Anda di halaman 1dari 7

Imunopatogenesis Leukositoklastik Vaskulitis pada Henoch-Schonlein

Purpura
(The Immunopathogenesis of Leukocytoclastic Vasculitis in Henoch-Schonlein
Purpura)
Renata Prameswari*, Diah Mira Indramaya*, Willy Sandhika**
*Departemen/Staf Medik Fungsional Kesehatan Kulit dan Kelamin
**Departemen/Staf Medik Fungsional Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Surabaya

ABSTRAK
Pendahuluan: Henoch-Schonlein Purpura (HSP) merupakan kelainan berupa leukositoklastik vaskulitis (LcV) yang
merupakan suatu proses imunologi dan inflamasi yang sangat kompleks. LcV terjadi akibat interaksi antara leukosit dan sel
endotel pembuluh darah dan merupakan diagnosis patologi anatomi (PA) yang juga terdapat pada penyakit lain. Tujuan:
Memahami imunopatogenesis LcV secara menyeluruh, khususnya pada HSP, serta memahami korelasi antara gambaran klinis
dan gambaran histopatologi. Telaah kepustakaan: LcV merupakan reaksi hipersensitivitas tipe III menurut Coombs and Gell.
Kompleks imun yang terdiri dari imunoglobulin A (IgA) terdeposit pada pembuluh darah kecil. Paparan antigen dari infeksi, obat-
obatan atau faktor lingkungan lain dapat memicu terbentuknya kompleks imun. Simpulan: LcV pada HSP dipengaruhi oleh
banyak faktor yang saling berhubungan satu sama lain.

Kata kunci: HSP, leukositoklastik vaskulitis, imunopatogenesis

ABSTRACT
Background: Henoch-Schonlein Purpura (HSP) is a leucocytoclastic vasculitis (LcV) from complex immunologic and
inflammation process. LcV is induced by interaction between leucocyte and endothelial cells of the vessels, it is also a patology
anatomy diagnosis that could occured in other condition. Purpose: To understand immunopathogenesis of LcV in general,
particularly in HSP and also understand its correlation between clinical manifestation and histopatologic anatomy finding.
Review: LcV is a type III hypersensitivity reaction based on Coombs and Gell. The immune complexes containing
immunoglobulin A (IgA) were deposited in small vessels. Antigen exposure from infections, drugs or environmental factors may
induced a form of immune complex. Conclusion: LcV in HSP induced by many factors that interrelated each others.

Key words: HSP, leucocytoclastic vasculitis, immunopathogenesis

Alamat korespondensi: Renata Prameswari, Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo, Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No 6-8 Surabaya
60131, Indonesia, Telepon: (031) 5501609, e-mail: dr.renata.p@gmail.com

PENDAHULUAN terjadinya LcV.4


Henoch-Schonlein Purpura (HSP) adalah Insiden vaskulitis di kulit berkisar antara 15,4 –
penyakit sistemik berupa vaskulitis pembuluh darah 29,7 kasus/1000 per tahun.2 Insiden HSP sendiri adalah
kecil yang terutama menyerang anak-anak.1 Vaskulitis 13-20 kasus/100.000 populasi, dimana HSP ini
sendiri didefinisikan sebagai suatu inflamasi yang merupakan 10% dari semua kasus vaskulitis yang
terjadi pada pembuluh darah, yang mengakibatkan terutama terjadi pada anak-anak (~90%). 5 Onset
rusaknya dinding pembuluh darah sehingga terjadinya LcV pada HSP maupun LcV yang lain dapat
menyebabkan terjadinya proses hemoragik dan atau terjadi antara 7-10 hari setelah terpapar suatu antigen,
iskemia.2,3 HSP merupakan suatu kelainan berupa seperti obat-obatan, mikroorganisme, bermacam-
leukositoklastik vaskulitis (LcV) yang merupakan suatu macam protein dan juga antigen yang berasal dari
proses imunologi dan inflamasi yang sangat kompleks. tubuh.6 LcV sendiri biasanya berkaitan dengan spektrum
Pada kondisi ini terdapat interaksi antara leukosit dan luas dari suatu kondisi inflamasi sistemik, meliputi
sel endotel pembuluh darah yang menyebabkan keganasan, infeksi, hipersensitivitas obat, bahan kimia,

185
Imunopatogenesis Leukositoklastik Vaskulitis
Telaah Kepustakaan pada Henoch-Schonlein Purpura

bakteri, virus, penyakit kolagen-vaskular dan hepatitis molecular mimicry, sebagai contoh: mikroba dan
kronis yang aktif.6,7 Obat-obatan dapat menyebabkan pembuluh darah kecil pejamu memiliki epitop yang
LcV hingga 10%. Bagaimanapun juga, 50% kasus LcV sama. Bersamaan dengan invasi patogen tersebut,
ini tidak diketahui penyebabnya.6 LcV merupakan suatu respons imunitas seluler dan humoral akan teraktivasi
diagnosis histopatologi anatomi yang dapat dijumpai dan terjadi reaksi silang dengan pembuluh darah.
pada berbagai macam penyakit. LcV biasanya terjadi Hipotesis kedua adalah patogen dapat memulai proses
pada pembuluh darah kecil yang terbatas pada dermis inflamasi yang dapat menimbulkan kerusakan sel dan
superfisial (tetapi dapat mengenai seluruh dermis). jaringan. Proses ini akan menimbulkan suatu
Manifestasi klinis yang sama juga dapat ditemukan pada autoantigen yang biasanya tidak terpapar oleh suatu
bentuk LcV yang satu dengan bentuk lain, sehingga sulit sistem imun. Hipotesis ketiga adalah bila mikroba yang
untuk menentukan diagnosa bila hanya dari sangat invasif secara langsung berinteraksi dengan
pemeriksaan histopatologi atau dari klinis saja.2 protein pembuluh darah, maka akan terbentuk suatu
Biopsi kulit adalah standar baku untuk diagnosis antigen yang baru (neo-antigen) yang kemudian akan
vaskulitis kulit, dimana gambaran biopsi ini memiliki mengaktivasi suatu reaksi imun. Dan yang keempat
korelasi dengan manifestasi klinis yang dapat berupa yaitu hipotesis superantigen, dimana pada beberapa
urtikaria, eritema infiltratif, ptekiae, purpura, papula bakteri seperti Streptococcus dan virus dapat menjadi
purpurik, vesikel atau bula hemoragik, nodul, livedo suatu superantigen. Tanpa adanya suatu proses dan
racemosa, ulkus yang dalam dan gangren. Pentingnya presentasi suatu sel penyaji antigen, suatu superantigen
pemeriksaan histopatologi disertai dengan akan langsung berinteraksi dan mengaktifkan sel-T.
pemeriksaan direct immunofluorescence (DIF), ANCA Dari sini dapat disimpulkan bahwa tidak ada mikroba
dan penemuan klinis dapat menegakkan diagnosis yang khusus yang menyebabkan terjadinya HSP.1,13 (Gambar
lebih tepat dan akurat dari sindroma vaskulitis baik lokal 1).
maupun sistemik.2 Seperti dijelaskan diatas, HSP merupakan suatu
penyakit inflamasi sistemik.1 Limfokin mempunyai
TELAAH KEPUSTAKAAN peranan penting pada terjadinya lesi vaskular. Sitokin
Berbagai macam patogen infeksi dilaporkan dapat pro-inflamasi non spesifik seperti tumor necrosis alpha
menjadi penyebab terjadinya LcV pada HSP.1 22% (TNF-α), interleukin (IL)-6 dan IL-1β biasanya
kasus vaskulitis pada kulit biasanya berhubungan didapatkan lebih tinggi pada anak-anak dengan HSP
dengan suatu infeksi, dimana organisme apapun fase akut. 1 , 4 , 1 4 . Baik TNF-α maupun IL-1 dapat
memungkinkan terjadinya kondisi ini.8 Sebanyak 50% menstimulasi endotelium untuk mengaktifkan jalur
penderita HSP biasanya didahului oleh suatu infeksi koagulasi instrinsik dan ekstrinsik serta mengurangi
saluran pernapasan. 9 Group A beta-hemolytic aktivitas fibrinolitik. Hal inilah yang dapat
streptococcus (GAS) ditemukan pada 20-50% penderita menerangkan adanya trombosis yang terjadi pada
dengan HSP akut melalui tes serologi maupun kultur vaskulitis. 1 4 Besbas dan kawan-kawan dalam
bakteri. Baru-baru ini, reseptor plasmin yang penelitiannya mengungkapkan bahwa sitokin-sitokin
berhubungan dengan nefritis (nephritis-associated pro inflamasi diatas dapat menstimulasi pelepasan
plasmin reseptor/NAPlr) yang merupakan antigen GAS kemokin dari sel endotel, dengan demikian sitokin
ditemukan pada mesangium glomerular pada anak tersebut dapat menarik sel-sel inflamasi, menginduksi
dengan HSP nefritis (HSN). Penemuan ini ekspresi sel molekul adhesi pada sel endotel serta
menunjukkan bahwa GAS memiliki peran pada awal memperantarai perlekatan molekul tersebut pada
terjadinya maupun berkembangnya HSN, meskipun dinding pembuluh darah. Yang dan kawan-kawan dalam
demikian pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa penelitiannya menyimpulkan bahwa beberapa faktor
tidak terdapat adanya peningkatan anti-streptolisin-O tertentu pada serum anak-anak dengan HSP yang aktif
titre (ASOT) pada penderita HSP. ASOT yang dapat berinteraksi dengan sel endotel dan sel endotel
meningkat pada serum banyak dijumpai pada HSN yang teraktivasi kemudian dapat menghasilkan
dibandingkan HSP tanpa nefritis.9,10,11,12 Terdapat empat beberapa kemotraktan yang potent, seperti IL-8 dan
hipotesa mengenai mekanisme patogenik yang dapat meningkatkan ekspresi molekul adhesi.4
terjadi melalui infeksi. Hipotesis pertama adalah

186
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 24 No. 3 Desember 2012

Infeksi (bakteri, virus, parasit)

Vaksinasi

Obat-obatan Autoimun

Kompleks imun antigen-antibodi (IgA)

Deposit pada jaringan dan dinding

Aktivasi jalur alternatif

Inflamasi

Vaskulitis pembuluh darah kecil

Kulit Gastrointerstinal Ginjal Sendi

Gambar 1. Imunopatogenesis HSP akibat infeksi.13


LcV yang terjadi pada HSP biasanya muncul sekitarnya yang diperantarai oleh komplemen dan
sebagai suatu makula eritematosa atau suatu purpura reseptor Fc.16 Pada HSP, kompleks IgA terbentuk dan
yang palpabel dengan predileksi pada tempat tertentu terdeposit di kulit, saluran pencernaan dan glomeruli,
pada bagian tubuh, khususnya pada bagian bawah menyebabkan respons inflamasi lokal. LcV pada
tungkai (Gambar 2). Lesi yang dapat timbul meliputi akhirnya timbul disertai dengan nekrosis pada
vesikel/bula haemoragik, nodul, ulkus berkrusta, livedo pembuluh darah kecil. Normalnya IgA ditemukan di
retikularis dan pustul atau lesi anular (kondisi yang HSP serum dan di cairan mukosa.1,15 Sebagai contoh, yang
merupakan penyakit yang diperantarai oleh kompleks terjadi pada HSP yaitu kompleks yang terbentuk adalah
imun).15 Terjadinya suatu reaksi kompleks imun pada IgA1 yang berbentuk polimerik. IgA1 yang abnormal
HSP ini kurang lebih sama dengan reaksi kompleks ini dikenal dengan Gal-d IgA1 (galactose deficiency of
imun yang terjadi pada reaksi Arthus, suatu reaksi the O-linked glycan pada hinge region IgA1), yang lebih
hipersensitivitas tipe III menurut Coombs and Gell. banyak ditemukan pada HSP nefritis.15 Glikosilasi pada
Suatu kompleks imun yang menyebabkan penyakit hinge region IgA1 yang tidak normal ini akan
dibentuk oleh ikatan antibodi dengan self antigen menyebabkan defisiensi galaktosa dan atau asam sialik,
maupun antigen asing. Dengan demikian, penyakit yang dimana molekul-molekul ini menyebabkan agregasi
diperantarai kompleks imun cenderung bermanifestasi IgA dan dengan demikian terjadi kompleks
sistemik. 16 Kompleks antigen-antibodi diproduksi makromolekul.17
selama terjadi respons imun normal, tetapi keadaan ini Bermacam-macam autoantibodi IgA dapat
dapat menimbulkan suatu penyakit bila kompleks imun berhubungan dengan HSP. ANCA terdiri dari kelompok
yang dihasilkan dalam jumlah banyak dan tidak antibodi terhadap bagian sitoplasma netrofil, khususnya
dibebaskan/dibersihkan secara efisien yang pada proteinase-3 (PR3) dan mieloperoksidase (MPO).
akhirnya akan terdeposit di jaringan. Deposit kompleks Bagaimanapun juga peran ANCA pada HSP masih
imun pada dinding pembuluh darah menyebabkan kontroversial. Beberapa penelitian menunjukkan klas
inflamasi pembuluh darah dan kerusakkan jaringan di IgA ANCA ditemukan pada beberapa persen penderita

187
Imunopatogenesis Leukositoklastik Vaskulitis
Telaah Kepustakaan pada Henoch-Schonlein Purpura

HSP, dimana penelitian lain tidak dapat menunjukkan spesimen sebaiknya kurang dari 48 jam setelah muncul
IgA ANCA pada penderita HSP. Autoantibodi lain gejala atau muncul lesi vaskulitis.2
meliputi IgA rheumatoid factor dan IgA anticardiolipin
antibodies (aCL) yang juga dapat ditemukan pada
beberapa penderita HSP akut.1
LcV yang terjadi pada HSP biasanya muncul
sebagai suatu makula eritematosa atau suatu purpura
yang palpabel dengan predileksi pada tempat tertentu
pada bagian tubuh, khususnya pada bagian bawah
tungkai (Gambar 2). Lesi yang dapat timbul meliputi
vesikel/bula haemoragik, nodul, ulkus berkrusta, livedo
retikularis dan pustul atau lesi anular (kondisi yang
jarang). Manifestasi ekstrakutan terjadi pada 20% Gambar 3. Klasifikasi histologi vaskulitis kulit.2
individu meliputi artralgia, miositis, demam ringan dan
malaise. Lebih jarang lagi, juga dapat terjadi gangguan Biopsi punch merupakan cara biopsi yang paling
ginjal, gastrointestinal, paru dan neurologi. Beratnya sesuai untuk kondisi dimana dicurigai terdapat
perubahan histopatologi tidak dapat memprediksikan keterlibatan pembuluh darah kecil seperti HSP. Lesi
adanya keterlibatan ekstrakutan. 18 purpurik yang dilakukan biopsi dalam pada 24 jam
pertama akan memberikan gambaran deposit fibrin pada
dinding pembuluh darah disertai dengan infiltrasi
neutrofil.2 LcV normalnya ditemukan di venula post-
kapiler, dengan demikian dari pembuluh darah inilah
leukosit keluar dan memasuki jaringan yang mengalami
inflamasi.18 Gambaran histopatologi pada HSP biasanya
tidak dapat dibedakan dengan bentuk LcV lain.14
Gambaran tersebut berupa vaskulitis neutrofilik pada
pembuluh darah kecil yang terbatas pada dermis
superfisial, walaupun seluruh dermis juga dapat
terkena.(Gambar 4).19 Pada dermis dapat ditemukan
adanya edema yang bervariasi serta dapat juga
ditemukan ekstravasasi eritrosit.20,21

Gambar 2. LcV yang diinduksi oleh kompleks imun pada


HSP dengan manifestasi palpabel purpura pada
tungkai.18

Biopsi merupakan standar baku dalam penegakan


diagnosis suatu vaskulitis. Pemilihan lokasi lesi sebagai
spesimen dan cara pengambilannya akan sangat Gambar 4. Vaskulitis neutrofilik pembuluh darah kecil pada
HSP pada pembesaran 40 kali dan 100 kali.19
mempengaruhi hasil biopsi. Pemilihan antara biopsi
shave, biopsi punch maupun biopsi eksisional akan Seperti diketahui sebelumnya, target utama pada
mempengaruhi pembuluh darah yang akan diperiksa, vaskulitis adalah dinding pembuluh darah.5 Ukuran
dimana tipe pembuluh darah tersebut tergantung dari pembuluh darah yang terkena pada vaskulitis ini
lokasi antara kulit dan subkutan (Gambar 3). Secara berkaitan dengan morfologi klinis. LcV pada HSP
keseluruhan biopsi diambil dari lesi kulit yang paling terjadi pada pembuluh darah kecil dan biasanya terbatas
merah/purpurik, dengan waktu optimal pengambilan pada kulit.2, 6 Infiltrat neutrofilik perivaskular superfisial

188
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 24 No. 3 Desember 2012

yang sedikit disertai dengan debris nuklear dan merupakan gambar DIF yang dapat dijumpai pada HSP.
ekstravasasi eritrosit akan memberikan gambaran klinis Walaupun demikian, prosedur biopsi punch sebaiknya
berupa plak dan papula urtikarial, yang akan bertahan tetap dilakukan karena dapat meningkatkan sensitivitas
lebih dari 24 jam dan mengalami resolusi pigmentasi dan spesifisitas dalam mendeteksi adanya vaskulitis ini.
perlahan-lahan. LcV kutaneus paling sering berupa Mayoritas kasus HSP akan menunjukkan hasil DIF yang
purpura (palpabel/non-palpabel) (Gambar 5).19 positif. Deposit yang paling sering adalah C3, diikuti
oleh IgG, IgM dan fibrinogen. Deposit ini biasanya
tersusun granular atau fibrilar dan terlihat di sepanjang
dinding pembuluh darah baik pada ruang ekstravaskular
maupun intravaskular, sedangkan deposit fibrinogen
terdapat di seluruh dermis.21 Deposit yang terdapat di
dinding pembuluh darah bukan merupakan suatu
diagnostik LcV dan mungkin saja dapat terlihat pada
spesimen biopsi dari tungkai bawah tanpa vaskulitis
atau tanpa lesi. Jika ditemukan penderita suspek
vaskulitis yang memiliki lesi di tempat selain tungkai
bawah seperti HSP, maka biopsi juga sebaiknya diambil
dari tempat tersebut.21,22

Gambar 5. Korelasi manifestasi klinis dan histopatologi HSP


pada pembesaran 40 kali dan 100 kali.19

Sampai saat ini pemeriksaan DIF masih kontro-


versi karena terdapat beberapa pertanyaan yang masih
belum terjawab. Pertama, tidak ada penelitian pasti
mengenai cara pengambilan biopsi yaitu apakah pada Gambar 6. Manifestasi kutaneus akibat reaksi kompleks
imun (HSP) (a) deposit kompleks imun vaskular
lesi kulit atau non-lesi. Kedua, tidak adanya yang menyebabkan vaskulitis neutrofilik (LcV)
kesepakatan mengenai imunoglobulin yang dominan (b) purpura palpable (c) deposit IgA dan IgM
pada pembuluh darah yang dideteksi. Perbedaan hasil vaskular.22

menimbulkan pertentangan pada DIF dalam meng- Diagnosis banding HSP diantaranya adalah
klasifikasikan LcV kutaneus. Penelitian yang dilakukan vasculitis urticarial (VU), yaitu suatu kondisi yang
oleh Barnadas dan kawan-kawan menyimpulkan bahwa ditandai oleh adanya wheals yang menetap lebih dari 24
biopsi yang diambil dari lesi kulit memiliki jam.23 Sekitar 20% penderita yang mengalami urtikaria
kemungkinan hasil DIF positif yang lebih besar kronik akan mengalami kondisi ini. 2 Gambaran
dibandingkan bila biopsi diambil dari kulit tanpa lesi histopatologi VU sebenarnya tidak sepenuhnya berupa
dimana terdapat perbedaan yang signifikan secara LcV walaupun terdapat debris nuklear fokal atau deposit
statistik.6,20 Grunwald dan kawan-kawan menyimpulkan fibrin vaskular dengan atau tanpa extravasasi eritrosit.
bahwa pemeriksaan DIF tidak hanya berguna pada lesi Neutrofilia pada jaringan serta pemeriksaan DIF
awal vaskulitis, tetapi juga berguna pada semua stadium menunjukkan adanya lupus band test point yang positif,
vaskulitis. Bahkan biopsi yang diambil setelah satu yaitu kondisi yang berhubungan dengan penyakit
minggu masih terdapat kemungkinan hasil yang positif gangguan jaringan konektif, terutama SLE atau
bila dilakukan DIF.22 sindroma Sjorgen.2
DIF merupakan prosedur yang sangat berguna Eritema elevatum diutinum (EED) adalah suatu
pada penderita suspek vaskulitis, dan lebih spesifik lagi LcV kronis dan diklasifikasikan sebagai dermatosis
yaitu untuk memastikan diagnosis HSP.21 Gambar 6 neutrofilik.23,24 Salah satu faktor utama imunopato-

189
Imunopatogenesis Leukositoklastik Vaskulitis
Telaah Kepustakaan pada Henoch-Schonlein Purpura

genesis terjadinya EED adalah adanya deposit edemapada endotel dan infiltrat neutrofilik yang
kompleks imun pada sirkulasi, fiksasi komplemen, menunjukkan fragmentasi nuklear. HSP dapat sembuh
inflamasi dan destruksi vaskular. Manifestasi klinis spontan tanpa pengobatan. Yang paling penting dalam
EED adalah berupa papula/nodula/plak multipel yang menangani penderita dengan HSP ini adalah observasi
eritema hingga violaseus yang menetap dan simetris mengenai gejala baik itu gejala lokal maupun gejala
pada permukaan ekstensor tangan, siku, pergelangan sistemik serta pencegahan terjadinya komplikasi yang
tangan, lutut dan lain-lain. Gambaran histopatologi serius.1,2,4
EED adalah suatu LcV kronis yang ditandai dengan
penebalan dinding pembuluh darah, neutrofilia pada KEPUSTAKAAN
mural dan luminal, oklusi vaskular, nekrosis dinding 1. Yang YH, Chuang YH, Wang LC, Huang HY,
pembuluh darah, swelling pada sel endotel, leukositok- Gershwin ME, Chiang BL. The immunobiology of
lasia dan neutrofilia dengan limfosit di dermal. Henoch-Schonlein Purpura. Autoimmune Review
Cryoglobulinemia vasculitis (CV) adalah 2008;7:179-84.
vaskulitis yang mengenai pembuluh darah kecil-sedang. 2. Carlson JA. The histological assessment of
Dasar patogenesis terjadinya CV yaitu adanya deposit cutaneous vasculitis. Histopathology 2010 Jan;
kompleks imun pada dinding pembuluh darah yang 56(1): 3-23.
dibentuk oleh krioglobulin. Imunoglobulin ini akan 3. Gupta S, Handa S, Kanwar AJ, Radotra BD, Minz
mengendap pada suhu 37° Celcius, dan akan larut lagi RJ. Cutaneous vasculitides: clinico-pathological
pada temperatur yang lebih tinggi. Manfestasi klinis CV correlation. Indian J Dermatol Venereol Leprol
yaitu purpura, sianosis pada akral, ulkus atau livedo 2009; 75: 356-62.
retikularis.23 4. Tahan F, Dursun I, Poyrazoglu H, Gurgoze M,
Dusunsel R. The role of chemokines in Henoch-
PEMBAHASAN Schonlein Purpura. Rheumatol Int 2007; 27: 955-
HSP merupakan suatu bentuk LcV yang 960.
merupakan suatu proses imunologi dan inflamasi yang 5. Sunderkotter C, Bonsmann G, Sindrilaru A, Luger T.
sangat kompleks. Pada kondisi ini terdapat interaksi Clinical review management of leukocytoclastic
antara leukosit dan sel endotel pembuluh darah yang vasculitisJ Dermatolog Treat 2005; 16:193-206.
menyebabkan terjadinya LcV. LcV merupakan 6. Koutkia P, Mylonakis E, Rounds S, Erickson A.
diagnosis histopatologi dan dapat dijumpai pada Leukocytoclastic vasculitis: an update for the
berbagai macam penyakit vaskulitis lain. Manifestasi clinician. Scand J Rheumatol 2001; 30:315-22.
klinis utama yang didapat pada HSP adalah adanya 7. Russel JP, Gibson LE. Primary cutaneous small
purpura palpabel yang biasanya banyak dijumpai di vessel vasculitis: approach to diagnosis and
daerah tungkai, namun juga dapat dijumpai pada area treatment. Int J Dermatol 2006;45:3-13.
tubuh lain. LcV pada HSP biasanya berkaitan dengan 8. Chalkias S, Samson SN, Tiniakou E, Sofair AN.
spektrum luas dari suatu kondisi inflamasi sistemik, Poststreptococcal cutaneous leukocytoclastic
meliputi keganasan, infeksi, hipersensitivitas obat, vasculitis: a case report. Conn Med 2010; 74(7):
bahan kimia, bakteri, virus, penyakit kolagen-vaskular 399-402.
dan hepatitis kronis yang aktif. Sampai saat ini 9. Carlson JA. Cutaneous vasculitis. In: Busam LK,
patofisiologi terjadinya HSP masih belum dapat editor. Dermatophatology. New York: Saunders
dimengerti sepenuhnya. Adanya deposit kompleks imun Elsevier; 2010.p.184-209.
yang terdiri dari IgA merupakan kunci terjadinya LcV 10. Reamy BV, William PM, Lindsay TJ. Henoch-
pada HSP. Biopsi kulit adalah standar baku untuk Schonlein purpura. Am Fam Physician 2009; 80(7):
diagnosis vaskulitis kutaneus, dimana gambaran biopsi 697-704.
ini memiliki korelasi dengan manifestasi klinisnya. 11. Gonzales MA, Calvino MC, Lopez-Vasquez ME,
Kombinasi pemeriksaan DIF, ANCA dan penemuan Porrua-Garcia C, Iglesias-Fernandez JL, Dierssen T,
klinis dapat menegakkan diagnosis yang lebih tepat dan Llorca J. Implications of upper respiratory tract
akurat dari sindroma vaskulitis baik lokal maupun infections and drugs in the clinical of Henoch-
sistemik. Gambaran histopatologi HSP yang umum Schonlein Purpura in children. Clin Exp Rheumatol
adalah nekrosis fibrinoid pada dinding pembuluh darah, 2004; 22: 781-84.

190
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 24 No. 3 Desember 2012

12. Al-Sheyyab M, Batieha A, El-Shanti H, Daoud A. 19. Gonzales LM, Janniger CK, Schwartz RA. Pediatric
Henoch-Schonlein Purpura and Streptococcal henoch-schonlein purpura. Int J Dermatol 2009;
infections: a prospective case-control study. Ann 48:1157-65.
Trop Paediatr 1999; 19: 153-255. 20. Kempf W, Hantschke M, Kutzner, Burgdorf WHC.
13. Sohagia AB, Gunturu SG, Tong TR, Hertan HI. Dermatopathology. Germany: Steinkopff Verlag;
Henoch-Schonlein Purpura-a case report and review 2008. p.72-80.
of the literaure. Gastroenterol Res Pract 2010: 1-6. 21. Carlson JA, Foong HBB. Cutaneous vasculitis. In:
14. Weedon D. Skin Pathology. 3rd ed. Philadephia: Kels JMG editor. Color Atlas of Dermatopathology.
Elsevier; 2010. p.195-244. USA: Informa Healthcare; 2007.p.71-96
15. McCarthy H, Tizard E. Clinical practice: Diagnosis 22. Barnadas AM, Perez E, Gich I, Lloblet MJ, Ballarin
and management of Henoch-Schönlein purpura. Eur J, Calero F, Facundo C, Alomar A. Diagnostic,
J Pediatr 2010; 169(6):643-50. prognostic and pathogenic value of the direct
16. Abbas AK, Licthman AH, Pillai S. Cellular and immunofluorescence test in cutaneous leukocyto-
M o l e c u l a r I m m u n o l o g y. S i x t h E d i t i o n . clastic vasculitis. Int J Dermatol 2004;43:19-26.
Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007. 23. Kulthanan K, Pinkaew S, Jiamton S, Mahaisavariya,
17. Sunderkotter C. Leukocytoclastic vasculitis. CME Suthipinittharm P. Cutaneous leukocytoclastic
Dermatol 2008; 3(1):32-50. vasculitis: the yield of direct immunofluorescence
18. Sunderkotter C. Vasculitis of small blood vessel – study. J Med Assoc Thai 2004; 87(5):531-5.
some riddles about IgA and about the complexity of 24. Mutasim DF, Adams BB, Cincinnati. Immuno-
transmigration. Experimental Dermatology 2009; fluorescence in dermatology. J Am Acad Dermatol
18:91-96. 2011; 45(6):804-24.

191

Anda mungkin juga menyukai