Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kesehatan reproduksi ialah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial

yang utuh,bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala

hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta proses-

prosesnya, guna mencapai kesejahteraan yang berhubungan dengan fungsi dan

proses sistem reproduksi.

Alat reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan

perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor

penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi (Ratna,2010).

Para wanita saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang cepat dari

masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah norma-

norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka.Berbagai hal tersebut mengakibatkan

peningkatan kerentanan wanita terhadap berbagai macam penyakit, terutama yang

berhubungan dengan kesehatan reproduksi.

1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apa saja macam-macam gangguan sistem reproduksi pada wanita?

1.2.2. Bagaimana asuhan keperawatan gangguan sistem reproduksi kista ovarium

1.3.Tujuan Penulisan
1.3.1. Untuk mengetahui apa saja macam-macam gangguan sistem reproduksi

1.3.2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan gangguan sistem reproduksi kista


ovarium

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Macam-macam gangguan reproduksi pada wanita

1. Polip servik

Umumnya bertangkai, berasal dari mucosa intracervikal tapi kadang-

kadang dapat pula tumbuh dari daerah portio.

Tanda dan Gejala:

Sering tidak memberikan gejala apa-apa dan baru diketahui pada pemeriksaan

rutin lainnya. Kalu besar dapat menyebabkan fluor dan perdarahan intermenstrual

atau perdarahan kontak setelah koitus. Mengejan terlalu kuat seperti waktu

defekasi dapat pula menyebabkan perdarahan. Seringkali gejala-gejalanya mirip

dengan carsinoma pada stadium awal.

2. Mioma uteri

Mioma Uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan

jaringan ikat yang menumpanginya. Mioma uteri juga dikenal dengan istilah

fibromioma karsinoma atau pun fibroid.

Miometrium merupakan berkas-berkas otot polos yang tersusun saling

beranyaman, yang diantaranya terdapat pembuluh darah. Keadaan patologik yang

sering ditemukan pada miometrium ialah tumor jinak jenis mioma uteri dan

terdapatnya di endometrium diantara serabut miometrium (adenomiosis).

2
Sedang yang ganas (leiomiosarkoma), jarang ditemukan.

Patologi Anatomi :

Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus hany 1-3%

sisanya adalah dari korpus uteri. Besar tumor dapat bermacam-macam, dapat kecil

(< 1 cm) atau besar sekali sampai beberapa kilogram. Bila kecil seringkali

ditemukan secara kebetulan pada hasil histerektomi. Mioma uteri dapat ditemukan

didaerah korpus uteri ataupun di serviks uteri. Mioma uteri yang servikal, bila

terletak disebelah anterior akan menyebabkan desakan pada vesika urinaria.

Vesika urinaria berubah letaknya terhadap uretra, sehingga mengakibatkan retensi

urine. Bila didiamkan, maka dapat berakibat terjadinya sistitis (infeksi vesika

urinaria) sampai hidronefrosis.

Menurut letaknya, mioma dibagi menjadi 3 macam yaitu :

1. Mioma uteri Subserosum

Lokasi tumor di subserosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai tonjolan saja,

dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai.

Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum, dan disebut

sebagai mioma intraligamen. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga

peritoneal, sebagai suatu massa. Perlekatan dengan omentum disekitarnya

menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum.

Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma terlepas dari

uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum.

3
Mioma jenis ini dikenal sebagai mioma jenis parasitik.

Apabila terjadi putaran pada tangkai yang diikuti dengan bangunan di sekitarnya,

maka akan timbul rasa sakit yang sangat dan mendadak (abdomen akut) sehingga

penderita dapat syok. Putaran yang terjadi tidak lengkap, bisa menyebabkan

obstruksi pembuluh darah sehingga terjadi asites.

2. Mioma Uteri Intramural

Disebut juga mioma intrepitelial. Biasanya multipel. Apabila masih kecil, tidak

merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-

benjol. Uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak

memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya

massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Kadangkala tumor tumbuh sebagai

mioma subserosa, dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa.

3. Mioma Uteri Submukosa

Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting

dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun

intramural walaupun ditemukan cukup besar tetapi seringkali memberi keluhan

yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu

memberikan keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit untuk

dihentikan, sehingga terapinya dilakukan histerektomi. Keadaan ini berbeda

dengan jenis lainnya. Mioma tumbuh menonjol kedalam kavum uteri, yang

kemudian mengisi seluruh kavum uteri. Hal ini menyebabkan terjadinya

perubahan bentuk dan besar kavum uteri. Bila tumor tumbuh dan bertangkai,

4
maka tumor dapat keluar dan masuk kedalam vagina. Tangkai bisa menjadi sangat

tipis dan akhirnya putus, sehingga tumor dilahirkan secara spontan. Macam

mioma yang mengisi vagina tersebut mudah mengalami infeksi dan ulserasi.

Gejala Klinik :

Gejala klinik tergantung besar dan letaknya tumor. Bila masih kecil letaknya

intramural atau subserosa, tidak memberi keluhan apa-apa. Bila besar maka

keluhan seringkali berupa rasa berat pada daerah perut diatas pubis. Bila tumor

mengadakan penekanan pada rektum maka akan terjadi obstipasi. Penekanan pada

vesika urinaria menyebabkan kencing yang kurang puas, karena urin masih

tersisa. Adanya torsi akan menyebabkan rasa sakit yang sangat sehingga penderita

dapat sampai syok. Perdarahan melalui vagina dikeluhkan para penderita dengan

mioma uteri submukosa, yang kadang-kadang disertai anemia.

Tanda dan gejala yang dikeluhkan juga sangat tergantung pada tempat sarang

mioma ini berada (servik, intramural, submukosum, subserosum), besarnya tumor,

perubahan dan komplikasi yang terjadi

Gejala tersebut dapat digolongkan :

1. Perdarahan abnormal

Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menorragia

dan dapat juga terjadi metrorrhagia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab

perdarahan antara lain :

5
a. Pengaruh ovarium sehingga terjadilah “hiperplasia endometrium” sampai

adenokarsinoma endometrium

b. Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa

c. Atrofi endometrium diatas mioma submukosum

d. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma

diantara serabut miometrium sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah

yang melaluinya dengan baik.

2. Rasa nyeri

Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan

sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan

peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan pula

pertumbuhannya yang penyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan

dismenore.

Gejala dan tanda penekanan Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat

mioma yang menekan pada kandung kemih mengakibatkan poliuri, pada uretra

dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter

dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan tekanan pada

pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema

tungkai dan nyeri panggul.

6
3. Kista ovarium

A.Pengertian

Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang

banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang

bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak.

Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker

ovarium.Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka

seharusnya dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan

yang lebih lengkap. Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan /

abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Tumor ovarium

merupakan proferasi sel yang abnormal tanpa terkendali dan bisa merupakan yang

benigna dan maligna (Brooken, 2001: 435). Tumor ovarium disebut juga stroma

ovari yaitu bila jaringan tiroid merupakan satu-satunya jaringan ditemukan atau

bila elemen teratoma ditemukan sangat sedikit (Boethin, Geist, 1996 : 1010)

Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan

umumnya duagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Syamsoehidayat, 2005 :

729).

B. Etiologi

Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan

tumor ovarium yaitu faktor genetik wanita yang menderita kanker payudara,

Riwayat kanker kolon, Gangguan hormonal, Diet tinggi lemak, Merokok, Minum

alkohol, Pengunaan bedak talk perineal, Sosial ekonomi yang rendah. Kista

7
ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah nantinya yang akan

menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa kista ovarium ,tipe folikuler

merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Cairan yang mengisi kista

sebagian besar berupa darah yang keluar dari akibat perlukaan yang terjadi pada

pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh

jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kanker ovarium juga bisa terjadi

karena beberapa faktor yaitu wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia

diatas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kanker

ovarium, kanker payudara atau kanker kolon. Disamping itu, Selain gizi dengan

jumlah lemak tinggi faktor diet dengan nilai gizi rendah juga cenderung dapat

meningkatkan terjadinya kanker ovarium (Manuaba, 2001 : 670). Resiko terbesar

terjadinya kanker ovarium adalah ovulasi yang terus berlangsung tanpa entrupsi

dalam waktu lama. Penggunaan metode pil KB, kehamilan multiple dan menyusui

yang menurunkan frekuensi dari ovulasi tampaknya memberikan proteksi

terhadap kejadian kanker (Donielle & Jane, 2000 : 165).

C. Patofisiologi

Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar

menyebabkan berbagai keluhan seperti perasaan, makan sedikit terasa cepat

kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk

melakukan implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas

ovarium yang menghasilkan asites. Kanker ovarium merupakan kumpulan tumor

dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast

(ektodermal, entodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun

8
biologis yang beraneka ragam (Manuaba, 2001 : 400). Kanker ovarium juga bisa

menyebabkan penekanan pada kandung kemih dan rektum yang dapat

menyebabkan perasaan buang air kecil (dalam pengertia bila tidak menderita

biasanya setiap melakukan buang air kecil sekitar 400 cc, maka pada penderita

kanker ovarium ini baru 200 cc buang air kecil biasanya akan kembali lagi buang

air kecil dan apabila tumor semakin besar keluhan dapat dirasakan antara lain

perut bagian bawah tegang dan membesar, kemudian adanya penekanan terhadap

organ-organ dalam rongga panggul lainnya yang dapat menyebabkan nyeri pada

saat senggama. Dan nyeri yang hebat juga dapat dirasakan apabila tumor pecah

atau terpuntir sedangkan pada stadium lanjut dapat terjadi penimbunan cairan

dalam rongga perut atau rongga dada yang dapat menyebabkan keluhan sesak

nafas, yang kemudian dapat menimbulkan penjalaran tumor kebagian organ-organ

rongga panggul dan rongga perut seperti usus, omentum, hati, dan limfa serta

dinding perut (www.indomedia.com). Fungsi ovarium yang normal tergantung

kepada sejumlah hormon dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut

bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal

jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat.

Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang

terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal

mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak

sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium dan

menyebabkan kemandulan pada wanita (Bidanshop Blogspot : 2010).

9
D. Manifestasi Klinis

Berdasarkan tanda gejala yang muncul adalah :

a. Nyeri perut

b. Perut buncit

c. Gangguan fungsi saluran cerna

d. Berat badan turun secara nyata

e. Rasa tertekan pada rongga panggul

f. Siklus menstruasi yang memanjang dan memendek

g. Nyeri pinggul pada waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau bergerak

h. Gangguan saluran kencing

i. Nyeri pinggul pada waktu menstruasi

j. Mual, muntah

k. Infertilitas ( tidak subur)

E. Komplikasi

Perdarahan dalam kista: Perlahan menimbulan rasa sakit dan kemudian

mendadak menjadi akut abdomen. Torsi tangkai kista.dapat terjadi pada tumor

dengan panjang tangkai sekitar 5 cm atau lebih dan ukurannya masih kecil dan

gerakan yang terbatas .Sering terjadi pada saat hamil dan asca partum dan saat

terjadi akut abdomen. Robekan dinding kista Disebabkan oleh trauma langsung

pada kista ovariiterjadi saat torsikista dan dapat menimbulkan perdarahan akut

abdomen Infeksi kista Menimbulkan gejala dolor , kolor dan fungsiolesa.perut

tegang dan panas hasil pemeriksaan laboratorium menujukkan gejala infeksi

Degenerasi ganas Keganasan ovarium silent killer diketahui setelah stadium lanjut

10
sedangkan perubahan tidak jelas Gejala keganasan kista ovarii:tumor cepat

membesar ,berbenjol benjol,terdapat asites ,tubuh bagian atas kering sedangkan

bagian bawah terjadi oedema.

F. Penatalaksanaan

Pembedahan Peranan bedah pada manajemen tumor ovarium sangat

menonjol, karena selain untuk tujuan terapi, juga untuk menentukan stadium

tumor, tindakan bedah tergantung pada stadium tumor, tumor stadium I dan II

biasanya dilakukan salpingoverektomy, pada golongan rendah 90% tanpa teraphi

bedah. Pada wanita usia muda dan varietas rendah tindakan overektromy dapat

dilakukan apabila tumor pada stadium I. Tindakan siturekduski biasanya

dilakukan pada stadium lanjut, dimana tumor tidak mungkin diangkat seluruhnya.

Tujuan situreduksi adalah mensterilisasi tumor sehingga kemoteraphi atau

radioteraphi lebih efektif, pada siturenduksi tumor diangkat sebanyak mungkin.

Baik tumor primer atau tumor yang tumbuh diabdomen. Untuk mencegah hal-hal

yang tidak perlu pengobatan berlebihan yang memberikan efek toksin dari

kemoteraphi disarankan untuk dilakukan pembedahan rongga abdomen (

laparotamy).

4. Kanker Servik

A. Pengertian

Kanker serviks adalah gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan

kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol

proliferasi dan maturasi sel pada jaringan servik.

11
B.Etiologi

Sebab langsung dari kanker rahim belum diketahui. Ada bukti kuat

kejadiannya mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik,

diantaranya jarang ditemukan pada perawan (virgo), insidensi lebih tinggi pada

mereka yang kawin daripada yang tidak kawin, terutama pada gadis yang cotus

pertama (coitarcheI) dialami pada usia amat muda

(< 16 tahun), insidensi meningkat dengan tingginya paritas, apa lagi bila jarak

persalinan terlampau dekat, mereka dari golongan sosial ekonomi rendah (higiene

seksual yang jelek), aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan

(promiskuitas), jarang dijumpai pada masyarakat yang bersuami disunat

(sirkumsisi), sering ditemukan pada wanita yang mengalami infeksi virus HIV

tipe 16 atau 18, dan mempunyai kebiasaan merokok.

C. Manifestasi klinik

Keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan. Getah yang keluar

dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis

jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif. Perdarahan

yang dialami segera sehabis senggama (disebut sebagai perdarahan kontak)

merupakan gejala karsinoma serviks (75-80%)

Perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah makin lama lebih

sering terjadi, juga di luar senggama (perdarahan spontan). Perdarahan spontan

umumnya terjadi pada tingkat klinik yang lebih lanjut (II dan III), terutama pada

tumor yang bersifat eksofitik. Pada wanita usia lanjut yang sudah tidak melayani

suami secara seksual, atau janda yang sudah menopause bilamana mengidap

12
kanker serviks sering terlambat datang meminta pertolongan. Perdarahan spontan

saat defekasi akibat tergesernya tumor eksofitik dari serviks oleh skibala,

memaksa mereka datang ke dokter. Adanya perdarahan spontan pervaginam saat

berdefekasi, perlu dicurigai kemungkinan adanya karsinoma serviks tingkat lanjut.

Adanya bau busuk yang khas memperkuat dugaan adanya karsinoma. Anemia

akan menyertai sebagai akibat perdarahan pervaginam yang berulang. Rasa nyeri

akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf, memerlukan general anestesi untuk

dapat melakukan pemeriksaan dalam cermat, khususnya pada lumen vagina yang

sempit dan dinding yang sklerotik dan meradang. Gejala lain yang timbul ialah

gejala-gejala yang disebabkan oleh metastasis jauh. Sebelum stadium akhir,

penderita meninggal akibat perdarahan eksesif, kegagalan faal ginjal (CRF),

akibat infiltrasi tumor ke ureter sebelum memasuki kandung kemih, yang

menyebabkan obstruksi total.

5. Kanker Mammae

A. Pengertian

Kanker payudara adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ dalam

tubuh ditandai dengan oleh proliferasi sel abnormal jaringan epitel pada duktus

lafiferis atau lobulus pada payudara, membentuk massa yang padat, terbentuk

tumor yang sering disebut neoplasma. Neoplasma kemudian menyebar ke jaringan

sekitar dan akhirnya mempengaruhi fungsi normal.

B. Etiologi

Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaiknya

serangkaian faktor genetik hormonal dan kejadian lingkungan dapat menunjang

13
terjadinya kanker. Bukti yang bermunculan menunjukkan bahwa perubahan

genetik berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan

perubahan belum diketahui.

Perubahan genetik ini termasuk perubahan/mutasi dalam gen normal dan

pengaruh protein baik yang menekan/meningkatkan perkembangan kanker

payudara.

Hormon yang dapat berpengaruh dalam kanker payudara adalah normal hormon

steroid yang dihasilkan ovarium (hormon estrodiol dan hormon progesteron).

Meskipun belum ada penyebab spesifik dari kanker payudara, para peneliti

mengidentifikasi sekelompok faktor resiko sebagai berikut :

1.Riwayat pribadi tentang kanker payudara

Resiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat

hampir 1% tiap tahun.

2. Anak perempuan/saudara perempuan (hubungan langsung keluarga) dari

wanita dengan kanker payudara. Resikonya meningkat 2x lipat jika ibunya

terkena kanker sebelum berusia 60 tahun. Resiko meningkat 4-6 x jika kanker

payudara terjadi pada dua orang saudara langsung.

3. Menarche dini, resiko meningkat pada wanita yang mengalami menarche

sebelum 12 tahun.

4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama wanita yang

hanya anak pertama, setelah usia 30 tahun mempunyai resiko 2 x lipat dibanding

dengan mereka yang punya anak sebelum 20 tahun.

5.Menopause pada usia lanjut (>50 tahun).

14
6. Riwayat penyakit payudara jinak.

Wanita yang mempunyai tumor payudara di sekitar perubahan epitel prliferasi

mempunyai resiko 2 x lipat untuk mengalami kanker payudara.

7. Pemajanan terhadap wanita setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun.

8.Obesitas, resiko terendah diantara wanita pasca menopause.

9. Kontrasepsi oral.

10. Therapi pengganti hormon.

Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko kanker payudara pada

terapi pengganti hormon. Wanita yang menggunakan estrogen suplemen dalam

jangka panjang mengalami peningkatan resiko. Sementara penambahan

progesteron terhadap pengganti estrogen meningkatkan insiden kanker

endometrium. Hal ini tidak menurunkan resiko kanker payudara.

11. Masukan alkohol

Sedikit peningkatan resiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alkohol,

bahkan hanya dengan sekali minum dalam sehari. Resiko 2 x lipat diantara wanita

yang minum alkohol 3 x /sehari. Temuan riset menunjukkan wanita muda minum

alkohol lebih rentan mengalami kanker payudara (Brunner & Suddarth, Danielle

Gale).

Tipe Kanker Payudara :

1. Karsinoma duktal, menginfiltrasi.

Tipe paling umum (75%) bermetastasis di nodus axila, perognosa buruk.

2. Karsinoma lobuler menginfiltrasi (5-10%)

15
Terjadi penebalan pada salah satu/2 payudara bisa menyebar ke tulang, paru,

hepar, otak.

3. Karsinoma medular (60%)

Tumor dalam capsul, dalam duktus, dapat jadi besar, tapi meluasnya lambat.

4. Kanker musinus (3%), menghasilkan lendir, tumbuh lambat, prognosis

lebih baik.

5. Kanker duktus tubulen (2%)

6. Karsinoma inflamatom (1-2%) : jarang terjadi, gejala berbeda nyeri tekan

dan sangat nyeri, payudara membesar dan keras, edema, retraksi puting susu,

cepat berkembang (Brunner & Suddart).

C. Tanda dan Gejala Kanker Payudara :

1. Fase awal : asimtomatik

2. Tanda umum : benjolan/penebalan pada payudara

3. Tanda dan gejala lanjut :

a.kulit cekung

b.Retraksi/deviasi puting susu

c.Nyeri tekan/raba

d.Kulit tebal dan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk

e.Ulserasi pada payudara.

4. Tanda metastase :

a. nyeri pada bahu, pinggang, punggung bawah

b. batuk menetap

c. anoreksia

16
d. BB turun

e. gangguan pencernaan dan sakit kepala

2.2. Asuhan keperawatan gangguan sistem reproduksi (kista

ovarium)

A. Pengkajian

1. Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

agama dan alamat, diagnosa medis serta data penanggung jawab Alasan masuk

rumah sakit Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa

di daerah abdomen, mual, perdarahan.

2. Riwayat Kesehatan Riwayat kesehatan sekarang Merupakan data yang

diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien saat ini. Keluhan yang

dirasakan klien post operasi biasanya nyeri sebagai efek dari pembedahan seperti:

cemas, gangguan aktifitas, dan gangguan nutrisi

3. Riwayat kesehatan dahulu Merupakan data yang diperlukan untuk

mengetahui kondisi kesehata n klien sebelum menderita penyakit sekarang, seperti

pernah mengalami kanker atau tumor pada organ lain.

4. Riwayat kesehatan keluarga Apakah keluarga klien ada yang menderita

penyakit seperti yang diderita klien, dan untuk menentukan apakah ada penyebab

herediter atau tidak.

5. Riwayat perkawinan Jumlah perkawinan dan lama perkawinan merupakan

salah satu faktor predisposisi terjadinya tumor ovarium.

6. Riwayat kehamilan dan persalinan Dengan kehamilan dan persalinan/tidak,

hal ini tidak mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya suatu tumor ovarium.

17
7. Riwayat menstruasi Klien dengan tumor ovarium kadang-kadang terjadi

digumenorhea dan bahkan sampai amenorhea.

B. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis

a. Kepala

1. Hygiene rambut

2. Keadaan rambut

b. Mata. 1. Sklera : ikterik/tidak

2. Konjungtiva : anemis/tidak

3. Mata : simetris/tidak

c. Leher 1. Ada/tidak adanya pembengkakan kelenjer tyroid

2. Ada/tidak adanya Tekanan vena jugolaris.

d. Dada Pernapasan

1. Jenis pernapasan

2. Bunyi napas

3. Penarikan sela iga

e. Abdomen 1. Nyeri tekan pada abdomen.

2. Teraba massa pada abdomen.

f. Ekstremitas 1. Nyeri panggul saat beraktivitas.

2. Tidak ada kelemahan.

g. Eliminasi, urinasi

1. Adanya konstipasi

2. Susah BAK\

18
Data Sosial Ekonomi

Tumor ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan

berbagai tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.

Data Spritual

Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan

kepercayaannya.

Data Psikologis

Klien dengan post operasi tumor ovarium mengalami cemas terhadap

segala hal yang terjadi mengenai penyakitnya misalnya cemas akan perawatan

luka bekas operasi karena kurang pengetahuan klien

Pola kebiasaan Sehari-hari :

Biasanya klien dengan tumor ovarium mengalami gangguan dalam

aktivitas, dan tidur karena merasa nyeri.

Rencana Pulang Hal ini perlu dikaji untuk mengidentifikasi bantuan yang

dibutuhkan klien untuk perawatan di rumah.

Diagnosa yang mungkin muncul :

1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/

infeksi pada tumor.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah.

3. Gangguan retensi urine berhubungan dengan penekanan daerah sekitar

panggul.

19
B. NCP (Nursing Care Plain) Diagnosa Rencana Asuhan Keperawatan,

Tujuan Intervensi Rasional:

1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai

tumor/ infeksi pada tumor.

Tujuan: setelah melakukan 2X24 JAM nyeri berkurang dengan KH :

1. Klien tampak rileks

2. Skala nyeri berkurang.

3. TTV dalam batas normal

4. Klien dapat mengatasi nyeri.

Intervensi :

1. Lakukan pengkajian nyeri secara kompherensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas.

2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan kebisingan.

4. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi: napas dalam, relaksasi, distraksi,

kompres hangat / dingin.

5. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.

6. Tingkatkan istrahat

7. Atur posisi senyaman mungkin

8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama

20
Rasional :

1. Membantu mengevaluasi derajat nyeri

2. Mengetahui tingkat kenyamanan klien

3. Mengetahui penyebab nyeri

4. Mengalihkan perhatian klien saat merasa nyeri hingga nyeri berkurang.

5. Membantu mengurangi nyeri

6. Agar klien dapat beristrahat dengan baik dan cukup

7. Klien merasa nyaman dan rileks

8. Mengetahui perkembangan klien.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan

muntah

Tujuan : Dalam 2x24 jam nutrisipada klien terpenuhi dengan KH :

1. Klien tidak merasa mual dan muntah

2. Nutrisi klien terpenuhi

3. BB klien meningkat

Intervensi :

1. Tentukan BB ideal menurut usia dan tinggi badan

2. Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan dan menggunakan nutrisi yang

penting.

3. Monitor intake nutrisi, spesifikan porsi makanan yang dimakan.

4. Kaji adanya alergi makanan

5. Temani pasien saat makan untuk medorong intake nutrisi.

6. Timbang pasien setiap minggu dalam kondisi yan sama

21
7. Berikan anti muntah sesuai intruksi sebelum makan

8. Jika pasien muntah anjurkan untuk tidak mengkonsumsi makanan

kesukaan

9. Berikan informasih tentang kebutuhan nutrisi.

Rasional :

1. Mengetahui keseimbangan berat badan dan tinggi badan

2. Mengetahui kecukupan nutrisi

3. Mengetahui balance intake nutrisi

4. Mengetahui riawayat alergi

5. Mengetahui seberapa banyak klien untuk makan

6. Mengetahui peningkatan BB klien

7. Agar tidak terjadi mual muntah

8. Agar klien tidak merasa muntah

9. Agar klien mengetahui status nutrisinya.

3. Gangguan retensi urine berhubungan dengan penekanan daerah sekitar

panggul

Tujuan : setelah dilakukan askep 2x24 jam didapatkan dengan KH :

1. Tidak ada residu urine >100-200

2. Intake cairan dalam rentang normal

3. Bebas dari ISK

4. Tidak ada spasme bladder

5. Balance cairan seimbang

Intervensi :

22
1. Monitor intake dan output

2. Monitor derajat distensi bladder

3. Kaji pada pasien untuk mencatat output urine

4. Sediakan privacy untuk eliminasi

5. Stimulus reflek bladder dengan kompres dingin pada abdomen

6. Kateterisasi jika perlu monitor tanda dan gejala ISK (panas

hematuria,perubahan baud an konsisten urine)

Rasional :

1. Mengetahui balance cairan

2. Untuk mengurangi distensi

3. Mengetahui jumlah volume urine klien

4. Menjaga privasi

5. Untuk menghangatkan atau memberikan kenyamanan klien

6. Jika klien sangat sulit berkemih

7. Mengetahui karakteristik urine

23
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kesehatan reproduksi ialah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial

yang utuh,bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala

hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta proses-

prosesnya, guna mencapai kesejahteraan yang berhubungan dengan fungsi dan

proses sistem reproduksi. Macam-macam gangguan sistem reproduksi yaitu

contohnya kista ovarium.

Diagnosa yang mungkin muncul pada asuhan keperawatan gangguan reproduksi

(kista ovarium) yaitu :

1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/

infeksi pada tumor.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah.

3. Gangguan retensi urine berhubungan dengan penekanan daerah sekitar

panggul.

24
25

Anda mungkin juga menyukai