Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial


kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan
dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat
dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi
juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu daerah
disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan
perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan) dan faktor kesehatan
lingkungan.

Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan


pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran
lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat
secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik
(tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya) Masa datang kita dihadapkan
dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks yang
memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang
memadai.

Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan


adanya teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada
metodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh
adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga
sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan


1.2.2 Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat
1.2.3 Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1.2.4 Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1.2.5 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
1.2.6 Sasaran kesehatan lingkungan
1.2.7 Faktor-faktor kesehatan lingkungan
1.2.8 Penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan tidak sehat
1.2.9 Upaya penanggulangan kesehatan lingkungan
1.2.10 Masalah-masalah kesehatan lingkungan di Indonesia

1.3 Tujuan

Dapat mengetahui maksud, syarat-syarat, tata cara serta ruang lingkup dari
pada kesehatan lingkungan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan

Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun


1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan
fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan”.

Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi


kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi
itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi
syarat-syarat lingkungan yang sehat.

Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat


yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan
dalam keseimbangan ekologis. Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari
ilmu kesehatan mayarakat.

Ada 3 pengertian yang dikemukakan para ahli tentang kesehatan


lingkungan, masing-masing pengertian lahir dalam upaya memecahkan masalah
kesehatan sesuai jaman dan kebutuhannya. Ketiga pengertian tersebut adalah :

1. Pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai suatu upaya,


dikemukakan oleh P.Halton Purdon (1971). Purdon menyatakan bahwa “
Kesehatan Lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan bagi
masyarakat modern, kesehatan lingkungan adalah aspek kesehatan
masyarakat yang meliputi semua aspek kesehatan manusia dalam
hubungannya dengan lingkungan. Tujuannya untuk mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada tingkat yang setinggi-
tingginya dengan jalan memodifikasi faktor sosial, faktor fisik

3
lingkungan, sifat-sifat dan kelakuan lingkungan yang dapat berpengaruh
terhadap kesehatan.
2. Pengertian kesehatan Lingkungan sebagai Kondisi dikemukakan
oleh Organisasi Kesehatan se-Dunia (World Health Organization). WHO
menyatakan Environment health refers to ecological balance that must
exist beetwen man and his environment in order to ensure his weel being.
Kesehatan Lingkungan merupakan terwujudnya keseimbangan ekologis
antara manusia dan lingkungan harus ada, agar masyarakat menjadi sehat
dan sejahtera. Sehingga Kesehatan Lingkungan menurut WHO adalah :
Those aspects of human health and disease that are determined by factors
in the environment. It also refers to the theory and practice of assessing
and controlling factors in the environment that can potentially affect
health. Atau bila disimpulkan "Suatu keseimbangan ekologi yang harus
ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat
dari manusia". Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia
dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagia. Dalam pengertian ini titik pusat pandang dari
Kesehatan Lingkungan adalah bahwa tercapainya tujuan kesehatan yaitu
masyarakat sehat dan sejahtera apabila kondisi lingkungan sehat.
3. Kesehatan Lingkungan adalah ilmu dan seni dalam mencapai
keseimbangan lingkungan dan manusia, ilmu dan seni dalam pengelolaan
lingkungan sehingga dicapai kondisi yang bersih, sehat, aman dan
nyaman dan terhindar dari gangguan penyakit. Pengertian Kesehatan
Lingkungan sebagai suatu ilmu, seni dan teknologi dikemukakan oleh
beberapa ahli diantaranya dikemukakan oleh Umar Fahmi Achmadi.
Menurut Umar Fahmi Achmadi (1991), Kesehatan Lingkungan adalah
ilmu yang mempelajari keterkaitan antara kualitas lingkungan dengan

4
kondisi kesehatan suatu masyarakat. Ilmu Kesehatan Lingkungan
mempelajari dinamika hubungan interaktif antara kelompok penduduk
dengan segala macam perubahan komponen lingkungan hidup yang
menimbulkan ancaman atau berpotensi mengganggu kesehatan
masyarakat.

2.2 Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat


1. Keadaan air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat
dilihat kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak
dengan suhu 1000C, sehingga bakteri yang di dalam air tersebut mati.
2. Keadaan udara
Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang
diperlukan, contohnya oksigen dan di dalamnya tidak tercemar oleh zat-zat
yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).
3. Keadaan tanah
Tanah yang sehat adalah tanah yang baik untuk penanaman suatu
tumbuhan, dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.
4. Suara/kebisingan
Yaitu keadaan dimana suatu lingkungan yang kondisinya tidak bising
yang dapat mengganggu aktifitas/alat pendengaran manusia.

2.3 Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan


1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

5
2.4 Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1. Mengurangi Pemanasan Global.
Dengan menanam tumbuhan sebanyak-banyaknya pada lahan kosong,
maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan global, karbon, zat O2
(okseigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO2
(carbon) yang menyebabkan atmosfer bumi berlubang ini terhisap oleh
tumbuhan dan secara langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut dapat
dinikmati oleh manusia tersebut untuk bernafas.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan.
Dengan lingkungan yang sehat maka kita harus menjaga
kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih
dari segala penyakit dan sampah.Sampah adalah mush kebersihan yang paling
utama. Sampah dapat dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut ;
1) Membersihkan Sampah OrganikSampah organik adalah sampah yang
dapat dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah organik
dapat dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah organik
tersebut, contoh sampah organik :

1. Daun-daun tumbuhan

2.Ranting-ranting tumbuhan
3. Akar-akar tumbuhan
2) Membersihkan Sampah Non OrganikSampah non organik adalah sampah
yang tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya,
maka sampah non organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah
tersebut dan lalu menguburnya.

6
2.5 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal
yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan
faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya
masalah kesehatan masyarakat.

Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan


lingkungan, yaitu :

1. Penyediaan Air Minum


2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan Sampah Padat
4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

7
Menurut Undang-Undang di Indonesia

Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22


ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada delapan, yaitu :

1. Penyehatan Air dan Udara


2. Pengamanan Limbah padat/sampah
3. Pengamanan Limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana

2.6 Sasaran Kesehatan Lingkungan


Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan
kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang


sejenis.
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama atau yang sejenis.
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industry atau yang sejenis.
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk
umum.
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan
yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara
besar-besaran, reactor atau tempat yang bersifat khusus.

8
2.7 Faktor-Faktor Kesehatan Lingkungan
Lingkungan yang memiliki potensi dan daya dukung untuk menciptakan
masyarakat yang terbebas dari segala macam penyakit.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan lingkungan, yaitu :
1. Factor fisik
Faktor fisik berupa biotik dan abiotik, dimana faktor tersebut berperan
penting bagi masyarakat dalam memperhatikan di mana tempat tinggal
mereka akan dibangun. Jika suatu rumah dibangun di pedesaan, sudah tentu
disesuaikan dengan kondisi di pedesaan itu. Misalnya, keadaan air yang bersih
terhindar dari pencemaran akan membawa dampak yang baiik bagi kesehatan
masyarakat di pedesaan itu.
2. Faktor sosial
Faktor sosial berupa tingkah laku, kepandaian, adat istiadat, di mana
faktor tersebut berperan dalam hubungan masyarakat dan lingkungannya.
Misalnya masyarakat yang tinggal di kawasan rawan gempa, maka rumah
yang mereka bangun di kawasan tersebut harus dibuat dari bahan-bahan yang
ringan namun kokoh. Disamping itu masyarakat juga berupaya untuk
menciptakan lingkungan yang sehat dengan usaha-usaha tertentu. Misalnya
masyarakat membuat bak penampungan sampah.
3. Faktor ekonomi
Faktor Ekonomi berupa pekerjaan, pendapatan, kemiskinan, di mana
pada umumnya di lingkungan tersebut diduduki sebagian besar orang yang
tidak mampu, maka secara tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan
lingkungan tempat tinggalnya. Misalnya di daerah pemukiman kumuh, karena
kondisi keuangan mereka tidak memungkinkan untuk menciptakan
lingkungan yang sehat dan baik.

9
Pengaruh Lingkungan yang Tidak Sehat terhadap Individu, Keluarga, dan
Masyarakat
1. Pengaruh Lingkungan yang Tidak Sehat terhadap Individu
Apabila lingkungan bersih berpengaruh individu, khususnya pada
kualitas kerja (produktivitas) individu tersebut. Sedangkan individu yang
berada pada lingkungan yang tidak sehat, akan berada pada produktivitas
yang cenderung menurun.
Udara, air, makanan, sandang, papan, dan seluruh kebutuhannya di
ambil dari lingkungan. Akan tetapi, berpengaruh terhadap individu baik
positif maupun negatif. Lingkungan sehat dan gizi yang cukup dapat
menghindarkan seseorang dari penyakit.
2. Pengaruh Lingkungan yang Tidak Sehat terhadap Keluarga
Keluarga yang sehat berasal dari lingkungan rumah yang sehat,
maka kesehatan keluarga dapat meningkat. Rumah yang cukup bersih
dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Rumah yang
ventilasinya cukup, dapat menghindarkan keluarga dari resiko terjadinya
penyakit atau gangguan saluran pernapasan.
Persentase kepemilikan rumah sehat yang cenderung meningkat
mengindikasikan bahwa telah terjadi perubahan perilaku yang bisa
memperbaiki tingkat kesehatan lingkungan. Karena bagi mayoritas
masyarakat kita, rumah tidak hanya sebagai tempat istirahat, tetapi juga
sebagai tempat berkumpul anggota keluarga, tetangga, bahkan keluarga
yang jauh. Dengan demikian, dalam sebuah rumah yang tidak sehat dapat
menjadi tempat saling menularnya penyakit dan menjadi indikasi negatif
terhadap upaya meningkatkan kesehatan lingkungan
3. Pengaruh Lingkungann yanng Tidak Sehat Terhadap Msyarakat
Lingkungan sehat akan membuat masyarakat terhindar dari
penyakit. Tindakan masyarakat membuang limbah sembarangan, akan

10
berakibat terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup, timbulnya penyakit
terhadap masyarakat yang tidak sehat, dan timbulnya bencana akibat
perbuatan tangan jahil masyarakat yang tidak terkontrol.

2.8 Penyakit yang Ditimbulkan oleh Lingkungan yang Tidak Sehat


Ada banyak penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan yang tidak sehat,
diantaranya yaitu :
1. Kolera
Kolera adalah penyakit saluran cerna yang disalurkan lewat
penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tifus Perut
Tifus perut adalah penyakit saluran cerna yang ditularkan lewat
penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan air yang tidak
memenuhi syarat kesehatan untuk kepentingan rumah tangga
menyebabkan banyaknya penderita penyakit perut menular.
3. Diare
Diare adalah penyakit saluran cerna yang ditandai bercak-bercak
encer dengan atau tanpa darah dan muntah-muntah. Penyakit ini
disebabkan oleh kerusakan organik/fungsional saluran cerna.
4. Leptospitosis
Leptospitosis adalah penyakit yang disebabkan lewat tampungan
air hujan yang telah tercemar kemih tikus.
5. Malaria dan DBD
Malaria dan DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh
nyamuk yang berkembang di wadah penyimpanan air, sedangkan
penderita disalurkan melalui gigitan nyamuk tersebut.
6. TBC
TBC merupakan penyakit yang berkembang pada pemukiman
yang padat dengan pertukaran udara yang buruk.

11
7. Cacar
Cacar merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang
terdapat di udara. Infeksi cacar timbul apabila ada kontak langsung dengan
penderita/pakaian perderita.
8. Influenza
Influenza merupakan penyakit yang sangat mudah menular,
penularannya melalui udara.

2.9 Upaya Penanggulangan Kesehatan Lingkungan


1. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan lingkungan hidup meliputi ekosistem daratan,
kawasan pesisir, dan ekosistem laut.
2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Buatan
Upaya pengelolaan lingkungan buatan meliputi pengendalian
pencemaran yang berkaitan dengan perlindungan air, tanah, udara, dan
pengelolaan limbah.
3. Upaya Pengelolaan Lingkungan Sosial
Upaya pengelolaan lingkungan sosial meliputi pembangunan
kualitas hidup penduduk dan pembangunan kualitas lingkungan.
4. Upaya Pengembangan Modal Sosial
Upaya pengembangan modal sosial meliputi kearifan lingkungan,
etika lingkungan, dan pembangunan jiwa sosial yang tinggi.

2.10 Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan Di Indonesia


Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk
mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia
permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain :

12
a. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum.

Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna


2. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3
mg/l.
3. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks
0.00000000002 per 100 ml air).
b. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat sebagai berikut :
1. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
2. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki
mata air atau sumur
3. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
4. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
5. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-
benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
6. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
7. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal
c. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut :

13
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
2. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan
yang cukup
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan
garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah
terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
d. Pembuangan sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan
faktor-faktor /unsur, berikut.
1. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah
adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola
kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan
teknologi
2. Penyimpanan sampah
3. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
4. Pengangkutan
5. Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat
mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar
kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.

14
e. Serangga dan binatang pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang
kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit
pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes
sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit
Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut
diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan
rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk
mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur
dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD,
Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk
mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya
anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat
menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.
f. Makanan dan minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah
makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di
tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual
bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat
pengelolaan makanan meliputi :
1. Persyaratan lokasi dan bangunan
2. Persyaratan fasilitas sanitasi
3. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
4. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
5. Persyaratan pengolahan makanan

15
6. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
7. Persyaratan peralatan yang digunakan
8. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran
tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor
air pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution merupakan
problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dll.
Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya,
mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di
jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga
lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran
pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau
pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan bahwa
ada kecenderungan peningkatan.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak
pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding
pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan
ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa
mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar
diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran
pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan,
terganggunya ekologi hutan.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan


masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia
dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis.

Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai

2.. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya

4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan


merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan dan faktor keturunan

17

Anda mungkin juga menyukai