Anda di halaman 1dari 6

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraian pada Bab IV, maka dapat
disimpulkan tentang profil pemecahan masalah geometri siswa ditinjau dari tingkat berpikir Van
Hiele adalah sebagai berikut.

1. Profil pemecahan masalah geometri siswa pada tingkat berpikir Visualisasi


Dalam memecahakan masalah subyek dengan tingkat berpikir visualisasi memahami masalah
dengan menuliskan secara lengkap dan detail apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam
soal. Bahkan subyek visualisasi dapat membuat sketsa dari informaso yang telah diperolehnya
dalam soal. Sedangkan dalam merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana, dan
memeriksa kembali proses dan hasil subyek visualisasi tidak menuliskan langkah-langkah
penyelesaian dengan tepat dan benar bahkan subyek visualisasi tidak bisa mengaitkan materi
lainnya yang pernah dipelajarinya untuk menyelesaikan soal.

2. Profil pemecahan masalah geometri siswa pada tingkat berpikir Analisis


Dalam memecahkan masalah subyek dengan tingkat berpikir analisis memahami masalah
tidak menuliskan secara lengkap apa yang diketahui dan yang ditanyakan namun dari hasil
wawancara subyek analisis dapat menceritakan maksud soal dengan bahasanya sendiri. Dalam
merencanakan penyelesaian subyek analisis tidak menuliskan secara lengkap rumus-rumus yang
dibutuhkan, namun dalam wawancara subyek analisis menceritakan dengan detail bagaimana
caranya untuk menyelesaikan soal. Selain itu subyek analisis melaksanakan rencana dengan tepat
dan mendapatkan jawaban yang benar. Namun, dalam memeriksa kembali proses dan hasil
subyek analisis tidak menunjukkan secara tertulis dan dari hasil wawancara subyek menyatakan
bahwa telah memeriksa kembali setiap proses dan hasil namun subyek analisis lupa menuliskan
satuan untuk luas yang telah ditemukannya.

3. Profil pemecahan masalah geometri siswa pada tingkat berpikir Deduksi Informal
Dalam memecahkan masalah subyek dengan tingkat berpikir deduksi informal memahami
masalah dengan membaca soal berulang-ulang kemudian baru menuliskan apa yang diketahui
dalam soal namun tidak secara detail, selain itu subyek deduksi informal tidak menuliskan apa
yang ditanyakan dalam soal. Sedangkan dari hasil wawancara subyek deduksi informal dapat
menceritakan maksud soal dengan bahasanya sendiri. Dalam merencanakan masalah subyek
deduksi informal dapat menceritakan bagaimana langkah-langkah penyelesaian soal mulai dari
rumus hingga mengaitkan materi-materi yang pernah dipelajarinya untuk menyelesaikan soal
tersebut dan subyek deduksi informal juga memasukkan angka-angka yang telah diketahui
kedalam rumus-rumus yang telah ditulisnya sebelumnya. Dalam memeriksa kembali subyek
deduksi informal, memeriksa kembali setiap proses dan hasilnya sampai satuannya hingga
didapatkan jawaban yang tepat dan benar.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, saran dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Karena tingkap berpikir geometri setiap siswa berbeda-beda dengan mayoritas siswa berada
pada tingkat berpikir visualisasi maka pada saat mengajar materi geometri di kelas, guru
hendaknya memperhatikan kemampuan yang dimilki siswa. Caranya yaitu mengetahui
karakteristik tingkat berpikir yang telah dijelaskan oleh Van Hiele sehingga guru dapat
merancang kegiatan pembelajaran yang berorientasi dalam memecahkan masalah geometri.
Hal ini dikarenakan jika siswa diajarkan materi di atas tingkat berpikirnya, dikhawatirkan
siswa akan kesulitan dalam memahami materi tersebut.
2. Memberikan soal pemecahan masalah geometri pada siswa dapat membuat siswa memiliki
cara berpikir yang bagus. Soal pemecahan masalah dapat diselesaikan dengan mudah oleh
siswa dan siswa merasa terbiasa karena telah sering diberikan soal pemecahan masalah
khsusunya geometri oleh guru.
3. Karena dalam penelitian level 2 (deduksi informal) adalah level tertinggi yang dicapai oleh
siswa SMP/MTs maka diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
melakukan penelitian yang lebih luas tentang pemecahan masalah geometri ditinjau dari
tingkat berpikir Van Hiele.
4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada
dalam penelitian ini sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin, Ahmad Sulthon. 2018. “Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah Segiempat
Berdasarkan Teori Van Hiele.” Dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol.2 (7): 221-
224.
Andriatna, Riki. 2012. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA
Melalui Menulis Matematika Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Skripsi. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Arifin, Zainal. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Arikunto, Suharsimi. 1987. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Asara.
Ayuningrum, Diah. 2017. “Strategi Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Ditinjau dari
Tingkat Berpikir Geometri Van Hiele.” Dalam Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, Vol.8 (1):
27-34.
Badan Standardisasi Nasional Pendidikan. 2006. Pedoman penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Bobango, J.C. (1993). Geometry For All Student: Phase-Based Instruction. Dalam Cuevas (ED).
Reaching All Students With Mathematics. Virigini: The National Council Of Teachers Of
Mathematics, Inc.
Burger, W.F Dan Culpepper. (1993). Dalam Wilson Patricia S (ED). Research Ideas For The
Classrom: High School Mathematics. New York: Macmillan Publishing Company.
Clements, D.H Dan Battista. (1992). Geometry And Spatial Reasoning. Dalam Grouws, D.A (ED).
Handbook Of Research On Mathematics Teaching And Learning. New York: Macmillan
Publishing Company.
Crowley, M.L. (1987). The Van Hiele Model Of The Geometric Thought. Dalam Linquist (ED).
Learning And Teaching Geometry K-12. Virginia: The NCTM,Inc.
Deddy, S. 2008. Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Dan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Hartono dan Susanah. 2012. Geometri Bidang. Surabaya: Unesa University Press Anggota IKPI.
Hayat, Bahrul Dan Suhendra Yusuf. 2010. Benchmark International Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Herlambang. 2013. Analisis kemampuan pemecahan masalah matematika sisa kelas VII-A SMP
Negeri 1 kepahiang tentang bangun datar ditinjau dari teori van hiele. Tesis. Universitas
Bengkulu.
Husnaeni. 2001. Membangun Konsep Segitiga Melalui Penerapan Teori Van Hiele Pada Siswa Kelas
IV Sekolah Dasar Malang PPS UM (Tidak Dipublikasikan).
Jabar, Abdul Dan Noor Fahriza. 2015. “Identifikasi Tingkat Berpikir Siswa SMP Berdasarkan Teori
Van Hiele.” Dalam Jurnal JPM IAIN Antasari, Vol. 2 (2): 19-28.
Junianto, Ali Mahmudi. 2016. Efektifitas Pendekatan Kontekstual Terhadap Minat Dan Prestasi
Belajar Matematika Siswa SMPN 6 Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Kadir, P. 2010. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Potensi Pesisir Sebagai Upaya
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi Matematik, Dan Keterampilan
Sosial Siswa SMP. Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Kartini, Kartono dkk. 1987. Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya.
Noer, Sri Hastuti. 2017. Strategi pembelajaran matematika. Yogyakarta: Matematika.
Nurani, Itsnaniya Fatwa dkk. 2016. “Level Berpikir Geometri Van Hiele Berdasarkan Gender Pada
Siswa Kelas VII SMP Islam Hasanuddin Dau Malang.” Dalam Jurnal Pendidikan, Vol. 1 (5):
978-983.
Puspitasari, dwi indra. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Tahap Berpikir Van Hiele Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri. Tesis. Universitas Lampung.
Roebyanto, Goenawan dan Sri Harmini. 2006. “Pembelajaran Geometri yang Berorientasi Pada Teori
van Hiele dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Segiempat .” Dalam Jurnal
Kepenelitian Pendidikan Vol. 16 (1): 17-36.
__________. 2017. Pemecahan Masalah Matematika Untuk PGSD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Safrina, Khusnul dkk. 2014. “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri melalui
Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele.” Dalam jurnal Didaktik Matematika, Vol. 1
(1): 9-20.
Shadiq, Fajar. 2014a. Ayo Belajar Memecahkan Masalah Logika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
__________. 2014b. Belajar Memecahkan Masalah Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
__________. 2014c. Strategi Pemodelan pada Pemecahan Masalah Matematika. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sofyana, Ulfa Aisia. 2013. “Profil Keterampilan Geometri Siswa SMP Dalam Memecahkan Masalah
Geometri Berdasarkan Level Perkembangan Berfikirvan Hiele.” Jurnal Mahasiswa Unesa,
Online, (2)1: 12-30,
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/article/view/1220, Diunduh 25
Desember 2018 pukul 19:30.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung.
Suherman, Nanang. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Geometri Van Hiele Siswa
SMP Melalui Model Pembelajaran Example Non Examples. Skripsi. UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
Thohari, Khamim. 1992. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Geometri Dengan Teori Van Hiele.
Http://id.scribd.com/document/365429957/vanhiele, Diunduh 25 Desember 2018 pukul 18:25.

Wardany, Wenny. 2017. Profil Pemecahan Masalah Geometri Siswa Kelas VII SMP IT Al-Fityan
School Gowa Menurut Tingkat Berpikir Van Hiele. Tesis. Universitas Negeri Makassar.
Wulandari, Christine. 2017. Menanamkan Konsep Bentuk Geometri.
Http://Jurnal.Unmuhjember.Ac.Id/Index.Php/PENGABDIAN_IPTEKS/Article/View/992/807,
Diunduh 5 Agustus 2018 pukul 22.32.
LAMPIRAN

Data yang akan dipaparkan merupakan data dalam bentuk hasil tes tertulis dan hasil
wawancara pada setiap subyek penelitian. Proses perolehan data melalui dua tahap yaitu
pemberian soal 1 dan 2 yang disebut sebagai TPM-1 dan soal 2 dan 3 yang disebut TPM-2,
kemudian diikuti dengan peberian wawancara setelah melakukan TPM. Hal tersebut dilakukan
agar peneliti dapat memperoleh keabsahan dari data yang telah diperoleh karena peneliti
menggunakan triangulasi waktu sebagai teknik pengujian keabsahan data. Hasil penelitian setiap
subyek tersebut diuraikan setiap langkah pemecahan masalah. Berikut akan disajikan tabel kode
setiap subyek penelitian.

Tabel 4.7 Kode Subjek Penelitian


Tingkat Berpikir Van
Kode Subjek Penelitian
Hiele
Visualisasi NA
Analisis RC
Deduksi Informal DA
Adapun kode untuk hasil tes pemecahan masalah yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.8 Kode Cuplikan Hasil Tes Pemecahan Masalah pada Subjek
Kode Keterangan
JTPMNA Jawaban Tes Pemecahan Masalah subyek
JTPMNAx.y- Visualisasi
i x.y Nomor TPM dan nomor soal
i Urutan langkah pemecahan masalah
JTPMRC Jawaban Tes Pemecahan Masalah subyek
JTPMRCx.y- Analisis
i x Nomor TPM dan nomor soal
i Urutan langkah pemecahan masalah
JTPMDA Jawaban Tes Pemecahan Masalah subyek
JTPMDAx.y- Deduksi Informal
i x Nomor TPM dan nomor soal
i Urutan langkah pemecahan masalah
Si S Soal
i Nomor soal

Selain itu untuk memudahkan transkip wawancara, maka terdapat pula kode untuk transkip
wawancara. Berikut kode untuk transkip wawancara.
Tabel 4.9 Kode Wawancara
Kode Keterangan
SA Subjek Visualiasi
SNAx-ii X Nomor TPM
Ii Nomor pernyataan
SG Subjek Analisis
SRCx-ii X Nomor TPM
Ii Nomor pernyataan
SI Subjek Deduksi Informal
SDAx-ii X Nomor TPM
Ii Nomor pernyataan
PNAx-ii PNA Peneliti Mewawancarai Subjek Visualiasi
Kode Keterangan
x Nomor TPM
Ii Nomor pernyataan
PRC Peneliti Mewawancarai Subjek Analisis
PRCx-ii X Nomor TPM
Ii Nomor pernyataan
PDA Peneliti Mewawancarai subjek Deduksi
Informal
PDAx-ii
x Nomor TPM
Ii Nomor pernyataan

Sebagai contoh JTPMNA1.1-1 merupakan jawaban tes pemecahan masalah geometri subyek
Visualiasi mengerjakan TPM 1 soal nomor 1 dengan langkah pemecahan masalah yang
pertama. Contoh lain SNA1.2-2 yang artinya wawancara subyek Visualiasi pada TPM yang
kesatu pada soal pertaman dengan pertanyaan yang kedua.

Anda mungkin juga menyukai