-undang tersendiri
c. hanya dapat diserahkan berdasarkan resep dokter gigi dan dilarang untuk
disalahgunakan
d. termasuk sebagai precursor narkotika dan psikotropika karena diatur pula
dalam peraturan pemerintah Nomor 44 tahun 2010 tentang precursor
Jawaban: B. termasuk sebagai salah satu sediaan farmasi (A) dan hanya
dapat diserahkan berdasarkan resep dokter gigi dan dilarang untuk
disalahgunakan (C) (UU 36 tahun 2009)

14. Berdasarkan undang –undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, setiap
orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar:
a. dipidana dengan pidana paling lama 10 (sepuluh) tahun
b. dipidana dengan pidana paling lama 15 (lima belas) tahun
c. dipidana dengan pidana paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah)
d. dipidana dengan pidana paling banyak Rp.1.500.000.000,00 (satu miliar
lima ratus juta rupiah)
Jawaban: C. dipidana dengan pidana paling lama 15 (lima belas) tahun
dipidana dengan pidana paling banyak Rp.1.500.000.000,00 (satu miliar
lima ratus juta rupiah) ( UU 36 tahun 2009)

15. Berdasarkan undang-undang nomo 36 tahun 2009 tentang kesehatan, setiap


orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan
keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu:
a. dipidana dengan pidana paling lama 10 (sepuluh) tahun
b. dipidana dengan pidana paling lama 15 (lima belas) tahun
c. dipidana dengan pidana paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah)
d. dipidana dengan pidana paling banyak Rp.1.500.000.000,00 (satu miliar
lima ratus juta rupiah)
Jawaban: B. dipidana dengan pidana paling lama 10 (sepuluh) tahun
dipidana dengan pidana paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah)
Alasan:
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan
sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar
dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling
banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) ( pasal 196).
16. (SOAL TIDAK TERBACA)

17. (SOAL TIDAK TERBACA)

18. Salah satu tujuan pendirian apotek rakyat adalah melinduingi masyarakat untuk
dapat memperoleh pelayanan kefarmasian yang baik dan benar SEBAB apoteker
sebagai penanggung jawab di apotek rakyat melakukan pelayanan kefarmasian
dengan seutuhnya.
JAWABAN : C (benar,salah)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor:
284/Menkes/Per/III/2007 tentang Apotek Rakyat
Pengaturan Apotek Rakyat bertujuan untuk :
1. Memberikan pedoman bagi toko obat yang ingin meningkatkan
pelayanan dan status usahanya menjadi apotek rakyat.
2. Pedoman bagi perorangan atau usaha kecil yang ingin mendirikan
apotek rakyat.
3. Melindungi masyarakat untuk dapat memperoleh pelayanan
kefarmasian yang baik dan benar.
Apoteker tidak melakukan pelayanan kefarmasian seutuhnya karena
apotek rakyat hanya melakukan pelayanan kefarmasian berupa
penyerahan obat dan perbekalan kesehatan, dan tidak melakukan
peracikan

19. Registrasi obat dengan zat berkhasiat yang dilindungi paten di Indonesia dapat
dilakukan oleh industri farmasi dalam negeri bukan pemegang hak paten dan
diajukan mulai 2 (dua) tahun sebelum berakhirnya perlindungan hak paten obat
yang bersangkutan SEBAB industri farmasi dalam negeri bukan pemegang hak
paten mempunyai hak untuk memproduksi obat generik walaupun perlindungan
paten atas obat yang bersangkutan belum berakhir.
JAWABAN : A (benar, benar, berhubungan)
Menurut permenkes RI nomor 1010/MENKES/PER/XI/2007
Pasal 13 ayat 2 : Registrasi obat dengan zat berkhasiat yang dilindungi
paten di Indonesia dapat dilakukan oleh industri farmasi dalam negeri
bukan pemegang hak paten dan diajukan mulai 2 (dua) tahun sebelum
berakhirnya perlindungan hak paten obat yang bersangkutan.
Industri farmasi dalam negeri bukan pemegang hak paten mempunyai hak
untuk memproduksi obat generik walaupun perlindungan paten atas obat
yang bersangkutan belum berakhir tetapi obat generik itu hanya dapat
diedarkan setelah masa paten obat tersebut berakhir (20 tahun).

20. Lampiran mengenai jenis psikotropika golongan I dan golongan II sebagaimana


tercantum dalam lampiran UU No. 5 Tahun 2009 tentang psikotropika telah
dipindahkan menjadi narkotika golongan I menurut UU No. 35 Tahun 2009
tentang narkotika SEBAB berdasarkan United Nations Single Convention On
Narcotic Drugs. 1961 As amended by the 1972 protocol amending the single
convention on narcotic drugs, kedua lampiran tersebut tergolong sebagai
narkotik.
JAWABAN : D (salah, benar).
Seharusnya lampiran UU No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika yang
telah dipindahkan menjadi narkotik golongan I menurut UU No. 35 Tahun
2009 tentang narkotika.
United Nations Single Convention On Narcotic Drugs. 1961 As amended
by the 1972 protocol amending the single convention on narcotic drugs,
dimana protokol pada tahun 1961 berisi berbagai ketentuan mengenai
Narkotika yaitu tentang jenis-jenisnya, cara pengawasan termasuk lalu
lintas, tindakan-tindakan yang harus diambil dan lani sebagainya, sehingga
dapat menjadi pedoman bagi tiap negara dalam ikut serta menanggulangi
penyalahgunaan Narkotika. Dan pada protocol tahun 1972 memberikan
penguatan pada ketentuan yang berkaitan dengan upaya pengobatan dan
rehabilitasi terhadap penyalahguna Narkotika serta menekan peredaran
gelap Narkotika.

21. Jawaban :
A. Pernyataan benar,alasan benar dan keduanya menunjukkan hubungan
sebab akibat
Alasan :
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP No.44 tahun 2010) tentang prekursor
pada pasal 1 dalam ketentuan umum menjelaskan bahwa Prekursor merupakan
suatu zat atau bahan pemula atau bahan kimia yg digunakan dalam pembuatan
narkotika dan psikotropika, hal ini untuk melindungi masyarakat dari bahaya
penyalahgunaan prekursor.

22. Jawaban :
C. Pernyataan benar, alasan salah
Alasan :
Dalam UU No.35 tahun 2009 tentang Narkotika pada golongan II dan III
dijelaskan bahwa dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi pada ketentuan UU
No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, TIDAK semua Narkotika merupakan salah
satu dari sediaan farmasi berupa obat dan bahan obat

23. Jawaban :
A. Pernyataan benar,alasan benar dan keduanya menunjukkan hubungan
sebab akibat
Alasan :
Pernyataan pada UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 111 menjelaskan
bahwa Makanan dan minuman hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal ini untuk menjamin
keamanan, khasiat dan mutunya

24. Jawaban :
A. Pernyataan benar,alasan benar dan keduanya menunjukkan hubungan
sebab akibat
Alasan :
Sesuai dengan UU No.18 tahun 2012 dan BPOM menyatakan bahwa, Pelaku
usaha pangan yg dengan sengaja tidak memiliki izin edar terhadap setiap pangan
olahan yg dibuat di dalam negri atau diimpor dan diperdagangkan dalam
kemasan eceran dipidana penjara paling lama selama 2 tahun dan denda paling
banyak 4.000.000.000 (empat miliar rupiah).Sesuai dengan pernyataan pada UU
No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 111 berupa Makanan dan Minuman
hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan

25. Jawaban :
A. Pernyataan benar,alasan benar dan keduanya menunjukkan hubungan
sebab akibat
Alasan :
Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM Nomor HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun
2012 tentang Pedoman pemberian sertifikat produksi pangan industri rumah
tangga. Pada Pasal 1 ketentuan umum menjelaskan bahwa Industri Rumah
Tangga Pangan (IRTP) dapat memproduksi semua jenis pangan olahan. Yang
termasuk kedalam IRTP yaitu berupa industri usaha mikro, kecil dan menengah

26. B. SIPA
Alasan: menurut PP 51 th 2009 SIPA adalah surat izin yang diberikan
kepada apoteker untuk dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian
pada apotek atau IFRS

28. A. GMP
Alasan:
GMP = good manufacturing practice
GDP = good distribution practice
GPP = good pharmacy practice

27. 5 unsur

29. A. tenaga kefarmasian


Alasan: Materi muatan peraturan perundang-undangan di bidang
farmasi yang penting harus berkaitan dengan farmasi.

30. C. peraturan perundang-undangan yang secara langsung dan tidak


langsung mengatur masalah farmasi

31. C
Alasan: Tujuan kesehatan = meningkatkan derajat hidup masyarakat,
dengan meningkatkan kualitas hidup pasien (pendekatan kesejahteraan)
dan melakukan pekerjaan sesuai dengan tugasnya (menjamin keamanan
khasiat, manfaat, dan keamanan obat) yang termasuk dalam pendekatan
pengamanan obat
32. (soal tidak lengkap)
33. D
Alasan: Kesepakatan hukum = etika profesi berisi kewajiban yang harus
dilakukan apoteker, salah satunya meningkatkan iptek dan kemampuan
profesionalnya
34. B
Alasan: Perbuatan melawan hukum, kesalahan tidak menyebabkan
kerugian fatal pada pasien (meninggal) dan pasien meminta ganti rugi
35. A
Alasan: Tindakan pelanggaran hkum dan sudah meilbatkan polisi dan
jaksa (kasus masuk ke pengadilan)
36. Rosa, apoteker, dalam menjalankan praktik kefarmasian melakukan dialog
dengan pasien. Rosa ternyata memberikan obat kepada pasien yang sebenarnya
tidak perlu diberikan berdasarkan ilmu farmasi yang dimiliki. Dalam hal ini
pasien dirugikan. Menurut prinsip etik, perbuatan Rosa tersebut telah melanggar
prinsip:
A. Autonomous : prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak
otonomi pasien
B. Beneficence : prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang
ditujukan ke kebaikan pasien
Beberapa contoh penerapan prinsip beneficence ini adalah:
1. Melindungi dan menjaga hak orang lain.
2. Mencegah bahaya yang dapat menimpa orang lain.
3. Meniadakan kondisi yang dapat membahayakan orang lain.
4. Membantu orang dengan berbagai keterbatasan (kecacatan).
5. Menolong orang yang dalam kondisi bahaya.
C. Non Malaficence : prinsip moral yang melarang tindakan yang
memperburuk keadaan pasien
Pada dasarnya, prinsip non-maleficence memberikan peluang kepada
pasien, walinya dan para tenaga kesehatan untuk menerima atau
menolak suatu tindakan atau terapi setelah menimbang manfaat dan
hambatannya dalam situasi atau kondisi tertentu.
D. Justice : prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam
mendistribusikan
sumberdaya
E. Virtue
Sumber: Suryadi T. Prinsip-Prinsip Etika dan Hukum Dalam Profesi
Kedokteran. 2009
37. Tini, apoteker, telah menjalankan praktik kefarmasian walaupun belum memiliki
SIPA. Kepala DINKES Kota dimana Tini melakukan praktiknya mengetahui hal
tersebut. Kepala DINKES Kota dapat mengambil tindakan administrasi kepada
Tini. Hal ini didasarkan pada:
A. Perbuatan melanggar hukum
B. Wanprestasi
C. Tindak Pidana
D. Perbuatan melawan hukum administrasi
E. Perbuatan melanggar kode etik apoteker

38. Apoteker dalam menjalankan praktik profesinya di apotek dan memberikan


pelayanan sebaik-baiknya kepada pasiennya. Dari sudut pandang hukum,
apoteker telah melakukan hubungan hukum dengan pasien. Jenis hubungan
hukum antara apoteker dengan pasien adalah:
A. Daya upaya secara optimal
B. Menjamin pasien sembuh
C. Jual beli komoditi berupa obat
D. Hutang piutang karena pasien tidak punya uang
E. Daya upaya dan menjamin obat yang diserahkan memenuhi standar dan
persyaratan

39. Berdasarkan prinsip etika, organisasi yang menghimpun apoteker di Indonesia


atau IAI telah membuat dan memberlakukan kode etik Apoteker Indonesia. Pada
dasarnya Kode Etik Apoteker Indonesia tersebut berisikan berbagai:
A. Hak
B. Kewajiban (Bab 1: Kewajiban Umum, Bab 2: Kewajiban Apoteker
terhadap pasien, Bab 3: Kewajiban apoteker terhadap teman
sejawat, Bab 4: Kewajiban apoteker terhadap sejawat petugas
kesehatan lain. Sumber: IAI)
C. Hak dan kewajiban
D. Tindakan administrasi
E. Perbuatan melanggar hukum

40. Rieke, apoteker, melakukan praktik kefarmasian di PUSKESMAS LENTENG


AGUNG. Ternyata Rieke diduga telah melakukan kelalaian. Untuk menilai
apakah Rieke melakukan kelalaian atau tidak, seharusnya dinilai dari:
A. Apoteker yang berpraktrik di RS Kelas A
B. Apoteker yang berpraktik di industri obat
C. Apoteker yang berpraktik di PUSKESMAS
D. Apoteker yang berpraktik sebagai dosen
E. Apoteker yang tidak berpraktik

41. Nadya, apoteker telah lulus pendidikan apoteker. Oleh karenanya dia memiliki
ijazah. Selain itu, dia juga telah memiliki sertifikat kompetensi dan Surat Tanda
Registrasi Apoteker. Nadya ingin melakukan praktik kefarmasian di pabrik obat
angin ribut farma. Berdasrkan undang-undang No. 36 tahun 2014 yang
bersangkutan harus memiliki
a. SIKA
b. surat persetujuan
c. SIPA
d. surat tugas
e. surat izin dari IAI
jawaban : a. SIKA
SIKA adalah surat izin praktik yang diberikan kepada apoteker untuk
dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas produksi atau
fasilitas distribusi atau penyaluran. Sedangkan SIPA praktik kefarmasian
pada fasilitas pelayanan kefarmasian.

42. Apoteker dalam menjalankan praktek kefarmasiannya harus memenuhi berbagai


standar. Salah satu standar yang harus diikuti adalah standar prosedur
operasional (SOP). Dari sudut pandang hukum SOP merupakan aturan tertulis
yang dibuat apoteker dan tidak boleh bertentangan dengan
a. standar praktis
b. standar profesi
c. GMP
d. GDP
e. standar praktis dan standar profesi
jawaban :e. Standar praktis dan standar profesi apoteker harus bekerja
sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional, standar
pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan
kepentingan pasien.

43. Apoteker dalam menjalankan praktik kefarmasian harus memenuhi aplikasi


hukum administrasi dengan baik. Isi dari aplikasi hukum administrasi dalam
hubungannya dengan pengertian dan lingkup hukum farmasi mencakup:
a. perizinan
b. wanprestasi
c. ancaman pidana
d. pelanggaran kode etik apoteker
e. perbuatan melanggar hukum
jawaban : a. Perizinan

44. Pejabat Balai POM dalam melakukan pengawasan terhadap obat yang beredar di
dapatkan bahwa pada tempat praktik ali telah membeli obat dari sumber yang
tidak resmi dan tidak dilengkapi dokumen sebagaimana mestinya. Kepada ali,
apoteker dapat diberikan peringatan lisan sampai dengan pencabutan perizinan.
Tindakan tersebut menurut hukum masuk dalam ranah:
a. hukum perdata
b. hukum administrasi
c. hukum pidana
d. kode etik apoteker Indonesia
e. hukum profesi
jawaban : b. Hukum administrasi
sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
1. Peringatan tertulis
2. Penghentian sementara kegiatan; dan
3. Pencabuatn SIA

45. Lisa, apoteker, dalam menjalankan praktik kefarmasian tidak melakukan


pencatatan dengan baik sebagaimana diatur dalam PP No.51 Tahun 2009 tentang
pekerjaan kefarmasian. Sebenarnya pencatatan tersebut tidak hanya bermanfaat
untuk pasien tetapi juga sangat bermanfaat untuk apoteker. Hal ini karena nilai-
nilai yang terkandung dalam catatan yang dibuat apoteker adalah
a. administrasi dan dokumentasi
b. administrasi, dokumentasi dan legal
c. administrasi, dokumentasi dan pelayanan
d. administrasi, legal, pelayanan, riset, edukasi dan dokumentasi
e. administrasi, legal, dokumentasi dan edukasi
jawaban : d. administrasi, legal, pelayanan, riset, edukasi dan dokumentasi
46. Seorang apoteker dalam menjalankan praktik kefarmasiaannya diduga telah
melakukan tindak pidana. Untuk menilai ada atau tidaknya kelalaian dalam
dugaan tindak pidana perlu dilakukan terlebih dahulu penyidikan. Tugas untuk
melalukan penyidikan dilakukan oleh :
a. Hakim
b. Polisi
c. Pengacara
d. Pasien
e. Keluarga pasien

47. Rizki, apoteker melakukan praktik kefarmasian di industri obat. Direktur industri
obat memerintahkan kepada Rizki untuk melakukan produksi dengan
mengesampingkan Standar Praktis yang berlaku tetapi obat yang dihasilkan tetap
memenuhi standar dan persyaratan Farmakope yang berlaku. Perbuatan Rizki
tersebut menurut hukum telah bertentangan dengan salah satu unsur Standar
Profesi yaitu :
a. Ceroboh
b. Ilmu farmasi
c. Kemampuan rata-rata
d. Urutan Tindakan
e. Tujuan tindakan

48. Arifin, apoteker dalam menjalankan praktik kefarmasiaannya ternyata telah


melakukan pelanggaran terhadap kode etik Apoteker Indonesia. Yang
mempunyai kewenangan untuk memberikan hukuman kepada Arifin adalah :
a. Menteri Kesehatan
b. Kepala BPOM
c. Ketua IAI
d. Hakim Pengadilan Negeri
e. Pemilik Apotek

49. Apoteker dalam menjalankan praktik kefarmasiaannya wajib menyimpan rahasia


kedokteran. Rahasia kedokteran tersebut boleh dibuka sepanjang ada :
a. Persetujuan Pasien
b. Persetujuan Dokter
c. Persetujuan Tenaga Kesehatan Lain
d. Persetujuan Pemilik Apotek
e. Persetujuan Ketua IA
50. Apoteker dalam menjalankan praktik profesinya harus memenuhi berbagai norma
yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bermasyaakat dan bernegara.
Norma yang dimaksud adalah :
a. Norma pribadi dan antar pribadi
b. Norma kesusilaan dan kesopanan
c. Norma kepercayaan dan kesopanan
d. Norma hukum dan kepercayaan
e. Norma pribadi dan kepercayaan

Anda mungkin juga menyukai