BAB IV
dengan mengukur self efficacy dan tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi
besarnya proporsi menurut variabel yang diteliti dan juga berguna untuk
a. Self Efficacy
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Self Efficacy di Fakultas Kedokteran
Umum Universitas Malahayati Angkatan 2013.
51
berdasarkan self efficacy, responden paling banyak mahasiswa dengan nilai self
efficacy tinggi yaitu berjumlah 116 orang (55,5%), sisanya 93 responden (44,5%)
mempunyai tingkat stres sedang dan 8 responden (3,8%) mempunyai tingkat stres
berat.
stres dianalisis menggunakan uji Korelasi Somers’D dengan hasil analisis sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Pengaruh self efficacy terhadap tingkat stres tugas akhir mahasiswa
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Malahayati.
52
dengan tingkat stres sedang dan 6 responden (6,5%) dengan tingkat stres berat.
dengan tingkat stres ringan, 40 responden (34,5%) dengan tingkat stres sedang
berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara self efficacy terhadap
Malahayati. Dari hasil analisis, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar
-0,174 yang menunjukkan bahwa arah korelasi bernilai negatif dengan kekuatan
korelasi sangat lemah. Artinya, semakin rendah self efficacy mahasiswa maka
semakin tinggi tingkat stres mahasiswa tersebut dan sebaliknya semakin tinggi
self efficacy mahasiswa maka semakin rendah tingkat strrs mahasiswa tersebut.
4.3. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari dua
bagian yaitu kuesioner self efficacy dan kuesioner tingkat stres yang diberikan kepada
53
209 mahasiswa. Setiap mahasiswa diukur nilai self efficacy dan tingkat stres dan
self efficacy tinggi yaitu berjumlah 116 orang (55,5%). Mahasiswa yang memiliki
self efficacy tinggi yaitu mahasiswa yang yakin dapat menyelesaikan skripsi tepat
pada waktunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bandura (1994) bahwa dalam
mengerjakan suatu tugas, individu yang memiliki self efficacy yang tinggi akan
cenderung memilih mengerjakan tugas, sekalipun tugas tersebut adalah tugas yang
sulit. Di dalam penelitian ini juga didapatkan 93 responden (44,5%) mempunyai self
efficacy rendah.
Untuk tingkat stres hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
mahasiswa mempunyai tingkat stres ringan yaitu berjumlah 118 orang (56,5%), hal
ini dikarenakan mahasiswa memiliki berbagai kendala seperti tingkat kesulitan tugas
yang kompleks, tidak adanya pengalaman dalam mengerjakan skripsi, dan kegagalan
yang didapatkan secara terus menerus sehingga mahasiswa merasa terhambat dalam
mengerjakan skripsi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Rasmun (2004) bahwa
stres umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya lupa, ketiduran dan dikritik. Di
dalam penelitian ini juga didapatkan 83 responden (39,7%) mempunyai tingkat stres
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Dari hasil uji statistik, dapat dilihat bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara self efficacy terhadap tingkat stres tugas
54
nilai koefisien korelasi (r) yang didapat dari hasil analisis statistik bernilai negatif (-
0,174) yang berarti bahwa semakin rendah self efficacy mahasiswa maka semakin
tinggi tingkat stres mahasiswa tersebut dan sebaliknya semakin tinggi self efficacy
dengan self efficacy tinggi, sebagian besar mahasiswa mempunyai tingkat stres
stres sedang dan 2 (1,7%) mempunyai tingkat stres berat. Hal ini mungkin
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Bandura (1997) bahwa derajat dari
mempunyai tingkat stres berat. Hal ini mungkin dikarenakan mahasiswa memiliki
self efficacy rendah merasa terlalu rumit dan tidak yakin untuk menyelesaikan skripsi
tepat pada waktunya. Hal ini sejalan dengan pendapat Bandura (1994) bahwa
Individu yang ragu akan kemampuan mereka (self efficacy yang rendah) akan
55
menjauhi tugas-tugas yang sulit karena tugas tersebut dipandang sebagai ancaman
bagi mereka.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh
Rohimah (2016), yaitu terdapat hubungan negatif antara self efficacy dengan tingkat
stres tugas akhir mahasiswa DIV bidan pendidik Universitas Sebelas Maret. Menurut
Bandura (1997), bahwa self efficacy seseorang akan meningkat atau menurun
tergantung sifat dari tugas yang dihadapi, informasi positif atau negatif tentang diri
seseorang dan insentif eksternal sehingga dapat menimbulkan tingkat self efficacy