Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencapaian derajat kesehatan ditandai dengan menurunnya Angka Kematian
Bayi (AKB), menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan menurunnya prevalensi
gizi kurang dan gizi buruk serta meningkatnya umur harapan hidup (UHH). Di
Indonesia, AKB memang telah menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2004 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). AKI
menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 228 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Sementara target yang akan dicapai sesuai
kesepakatan MDGs tahun 2015, angka kematian ibu turun menjadi 102 kematian per
100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran
hidup (KemenKes RI, 2012).
Pemerintah melakukan cara untuk menurunkan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi yaitu mendekatkan pelayanan kesehatan ditengah masyarakat
dan menempatkan bidan desa, meningkatkan penerimaan Keluarga Berencana
sehingga ibu hamil makin berkurang dan komplikasi makin menurun, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, menyebarkan keberadaan ahli obstetri ginekologi yang
berorientasi pada aspek sosialnya, meningkatkan upaya rujukan, diterima dipusat
pelayanan kesehatan dalam keadaan masih optimal, melakukan pemeriksaan
kehamilan, persalinan yang bersih dan aman, persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, perawatan bayi baru lahir (Saifuddin, 2006).
Pada tahun 1999 WHO meluncurkan strategi MPS (Making Pregnancy
Safer), didukung juga oleh badan-badan internasional seperti UNFPA, UNICEF, dan
World Bank. Pada dasarnya MPS meminta perhatian pemerintah dan masyarakat
disetiap Negara untuk:

1
2

1. Menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana


pembangunan nasional dan internasional;
2. Menyusun acuan nasional dan standar pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal;
3. Mengembangkan sistem yang menjamin pelaksanaan standar yang telah
disusun;
4. Memperbaiki akses pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, keluarga
berencana, aborsi legal, baik publik maupun swasta;
5. Meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan
neonatal serta pengendalian fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungannya;
6. Memperbaiki sistem monitoring pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
(Saifuddin, 2006).
Adapun intervensi strategi dalam upaya Safe Motherhood, dinyatakan
sebagai Empat Pilar Safe Motherhood, yaitu:
1. Keluarga berencana, yang memastikan bahwa setiap orang mempunyai akses ke
informasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan waktu yang tepat untuk
kehamilan, jarak kehamilan dan jumlah anak. Dengan demikian diharapkan
tidak ada kehamilan yang tak diinginkan. Kehamilan yang masuk dalam “4
terlalu”, yaitu terlalu muda atau terlalu tua untuk kehamilan, terlalu sering
hamil dan terlalu banyak anak.
2. Pelayanan antenatal, untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin,
dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani
secara memadai.
3. Persalinan yang aman, memastikan bahwa semua penolong persalinan
mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan alat untuk memberikan pelayanan
nifas kepada ibu dan bayi.
4. Pelayanan obstetri esensial, memastikan bahwa pelayanan obstetri untuk risiko
tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkannya
(Saifuddin, 2006).
3

AKI dan AKB di Jawa Barat yang masih tergolong tinggi bila dibandingkan
dengan Provinsi yang lainnya di Indonesia walaupun sudah mengalami penurunan
saat ini yaitu AKI dari 850 kasus pada tahun 2011 menjadi 747 kasus tahun 2012,
sedangkan AKB dari 5077 kasus tahun 2011 menjadi 4431 kasus pada tahun 2012.
Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2012 menunjukkan AKI di Jawa Barat sebesar
109,2 per 100.000 KH. Adapun penyebab kematian ibu adalah perdarahan sebesar
27,7%, hipertensi 30,1%, infeksi 3,9%, abortus 0,0%, partus lama 0,3%, dan lain-lain
38,0%, sedangkan AKB di Jawa Barat sebesar 6,4 per 1000 KH (Dinkes Jawa Barat,
2012).
Upaya atau strategi yang dapat dilakukan oleh bidan di masyarakat untuk
menekan angka kematian ibu dan bayi adalah dengan memberikan perhatian dan
perlakuan khusus pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir antara lain
membina dan mengarahkan masyarakat agar bersedia dan mampu mengenali masalah
kebidanan sehingga masyarakat dapat mengetahui secara tepat dan cepat apa yang
harus diperbuat jika menghadapi kasus risiko tinggi dan terjadinya komplikasi,
bekerja sama dan melakukan pembinaan kader dalam memantau kondisi ibu hamil,
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, memberi penyuluhan tentang suami siaga, dan
bersama masyarakat menggalang tabungan bersalin (Yulifah, 2009).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis pada kesempatan ini ingin
mencoba menerapkan asuhan kebidanan pada pasien secara langsung dan
mendokumentasikannya dalam judul “ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL,
INTRANATAL, POSTNATAL DAN BAYI BARU LAHIR PADA NY.T G7P6A0
DENGAN KEADAAN NORMAL DI BPM BIDAN NINA HERDIANA Amd. Keb
TAHUN 2013”.
4

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : Bagaimana Asuhan Kebidanan Antenatal, Intranatal, Postnatal dan
Bayi Baru Lahir Pada Ny.T G7P6A0 dengan Keadaan Normal di BPM Bidan Nina
Herdiana Amd. KebTahun 2013?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan,
masa bersalin, masa nifas pada Ny. T dan bayi baru lahir pada bayi Ny.T dengan
kondisi normal.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan selama masa kehamilan pada
Ny. T dengan kondisi Normal.
2. Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan selama masa persalinan pada
Ny. T dengan kondisi Normal.
3. Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan masa nifas pada Ny. T dengan
kondisi Normal.
4. Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir Ny. T
dengan kondisi Normal.

1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan mengaplikasikan ilmu
yang telah di peroleh selama perkuliahan dalam melaksanakan asuhan kebidanan
sesuai dengan standar pelayanan. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan
keterampilan dalam memberikan asuhan Antenatal, Intranatal, Postnatal dan Bayi
Baru Lahir.
5

1.4.2 Praktis
1.4.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat mengembangkan pengetahuan dan materi perkuliahan baik di institusi
maupun di lahan praktik dalam program studi Kebidanan ataupun dalam pendidikan
kesehatan lainnya yang berkaitan dengan masalah kebidanan, dan sebagai studi
kepustakaan mengenai Asuhan Kebidanan pada ibuhamil, bersalin, nifas, dan bayi
baru lahir.
1.4.2.2 Bagi lahan praktik
Dapat meningkatakan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan terhadap
pasien sesuai dengan standar asuhan yang telah ditetapkan dan dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik di masa
mendatang dan selalu memberikan asuhan yang terbaik kepada setiap pasien sehingga
pasien puas dengan pelayanan yang diberikan.
1.4.2.3 Bagi pasien
Dapat menjadi sumber informasi dan motivasi untuk pasien, bahwa
pentingnya pemeriksaan kesehatan dan pemantauan kesehatan khususnya asuhan
kebidanan bagi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

Anda mungkin juga menyukai