Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH MIKROBIOLOGI

TUGAS KUMPULAN MATERI SEMESTER III

JURUSAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

SEMESTER III

DISUSUN OLEH :

ANDINA LARASATI DEWI

12.4.02.415

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN

AKADEMI PERIKANAN SIDOARJO

2014
BAB I

PENGENALAN ALAT

1.1 Latar Belakang

Mikroba adalah organisme yang sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat

dengan mata telanjang. Sesuai namanya, bidang ilmu mikrobiologi (mikros =

kecil/sangat kecil; bios = hidup/kehidupan) mempelajari tentang bentuk,

kehidupan, sifat, dan penyebaran organisme yang termasuk golongan mikroba

(jasad renik). Ilmu yang mempelajari tentang mikroba disebut mikrobiologi.

Peranan mikroba yang sangat penting di perikanan.

Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan

percobaan atau penelitian . Dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi

masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara pengoperasian atau

penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan atau penelitian

yang dilakukan. Dengan kita mengetahui fungsi dan cara penggunaan alat-alat

yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatu percobaan atau

penelitian. Sehingga dengan berbekal pengetahuan pemahaman akan fungsi

dan cara kerja dari alat yang digunakan kita dapat memperoleh hasil suatu

percobaan atau penelitian yang maksimal.

Selain pengetahuan pemahaman akan alat, kita juga dituntut untuk terampil

dalam menggunakan alat-alat yang ada pada laboratorium. Hal tersebut harus

dibarengi dengan ketelitian.

Dengan pengenalan alat-alat laboratorium, kita dapat mengetahui berbagai

macam alat yang terdapat di laboratorium. Selain itu kita juga dapat

meminimalisir resiko kesalahan kerja pada saat melakukan percobaan

mikrobiologi. Alat-alat laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang

berbeda. Setiap pengguna harus mengikuti hal-hal tersebut agar dalam


menggunakan alat-alat laboratorium tidak terjadi kerusakan alat ataupun hal-hal

yang berbahaya.

Terdapat dua macam alat yang digunakan pada laboratorium, yaitu alat

mekanik dan alat non mekanik.

1.2 Alat Mekanik

Nama
Prinsip Kerja Prosedur Kerja Gambar Alat
Peralatan
Prinsip kerjanya
Cara menggunakannya adalah
adalah menghitungsetelah kita on-kan, kita simpan
mikroba secara
cawan petri yang berisi bakteri
otomatis denganatau jamur kedalam kamar
Colony bantuan pulpen/tombol
hitung, mengatur alat
counter hitung. penghitung pada posisi dan
mulai menghitung dengan
menggunakan jarum penunjuk
sambil melihat jumlah pada
layar bidang.
Prinsip kerjanya 1. Hubungkan kabel power ke
adalah menginkubasi stop kontak.
sesuai suhu yang 2. Putar tombol power ke arah
diinginkan kiri (lampu power hijau
menyala).
3. Atur suhu dalam incubator
dengan menekan tombol set.
4. Sambil menekan tombol set,
putarlah tombol di sebelah
kanan atas tombol set hingga
mencapai suhu yang di
inginkan.
5. Setelah suhu yang diinginkan
selesai diatur, lepaskan tombol
Inkubator set.
6. Inkubator akan
menyesuaikan setingan suhu
secara otomatis setelah
beberapa menit
Nama
Prinsip Kerja Prosedur Kerja Gambar Alat
Peralatan
Prinsip kerjanya Pelat (plate) yang terdapat
dilakukan dengan cara dalam alat ini dapat dipanaskan
meletakkan labu sehingga mampu mempercepat
Erlenmeyer atau proses homogenisasi.
beaker glass yang Pengadukan dengan bantuan
telah berisi larutan batang magnet mampu
Hot plate yang akan dipanaskan menghomogenkan sampai 10 L,
stirrer di atas hot plate. dengan kecepatan sangat
Setelah dihubungkan lambat sampai 1600 rpm dan
dengan arus listik, alat dapat dipanaskan sampai
ini akan 425oC.
menghomogenkan
sekaligus
memanaskannya.
Mensterilkan alat Tekan saklar power indikator
dengan udara panas lampu menyala, setelah itu atur
kering pada suhu suhu oven yang diinginkan
tinggi dengan aliran dengan cara memutar pengatur
Oven listrik. Sebelum suhu dan begitu pula dengan
disterilkan, cawan petri waktunya.
harus dibungkus
terlebih dahulu dengan
kertas.
Autoklaf merupakan 1. Sebelum melakukan
alat sterilisasi basah sterilisasi cek dahulu
yang digunakan untuk banyaknya air dalam autoklaf.
mensterilisasi medium/ Jika air kurang dari batas yang
reagen/larutan kimia ditentukan, maka dapat
yang tahan terhadap ditambah air sampai batas
suhu dan tekanan tersebut. Gunakan air hasil
yang tinggi yaitu destilasi, untuk menghindari
0
121 C 2 atm selama terbentuknya kerak dan karat.
15-20 menit. 2. Masukkan peralatan dan
Keuntungan bahan. Jika mensterilisasi botol
Autoklaf menggunakan alat ini bertutup ulir, maka tutup harus
adalah dapat dikendorkan.
membunuh seluruh 3. Tutup autoklaf dengan rapat
mikroorganisme yang lalu kencangkan baut
tidak diinginkan pengaman agar tidak ada uap
dengan cepat, dan yang keluar dari bibir autoklaf.
kerugiannya adalah Klep pengaman jangan
dapat menurunkan dikencangkan terlebih dahulu.
PH. pemanasan 4. Nyalakan autoklaf, diatur
dengan uap air panas timer dengan waktu minimal 15
bertekanan tinggi. menit pada suhu 121oC.
Terdapat dua jenis
Nama
Prinsip Kerja Prosedur Kerja Gambar Alat
Peralatan
autoklaf yaitu autoklaf 5. Tunggu sampai air mendidih
mekanik dan autoklaf sehingga uapnya memenuhi
otomatik. Cara kerja kompartemen autoklaf dan
alat tersebut hampir terdesak keluar dari klep
sama dengan pengaman. Kemudian klep
pressure cooker, pengaman ditutup
sebab alat tersebut (dikencangkan) dan tunggu
merupakan alat yang sampai selesai. Penghitungan
dapat diisi air dan waktu 15’ dimulai sejak tekanan
ditutup rapat-rapat. mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai
berbunyi, maka tunggu tekanan
dalam kompartemen turun
hingga sama dengan tekanan
udara di lingkungan (angka
pada pressure gauge menunjuk
ke angka nol). Kemudian klep-
klep pengaman dibuka dan
keluarkan isi autoklaf dengan
hati-hati.
Prinsip kerjanya yaitu 1. Nol-kan terlebih dulu neraca
pastikan timbangan tersebut
hidup/masih bagus. 2.Letakkan zat yang akan
Letakkan zat yang ditimbang pada bagian
akan ditimbang timbangan
diatasnya kemudian 3.Baca nilai yang tertera pada
Timbangan
lihat hasil yang layar monitor neraca
analitik
ditunjukkan. 4.Setelah digunakan, nolkan
kembali neraca tersebut

Laminar air flow 1. Hidupkan lampu UV selama


adalah ruangan steril 2 jam, selanjutnya matikan
yang digunakan untuk segera sebelum mulai
Laminer memindahkan atau bekerja
air flow mensubculture biakan 2. Pastikan kaca penutup
mikroorganisme. terkunci dan pada posisi
Sebelumnya ruangan terendah
tersebut di 3. Nyalakan lampu neon dan
sterilisasikan dengan blower
menyemprotkan 4. Biarkan selama 5 menit
alcohol 70% 5. Cuci tangan dan lengan
dengan sabun gemisidal /
Nama
Prinsip Kerja Prosedur Kerja Gambar Alat
Peralatan
dibersihkan kembali alkohol 70 %
dengan lap kemudian 6. Usap permukaan interior
dengan sterilkan laminar air flow dengan alcohol
dengan sinar uv 70 % atau desinfektan yang
setelah semua cocok dan biarkan menguap
dilakukan, ruang alat 7. Masukkan alat dan bahan
tersebut dapat yang akan dikerjakan, jangan
dipergunakan. Setelah terlalu penuh (overload) karena
digunakan bersihkan memperbesar resiko
kembali dengan kontaminan
alkohol 70% lalu dilap. 8. Atur alat dan bahan yang
telah dimasukan ke laminar air
flow sedemikian rupa hingga
efektif dalam bekerja dan
tercipta areal yang benar-benar
steril
9. Jangan menggunakan
pembakar Bunsen dengan
bahan bakar alkohol tapi
gunakan yang berbahan bakar
gas.
10. Kerja secara aseptis dan
jangan sampai pola aliran udara
terganggu oleh aktivitas
kerja
11. Setelah selesai bekerja,
biarkan 2-3 menit supaya
kontaminan tidak keluar dari
laminar air flow
12. Usap permukaan interior
laminar air flow dengan alkohol
70 % dan biarkan menguap lalu
tangan dibasuh dengan
desinfektan
13. Matikan lampu neon dan
blower.
Mikropipet digunakan 1. Sebelum digunakan Thumb
untuk memindahkan Knob sebaiknya ditekan berkali-
cairan yang bervolume kali untuk memastikan lancarnya
cukup kecil, banyak
mikropipet.
Mikropipet pilihan dalam mikro
pipet, misalnya 2. Masukkan Tip bersih ke dalam
mikropipet yang dapat Nozzle / ujung mikropipet.
diatur volume 3. Tekan Thumb Knob sampai
pengambilannya hambatan pertama / first stop,
Nama
Prinsip Kerja Prosedur Kerja Gambar Alat
Peralatan
(adjustable volume jangan ditekan lebih ke dalam
pipette) atau mikro lagi.
pipet yang tidak bisa 4. Masukkan tip ke dalam cairan
diatur volume
sedalam 3-4 mm.
pengambilannya dan
hanya tersedia satu 5. Tahan pipet dalam posisi
pilihan volume (fixed vertikal kemudian lepaskan
volume pipette) dalam tekanan dari Thumb Knob maka
pengerjaannya cairan akan masuk ke tip.
mikropipet 6. Pindahkan ujung tip ke tempat
memerlukan tip. penampung yang diinginkan.
7. Tekan Thumb Knob sampai
hambatan kedua / second stop
atau tekan semaksimal mungkin
maka semua cairan akan keluar
dari ujung tip.
8. Jika ingin melepas tip putar
Thumb Knob searah jarum jam
dan ditekan maka tip akan
terdorong keluar dengan
sendirinya, atau menggunakan
alat tambahan yang berfungsi
mendorong tip keluar.
1.3 Alat Non Mekanik
Nama
Prinsip Kerja Prosedur Kerja Gambar Alat
Peralatan
Prinsip kerjanya yaitu 1. Letakkan mikroskop di atas
memantulkan cahaya meja dengan cara memegang
melalui cermin, lalu lengan mikroskop sedemikian
rupa sehingga mikroskop
diteruskan hingga
berada persis di hadapan
lensa obyektif di lensa pemakai.
obyektif bayangan 2. Putar revolver sehingga
yang dihasilkan adalah lensa obyektif dengan
maya, terbalik dan perbesaran lemah berada pada
diperbesar kemudian posisi satu poros dengan lensa
bayangan akan okuler yang ditandai bunyi klik
pada revolver.
diteruskan dan
3. Nyalakan mikroskop dengan
dihasilkan bayangan ukuran cahaya yang normal (
tegak, nyata dan jangan terlalu terang )
diperbesar oleh mata 4. Tempatkan preparat pada
pengamat semakin meja benda tepat pada lubang
banyak cahaya yang preparat dan jepit dengan
Mikroskop
dipantulkan melalui penjepit obyek/benda
5. Aturlah fokus untuk
cermin, maka akan
memperjelas gambar obyek
semakin terang pula dengan cara memutar pemutar
mikroorganisme yang kasar, sambil dilihat dari lensa
dilihat. okuler. Untuk mempertajam
putarlah pemutar halus.
6. Apabila bayangan obyek
sudah ditemukan, maka untuk
memperbesar gantilah lensa
obyektif dengan ukuran dari 10
X, 40 X atau 100 X, dengan
cara memutar revolver hingga
bunyi klik.
7. Apabila telah selesai
menggunakan, bersihkan
mikroskop dan simpan pada
tempat yang tidak lembab.
Prinsip kerjanya yaitu Sebelum alat ini digunakan,
ose disentuhkan terlebih dahulu disterilkan
pada bagian mikrobia dengan memanaskan ujungnya
kemudian sampai berpijar, kemudian
menggosokkan pada membiarkan ujung ose dingin
kaca preparat untuk sebelum digunakan untuk
Jarum Ose
diamati mencegah matinya bakteri.
Nama
Prinsip Kerja Prosedur Kerja Gambar Alat
Peralatan
Prinsip kerja alat ini Menyalakan sumbu pada
bekerja berdasarkan tabung spiritus kemudian lampu
metode pemanasan spiritus dapat digunakan.
bakteri dengan nyala
api langsung
Spiritus

Prinsip kerjanya yaitu Dapat diisi media padat


sebagai wadah maupun cair. Media padat yang
penyimpanan medium dimasukkan ke tabung reaksi
dengan volume tidak dapat diatur menjadi 2 bentuk
diketahui karena tidak menurut fungsinya, yaitu media
dilengkapi dengan agar tegak dan agar miring.
Tabung
skala
Reaksi

Prinsip kerjanya yaitu, Digunakan untuk membiakkan


media diletakkan di sel.
dalam cawan petri
Cawan kemudian ditutup
Petri dengan menggunakan
penutup cawan.

Prinsip kerjanya yaitu Pipet ini digunakan untuk


pengambilan larutan mengambil dan memindahkan
berdasarkan pompa larutan yang akan digunakan
Pipet Tetes karet atau pengatur dan dikeluarkan tetes per tetes
skala pada bagian
atas.

Prinsip kerjanya Pipet ini digunakan untuk


mengambil zat cair mengambil dan memindahkan
yang akan larutan
direaksikan, ditetesi,
Pipet maupun dicampurkan
Hisap
Nama
Prinsip Kerja Prosedur Kerja Gambar Alat
Peralatan
Prinsip kerjanya yaitu Digunakan bersama pipet ukur,
letakkan dahulu untuk mengambil cairan dengan
larutan kedalam Beker ketelitian yang akurat
gelas lalu tekan S
Balon
untuk menghisap,
pipet
tekan E untuk
mengeluarkan cairan

Prinsip kerja beaker Alat ini dapat disterilisasikan


glass yaitu sebagai dengan dicuci sampai bersih
tempat memanaskan ataupun dengan ditutup terlebih
larutan, pencampuran dahulu bagian atas dengan
larutan dan kapas, lalu disterilisasi dengan
Beaker menampung hasil dari menggunakan autoclave.
Glass penyaringan dalam
ukuran tertentu.

Gelas erlenmeyer Alat ini dapat disterilisasikan


berfungsi sebagai dengan ditutup terlebih dahulu
tempat penyimpanan bagian atas dengan kapas, lalu
medium, memanaskan disterilisasi dengan
Gelas larutan, dan menggunakan autoclave. Cara
erlenmeyer menampung hasil dari penggunaannya yaitu dengan
penyaringan dan cara menuangkan larutan yang
titrasi. akan dihomogenkan kedalam
Erlenmeyer, kemudian kocok
Erlenmeyer dengan cara
memegang pada bagian leher.

Gelas ukur (graduated Gelas ukur ada yang tahan


cylinder, measuring panas dan ada pula yang tidak
cylinder), digunakan tahan panas. Pembuatan
untuk mengukur larutan sterilisasi eksplan, yaitu
volume larutan atau chlorox selalu menggunakan
cairan pada berbagai gelas ukur. Pada saat
Gelas ukur
ukuran volume. menggunakannya perhatikan
Terbuat dari gelas cara membaca skalanya.
(polipropilen) atau
plastik. Gelas ukur
digunakan untuk
mengukur volume 10
hingga 2000 mL.
Nama
Prinsip Kerja Prosedur Kerja Gambar Alat
Peralatan
Spatula berfungsi Spatula yang digunakan
untuk mengaduk biasanya dari kaca sehingga
bahan kimia atau dapat dipanaskan dengan
Spatula
menghomogenkan autoclave.
media yang akan
dibuat.

Pipet ukur berfungsi Cara penggunaanya sama


sebagai pengambil seperti pipet tetes, tapi memiliki
larutan atau sampel ukuran berapa banyak cairan
sesuai dengan jumlah yang akan diambil.
Pipet ukur
yang kita tentukan.

Labu ukur (volumetric Cara penggunaanya yaitu


flask) digunakan untuk larutan yang akan dicampur
menyiapkan larutan dimasukkan ke dalam labu
dalam kimia analitik ukur. Kemudian labu ditutup
yang konsentrasi dan dan dikocok-kocok hingga
jumlahnya diketahui larutan homogen.
dengan pasti dengan
keakuratan yang
sangat tinggi. Terbuat
Labu Ukur dari gelas dengan
badan tabung yang
rata dan leher yang
panjang dengan
penutup. Di bagian
leher terdapat
lingkaran graduasi,
volume, toleransi,
suhu kalibrasi dan
kelas gelas.
Corong gelas (Funnel Cara penggunaannya yaitu
conical) berfungsi menempatkan ujung corong ke
untuk membantu dalam mulut
memindahkan cairan
dari wadah yang satu
ke wadah yang lain
terutama yang
Corong
bermulut kecil.
Gelas
Digunakan untuk
menyimpan kertas
saring dalam proses
penyaringan.
Nama
Prinsip Kerja Prosedur Kerja Gambar Alat
Peralatan
Penjepit digunakan Cara penggunaannya yaitu
untuk memindahkan dengan cara menjepit badan
tabung reaksi yang tabung reaksi yang ingin
tidak dapat dipindahkan.
Penjepit bersentuhan langsung
dengan tangan,
misalnya tabung
reaksi yang panas
Blue tip digunakan Pasangkan blue tip pada
sebagai pasangan mikropipet. Kemudian tekan
pada mikropipet. dan tahan tombol Thumb Knob
sampai udara keluar. Masukkan
Blue Tip blue tip ke dalam larutan dan
lepaskan Thumb Knob sampai
larutan terhisap.

Rak tabung reaksi Letakkan tabung reaksi ke


digunakan untuk dalam lubang rak tabung reaksi
menyanggah tabung yang telah ada.
Rak reaksi baik yang berisi
Tabung maupun kosong.
Reaksi

Desikator digunakan Letakkan benda yang menguap


untuk menyerap uap kedalam desikator. Biarkan
agar benda benar- selama semalam.
benar kering. Terdapat
Desikator silica gel di bagian
bawah desikator yang
berguna untuk
menyerap uap.

Sarung tangan Menggunakan sarung tangan


digunakan untuk sebelum melakukan praktikum.
melindungi tangan dari
Sarung panas serta bahan-
Tangan bahan kimia
berbahaya.

Mortar dan penumbuk Masukkan bahan berupa


digunakan untuk padatan ke dalam mortar.
menghaluskan sampel Tumbuk bahan hingga benar-
Mortar dan yang berupa padatan benar halus dan berbentuk
Penumbuk sampai halus dan serbuk. Larutkan bahan dengan
kemudian dilarutkan akuades.
dengan akuades.
BAB II

MEDIA

2.1 Latar Belakang

Mahluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk

hidup yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme

yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan

peralatan khusus. Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang

mempunyai ukuran sangat kecil. Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan

manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang bisa berperan

sebagai kawan maupun lawan bagi kehidupan manusia.

Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau

dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh

manusia diantaranya melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada

pembuatan media ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang

diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan fisik

yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.

Nutrien dan vitamin dalam media pertumbuhan berfungsi untuk

membentuk substansi yang mengaktivasi enzim pada media. Kebutuhan akan

nutrien dan vitamin berbeda-beda pada masing-masing mikroorganisme.

Mikroorganisme memperlihatkan gejala yang berlainan dalam pola pengambilan

nutrisi, meskipun semua mikroorganisme membutuhkan vitamin dalam proses

metabolismenya, namun beberapa jenis mikroorganisme mampu mensintesis

kebutuhan vitaminnya sendiri dari senyawa-senyawa lain di dalam medium.

Pembiakan mikroba secara buatan memerlukan media pertumbuhan

untuk menjadi tempat tumbuh dan penyedia nutrien bagi mikroba.

Media pertumbuhan terdiri dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin
dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Pembuatan media ini dapat pula ditambahkan

komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya.

Media berfungsi untuk tempat tumbuhnya mikroba, isolasi,

memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah

mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan

menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media itu

sendiri.

Media juga berperan sebagai wadah atau tempat zat

hara yang digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel,

keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan. Umumnya, media

pertumbuhan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon,

nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur

lainnya. Variasi dalam tipe nutrisi, diimbangi oleh tersedianya berbagai macam

media yang banyak macamnya untuk kultivasinya, oleh sebab itu

dalam laporan ini akan membahas lebih lanjut kebutuhan dasar mikroorganisme,

macam-macam media pertumbuhan, dan prosedur umum pembuatan media

pertumbuhan guna menunjang kegiatan pembelajaran mikrobiologi.

2.2 Pengertian dan Fungsi Media Penumbuhan

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari

campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk

pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-

molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media

pertumbuhan maka dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni

dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Media adalah

susunan bahan baik bahan alami (seperti tauge, kentang, daging, telur, wortel

dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik


ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangbiakan mikroba.

Medium penumbuhan merupakan substrat yang kaya akan nutrien yang

selanjutnya digunakan untuk membiakkan mikrobia. Nutrient dapat diartikan

sebagai bahan-bahan organik dan atau bahan anorganik yang berfungsi sebagai

sumber energi atau penerima elektron bagi organisme (Suriawiria: 1986)

Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media

diperlukan persyaratan tertentu yakni bahwa:

a. Di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba.

b. Media harus memiliki tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang

sesuai dengan kebutuhan mikroba.

c. Media harus dalam keadaan steril.

Fungsi-fungsi media adalah sebagai berikut :

1. Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa

syarat nutrisi

2. Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok

tertentu yang menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme

tertentu.

3. Medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan

penyimpanan selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang

disimpan baik pada suhu ruang atau suhu dingin.

Medium yang paling banyak digunakan dalam pembiakan mikroba adalah

kaldu cair dan kaldu agar.


Bahan-bahan media pertumbuhan mikrobia meliputi:

A. Bahan dasar

1. Air (H2O) sebagai pelarut

2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit

didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada

suhu 45oC.

3. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah

polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya

adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya

dibanding agar.

4. Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya

juga sebagai pemadat media. Silika gel khusus digunakan untuk

memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat.

B. Nutrisi atau zat makanan

Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme

sel yaitu berupa unsur makro seperti Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),

Nitrogen (N), Phospor (P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur

pelikan/trace element.

Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik

atau anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan

sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam

organik.

Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen

lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.


C. Bahan tambahan

Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium

dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan

untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme.

Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba non-

target/kontaminan.

Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media, antara lain:

1. Agar.

Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan

terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai

pemadat (gelling). Jika dicampur dengan air dingin, tidak akan larut.

Untuk melarutkannya harus diaduk dan dipanasi, pencairan dan

pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat

menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.

2. Peptone.

Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati

seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai.

Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara

memperolehnya.

3. Meat extract.

Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa,

plasenta, dan daging sapi.

4. Yeast extract.

Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alkohol.

Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin B

kompleks.
5. Karbohidrat.

Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino

dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan

dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dan lain-

lain. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah

0,5-1%.

2.3 Macam-Macam Media Pertumbuhan

Media pertumbuhan mikrobia meliputi:

A. Medium berdasarkan sifat fisiknya dibagi menjadi :

1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga

setelah dingin media menjadi padat. Media ini umumnya digunakan

untuk pertumbuhan bakteri atau kapang.

2. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%

sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media

semisolid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat

menyebar ke seluruh media, tetapi tidak mengalami percampuran

sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media

NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin

hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka

cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk

mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada

media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen

meningkatkan metabolisme nitrat, tetapi bakteri ini juga diharuskan

tumbuh merata di seluruh media. Umumnya digunakan untuk

pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air dan hidup

anerobik atau fakultatif.


3. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya

adalah NB (Nutrient Broth), dan LB (Lactose Broth). Umumnya

digunakan untuk pertumbuhan mikroalga.

B. Medium berdasarkan komposisi

1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui

jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac

Conkey Agar.

2. Medium semisintesis yaitu media yang sebagian komposisinya

diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang

mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan

ekstrak kentang, secara detail tidak dapat mengetahui tentang

komposisi senyawa penyusunnya.

3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang

tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak

dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart

Infusion Agar, Pancreatic Extract.

C. Medium berdasarkan tujuan

1. Media untuk isolasi.

Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan

mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.

2. Media selektif/penghambat.

Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat

tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan

mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang

diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah

Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan

menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang


ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang

toleran terhadap garam.

3. Media diperkaya (enrichment).

Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar

untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks

seperti darah, serum, dan kuning telur. Media diperkaya juga bersifat

selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam

media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk

berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks,

misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dan lain-lain.

4. Media untuk peremajaan kultur.

Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur.

5. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.

Media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis

metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s

Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan

menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.

6. Media untuk karakterisasi bakteri.

Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu

mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan

adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose

Broth, Arginin Agar.

7. Media diferensial

Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya

berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial,

misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih


Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan

perubahan warna media di sekeliling koloni.

D. Medium TA dan TC

Medium (Taoge Agar) berdasarkan susunannya merupakan medium

organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang

ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan

medium padat karena mengandung agar yang memadatkan medium;

berdasarkan kegunaannya merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi oleh

mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan

jamur serta memiliki warna cream.

Medium TA terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber energi,

nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar

sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk

menghomogenkan medium dan sumber O2. Medium TA digunakan untuk

menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TA ini, berdasarkan

konsistensinya termasuk dalam medium (solid medium). Berdasarkan fungsinya,

TA termasuk medium penguji (assay medium), karena dapat digunakan untuk

pengujian vitamin, asam-asam amino, dan lain-lain. Melalui medium ini dapat

diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan jamur.

Medium TC (Taoge Cair) berdasarkan susunannya merupakan medium

organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang

ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan

medium cair karena mengandung agar konsistensi cair; berdasarkan

kegunaannya merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi oleh

mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan

jamur serta memiliki warna cream.


Medium TC terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber energi,

nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar

sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk

menghomogenkan medium dan sumber O2. Medium TC digunakan untuk

mengembangbiakkan mikroorganisme dalam jumlah besar.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium TA dan TC, antara

lain:

1. Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba,

pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber

nitrogen.

2. Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai

sumber energi bagi mikroba.

3. Agar, sebagai bahan pemadat medium (TC tidak memakai agar).

4. Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.


BAB III

STERILISASI

3.1 Latar Belakang

Pada saat sekarang ini ,dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan, maka

semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di

alam sampai pada mikrooorganisme yang tak dapat di lihat dengan mata

telanjang atau berukuran kecil. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang disebut dengan

mikrobiologi.Para peniliti mulai mencari tahu akan apa yang terkandunng pada

mikroorganisme tersebut. Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya

menggunakan teknik atau cara- cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk

bekerja pada skala laboratorium, meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan

karakteristiknya, tentu diperlukan pula pengenalan akan alat-alat laboratorium

mikrobiologi serta teknik atau cara penggunaan alat-alat yang berhubungan

dengan penelitian tersebut. Hal ini dilakukan untuk memudahkan berlangsungkan

suatu penelitian.

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam

keadaan steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus, dan jamur. Dan untuk

mensterilkannya diperlukan pula pengetahuan tentang cara- cara atau teknik

sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat- alat yang digunakan pada laboratorium

mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dilakukanlah percobaan ini untuk

mengetahui teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta fungsi dan

prinsip kerja setiap alat laboratorium mikrobiologi. Selain itu pula untuk

mengetahui teknik sterilisasi dari alat-alat tersebut.


3.2 Pengertian Sterilisasi

Sterilisasi yaitu proses membunuh semua mikroorganisme termasuk spora

bakteri pada benda yang telah didekontaminasi dengan tepat. Tujuan sterilisasi

yaitu untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen

termasuk spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan

perawatan yang dipakai. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode

sterilisasi yaitu sifat bahan yang akan disterilkan. Metode sterilisasi antara lain :

a. Sterilisasi secara fisik.

Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengtan bahan kimia

tidak akan berubah akibat temperatur tinggi atau tekanan tinggi. Cara

membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas. Panas kering

membunuh bakteri karena oksidasi komponen-komponen sel. Daya bunuh

panas kering tidak sebaik panas basah. Pemanasan basah dapat memakai

autoklaf, tyndalisasi dan pasteurisasi. Autoklaf adalah alat serupa tangki

minyak yang dapat diisi dengan uap air. Tyndalisasi merupakan metode

dengan mendidihkan medium dengan uap beberapa menit saja.

Pasteurisasi adalah suatu cara disinfeksi dengan pemanasan untuk

mengurangi jumlah mikrooranisme tanpa merusak fisik suatu bahan.

Pemanasan kering dapat memakai oven dan pembakaran. Selain itu dapat

dilakukan penyinaran dengan sinar gelombang pendek.

b. Sterilisasi secara kimia.

Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan

antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu

serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa

senyawa bersifat iritatif, dan kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia

yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin,

yodium), alkohol, fenol, hidrogen peroksida, zat warna ungu kristal, derivat
akridin, rosalin, deterjen, logam-logam berat, aldehida, ETO, uap

formaldehid ataupun beta-propilakton (Volk, 1993).

c. Sterilisasi secara mekanik.

Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan.

Penyaringan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan

penyaring.

3.3 Macam-macam Teknik Sterilisasi

A. Sterilisasi dengan pemanasan kering

1. Pemijaran/flambir

Cara ini dipakai langsung, sederhana, cepat dan dapat menjamin

sterilisasinya, namun penggunaannya terbatas pada beberapa alat saja,

misalnya: benda-benda dari logam (instrument), benda-benda dari kaca,

benda-benda dari porselen. Caranya yaitu:

 Siapkan bahan yang disterilkan, baskom besar yang bersih, brand

spritus, korek api.

 Kemudian brand spritus dituangkan secukupnya ke dalam waskom

tersebut. Selanjutnya dinyalakan dengan api.

 Alat-alat instrumen dimasukkan ke dalam nyala api.

2. Dengan cara udara panas kering

Cara ini pada dasarnya adalah merupakan suatu proses oksidasi, cara

ini memerlukan suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan

sterilisasi pemanasan basah. Adapun alat yang dapat dilakukan dengan

cara ini yaitu benda-benda dari logam, zat-zat seperti bubuk, talk,

vaselin, dan kaca/ Caranya yaitu:

 Alat bahan harus dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu.

 Dikeringkan dengan lap dan diset menurut kegunaannya.


 Berilah indikator pada setiap set.

 Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai aluminium foil.

 Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan.

 Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya.

B. Sterilisasi dengan pemanasan basah.

Ada beberapa cara sterilisasi ini, yaitu:

a. Dimasak dalam air biasa.

Suhu tertinggi 100 ºC, tapi pada suhu ini bentuk vegetatif dapat

dibinasakan tetapi bentuk yang spora masih bertahan. Oleh karna itu

agar efektif membunuh spora maka dapat ditambahkan natrium nitrat

1% dan phenol 5%. Caranya yaitu:

1. Alat atau bahan instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah, nanah

atau kotoran lain.

2. Kemudian dimasukkan langsung ke dalam air mendidih.

3. Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati.

4. Waktu pensterilan 30-60 menit (menurut pharmacope –Rusia).

5. Seluruh permukaan harus terendam.

b. Dengan uap air.

Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan

dandang/panci dengan penangas air yang bagiannya diberi

lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang akan

disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit. Caranya yaitu:

1. Alat-alat yang akan disterilkan dicuci, dibersihkan, disikat serta

didesinfeksi.

2. Kemudian dibungkus dengan kertas perkamen dan dimasukkan

dalam dandang.
c. Sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi.

Jenis sterilisasi dengan cara ini merupakan cara yang paling umum

digunakan dalam setiap rumah sakit dengan menggunakan alat yang

disebut autoklaf. Caranya yaitu:

1. Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan dicuci, disikat, dan

didesinfeksi.

2. Kemudian diset menurut penggunaannya dan diberi indikator.

3. Kemudian dibungkus kain/kertas.

4. Masukkan alat/bahan yang telah dibungkus ke dalam autoklaf.

C. Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimia.

Cara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara pemanasan

kering. Cara ini dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan

pemanasan atau cara lain tidak bisa dilaksanakan karena keadaan.

Contoh zat kimia : Formaldehyda, hibitane, Cidex.

D. Sterilisasi dengan radiasi ultraviolet

Karena disemua tempat itu terdapat kuman, maka dilakukan sterilisasi

udara dan biasanya dilakukan di tempat-tempat khusus. Misalnya: di kamar

operasi, kamar isolasi, dsb. dan udaranya harus steril. Hal ini dapat dilakukan

dengan sterilisasi udara (air sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet.

E. Sterilisasi dengan filtrasi

Cara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan.

Filtrasi udara disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air). Tujuannya adalah

untuk filtrasi cairan secara luas hanya digunakan dalam produksi obat-obatan

atau pada sistem irigasi dalam ruang operasi, maupun dalam perawatan medik

lainnya yang membutuhkan adanya cairan steril. Jenis filternya yang penting

ialah pori-porinya harus lebih kecil dari jenis kuman. Pori-pori filter ukurannya

minimal 0,22 micron


BAB IV

INOKULASI MIKROBA

4.1 Latar Belakang

Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh

suatu biakan yang murni. Tetapi jugaa bagaimana memelihara serta mencegah

pencemaran dari luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan,

meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi

adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang

baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan

bakteri harus steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara

yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang

dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak

terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan

mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan.

Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau

memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau

biakan murni. Ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara

goresan (steak plate), tebaran atau tuang (pour plate) serta micromanipulator

(micromanipulator methods). Secara alami, bakteri di alam ditemukan dalam

populasi campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan

dalam keadaan murni. Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfoligi dan sifat

faalnya, maka organisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Berarti harus

ada biakan murni yang hanya mengandung satu jenis bakteri saja.
4.2 Pengertian Inokulasi

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan

memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan

tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri

(inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam

hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari

terjadinya kontaminasi.

Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada

media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya,

juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu

sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang

diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium

agar nutrien (nutrien agar) dengan metode agar tuang atau media agar sebar,

sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel

mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18

sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni.

Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni

satu macam mikroorganisme.

4.3 Teknik Inokulasi

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni

mikroorganisme yaitu :

1. Metode gores

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan

waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan

latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.

Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan petri

dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat
sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni,

1997). Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk

lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam

pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi

tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng

medium pembiakan (Kus Irianto, 2006).

Ada beberapa teknik metode gores, yaitu :

2. Metode tebar/ sebar

Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam

cawan petri dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril.

Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan

dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran

bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni

koloni yang terpisah-pisah.


3. Metode tuang

Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Metode

tuang ini dilakukan dengan cara nutrient agar terlebih dahulu di tuang lalu diberi

mikroba.

4. Metode Tusuk

Metode tusuk yaitu dengan cara meneteskan atau menusukkan ujung

jarum ose yang didalamnya terdapat inokulum dan kemudian

memasukkannya ke dalam media.

5. Teknik Aseptik

Sebelum proses kultur mikroba dilakukan, harus dipertimbangkan terlebih

dahulu bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi. Teknik yang digunakan dalam

pencegahan kontaminasi disebut teknik aseptic. Teknik aseptic ini dilakukan

dengan menjaga kesterilan kondisi inokulasi. Pengerjaan inokulasi mikroba dapat

dilakukan pada laminar air flow, yang merupakan kotak kaca yang dijaga

kesterilannya melalui perawatan bagian-bagiannya dengan alkohol dan

penyinaran dengan lampu UV sebelum pengerjaan inokulasi. Selanjutnya, media

yang digunakan dapat disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan autoklaf.

Selain itu transfer aseptic pada kultur dari salah satu medium ke medium yang
lain harus dilakukan dengan baik dan teliti dengan loop inokulasi atau jarum ose

yang harus disterilkan terlebih dahulu dengan pembakaran pada nyala api.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Media Pertumbuhan Bakteri. http://freebussines.blogspot.com/.

Diakses pada tanggal 8 Januari 2014.

Anonim. http://www.scribd.com/teknik-inokulasi-mikroorganisme/d/18656107.

Diakses tanggal 8 Januari 2014.

Denz . 2011. Sterilisasi. http://dprayetno.wordpress.com/sterilisasi/. Diakses pada

tanggal 8 Januari 2014.

Dwidjoseputro,D. 1990. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.

Fuad, Fathir. 2001. Media Pertumbuhan Mikroba.

http://fuadfathir.multiply.com/journal/item/2. Diakses pada tanggal 8 Januari

2014.

Hadioetomo, R.S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.

Hafsah. 2009. Mikrobiologi Umum. Universitas Islam Negeri Alauddin. Makassar.

Kusnadi, Peristiwati dkk. 2003. Mikrobiologi. JICA: Universitas Pendidikan

Indonesia. Bandung.

Ni’matuzahroh dkk. 2010. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. Airlangga

University Press. Surabaya.

Pradhika, E.I.. 2010. Mikrobiologi Dasar Bab 3 Seterilisasi. http://ekmon-

saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html. Diakses pada tanggal

8 Januari 2014.

Yalun. 2009. Teknik-Teknik Sterilisasi (Bagian 1: Cairan Dan Padatan).

http://yalun.wordpress.com/2009/01/09/teknik-teknik-sterilisasi-bagian-1-

cairan-dan-padata/. Diakses pada tanggal 8 Januari 2014.

Anda mungkin juga menyukai