Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas Fisika Radiodiagnostik
Dosen Pengampu : Sri Mulyati, S.Si ,MT
Disusun oleh :
Kelompok 1/2B
1. Dimas Achmad Nur P1337430215028
2. Indra Laksono P1337430215060
3. Tria Antoni P1337430215081
4. Arum Sekaring Putri P1337430215023
5. Arum Susilowati P1337430215037
6. Anisa Damayanti S.P P1337430215019
7. Friscilla Hermayurischa P1337430215080
8. Lisa Khofianida P1337430215043
9. Istianah Sofiyah N P1337430215034
10. Karina Widya Nastiti P1337430215066
11. Wahyu Indriyani P1337430215087
Kelas : 2B
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
menyalakan sumber listrik tabung untuk melihat penelitian sinar Katoda, beliau
mendapatkan bahwa sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat dari barium
dipadamkan, maka cahaya pendar pun hilang. Roentgen segera menyadari bahwa
sejenis sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam tabung sinar katoda.
Karena sebelumnya tidak pernah dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar-X
namun untuk menghargai jasa beliau dalam penemuan sinar-X ini maka seringkali
dapat dimanfaatkan untuk diagnosa maupun terapi. Dengan penemuan sinar-X ini,
pengaruh gaya inti atom bahan mengalami perlambatan. Sinar-X yang tidak lain
mempunyai energi paling tinggi sama dengan energi kinetik partikel bermuatan
Hal ini berkaitan dengan dosis radiasi yang diterima pasien saat
pemeriksaan berlangsung, dosis radiasi yang tepat tidak akan menimbulkan efek
negatif pada pasien, agar dosis radiasi yang tepat dapat diberikan maka
diperlukan filtrasi yang cukup untuk mengabsorbsi sinar-X ber energi rendah.
(Nova Rahman, 2009)
B. RUMUSAN MASALAH
4. Apakah yang dimaksud dengan kualitas sinar-X dan faktor apa saja yang
mempengaruhinya ?
5. Apakah yang dimaksud dengan kuantitas sinar-X dan faktor apa saja yang
mempengaruhinya ?
C. TUJUAN PENULISAN
4. Untuk mengetahui pengertian dari kualitas sinar-X dan faktor apa saja yang
mempengaruhinya
5. Untuk mengetahui pengertian dari kuantitas sinar-X dan faktor apa saja yang
mempengaruhinya
D. MANFAAT PENULISAN
tentang apa itu sinar X, sifat-sifat sinar X, proses terbentuknya sinar X, dan
penulisan makalah yang baik dan benar untuk menjadi patokan pembuatan KTI
nantinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SINAR X
gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet, Tetapi dengan panjang
gelombangnya bervariasi dan tidak terlihat. Perbedaan antara sinar X dengan sinar
cahaya yang kelihatan. Karena panjang gelombang yang pendek itu, maka sinar X
sebagai foton, yang didefenisikan sebagai suatu gelombang yang terdiri atas
NASIONAL(2006)
energi relatif besar sehingga daya tembusnya tinggi, bahkan dapat menembus
Sinar ini dapat menembus benda-benda lunak seperti daging dan kulit tetapi
tidak dapat menembus benda-benda keras seperti tulang, gigi, dan logam.
kedudukan tulang atau organ dalam tubuh manusia. Meskipun besar menfaatya,
tembusnya cukup besar, jaringan tubuh manusia dapat rusak terkena paparan
sinar-x terlalu lama. Oleh karana itu, pemancaran sinar-x pada pasien diusahakan
sesingkat mungkin.
B. SIFAT-SIFAT SINAR X
biologic.
a. Daya tembus
digunakan dalam radiografi. Makin tinggi tegangan tabung (besarnya KV) yang
digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau
2) Daya tembus sinar-x tidak dipengaruhi oleh bukan sifat fisis objek akan
a) Energi sinar-x
b. Pertebaran (hamburan)
Apabila berkas sinar X melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas
Hal ini akan mengakibatkan terjadinya gambar radiograf dan pada film
radiasi hambur ini, maka di antara subjek dengan film rontgen diletakkan grid.
Sinar X dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat
atom atau kepadatan bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat
d. Efek fotografik
1) Fluoresensi
2) Fosforisensi
f. Ionisasi
Efek primer sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat akan
2005).
b. Mengionisasi gas
d. Menimbulkan flurosensi
e. Merusak jaringan.
a. tidak dapat dilihat oleh mata, bergerak dalam lintasan lurus, dan dapat
b. daya tembusnya lebih tinggi dari pada cahaya tampak, dan dapat
satuan yaitu angstroom (Ǻ) dan satuan sinar-x (X Unit = XU). 1 kXU
= 1000 XU = 1,00202 Ǻ.
adalah dE/dt (rata-rata aliran energi persatuan waktu) per satu satuan
luas yang tegak lurus arah rambat. Nilai rata-rata intensitas sinar-x ini
𝑒𝑟𝑔𝑠
adalah berbanding lurus dengan A2. Satuan intensitas adalah 𝑑𝑒𝑡.𝑐𝑚2
(focusing cup)
potensial tinggi.
g. Panas yang tinggi pada sasaran (target) akibat benturan electron ditiadakan
Keterangan gambar:
beda potensial yang diberikan antara katoda dan anoda menggunakan sumber
anoda. Gerakan elektron ini akan dipercepat dari katoda menuju anoda bila
antara katoda dan anoda diberi beda potensial yang cukup besar.
bahan yang ditempatkan pada anoda. Tumbukan antara elektron dengan anoda
ini menghasilkan sinar-X, pada tumbukan antara elektron dengan sasaran akan
ada energi yang hilang. Energi ini akan diserap oleh sasaran dan berubah
yang lebih tinggi. Dengan demikian energi kinetik yang dapat diubah menjadi
a. Sinar-X Brehmsstrahlung
b. Sinar-x karakteristik
berada pada sub kulit yang lebih tinggi akan mengisi kekosongan yang
memiliki Panjang gelombang tertentu yang dapat difilter, maka jenis ini
struktur material.
D. KUALITAS SINAR-X
Kualitas sinar-X adalah pengukuran kemampuan berkas sinar-X untuk
menembus obyek. Daya tembus digambarkan sebagai jarak berkas sinar-X
melewati obyek atau materi. Satuan kualitas sinar-X disebut Half-value layer
(HVL). HVL dari berkas sinar-X adalah ketebalan bahan penyerap yang
digunakan untuk mereduksi intensitas (kuantitas) sinar-X menjadi setengah dari
nilai sebenarnya. Faktor yang berpengaruh langsung adalah kVp dan filter.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sinar juga akan mempengaruhi
kontras radiografi.
1. Beda Potensial Tabung (kVp, kiloVolt peak)
Tegangan tabung adalah memindahkan satu satuan muatan. Menarik
elektron dari filamen ke permukaan target yang tertanam di anoda. Beda
potensial akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas sinar-x karena
perubahannya mempengaruhi panjang gelombang yang dihasilkan. Semakin
tinggi nilai kVp semakin pendek panjang gelombang, semakin baik kualitas
sinar-x. Pada kenyataannya kVp yg digunakan antara 40-150 kVp. Secara
teori jika intensitas x-ray dinaikkan 2x lipat maka akan menaikkan kVp
sebesar 40%.
Ketika kVp dinaikkan sedangkan mAs diturunkan dengan OD (Optical
Density) tetap maka dosis yang diterima pasien akan turun secara signifikan
mengurangi kontras.
Beda potensial tabung sinar-X (kVp) dapat berpengaruh pada
intensitas sinar-X yang dihasilkan dimana akan berpengaruh pula terhadap
citra radiograf yang dihasilkan pada suatu objek. Selain itu, kVp juga
berperan penting dalam kemampuan daya tembusnya dalam menembus suatu
bahan
atau objek terutama terhadap objek yang tebal. Semakin tebal suatu objek maka
semakin tinggi pula kVp yang kita atur dalam melakukan eksposi. Hal tersebut
mempengaruhi intensitas sinar-X yang keluar dari tabung sinar-X. Peranan kVp
sangat penting ketika peristiwa Anode Heel Effect dimana apabila ketebalan
suatu objek tidak merata maka penggunakan kVp yang tepat sangatlah
mempengaruhi citra radiografi yang dihasilkan. Dimana ketika melakukan
positioning sebaiknya kita meletakkan objek yang tebal pada sisi katoda
sedangkan objek yang tipis (tidak begitu tebal) diletakkan tepat pada sisi anoda.
Hal ini dikarenakan agar intenstas sinar-X yang diterima oleh objek sama rata.
2. Filtrasi
Pengertian filter adalah suatu bahan yg dapat meningkatkan
kehomogenitasan energi radiasi yg dipancarkan oleh anoda tabung tanpa
absorpsi. Menentukan kualitas berkas dan intensitas Bahan filter yg
digunakan berfungsi utk mengurangi dosis radiasi yg diterima pasien dan
meningkatkan kualitas radiasi.
Berikut adalah jenis – jenis filter.
a. Inherent Filter
Inherent filter adalah material yang terletak di jalan foton sinar-x
dari focal spot (target) untuk membentuk pancaran yang dikeluarkan dari
tabung. Inherent filter terdiri dari glass tabung yg membungkus anoda
dan katoda, oli pada sistem pendingin tabung dan window pada tabung
Setara antara 0,5 – 1 mm Al. Filter ini sudah ada dalam tabung sinar x
atau bawaan dari pabrik.
b. Additional Filter
Additional filter adalah peletakan cakram aluminium di tempat
jalannya sinar-x antara collimator dan tubehead seal. Cakram ini
mempunyai ketebalan 0,5 mm dan berfungsi menghalangi lewatnya foton
sinar-x
berenergi rendah, panjang gelombang lebih panjang, dan tidak berguna
dalam proses diagnosis serta berbahaya bagi pasien. Hasilnya adalah
pancaran foton dengan panjang gelombang lebih rendah, berenergi tinggi,
dan mempunyai tingkat penetrasi lebih tinggi pula untuk proses diagnosis.
Ampere adalah satuan dari kuat arus. Penambahan kata mili menandakan
bahwa kuat arus yang digunakan berorde 10-3. Ini berarti kuat arus yang
digunakan pada raadiografi sangat kecil. Electron yang akan menumbuk anoda
dihasilkan di katoda tepatnya di filament. Filament ini kan menghasilkan
electron ketika dipanaskan. Pemanasan filament ini dapat terjadi apabila tabung
sinar-X diberi arus listrik. Semakin besar arus yang diberikan pada tabung sinar-
X, maka akan semakin banyak electron yang dihasilkan oleh filament. Semakin
banyak electron yang dihasilkan oleh filament, maka akan semakin banyak
electron yang menumbuk anoda dan itu berarti semakin banyak foton sinar-X
yang dihasilkan. Karena penambahan arus berhubungan dengan banyaknya foton
sinar-X yang dihasilkan, maka dapat disimpulkan bahwa mAs berhubungan
dengan kuantitas sinar-X. mAs (arus tabung) tidak mempengaruhi kualitas sinar-
X karena panjang gelombang tidak ikut berubah seiring dengan berubahnya nilai
mA.
Kuat arus yang diberikan pada tabung sinar-X ini harus dikombinasikan
dengan waktu eksposi yang dinyatakan dalam second (s). Kombinasi antara kuat
arus dengan waktu yang diberikan ke tabung sinar-X yang kemudian disebut
dengan mAs. Dalam radiografi, pembentukan gambar dihasilkan dari nilai mAs.
Maka dalam radiografi sebaiknya digunakan kombinasi mA dan s dengan nilai
mA
yang tinggi dan nilai s yang rendah atau dengan kata lain digunakan waktu
eksposi yang sesingkat mungkin. Perhatikan contoh berikut.
𝐼1 𝑚𝐴𝑠1
=
𝐼2 𝑚𝐴𝑠2
Dimana :
Dimana :
kV1 = kV awal sebelum diubah
mAs1 = mAs awal sebelum diubah
kV2 = kV sesudah diubah
mAs2 = mAs sesudah diubah
Aturan 10 kV dan penggunaan teknik kV tinggi yang kemudian
menggunakan mAs yang lebih rendah sebenarnya dapat dijelaskan
dengan menggunakan prinsip kenaikan kV. Kenaikan kV akan
menimbulkan radiasi hambur yang akan menghitamkan gambaran,
artinya jika dibandingkan antara dua kV, tentunya kV yang lebih tinggi
yang akan menghasilkan densitas yang lebih tinggi dibandingkan dnegan
yang lebih rendah. Kemudian mAs berpengaruh terhadap densitas film,
dimana semakin tinggi mAs yang diberikan, semakin tinggi densitas yang
dihasilkan pada film. Oleh karena itu, apabila diberikan kV tinggi, maka
sebaiknya diberikan mAs tang rendah supaya densitas pada film tetap
stabill, tidak bertambah.
𝐼1 (𝑘𝑉1 )2
=
𝐼2 (𝑘𝑉2 )2
Dimana :
I adalah intensitas sinar-X (watt/m2)
V adalah beda potensial (kV)
3. Jarak Pemotretan
Pengaruh jarak terhadap penyinaran pada image reseptor adalah berbanding
terbalik dengan kuadratnya. FFD turut berperan terhadap intensitas yang
diteruskan sampai dengan ke image reseptor tetapi tidak berpengaruh
terhadap kualitas radiasi sinar-X yang dipancarkan. (Bushong, 2001)
a. Jarak Pemotretan
Jarak pemotretan yang ada pada radiografi terbagi menjadi tiga
macam yaitu (Nova Rahman, 2009) :
1) FFD (Focus Film Distance) atau SID (Source Image Distance)
Istilah ini diberikan untuk jarak dari focus yang berada pada
window di tube sampai ke film dimana bayangan atau image
tersebut dicatat.
2) FOD (Focus Objek Distance) atau SOD (Source Object
Distance) Istilah ini diberikan untuk jarak dari focus yang
berada pada window di tube sampai ke objek yang diinginkan.
3) OFD (Object Film Distance)
Dimana :
d adalah jarak focus film (meter)
I adalah Intensitas
4. Filtrasi
Pada umumnya tabung pesawat sinar-X diagnostik menggunakan filter
inherent dan biasanya di tambah dengan filter tambahan berupa aluminium
yang kalau di disatukan setara dengan 2 mm Al. Filter ini berfungsi
menyaring radiasi yang lemah. Sedangkan pada pemotretan yang
menggunakan tegangan yang rendah seperti pada teknik pemotretan
mammografi, filter tambahan tidak diperlukan akan tetapi pada pemotretan
tegangan tinggi. Filter tambahan perlu diperhitungkan.
Pancaran sinar-X mempunyai spektrum energi foton yang berbeda-beda,
hanya foton dengan energi tertentu yang dapat menembus struktur anatomis
lalu bertabrakan dengan film. Foton dengan energi yang lebih rendah
(panjang gelombang yang panjang) berperan serta dalam pencahayaan
namun tidak mempunyai energi yang cukup untuk menyentuh film. Oleh
karena itu, untuk mengurangi dosis radiasi pasien, foton dengan kemampuan
penetrasi lebih rendah harus dihilangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan
meletakkan filter aluminium pada garis laluan sinar. Aluminium digunakan
karena dapat menyerap foton berenergi rendah dengan sedikit efek pada
foton berenergi tinggi yang dapat berpenetrasi sampai ke film.
Filtrasi, filter logam, biasanya terbuat dari alumunium atau tembaga, yang
dimasukkan ke dalam tube housing x-ray sehingga energi rendah yang
dipancarkan oleh sinar-X dapat diserap sebelum mencapai pasien (Bushong,
2001).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet, tetapi dengan panjang gelombang yang
2. Sifat-sifat sinar X
a. Mempunyai daya tembus yang tinggi Sinar X dapat menembus bahan dengan
daya tembus yang sangat besar, dan digunakan dalam proses radiografi.
biologi pada jaringan. Efek biologi ini digunakan dalam pengobatan radioterapi.
a. Di dalam tabung roentgen ada katoda dan anoda dan bila katoda (filament)
e. Sinar X akan keluar dan diarahkan dari tabung melelui jendela yang disebut
diafragma,
Dengan adanya makalah ini mahasiswa lebih tahu mengenai Sifat-sifat sinar X, proses
terbentuknya sinar X, kualitas kuantitas sinar X. Kami harap teman-teman dan dosen
Rasad Syahriar, Krtoleksono Sukonto, Ekayuda Iwan. 2005. Radiologi Diagnostik. Jakarta:
Gaya Baru.
Ball, J and Price, T. 1990. Chesney’s Radiographic Imaging. Blackwell Scientific Publication
: Oxford London.