Anda di halaman 1dari 42

KONSEP KEPERAWATAN ANAK SEHAT

“Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Anak”

Disusun Oleh:
Kelompok II
Kelas : 2B
Iswandi Nurul Hadi KHGA 16054
Ipa Sopandi KHGA 16053
Lutfi Deriansyah KHGA 16055
Meysa Rohmawati KHGA 16057
Mita Ayu Safitri KHGA 16040
Mustafila KHGA 16060

DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA
HUSADA
GARUT
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Konsep Keperawatan Anak Sehat” Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak.

Kami berharap makalah ini dapat memenuhi nilai kami di bab ini dan juga
dapat berguna dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang materi ini. Kami
menyadari makalah kami ini banyak kekurangan entah dari penggunaan bahasa
maupun isi, oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi adanya
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan.

Garut , 17 Maret 2018

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATAPENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan Penulisan. ............................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan dan Anak ........................................ 3
B. Masa Bayi .......................................................................... 5
C. Masa Toddler ..................................................................... 13
D. Masa prasekolah ................................................................ 21
E. Masa Sekolah..................................................................... 22
F. Masa Remaja ..................................................................... 24
G. Family Centered Care(FCC)............................................ 27
H. Prilaku salah pada anak ..................................................... 30
I. Prilaku menjadi orang tua ................................................ 33

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ...................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. iii

ii
i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sehat adalah suatu keadaan utuh yang dinamis dalam daur kehidupan, dimana
manusia dapat berfungsi dan menyesuaikan diri secara terus-menerus terhadap
perubahan yang timbul untuk memenuhi kebutuhan essensial dalam hidup sehari-hari.
Kesehatan juga diartikan sebagai suatu hal yang mendatangkan sehat atau kebaikan
dengan memberikan zat makanan yang dibutuhkan tubuh. Setiap pribadi mempunyai
hak untuk memperoleh kesehatan. Sehat bukan hanya bebas dari penyakit, tetapi
meliputi seluruh kehidupan manusia, termasuk aspek sosial, psikologis, spritual,
faktor – faktor lingkungan, ekonomi, pendidikan dan rekreasi. Bila salah satu faktor
di atas tidak terpenuhi atau terganggu, dapat menyebabkan gangguan perasaan yang
akan menimbulkan keadaan tidak sehat. Walaupun tidak terdapat penyakit atau
keadaan tidak sehat. Sehat merupakan suatu keadaan yang terdapat selama masa
tumbuh kembang manusia yang dimulai dari sejak dini. Kesehatan adalah harta yang
tak ternilai harganya. Kesehatan individu atau diri sendiri dapat terwujud apabila
seseorang menjaga kesehatan tubuhnya. Hidup sehat dan segar itu tidak datang
dengan sendirinya. Sehat itu harus diusahakan dan dibiasakan dari sejak dini . Ketika
bayi, fungsi otak telah terbentuk hingga 42 persen dan akan meningkat hingga 98
persen setelah berusia 6 tahun. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk
lebih memperhatikan asupan protein anak pada rentang usia tersebut.
Dalam memberikan makanan bayi ASI merupakan makanan utama, sedang
lainnya sebagai makanan pelengkap. Kesehatan anak sangat penting untuk
diperhatikan sejak dini mulai dari dalam kandungan. Kesehatan sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang mendapat gizi
seimbang dan sehat akan tumbuh menjadi manusia yang berkualitas. Anak usia 1 – 3
tahun sangat rentan terhadap penyakit gizi. Mereka boleh diajari makan sendiri,
dengan cara mencicipi makanan yang lunak, tidak pedas dan tidak merangsang.
Pemberian makanan manis pada anak usia dini tidak boleh terlalu banyak supaya
tidak terjadi karies (gigi berlubang), oleh karena itu anak perlu belajar menggosok
gigi. Pada usia 4 – 6 tahun kebutuhan nutrien anak relatif kurang, sebab anak sudah
bisa memilih makanan sendiri.

1
Menurut beberapa ahli pada umumnya masalah kesehatan yang sering dialami
anak-anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olahraga, dan pelecehan. Seperti
yang dinyatakan dalam penelitian Pollitt dkk, bahwa gizi sangat mempengaruhi
perkembangan kognitif anak. Pola makan sangat berkaitan erat dengan hal ini.
Maraknya makanan cepat saji dengan berbagai variasi yang sangat menarik untuk
anak seperti sosis, hotdog, pizza, makanan ringan, dan lain-lain menjadi kendala
tersendiri yang mempersulit pemenuhan kesehatan anak. Perlu kreativitas yang tinggi
bagi guru dan orang tua untuk mengemas makanan sehat yang menarik bagi anak
khususnya anak balita.

B. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan anak dan kesehatan?
 Bagaimana kesehatan pada masa bayi, toddler, prasekolah, sekolah dan
remaja?
 Apa saja ruang lingkung FamilY Centered Care (FCC) ?
 Apa saja prilaku salah pada anak ?
 Bagaimana prilaku menjadi orang tua?

C. Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan anak dan kesehatan.
 Untuk memahami bagaimana kesehatan pada masa bayi, toddler, prasekolah,
sekolah, dan remaja.
 Untuk memahami Famili Cantered Care (FCC)
 Untuk mengetahui dan memahami prilaku salah yang dilakukan pada anak.
 Untuk mengetahui prilaku yang harus dilakukan orang tua.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KESEHATAN DAN ANAK

Istilah kesehatan itu sendiri, di dalam undang-undang Nomor 9 Tahun 1960,


tentang pokok-pokok, Bab I Pasal 2 didefinisikan sebagai berikut:

“yang dimaksud dengan kesehatan dalam undang-undang ini adalah keadaan yang
meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan social dan bukan hanya keadaan
yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”.

Definisi tersebut sangat mirip dengan definisi yang dianut oleh Organisasi
kesehatan Sedunia sebagai berikut: “health is defined as a state of complete physical,
mental, and social wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity”

Istilah ini telah sedikit berubah dalam Undang-undang Republik Indonesia


Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Bab I Pasal 1 sebagai berikut: “Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social ekonomis”.

Ketiga definisi tersebut memberi arti yang luas pada kata kesehatan.
Berdasarkan definisi tersebut, seseorang belum dianggap sehat sekalipun ia tidak
berpenyakit jiwa dan/atau pun raga. Orang tersebut masih harus dinyatakan sehat
secara social. Hal ini dianggap perlu karena penyakit yang diderita
seseorang/sekelompok masyarakat ditentukan sekali oleh prilakunya/keadaan social
budaya yang tidak sehat. Didalam Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 1992
ditambahkan lagi klausul: “yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
social dan ekonomis;”. Jadi taraf kesehatan seseorang itu lebih dijelaskan lagi secara
kualitatif.

Dalam hukum kita, terdapat pluralisme mengenai kriteria anak, itu


sebagaiakibat tiap-tiap peraturan perundang-undangan mengatur scara tersendiri
kriteria tentang anak, sebagai berikut :

 Anak menurut KUHP

3
Pasal 45 KUHP, mendefinisikan anak yang belum dewasa apabila belum berumur
16 (enam belas) tahun. Oleh karena itu, apabila ia tersangkut dalam perkara
pidana hakim boleh memerintahkan supaya si tersalah itu dikembalikan kepada
orang tuanya; walinya atau pemeliharanya dengan tidak dikenakan suatu
hukuman. Atau memerintahkannya supaya diserahkan kepada pemerintah dengan
tidak dikenakan sesuatu hukuman. Ketentuan pasal 35, 46 dan 47 KUHP ini
sudah dihapuskan dengan lahirnya Undang-undang No. 3 Tahun 1997.
 Anak menurut Hukum Perdata
Pasal 330 KUHPerdata mengatakan, orang belum dewasa adalah mereka yang
belum mencapai umur genap 21 (dua puluh satu) tahun dan tidak lebih dahulu
telah kawin.
 Anak dalam Hukum Perburuhan
Pasal 1 (1) Undang-undang pokok perburuhan (Undang-undang No.12 Tahun
1948) mendefinisikan, anak adalah orang laki-laki atau perempuan berumur 14
tahun ke bawah.
 Anak menurut Undang-Undang Perkawinan
Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Pokok Perkawinan (Undang-undang No. 1
Tahun 1974) mengataan, seorang pria hanya diizinkan kawin apabila telah
mencapai usia 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita telah mencapai umur
16 (enam belas) tahu. Penyimpangan atas hal tersebut hanya dapat dimintakan
dispensasi kepada Pengadilan Negeri.
 Undang-undang Pengadilan Anak
Undang-undang Pengadilan anak (UU No. 3 Tahun 1997) Pasal 1 (2)
merumuskan, bahwa anak adalah orang dalam perkara anak nakal yang telah
mencapai umur 8 (delapan) tahun, tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas)
tahun dan belum pernah menikah.

TUJUAN KEPERAWATAN ANAK

Untuk meningkatkan kualitas perawatan kesehatan bagi anak-anak. Ada 73


juta anak-anak berusia 0 sampai 18 tahun di Amerika Serikat, terdiri dari 25%
populasi (Dougherty, Meikle, Owens, dan lainnya, 2005) Kesehatan anak-anak yang
tinggal di Amerika Serikat telah terbukti di berbagai bidang, termasuk cakupan
vaksinasi tingkat kelahiran remaja, dan angka kematian anak. Meskipun tingkat
kematian anak menurun drastis, jutaan keluarga tidak memiliki asuransi kesehatan
anak, sehingga tidak memiliki akses terhadap layanan promosi perawatan dan

4
kesehatan. Dan meskipun kebanyakan anak-anak Amerika sehat, perbedaan yang
berkaitan dengan ras, etnis nicity, status sosial ekonomi, dan geografi berlaku. Pola
kesehatan anak dibentuk oleh kemajuan medis dan kecenderungan masyarakat
(Dougherty, Meikle, Owens, dan lain-lain, 2005, Wise 2004, 2005). Orang-orang
Sehat 2010 Leading Health Indica- tor (Kotak 1-1) menyediakan kerangka kerja
untuk mengidentifikasi komponen penting untuk program promosi kesehatan anak
yang dirancang untuk mencegah masalah kesehatan di masa depan pada anak-anak
bangsa kita. Studi Anak Nasional adalah studi jangka panjang terbesar tentang
kesehatan dan perkembangan anak-anak yang dilakukan di Amerika Serikat.
Penelitian ini dirancang untuk mengikuti 100.000 anak laki-laki dan keluarga mereka
sejak lahir hingga usia 21 untuk memahami hubungan antara lingkungan anak-anak
dan fisik mereka.

B. MASA BAYI
a. Penyesuaian Terhadap Kehidupan Ekstrauterin
Perubahan fisiologis teberat yang pasti terjadi pada neonates adalah transisi dari
sirkulasi janin atau plasenta ke respirasi independen. Hilangya hubungan plasenta
menyebabkan hilangnya dukungan metabolis seutuhnya, terutama suplai oksigen dan
pengeluaran karbon dioksida. Sters normal yang yang terjadi selama persalinan dan
kelahiran menyebabkan perubahan pola pertukaran gas plasenta, keseimbangan asam
basa darah, dan aktivitas kardiovaskular pada bayi. Factor-faktor yang mempengaruhi
transisi normal ini atau yang meningkatkan asfiksia (keadaan hipoksemia,
hiperkapnia, dan asidosis) janin akan mempengaruhi penyesuaian janin terhadap
kehidupan ekstrauterin.

a) Penyesuaian Segera
1. System Respirasi
Perubahan fisiologis paling kritis dan segera yang harus dilakukan
oleh bayi adalah memulai bernapas. Rangsang yang membantu memulai
respirasi adalah kimia dan suhu.
Factor Kimia dalam darah (O2 rendah, CO2 tinggi dan pH rendah) akan mulai
merangsan pusat respirasi dalam medulla.
Rangsang Suhu primer adalah suhu dingin mendadak pada bayi saat
meninggalkan suasana hangat dan memasuki udara luar yang relative lebih
dingin. Perubahan suhu yang mendadak ini akan merangsang implus sensoris
dikulit yang kemudian disalurkan kepusat respirasi.

5
Signifikasi Rangsang Taktil masih dipertanyakan. Mungkin
penurunan bayi melalui jalan lahir dan penanganan normal selama persalinan
mempengaruhi permulaan respirasi. Menepuk pantat bayi merupakan tindakan
yang tidak efektif. Bahkan justri dapat membuang waktu yang sangat berharga
ketika terjadi gangguan respirasi dan dapat mengakibatkan kerusakan yang
lebih berat jika sampai tejadi trauma serebrum.
2. System Sirkulasi
Selain inisiasi respirasi, aspek yang sama pentingnya adalah perubahan
sirkulasi yang memungkinkan darah mengalir melalui paru. Perubahan yang
terjadi melalui bertahap ini adalah akibat dari perubahan tekanan dalam paru,
jantung, dan pembuluh besar. Transisi dari sirkulasi janin dan sirkulasi pasca
kelahiran mencangkup penutupan fungsional pintas janin: foramen ovale,
duktus arteriosus, kemudian duktus venosus.
Factor terpenting yang mengontrol penutupan duktus adalah
peningkatan konsentrasi oksigen dalam darah dan penurunan prostaglandin
endogen.

b) Status Fisiologis Sistem Lain


1. Termoregulasi
Setelah mencapai respirassi, regulasi panas tubuh merupakan hal yang
paling kritis terhadap ketahanan hidup bayi. Meskipun kapasitas produksi
panas bayi memadai, tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya
kehilangan panas berlebihan:
1) Area permukaan kulit bayi yang luas meudahkan terjadinya kehilangan
panas dari tubuh ke lingkungan, meskipun sebagaian dapat dikompensasi
oleh posisi fleksi yang biasa dilakukan bayi untuk mengurangi luas
permukaan yang terpajan ke lingkungan.
2) Tipisnya lapisan subkutis bayi merupakan isolasi yang buruk untuk
mempertahankan suhu.
3) Mekanisme bayi untuk menghasilkan panas berbeda dengan orang
dewasa, yang dapat meningkatkan produksi panas dengan menggil.
Neonates yang kedinginan tidak dapat menggigil, tetapi menghasilkan
panas dengan nonshivering thermogenesis, yang mencangkup
peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen.

6
Sumber termogenik utama adalah jantung, hati, dan otak. Akan tetapi,
terdapat sumber tambahan unik pada bayi baru lahir yang dikenal sebagai
brown adipose tissue (BAT), atau lemak cokelat.

Meskipun kemampuan bayi baru lahoir dalam menyimpan panas


sering dipertanyakan, mereka juga mempunyai kesulitan membuang panas ke
lingkungan yang terlalu panas, yang meningkatkan resiko hipertermia.

2. System Hemopotika
Volume darah bayi baru lahir tergantung pada jumlah darah yang
ditransfer dari plasenta. Volume darah bayi full term sekitar 80 – 85 ml/kg
BB. Segera setelah lahir volume darah total sekitar 300 ml, tetapi tergantung
pada berapa lama bayi melekat ke plasenta, dengan penambahan volume
darah sebanyak 100 ml.
3. Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
Aspek yang sangat penting dari keseimbangan cairan adalah
hubungannya dengan system lain. Disamping keecepatan pertukaran cairan
sebanyak tujuh kali lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa, laju
metabolism pada bayi dua kali lebih cepat terkait BB-nya. Akibatnya,
terbentuk dua kali lebih banyak asam yang mempercepat terjadinya asidosis.
Selain itu, ginjal yang imatur belum mampu mengonsentrasikan cairan tubuh.
4. Sistem Gastrointestinal
Kemampuan bai baru lahir untuk mencerna, mengabsorpsi, dan
memetabolisme bahan makanan sudah adekuat, tetapi terbatas hanya pada
beberapa fungsi. Enzim sudah adekuat untuk menangani protein dan
karbohidrat sederhana (monosakarida dan disakarida), tetapi produksi amylase
pancreas yang kurang dapat mengganggu pemakaian karbohidrat kompleks
(polisakarida). Kekurangan limfase pancreas membatasi absorpsi lemak,
terutama saat ingesti makanan dengan kandungan asam lemak jenuh tinggi
seperti susu sapi.
5. System Ginjal
Volume total urine per 24 jam sekitar 200 sampai 300 ml pada akhir
minggu pertama. Akan tetapi, saat kandung kemih teregang, akan terjadi
pengosongan kandung kemih secara volunteer sampai volumenya 15 ml,
sehingga menyebabkan 20 kali kencing perhari. Kencing pertama harus sudah
terjadi dalam 24 jam pertama. Urine tidak beerwarna dan tidak berbau serta
berat jenisnya sekitar 1,020.
6. System Kulit

7
Pada saat lahir, semua struktur pada kulit sudah ada, namun banyak
fungsi kulit masih imatur. Jarak antara lapisan epidermis dan dermis sangat
renggang dan keduanya sangat tipis.
7. System Muskuloskeletal
Pada saat lahir system skeletal mengandung lebih banyak kartilago
dari tulang osifikasi, meskipun proses osifikasi lebih cepat selama tahun
pertama. Sedangkan, system muscular sudah hampir terbentuk sempurna saat
lahir. Pertumbuhan ukuran jaringan muscular lebih disebabkan hipertropi
dibandingkan hiperplasi sel.
8. Pertahanan Terhadap Infeksi
Bayi lahir dengan pertahanan terhadap infeksi. Pertahanan garis
pertama adalah kulit dan membrane mukosa, yang melindungi tubuh dari
invasi organisme.
Pertahanan garis kedua adalah elemen seluler dari system imunologis,
yang menghassilkan beberapa tipe sel yang mampu menyerang pathogen.
Neutrophil dan monosit bersifat pagosit, artinya dapat menelan, mencerna,
dan menghancurkan agens asing. Eosinophil kemungkinan juga memiliki
kemampuan fagositik, karena jumlahnya meningkat bila ada protein asing.
Limfosit (sel T dan sel B) memiliki kemampuan berubah menjadi tipe sel lain,
seperti monosit dan anti body.
Pertahanan ketiga adalah pembentukan antibody spesifik terhadap
antigen. Pemajaran terahdap berbagai agens asing penting untuk
menghasilkan antibody.
Bayi biasanya tidak mampu menghasilkan immunoglobulin mereka
sendiri (lg) sampai mulai bulan kedua
kehidupan, namun mereka cukup
PERHATIAN !!!
menerima imunitas pasif dalam bentuk lgG
dari sirkulasi maternal dan dari susu Jangan mencairkan ASI
beku dengan microwave
manusia. karena suhu microwave
9. System Endokrin tinggi (72o sampai 98o C
[162o sampai 208o F]) secara
Biasanya system endokrin pada bermakna menghancurkan
bayi baru lahir sudah cukup berkembang, efek anti-infeksi.
namun fungsinya masih imatur.
Keamanan microwave suhu
rendah (20o sampai 53o C
b. Cara Merawat Bayi Baru Lahir [68o sampai 127o F]) masih
1. Nutrisi dipertanyakan (Quan dkk,
1992).
a. Pemberian Makan Selama Tahun Pertama
Tidak aman juga memanas-
kan susu formula dalam
microwave, karena panas
tidak menstribusi secara 8
merata dan menyebabkan
luka bakar.
1) Dari lahir sampai 6 bulan (ASI atau Susu Botol)
a) ASI

Diet komplit yang paling diinginkan pada paru pertama dalam


1 tahun. ASI yang keluar pertama berwarna kekuningan (kolostrum)
mengandung zat kekebalan tubuh. Jangan dibuang , berikan langsung
pada bayi. Bila diet ibu tidak adekuat perlu suplemen Vit D (400 unit).

“ASI banyak manfaatnya, sehat, praktis, tidak butuh biaya. ASI


menjalin kasih sayang ibu dan bayi. ASI mencegah perdarahan
pada ibu nifas”.

Kontraindikasi pemberian ASI meliputi (Lawrence dan Lawrence,


1999):

a) Ibu menjalani terapi kanker.


b) Ibu menderita hepatitis virus C (HCV).
c) Ibu menderita tuberculosis yang tidak menjalani terapi.
d) Ibu menderita HIV.
e) Bayi menderita galaktosemia.
f) Sitomegalovirus (CMC)-risiko primer bagi bayi premature
yang menerima susu donor yang terinfeksi CMV, tidak kepada
bayi yang ibunya terinfeksi, yang sudah menderita CMV.
g) Ibu yang menyalahgunakan obat (misalnya: kokain).
h) Human T-cell leukemia virus tipe 1 (HTLV-1).

b) Susu Formula
Susu formula komersial yang diperkaya zat besi merupakan makanan
komplet pada paruh pertama dalam 1 tahun.
Perlu suplemen flourida (0,25 mg) jika konsentrasi flourida dalam air
minum dibawah 0,3 ppm setelah bayi berusia 6 bulan.
Flourida susu yang terevaporasi memerlukan suplemen Vit c, zat besi,
dan flourida (sesuai dengan kandungan flourida dari pasokan air local
setelah bayi berusia 6 bulan).

2) Dari 6 sampai 12 bulan (makanan padat)

9
Penambahan makanan padat mungin dapat dimulai pada bayi berusia 5
sampai 6 bulan. Makanan pertama perlu dihaluskan, dihancurkan, atau
ditumbuk halus. Makanan yang dapat dipegang seperti kraker untuk
tumbuh gigi, buah segar, atau sayuran dapat diperkenalkan pada bayi
berusia 6 sampai 7 bulan.
Makanan sehari-hari yang di cincang atau makanan junior yang
dipersiapkan secara komersial dapat mulai dapat diperkenalkan pada bayi
berusia 9 sampai 12 bulan. Kecuali sereal, urutan pengenalan makanan
bisa bervariasi: urutan yang dianjurkan adalah diperkenalkannya makanan
lain perminggu, dimulai dengan buah, sayur, dan kemudian daging. Ketika
kuantitas makanan padat meningkat, jumlah susu formula harus dibatasi
sampai sekitar 900 ml per hari, dan jus buah sampai kurang dari 360 ml
per hari.

3) Cara Pemberian
Berikan makanan padat bila bayi sedang lapar.
Mulai makan menggunakan sendok dengan mendorong makanan ke
belakang lidah karena adanya kecendrunga alamiah bayi untuk mendorong
lidahnya ke depan.
Gunakan sendok kecil dengan pegangan lurus: mulai dengan 1 atau 2
sendok teh makanan, tingkatkan secara bertahap menjadi 2 sampai 3
sendok the per kali pemberian makan.
Perkenalkan makanan setiap kali pemberian, biasanya dengan interval 4
sampai 7 hari untuk mengidentifikasi adanya alergi makanan.
Ketika jumlah makanan padat meningkat, kurangi kuantitas susu untuk
menghindari pemberian makan yang berlebihan.
Jangan memberi makanan yang di campur dengan susu formula dalam
botol.

2. Cara Menjaga Bayi Tetap Hangat


a) Bayi baru boleh dimandikan setelah usianya 6 jam.
b) Bungkus bayi dengan kain kering.
c) Ganti kainnya jika basah.
d) Jangan tidurkan bayi ditempat dingin atau banyak angin.
e) Jika berat lahir kurang dari 2.500 g, lakukan “metode kanguru” (dekap
bayi di dada ibu, kulit bayi menempel dikulit ibu).

10
3. Pelayanan Kesehatan Bagi Bayi Baru Lahir
a) Bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan dari
bidan/dokter/perawat minimal tiga kali, yaitu pada:
1) Hari pertama,
2) Hari ketiga, dan
3) Minggu kedua
b) Jika belum disuntik vitamin K1, mintalah pada petugas kesehatan.
c) Jika belum diimunisasi Hepatitis B, mintalah sebelum bayi berusia 7 hari.

4. Tanda Bayi Sakit Berat


a) Tidak dapat menyusu.
b) Mengantuk atau tidak sadar.
c) Napas c epat (lebih dari 60 kali per menit).
d) Merintih.
e) Tarikan dinding dada bagian bawah (retraksi).
f) Tampak biru pada ujung jari tangan dan kaki atau bibuir.
g) Kejang.
h) Badan bayi kuning.

5. Permainan Selama Masa Bayi


a. Aktivitas yang dianjurkan
Usia :9-12 bulan

1) Stimulasi Visual
a) Memperlihatkan gambar besar di buku kepada bayi.
b) Membawa bayi ke tempat yang ada binatang, banyak orang,
bermacam-macam benda (pusat perbelanjaan).
c) Memainkan bola dengan menggelindingkannya ke anak, memeragakan
cara “melemparkanya” kembali.
d) Memeragakan membangun menara dari dua kotak.
2) Stimulasi Auditori
a) Membacakan cerita anak sederhana pada bayi.
b) Menunjuk bagian tubuh dan menamakan masing-masing.
c) Menirukan suara binatang.
3) Stimulasi Taktil
a) Memberikan ke tangan bayi berbagi makanan.

11
b) Membiarkan bayi meremas dan menghancurkan makanan.
c) Membiarkan bayi merasakan dingin (es batu) atau benda hangat,
katakan masing-masing suhunya.
d) Membiarkan bayi merasakan angin (kipas angin).
4) Stimulasi Kinetik
a) Memberi mainan besar yang dapat ditarik-didorong.
b) Meletakkan perabotan dalam posisi melingkar untuk mendorong
penjelajahan.
c) Memutar ke berbagai posisi yang berbeda.

b. Mainan yang dianjurkan


Usia : Lahir-6 bulan

1) Stimulasi Visual
a) Mobil-mobilan ruang rawat.
b) Cermin anti pecah.
c) Jeruji tempat tidur tembus pandang.
d) Seprei barwarna kontras.

2) Stimulasi Auditori
a) Kotak music.
b) Mobil-mobilan dengan suara music.
c) Lonceng gantung.
d) Kerincingan kecil yang dapat dipegang.
3) Stimulasi Taktil
a) Binatang lunak.
b) Kain lembut.
c) Selimut lembut berbulu.
d) Benda lunak bergerak.
4) Stimulasi Kinetik
a) Buaian/ayunan bergoyang.
b) Mainan dengan pemberat atau pebghisap.
c) Ayunan bayi.

Usia : 6-12 bulan

1) Stimulasi Visual

12
a) Berbagai kubus berwarna.
b) Kotak sarang atau cangkir.
c) Buku dengan puisi dan gambar cerah.
d) Rangkaian manik-manik besar.
e) Mainan dengan bagian-bagian sederhana.
f) Bola besar.
g) Cangkir dan sendok.
h) Puzzle besar.
i) Benda-benda dalam kotak.
2) Stimulasi Auditori
a) Kerincingan berbagai ukuran, bentuk, tonus dan warna cerah.
b) Binatang dan boneka yang berbunyi jika dipencet.
c) Rekaman music ringan yang berirama.
3) Stimulasi Taktil
a) Binatang dan boneka lunak dengan berbagai tekstur.
b) Mainan spons, mengapung.
c) Mainan yang dapat diremas.
d) Mainan untuk digigit.
e) Buku dengan tekstur/benda , seperti bulu dan resleting.
4) Stimulasi Kinetik
a) Kotak aktivitas untuk tempat tidur.
b) Mainan dorong-tarik.
c) Gantungan tertiup angina

C. MASA TODLER

1. Nutrisi

Nutrisi adalah komponen penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang


sehat, dan promosi dimulai saat lahir. Bentuk nutrisi Hum untuk semua bayi.
Breastfeed memberi bayi mikronutrien, khasiat imunologis, dan beberapa enzim yang
meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrisi ini. Banyak ibu yang bekerja
cenderung menyapih bayi mereka lebih awal untuk menghindari kerumitan
pemompaan payudara selama hari kerja. Namun, selama beberapa tahun terakhir,
telah terjadi kebangkitan kembali menyusui karena pendidikan ibu dan ayah
mengenai manfaatnya. Anak-anak cenderung membangun kebiasaan makan selama 2

13
sampai 3 tahun pertama kehidupan, dan perawat sangat berperan dalam membimbing
orang tua dalam menyita makanan bergizi. Selama anak-anak

Selama periode usia 12 sampai 18 bulan,kecepatan tumbuh


melambat,mengurangi kebutuhan anak akan kalori,protein dan cairan.
Namun,kebutuhan protein (1,2g/kg) dan kalori ( 102kkal/kg) masih relatif tinggi
untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan jaringan otot dan tingkat aktivitas yang
tinggi ( forgac, 1995) kebutuhan mineral sepert zat besi ,kalsium, dan fosfor
masih tetap tinggi, terutama jika kita mempertimbangkan buruknya kebiasaan
makan anak pada kelompok usia ini dan meningkatnya mineralisasi di dalam
tulang.
Pada sekitar usia 18 bulan sebagian besar todler memanifestasikan penurunan
kebutuhan nutrisi ini dengan berkurangnya selera makan, suatu fenomena yang di
kenal dengan anoreksia fisiologis. Mereka menjadi pemilih, susah makan dan
kesukaan yang kuat hanya terhadap makanan tertentu. Mereka bisa makan banyak
dalam satu hari dan hampir tidak makan dalam hari berikutnya. Mereka semakin
menyadari fungsi non-nutrtif makanan,kenikmatan makan,aspek sosial saat jam
makan, dan kontrol terhadap penolakan makan. Mereka dipengaruhi oleh berbagai
faktor selain rasa ketika memilih makanan. Apabila anggota keluarga menolak
makan sesuatu, todler lebih cenderung menirukannya. Apabila isi piring terlalu
penuh, mereka cenderung menolaknya, terbebani oleh ukurannya. Apabila
penampakan atau bau makanan tidak merangsang selera,mereka mungkin tidak
akan mau mencobanya. Singkatnya, waktu makan lebih erat berhubungan dengan
komponen psikologis daripada dengan aspek nutrisi.

Konseling nutrisi

Kebiasaan makan yang dietapkan pada 2 atau 3 tahun pertama kehidupan


cenderung memiliki efek lama pada tahun tahun selanjutnya. Apabila makanan
digunakan sebagai hadiah atau tanda persetujuan, anak bisa memakan makanan
secara berlebihan karena alasan non-nutritif. Apabila makan dipaksakan dan saat
makan selalu menjadi saat yang tidak menyenangkan,kenikmatan yang biasa
berhubungan dengan makan dapat tidak berkembang. Saat makan harus
menyenangkan dan bukan waktu untuk disiplin atau pedebatan keluarga. Aspek
sosial saat makan bisa membingungkan anak kecil, oleh karena itu waktu makan
yang lebih awal mungkin lebih tepat. Anak kecil belum mampu duduk sepanjang

14
waktu makan yang lama dan menjadi tidak bisa diam dan mengganggu. Terutama
sering terjadi ketika anak dibawa kemeja makan sesaat setelah permainan aktif.
Memanggil anak dalam saat bermain dalam 15 menit sebelum saat makan
memungkinkan mereka mendapat cukup waktu guna mempersiapkan diri untuk
makan sambil mendinginkan pikiran dan tubuhnya yang masih aktif.
Metode penyajian makan juga merupakan hal yang penting dalam periode ini.
Todler perlu memiliki rasa kontrol dan pencapaian dalam kemampuan mereka.
Pemberian porsi besar kuran dewasa kepada anak bisa membingungkannya.
Secara umum, apa yang dimakan jauh lebih penting dari banyaknya makanan
yang di konsumsi. Sedikit daging dan sayuran memberi nilai pada makanan yang
lebih baik daripada konsumsi roti dan kentang dalam porsi besar. Ukuran
penyajian perlu disesuaikan dengan usia (kotak 12-2) anak kecil cenderug kurang
menyukai makan pedas ,makanan lunak,meskipun makan ini di tentukan oleh
budaya penggantian terhadap makan yang tidak disukai dapat
diberikan,meskipun praktik ini tidak akan memenuhi semua keinginan mereka.
Sering mengkonsumsi kudapan yang mengandung nutrisi dapat menggantikan
makanan “ mengumbar “ makanan kecil dan kudapan merupakan cara yang baik
untuk mencukupi kebutuhan nutrisi,selama mkanan yang di berikan adalah
makan yang tepat.

TIPS KEPERAWATAN Ukuran sajian bagi anak kecil


a) Panduan umum mengenai ukuran sajian adalah 1 sendok makan makanan
padat pertahun usia atau seperempat sampai sepertiga ukuran porsi orang
dewasa.
b) Gunakan sendok makan sebagai panduan untuk mengukur makanan yang
mudah diukur seperti sayuran atau nasi.
c) Gunakan panduan pecahan untuk roti atau susu.

Ritalisme pada usia ini juga menentukan beberapa prinsip tertentu dalam
praktik pemberian makan.Todler menyukai piring,mangkuk,atau sendok yang
sama setiap kali makan .mereka mungkin menolak makanan kesukaan hanya
karena disajikan dalam perkakas yang berbeda. Apabila salah satu makanan
tersentuh makanan lain, mereka sering menolak makanannya. Makanan
campuran seperti setup atau kaserol, jarang menjadi kesukaan. Karena
perilaku makan todler tidak dapat diramalkan, paling baik menggunakan
piring atau mangkuk plastik, untuk alasan ekonomi maupun keamanan. Bagi

15
beberapa anak jadwal makan yang teratur juga membantu memuaskan
keinginan dan kebutuhan mereka akan perkiraan dan ritualisme waktu makan.

Sebagian besar anak pada usia 12 bulan memakan makanan yang sama
dengan yang disiapkan untuk anggota keluarga yang lain.Namun, selera dan
pilihan makanan masih tidak teratur sering kali ketertarikan terhadap makanan
sesuai dengan ledakan pertumbuhan sehingga periode makan yang baik saling
bergantian dengan fase makan yang buruk.”Pilihan”makanan sudah biasa

Contoh Menu Untuk Todler Berdasar Pada Piramida Panduan


Makanan :

Sarapan : ½ mangkuk sereal kering yang tidak manis


½ mangkuk jus jeruk
4 ons susu rendah lemak
Kudapan : ½ - 1 buah pisang
Makan siang : 1 sendok makan mentega kacang
2 sendok makan kacang polong
4 ons susu rendh lemak
Kudapan : 2 gram biskuit
4 ons susu rendah lemak
Makan Malam : 1 paha ayam uang dipanggang tanpa kulit
¼-½ mangkuk makaroni dan keju
2 sendok makan kacang hijau dimasak
2 sendo makan wortel dimasak
4- 6 ons susu rendah lemak
Kudapan : ½ mangkuk yogurt beku

SAJIAN TOTAL
Roti, sereal, nasi, pasta 6-7
Sayuran 3
Buah 3-4
Susu, yogurt, keju 2-3
Daging, unggas, ikan, buncis kering, telur, kacang 2

d) Gunakan lemak, minyak dan manisan kadang-kadang saja.


Tambahn cairan dengan menyiapkan air. Ukuran sajian adalah
minimal untuk kecukupan nutrisi. Banyak anak makan lebih
banyak.

16
e) Ganti susu murni bila anak berusia kurang dari 24bulan.

Makanan yang disukai itu tidaj menjamin diet yang seimbang, tetapi
upaya mengganntinya iak akan berhasil. Sebaiknya kita menerima pilihan
makanan tersebut dan memberikan makanan lain dalam porsi kecil.
Memperkenalkan minimal 3 macam kelompok makanan yang berbeda setiap kali
waktu makan dapat membantu membentuk keberagaman pilihan rasa dan
kebiasaan makan yang seimbang.

2. Tidur Dan Aktivitas


Total tidur hanyaa berkurang sedikit selama tahun kedua dan rata-rata sekitar
12 jam per hari. Sbagian besar anak tidur siang satu kali, dan pada akhir tahun
kedua atau ketiga kebanyakan anak meninggalkan kebiasaan ini. Tingkat aktivitas
tinggi, dan jarang terdapat masalah dengan terlalu sedikitnya latihan fisik, selama
tidak dilakukan pembatasan yang tidak tepat. Dengan meningkatnya jumlah anaka
kecil yang diasuh diluar rumah, pehatian terhadap jenis akivitas yang disediakan
sangat penting. Misalnya, anak dengan tingkat aktivitas tinggi dapat memperoleh
manfaat dari lingkungan yang mendorong permainan diluar rumah.
Masalah tidur sering terjadi, terutama pergi tidur dan jauh tertidur, dan
kemungkinan berhubungan dengan ketakutan akan perpisahan. Ritual waktu tidur
( waktu tidur, memakan kudapan, akvitas diam yang sama ) sangat membantu,
dan objek transisi, seperti binatang mainan atau selimut kesukaan, dap membantu
menghilangkan rasa tidak aman anak pada waktu tidur.

3. Kesehatan Gigi
a) Pemeriksaan Gigi Teratur
Idealnya, anak harus mengunjung dokter gigi (atau pedodontis,
eorang dokter gigi anak) segera setelah gigi pertama muncul dan tidak lebih
dari usia 2½ tahun, ketika pertumbuhan gigi primer telah selsai ( American
Academy of Pediatric Dentistry, 1996). Kunjungan pertama ke dokter gigi
tidak boleh menjadi pengalaman traumatik. Karena odier bereaksi negatif
terhadap pengalaman yang baru dan berpotensi menakutkan, kunjungan awal
dapat dipusatkan pada pertemuan dengan dokter gigi, mlihat peralatan, dan
duduk di kursi. Apabila anak bisa bekerja sama, dkter gigi mungkin hanya
perlu melihat gigi tetapi menahan pemeriksaan menyeluruh untuk dilakukan
pada kunjungan berikutnya. Meniru model, yaitu anak mengobservasi

17
prosedur yang dilakukan pada orang ta atau sibling yang dapat bekerja sama,
dapat juga eektif.
b) Pembersihan Plak
Tujuan higiene muku adalah membersihkan plak, deposit bakteri
lunak yang melkat pada gigi dan menyebabkan karies gigi (pembusukan gigi
atau gigi bolong) dan penyakit periodontal (gusi). Metode paling efekti
untuk pembersihan plak adalah menyikat gigi dan membersihkan gigi dengan
menggunakan benang gigi. Beberapa teknik menyikat gigi muncul, meskipun
tidak ada kesepakatan universal mengenai metode yang terbaik. Salah satu
metode yang paling cocok untuk membersihkan gigi primer adalah metode
menggosok. Ujung bulu sikat diletakkan dengan kuat pada sudut 45° pada gigi
dan gusi dan digerakan ke depan dan belakang dengan gerakan menggetar
(vibrasi). Ujung bulu sikat harus bergerak lembut teapi tidak bergerak maju
dan mnru dengan sekuat tenaga, yang dapat merusakan gsi dan enamel.
Semua prmukaan gigi dibersihkan dengan cara ini kecuali permukaan lingual
(bagian dalm) gigi depan. Untuk membersihkan permukaan ini, sikat gigi
diletaakkan vertikal terhadap gigi dan digerakan keata dan kebawah. Hanya
beberapa gigi yang dapat digosok sekali gosok, menggnakan enam sampai
delapan gosokan setiap bagian. Pendekatan sistematis diapaki sedemikian upa
sehngga semua permukaan gigi dibersihkan secara menyeluruh.
Untuk anak kecil cara paling efektif membersihkan gigi adalah oleh
orang tua. Beberapa posisi dapat digunakan sehingga memungkinkan
jangkauan ke dalam mulut dan membantu menstabilkan kepala agar nyaman:
f) Berdiri dengan punggung anak mengarah ke orang dewasa dapat
melihat apa yang sedang mereka kerjakan di cermin
g) Duduk dikursi aatau tempat idur dengan kepala anaka bersandar di
pangkuan orang dewasa
h) Duduk di lantai atau tempat duduk rendah dengan kepala anak
bersandar di antara kedua paha orang dewasa.

SUPLEMENTASI FLUORIDA*

Kandungan Fluorida Air


Usia < 0,3 0,3-0,6 > 0,6
Lahir-6 bulan 0 0 0
6 bulan-3 tahun 0,25 0 0

18
3-6 tahun 0,50 0,25 0
6-16 tahun 1,00 0,50 0

Dengan semua posisi di atas, gunakan sat tangan untuk memegangi


dagu dan yang satu lagi menggosok gigi. Agar dapat mencapai gigi bagian
belakang dengan lebih mudah, pertahankan mulut dalam keadaan setengah
terbuka.

Tip keperawatan
i) Untuk mendorong anak membuka mulutnya, minta mereka
“bersiul seperti burung” untuk menggosok gigi depan dan “
mengaum seperti singa” untuk menggosok gigi belakang.
j) Bernyani, bercerita, atau berbicara kepada anak selama
pembersihan gigi untuk mencegah kebosanan.

Untuk pembersihan gigi yang efekif, direkomendasikan sikat gigi kecil


berbulu halus, bulat, nilon dengan banyak setabut pendek dan panjangnya
seragam. Serat nilon mengering lebih cepat setelh dipakai dan dapat kembali
kebentuk semula lebih baik daipada serat alami. Sikat gigi harus segera
diganti segera setelah serat pecah atau melengkung. Pada anak kecil,
menggosok dapat diselesaikan secara lebih mudah dengan menggnakn air,
karena banyak anak tidak menyukai busa dari pasta gigidan busa mengganggu
penglihatan. Ada juga bahaya menelan pasta gigi berfluorinai ( lihat diskusi
dibawah mengenai fluorida). Apabila menggunakan pasta igi, anak harus
memilih rasa yang mereka sukai untuk mendorong kebiasaan menggosok gigi.
Setelah gigi dibersihkan, membersihkan menggunakan benang gigi
dilakukan untuk mengangkat plak dan debris di antara celah gigi dan di bawah
batas gusi, yang tidak efektif jika dibersihkan dengan untuk memanipulasi
benang gigi,orang tua harus mengajarkan prosedur ini pada anak.
Bahan pewarna dapat membantu mengidentifikasi area-area gigi temapat
plak terakumulasi. Bahan pewarna juga dapat membantu memotivasi anak
untuk membersihkan gigi, mulut diinspeksi untuk menyakinkan bahwa semua
sisa plak telah terangkat. Apabila plak masih ada, gigi disikat kembali
idealnya, gigi harus dibersihkan setiap kali sehabis makan dan terutama
sebelum tidur dan anak tidak boleh di beri apapun untuk dimakan atau
diminum setelah menyikat gigi malam kecuali air. Pada saat menyikat gigi
tidak bisa dilakukan, diajarkan metode pembersih mulut “ kumur dan telan”.

19
Anak membilas mulut dengan air semmulut penuh dan menelannya, ulangi
prosedurya tiga atau empat kali.

c) Diet Rendah-Kariogen
Diet sangat kritisdalam perkembangan gigi yang baik karena prose
karies terutama pada gula yang dapat mengalami fermentasi, terutama
sukrosa. Gula meja yang telah dimurnikan, madu, gula tetes/sirup, sirup
jagng, dan buah kering seperti kismis sangat bersifa kariogenik.
Idealnya makanan seperti itu harus dihilangkan. Namun, karean hal ini
sulit dipraktikan beberapa saran dapat membantu. Pertam, frekuensi
komsumsi gula lebih penting dari jumlah total yang di komsumsi. Oleh karena
itu, ketika manisan dimakan manisan tersebut jarang meruak gigi jika
dikomsumsi segera setelah makan dari pada dipakai sebagai kudapan diantara
dua jam makan. Apabila manisan disajikan sebagai pencuci mulut, gigi dapat
segera dibersihkan sesudahnya mengurangi lamanya gula berada di dalam
mulut.
Kedua, bentu gula juga penting. Makanansemakin bersifat kariogenik
jika makanan tersebut lengket ataukeras karena lebih lama tinggak di dalam
mulut. Konsikuensinya, mengisap permen loli lebih bersifat kariogenetik dari
pada memakan cokelat batangan. Kadang kala gula “tersembunyi”, seperti
dalam berbagai obat resep dan obat bebas dan di dalam beberpa sereal
populer, termasuk variasi “semua-alami”. Membaca label makanan sangat
penting dalam mengurangi sumber sukrosa.
Bentuk khusus karies gigi pada anaka antara usia 18 bulan dan 3 tahun
adalah karies botol (juga dinamakan karies botol menyusu atau karies
mulut akibat botol), yang terjadi ketika anak secara rutin diberi botol atau
jus menjelang waktu tidur siang atau menggunakan botol sebagai empeng
ketika terbangun. Sering memberikan ASI simalam hari dalam jangka waktu
yang lama juga mengakibatkan kerusakan gigi yang luas ( American
Academy of Prediatric Dentistry, 1996). Praktik melapisi empeng dengan
madu juga ikut andil menyebabkan karies dan mungkin berpotensi sebagiai
sumber keracunan botulisme. Pada saat cairan manis terkumpul di dalam
mulut, gigi terendam selama bebepa jam dalm lingkungan kariogenik ini. Gigi
seri dn gigi seraham pada maksila (atas) paling terpengaruh, karena gigi seri
pada mandibula (bawah) terlindungi oleh bibir bawah, lidah, dan salvia.karies
gigi yang berat memerlukanpemasangan restorasi baja antikarat untuk
mempertahankan ruamgam sampai gigi permanen tumbuh.

20
4. Panduan Antisipasi-Asuhan Keluarga
Memahami toodler merupakan dasar untuk keberhasilan pengasuhan anak.
Perawat, terutama yang berada dipusat kesehatan anak atau unit rawat jalan,
mempunyai posisi yang menguntungkan untuk membantu orang tua dalam
memenuhi tugas dan kebutuhan anak dikelompok usia inti. Pencegahan lebih baik
dari pengobatan panduan antisipasi sangat penting jika seseorang berharap untuk
mencegah timbulnya masalah dikemudian hari. Terkadang saran bukan satu
satunya jawaban. Bantuan yang sebenarnya seperti ketersediaan untuk kunjungan
rumah atau konsultasi pertelefon harus merupakan bagian dari intervensi perawat
yang fleksibel bayi. Baik orang tua pernah mengalami dilema dalam mengasuh
anak pertama dan selanjutnya atau tidak mereka tetap mendapat manfaat dengan
berbagi perasaan, prustasi dan kepuasan mereka perlu kawan dewasa, kebebasan
dari tanggung jawab pengasuhan anak, dan pemisahan berkala dari anak mereka.
Bagian dari tanggung jawab perawat adalah memberikan kesempatan pada
orangtua untuk mengekspreksikan perasaan mereka dan memenuhi kebutuhan
fisik mental dan spiritual kebutuhan mereka.

D. MASA PRASEKOLAH
1. Nutrisi
Kebutuhan nutrisi untuk anak prasekolah hamper sama dengan
kebutuhanuntuk anak toddler. Kebutuhan kalori per unit berat badan terus
menurun secara perlahan sampai 90 kkl/kg, untuk rata-rata asupan sekitar 1800
kalori perhari. Kebutuhan cairan juga menurun sedikit sekitar 100 ml/kg sehari
tetapi bergantung pada tingkat aktivitas, kondisi cuaca, dan keadaan kesehatan.
Kebutuhan protein adalah 1,2 g/kg, untuk rata-rata konsumsi harian 24 g (Food
and Nutrition Board, 1989).
Ketika anak mencapai usi 4 tahun, mereka mulai memasuki periode lain dari
keributan makan, yang biasanya khas pada anak yang berperilaku lebih
pemberontak dan ceroboh pada kelompok usia ini. Pada usia 5 tahun anak
menjadi lebih dapat menerima untuk mencoba makanan baru, terutama jika
mereka didorong oleh orang dewasa yang memperbolehkan mereka membantu
mempersiapkan makanan atau berekspresi dengan rasa yang baru atau peralatan
yang berbeda.
2. Aktivitas dan Tidur

21
Tingkat aktivitas masih tetap tinggi, mekipun aktivitas yang tenang, seperti
menonton televisi, semakin menarik perhatian dan bias menjadi pengganti yang
tak sehat untuk permainan aktif. Kemampuan dan koordinasi motoric kasar pada
anak pra sekolah telah semakin meningkat sehingga memberikan mereka
kesempatan untuk memainkan berbagai jenis olah raga.
Anak kecil kadang kala mengalami masalah pergi tidur, terutama setelah
banyak beraktivitas dan mendapat stimulasi selama siang hari. Anak lain dapat
mengalami ketakutan saat tidur, terbangun di malam hari, atau mengalami mimpi
buruk atau terror tidur. Sedang anak lain masih memerlukan ritual panjang yang
tak biasa di tinggalkan.
Mimpi buruk paling berespons terhadap intervensi berikut:
a) Menerima mimpi sebagai ketakutan yang nyata.
b) Duduk disamping anak: menawarkan kenyamanan, keyakinan, dan rasa
perlindungan.
c) Berbaring bersama anak atau membawanya ke tempat tidur orang dewasa
hanya jika tidak bisa di tenangkan dengan upaya apapun dan bias
memahami ini menjadi kejadian khusus.
d) Pertimbangkan konseling professional untuk mimpi buruk berulang yang
tidak berespon terhadap pendekatan diatas.

3. Panduan Antisipasi-Asuhan Keluarga


Selama periode ini juga terjadi transisi emosi antara orang tua dan anak.
Meskipun anak masih terikat pada orang tua mereka dan menerima semua nilai
dan kepercayaan orang tua, mereka mendekati periode kehidupan ketika mereka
akan mempertanyakan pengajaran sebelumnya dan lebih suka ditemani teman
sebaya.

E. MASA SEKOLAH
1. Nutrisi
Rasa suka dan tidak suka terhadap makanan terbentuk pada usia-usia awal
yang berlanjut pada masa kanak-kanak pertengahan, walaupun kecendrungan
terhadap satu pilihan makanan mulai berakhir dan anak-anak mulai merasakan
banyak makanan yang seragam. Namun demikian dengan ketersediannya restoran
siap saji, pengaruh media masa dan godaan keberagaman makanan “junk food”
yang sangat besar, memudahkan anak untuk mengonsumsi makanan tanpa kalori
yang tidak meningkatkan pertumbuhan, seperti gula, zat tepung, dan lemak yang

22
berlebihan. Mudahnya ketersediaan makanan-tinggi kalori, dikombinasikan
dengan kecendrungan aktivitas yang kurang melibatkan gerak tubuh, menjadi
factor-factor yang berperan dalam peningkatan prevalensi obesitas pada masa
kanak-kanak.
2. Tidur dan Istirahat
Tidak ada waktu khusus untuk istirahat dan tidur yang dibutuhkan anak-
anak pada setiap tingkatan usia. Sebaliknya, jumlah kebutuhan istirahat dan tidur
bergantung pada usia anak, tingkat aktivitas, dan factor-faktor yang lainnya
seperti status kesehatan. Laju pertumbuhan melambat; oleh karena itu, energy
yang dikeluarkan untuk pertumbuhan berkurang dibandingkan energy yang
dikeluarkan pada periode sebelumnya.
Sealam masa sekolah, anak-anak biasanya tidak membutuhkan tidur siang,
tetapi tidur siang mereka sekitar 91/2 jam (blum, Ditmar, dan charney, 1997).
Walaupun masalah tidur yang terjadi lebih sedikit, kadang-kadang kesulitan tidur
tetap dihubungkan dengan pentingnya ritual sebelum tidur. Biasanya terdapat
sedikit masalah pada anak-anak usia 6 atau 7 tahun, dan tugas untuk pergi tidur
dapat difasilitasi dengan mendorong anak melakukan aktivitas yang tenang
sebelum tidur, seperti mewarnai atau membaca. Namun demikian, sebagian besar
anak pada masa kanak-kanak pertengahan harus sering diingatkan untuk pergi
tidur (terutama usia 8-9 tahun dan anak usia 11 tahun) melawan jika
diperintahkan untuk pergi tidur.

3. Latihan Fisik Dan Aktivitas


Latiahan fisik penting untuk kemajuan perkembangan sejumlah area,
termasuk perkembangan otot dan tonus otot, keseimbangan dan koordinasi yang
lebih halus, peningkatan kekuatan dan ketahanan, dan stimulasi fungsi tubuh dan
proses metabolisme. Anak-anak memerlukan ruang yang luas untuk berlari,
melompat dan meloncat, memanjat serta fasilitas dan peralatan yang aman untuk
digunakan baik yang didalam ruangan maupun di luar ruamgan. Sebagaian besar
anak memerlukan sedikit keberanian untuk melakukan aktivitas fisik. Anak-anak
memiliki energy yang sangat besar dan mereka jarang menyadari kapan aktivitas
harus berhenti.

4. Kesehatan Gigi
Gigi permanen (sekunder) yang pertama muncul kira-kira pada usia 6
tahun, dimulai dengan gigi graham yang muncul pada usia 6 tahun, yang muncul

23
dibelakang gigi graham primer. Gigi lainnya muncul dalam urutan yang hampir
sama dengan pemunculan gigi primer (gigi susu). Ketika tumbuhnya gigi
geraham permanen yang ke dua (12 tahun), sebagian besar gigi permanen telah
tumbuh. Pertumbuhan gigi permanen lebih cepat terjadi pada anak perempuan
dari pada anak laki-laki.
Karena gigi permanen muncul selama masa usia sekolah, kebersihan gigi
yang baik dan perhatian yang rutin terhadap adanya karies gigi merupakan bagian
dari supervise kesehatan yang penting selama periode ini. Pemeriksaan gigi secara
teratur dan pemberian tambahan zat fluoride yang berkelanjutan merupakan
bagian integral yang penting dalam program pemeliharaan kesehatan.

5. Kesehatan Sekolah
Program kesehatan sekolah adalah upaya mempertahankan kesehatan
secara terus-menerus, melalui pengkajian, pendeteksian, dan aktivitas rujukan.
Perawat sekolah memberi perawatan kesehatan primer pada skala yang lebih luas
yang meliputi pengkajian fisik, psikomedis, psikoedukasi, pelaku dan masalah-
masalah gangguan belajar dan asuhan kesejahteraan anak yang komprehensif.
Pada beberapa sekolah pelayanan kesehatan sekolah telah diperluas tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan anak sekolah tetapi juga keluarganya dan komunitas.
Praktisi perawat sekolah memegang peran pentig dalam pusat pelayanan
kesehatan di dekolah.
Sayangnya tidak semua sekolah mempunyai perawat sekolah, dan
penggunaan asisten perawat yang tidak berlisensii semakin meningkat. Perawat
sekolah dihadapkan dengan pendelegasian tugas dan pengawasan yang dilakukan
asisten perawat. Perawat sekolah harus menggunakan pengkajian keperawatan
dan penilaian professional dalam memutuskan prosedur yang dapat didelegasikan
kepada asisten perawat.

F. MASA REMAJA
1. Nutrisi
Kebutuhan nutrisi rermaja sulit ditentukan karena tidak lengkapnya
informasi mengenai nutrisi dari anggota kelompok usia ini. Kesulitan menjadi
lebih rumit akibat pengaruh emosional dan factor-faktor stress lainnya yang
mempengaruhi pemanfaatan nutrisi dan factor-faktor psikologis yang
mempengaruhi kebiasaan makan. Selain itu sangat beragamnya laju pertumbuhan

24
selama masa remaja dan begitu juga dengan variasi usia ketika perubahan ini
terjadi mempersulit upaya untuk menetapkan standard diet minimal.

2. Tidur dan Istirahat


Kebutuhan tidur dan istirahat remaja bervariasi. Pertumbuhan fisik yang
cepat, kecendrungan terhadap pengarahan tenaga yang berlebihan, dan
keseluruhan aktivitas yang meningkat pada usia ini mengakibaatkan terjadinya
keletihan pada remaja. Tidur dan istirahat yang adekuat pada saat ini penting
untuk terapi kesehatan yang menyeluruh.

3. Olah Raga Dan Aktivitas


Pendidikan kesehatan yang berfokus pada fisik, disekolah dapat,
memberikan efek jangka pendek terhadap aktivitas dan efek jangka panjang
dalam mendukung pola aktivitas seumur hidup. Praktik olah raga, permainan, dan
bahkan tarian memberi pengaruh penting terhadap pertumbuhan dan
perkembangan, proses pendidikan dan kesehatan yang lebih baik. Aktivitas-
aktivitas ini memberikan latihan untuk pertumbuhan otot, interaksi dengan teman
sebaya, dan merupakan cara stimulasi dan konflik menyenangkan yang dapat
diterima secara social. Selain itu, aktivitas yang bersaing membantu remaja dalam
proses pembuktian diri, perkembangan harga diri, dan perhatian untuk orang lain.
Karena kesehatan fisik memberi pengaruh besar pada status kesehatan individu
dalam waktu lama, anak-anak harus didorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas
yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik jangka panjang.

4. Pearawatan Pribadi
Perubahan tubuh yang menyertai pubertas menyebabkan remaja memiliki
kebutuhan khusus terhadap kebersihan. Kelenjar sbasea yang hiperaktif dan
kelenjar apokrin yang baru berfungsi mengakibatkan seringnya mandi atau
shower, dan deodorant untuk ketiak menjadi sangat penting dalam perawatan
pribadi.
Banyak kelompok diskusi yang memusatkan pada masalah keuntungan
produk-produk atau metode tertentu. Remaja terus-menerus diberi informasi oleh
media mengenai cara terbaik untuk meningkatkan popularitas dan membuat
mereka lebih menarik.

5. Reduksi Sters

25
Banyaknya perubahan yang
terjadi selama masa remaja dapat
AREA-AREA STRES PADA
menimbulkan stress yang besar. MASA REMAJA
Remaja dihadapkan dengan tekanan
dari teman sebaya yang sering kali  Citra tubuh.
 Konflik seksualitas.
melibatkan wewenang orang dewasa  Tekanan dari sekolah.
dan melibatkan perilaku yang  Tekanan untuk bersaing.
mengandung risiko kesehatan yang  Hubungan dengan orang tua.
 Hubungan dengan saudara
serius. kandung.
Remaja putri yang matang-  Hubungan dengan teman
dini dan anak-anak yang sebaya.
 Keuangan.
kematangannya terlambat sangat  Keputusan mengenai peran
sensitive terhadap stress karena saat ini dan di masa yang
tampak berbeda dengan teman akan datang.
 Prencanaan karier.
sebaya. Anak-anak yang matang-dini  Konflik ideologis.
dan yang matang terlambat merasa
berada di luar kelompok teman-teman
sekolahnya, tetapi anak yang matang-lambat tampak paling berat mengalami
kekacauan dalam dirinya dan kemungkinan ragu-ragu untuk menyatakan
kekhawatirannya.

6. Pendidikan Dan Paduan Seksualitas


Banyak remaja yang tidak dipersiapkan untuk menghadapi dampak
pubertas. Besarnya porsi pengetahuan mereka mengenai seks diperoleh dari
teman sebaya, televise, film, dan majalah. Selain itu, informasi dari orang tua nya
mungkin tidak akurat. Akibatnya, informasi yang mereka kumpulkan mungkin
tidak lengkap, tidak akurat, dipenuhi dengan teka-teki yang berisi penilaian
kultural dan moral, dan sngat tidak membantu.
Remaja memerlukan model peran dan pengalaman hidup dengan menunda
kepuasan. Yang paling penting, mereka memerlukan pengalaman mengatasi
masalah dan keterampilan membuat keputusan sehingga mereka dapat
mengantisipasi hasil positif ataupun negative dari keputusan. Dengan bantuan
seperti ini, remaja dapat bertanggung jawab secara seksual sebagai seorang
dewasa muda.

26
G. Family Centered Care(FCC)
1. Pengertian Family Centered Care(FCC)
Family Centered Care (FCC) atau perawatan yang berpusat pada keluarga
didefinisikan sebagai filosofi perawatan berpusat pada keluarga, mengakui keluarga
sebagai konstanta dalam kehidupan anak.
Family Centered Care meyakini adanya dukungan individu, menghormati,
mendorong dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga. Intervensi
keperawatan dengan menggunakan pendekatan family centered caremenekankan
bahwa pembuatan kebijakan, perencanaan program perawatan, perancangan fasilitas
kesehatan, dan interaksi sehari-hari antara klien dengan tenaga kesehatan harus
melibatkan keluarga. Keluarga diberikan kewenangan untuk terlibat dalam perawatan
klien, yang berarti keluarga dengan latar belakang pengalaman, keahlian dan
kompetensi keluarga memberikan manfaat positif dalam perawatan anak.
Memberikan kewenangan kepada keluarga berarti membuka jalan bagi keluarga
untuk mengetahui kekuatan, kemampuan keluarga dalam merawat anak.

2.Manfaat Penerapan Family Centered Care(FCC)


a. Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalam
meningkatkan kesehatan dan perkembangan setiap anak.
b. Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi yang lebih
baik dan proses kolaborasi.
c. Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan berkolaborasi
dengan keluarga.
d. Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga dan
kapasitas pemberi pelayanan.
e. Penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga profesional
lebih efisien dan efektif (mengoptimalkan manajemen perawatan di rumah,
mengurangi kunjungan ke unit gawat darurat atau rumah sakit jika tidak perlu,
lebih efektif dalam menggunakan cara pencegahan).f. Mengembangkan
f. komunikasi antara anggota tim kesehatan.
g. Persaingan pemasaran pelayanan kesehatankompetitif.
h Meningkatkan lingkungan pembelajaran untuk spesialis anak dan tenaga profesi
lainnya dalam pelatihan-pelatihan
i. Menciptakan lingkungan yang meningkatkan kepuasan profesional.
j. Mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas pelayanan kesehatan yang
diterima.

27
3.Elemen-elemen Family Centered Care(FCC)
Dalam family centered care kebutuhan semua anggota keluarga tidak hanya
harus dipertimbangkan, dengan mengacu pada elemen penting family centered care
yang meliputi:
a. Memasukkan pemahaman ke dalam kebijakan dan praktik bahwa keluarga
bersifat konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem pelayanan dari
personal pendukung di dalam sistem tersebut berubah-rubah.
b. Memfasilitasi kolaborasi keluarga/profesional pada semua tingkat pelayanan
keperawatan di rumah sakit, rumah, dan di masyarakat. Saling bertukar
informasi yang lengkap dan jelas antara anggota keluarga dan
profesional dalam hal dukungan tentang cara yang supportif di setiap saat.
c. Menggabungkan pemahaman dan penghormatan terhadap keanekarag
aman budaya, kekuatan dan individualitas didalam dan diantara seluruh
keluarga termasuk keanekaragaman suku, ras, spiritual, sosial, ekonomi,
bidang pendidikan dan geografi ke dalam kebijakan praktik.
d. Mengenali dan menghormati metode koping yang berbeda dan menerapkan
program dan kebijakan menyeluruh yang menyediakan pelayanan
perkembangan, pendidikan, emosi, lingkungan dan dukungan keuangan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga yang berbeda-beda.
e. Mendorong dan memfasilitasi dukungan dan jaringan kerja sama keluarga
dengan keluarga.
f. Menetapkan bahwa rumah, rumah sakit, dan pelayanan masyarakat dan sistem
pendukung untuk anak-anak yang memerlukan pelayanan kesehatan khusus
dan keluarganya bersifat fleksibel, dapat diakses, dan komprehensif dalam
menjawab pemenuhan kebutuhan keluarga yang berbeda sesuai yang
diperlukan.
H .Menghargai keluarga sebagai keluarga, dan anak-anak sebagai anak-anak,
mengakui bahwa mereka memiliki beragam kekuatan, perhatian, emosi dan cita-
cita yang melebihi kebutuhan mereka untuk mendapatkan layanan dan dukungan
kesehatan serta perkembangan khususnya.

4.Prinsip prinsip Family Centered Care (FCC)


a. Menghormati setiap anak dan keluarganya.

28
Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada anak menghormati
anak dan keluarga sebagai subjek perawatan. Perawat menghormati anak dan
keluarga memiliki pilihan yang terbaik bagi perawatan mereka.
b. Menghargai perbedaan suku, budaya, sosial, ekonomi, agama, dan
pengalaman tentang sehat sakit yang ada pada anak dan keluarga. Perawat
menghargai perbedaan suku, budaya, sosial ekonomi, agama dan pengalaman
tentang sehat sakit anak dan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan.
c. Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan keluarga.
Mengkaji kelebihan keluarga dan membantu mengembangkan kelebihan
keluarga dalam proses asuhan keperawatan pada klien.
d. Mendukung dan memfasilitasi pilihan anak dan keluarga dalam memilih
pelayanan kesehatannya. Memberikan kesempatan kepada keluarga dan anak
untuk memilih fasilitas kesehatan yang sesuai untuk mereka, menghargai
pilihan dan mendukung keluarga.
e. Menjamin pelayanan yang diperoleh anak dan keluarga sesuai dengan
kebutuhan, keyakinan, nilai, dan budaya mereka. Memonitor pelayanan
keperawatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, nilai, keyakinan dan
budaya pasien dan keluarga.
f. .Berbagi informasi secara jujur dan tidak bias dengan anak dan keluarga
sebagai cara untuk memperkuat dan mendayagunakan anak dan keluarga
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Petugas kesehatan memberikan
informasi yang berguna bagi pasien dan keluarga, dengan benar dan tidak
memihak. Informasi yang diberikan harus lengkap, benar dan akurat.
g. Memberikan dan menjamin dukungan formal dan informal untuk anak dan
keluarga. Memfasilitasi pembentukan support grup untuk anak dan keluarga,
melakukan pendampingan kepada keluarga, menyediakan akses informasi support
grup yang tersedia dimasyarakat.
h. Berkolaborasi dengan anak dan keluarga dalam penyusunan dI
pengembangan program perawatan anak di berbagai tingkat pelayanan kesehatan.
Mendorong anak dan keluarga untuk menemukan kelebihan dan kekuatan yang
dimiliki, membangun rasa percaya diri, dan membuat pilihan dalam menentukan
pelayanan kesehatan anak. Petugas kesehatan berupaya meningkatkan rasa
percaya diri keluarga dengan memberikan pengetahuan yang keluarga butuhkan
dalam perawatan anak (American Academy of Pediatric, 2003).

29
H. PRILAKU SALAH PADA ANAK
Arti luas perlakuan salah pada anak meliputi penganiayaan atau pengabaian
fisik secara sengaja, penganiyaan atau pengabdian emosional, dan penganiyaan
seksual pada anak, yang biasanya dilakukan orang dewasa.

1. Pengabaian Anak
Pengabaian biasanya didefinisikan sebagai kegagalan orang tua atau orang lain
yang secara hokum bertanggung jawab atas kebutuhan anak untuk menyediakan
kebutuhan dasar anak dan tingkat asuhan yang adekuat.
Tipe pengabaian anak antara lain:
1) Pengabaian fisik, melibatkan penekanan kebutuhan seperti makanan,
pakaian, pengawasan, asuhan medis, dan edukasi.
2) Pengabaian emosi, umumnya merujuk pada kegagalan memenuhi
kebutuhan kasih sayang, perhatian, dan pengasuh emosional anak.
Pengabaian emosional juga meliputi kekurangan intervensi atau
mendorong prilaku maladaptive, seperti tidak bertanggung jawab atau
penyalahgunaan zat. Pengabaian emosi suatu aspek perlakuan salah yang
bahkan lebih sulit didefinisikan, adalah upaya yang disengaja untuk
menghancurkan atau merusak harga diri atau kompetensi anak secara
bermakna. Terjadi dalam beberapa bentuk berikut: penolakan, isolasi,
terror, pengabaian, korupsi, penyerengan secara verbal, dan penekanan
berlebihan terhadap anak.
2. Penganiayaan Fisik
Pencederaan fisik yang di sengaja terhadap anak, biasanya dilakukan oleh
pemberi asuhan anak, dinamakan penganiayaan fisik. Cedera fisik minor
bertanggung jawab terhadap kebanyakan kasus perlakuan yang salah dari pada
cedera fisik mayor, tetapi penganiayaan fisik mayor mengakibatkan lebih banyak
kematian.
1) Munchausen Syndrome By Proxy (MSP)
Salah satu penganiayaan yang lebih jarang dan membingungkan, biasanya
fisik, adalah MSP, yang merujuk pada penyakit yang dipalsukan
seseorang atau diinduksi pada orang lain (wright, 1997). Pada anak-anak
biasanya ibu yang membuat tanda dan gejala penyakit pada anaknya, the
proxy, untuk mendapatkan perhatian dari staf medis. MSP dapat terjadi
dalam berbagai bentuk seperti memasukan darah ibu ke dalam kencing
anak untuk meniru hematuria, mengemukakan riwayat kesehatan fiktif,

30
keracunan kronis pada anak, atau pembekapan anak sehingga
mengakibatkan apneu atau kejang. Tanda peringatan MSP meliputi:
 Penyakit kambuhan yang lama, tidak bisa dijelaskan, berkepanjangan
atau sangat sangat jarang terjadi.
 Kesenjangan antara temuan klinis dan riwayat.
 Penyakit yang tidak berespons terhadap penanganan.
 Tanda dan gejala yang terjadi jika ada orang tua.
 Orang tua sangat mengetahui tentang penyakit, prosedur dan
penanganannya.
 Orang tua sangat tertarik dalam berinteraksi dengan anggota tim
kesehatan.
 Orang tua sangat perhatian terhadap anak (menolak meninggalkan RS)
 Anggota keluarga lain memiliki gejala yang sama.

2) Faktor Yang Mempredisposisi Penganiayaan Fisik


a) Karakteristik Orang Tua
Orang tua penganiaya cendrung memiliki kesulitan menghadapi stress
dan mengendalikan ekspresi kemarahan. (Burrell, Thompson, dan
Sexton, 1994; Rodrigues dan green, 1997). Selain itu pasangan orang
tua penganiaya berisiko tinggi menyiksa anak mereka (Ross, 1996).
Temuan lain adalah bahwa keluarga penganiaya sering kali lebih
terisolasi secara social dan memiliki lebih sedikit hubungan
pendukung dari pada orang tua bukan penganiaya.
Faktor lain yang teridentifikasi pada orng tua penganiaya meliputi rasa
percaya diri rendah dan fungsi keibuan yang kurang adekuat.
b) Karakteristik Anak
Terkadang anak yang disiksa merupakan anak yang tidak diinginkan,
tidak sah, mengalami kerusakan otak (terutama dalam situasi ketika
orang tua tidak dapat menerima retardasi tersebut), hiperaktif, atau
cacat fisik.
Meskipun seorang anak biasanya merupakan korban di dalam keluarga
penganiaya, mengambil anak tersebut dari rumah sering menyebabkan
risiko penganiayaan pada sibling lainnya. Perlakuan salah pada anak
biasanya tidak terbatas pada satu anak karena terputusnya hubungan
orang tua-anak namun merupakan akibat keluarga yang mengalami
distress. Oleh karena itu, tidak ada anak yang aman tinggal di
lingkungan penganiaya terkecuali orang tua dapat dibantu untuk

31
mempelajari keterampilan menjadi orang tua yang barudan memenuhi
kebutuhan mereka serta melapaskan frustasi mereka melalui
alternative lain selain menyerang anaknya.
c) Karektiristik Lingkungan
Secara khas lingkungan merupakan salah satu stress kronis, termasuk
masalah perceraian, kemiskinan, pengangguran, rumah buruk, sering
pindah, alkoholisme, dan ketergantungan obat. Peningkatan pajanan
antara anak dan orang tua, seperti yang terjadi pada kondisi perumahan
yang padat, juga meningkatkan kemungkinan penganiayaan.

3) Penganiayaan Seksual
Pengfaniayaan seksual meliputi beberapa tipe kesalahan perlakuan seksual
sebagai berikut :
 Inses, setiap aktivitas seksual fisik antara anggota keluarga
berhubungan darah tidak dipedulikan (pelaku pengganiayaan
seksual dapat meliputi orang tua angkat, saudara tiri, kakek-nenek,
paman, dan tante) tidak termasuk hubungan seksual antara
pasangan legal seperti pasangan suami istri.
 Molestasi, istilah samar yang meliputi “kebebasan yang tidak
senonoh”, seperti menyentuh, main-mainkan, mencium,
mastrubasi tunggal atau mutual, atau kontak oral-genital.
 Ekshibisionisme, mempertontonkan secara tidak senonoh,
biasanya memperlihatkan genital pria dewasa kepada anak-anak
atau perempuan dewasa.
 Pornografi Anak, mengatur dan memotret dalam media apa pun
tindakan seksual yang melibatkan anak-anak, dilakukan sendiri
atau bersama orang dewasa atau binatang, tanpa memedulikan izin
dari wali anak, juga bisa berarti penyebaran bahantersebutdalam
segala bentuk dengan atau tanpa mengambil keuntungan.
 Prostitusi Anak, melibatkan anak dalam tindakan seks untuk
mendapat keuntungan dan biasanya dengan pasangan yang
berganti-ganti.
 Pedofilia, secara harfiah berarti “mencintai anak” dan tidak
menunjukan tipe aktivitas seksual tetapi merupakan pilihan orang
dewasa terhadap anak repuber sebagai cara dalam mencapai
kepuasan seksual.

32
I. PRILAKU MENJADI ORANG TUA
1. Gaya Kontrol Orang Tua
Walaupun terdapat variasai dan tingkatan dalam gaya menjadi orang tua,
variasi ini dapat secara umum digambarkan sebagai otoriter, permisif, atau
otoritatif.
Otoriter atau dictator, orang tua mencoba untuk mengontrol perilaku dan
siakap anak melalui perintah yang tidak boleh dibantah. Mereka menetapkan
aturan dan regulasi atau standard perilaku yang dituntut untuk diikuti secara kaku
dan tidak boleh dipertanyakan.
Permisif atau laissez-faire, orang tua memiliki sedikit control atau tidak
sama sekali atas tindakan anak-anak mereka. Orang tua yang bermaksud baik ini
kadang-kadang bingung antara sifat permisif dan pemberian izin. Mereka
menghindari untuk memaksakan standard perilaku mereka dan mengizinkan anak
mereka untuk mengatur aktivitas mereka sendiri sebanyak mungkin.
Otoritatif atau demokratik, orang tua mengombinasikan praktik mengasuh
anak dari dua gaya yang ekstrem. Mereka mengarahkan prilaku dan sikap anak
dengan menekankan alasan peraturan dan secara negative menguatkan
penyimpangan. Mereka menghargai individualitas dari setiap anak dan
mengizinkan mereka untuk menyuarakan keberatannya terhadap standard atau
peraturan keluarga. Control orang tua kuat dan disertai dengan dukungan,
pengertian, dan keamanan.
Tipe mengasuh anak yang paling berhasil tampaknya adalah metode otoritatif.
Orang tua tidak membuat batasan dan kaku yang memaksa, tetapi tetap
mempertahankan control yang kuat, terutama pada area ketidaksepakatan orang
tua-anak.

2. Penetapan Batasan Dan Disiplin


Dalam arti luas, disiplin berarti mengajarkan atau mengacu pada suatu
kumpulan peraturan yang mengatur prilaku. Dalam arti sempit, disiplin berarti
melakukan tindakan untuk menegakkan peraturan setelah peraturan tersebut
dilanggar. Penetapan batas mengacu pada penetapan aturan atau pedoman untuk
perilaku.
Penetapan batasan dan disiplin adalah komponen positif yang penting dalam
membesarkan anak dan memberi beberapa fungsi penting ketika mereka
membantu anak-anak:
a) Menguji batas control mereka.

33
b) Mencapai bidang yang tepat untuk dikuasai sesuai dengan
kemampuan mereka.
c) Menyalurkan perasaan yang tidak diinginkan ke dalam aktivitas
yang kontruktif.
d) Melindungi mereka sendiri dari bahaya.
e) Mempelajari perilaku yang dapat diterima secara social.

Anak-anak ingin dan memerlukan batasan. Kebebasan yang tidak terbatas


merupakan ancaman besar bagi keamanan dan keselamatan mereka.

3. Meminimalkan Perilaku Salah


Tujuan atau alaasan perilaku yang salah meliputi perhatian, kekuasaan,
ketidakpatuhan, dan menunjukan ketidak adekuatan (anak tidak masuk sekolah
karena takut tidak mampu melakukan tugas). Anak juga dapat berperilaku salah
karena peraturan tidak jelas atau tidak secara konsisten diterapkan.
Pendekatan terbaik adalah mengatur interaksi denagan anak sehingga perilaku
yang tidak diterima dapat dicegah atau diminimalkan.

34
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Sehat adalah seseorang belum dianggap sehat sekalipun ia tidak


berpenyakit jiwa dan/atau pun raga. Orang tersebut masih harus dinyatakan
sehat secara social. Hal ini dianggap perlu karena penyakit yang diderita
seseorang/sekelompok masyarakat ditentukan sekali oleh prilakunya/keadaan
social budaya yang tidak sehat. Anak adalah usia 0-19 tahun.
Peran orangtua sangatlah penting dalam setiap usia anak, terutama
dalam kesehatan anak. Setiap pribadi mempunyai hak untuk memperoleh
kesehatan. Sehat bukan hanya bebas dari penyakit, tetapi meliputi seluruh
kehidupan manusia, termasuk aspek sosial, psikologis, spritual, faktor – faktor
lingkungan, ekonomi, pendidikan dan rekreasi. Bila salah satu faktor di atas
tidak terpenuhi atau terganggu, dapat menyebabkan gangguan perasaan yang
akan menimbulkan keadaan tidak sehat. Walaupun tidak terdapat penyakit
atau keadaan tidak sehat. Sehat merupakan suatu keadaan yang terdapat
selama masa tumbuh kembang manusia yang dimulai dari sejak dini.
Kesehatan adalah harta yang tak ternilai harganya.

35
36
DAFTAR PUSTAKA

Wong, Donna L. dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta:EGC

Wong, Marilyn J. Hockernberry, dkk. 2009 Essensial Pediatric Nursing. Edition 8

Nicky L. Potts, dkk, pediatric nursing caring for children and their families edition 2

http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/3080/06bab2_Muslimah_
10040008055_skr_2016.pdf?sequence=6&isAllowed=y diakses pada Hari, Jumat 16
Maret 2018
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-
Anak-Komprehensif.pdf diakses pada Hari minggu, 18 maret 2018

iii
iv

Anda mungkin juga menyukai