Anda di halaman 1dari 6

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017. Penelitian dilakukan di

lingkungan Universitas Malahayati Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan

dengan mengukur self efficacy dan tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran

Umum Universitas Malahayati Angkatan 2013. Sampel penelitian diambil dengan

menggunakan teknik purposive sampling yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan

tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi

yang sudah diketahui sebelumnya. Kemudian, didapatkan sampel berjumlah 209

mahasiswa yang sesuai dengan karakteristik sampel.

4.2. Hasil Penelitian


Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data serta analisis data

responden, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:


4.2.1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi atau

besarnya proporsi menurut variabel yang diteliti dan juga berguna untuk

mengetahui karakteristik atau gambaran variabel dependen dan variabel

independen. Hasil analisis univariat adalah sebagai berikut:

a. Self Efficacy
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Self Efficacy di Fakultas Kedokteran
Umum Universitas Malahayati Angkatan 2013.
51

Tingkat Self Efficacy Frekuensi Presentase (%)


Rendah 93 44,5
Tinggi 116 55,5
Total 209 100

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa distribusi frekuensi responden

berdasarkan self efficacy, responden paling banyak mahasiswa dengan nilai self

efficacy tinggi yaitu berjumlah 116 orang (55,5%), sisanya 93 responden (44,5%)

dengan nilai self efficacy rendah.


b. Tingkat Stres
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Stres di Fakultas
Kedokteran Umum Universitas Malahayati Angkatan 2013.

Tingkat Stres Frekuensi Presentase (%)


Ringan 118 56,5
Sedang 83 39,7
Berat 8 3,8
Total 209 100

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa distribusi frekuensi responden

berdasarkan tingkat stres, responden paling banyak mempunyai tingkat stres

ringan yaitu berjumlah 118 orang (56,5%), sisanya 83 responden (39,7%)

mempunyai tingkat stres sedang dan 8 responden (3,8%) mempunyai tingkat stres

berat.

4.2.2. Analisis Bivariat


Pada analisis bivariat, hubungan antara variabel self efficacy dan tingkat

stres dianalisis menggunakan uji Korelasi Somers’D dengan hasil analisis sebagai

berikut:
Tabel 4.3 Pengaruh self efficacy terhadap tingkat stres tugas akhir mahasiswa
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Malahayati.
52

Tingkat Stres (%) Koefisien


Nilai
Korelasi
Ringan Sedang Berat p
(r)
Self Rendah 44 (47,3) 43 (46,2) 6 (6,5)
efficacy -0,174 0,001
(%) Tinggi 74 (63,8) 40 (34,5) 2 (1,7)

Total 118 (56,5) 83 (39,7) 8 (3,8)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, responden dengan self efficacy rendah,

terdapat 44 responden (47,1%) dengan tingkat stres ringan, 43 responden (46,2%)

dengan tingkat stres sedang dan 6 responden (6,5%) dengan tingkat stres berat.

Pada responden dengan self efficacy tinggi, terdapat 74 responden (63,8%)

dengan tingkat stres ringan, 40 responden (34,5%) dengan tingkat stres sedang

dan 2 responden (1,7%) dengan tingkat stres berat.


Hasil penelitian menunjukkan nilai p value sebesar 0,001 (≤0,05) yang

berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara self efficacy terhadap

tingkat stres tugas akhir mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum Universitas

Malahayati. Dari hasil analisis, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar

-0,174 yang menunjukkan bahwa arah korelasi bernilai negatif dengan kekuatan

korelasi sangat lemah. Artinya, semakin rendah self efficacy mahasiswa maka

semakin tinggi tingkat stres mahasiswa tersebut dan sebaliknya semakin tinggi

self efficacy mahasiswa maka semakin rendah tingkat strrs mahasiswa tersebut.
4.3. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari dua

bagian yaitu kuesioner self efficacy dan kuesioner tingkat stres yang diberikan kepada
53

209 mahasiswa. Setiap mahasiswa diukur nilai self efficacy dan tingkat stres dan

kemudian hasilnya diinterpretasikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian kemudian

diolah dengan teknik analisis statistik yaitu uji korelasi Somers’D.


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki

self efficacy tinggi yaitu berjumlah 116 orang (55,5%). Mahasiswa yang memiliki

self efficacy tinggi yaitu mahasiswa yang yakin dapat menyelesaikan skripsi tepat

pada waktunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bandura (1994) bahwa dalam

mengerjakan suatu tugas, individu yang memiliki self efficacy yang tinggi akan

cenderung memilih mengerjakan tugas, sekalipun tugas tersebut adalah tugas yang

sulit. Di dalam penelitian ini juga didapatkan 93 responden (44,5%) mempunyai self

efficacy rendah.
Untuk tingkat stres hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa mempunyai tingkat stres ringan yaitu berjumlah 118 orang (56,5%), hal

ini dikarenakan mahasiswa memiliki berbagai kendala seperti tingkat kesulitan tugas

yang kompleks, tidak adanya pengalaman dalam mengerjakan skripsi, dan kegagalan

yang didapatkan secara terus menerus sehingga mahasiswa merasa terhambat dalam

mengerjakan skripsi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Rasmun (2004) bahwa

stres umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya lupa, ketiduran dan dikritik. Di

dalam penelitian ini juga didapatkan 83 responden (39,7%) mempunyai tingkat stres

sedang dan 8 responden (3,8%) mempunyai tingkat stres berat.


Hasil uji statistik didapatkan nilai p value sebesar 0,001 (≤0,05) yang berarti

bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Dari hasil uji statistik, dapat dilihat bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara self efficacy terhadap tingkat stres tugas
54

akhir mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum Universitas Malahayati. Sementara itu,

nilai koefisien korelasi (r) yang didapat dari hasil analisis statistik bernilai negatif (-

0,174) yang berarti bahwa semakin rendah self efficacy mahasiswa maka semakin

tinggi tingkat stres mahasiswa tersebut dan sebaliknya semakin tinggi self efficacy

mahasiswa maka semakin rendah tingkat stress mahasiswa tersebut.


Sementara itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada responden

dengan self efficacy tinggi, sebagian besar mahasiswa mempunyai tingkat stres

ringan yaitu berjumlah 74 orang (63,8%), 40 responden (34,5%) mempunyai tingkat

stres sedang dan 2 (1,7%) mempunyai tingkat stres berat. Hal ini mungkin

dikarenakan mahasiswa yang memiliki self efficacy tinggi memiliki derajat

kompleksitas kesulitan yang tinggi sehingga dapat mempengaruhi tingkat self

efficacy mereka dalam mengerjakan skripsi sehingga mengakibatkan stres ringan.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Bandura (1997) bahwa derajat dari

kompleksitas kesulitan yang dihadapi oleh individu akan mempengaruhi penilaian

individu tersebut terhadap kemampuan dirinya sendiri.


Kemudian, pada responden dengan self efficacy rendah, sebagian besar

mahasiswa mempunyai tingkat stres ringan yaitu berjumlah 44 orang (47,3%), 43

responden (46,2%) mempunyai tingkat stres sedang dan 6 responden (6,5%)

mempunyai tingkat stres berat. Hal ini mungkin dikarenakan mahasiswa memiliki

self efficacy rendah merasa terlalu rumit dan tidak yakin untuk menyelesaikan skripsi

tepat pada waktunya. Hal ini sejalan dengan pendapat Bandura (1994) bahwa

Individu yang ragu akan kemampuan mereka (self efficacy yang rendah) akan
55

menjauhi tugas-tugas yang sulit karena tugas tersebut dipandang sebagai ancaman

bagi mereka.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh

Rohimah (2016), yaitu terdapat hubungan negatif antara self efficacy dengan tingkat

stres tugas akhir mahasiswa DIV bidan pendidik Universitas Sebelas Maret. Menurut

Bandura (1997), bahwa self efficacy seseorang akan meningkat atau menurun

tergantung sifat dari tugas yang dihadapi, informasi positif atau negatif tentang diri

seseorang dan insentif eksternal sehingga dapat menimbulkan tingkat self efficacy

yang berbeda pada masing-masing individu. Menurutnya, keyakikan akan

kemampuan diri individu dapat bervariasi pada masing-masing dimensi (magnitude,

strength, generally) (Feist, 2011).

Anda mungkin juga menyukai