PENDAHULUAN
Kerupuk kulit adalah produk makanan ringan yang dibuat dari kulit
sapi atau kerbau melalui tahap proses pembuangan bulu, pengembangan kulit,
perebusan, pengeringan, dan perendaman dengan bumbu untuk kerupuk kulit
mentah atau dilanjutkan penggorengan untuk kerupuk kulit siap dikonsumsi
(Standar Nasional Indonesia, 1996).
Kerupuk kulit umumnya berasal dari kulit kerbau, kulit sapi, bahkan
berkembang juga dari kulit kambing dan domba. Beberapa industri kecil
kerupuk kulit banyak yang menghentikan produksinya sebab kesulitan
mendapatkan bahan baku kulit.
Bahan baku kerupuk kulit dapat berasal dari kulit segar atau kulit awet,
namun karena sulitnya untuk mendapatkan bahan baku, maka perlu dilakukan
proses pengawetan. Salah satu pengawetan kulit adalah melakukan proses
penggaraman. Banyaknya garam yang digunakan untuk proses pengawetan
diduga akan mempengaruhi sifat fisik kerupuk kulit, karena garam mempunyai
sifat higroskopis yaitu kemampuan untuk menarik air yang terdapat di dalam
kulit. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
Pengaruh Konsentrasi Garam Terhadap Sifat Fisik (Rendemen, Daya Rekah,
Kerenyahan).