Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

ANALISA POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RULA

PADA KARYAWAN PT. KANISIUS

Disusun oleh :

Nama : Engelberth Ivangelist Lamalouk

Nim : 141.021030

Jurusan : Teknik Industri

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS &


TEKNOLOGI AKPRIND

2017
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL

KERJA PRAKTEK

A. JUDUL PROPOSAL
ANALISA POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RULA
PADA KARYAWAN PT. KANISIUS.
B. IDENTITAS MAHASISWA
1. Nama : Engelberth Ivangelist Lamalouk
2. No. Mhs : 141.021.030
3. Jurusan : Teknnik Industri
4. Fakultas : Teknologi Industri
5. Perguruan Tinggi : Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
C. LOKASI KERJA PRAKTEK
1. Tempat : PT. KANISIUS
2. Alamat : Jalan Cempaka 9, Deresan, Gejayan, Sleman, DIY 55281
Telp. (0274) 588783, Fax. (0274) 563349
D. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Satu (1) bulan dimulai bulan april sampai bulan juli 2017

Yogyakarta, 8 juni 2017

Mengetahui, Mengetahui,

Ketua jurusan Dosen Pembimbing

Endang Widuri Asih, S.T.,M.T Imam Sodikin, S.T.,M.T


I. JUDUL
‘’ANALISA POSTUR KERJA DENGAN METODE RULA
PADA KARYAWAN PT. KANISIUS”

II. LATAR BELAKANG MASALAH


Indonesia merupakan salah satu Negara yang mulai memperhatikan masalah
perindustrian sebagai salah satu sektor penyumbang perekonomian. Perekonomian
nasional sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan industri, baik industri besar
maupun industri kecil. Sebagai negara berkembang Indonesia membutuhkan
banyak hal yang harus dipenuhi untuk memajukan sektor industri sebagai sektor
utama penyumbang perekonomian terbesar. Ada beberapa aspek yang menunjang
dalam perindustrian yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, mesin,
dan lain sebagainya. Salah satunya adalah sumber daya manusia yang dianggap
sangat penting karena sebagian besar kegiatan industri membutuhkan tenaga
maupun skill dari manusia.

Pertumbuhan industri memiliki dampak positif bagi masyarakat, dilihat dari


aspek penyerapan tenaga kerja. Sehingga dapat memberikan bahkan
meningkatkan pendapatan masyarakat dan taraf hidup masyarakat. Pembangunan
sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi telah membawa perubahan terhadap
kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut meliputi dampak pembangunan
industri terhadap sosial ekonomi masyarakat dan
lingkungan sekitar industri, sehingga meningkatkan terbukannya
kesempatan kerja yang lebih luas baik untuk masyarakat setempat maupun untuk
masyarakat pendatang di lingkungan industri tersebut.

PT. KANISIUS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Penerbitan


dan Percetakan. Selain buku-buku dan juga kalender yang dihasikan, PT.
KANISIUS Penerbit dan Percetakan juga telah merambah memproduksi rekaman
lagu-lagu rohani, anak-anak dan sebagainya baik berupa kaset ataupun CD/DVD
serta mainan anank-anak seperti produk Logico. Buku-buku yang di hasilkan oleh
PT. KANISIUS telah merambah pasar lokal maupun internasional, diantaranya
untuk pasar lokal Indonesia, PT. KANISIUS telah mampu menyuplai beberapa
pasar nasional seperti toko buku Gramedia, Social Agency, pasar buku tradisional,
beberapa sekolah yang terdapat pada berbagai daerah di Indonesia. Produk-produk
unggulan yang telah memiliki pasaran tetap diantaranya jenis buku pendidikan
dari TK/Taman Kanak-Kanak, sampai ke jenjang SMP/Sekolah Menengah
Pertama, buku-buku tentang rohani khususnya bagi umat katolik dan protestan,
buku-buku tentang budidaya dan perkebunan, buku dongeng serta masih banyak
buku-buku jenis lainya yang telah mendapat pasar tetap bagi para konsumenya.
PT. KANISIUS juga telah mampu menembus beberapa negara untuk
eksistensinya di dunia Internasional antara lain negara Belanda, Australia, Jerman
dan negara-negera lainnya.

Pekerja merupakan aset penting bagi perusahaan tetapi sering kali


perusahaan kurang memperhatikan kebutuhan dan kepentingan pekerja. Masih
banyak perusahaan yang proses produksinya tidak didukung oleh metode yang
standar dan fasilitas kerja yang ergonomis menyebabkan pekerja sering
mengalami keluhan-keluhan pada bagian tubuhnya. Keluhan-keluhan yang timbul
tersebut diakibatkan tidak adanya fasilitas kerja yang ergonomis dan sesuai
dengan postur tubuh pekerja sehingga menyebabkan pekerja merasa kurang
nyaman (Nazlina dkk, 2008). Kenyamanan dalam bekerja merupakan salah satu
faktor penting dalam proses produksi, dengan memperhatikan kenyamanan dalam
bekerja maka akan dapat mengurangi terjadinya keluhan-keluhan dalam bekerja.
Pada kegiatan industri, paparan dan resiko di tempat kerja cenderung ada di
sekitar tempat kerja dan pekerja. Kondisi tersebut ada kalanya tidak selalu dapat
dihindarkan karena tuntutan pekerjaan (Raliby, Widodo, dan Aman, 2008).
Tempat dan kondisi kerja yang kurang nyaman dapat menimbulkan kerugian
bahkan kecelakaan pada karyawan. Akibat yang ditimbulkan dari kurangnya
kenyamanan dan keamanan kondisi kerja salah satunya adalah keluhan
musculoskeletal disorders.
Musculoskeletal Disorders adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai
sangat sakit (Anizar & Suriadi, 2008). Dampak langsung yang dirasakan mungkin
hanya beberapa menit saja, namun jika dampak tersebut terjadi berulang kali maka
dapat menimbulkan trauma dan menyebabkan kerusakan.

Dalam jurnal A Proposed RULA for Computer User oleh Rani Lueder,
(1996) dijelaskan cara pengaplikasian metode RULA, khususnya untuk para
pengguna komputer. Penelitian menggunakan metode RULA juga telah dilakukan
oleh Mohammad Pourmahabadian, Mehdi Akhava dan Kamal Azam, (2008)
dalam sebuah jurnal berjudul Investigation of Risk Factors Work-Related Upper-
Limb Musculoskeletal Disorders in a Pharmaceutical Industry. Penelitian tersebut
dilakukan pada bagian pengepakan industri farmasi di Iran. Dimana para pekerja
banyak melakukan postru kerja duduk. Hasil penelitian menunjukan bahwa total
skor RULA adalah 3 dan 4 yang mengindikasikan bahwa pekerjaan pengepakan
pada industri farmasi di Iran memiliki kevel resiko kecil dan diperlukan tndakan
perbaikan postur kerja beberapa waktu ke depan.

III.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, yang telah dikemukakan di atas, maka
permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum pada perusahaan tersebut?


2. Bagaimana produk, bahan baku, dan tata letak pabrik yang ada?
3. Bagaimana proses produksi yang terjadi dalam memproduksi produk?
4. Bagaimana pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan?
5. Bagaimana keselamatan kerja dan sanitasi lingkungan perusahaan?
6. Bagaimana bentuk organisasi dan manajemen perusahaan tersebut?
7. Bagaimana pemasaran produk untuk menjangkau konsumen?
8. Bagaimana cara menganalisis adanya kesalahan posisi kerja (postur kerja) pada
pekerja di PT. KANISIUS?
9. Tindakan apa yang perlu dilaksanakan untuk mengatasi sikap tubuh yang tidak
ergonomis sewaktu bekerja?

IV. BATASAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dikemukakan, maka
permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Menganalisa postur kerja karyawan khususnya di bagian proses percetakan.
2. Pada kerja praktek ini tugas khususnya hanya menganalisis postur kerja
karyawan yang masih menggunakan tenaga kerja manusia.
3. Pelatihan Kerja Praktek dilaksanakan di bagian HRD dan Poduksi Percetakan
PT. KANISIUS.

V. TUJUAN KERJA PRAKTEK


Adapun tujuan dari kerja praktek ini antara lain:
1. Tujuan pelatihan kerja praktek secara umum
a. Dapat memperoleh pengalaman kerja prakek di lapangan, karena terlibat
langsung dalam proses produksi dengan segala aspeknya, sehingga penulis
dapat menemukan, merumuskan serta memecahakan suatu masalah yang
ada di lapangan.
b. Memahami secara umum kegiatan yang ada di perusahaan
c. Mempersiapkan diri sebagai seorang pekerja yang nantinya diharapkan
mampu melaksanakan tugas dengan baik apabila telah terjun dalam dunia
kerja.
2. Tujuan pelatihan kerja praktek secara khusus
a. Dapat mengetahui postur kerja yang salah pada peruhaan dan mencari solusi
perbaikannya.
b. Melakukan analisis terhadap postur kerja yang ada pada perusahaan
berdasarkan teori dan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan
c. Memperoleh hasil analisis postur kerja yang ada sekarang dan mempelajari
hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan karyawan dalam bekerja.

VI. MANFAAT KERJA PRAKTEK


Berdasarkan tujuan diatas diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Mahasiswa memperoleh gambaran nyata tentang penerapan / implementasi dari
ilmu atau teori yang selama ini dipeoleh memalui bangku kuliah dan
membandingkannya dengan kondisi nyata yang ada dilapangan.
2. Mahasiswa mampu memperoleh tambahan penyetahuan dan pengalaman yang
lebih luas mengenai disiplin ilmu yang dipelajari selama ini.
3. Mahasiswa mampu berpikir secara praktis dan sistematis dalam menghadapi
suatu persoalan dalam bidang perindustrian serta mampu mengatisipasi,
merumuskan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam dunia kerja
secara sistematis.
4. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi yang dibutuhkan
dan dapat dijadikan sebagai penambah wawasan bagi pembaca.
5. Dapat menjadi pertimbangan bagi PT. KANISIUS untuk memperbaiki metode
kerjanya.

VII. LANDASAN TEORI


1. PT KANISIUS
Pada 26 Januari 1922, sebuah percetakan bernama Canisius Drukker'j
didirikan di Yogyakarta sebagai sebuah karya misi. Percetakan ini membantu
menyediakan buku-buku pelajaran bagi sekolah kaum pribumi serta buku-buku
doa bagi Gereja Katolik di Indonesia. Sekitar 1928, Canisius Drukkerij mencetak
beberapa majalah pergerakan, seperti Tamtama Dalem dan Swaratama yang
memberi kontribusi penting dalam perjuangan kaum muda di Indonesia untuk
meraih kemerdekaan. Di awal kemerdekaan, Pemerintah Indonesia mempercayai
Percetakan Kanisius untuk mencetak ORI, Oeang Republik Indonesia. Itulah
pertama kalinya ORI dicetak dan diedarkan sebagai alat perjuangan
mempertahankan kemerdekaan setelah proklamasi 17 Agustus 1945.
Setelah penyerahan kedaulatan Republik Indonesia, Indonesia memasuki era
baru: "Proses Indonesianisasi". Percetakan Kanisius memberikan kontribusi dalam
proses indonesianisasi dengan menerbitkan buku-buku pelajaran berbahasa
Indonesia. Sejak saat itu karya Kanisius bukan hanya percetakan, melainkan juga
penerbitan.
Memasuki tahun 1970-an, Penerbit dan Percetakan Kanisius dikelola dalam
kerja sama harmonis antara pastor Jesuit dan awam. Pada periode ini terjadi begitu
banyak langkah modernisasi, pengembangan sumber daya manusia, dan
kemandirian finansial. Pada pertengahan 1990-an kami memperluas bidang
layanan hingga ke jenis produk majalah dan multimedia. Kini, setelah 93 tahun
berkarya, kami tetap berkomitmen untuk menghadirkan produk-produk media
yang diharapkan mampu memberikan pencerahan dan memberdayakan manusia,
membangkitkan sensititivitas manusia terhadap kondisi di sekitarnya.

VISI DAN MISI


Visi
Menjadi perusahaan profesional pilihan utama pelanggan melalui produk
penerbitan, percetakan, dan perdagangan, untuk mewujudkan masyarakat yang
nasionalis dan bermartabat.
Misi
1. Melibatkan diri dalam karya Gereja dan pendidikan masyarakat.
1. Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan menyediakan produk terbitan,
produk cetakan, peralatan gerejani dan pendidikan, yang lengkap dan
berkualitas.
2. Memperkuat dan meningkatkan jumlah pelanggan dengan membangun Taman
Komunikasi dan bersinergi dengan mitra-mitra strategis.
3. Mencapai pertumbuhan dan profitabilitas melalui peningkatan penjualan dan
pengendalian biaya.
4. Meningkatkan produkivitas karyawan dengan sistem pengelolaan SDM yang
profesional.
5. Memanfaatkan teknologi yang tepat untuk mengoptimalkan operasi bisnis dan
menciptakan produk inovatif.
Sejalan dengan visi dan misi kami, PT KANISIUS dibagi menjadi tiga
departemen. Tiga departemen tersebut adalah adalah Departemen Gerejawi,
Departemen Pendidikan, dan Exclusive Departemen Penerbitan. Departemen
Gerejawi menerbitkan berbagai judul, seperti teologi, filsafat, spiritualitas, doa
dan ibadah, liturgi, buku inspirasional, dan buku-buku agama untuk anak-anak.
Departemen Pendidikan menerbitkan materi pendidikan formal untuk sekolah
berdasarkan Paradigma Pedagogi Reflektif, buku untuk mahasiswa, anak-anak
buku berdasarkan pembentukan karakter, psikologi populer, motivasi dan buku
inspirasional. Karya dua departemen ini juga telah diterbitkan dalam edisi e-book.
Versi digital ini dapat diakses secara online melalui beberapa distributor.
Layanan lain penerbitan adalah Kanisius Exclusive Publishing.
Kanisius Exclusive Publishing menawarkan bantuan bagi penulis untuk
menerbitkan buku-buku mereka dalam salinan terbatas.
2. Metode Penilaian Postur Kerja
Penilaian postur kerja diperlukan ketika didapati bahwa postur kerja pekerja
memiliki resiko minimbulkan cedera muskuleskeletal yang diketahui secara
visual atau melalui keluhan dari pekerja itu sendiri. Dengan adanya penilaian dan
analisis perbaikan postur kerja, diharapkan dapat diterapkan untuk mengurangi
atau menghilangkan resiko cedera muskuleskeletal yang dialami pekerja.
Untuk penilaian kembali postur kerja, diperlukan ketika terjadi perubahan
spesifikasi produk atau penambahan jenis produk baru. Kedua hal tersebut akan
memungkinkan terjadinya perubahan metode kerja yang dilakukan pekerja dalam
menghasilkan produk, dan metode baru tersebut kemungkinan juga dapat
menimbulkan cedera muskuleskeletal, sehingga perlu dilakukan penilaian postur
kerja kembali.
Selain saat terjadi perubahan spesifikasi penambahan jenis produk baru,
penilaian kembali postur kerja juga diperlukan saat dilakukan rotasi kerja. Rotasi
kerja dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi rasa kebosanan pekerja karena
melakukan pekerjaan yang sama dan terus-menerus ( monoton) . Maka saat terjadi
rotasi kerja, perlu dilakukan penilaian postur kerja kembali. Hal ini dikarenakan
pekerja tersebut akan beradaptasi terlebih dahulu terhadap pekerjaannya, dan
postur kerjanya dalam melakukan pekerjaan tersebut akan berbeda dengan
pekerjaan yang sebelumnya, sehingga perlu dilakukan penilaian kembali postur
kerja dari pekerja. Namun jika terjadi perubahan spesifikasi produk, atau
penambahan jenis produk baru, atau rotasi kerja, tidak prlu dilakukan penilaian
kembali postur kerja dari pekerja yang ada.
4. Metode Rapid Upper Limb Assessment
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) merupakan suatu metode penelitian
untuk menginvestigasi gangguan pada anggota badan bagian atas. Metode ini
dirancang oleh Lynn McAtamney dan Nigel Corlett (1993) yang menyediakan
sebuah perhitungan tingkatan beban musculoskeletal di dalam sebuah pekerjaan
yang memiliki resiko pada bagian tubuh dari perut hingga leher atau anggota
badan bagian atas.
Metode ini tidak membutuhkan peralatan spesial dalam penetapan penetapan
penilain postur leher, punggung, dan lengan atas. Setiap pergerakan diberi skor
yang telah ditetapkan. RULA dikembangkan sebagai suatu metode untuk
mendeteksi postur kerja yang merupakan faktor resiko. Metode didesain untuk
menilai para pekerja dan megetahui beban muskuluskeletal yang kemungkinan
menimbulkan gangguan pada anggota badan bagian atas.
Metode ini menggunakan diagram dari postur dan tiga tabel skor dalam
menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor resiko yang telah diinvestigasi
dijelaskan oleh McPhee sebagai factor beban eksternal yaitu:
1. Jumlah pergerakan
2. Kerja otot statis
3. Tenaga/kekuatan
4. Penentuan postur kerja untuk peralatan
5. Waktu kerja tanpa istirahat
Dalam usaha untuk penilaian 4 faktor beban eksternal (jumlah gerakan kerja
otot statis, tenaga kekuatan dan postur), RULA dikembangkan untuk (Mc
Atamney dan Corlett, 1993):
1. Memberikan sebuah metode penyaringan suatu populasi kerja dengan cepat,
yang berhubungan dengan kerja yang beresiko yang menyebabkan gangguan
pada anggota badan bagian atas.
2. Mengidentifikasi usaha otot yang berhubungan dengan postur kerja, penggunan
tenaga kerja dan kerja yang berulang-ulang yang dapat menimbulkan kelelahan
otot.
3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dengan sebuah metode penilaian
ergonomi yaitu epidomiologi, fisik, mental, lingkungan dan faktor organisasi.
Pengembangan dari RULA terdiri atas tiga tahapan yaitu:
1. Mengidentifikasi postur kerja
2. Sistem pemberian skor
3. Skala level tindakan yang menyediakan sebuah pedoman pada tingkat resiko
yang ada dan dibutuhkan untuk mendorong penilaian yang melebihi detail
berkaitan dengan analisis yang didapat.
Ada empat hal yang menjadi aplikasi utama dari RULA, yaitu untuk:
1. Mengukur resiko muskuleskeletal, biasanya sebagia bagian dari perbaikan yang
lebih luas dari ergonomi.
2. Membandingkan beban muskuleskeletal antara rancangan stasiun kerja yang
sekarang dengan yang telah dimodifikasi.
3. Mengevaluasi keluaran misalnya produktifitas atau kesesuaian pengguanaan
peralatan.
4. Melatih pekerja tentang beban muskuleskeletal yang diakibatkan perbedaan
postur kerja.
Pemeriksaan atau pengukuran dimulai dengan mengamati operator selama
beberapa siklus kerja untuk menentukan tugas dan postur pengukuran. Pemilihan
mungkin dilakukan pada postur dengan siklus kerja terlama dimanabeban terbesar
terjadi. Karena RULA dapat dilakukan dengan cepat, maka pengukuran dapat
dilakukan pada setiap postur pada siklus kerja.
Tahap 1
Kelompok A memperlihatkan postur tubuh bagian lengan atas, lengan bawah
pergelangan tangan. Kisaran lengan atas diukur dan diskor dengan dasar
penemuan dari studi yang dilakukan oleh Tichauer, Caffin, Herbert Et Al,
Hagbeg, Schuld dan Harms-Ringdahl dan Shuldt. Skor-skor tersebut adalah:
 1 untuk 20° extension hingga 20° flexion.
 2 untuk extension lebih dari 20° atau 20° - 45° flexion.
 3 untuk 45° - 90° flexion.
 4 untuk 90° flexion atau lebih.
Keterangan:
+ 1 jika pundak atau bahu ditinggikan.
+ 1 jika lengan atas abdusted.
-1 jika operator bersandar atau bobot lengan ditopang.

Gambar 1. Range pergerakan lengan atas (a) postur alamiah, (b) postur extension
dan flexion dan (c) postur lengan atas flexion
Rentang untuk lengan bawah dikembangkan dari penelitin Granjean dan
Tichauer. Skor tersebut adalah:
1 untuk 60° - 100° flexion.
2 untuk kurang dari 60° atau lebih dari 100° flexion.

Keterangan:
+ 1 jika lengan bekerja melintasi garis tengah badan atau keluar dari sisi.
Gambar 2. Range pergerakan lengan bawah (a) postur flexion 60° - 100°, (b)
postur alamiah dan (c) postur 100
Panduan untuk pergelangan tangan dikembangkan dari penelitian Health and
Safety Executive, digunakan untuk menghasilkan skor postur sebagai berikut:
 1 untuk berada pada posisi netral.
 2 untuk 0 - 15° flexion maupun extension.
 3 untuk 15° atau lebih flexion maupun extension.
Keterangan:
+1 jika pergelangan tangan berada pada deviasi radial maupun ulnar.

Gambar 3. Range pergerakan pergelangan tangan (a), (b) postur flexion 15°+, (c)
postur 0° - 15° flexion maupun extension, (c) postur extension 15°+
Putaran pergerakan tangan (pronation dan supination) yang dikeluarkan oleh
health and safety executive pada postur netral berdasar pada Tichauer. Skor
tersebut adalah
 +1 jika pergelangan tangan berada pda rentang menengah
putaran.
 +2 jika pergelangan tangan pada atau hampir berada pada
akhir rentang putaran.

Gambar 4. Range pergerakan pergelangan tangan dengan postur alamiah


Kelompok B, rentang postur untuk leher didasarkan pada studi yang dilakukan
oleh Chaffin dan Kilbom Et Al. Skor dan kisaran tersebut adalah:
 1 untuk 0 - 10° flexion.
 2 untuk 10 - 20° flexion.
 3 untuk 20° atau lebih flexion.
 4 jika dalam extention.

Gambar 5. Range pergerakan leher (a) postur alamiah, (b) postur 10° - 20°
flexion, (c) postur 20° atau lebih flexion dan (d) postur extension
Apabila leher diputar atau dibengkokkan.
Keterangan :
+1 jika leher diputar atau posisi miring, dibengkokkan ke kanan atau kiri.

Gambar 6. Range pergerakan leher yang diputar atau dibengkokkan (a)postur


alamiah, (b) postur leher diputar dan (c) postur leher dibengkokkan

Kisaran untuk punggung dikembangkan oleh Druy, Grandjean dan Grandjean Et Al:
 1 ketika duduk dan ditopang dengan baik dengan sudut paha tubuh 90° atau
lebih.
 2 untuk 0 - 20° flexion.
 3 untuk 20° - 60° flexion.
 4 untuk 60° atau lebih flexion.

Gambar 7. Range pergerakan punggung (a) postur 20° - 60° flexion,


(b) postur alamiah, (c) postur 0° - 20° flexion dan (d) postur 60° atau lebih flexion
Punggung diputar atau dibengkokkan. Keterangan:
 +1 jika tubuh diputar.
 +1 jika tubuh miring kesamping.

Gambar 8. Range pergerakan punggung yang diputar atau dibengkokkan (a)postur


alamiah, (b) postur punggung diputar dan (c) postur dibengkokkan
Kisaran untuk kaki dengan skor postur kaki ditetapkan sebagai berikut:
 +1 jika kaki tertopang ketika duduk dengan bobot seimbang rata.
 +1 jika berdiri dimana bobot tubuh tersebar merata pada kaki dimana
terdapat ruang untuk berubah posisi.
 +2 jika kaki tidak tertopang atau bobot tubuh tidak tersebar merata.

Gambar 9. Range pergerakan kaki (a) kaki tertopang, bobot tersebar merata dan
(b) kaki tidak tertopang, bobot tidak tersebar merata.
Tahap 2
Perkembangan sistem untuk pengelompokan skor postur bagian tubuh gambar sikap
kerja yang dihasilkan dari postur kelompok A yang meliputi lengan atas, lengan
bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan diamati dan ditentukan
skor untuk masing-masing postur. Kemudian skor tersebut dimasukkan dalam tabel
A untuk memperoleh skor A.

Tabel 1 Tabel A dalam Worksheet RULA

Gambar sikap kerja yang dihasilkan dari postur kelompok B yaitu leher,
punggung (badan) dan kaki diamati dan ditentukan skor untuk masing-masing postur.
Kemudian skor tersebut dimasukkan ke dalam tabel B untuk memperoleh skor B.

Tabel 2. Tabel B dalam Worksheet RULA


Kemudian sistem pemberian skor dilanjutkan dengan melibatkan otot dan tenaga yang
digunakan. Penggunaan yang melibatkan otot dikembangkan berdasarkan penelitian
Durry, yaitu skor untuk penggunaan otot sebagai berikut:
 + 1 jika postur statis (dipertahankan dalam waktu 1 menit) atau penggunaan
postur tersebut berulang lebih dati 4 kali dalam 1 menit.
 Penggunaan tenaga (beban) dikembangkan berdasarkan penelitian.
Putz-Anderson dan Stevenson dan Baaida, yaitu sebagai berikut:
 0 jika pembebanan sesekali atau tenaga kurang dari 2 kg dan ditahan.
 1 jika beban sesekali 2-10 kg.
 2 jika beban 2-10 kg bersifat statis atau berulang.
 2 jika beban sesekali namun lebih dari 10 kg.
 3 jika beban atau tenaga lebih dari 10 kg dialami
secara statis atau berulang.
 4 jika pembebanan seberapapun besarnya dialami dengan sentakan
cepat.
Skor penggunaan otot dan skor tenaga pada kelompok tubuh bagian A dan B diukur
da dicatat dalam kotak-kotak yang tersedia kemudian ditambahkan dengan skor
yang berasal dari tabel A dan B, yaitu sebagai berikut:
 Skor A + skor penggunaan otot + skor tenaga (beban) untuk kelompok
A = skor C.
 Skor B + skor pengguanaan otot + skor tenaga (beban) untuk kelompok
B = skor D.

Gambar 10. Perhitungan RULA


Tahap 3
Pengembangan grand gcore dan daftar tindakan setiap kombinasi skor C dan
skor D diberikan rating yang disebut grand score, yang nilainya 1 sampai 7.

Tabel 3. Grand Score dalam RULA

Setelah diperoleh grand score, yang bernilai 1 sampai 7 menunjukkan level


tindakan (action level) sebagai berikut:
Action level 1 (tingkat tindakan 1)
Suatu skor 1 atau 2 menunjukkan bahwa postur ini biasa diterima
jika tidak dipertahankan atau tidak berulang dalam periode yang
lama.
Action level 2 (tingkat tindakan 2)
Skor 3 atau 4 menunjukkan bahwa diperlukan pemeriksaan
lanjutan dan juga diperlukan perubahan-perubahan.
Action level 3 (tingkat tindakan 3)
Skor 5 atau 6 menunjukkan bahwa pemeriksaaan dan perubahan
perlu segera dilakukan.
Action level 4 (tingkat tindakan 4)
Skor 7 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka
pemeriksaan dan
perubahan diperlukan dengan segera (saat itu juga)
VIII. METODE PENGUMPULAN DATA
1. Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. KANISIUS
2. Sumber data dan jenis data
Data yang diperoleh meliputi:
a. Gambaran umum perusahaan
b. Organisasi dan manajemen perusahaan
c. Proses produksi
3. Metode pengumpulan data
a. Metode pengumpulan data primer
1) Metode wawancara
Mengadakan wawancara secara langsung dalam bentuk
pertanyaan kepada responden, dalam hal ini karyawan serta staf
yang terkait secara langsung dengan obyek penelitian.
2) Metode observasi
Pengambilan data secara langsung dengan cara mengamati
dan mencatat pada obyek peneliti untuk mengetahui prosesnya
b. Metode pengambilan data sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung sumber data ini di
peroleh dari literatur,majalah,publikasi maupun sumber-sumber lain
yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas..

IX. SISTEMATIS SUSUSNAN LAPORAN KP


Dalam penyajian laporan kerja praktek pada industri ini terbagi dalam
beberapa bab sebagai berikut :
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Kerja Praktek
E. Manfaat Kerja Praktek
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan
B. Misi dan Tujuan Perusahaan
C. Struktur Organisasi Perusahaan
D. Tata Letak Fasilitas Pabrik
BAB III SISTEM PRODUKSI
A. Penangana Bahan Baku
1. Jenis Bahan Baku
2. Pengadaan Bahan Baku
3. Penangganan Bahan Baku
B. PROSES PRODUKSI
1. Proses Produsi
2. Peta Aliran Proses
C. Hasil Produksi
1. Jenis Produk
2. Pengendalian Kualitas Produk
BAB IV PEMASARAN PRODUKSI
A. Masalah Pemasaran Produksi
B. Saluran Distribusi
BAB V KESELAMATAN KERJA DAN SANITASI
A. Fasilitas Keselamatan Kerja

B. Fasilitas Sanitasi

C. Limbah dan Cara Penanganannya

D. Teknologi Pengolahan Limbah Industri Percetakan


BAB VI TUGAS KHUSUS
A. Landasan Teori
B. Pengumpulan dan Pengolahan Data
C. Pembahasan
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kritik Dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

X. Rencana Pelaksanaan Kerja Praktek


Pelaksanaan Kerja Praktek akan dilaksanakan selama 3 bulan terhitung mulai
dari tahap persiapan hingga tahap pelaporan. Adapun rencana Kerja Praktek yang
ingin saya lakukan tertuang dalam jadwal sebagai berikut :
April Mei Juni Juli
Kegiatan
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1. Tahap Persiapan
a. Persiapan Judul
b. Penyelesaian
Administrasi di
kampus
c. Pengajuan
Proposal
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan
Data
b. Pengolahan Data
c. Penarikan
Kesimpulan
3. Tahap Pelaporan
a. Penyusunan
Laporan
b. Konsultasi dan
Revisi Laporan
c. Penyempurnaan
Laporan Kerja
Praktek

XI. Penutup
Demikian proposal ini saya susun dengan harapan dapat memberikan
gambaran yang jelas tentang maksud dan tujuan diadakan Kerja Praktek (KP).
Semoga dari pihak instansi berkenan untuk memberikan kesempatan pelaksanaan
kerja praktek.

Yogyakarta, 8 juni 2017


Pemohon

Engelberth Ivangelist Lamalouk


DAFTAR PUSTAKA

Anizar & Joko Suriadi. (2008). Analisa Postur Kerja Operator Pada Bagian Boiler
Dengan Metode Ovako Working Posture Analysis System Di PTPN V Sei
Rokan Riau.Makalah dalam Seminar Nasional Teknik Industri dan Kongres
BKSTI V. Makassar,16-17 Juli 2008.

Luader,R,. A Proposed RULA for Computer Users, Procceding of the Ergonomics


Summer Workshop, UC Berkeley Center for Occupational & Environmental
Health Continuing Program, San Fransisco, August 8-9, 1996.

McAtamney, L. & Corlett, E.N., RULA : a survey method for the investigation of
work-related upper limb disorders, Applied Ergonomics, 24, 91-99,
University of Nottingham, England, 1993.

Nazlina, Buchari, dan Selvi Indah Ria. (2008). Usulan Perancangan Postur Kerja
dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika dan Fisiologi pada
Aktivitas Pencetakan Batu Bata. Makalah dalam Seminar Nasional Teknik
Industri dan Kongres BKSTI V. Makassar,16-17 Juli 2008.

Pourmahabadian, Muhammad, Mehdi Akhavan dan Kamal Azzam, 2008,


Investigation of risk factors of work-Related Upper-Limb Musculoskeletal
Disorders in a Pharmaceutical Industry, Journal of Applied Sciences 8 (7):
1262-1267.

Raliby, Eko M. Widodo, dan M. Aman. (2008). Studi Intervensi Ergonomi dan
Penilaian Tingkat Resiko Terhadap Pengrajin Pahat Batu di Sentra Industri
Pahat Batu Prumpung. Makalah dalam Seminar Nasional Teknik Industri
dan Kongres BKSTI V. Makassar,16-17 Juli 2008.
Wikipedia. Tanpa Tahun. Sejarah Perkembangan PT. KANISIUS terdapat dalam
http://www.kanisiusmedia.com/page/detail/1, diakses pada Kamis 20 April
2017, pukul 21.11 WIB

Anda mungkin juga menyukai