Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI


Dosen pengampu : Sri Mulyati, S.Si, MT

Disusun Oleh :
Kelompok 4

1. Hidayatul Mustafid P1337430215001


2. Rizky Nur Dyah Setyaningrum P1337430215014
3. Franzeska unar Pramudita P1337430215016
4. Nidaa Azmii Susdiningtyas P1337430215021
5. Utpadita Christ Kohan Raray P1337430215039
6. Shinta Cahya Nugrahani P1337430215050
7. Suratri Sela P1337430215059
8. Regia Sevy Wintriadelsa P1337430215069
9. Hasna Wahyu Hanifah P1337430215071
10. Bintang Hafizhuddin Haibati P1337430215075

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


PRODI D-IV TEKNIK RADIOLOGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

selesainya makalah yang berjudul “Interaksi Radiasi Dengan Materi". Atas

dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan laporan ini, maka

penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Sri Mulyati, S.Si, MT selaku Dosen Mata Kuliah Fisika

Radiodiagnostik.

2. Serta teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

3. Orang tua penyusun yang selalu memberikan dukungan dan doa.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena

itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk

penyempurnaan makalah ini.

Semarang, 10 Maret 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan masalah ........................................................................... 1

C. Tujuan penulisan ............................................................................ 2

D. Manfaat penulisan ............................................................................ 2

BAB II ISI ...................................................................................................... 3

A. Interaksi Radiasi Dengan Materi .................................................... 3

1. Interaksi Radiasi Partikel Bermuatan .............................................. 3

2. Interaksi Radiasi Neutron ............................................................... 7

3. Interaksi Radiasi Gelombang Elektromagnetik .............................. 13

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 18

Kesimpulan ...................................................................................... 18

Saran ................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 19

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sinar-x merupakan salah satu bentuk energi. Bila sinar-x masuk ke suatu

bahan, sinar akan bergabung dengan atom-atom bahan tersebut atau melewati

bahan tanpa bergabung dengan atom-atomnya. Bila bergabung maka energy akan

diteruskan dari sinar-x ke atom bahan. Penerusan energy ini disebut absorpsi dan

jumlah energy yang terabsorpsi disebut dosis absorpsi. Makin besar energy yang

dipindahkan atau disrap oleh atom tubuh pasien, makin besar kemungkinan

terjadinya kerusakan biologi pada pasien tersebut. Jadi, untuk keamanan pasien,

jummlah energy yang diteruskan (dosis absorpsi) harus dibuat sekecil mungkin.

Tetapi, tanpa fenomena absorpsi dan perbedaan sifat absorpsi dari berbagai

struktur tubuh, radiograf diagnostic, yaitu radiograf dimana berbagai struktur yang

berbeda dapat dilihat, radiographer/operator juga mendapat manfaat bila dosis

radiasi pasien dibuat kecil, karena akan makin kecil radiasi pendar dari pasien.

Mekanisme absorpsi radiasi dan pemendaran oleh atom dapat mmembantu untuk

memperjelas beberapa konsep penting pada radiografi dan perlindungan radiasi.

Interaksi sinar-x dan matter akan dibicarakan pada bab ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis-jenis interaksi radiasi?

2. Bagaimana karakteristik akibat dari interaksi radiasi?

1
C. Tujuan penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Radiodiagnostik

2. Untuk mengetahui jenis interaksi radiasi dengan materi

3. Untuk mengetahui karakteristik akibat dari interaksi radiasi

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah tersebut adalah sebagai berikut

1. Dapat mengetahui jenis interaksi radiasi dengan materi

2. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang Interaksi Radiasi

dengan Materi

2
BAB II

ISI

A. INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI

Secara umum interaksi radiasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu interaksi

radiasi partikel bermuatan, yaitu radiasi dan ; radiasi partikel tidak

bermuatan yaitu radiasi neutron; dan radiasi gelombang elektromagnetik (foton)

yaitu radiasi dan sinar-X.

Gambar 1. Interaksi radiasi dengan materi

Sumber gambar :

http://www.medrec07.com/2015/02/interaksi-radiasi-partikel-bermuatan.html

1. Interaksi Radiasi Partikel Bermuatan

Terdapat tiga kemungkinan interaksi radiasi partikel bermuatan ketika

mengenai materi yaitu proses ionisasi, proses eksitasi, dan proses bremstrahlung.

3
1.1 Proses Ionisasi

Ketika radiasi partikel bermuatan melalui materi maka terdapat beberapa

elektron yang akan terlepas dari. Proses terlepasnya elektron dari suatu atom

dinamakan sebagai proses ionisasi. Setelah terjadi proses ionisasi maka atom

tersebut akan bermuatan positif (ion positif).

Energi radiasi yang datang akan berkurang setelah melakukan proses ionisasi.

Elektron yang terlepas dari ikatannya tersebut (ion negatif) akan menjadi elektron

bebas yang tidak mempunyai energi kinetik dan bebas bergerak secara random di

medium.

Gambar 2. Proses ionisasi (medrec07,2015)

4
1.2 Proses Eksitasi

Proses ini mirip dengan proses ionisasi, perbedaannya, dalam proses eksitasi

ini elektron tidak sampai lepas dari atomnya hanya berpindah ke lintasan yang

lebih luar. Setelah terjadi proses eksitasi maka atom tersebut akan berubah

menjadi atom yang tereksitasi. Sebagaimana proses ionisasi, energi radiasi yang

datang akan berkurang setelah mela-kukan proses eksitasi.

Atom yang berada dalam keadaan tereksitasi ini akan segera kembali ke

keadaan dasarnya (ground state) dengan melakukan transisi elektron. Salah satu

elektron yang berada di lintasan luar akan berpindah mengisi kekosongan di

lintasan yang lebih dalam sambil memancarkan sinar-X karakteristik.

Gambar 3. Proses eksitasi (astro, 2013)

Sumber gambar :

http://nuklir-zone.blogspot.co.id/2012/01/interaksi-radiasi-dengan-materi-ketika.h

tml

5
1.3 Proses Brehmstrahlung

Proses ini lebih dominan terjadi pada interaksi radiasi beta dan electron

karena massa dan muatan partikel beta electron lebih kecil sehingga kurang

diserap oleh materi dan daya tembusnya lebih tinggi dibandingkan dengan partikel

. Dengan adanya gaya elektrostatik, radiasi atau electron yang bergerak

mendekati inti akan dibelokkan. Perubahan arah gerak ini akan menyebabkan

perubahan momentum yang menyebabkan pancaran electr gelombang

elektromagnetik (foton). Foton tersebut dinamai sinar-X brehmstrahlung (bedakan

dengan sinar-X karakteristik yang dihasilkan oleh transisi electron).

Gambar 4. Proses brehmstrahlung (medrec07, 2013)

1.4 Reaksi Inti

6
Dalam peristiwa ini, radiasi partikel bermuatan berhasil “masuk” dan

ditangkap oleh inti atom bahan, sehingga inti atom bahan akan berubah, mungkin

menjadi inti atom yang tidak stabil. Fenomena ini disebut sebagai proses aktivasi.

Akan tetapi ada juga yang hanya sekedar bereaksi tanpa menghasilkan inti yang

tidak stabil seperti reaksi partikel alpha bila mengenai bahan Berilium akan

menghasilkan unsur Lithium dan radiasi neutron. Berbeda dengan tiga peristiwa

di atas, peristiwa reaksi inti ini tidak terjadi pada semua jenis materi. Bila energi

neutron sudah sangat rendah atau sering disebut sebagai neutron termal, maka

kemungkinan neutron tersebut “ditangkap” oleh inti atom bahan penyerap akan

dominan sehingga membentuk inti atom baru, yang biasanya merupakan inti atom

yang tidak stabil. Peristiwa ini yang disebut sebagai proses aktivasi neutron, yaitu

mengubah bahan yang stabil menjadi bahan radioaktif. Peristiwa aktivasi neutron

ini juga dapat disebabkan oleh neutron cepat meskipun dengan probabilitas

kejadian yang lebih rendah.

2. Interaksi Radiasi Neutron

Karena neutron tidak bermuatan listrik, seperti halnya foton, maka jarak
lintasannya menembus materi lebih panjang daripada jarak tembus partikel
bermuatan listrik. Dan meskipun tidak berenergi tinggi, neutron dapat masuk
dengan mudah ke dalam inti atom. Oleh karena itu neutron mempunyai peran
penting dalam interaksinya dengan inti atom.

Dalam reaksi inti yang berupa penyerapan neutron, akan dipancarkan partikel
misalnya proton, deuteron, partikel a, neutron, radiasi g dan kombinasi sejumlah
partikel tersebut. Reaksi penyerapan neutron oleh inti dapat mengakibatkan reaksi
pembelahan inti atom menjadi 2 atau lebih inti hasil belah. Pada umumnya, makin
kecil energi neutron maka semakin besar probabilitas terjadinya reaksi inti.

7
Dengan neutron yang berenergi kurang dari 500 keV, terjadi hamburan elastis
dan tangkapan neutron, reaksi seperti ini memperlihatkan hamburan elastis dan
tangkapan resonansi terhadap energi spesifik. Bila energi neutron kecil,
probabilitas tangkapan berbanding terbalik dengan kecepatan neutron
yaitu 1/v (hukum 1/v). Dengan neutron yang mempunyai energi sekitar 500 keV
hingga 10 MeV, selain hamburan elastis dan tangkapan elektron, dapat juga terjadi
hamburan inelastis dan transformasi inti. Dengan energi sekitar 10 MeV hingga 50
MeV, mungkin terjadi pancaran lebih dari 2 partikel. Akibat hamburan elastis,
sebagian energi neutron dapat dipindahkan menjadi energi inti atom. Semakin kecil
massa inti atom, maka semakin besar energi neutron yang hilang akibat tumbukan.
Berdasarkan hal ini, inti atom hidrogen dapat menurunkan energi neutron secara
efisien karena massanya sama (batan,….)

2.1 Hamburan Elastic

Hamburan elastic atau Tumbukan elastik adalah tumbukan di mana total

energi kinetik partikel-partikel sebelum dan sesudah tumbukan tidak berubah.

Dalam tumbukan elastik, sebagian energi neutron diberikan ke inti atom yang

ditumbuknya sehingga atom tersebut terpental sedangkan neutronnya dibelokkan/

dihamburkan.

Tumbukan elastik terjadi bila atom yang ditumbuk neutron mempunyai massa

yang sama, atau hampir sama dengan massa neutron (misalnya atom Hidrogen),

sehingga fraksi energi neutron yang terserap oleh atom tersebut cukup besar.

8
Gambar 5. proses tumbukan elastik

Suber gambar :

http://nuklir-zone.blogspot.co.id/2012/01/interaksi-radiasi-dengan-materi-ketika.h

tml

2.2 Hamburan Inelastis

Proses hamburan inelastic atau tumbukan tak elastik sebenarnya sama saja

dengan tumbukan elastik, tetapi energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan

berbeda. Ini terjadi bila massa atom yang ditumbuk neutron jauh lebih besar dari

massa neutron. Setelah tumbukan, atom tersebut tidak terpental, hanya bergetar,

sedang neutronnya terhamburkan.

Dalam peristiwa ini, energi neutron yang diberikan ke atom yang ditumbuknya

tidak terlalu besar sehingga setelah tumbukan, energi neutron tidak banyak

berkurang. Oleh karena itu, bahan yang mengandung atom-atom dengan nomor

atom besar tidak efektif sebagai penahan radiasi neutron.

9
Gambar 6, proses tumbukan tak elastik

Sumber gambar :

http://nuklir-zone.blogspot.co.id/2012/01/interaksi-radiasi-dengan-materi-ketika.h

tml

2.3 Penyerapan/penangkapan neutron

Pada penyerapan neutron oleh suatu inti atom tidak ada neutron yang

dihasilkan pada akhir proses, sebagai gantinya akan dihasilkan partikel bermuatan

atau gamma. Jika inti atom yang dihasilkan adalah radioaktif, maka radiasi

tambahan akan dihasilkan beberapa saat kemudian.

2.4 Transmutasi

Bila energi neutron sudah sangat rendah (atau biasa disebut sebagai neutron

termal, En < 0,025 eV), maka ada kemungkinan neutron tersebut akan ’ditangkap’

oleh inti atom bahan penyerap sehingga akan terbentuk inti atom baru karena

penambahan neutron. Inti atom yang terbentuk ini umumnya tidak stabil

(radioaktif) yang memancarkan radiasi (alpha, beta atau gamma). Peristiwa ini

disebut sebagai aktivasi neutron, yaitu suatu proses yang dilakukan untuk

10
mengubah bahan/materi yang tadinya bersifat stabil menajdi bahan/materi yang

radioaktif.

(Gambar 6. proses transmutasi)

Sumber gambar :

http://nuklir-zone.blogspot.co.id/2012/01/interaksi-radiasi-dengan-materi-ketika.h

tml

Isotop B10 dari unsur Boron merupakan inti atom yang stabil. Ketika sebuah

neutron termal mengenai isotop ini, maka akan terjadi proses aktivasi yang akan

mengubah B10 menjadi radioisotop (B11)* yang tidak stabil. Inti ini kemudian

dengan cepat berubah menjadi Li7 yang stabil sambil memancarkan radiasi alpha.

Selain oleh neutron, proses reaksi inti seperti ini juga dapat disebabkan oleh

partikel bermuatan seperti proton, tetapi dengan energi yang sangat tinggi. Proses

aktivasi ini biasanya dimanfaatkan untuk memproduksi radioisotop.

2.5 Penangkapan radiasi

Interaksi ini merupakan reaksi nuklir yang paling umum terjadi. Pada interaksi

ini, sebuah neutron akan diserap oleh inti atom target yang kemudian membentuk

11
inti atom majemuk dalam keadaan eksitasi. Inti majemuk ini kemudian akan

memancarkan radiasi gamma dan kembali ke keadaan dasarnya (ground state).

Pada reaksi ini inti atom yang dihasilkan merupakan isotop dari inti atom target,

dan ada kenaikan nomor massa sebesar satu.

(Gambar 8. proses penangkapan radiasi)

Sumber gambar ;

http://nuklir-zone.blogspot.co.id/2012/01/interaksi-radiasi-dengan-materi-ketika.h

tm

12
2.6 Fisi

Gambar 9. Reaksi fisi

Sumber Gambar :

http://nuklir-zone.blogspot.co.id/2012/01/interaksi-radiasi-dengan-materi-ketika.h

tml

Salah satu interaksi neutron yang paling penting adalah reaksi fisi yang

berlangsung di dalam reaktor. Pada reaksi ini, inti atom yang menyerap neutron

akan menjadi sangat tidak stabil sehingga membelah menjadi dua inti baru sambil

melepaskan sejumlah besar energi. Contoh reaksi ini adalah reaksi pembelahan

inti atom uranium-235 yang berlangsung di dalam PLTN.

13
Gambar 10. Pembelahan inti atom uranium

Sumber gambar :

http://nuklir-zone.blogspot.co.id/2012/01/interaksi-radiasi-dengan-materi-ketika.h

tml

3. Interaksi Radiasi Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik sebenarnya sangat banyak, yang dibedakan atas

panjang gelombang atau tingkat energinya.

Interaksi yang dibahas disini hanyalah interaksi sinar-X dan sinar gamma saja,

yaitu radiasi foton yang dapat mengionisasi materi meskipun secara tidak

langsung.

Terdapat tiga kemungkinan proses interaksi dan sinar-X dengan

materi yaitu efek fotolistrik, efek Compton dan produksi pasangan.

a. Gamma

Radiasi gamma dipancarkan oleh inti atom yang dalam keadaan tereksitasi

(bedakan dengan atom yang tereksitasi). Setelah memancarkan radiasi gamma, inti

atom tidak mengalami perubahan baik jumlah proton maupun jumlah neutron.

14
(Gambar 11. Reaksi gamma)

Sumber gambar :

http://www.medrec07.com/2015/02/interaksi-radiasi-partikel-bermuatan.html

b. Sinar-X

Sebenarnya dikenal dua jenis sinar-X yaitu yang dihasilkan oleh atom dalam

keadaan tereksitasi (sinar-X karakteristik) dan yang dihasilkan oleh proses interaksi

radiasi partikel bermuatan (brehmsstrahlung).

(Gambar 12. reaksi sinar-x)

15
Sumber gambar :

http://www.medrec07.com/2015/02/interaksi-radiasi-partikel-bermuatan.html

Perbedaan kedua jenis sinar energinya. Sinar-X karakteristik bersifat “discreet”

pada energi tertentu sesuai dengan jenis unsurnya, sedangkan brehmsstrahlung

bersifat kontinyu

3.1 Efek Fotolistrik

Peristiwa terlepasnya elektron orbital suatu atom karena interaksi dengan

radiasi g dinamakan efek fotolistrik. Elektron yang dilepaskan pada peristiwa

tersebut disebut fotoelektron, dan energi geraknya adalah selisih antara energi

ionisasi elektron orbital dan energi radiasi g. Pada saat energi radiasi g kecil,

kebanyakan fotoelektron terlepas dengan arah tegak lurus pada arah radiasi, tetapi

bila energinya besar maka fotoelektron terpancar ke arah depan dalam jumlah

yang banyak. Secara teori, semakin besar ikatan antara elektron dan inti atom

maka semakin besar persentase terjadinya efek fotolistrik; untuk elektron pada

kulit K akan terjadi efek fotolistrik sebesar kira-kira 80%. (batan)

Efek fotolistrik sangat dominan terjadi bila foton mempunyai energi rendah,

kurang dari 0,5 MeV dan lebih banyak terjadi pada material dengan nomor massa

besar. Sebagai contoh efek fotolistrik lebih banyak terjadi pada timah hitam (Z =

82) daripada tembaga (Z = 29).

16
(Gambar 13. efek fotolistrik)

Sumber gambar :

http://nuklir-zone.blogspot.co.id/2012/01/interaksi-radiasi-dengan-materi-ketika.h

tml

3.2 Hamburan Compton

Peristiwa terjadinya tumbukan antara foton dan elektron dalam suatu atom

yang mengakibatkan sebagian energi foton menjadi energi gerak elektron dan

sebagian energi hamburan foton disebut efek Compton . Bila energi foton cukup

besar, efek Compton dapat terjadi pada elektron orbital yang energi ikatnya dapat

diabaikan. Selanjutnya, seperti diperlihatkan pada gambar , elektron dianggap

sebagai elektron bebas, energi dan momentumnya sama besar sebelum dan

sesudah bertumbukan. Dalam hal ini terjadi tumbukan elastis sempurna antara

foton dan elektron. Koefisien atenuasi pada efek Compton ialah jumlah dari

perbandingan energi gerak elektron antibonding dan perbandingan energi

17
hamburan foton. Koefisien atenuasi pada efek Compton sebanding dengan nomor

atom materi. ( batan)

(Gambar 14. efek Compton)

3.3 Produksi Pasangan

Proses produksi pasangan hanya terjadi bila energi foton lebih besar dari 1,02

MeV dan foton tersebut berhasil mendekati inti atom. Radiasi foton ketika berada

di daerah medan inti akan lenyap dan berubah menjadi sepasang elektron –

positron. Positron adalah partikel yang identik dengan elektron tetapi bermuatan

positif. Energi kinetik total dari dua partikel tersebut sama dengan energi foton

yang datang dikurangi 1,02 MeV.

18
(Gambar 15. produksi pasangan)

Sumber gambar :

http://nuklir-zone.blogspot.co.id/2012/01/interaksi-radiasi-dengan-materi-ketika.h

tml

3.4 Ionisasi Tidak Langsung

Dari tiga interaksi gelombang elektromagnetik tersebut di atas terlihat bahwa

semua interaksi menghasilkan partikel bermuatan (elektron atau positron) yang

berenergi. Elektron atau positron yang berenergi tersebut dalam pergerakannya

akan mengionisasi atom-atom bahan yang dilaluinya sehingga dengan kata lain,

gelombang elektromagnetik juga dapat mengionisasi bahan tetapi secara tidak

langsung.

19
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Jenis interaksi radiasi terdapat tiga jenis yaitu interaksi radiasi partikel

bermuatan, yaitu radiasi dan ; radiasi partikel tidak bermuatan yaitu radiasi

neutron; dan radiasi gelombang elektromagnetik (foton) yaitu radiasi dan

sinar-X. Mekanisme interaksi radiasi bermacam-macam antara lain : efek

compton; efek fotolistrik; produksi berpasangan; desintegrasi foton. Dalam

diagnostic dengan pemanfaatan sinar-x interaksi radiasi yang terjadi ialah efek

Compton dan efek fotolistrik.

2. Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini mahasiwa dapat memahami jenis

interaksi radiasi, sehingga memahami dampak dari efek interaksi radiasi yang

terjadi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Bushong C Stewart, Radiologic Science for Technologists Physics, Biology,

and Protection, 2012, Mosby.

Edwards Cris, Radiation Protection for Dental Radiographers, 1990, Widya

Medika.

Alatas, Zubaidah dkk, Buku Pintar Nuklir, Penerbit Batan.

http://www.medrec07.com/2015/02/interaksi-radiasi-partikel-bermuatan.html

Diunduh pada hari Sabtu, 11 Maret 2017 pukul 09.00 WIB

http://nuklir-zone.blogspot.co.id/2012/01/interaksi-radiasi-dengan-materi-ketika.h

tml

Diunduh pada hari Sabtu, 11 Maret 2017 pukul 09.30 WIB

http://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/02/03/08-01-02-03.html

Diunduh pada hari sabtu 11 Maret 2017 pukul 11:13 WIB

21

Anda mungkin juga menyukai